Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH BIOLOGI DASAR

“ SISTEM ORGAN MAKHLUK HIDUP ”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Dasar

Dosen Pengampuh : Neni Murniati S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 4

Lara Dwi Sartika A1F020029 (A)


Sulis Susilawati A1F020017(A)
Syabila Vraza Ramadhani A1F020019(A)
Trisna Nur Fabella A1F020011(A)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS BENGKULU

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta innayah-Nya. Shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada rekan rekan kami yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dan kepada kedua orang tua kami tercinta yang tiada
henti-hentinya memberikan doa dan dukungan baik moral maupun material yang
telah diberikan. Dengan memahami isi-isinya diharapkan bagi semua pembaca
makalah ini dapat memahami pembahasan dan penjelasan mengenai Sistem Organ
yang dituangkan dalam makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi kami khususnya dan bagi semua pihak yang
membacanya. Dan semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif
dalam proses belajar dan mengajar. Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf bila ada informasi yang
salah dan kurang lengkap. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca mengenai makalah ini agar kedepannya kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi.

Bengkulu,10 September 2021 Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
1. Sistem Organ Manusia ............................................................................................ 2
a. Sistem Organ Pernapasan Manusia ..................................................................... 2
b. Sistem Organ Pencernaan Manusia..................................................................... 5
c. Sistem Peredaran Darah Manusia ....................................................................... 8
d. System Gerak Pada Manusia............................................................................. 11
e. Sistem Organ Eksresi Manusia ......................................................................... 13
f. Sistem Hormon Pada Manusia .......................................................................... 14
g. Sistem Koordinasi Pada Manusia ..................................................................... 16
h. System Organ indra........................................................................................... 17
2. SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN ...................................................................... 18
a. Sistem respirasi (pernapasan)............................................................................ 19
b. Sistem transportasi (pengangkut) ...................................................................... 19
c. Sistem traspirasi (penguapan) ........................................................................... 20
d. Sistem gerak ...................................................................................................... 20
3. Sistem Organ Pada Hewan .................................................................................... 22
a. Sistem Peredaran Darah ................................................................................... 22
b. Sistem Saraf ...................................................................................................... 29
c. Sistem Pencernaan ............................................................................................ 31
d. Sistem Pernapasan ............................................................................................ 35
e. Sistem Reproduksi ............................................................................................ 41
BAB III ............................................................................................................................. 57

ii
PENUTUP ........................................................................................................................ 57
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 57
B. SARAN ................................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 58

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah organisme multiseluler yang kompleks di mana untuk


melangsungkan hidupnya membutuhkan kerja dari berbagai macam alat tubuh.
Tubuh tersusun atas sel-sel sebagai unit pembangun tubuh. Sel-sel yang memiliki
bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Beberapa jaringan akan
menyatu untuk membentuk organ, dan organ-organ yang memiliki fungsi yang
bersesuaian akan membentuk sistem organ.

Sistem organ tersusun atas beberapa organ yang bekerja sama untuk
menjalankan fungsi tertentu. Misalnya saja sistem pencernaan kita yang terdiri
atas berbagai organ mulai dari mulut, lambung, hingga usus. Rusaknya salah satu
organ dalam suatu sistem akan mengganggu kerja dari keseluruhan sistem organ
tersebut. Apabila lambung mengalami kebocoran, tentu saja proses pencernaan
makanan akan mengalami gangguan.

Pada dasarnya setiap sistem organ memiliki fungsi tertentu, misalnya


sistem pencernaan. Sistem pencernaan tersebut berperan dalam mencerna
dan menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Kerusakan
pada salah satu anggota dari suatu sistemorgan akan mengganggu fungsi dari
sistem orang yang bersangkut. Bahkan, apabila kerusakan tersebut pada salah satu
sistem organ akan menimbulkan gangguan pada seluruh tubuh. Hal ini karena
setiap sistem organ memiliki peran penting, yaitu menyelenggarakan
berbagai proses untuk kelangsungan hidupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sistem organ yang ada pada manusia ?
2. Apa saja sistem organ yang ada pada hewan tingkat tinggi ?
3. Apa saja sistem organ yang ada pada tumbuhan ?

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui macam-macam sistem organ pada manusia
2. Untuk dapat mengetahui macam- macam sistem organ yang ada pada
tumbuhan
3. Untuk dapat mengetahui macam-macam sistem organ yang ada pada
hewan tingkat tinggi

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sistem Organ Manusia


System organ pada manusia terdiri atas system pernapasan,system pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem gerak, sistem eksresi, sistem hormon, sistem
koordinasi, dan system indra. Seluruh sistem dikoordinasikan oleh system syaraf
dan hormon sehingga terwujudlah organisme (Kurniasih, 2018 : 2)

a. Sistem Organ Pernapasan Manusia


1) Pengertian

Pernapasan adalah proses yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan


energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam pernapasan yaitu
pernapasaneksternal (luar) dan internal (dalam). Pernapasan luarmeliputi proses
pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 danuap air antara organisme dengan
lingkungannya. Pernapasaninternal disebut juga pernapasan seluler karena
pernapasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Pernapasan seluler melalui tiga tahap, yaitu glikolisis, siklus krebs, dan transport
elektron.

a) Glikolisis Adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa


menjadi asam piruvat. Reaksi ini melepaskan energi untuk menghasilkan
ATP dan NADH2 Glikolisis terjadi di sitoplasma dan tidak membutuhkan
oksigen.
b) Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat)
Adalah serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah asetil KoA
menjadi CO2 Dalam siklus ini, asetil KoA dioksidasi secara sempurna.
c) Transport Elektron
Adalah serangkaian reaksi yang melibatkan systemcarrier elektron
(elektron pembawa). Elektron ditranspor dalam serangkaian reaksi redoks
(reduksi oksidasi) dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin,
dan flavoprotein. Reaksi ini menghasilkan H20. Berdasarkan kebutuhan
akan oksigen, pernapasan seluler dibagi menjadi pernapasan aerob dan
pernapasan anaerob. Pernapasan aerob adalah pernapasan yang
memerlukan oksigen, sedangkan pernapasan anaerob tidak membutuhkan
oksigen. Pada pernafasan eksternal melibatkan organ-organ yang termasuk
dalam sistem pernafasan. Organ tersebut bekerja sama untuk dapat
memasukan dan mengeluarkan gas-gas yang diperlukan dan yang tidak
diperlukan oleh tubuh kita.

2
2) Organ Sistem Pernapasan

Untuk menjalankan fungsi pernafasan paru-paru tidak dapat bekerja sendiri,


melainkan memerlukan dukungan organ-organ lainnya. Organ - organ yang
membentuk sistem pernafasan manusia secara berurutan adalah hidung, faring,
laring, trakea, bronchus, broncheolus dan alveolus. Diantara alat-alat pernafasan
tersebut adalah :

a) Rongga hidung

Hidung merupakan jalan masuknya oksigen Sekaligus jalan keluarnya udara


sisa pernafasan (CO2 dan uap air).Udara pernafasan dalam hidung mengalami tiga
kali proses yakni : disaring oleh rambut-rambut hidung dan selaput lendir
,disesuaikan suhunya, diatur kelembapannya (kadar airnya)

b) Batang tenggorokan (Trakea)

Bertetangga dengan kerongkongan tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Pada


ujung tenggorokan terdapat anak tekak / faring. Alat ini merupakan katup
pembatas antara saluran pernafasan/trakea dengan saluran makanan yaitu
kerongkongan. Alat ini akan menutup saluran makanan ketika kita bernafas dan
akan menutup saluran nafas ketika kita menelan makanan. Batang tenggorokan
memanjang mulai dari pangkal rongga mulut sampai rongga dada. Yang
menghubungkan rongga hidung dan mulut dengan paru-paru. Sehingga selain kita
dapat bernafas melalui hidung dapat juga dilakukan melalui mulut. Tetapi karena
tidak ada rambut dan lendir seperti dalam rongga hidung maka bernafas sebaiknya
melalui hidung .

Batang tenggorokan selalu dalam keadaan terbuka sehingga proses pernafasan


dapat berlangsung setiap saat. Dinding batang tenggorokan merupakan gelang-
gelang yang tersusun dari tulang rawan. Bagian dalam dinding batang
tenggorokan dilapisi selaput lendir yang memiliki sel-sel rambut getar. Rambut
getar ini berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang masuk bersama dengan
udara pernafasan. Bila udara yang masuk itu kotor dan tidak dapat dikeluarkan
seluruhnya serta mengandung bakteri atau virus maka akan berakibat infeksi
radang tenggorokan dan mengganggu jalannya pernafasan.

c) Pangkal Tenggorok (Laring)

Pada leher pria kalau kita perhatikan ada tonjolan yang disebut jakun. Pada
wanita juga sebetulnya terdapat juga jakun hanya tidak menonjol seperti pada
pria. Jakun ini tersusun dari katup pangkal tenggorok, perisai tulang rawan serta
gelang-gelang tulang rawan. Di dalam jakun terdapat pita suara yang selalu
bergetar kalau kita bersuara.

3
d) Paru-paru

Paru-paru merupakan pusat alat pernafasan. Di dalam paru-paru terjadi


peristiwa pertukaran antara gas 02 dari luar dengan gas CO2 dan gas H20 (uap
air) yang berasal dari dalam darah sebagai sisa atau limbah dari proses oksidasi
biologis. Selain pembatas otot diafragma juga berperan aktif dalam proses
pernafasan. Di dalam paru-paru bronkhus bercabang-cabang yang cukup banyak
yang disebut brokheolus. Mekanisme pernapasan manusia terbagi menjadi dua
yaitu proses inspirasi dan eksprasi. Adapun proses inspirasi meliputi :

 Bila otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi akibatnya tulang rusuk akan
terangkat.
 Kontraksi otot antar tulang rusuk dikuti oleh kontraksi otot diafragma.
 Kontraksi kedua otot tersebut menyebabkan rongga dada menjadi besar.
 Rongga dada membesar tetapi tekanan udara di dalamnya justru menjadi
berkurang

Sedangkan Ekspirasi adalah sebagai berikut :


 Bila otot-otot antar tulang rusuk berelaksasi maka tulang rusuk akan turun.
 Relaksasi otot antar tulang rusuk diikuti oleh relaksasinya otot diafragma.
 Relaksasi kedua otot tersebut menyebabkan rongga dada mengecil.
 Bila rongga dada mengecil maka tekanan udara di dalamnya justru
menjadi besar
 Akibatnya udara keluar dari paru-paru atau menghembuskan nafas.

pernapasan inspirasi dan ekspirasi

Ketika udara sudah sampai paru-paru (alveolus) Oksigen akan berosmosis


masuk ke dalam pembuluh darah. Kebalikannya karbondioksida dari pembuluh
darah masuk ke alveolus. Bersama gas lainnya yang tidak diperlukan tubuh
karbondioksida akan mengalami “arus balik” dari alveolus ke broncheolus,
bronchus, trakea, laring, faring dan dihembuskan melalui hidung.

Sedangkan oksigen yang masuk ke pembuluh darah akan diedarkan ke


seluruh tubuh. Di dalam setiap sel tubuh kita oksigen akan bertemu dengan sari-

4
sari makanan yang juga dibawa oleh pembuluh darah dari sistem pencernaan.
Maka terjadilah proses oksidasi makanan dalam setiap sel tubuh oleh oksigen
yang menghasilkan energi.

3) Kelainan atau Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia.


a) Flu Penyakit ini paling sering kita temukan di sekitar kita sehari-hari.
Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza, dapat menular melalui udara
pernafasan bila kita ngobrol dengan orang yang sedang sakit flu, atau
melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi virus
tersebut. Demam, bersin dan pilek inilah ciri-ciri orang yang terkena
penyakit flu.
b) Asma Merupakan penyakit genetis yang disebabkan penyempi- tan pada
broncheolus yang dapat dipicu oleh udara dingin, debu dan makanan
tertentu.
c) Empisema Pembengkakan paru-paru yang disebabkan pembuluh darah
paru-paru banyak kemasukan udara.
d) Tuberkulosis atau TBC Penyakit paru-paru ini disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat menyebabkan sel-sel
paru-paru mati sehingga orang yang memiliki penyakit ini nafasasnya
tersengal-sengal.

b. Sistem Organ Pencernaan Manusia


1) Pengertian

Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal, adalah


saluran yang memanjang dari mulut hingga ke anus. Saluran ini berfungsi untuk
mencerna, memecah, dan menyerap zat gizi makanan untuk dikirimkan melalui
peredaran darah.

Sistem pencernaan, atau sistem gastrointestinal, terdiri dari organ-organ


pencernaan yang dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran
pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.Organ-organ saluran pencernaan
meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar,
rektum, dan anus. Sementara itu, organ-organ pencernaan pelengkap adalah
mulut, kantung emepedu, kelenjar air liur, hati dan pankreas.

Kerja sistem pencernaan manusia dikendalikan oleh sistem saraf, peredaran


darah, dan beragam hormon. Selain itu, proses pencernaan makanan juga dibantu
oleh triliunan bakteri bermanfaat di dalam usus yang disebut flora atau
mikrobioma.
Setiap organ sistem pencernaan membantu menggerakkan makanan dan
cairan yang Anda konsumsi dalam urutan tertentu. Sepanjang berada dalam
saluran pencernaan, semua makanan dan cairan akan diuraikan menjadi bentuk
yang sangat kecil.Hasil pencernaan yang berukuran kecil tersebut kemudian
diserap dan disalurkan ke seluruh tubuh melalui system peredaran darah.

5
Sementara itu, ampas makanan yang tidak lagi mengandung zat gizi akan
dikeluarkan dalam bentuk feses.

Proses pencernaan makanan terdiri atas pencernaan mekanik atau fisika


dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik pada manusia merupakan
pencernaan yang terjadi dalam mulut dan lambung. Dalam mulut pencernaan
mekanik dibantu dengan gigi dan lidah. Sementara itu, dalam lambung berupa
gerakan seperti meremas makanan. Gerakan mekanik di dalam lambung dilakukan
oleh otot polos. Pencernaan mekanik bertujuan untuk mengubah ukuran makanan
menjadi lebih kecil.

Sedangkan pencernaan kimiawi merupakan proses penghancuran partikel-


partikel makanan menjadi makin halus atau jadi bubur halus dengan
menggunakan enzim. Melalui pencernaan kimiawi inilah bahan makanan menjadi
nutrisi- nutrisi sederhana yang siap diserap tubuh. Pencernaan kimiawi
memerlukan bantuan zat kimia berupa enzim yang dihasilkan kelenjar-kelenjar
pencernaan. Pencernaan kimiawi dalam tubuh kita berlangsung mulai dari mulut,
lambung dan usus halus (Kurniasih, 2018 : 21)

2) Alur atau proses pencernaan

Pencernaan kimiawi dimulai langsung saat makanan memasuki mulut.


Kemudian, proses pencernaan ini akan berakhir di usus besar.

(1) Pencernaan di mulut

Saat mulai makan, mulut baru akan mengunyah makanan menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil agar mudah dicerna.Setelah dicerna secara mekanik,
makanan di mulut juga akan mengalami pencernaan kimiawi berkat air liur. Air
liur mengandung enzim pencernaan yang memberi tanda bahwa pencernaan akan
dimulai.Beberapa jenis enzim pencernaan kimiawi yang ada di rongga mulut,
termasuk:

 Lingual lipase, yakni enzim yang bertugas untuk mencerna jenis lemak
yang disebut trigliserida
 Amilase saliva, yaitu enzim yang mencerna karbohidrat sebagai
polisakarida

(2) Kerongkongan

Kerongkongan akan menerima makanan dari mulut saat proses menelan.


Epiglotis adalah lipatan kecil yang terdapat di tenggorokan saat seseorang
menelan untuk mencegah kejadian tersedak (ketika makanan masuk ke
tenggorokan). Serangkaian kontraksi otot di dalam kerongkongan yang disebut
peristaltik kemudian mengantarkan makanan untuk menuju ke perut. Tetapi,

6
pertama-tama otot mirip cincin di bagian bawah kerongkongan yang disebut
sfingter esofagus bagian bawah, harus rileks terlebih dahulu untuk membiarkan
makanan masuk. Sfingter kemudian berkontraksi dan mencegah isi perut mengalir
kembali ke kerongkongan.

(3) Pencernaan di lambung

Setelah dari mulut, makanan akan bergerak melewati kerongkongan


menuju lambung. Terdapat dua enzim utama dalam lambung untuk mencerna
makanan ini secara kimiawi, yaitu:

 pepsin, yakni enzim yang mencerna protein menjadi peptida yang lebih
kecil
 Lipase lambung, yaitu enzim yang juga bertugas untuk mencerna
trigliserida

Di dalam lambung, tubuh juga akan menyerap zat-zat yang larut dalam lemak,
seperti aspirin dan alkohol. Makanan yang sudah melewati pencernaan kimiawi
dan penyerapan di lambung akan menghasilkan kim atau bubur makanan yang
kemudian akan bergerak menuju usus halus.

(4) Pencernaan di usus halus

Usus halus boleh jadi merupakan pusat terjadinya penyerapan kimiawi. Di


usus halus, terjadi pencernaan komponen kunci dalam makanan, seperti asam
amino, peptida, dan glukosa untuk energi. Enzim yang dihasilkan sangat beragam
yang juga disumbangkan oleh pankreas di dekatnya.Berikut ini beberapa enzim
dari pankreas yang amat krusial dalam pencernaan kimiawi:

 Amilase pankreas, yang juga bertugas untuk mencerna polisakarida


menjadi disakarida
 Lipase pankreas, enzim yang juga membantu mencerna trigliserida
menjadi asam lemak
 Nuklease pankreas, enzim untuk mencerna asam nukleat menjadi
nukleotida
 Proteinase pankreas, enzim yang bertugas dalam pencernaan peptida dari
protein menjadi asam amino

Setelah itu, pencernaan kimiawi di usus halus juga akan bertopang pada
enzim-enzim yang dilepaskan oleh usus ini. Beberapa enzim tersebut, termasuk:

 Maltase, enzim yang bertugas untuk mencerna maltosa hasil pencernaan


polisakarida, menjadi glukosa yang merupakan monosakarida.
 Sukrose, yakni enzim yang mencerna disakarida sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa

7
 Peptidase, enzim yang juga mencerna peptida dari protein menjadi asam
amino
 Lipase, enzim yang juga mencerna trigliserida menjadi asam lemak dan
gliserol
 Enterokinase, enzim yang bertugas mencerna tripsinogen menjadi tripsin
 Laktase, enzim yang berperan untuk mencerna laktosa menjadi glukosa
dan galaktosa

Di dalam usus halus, akan terjadi pula penyerapan nutrisi dan sebagian air.

(5) Usus besar

Usus besar tidak memiliki enzim pencernaan. Penghancuran makanan lebih


lanjut dilakukan oleh bakteri di usus ini. Di dalam usus besar, terjadi pula
penyerapan vitamin, mineral, dan air.Setelah penyerapan air terjadi di usus besar,
sisa makanan akan turun menuju rektum dan dikeluarkan melalui anus.

3) Kelainan Pada Sistem Pencernaan


a) Diare

Diare adalah peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari disertai
perubahan konsistensi menjadi lebih cair. Kondisi ini bisa disebabkan oleh
perubahan pola makan, infeksi rotavirus, atau bakteri. Diare bisa berlangsung
selama beberapa hari hingga berminggu-minggu.Selain menyebabkan perubahan
frekuensi dan konsistensi BAB, diare juga bisa mengakibatkan penderitanya
mengalami kram perut, demam, kembung, dan mual.
b) Sembelit

Konstipasi atau sembelit adalah perubahan frekuensi BAB menjadi lebih


jarang dan disertai dengan kesulitan BAB. Hal ini bisa disebabkan oleh
menurunnya pergerakan usus. Umumnya seseorang dianggap mengalami sembelit
ketika frekuensi buang air besarnya kurang dari 3 kali dalam seminggu.
c) Wasir (hemoroid)

Wasir terjadi ketika pembuluh darah vena yang terletak di luar atau di dalam
saluran anus (rektum) mengalami pembengkakan. Penyakit ini bisa terjadi pada
siapa saja, namun sekitar 50% penderitanya berusia di atas 50 tahun. Wasir dapat
menimbulkan nyeri dan gatal pada anus, benjolan di anus, serta keluarnya darah
ketika BAB. Kadang wasir juga bisa membuat penderitanya sulit untuk duduk.

c. Sistem Peredaran Darah Manusia


1) Pengertian

Sistem peredaran darah juga disebut sebagai sistem kardiovaskular. Sistem ini
adalah bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah. Tugas utamanya
adalah mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh. Selain

8
mengedarkan oksigen dan nutrisi, sistem peredaran darah masih punya beberapa
fungsi penting lainnya, seperti:

 Membantu stabilitas suhu dan pH tubuh.


 Mempercepat proses pemulihan luka.
 Mempertahankan fungsi berbagai sistem organ di dalam tubuh.
 Mengeluarkan sisa proses metabolisme, contohnya seperti karbon dioksida
melalui paru-paru.
 Menyalurkan berbagai hormon ke seluruh tubuh.

2) Komponen yang terlibat dalam system peredaran darah

Dalam sistem peredaran darah, ada tiga komponen dalam tubuh yang terlibat,
yaitu darah, pembuluh darah, dan jantung. Ketiganya saling berkaitan dan bekerja
sama untuk mengedarkan darah ke setiap sel-sel di seluruh tubuh. Nah, berikut
fungsi masing-masing dari ketiganya:

a) Darah

Darah adalah komponen yang sangat vital. Peranan darah sangat banyak,
mulai dari membawa oksigen, hormon, nutrisi, hingga antibodi ke seluruh tubuh.
Menurut National Institutes of Health, darah terdiri dari cairan dan
padatan.Bagian cair disebut plasma yang terbuat dari air, garam, dan protein.
Lebih dari separuh darah dalam tubuh darah plasma. Bagian padat dalam darah
mengandung sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Sel darah merah mengirimkan oksigen dari paru-paru ke jaringan dan


organ tubuh lainnya. Sementara itu, sel darah putih (WBC) melawan infeksi dan
merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sedangkan trombosit membantu
darah membeku saat tubuh mengalami luka.

Sel-sel dalam tubuh dapat mati, tapi akan digantikan dengan sel baru yang
diproduksi oleh sumsum tulang. Sel darah merah hidup sekitar 120 hari, dan
trombosit hidup sekitar 6 hari. Sedangkan beberapa sel darah putih hidup kurang
dari sehari, tetapi yang lain hidup lebih lama.

b) Pembuluh Darah

Darah dalam tubuh akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh


darah. Pembuluh darah dalam tubuh dibagi menjadi dua jenis, yaitu arteri dan
vena. Arteri bertugas membawa darah yang mengandung oksigen ke seluruh
jaringan dan organ tubuh.Pembuluh darah ini bertugas membawa darah yang kaya
oksigen dari jantung menuju seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali pembuluh
arteri pulmonalis.

Sementara itu, vena bertugas membawa darah dari seluruh jaringan dan
organ tubuh untuk kembali ke jantung. Pembuluh darah vena dibagi lagi menjadi
dua, yaitu vena besar (vena cava) dan vena pulmonalis (vena paru). Vena besar
bertugas membawa darah kotor dari seluruh tubuh yang nantinya dialirkan ke

9
paru-paru untuk ditukar dengan oksigen lewat pernapasan. Sedangkan vena paru
membawa darah bersih yang banyak mengandung oksigen dari paru-paru menuju
jantung.

c) Jantung

Jantung adalah organ dalam tubuh yang kerjanya non-stop, dari awal
hingga akhir kehidupan. Jantung terus berdetak sepanjang hidup untuk memompa
darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Jantung memiliki empat ruangan
yang terbagi menjadi dua bilik (ventrikel) dan dua serambi (atrium). Dalam
serambi dan bilik kiri jantung berisi darah bersih, sementara darah kotak terdapat
di bilik dan serambi kanan.

Sirkulasi peredaran darah terbagi menjadi dua, yaitu peredaran darah besar
dan peredaran kecil. Karena di dalam tubuh manusia memiliki dua peredaran
darah, maka peredaran darah manusia disebut dengan peredaran darah ganda.

Peredaran darah besar atau sistemik merupakan sistem peredaran darah


dari bilik kiri jantung dan dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta (arteri utama)
dan kembali lagi ke jantung (serambi kanan). Atau lebih tepatnya bilik kiri →
aorta → arteri → tubuh → vena → serambi kanan

Darah dari sistem peredaran darah besar adalah jenis darah bersih yang
kaya akan oksigen dan nutrisi. Darah bersih ini dialirkan ke seluruh tubuh hingga
ke bagian paling ujung, yaitu jari tangan dan kaki. Sementara, darah yang berasal
dari seluruh tubuh yang kembali ke jantung adalah darah kotor karena membawa
zat sisa metabolisme tubuh dan karbon dioksida.

Sedangkan peredaran darah kecil atau pulmonal merupakan sistem


peredaran darah dari bilik kanan jantung ke paru-paru melalui arteri paru-paru
(pulmonalis). Peredaran darah ini dimulai saat ventrikel Dexter (bilik kanan)
berkontraksi lalu memompakan darah yang mengandung karbondioksida melalui
pembuluh arteri pulmonalis menuju menuju paru – paru. dan pada paru – paru
terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida pada bagian alveolus.
Darah yang telah mengandung oksigen kemudian dibawa menuju jantung yaitu
pada bagian atrium sinister (serambi kiri) melalui pembuluh darah vena
pulmonalis.

10
gambar sistem peredaran darah

Darah dari sistem peredaran darah kecil adalah jenis darah kotor yang kaya
akan karbondioksida. Darah kotor ini akan dibersihkan dalam paru-paru untuk
setelahnya menjadi darah yang kaya akan oksigen. Darah kotor akan dialirkan ke
bilik kiri jantung melalui vena paru-paru (pulmonalis).

d. System Gerak Pada Manusia


1) Pengertian

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum, gerak dapat
diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian
dari tubuh makhluk hidup. Gerak adalah proses perpindahan dari satu tempat ke
tempat lain untuk mencapai tujuan. Menurut Bergson (1981), gerak memerlukan
waktu yang dinamis. Karena itu, gerak tidak terlepas dari tujuan yang hendak
dicapai (Widati :1 )

Proses terjadinya gerakan pada manusia dimulai dari adanya stimulus (S) yang
diterima oleh reseptor (R) yang terdiri dari panca indera, lantas dibawa oleh
syaraf-syaraf sensorik menuju ke otak (O). Stimulus tersebut diolah di otak, lalu
memberikan balikan melalui syaraf motorik ke alat-alat gerak atau efektor (E)
seperti otot, tulang, dan sendi. Sehingga manusia dapat bergerak.

Ada dua macam gerak manusia, yaitu gerak yang disadari dan gerakan yang
tidak disadari atau gerak refleks. Gerak yang disadari prosesnya melalui otak,
sedangkan gerak yang tidak disadari prosesnya tidak melalui otak melainkan
melalui sumsum tulang belakang

2) Komponen Sistem Gerak

Adanya gerak pada manusia ini lantaran alat gerak yang tersusun dalam
sistem gerak di tubuh manusia. Sistem gerak pada manusia terdiri dari rangka atau
tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif, Disamping itu ada
pula sendi yang merupakan tempat terhubungnya dua tulang atau lebih sehingga
hubungan antar tulang-tulang dapat digerakan.

11
a) Rangka atau Tulang

Rangka merupakan susunan tulang yang saling berhubungan dan


mempunyai fungsi utama yakni sebagai alat gerak pasif yang artinya tulang hanya
bisa bekerja atau bergerak apabila ada bantuan dari otot. Tulang juga berfungsi
sebagai penopang tubuh, tempat menempelnya otot, melindungi organ dalam, dan
tempat pembentukan sel darah baik darah merah maupun darah putih. Dalam
sistem gerak pada manusia, struktur tulang terbagi ke dalam beberapa lapisan,
yaitu periosteum, tulang kompak, tulang spons, rongga sum-sum atau rongga
medulla dan tulang rawan atau kartilago.

b) Persendian

Jika dilihat berdasarkan banyak tidaknya digerakan maka persendian


dikelompokan menjadi 3, yaitu sinartrosis (hubungan antar tulang yang tidak
memungkinkan adanya gerakan seperti tengkorak), sendi amfiartrosis (Hubungan
antar tulang yang memungkinkan gerakan terbatas seperti sendi antar ruas
belakang), dan yang terakhir sendi diartrosis (hubungan antar tulang yang
memungkinkan terjadinya banyak gerakan).

Adapun jenis-jenis gerakan menurut pergerakan sendi meliputi:

 Fleksi, yaitu memperkecil sudut diantara dua bagian rangka dalam bidang
sagital.
 Ekstensi, yaitu memperbesar sudut diantara dua bagian rangka dalam
bidang sagital.
 Adduksi, yaitu mendekatkan bagian rangka ke bidang tengah badan.
 Abduksi, yaitu menjauhkan bagian rangka dari bidang tengah badan.
 Rotasi, yaitu gerakan sekeliling sumbu panjang suatu bagian rangka
(berputar pada porosnya).
 Sirkumduksi, yaitu gerak melingkar kombinasi dari semua gerak tersebut
di atas

c) Otot

Selain tulang dan sendi, gerak pada manusia juga bertumpu pada otot. Otot
merupakan sebuah jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia yang fungsinya
sebagai alat gerak aktif untuk membantu tulang agar dapat bergerak. Gerak pada
manusia terjadi karena proses kontraksi otot yang membutuhkan energi dan
relaksasi otot. Jenis gerakan menurut jumlah otot yang bergerak pada garis
besarnya terdiri dari dua, yaitu:

 Gerakan kasar (Gross motor), ialah gerakan yang dilakukan oleh banyak
otot. Misalnya gerakan berjalan, berlari, meloncat, melompat.

12
 Gerakan halus (Fine motor), ialah gerakan yang dilakukan oleh sedikit
otot. Misalnya gerakan menulis, menggambar, makan, minum.

e. Sistem Organ Eksresi Manusia


Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk
mengolah dan membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Jika
tidak dikeluarkan dari tubuh, zat-zat tersebut dapat menimbulkan sejumlah
masalah kesehatan. Ada empat organ yang bertanggung jawab untuk menjalankan
proses ekskresi. Berikut rinciannya:

a) Ginjal

Setiap makanan, minuman, dan obat yang Anda konsumsi akan menyisakan
zat limbah setelah dicerna oleh tubuh. Tubuh Anda pun memproduksi zat limbah
saat memperbaiki sel-sel yang rusak atau menjalankan metabolisme untuk
menghasilkan energi.Organ ginjal merupakan organ utama sistem ekskresi yang
berfungsi membuang produk limbah beracun dalam darah dan kelebihan cairan
lainnya. Jika tidak dibuang, limbah akan menumpuk dalam darah dan
menyebabkan beberapa masalah kesehatan.Darah dari seluruh tubuh mengalir
masuk dan keluar ginjal berkali-kali selama 24 jam tanpa henti.

Ginjal menyaring darah yang masuk, lalu membuang limbah di dalamnya


lewat urine. Setelah itu, darah keluar dari ginjal dan kembali beredar ke seluruh
tubuh.Tubuh membuang urine melalui uretra saat buang air kecil. Rata-rata,
sekitar dua liter limbah akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine. Seluruh
proses ini diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia lainnya di
dalam tubuh Anda.

b) Hati (liver)

Kerja ginjal untuk membuang kotoran ternyata bersinggungan erat dengan


fungsi hati pada sistem ekskresi manusia. Sebelum disaring di dalam ginjal, hati
akan lebih dulu menyaring darah untuk memisahkannya dari limbah-
limbahnya.Salah satu zat limbah yang dibuang oleh hati yakni amonia. Zat ini
berasal dari proses penguraian protein di dalam tubuh. Jika tubuh tidak dapat
membuang amonia, zat ini bisa menyebabkan penyakit ginjal, gangguan fungsi
otak, hingga koma.

13
Hati memecah amonia menjadi zat yang disebut urea. Setelah itu, urea
akan dibawa oleh darah menuju ginjal untuk melewati proses penyaringan
selanjutnya. Ginjal lalu menyaring urea dari darah dan membuangnya melalui
urine bersama zat limbah lain.Sementara proses ini berlangsung, hati
menghasilkan produk sampingan berupa cairan empedu. Cairan berwarna gelap
ini akan ditampung sementara dalam kantong empedu. Empedu baru akan
disalurkan menuju usus ketika Anda mencerna makanan berlemak.

a) Kulit

Tubuh mengeluarkan keringat untuk mendinginkan suhunya saat Anda


kepanasan atau melakukan aktivitas fisik. Pada sistem ekskresi manusia, fungsi
keringat juga untuk membuang zat limbah dan kotoran dari dalam tubuh.Keringat
berasal dari kelenjar yang ada pada lapisan dermis kulit. Selain bahan utama
berupa air, keringat juga mengandung minyak, gula, garam, dan zat sisa
metabolisme. Salah satu zat sisa yakni amonia yang berasal dari proses
pemecahan protein. Berikut dua jenis kelenjar keringat yang utama :

 Kelenjar ekrin: menghasilkan keringat yang tidak mengandung protein dan


lemak. Kelenjar ini banyak ditemukan di tangan, kaki, dan kening.
 Kelenjar apokrin: menghasilkan keringat mengandung protein dan lemak.
Jenis kelenjar ini hanya ada di bagian tubuh tertentu, seperti ketiak dan di
alat kelamin.

b) Paru-paru

Organ ini membantu mengeluarkan zat limbah berbentuk gas yang terdiri dari
karbon dioksida (CO2), uap air, dan sejumlah gas buangan lainnya.Sebagian besar
gas karbon dioksida berasal dari proses pembakaran glukosa menjadi energi.
Proses ini berawal saat usus menyerap glukosa dari makanan yang cerna. Darah
mengambil glukosa dari usus, lalu mengedarkannya ke seluruh sel tubuh.

Di dalam sel tubuh, terjadi proses perubahan glukosa menjadi energi


dengan bantuan oksigen (O2). Selain membentuk energi, proses ini pun
menghasilkan sejumlah zat buangan termasuk gas CO2. Darah akan membawa gas
ini kembali ke paru-paru untuk dibuang.Darah mengandung CO2 mengalir menuju
alveolus, yakni balon-balon kecil pada paru-paru yang menjadi tempat pertukaran
gas. Setelah bertukar tempat dengan O2, gas CO2 akan keluar dari tubuh saat
mengembuskan nafas.

f. Sistem Hormon Pada Manusia


1) Pengertian

Sistem hormon adalah sistem yang terdiri dari beragam organ dan kelenjar
yang berperan dalam memproduksi hormon. Hormon-hormon tersebut bertugas
untuk mengatur berbagai fungsi organ tubuh. Ketika sistem ini terganggu, kinerja
sistem organ tertentu akan bermasalah dan menimbulkan sejumlah penyakit.

14
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.Hormon
berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan
suatu tindakan atau aktivitas tertentu.

Kelenjar tubuh manusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar endokrin


dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin adalah jenis kelenjar yang bertugas
untuk memproduksi berbagai jenis hormon, sedangkan kelenjar eksokrin bertugas
untuk menghasilkan cairan tubuh yang bukan hormon, seperti keringat, air mata,
ASI, dan air liur.

2) Proses produksi hormon

Hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan
pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah,
walaupun ada juga jenis hormon – yang disebut ektohormon (ectohormone) –
yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau
difusi ke sel target.

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus


(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan
hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim
impuls saraf ke posteriornya.

Sistem endokrin memproduksi berbagai jenis hormon agar dapat berfungsi


dengan baik. Setelah diproduksi oleh kelenjar endokrin, hormon akan
didistribusikan ke organ tubuh yang menjadi tempatnya menjalankan tugas.
Secara garis besar, fungsi hormon pada manusia utamanya berkaitan dengan:

 Pertumbuhan dan perkembangan tubuh


 Pencernaan makanan Reproduksi dan fungsi seksual
 Penyerapan gizi
 Fungsi kognitif
 Kinerja organ jantung
 Siklus tidur

Hormon dapat digolongkan dalam 3 kelompok :

 Steroid, yaitu androgen, estrogen dan adrenokortikoid


 Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin
 Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin,
vasopresin,dll

15
g. Sistem Koordinasi Pada Manusia
1) Pengertian

Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur kerja organ-organ


pada tubuh. Sistem ini berperan untuk memerintahkan setiap organ untuk dapat
bekerjasama mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik. Fungsi sistem
koordinasi pada manusia diperlukan untuk mengendalikan setiap bagian dalam
tubuh agar gerakan yang dihasilkan menjadi tepat sasaran. Tanpa sistem
koordinasi, seluruh organ tubuh tidak mampu bekerjasama.

Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, sistem/alat indra, dan sistem endokrin
(hormon). ketiganya termasuk sistem regulasi atau pengaturan dalam tubuh
manusia.

a) Sistem koordinasi saraf adalah organ yang terdiri dari sel-sel neuron dan
sel-sel pendukungnya. Sel saraf bekerja menggunakan perbedaan potensial
listrik untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat yang
lainnya. Sistem saraf menyampaikan informasi secara cepat melalui
sinyal-sinyal listrik yang dialirkan ke organ tubuh lewat jaringan saraf.
Sinyal elektrik inilah yang digunakan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan seluruh organ di dalam tubuh.
b) Jenis sistem koordinasi pada manusia lainya adalah alat indra. Alat indra
ini merupakan bagian dari sistem koordinasi pada manusia yang berfungsi
untuk menerima setiap rangsangan dari luar. Reseptor kemudian
meneruskan informasi tersebut ke otak.
c) Sistem endokrin di dalam tubuh manusia bertugas mengatur kinerja
hormon-hormon yang diproduksi oleh tubuh. Misalnya mengatur jumlah
cairan di tubuh, kecepatan pernapasan, suhu tubuh, siklus menstruasi pada
wanita hingga mengatur perasaan atau mood. Kerja sistem endokrin di
bawah perintah saraf dan sistem inilah yang menentukan kapan kelenjar
harus memproduksi hormon dan kapan melepaskannya.

2) Kelainan atau penyakit pada system koordinasi

Beberapa penyakit pada fungsi sistem koordinasi yang kerap terjadi adalah:

a) Ataksia
Ataksia adalah penyakit degenerative yang memengaruhi fungsi sistem
koordinasiotak, batang otak, atau saraf tulang
belakang. Ataksia menyebabkan gerakan penderitanya menjadi tersentak
dan terombang-ambing. Bahkan, penderita ataksia jadi sering terjatuh
ketika berjalan karena gaya berjalannya yang tidak stabil. Gejala ataksia
yang paling umum terjadi adalah hilangnya keseimbangan dan koordinasi,
adanya masalah pada kemampuan berbicara, sulit menelan, dan tremor.

16
b) Penyakit Parkinson
Penyakit ini juga merupakan sejenis penyakit degeneratif yang umum
terjadi pada lansia. Penderita penyakit Parkinson mengalami gangguan
fungsi sistem koordinasi di otak. Hal ini menyebabkan gangguan
pergerakan yang khas seperti tremor, gerakan tubuh melambat dan kaku,
serta kesulitan mempertahankan keseimbangan tubuh.
c) Dispraksia
Dispraksia adalah gangguan ketika pesan yang dikirim dari otak ke otot
terganggu. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah dengan gerakan dan
fungsi sistem koordinasi. Biasanya, penyakit atau gangguan ini terjadi
sejak usia anak-anak. Akan tetapi, orang dewasa juga bisa terkena
penyakit ini jika mengalami penyakit atau cedera.

h. System Organ indra


1) Pengertian

Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indera. Di dalam system indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan
bagian dari otak yang ikut serta dalam tanggapan indera. Umumnya, system
indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan,
dan peraba.

2) Proses bekerja panca indera


a) Panca indera peraba
Panca indera yang satu ini berperan agar manusia bisa menyadari adanya
sentuhan, tekanan, panasnya suhu di sekitar, getaran, hingga rasa sakit.
Semua kemampuan panca indera sentuhan ini, "diterima" melalui reseptor
(organ atau sel yang merespons cahaya, panas, atau rangsangan eksternal,
dan mengirimkannya ke saraf sensorik) kulit, yang masing-masing
memiliki kemampuannya sendiri.
b) Panca indera penglihatan
Panca indera penglihatan berfungsi saat cahaya diproses oleh mata dan
ditafsirkan oleh otak. Cahaya melewati kornea, kemudian pupil akan
membesar maupun mengecil, untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk
ke mata. Selanjutnya, cahaya akan diterima oleh retina dan
“mengubahnya” menjadi impuls saraf yang bisa dibaca oleh otak.
c) Panca indra pendengaran
Pertama-tama, suara masuk ke dalam telinga bagian luar, dan diteruskan
ke saluran pendengaran eksternal.Setelah itu, gelombang suara akan
mencapai membran tipani atau gendang telinga. Jaringan tipis ini akan
bergetar, ketika gelombang suara telah menghantamnya .Getaran itu
mencapai ke telinga bagian tengah. Di sini, ketiga tulang kecil (malleus,
incus, dan stapes), juga ikut bergetar. Ketiga tulang ini pun memiliki peran

17
masing-masing, untuk mengantarkan gelombang suara ke otak. Tulang
stapes mengirimkan getaran suara ke corti (organ reseptor untuk
pendengaran). Selanjutnya, sel-sel rambut di organ corti menerjemahkan
getaran suara menjadi impuls listrik. Melalui saraf sensorik, otak
menerima impuls listrik.

d) Pancra indra penciuman


Indra penciuman manusia akan bekerja dengan olfactory cleft, yang
ditemukan di atap rongga hidung, pada sebelah bagian otak yang berfungsi
sebagai pencium.Ujung saraf pada celah penciuman ini akan mengirimkan
bau ke otak. Penciuman orthonasal menangkap bau di udara, saat Anda
bernapas melalui bagian depan hidung.

e) Panca indera pengecap


Berkat indra pengecap lidah, Anda bisa merasakan asam, manis, asin,
pahit, dan gurih. Sel perasa di bagian depan, belakang lidah, serta mulit
bagian belakang dan atas, mendeteksi kelima rasa tersebut. Sel reseptor ini
terikat dengan molekul makanan dan minuman yang Anda konsumsi, dan
akan mengirimkan sinyal ke otak. Kelima rasa di atas, dapat ditangkap
oleh taste bud, yang ada pada lidah manusia. Orang dewasa, setidaknya
memiliki 2.000-4.000 taste bud. Kebanyakan berada di lidah, tapi juga
terdapat di belakang tenggorokan, epiglotis (tulang rawan yang terletak di
belakang lidah), rongga hidung, dan kerongkongan.

2. SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN


Sistem organ adalah sekelompok organ tubuh yang saling bekerja sama dalam
menjalankan fungsi tertentu. Sitem organ pada tumbuhan adalah sistem
pernapasan, sistem pengangkutan, sistem penguapan, dan sistem gerak.

Table sistem organ pada tumbuhan

No Sistem organ Organ yang menyusun Fungsi


1 Transportasi Daun, batang, dan akar Mengedarkan air dan zat
makanan
2 Pernapsan Stomata, lesntisel, akar Memenuhi kebutuhan
oksigen dan
pengangkutan karbon
dioksida
3 Transpirasi Stomata, lentisel Mengeluarkan kelebihan
cairan berupa uap air

18
a. Sistem respirasi (pernapasan)
Pernapasan atau respirasi merupakan proses pemecahan zat makanan
untuk menghasilkan energi. Berdasarkan tempatnya, respirasi terdiri dari
respirasi intraseluler (di dalam sel) dan ekstraseluler (diluar sel). Berdasrkan
kebutuhan oksigen, respirasi terdiri dari respirasi aerob (membutuhkan
oksigen) dan anaerob (tidak membutuhkan oksigen).

Penyerapan dan pengeluaran gas pada tumbuhan dapat melalui stomata,


lentisel (celah pada kulit batang), rambut akar, akar gantung pada pohon
beringin, akar napas pada pohon bakau, akar udara (velamen) pada anggrek,
dan batang berongga pada tumbuhan air.

Gambar : Tranpormasi Tumbuhan

b. Sistem transportasi (pengangkut)


Alat angkut utama pada tumbuhan berupa xylem dan floem, keluar
masuknya berbagai zat ke dalam sel dilakukan dengan cara :

 Osmosis; perpindahan pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi


(encer/hipotenik) ke konsentrasi pelarut rendah (pekat/hipertonik)
melalui membrane semipermeable.
 Difusi; perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah
 Transpor aktif; perpindahan molekul melawan gradien konsentrasi
(konsentrasi rendah ke tinggi) menggunakan energy (ATP)
melibatkan protein kotranspor. misalnya pompa ion Na-K (sodium
potassium).

Proses pengangkutan air dan unsur hara juga dapat dilakukan melalui
xylem. Pengangkutan skstravaskoler (di luar pembuluh angkut) terjadi dengan
cara simplas (pengangkutan melalui plasmodesmata di sel) dan apoplas
(pengangkutan diluar sel melalui ruang antar sel) faktor-faktor luar yang
mempengaruhi proses transportasi diantaranya adalah tekanan akar, daya
hisap daun, dan daya kapilaritas.

19
Gambar : Proses phoyosynthesisi dan system pernapasan pada
tumbuhan

c. Sistem traspirasi (penguapan)


Tumbuhan mengeluarkan zat-zat tertentu melalui stomata (uap air, garam
mineral, gas) lentisel (air dan gas), kelenjar madu ( madu), dan
hidatoda/emisarium ( air melalui proses gutasi). Proses pengeluaran ini terjadi
krena proses adaptasi dengan lingkungannya. Misalnya tanaman bakau yang
hidup di air dengan kadar garam tinggi harus mengeluarkan airnya melalui
daun agar bisa tetap bertahan hidup.

Gambar : system respirasi pada tumbuhan

d. Sistem gerak
Gerak tumbuhan terjadi sebagai respon atau tanggapan terhadap rangsangan
atau stimulu. Berdasarkan penyebabnya ada beberapa jenis gerak tumbuhan, yaitu
:

1) Gerak endonom (Autonom)

20
Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan
dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. Contoh: gerak melilitnya sulur
batang pada tanaman. Misalnya tanaman markisa, kacang panjang,
kangkung bulan, ketela rambut, dan gandung. Contoh lainnya adalah gerak
protoplasma sel pada tanaman air hydrilla.
2) Gerak etionom
Gerak etionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan
dari luar tubuh. Gerak etionom terdiri dari:

a) Gerak nasti : gerak tumbuhan yang disebabkan adanya perubahan


perubahan tekanan turgor sel, terdiri dari:
 Otonasti ; rangsangan berupa cahaya matahari, contoh: gerak
mekarnya bunga pukul empat pada sore hari, gerak menutupnya pohon
trembesi pada saat tidak ada cahaya matahari, menutupnya stomata
daun saat daunnya banyak terpapar cahaya matahari secara langsung
 Niktinasti ; rangsanan berupa gelap. Contoh : gerak tidur daun
tumbuhan kacang-kacang atau leguminosaepada malam hari
 Termonasti ; rangsangan berupa suhu. Contoh : gerak mekarnya bunga
tulip ketika musim semi
 Seismonasti (tigmonasti) ; rangsangan berupa sentuhan atau tekanan
ringan. Contoh : gerak menutupnya daun putri malu (mimosa pudica)
saat di sentuh
 Nasti kompleks ; berupa rangsangan sekaligus. Contoh : gerak
membuka dan menutupnya stomata (mulut daun) karena pengaruh
cahaya (fotonasti), suhu ( termonasti), kadar air (hidronasti),
kelembaban udara ( higronasti, dan kadar glukosa atau senyawa lain (
kemonasti)

b) Gerak taksis ; gerak pindah tempat tumbuhan atau bagian tumbuhan


dengan arah mendekati (positif) atau menjahu (negatif) sumber
rangsangan. Dengan adanya perpindahan tempat, maka biasanya gerak
taksis dilakukan oleh organisme bersel satu, terdiri dari :
 Fototaksi ; rangsangan berupa cahaya matahari. Contoh : gerak kloroplas
yang mengumpul kebagian yang terkena cahaya matahari
 Kemotaksis ; rangsangan berupa zat kimia. Contoh : gerak bakteri aerob
menuju tempat yang banyak mengandung oksigen
 Galvanotaksis ; rangsangan berupa arus listrik. Contoh : gerak bakteri
kearah kutub kelistrikan posistif atau negative

c) Gerak tropisme; gerak bagian tumbuhan ( tanpa pinda tempat) menuju


rangsangan (tropisme positif) atau menjauhi rangsangan ( tropisme
negatif)

21
 Fototropisme/ heliotropisme ; rangsangan berupa cahaya matahri.
Contoh : gerak ujung batang tanaman yang menuju sumber cahaya (
fototropis positif) atau ujung akar yang selalu menjauhi cahaya
(fototropis negatif)
 Geotropism ( gravitropisme) ; rangsangan berupa gaya tarik/gravitasi
bumi. Contoh : gerak tumbuh akar yang selalu ke bawah (geotropis
positif) atau gerak batang yang selalu menjauhi tanah (geotropis
negatif)
 Kemotropisme ; rangsangan berupa zat kimia. Contoh : gerak tumbuh
akar napas bakau ke atas untuk mendekati sumber oksigen (kemotropis
positif) aatu gerak tumbuh akar yang menjauhi zat racun pencemar
(kemotropis negatif)
 Tigmotropisme ; rangsangan berupa sentuhan. Contoh : gerak sulur
batang tanaman membelit benda yang tersentuh
 Hidrotropisme ; rengsangan berupa air. Contoh : gerak tumbuhan akar
tanaman menuju sumber air.
3) Gerak higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak bagian tumbuhan akibat kadar air
didalam sel. Contoh : tumbuhnya kecamba dari biji kacang hijau,
pecahnya polonng pada tanaman polong-polongan (kedelai, kacang
tanah, kacang panjang) akibat kadar air rendah, pecahnya buah karet
saat siang hari, dan membukanya cincin annulus kotak spora
(sporangium) tumbuhan paku.

3. Sistem Organ Pada Hewan


a. Sistem Peredaran Darah
Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah pada umumnya untuk
organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus.
Misalnya pada Amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme
berikut sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran sitoplasma.
I. Sistem Sirkulasi Invertebrata
a) Protozoa
Hewan bersel satu atau protozoa tidak memiliki sistem sirkulasi
darah karena tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Sari-sari makanan yang
telah dicerna di dalam vakuola diserap oleh protoplasma di sekelilingnya.
Oksigen diserap secara difusi, dan CO2 dikeluarkan juga secara difusi.
Contoh dari protozoa adalah amoeba dan paramaecium. System sirkulasi

22
pada paramecium lebih sempurna daripada amoeba. Pada paramaecium,
makanan yang berupa materi halus diserap melalui permukaan tubuhnya.
Namun materi makanan yang besar akan masuk sitostoma (mulut sel).
Makanan yang berbentuk cair akan diedarkan oleh vakuola kontraktil,
sedangkan zan makanan yang berbentuk padat akan dicerna dan diedarkan
oleh vacuola makanan. Penyebaranya ke dalam endoplasma terjadi secara
osmosis.

b) Porifera
Organisme ini belum memiliki sistem peredaran darah khusus, dengan
katalain sistem sirkulasinya tergabung dengan sistem pencernaan. Tubuhnya
terdiri atas dua lapisan sel, yaitu sel ameboid, dan koanosit. Sel-sel ameboid yang
berfungsi mengedarkan makanan.
Makanan pada porifera diperoleh melalui aliran air yang melintasi ostia
atau pori dan keluar melalui oskulum. Makanan ditangkap dan dicerna oleh sel-sel
leher (koanosit), kemudian diberikan ke selsel ameboid. Kemudian, sel-sel
ameboid mengembara ke sel-sel lain untuk mengedarkan makanan.

c) Coelenterata

23
Pada Coelenterata juga belum memiliki sistem peredaran khusus, misalnya
Hydra, transportasinya dilakukan oleh sistem gastrovaskuler, yakni saluran
pencernaan yang berfungsi sekaligus sebagai alat peredaran. Saluran pencernaan
pada Hydra bercabang-cabang dan bercabang-cabang lagi ke semua bagian tubuh.
Percabangan ini menyebabkan permukaan dalam saluran pencemaan semakin
luas, sehingga saluran ini akan lebih efisien dalam melakukan penyerapan zat
sekaligus mengantarkan zat yang diserapnya ke seluruh jaringan tubuh. Dengan
demikian, walaupun pada hewan ini tidak terdapat sistem peredaran khusus, zat
yang diserap oleh saluran pencernaan akan dapat mencapai seluruh jaringan
tubuhmisalnya hydra, makanan yangtelah dicerna didalam rongga gastrovaskuler
langsung diserap oleh sel-sel endoderma penyusun dinding rongga gastrovaskuler.
Selanjutnya, sel-sel endoderma memberikan makanan ke sel-sel ektoderma secara
difusi dan osmosisi. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui mulutnya.

d) Platyheminthes
Pada Platyheminthes contohnya planaria juga belum mempunyai
sistemperedaran darah khusus, namun menggunakan sistem gastrovaskuler. Awal
mulanya makanan masuk kedalam usus. Selanjutnya, dari usus bercabang-cabang
ke seluruh tubuh untuk mengedarkan makanan. Percabangan tersebut
menyebabkan usus lebih besar sehingga lebih efisien dalam menyerap makanan.
Usus tersebut disebut gastrovaskuler, yang berfungsi sebagai pencerna makanan
dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

24
e) Annelida
Sistem sirkulasi pada cacing tanah merupakan peredaran darah tertutup.
Selama dalam peredarannya darah tetap berada di dalam pembuluh. Alat
peredaran darah cacing tanah terdiri atas pembuluh darah punggung (dorsal),
pembuluh darah perut (ventral) dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi
sebagai jantung. Karena itu jantung cacing sering disebut jantung aorta. Darah
dalam cacing beredar di dalam pembuluh sehingga termasuk peredaran darah
tertutup Darah yang terdapat pada pembuluh kapiler akan mengikat oksigen.
Pembuluh tersebut banyak terdapat pada kulit.

Darah yang telah mengikat oksigen ini akan mengalir ke pembuluh


punggung kemudian bergerak menuju lengkung aorta. Jantung aorta pada cacing
tanah, terbagi menjadi pembuluh darah dorsal dan ventral. Bila pembuluh
punggung dan jantung berdenyut, darah mengalir menuju ke pembuluh darah
perut, lalu mengalir menuju ke bagian belakang (posterior) tubuh dan selanjutnya
kembali ke jantung aorta melalui poembuluh darah punggung. Darah yang beredar
mengangkut nutrisi dan oksigen, serta mengambil sisa metabolisme untuk
dikeluarkan dari dalam tubuh.

Cacing tanah belum memiliki alat pernapasan khusus. Oksigen dari udara
bebas berdifusi ke dalam darah cacing melalui seluruh permukaan kulit. Dari sini
oksigen diangkut oleh darah didalam kapiler bersama-sama dengan darah yang
mengangkut zat makanan dari usus menuju ke pembuluh darah punggung.
Selanjutnya darah tersebut dipompakan keseluruh jaringan tubuh. Berbeda dengan
darah vertebrata yang hemoglobinnya terikat dalam sel darah merah, hemoglobin
darah cacing larut dalam plasma darah.

25
f) Mollusca
Pada mollusca sistem peredaran darahnya terbuka, jantung terdiri atas
ventrikel dan atrium, aorta interior, dan aorta posterior. Tidak memiliki arteri dan
vena. Ventrikel memompa darah ke dalam aorta anterior, kemudian darah
dialirkan tanpa pembuluh ke bagian kaki serta alat2 tubuh lainnya kecuali
punggung. Ke bagian abdomen, darah dialirkan melalui rectum dan mantel (kulit
luar). Darah yang menggandung O2 didalam mantel akan dialirkan ke atrium,
darah yang menggandung CO2 dikumpulkam dalam pembuluh kemudian masuk
kedalam ginjal dan insang untuk mengikat O2 dan kembali lagi ke jantung.

g) Arthropoda
Sistem sirkulasiarthropoda meliputi jantung dan arteri, sedangkan vena
tidak ada. contohnya pada belalang mempunyai sistem peredaran terbuka karena
darah tidak selalu berada dalam pembuluh darah, darah kembali ke jantung
melalui rongga-rongga tubuh (hemocoel). Alat transportasinya berupa pembuluh
yang dapat berdenyut sehingga menyerupai jantung. Oleh karena itu,
pembuluhnya disebut “jantung pembuluh”, Pada saat jantung pembuluh ini
berdenyut,darah keluar dari jantung pembuluh ke bagian depan melalui aorta.
Peredaran darah pada belalang berlangsung sebagai berikut: Darah dipompa oleh
jantung pembuluh ke bagian depan tubuh melalui aorta dorsal. Selanjutnya darah
beredar ke seluruh tubuh ke ruang antar organ tanpa melalui pembuluh darah,
kemudian darah kembali ke jantung pembuluh melalui ostium. Darah serangga
tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak berwarna merah. Darah serangga
disebut hemolimfa. Darah ini mengadung sel darah yang tidak berwarna yang
berfungsi untuk melenyapkan organisme asing. Karena tidak mengandung Hb,
darah serangga berfungsi untuk mengangkut zat makanan, tidak untuk

26
mengangkut oksigen ataupun gas CO2. Gas- gas tersebut disalurkan melalui
system trakea. Hewan invertebrate seperti echinodermata, memilki system
sirkulasi radial yang bentuknya mengecil. Pengangkutan zat dibantu dengan
system sirkulasi air yang disebut system air ambulakral System sirkulasi pada
mollusca terdiri atas jantung dengan satu atau dua ruang jantung, aorta dan
pembuluh lainnya.

II. Sistem Sirkulasi vertebrata


a) Pisces
Ikan adalah vertebrata air yang termasuk hewan berdarah dingin yang
dapat ditemukan baik pada air garam dan air tawar. Seperti manusia, mereka
memiliki sistem peredaran darah tertutup, di mana darah selalu terkandung dalam
rangkaian pembuluh darah. Dengan kata lain, darah tidak pernah meninggalkan
pembuluh darah dan tidak mengisi rongga tubuh. Sistem peredaran darah tertutup
dapat memiliki pola sirkulasi tunggal atau ganda. Ikan memiliki pola sirkulasi
tunggal, dimana darah melewati jantung hanya sekali selama setiap rangkaian
lengkap. Darah yang kekurangan oksigen dari jaringan tubuh datang ke jantung,
dimana ia dipompa ke insang. Pertukaran gas terjadi dalam insang, dan darah
beroksigen dari insang yang beredar ke seluruh tubuh. Di sisi lain, pada mamalia,
darah terdeoksigenasi memasuki jantung, dimana ia dipompa ke paru-paru untuk
oksigenasi. Darah beroksigen dikembalikan ke jantung dari paru-paru, yang akan
diangkut ke seluruh tubuh.

27
Sistem peredaran darah ikan cukup sederhana, terdiri dari pembuluh
jantung, darah, dan pembuluh darah. Jantung ikan adalah struktur otot sederhana
yang terletak di belakang (dan di bawah) insang. Jantung tertutup oleh membran
perikardial atau perikardium. Jantung terdiri dari atrium, ventrikel, struktur
berdinding tipis yang dikenal sebagai sinus venosus, dan tabung yang disebut
bulbus arteriosus. Meskipun memiliki empat bagian, jantung ikan dianggap dua
bilik. Tidak seperti manusia, empat bagian dari jantung ikan tidak membentuk
organ tunggal. Biasanya, mereka menemukan satu di belakang yang lain.

Pembuluh darah pada ikan membawa darah ke seluruh tubuh. Sementara


arteri membawa darah beroksigen dari insang ke seluruh tubuh, pembuluh darah
terdeoksigenasi kembali dari berbagai bagian tubuh ke jantung. Arteriol adalah
arteri kecil, berdinding tipis yang berakhir di kapiler, sementara venula adalah
vena kecil yang berlanjut dengan kapiler. Kapiler adalah pembuluh mikroskopis
yang membentuk jaringan disebut kapiler bed, dimana darah arteri dan vena saling
terkait.

Kapiler memiliki dinding tipis yang memfasilitasi difusi, suatu proses


dimana oksigen dan nutrisi lain dari darah arteri yang ditransfer ke dalam sel.
Pada saat yang sama, karbon dioksida dan limbah bahan pindah ke kapiler.
Kapiler mengandung darah terdeoksigenasi (mengandung karbon dioksida) yang
mengalir ke vena kecil yang disebut venula, yang pada gilirannya mengalir ke
vena yang lebih besar. Vena membawa darah terdeoksigenasi ke sinus venosus,
yang seperti ruang koleksi kecil. Sinus venosus memiliki sel-sel alat pacu jantung
yang bertanggung jawab untuk memulai kontraksi, sehingga darah tersebut akan

28
dipindahkan ke dalam atrium berdinding tipis, yang memiliki sangat sedikit otot.
Atrium menghasilkan kontraksi lemah sehingga mendorong darah ke ventrikel.

Ventrikel adalah struktur berdinding tebal dengan banyak otot jantung. Ini
menghasilkan tekanan yang cukup untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Ventrikel memompa darah di dalamnya menjadi bulbus arteriosus, ruang kecil
dengan komponen elastis. Sementara bulbus arteriosus adalah nama ruang pada
teleost (rayfinned, ikan bertulang), struktur ini dikenal sebagai konus arteriosus
pada elasmobranch (ikan dengan kerangka tulang rawan dan sisik placoid). Konus
arteriosus memiliki banyak katup dan otot, sedangkan bulbus arteriosus tidak
memiliki katup. Fungsi utama dari struktur ini adalah untuk mengurangi tekanan
nadi yang dihasilkan oleh ventrikel, untuk menghindari kerusakan pada insang
yang berdinding tipis.

Insang adalah organ pernapasan utama ikan. Mereka memfasilitasi


pertukaran gas, yaitu penyerapan oksigen dari air dan penghapusan karbon
dioksida. Arteri membawa darah beroksigen (dari insang) ke seluruh tubuh. Arteri
bercabang ke arteriol, yang mengalir ke kapiler, di mana darah arteri menjadi
darah vena, karena pasokan oksigen dan nutrisi lainnya ke sel dan menyerap
karbon dioksida dan bahan limbah. Darah dari vena diteruskan ke jantung, yang
memompa ke insang, di mana karbon dioksida akan diganti dengan oksigen.
Darah beroksigen dipasok ke sel-sel dalam tubuh, dan siklus terus berulang.

b. Sistem Saraf
a. Sistem Saraf Pada Vertebrata
Sistem Saraf Pada Vertebrata Sistem saraf Pisces Ikan mempunyai otak
yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil, sedang
lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf
tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal
berpasangan pada tiap segmen tubuh. Terdapat pada ikan bertulang menulang
yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif terhadap
substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar
mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk

29
mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat
didekatnya.

Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk


keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang
telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala
atau tubuh. Garis lateral tubuh mempunyai perluasan di daerah kepala dan
berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan arus air (seperti menghindar dari
batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh saraf kranial ke X (N. vagus), oleh
sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa telinga tengah pada vertebrata air
berasal sama seperti garis lateral.

b. Sistem saraf Amphibi


Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang
terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal.
Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak
mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang
transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot
superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus
superior. Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3
szlurzn semisirkular, yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal.
Membran timpani (dalam telinga tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa
implus-implus ke kolumella (tulang tipis dalam telinga tengah yang memancarkan
implus-implus melalui stapes ke koklea).

c. Sistem saraf Reptil


Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2
lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di
bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus,
infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-
pasangan syaraf spinal menuju ke somitsomit tubuh. Pada lidah terdapat kuncup-
kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada rungga hidung. Mata dengan
kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori
eksternal tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga

30
saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius
dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.

d. Sistem saraf Aves


Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius
kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan
ventral lobus optikus. lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris
eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan
saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat
baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara
pada langit-langitt bagian belakang. Hidung sebagai organ pembau dimulai
dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium
pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran
bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut
kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag
disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap
warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.

e. Sistem saraf Mammalia


Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum
juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian
lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior.
Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori
eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel
auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang
terdapat pada burung). Di banding dengan vertebrata yang lebih rendah, maka
pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih efektif, karena
membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang
dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurva.

c. Sistem Pencernaan
a. Pencernaan Intraseluler
Setelah mendapatkan makanan, hewan harus mencernanya dengan baik agar
sari-sarinya dapat diserap oleh sel-sel tubuh. Pada protozoa, proses pencernaannya

31
terjadi dalam vakuola. Mula-mula, lisosom menyekresikan enzim pencernaan ke
dalam vakuola makanan. Enzim tersebut menyebabkan suasana vakuola berubah
menjadi asam sehingga bahan makanan tercerna. Selanjutnya, terjadi pemisahan
berbagai garam kalsium. Hal ini akan menciptakan suasana lingkungan dengan pH
yang tepat bagi berbagai enzim untuk berfungsi secara optimal.
Dalam keadaan seperti itu, bahan makanan akan disederhanakan sehingga
dapat diserap oleh sitoplasma. Berakhirnya proses pencernaan ditandai dengan
adanya perubahan keadaan lingkungan dalam vakuola menjadi netral. Bahan
makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui proses eksositosis (Isnaeni,
2006). Menurut Campbell dkk (2004) vakuola makanan, organel seluler di mana
enzim hidrolitik merombak makanan tanpa mencerna sitoplasma sel sendiri,
adalah kompartemen yang paling sederhana. Protista heterotrofik mencerna
makanannya dalam vakuola makanan, umumnya setelah menelan makanan
melalui fagositosis atau pinositosis. Vakuola makanan menyatu dengan lisosom
yang merupakan organel yang mengandung enzim hidrolitik. Keadaa ini akan
memungkinkan makanan bercampur dengan enzim sehingga pencernaan terjadi
secara aman di dalam suatu kompartemen yang terbungkus oleh membran.
Mekanisme pencernaan ini disebut pencernaan intraseluler.

Spons berbeda dari hewan-hewan lain karena pencernaan makanannya secara


keseluruhan berlangsung melalui mekanisme intraseluler. Menurut Isnaeni (2006)
invertebrata tingkat rendah tidak mempunyai organ pencernaan khusus.
Pencernaan makanan terjadi secara intraseluler, yakni di dalam sel khusus.
Porifera tidak mempunyai rongga pencernaan tetapi mempunyai sel khusus yang
disebut koanosit.

32
1) Sistem Pencernaan Pada Pisces
Saluran pencernaan ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris) yang
didalamnya terdapat gigi-gigi kecil yang berbentu k kerucut pada geraham
bawahdan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan dan bnyak
menghasilkanlendir tetapi tidak mneghasilkan ludah. dari rongga mulut makanan
masuk kedalam esofagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek terdapat di belakang insang dan
bilatidak dilalui makanan makan lumen akan menyempit. dari
kerongkongkongan,makanan di dorong masuk ke lambung sehingga lambung
menjadi besar. anataralambung dan usus tidak jels batasnya. pada beberapa jenis
ikan terdapat tonjolanbuntu yang berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan
makanan, darilambung makanan masuk ke dalam usus yang berbentuk pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya bermuara pada anus. Kelenjar
pencernaannnya berupa hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjaryang
berukuran cukup besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagiandepan
rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tetap dan terbagiatas lobus
kanan dan lobus kiri serta bagian yang menuju ke arah punggung.
Fungsi hati adalah menghasilkan empedu yang disimpan dalam
kantngempedu untuk membantu proses pencernaan lemak. kantong empedu
berbentukbulat berwarna kehijauan terletak di sebeah kanan hati dan salurannya
bermuarapada lambung. Kantong empedu berfungsi untuk menyimpan empedu
danmenyalurkan cairan empedu ke usus bila diperlukan. Pankreas berukuran
mikroskopik sehingga sukar dikenali. Pankres berfungsi untuk
mneghasilkanenzim-enzim pencernaan dan hormon insulin.

33
2) Sistem Pencernaan Pada Aves
Pencernaan burung dimulai dengan mulut. Paruh burung mengganti
bibirdan gigi mamalia dan bervariasi dalam bentuk, ukuran, panjang dan fungsi
sesuaidengan jenis makanan yang dikonsumsi. Benih-kerupuk seperti pipit
memilikiparuh kerucut pendek, sedangkan burung pemangsa seperti elang
memiliki paruhbengkok yang kuat untuk merobek daging. Lidah burung, seperti
paruh,disesuaikan dengan jenis makanan burung mengkonsumsi. Pelatuk
memiliki lidahpanjang sempit yang berfungsi sebagai tombak, yang
memungkinkan merekauntuk mengekstrak serangga dari lubang mereka mengebor
di kayu mati. Burungpemangsa dan finch memiliki pendek, tebal, lidah berdaging
yangmemungkinkan mereka untuk memanipulasi makanan mereka. Unggas dan
pelikan memiliki lidah yang memungkinkan makanan menjadimudah didorong ke
bagian belakang mulut untuk menelan. Mulut burung relatiftidak penting dalam
makan dan mencerna makanan dibandingkan dengan,misalnya, mulut mamalia.
Namun, sebagian besar burung yang memiliki kelenjarludah dan paruh dan lidah
yang membantu burung memanipulasi makanan untukmenelan.
Setelah meninggalkan mulut, makanan melewati kerongkongan dalam
perjalanan ke perut (pada burung yang disebut proventrikulus). Burung memiliki
dua bagian perut, bagian kelenjar yang dikenal sebagai proventrikulus dan
sebagian otot yang dikenal sebagai lambung otot. Asam klorida, lendir danenzim
pencernaan, pepsin, disekresikan oleh sel-sel khusus dalam proventrikulus dan
memulai proses mogok struktur bahan makanan. Makanan kemudianmelewati ke
bagian kedua dari perut, lambung otot. Rempela tersebutmelakukan fungsi yang
sama seperti gigi mamalia, grinding dan pembongkaranmakanan, sehingga
memudahkan enzim pencernaan untuk memecah makanan.Dalam kebanyakan
burung rempela mengandung butiran pasir atau batu-batukecil untuk membantu
proses penggilingan.
Usus kecil adalah di mana makanan dicerna dan diserap. Usus
kecilbervariasi panjang dan struktur tergantung pada diet spesies. Burung
karnivora cenderung memiliki lebih pendek, usus kecil kurang kompleks. Burung
herbivoramemiliki panjang, lebih berkembang usus kecil. Enzim, diproduksi di
pankreas,memecah protein dan lemak di usus kecil. Nutrisi tersebut kemudian

34
diserapmelalui membran usus dan ke dalam aliran darah. Pada burung lArge
ususdireduksi menjadi pendek, koneksi tanpa sifat antara usus halus dan
kloaka.Kloaka adalah daerah memegang final untuk produk limbah pencernaan
sampaimereka voided melalui ventilasi.

d. Sistem Pernapasan

Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan
yang lain,ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, bahkan ada beberapa
organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi
langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu,
porifera,coelenterate,protozoa, dancacingpada keempat hewan ini oksigen
berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
1) Alat repirasi Pada Hewan Invertebrate
a. Alat Respirasi Pada Serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
danarthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada
dikerangka luar (eksoskeleton) yang disebutspirakel (stigma).Spirakelberbentuk
pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap
segmen tubuh. Spirakel menpunyai katup yang dikontrol oleh ototsehingga
membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Padaumumnya spirakel
terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saatserangga beristirahat.

35
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel
menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang
lagi menjadi cabang halus yang disebuttrakeolus sehingga dapat mencapai seluruh
jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan,
dan dibentuk oleh sel yangdisebuttrakeoblas.Pertukaran gas terjadi antara
trakeolus dengan sel-seltubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan
kapiler pada system pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.

b. Alat Respirasi Pada Kalajengking dan Laba-laba


Kalajengkingdan laba-laba besar (arachnida) yang hidup di darat memiliki
alat pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas
dengan insang buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari
invaginasi perut. Masing-masing paru-paru bukuini memiliki lembaran-lembaran
tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga memilikispirakel
tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udaradisebabkan oleh
gerakan otot yang terjadi secara teratur.Baik insang bukumaupun paru-paru buku
keduanya mempunyai fungsi yang sama seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.

2) Alat Rspirasi pada Hewan Vertebrate


a. Alat Respirasi pada Ikan
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dariinsang

36
berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan eratdengan
kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasangfilamen,dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehinggamemungkinkan O2
berdifusi masuk dan co2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati
ditutupi oleh tutup insang yang disebut operculum (tutup insang), sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum. Insang tidak saja
berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi
garam-garam,penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.

Beberapa jenisikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas


dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga
tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan02 sehingga ikan tahan
pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah:
ikangabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan
labirin,ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.

Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanankepala.
Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup olehtutup insang
(operkulum).
Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan
menutupmulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang.
Padawaktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan
tutupinsang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke
dalampembuluh kapiler darah yang terdapatdalam insang. Dan pada
waktumenutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar
melaluiinsang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang,
karbondioksidadikeluarkan.

37
b. Alat Pernapasan pada katak
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-
paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya diair.
Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipisdan
banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung
terbukadan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan
berdifusimasuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas
denganselaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini
dimungkinkankarena kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung
banyak kapilersehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk
lewat kulitakan melewati vena kulit(vena kutanea)kemudian dibawa ke jantung
untukdiedarkan ke seluruh tubuh.Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan
dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri
kulitpare-paru(arteri pulmo kutanea).Dengan demikian pertukaran oksigen
dankarbon dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas dengan selaput rongga
mulut dan kulit, katak bernapasjuga dengan paru-paru walaupun paru-parunya
belum sebaik paru-parumamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang
berbentuk gelembungtempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru
diperbesarolehadanya bentuk-bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan
dapatberdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang
pendek.

c. Alat Respirasi Pada Reptil


Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh
tulangrusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa
lipatandinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada
reptiliapertukaran gas tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru
lebihkompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-
parunyabertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal
misalnyabunglon afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang
memungkinkanhewan tersebut melayang di udara.

38
d. Alat Respirasi pada burung
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-
paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dadayang
dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang
hidung. Pada tempat ini,udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang
terdapat pada dasarfaring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa
pipa bertulangrawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang
menjadi duabagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada
pangkaltrakea terdapatsirinkyang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-
lipatanberupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu
menimbulkansuara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang
merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di
bagian ventral) dan dorsobronkus (di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan
dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuarabanyak
kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru,burung
memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakuspneumatikus)
yang menyebar sampai ke perut,leher, dan sayap. Pundi-pundihawa berhubungan
dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundihawa tidak terjadi difusi gas
pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsisebagai penyimpan cadangan
oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanyapundi-pundi hawa maka
pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundihawa terdapat di pangkal
leher(servikal),ruang dada bagian depan(toraksanterior),antara tulang
selangka(korakoid),ruang dada bagian belakang(toraks posterior),dan di rongga
perut(kantong udara abdominal).

39
Tahap Pernapasan Pada Hewan
Ikan hidup di air rawa, sungai, laut, kolam, danau. Ikan bernafas dengan
insang.Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap :
 Tahap I (Tahap Pemasukan): pada tahap ini mulut ikan membuka dan
tutupinsang menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju
lembaraninsang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh darah,
selain itu darahjuga melepaskan karbondioksida dan uap air.
 Tahap II (Tahap Pengeluaran): mulut menutup dan tutup insang
membukasehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang.
Air yangdikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang
dilepaskan darah

Untuk ikan yang hidup di lumpur seperti ikan lele, gabus, betok,pada
insangnya terdapat banyak lipatan yang disebut Labirin Ikan juga mempuyai
gelembung renang yang berfungsi untuk menyimpan oksigen dan membantu
gerakan ikan naik turun.

Mekanisme Transport Gas


1.Mekanisme Transport Gas Serangga
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah
sebagaiberikut :jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih
sehinggaudara kaya coz keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi
makatrakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udaramenjadi lebih
kecildibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02
masukke trakea.

Sistem trakea berfungsi mengangkut o2 dan mengedarkannya ke


seluruhtubuh, dan sebaliknya mengangkut c02 basil respirasi untuk dikeluarkan
daritubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut
sarimakanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah


berdifusike jaringan. Pada serangga air seperti nyamuk udara diperoleh
denganmenjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil

40
udara.Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat
menyelam diair dalam waktu lama. Misalnya, kepiknotonecta sp.Mempunyai
gelembungudara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral.
Selamamenyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-
selpernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea
yangberfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-
cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen
diedarkanmelalui pembuluh trakea.

2. Mekanisme Transport Gas Ikan

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi


danekspirasi. Pada fase inspirasi, 02 dari airmasuk ke dalam insang kemudian
02diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan.Sebaliknya pada fase ekspirasi, c02 yang dibawa oleh darah dari
jaringan akanbermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.

e. Sistem Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunanyang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenisagar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang
tidak melakukanreproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Pada
rantai makanan,bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan
tidak seimbang prosesalam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau
bahkan peradaban. Sistemreproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis,
saluran reproduksi jantan,kelenjar seks aksesoris (pada mamalia) dan organ
kopulatoris (pada hewan-hewandengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi
betina terdiri atas sepasang ovarium padabeberapa hanya satu) dan saluran
reproduksi betina. Pada mamalia yang dilengkapiorgan kelamin luar (vulva) dan
kelenjar susu. (Tenzer, 2003:19)
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat
hidup,perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaanpada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya
melakukan fertilisasi diluar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat

41
melakukan fertilisasi di dalamtubuh (fertilisasi interna). (Pratiwi,1996:101). Bagi
hewan yang melakukan fertilisasiinterna dilengkapi dengan adanya organ
kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsimenyalurkan sperma dari organisme
jantan ke betina. Untuk lebih jelasnya bagaimanaperbandingan anatomi
sistemreproduksi hewan vertebrata yang meliputi amphibi, aves,reptil, mamalia,
dan pisces.
a. Sistem Reproduksi Pada Amphibi
 Sistem Genetalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan
olehmesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di
bagianposterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan
membawaspermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka,
duktusmesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk
vesikulaseminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan
membesarhanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran
halus yangmeninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial
ginjal. Duktuswolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral
ginjal. Kloakakadang-kadang masih jelas dijumpai.

b. Sistem Genetalia Betina


Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemakbermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus
adiposumberasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars
progonalis.Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi, oviducts merupakan saluran yang berkelok-kelok.
Ovidukdimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan
lubangnyayang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan
pelebaranyang disebut ductus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.

42
 Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal
artinyapenyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada
pembuahaneksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena
kemungkinan terjadinyafertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara
internal. Pada katak betinamenghasilkan ovum yang banyak, kalau kita
membedah katak betina yang sedangbertelur, kita akan menjumpai bentukan
berwarna hitam yang hampir memenuhi ronggaperutnya, itu merupakan ovarium
yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapairibuan.Pada katak betina juga
ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yangberfungsi sebagai tempat
”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi.Hal ini diimbangi
oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya,yaitu
berupa telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk erat katak betina ketika
terjadifertilisasi.

c. Sistem Reproduksi Pada Aves


Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung
tidak memilikialat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan carasaling menempelkan kloaka.
 Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium
kanantidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati olehsuatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung
oviduk membesarmenjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter
danbermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada
saatsperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekatikloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang

43
telah dibuahisperma akan dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur
dapat menetasapabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embriomenjadi anak burung. Anak burung menetas dengan
memecah kulit telur denganmenggunakan paruhnya. Anak burung yang baru
menetas masih tertutup matanya danbelum dapat mencari makan sendiri, serta
perlu dibesarkan dalam sarang.

d. Sistem Reproduksi Pada Reptil


 Sistem Genitalia Jantan

Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-


putihan,berjumlahsepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Padakadal dan
ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari padayang lain. Testis akan
membesar saatmusim kawin.

Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai


saluranreproduksi, dansaluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolfdekat
testis bergelungmembentuk epididimis. Tubulus mesonefrusmembentuk duktus
aferen yangmenghubungkan tubulus seminiferustestis dengan epididimis. Duktus
wolfbagian posterior menjadi duktusdeferen. Pada kebanyakan reptil, duktus
deferenbersatu dengan ureterdan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu
sinusurogenital yang pendek.
 Sistem Genitalia Betina

Ovaium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan


bagianpermukaannyabenjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventralkolumna
vertebralis.

Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anteriorterbuka


kerongga selom sebagai ostium, sedang bagian posteriorbermuara di
kloaka.Dinding bersifat glanduler, bagian anteriormenghasilkan albumin yang
berfungsiuntuk membungkus sel telur,kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posteriorsebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.

44
e. Sistem Reproduksi Pada Pisces
 Sistem Genitalia Jantan

Ikan jantan alat reproduksinya terdiri atas :


Sepasang testis, yang menghasilkan sel kelamin jantan (sperma)
berbentukbulattelur. Testis sebelah kanan lebih tinggi bila dibandingkan
dengantestis sebelahkiri.
a) epididimis
b) vas deferens, saluran sperma yang keluar dari testis’
c) ginjal
d) saluran kencing
e) kloaka

 Sistem Genetalia Betina


Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak
padaanteriorrongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya
ovariumkanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian
anteriornyaberfusiyang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre.
Oviduksempitpada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada
uterusyangbermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek
danberhubunganlangsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu
danbermuara pada satulubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki
ukurantelursendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan
menentukanjumlahtelur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki
ukuran telurbesarcontohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur
yang lebihsedikitdibanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan
Cupang danMas.Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk
menampungtelur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning

45
telurnya. Makinbesar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk
bertahan hidup.
Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak
padaanteriorrongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya
ovariumkanan.Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.

1. Sistem Hormon/endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi
berfungsisebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf
padahipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat
jugadisebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang
dapatmenghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel
sarafseperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk
seperti selsaraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secaralangsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar
endokrin sejati dapatditemukan pada hewan yang memepunyai sistem
sirkulasi, baik vertebratamaupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering
menjadi objek studi sistemendokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda,
dan Moluska. Kelenjar ensokrindapat berupa sel tunggal atau berupa organ
multisel.
 Sistem Endokrin Pada Invertebrata

46
Sejumlah invertebrata tidak mempunya organ khusus untuk sekresi hormon
sehinggasekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakan sumber
hormonpada invertebrata. Sel neurosekretori dapat ditemukan antara lain:

 Coelenterata

Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat


menghasilkansenyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi,
pertumbuhan, danregenerasi. Apabila kepala hydra dipotong, sisa tubuhnya akan
mengeluarkanmolekul peptide yang disebut activator kepala. Zat tersebut akan
memnyebabkansisa tubuh hydra dapat membentuk mulut dan tentakel, dan
selanjutnyamembenyuk daerah kepala.

 Platyhelminthes

Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam


prosesregenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi
osmotic,ionic, dan dalam proses reproduksi.

 Nematoda

Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya.,
sertamempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon,
yangberkaitan erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat
padaganglion di daerah kepala dan beberapa pada daeran korda saraf.

 Annelida

Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah


ruastubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh
sistemneuroendokrin. Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki
sehinggaepitoki akan berlangsung ketika kadar hormon tersebut sangaan rendah.

 Moluska

Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur


darigonad dan pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin

47
klasikmemiliki peran yang sangat penting. Kelenjar optic disuga menyekresi
beberapahormon yang diperlukan untuk perkembangan sperma dan ovum.

 Crustacea

Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan
kelenjarmandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah
torakstepatnya pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y mempengaruhi
prosesmolting. Kelenjar mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi
endokrinjuga. Krustasea juga memiliki kelenjar androgenic yang berperan
dalamperkembanagn testis dan produksi sperma.

 Insekta

Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai berikut.

 Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang membentang hingga


kekorpora kardiaka, yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai
tempatpenyimpanan dan pelepasan neurohormon.
 Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang membentang hingga
kekorpora kardiaka.
 Sel neurosekretori subesofageal : terdapat di bawah kerongkongan
danmemiliki akson yang membentang ke korpora alata yang merupakan
organendokrin klasik.
2. Sistem Ekresi dan Osmoregulasi
Ekskresi merupakan proses pembebasan sisa sisa metabolisme dari
tubuh.Kelebihan air, gas, garam-garam dan material organik (termasuk sisa
metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substansi yang untuk fungsi tubuh
disimpan. Material yangdikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut
dan ekskresinya melalui suatuproses filterisasi selektif.
Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan
untukmengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan
lingkungannya melaluimekanisme pengaturan tekanan osmose. Proses
osmoregulasi diperlukan karena adanyaperbedaan konsentrasi cairan tubuh
dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah selmenerima terlalu banyak air maka

48
ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalusedikit air, maka sel akan
mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi gandasebagai sarana untuk
membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organismehidup.

e. Ekskresi Hewan Darat dan Aquatik


a) Ekskresi Hewan Darat
Salah satu contoh ekresi pada hewan darat yaitu pada mamalia. Pada
mamaliaparu-paru merupakan satu-satunya organ ekresi bagi co2. Air yang
dibuang melaluiparu-paru berasal dari aktifitas metabolisme yaitu merupakan zat
buangan darirespirasi. Hati merupakan alat tubuh yang memiliki peranan sangat
banyak danpenting.
Ada 2 peranan penting yang di lakukan oleh hati yaitu tempat
penyimpananzat makanan dan penguraian serta pembuangan zat-zat sisa yang
tidak diperlukanoleh tubuh. Peran hati yang paling penting sebagai organ ekresi
adalahpembentukan zat buangan bernitrogen dengan jalan deaminasi asam amino.

Pada mamalia ginjal juga merupakan organ utama yang melakukan proses
ekresidimana mengekresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogenmisalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan
bermacam-macamgaram,melalui proses deaminnasi atau proses pembusukan
mikroba dalam usus.Selain itu,ginjal juga berfungsi mengekresikan zat yang
jumlahnyaberlebihan,misalnya vitamin yang larut dalam air,mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan,serta
mempertahankankeseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.

 Ekskresi Hewan Aquatic

Ikan mempunyai sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran
yang disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat
bermuaranyasaluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang
anus. Ginjal padaikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus
yang jumlahnya lebihbanyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki
sedikit glomelurus sehinggapenyaringan sisa hasil metabolism berjalan lambat.

49
1. Organ Sistem Ekskresi Serangga
Alat ekskresi pada serangga, contohnya belalang adalah tubulus Malpighi
.Badan Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang terikat pada ujung usus
posteriorbelalang dan berwarna kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan
tubuh (hemolimfa)oleh saluran Malpighi di bagian ujung. Kemudian, cairan
masuk ke bagian proksimal lalumasuk ke usus belakang dan dikeluarkan bersama
feses dalam bentuk kristalkristal asamurat.

2. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal. Di antaranya


adalahpronefros,mesonefros, danmetanefros. Pronefros adalah tipe ginjal yang
berkembang pada faseembrio atau larva. Pada tahap selanjutnya, ginjal pronefros
digantikan oleh tipe ginjalmesonefros. Ketika hewan dewasa, ginjal mesonefros
digantikan oleh ginjal metanefros.Pada Mammalia, Reptilia, dan Aves tipe ginjal
yang dimiliki adalah mesonefros. Namun,setelah dewasa mesonefros akan diganti
oleh metanefros.

3. Organ Sistem Ekskresi Pisces (Ikan)


Ginjal pada ikan adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut
mesonefros.Setelah dewasa, mesonefros akan berkembang menjadi ginjal
opistonefros. Tubulusginjal pada ikan mengalami modifikasi menjadi saluran
yang berperan dalamtransport spermatozoa (duktus eferen) ke arah kloaka. Ikan
memiliki bentuk ginjalyang berbeda, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan
sekitarnya. Pada ikan airtawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis
membuat jaringan ikan sangatmudah mengalami kelebihan cairan.
Ginjal ikan air tawar memiliki kemiripan dengan ginjal manusia.
Mekanismefiltrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal ikan. Mineral dan zat-zat
makanan lebihbanyak diabsorbsi, sedangkan air hanya sedikit diserap. Dengan

50
sedikit minum danmengeluarkan urine dalam volume besar, ikan air tawar
menjaga jaringan tubuhnyaagar tetap dalam keadaan hipertonik.
Ekskresi amonia dilakukan dengan cara difusi melalui insangnya. Ikan yang
hidupdi air laut, memiliki cara adaptasi yang berbeda. Ikan air laut sangat
mudahmengalami dehidrasi karena air dalam tubuhnya akan cenderung mengalir
keluar kelingkungan sekitar melalui insang, mengikuti perbedaan tekanan
osmotik. Ikan air lauttidak memiliki glomerulus sehingga mekanisme filtrasi tidak
terjadi dan reabsorpsipada tubulus juga terjadi dalam skala yang kecil.
Oleh karena itu, ikan air laut beradaptasi dengan banyak meminum
air laut,melakukandesalinasi(menghilangkan kadar garam dengan melepaskannya
lewatinsang), dan menghasilkan sedikit urine. Urine yang dihasilkan akan
dikeluarkanmelalui lubang di dekat anus. Hal ini berbeda dengan pengeluaran
urine dari ikanChondrichthyes, misalnya hiu. Ikan hiu mengeluarkan urine melalui
seluruh permukaankulitnya.

4. Organ Sistem Ekskresi Amphibi (Katak)


Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan
memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka.
Namun, haltersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti
halnya pada ikan,juga menjadi salah satu organ yang sangat berperan dalam
pengaturan kadar airdalam tubuhnya.
Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibiakekurangan cairan
jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak beradaterlalu lama dalam
air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis kedalam jaringan tubuh
melalui kulitnya.

51
Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan
kondisiair di sekitarnya. Ketika berada dalam air dengan jangka waktu yang lama,
katakmengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih
katakdapat dengan mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh dinding
kandungkemihnya sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu
yanglama.

5. Organ Sistem Ekskresi Reptilia


Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros. Pada saat embrio, Reptilia
memilikiginjal tipe pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi
mesonefroshingga metanefros.Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat.
Asam urat ini tidakterlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang
dihasilkan oleh Mammalia.Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air
dalam volume yang besar. Asamurat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk
pasta berwarna putih.
Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya
dankura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk
mengeluarkangaram yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah
di dekat mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam.
Ketika penyusedang bertelur, kita seringkali melihatnya mengeluarkan semacam
air mata. Namun,yang kita lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam. Ular,
buaya, dan aligator tidakmemiliki kandung kemih sehingga asam urat yang
dihasilkan ginjalnya keluarbersama feses melalui kloaka.

52
6. Organ Sistem Ekskresi Aves
Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki
kandungkemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui lubang
kloaka. Urinepada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat. Metabolisme
burung sangatcepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus memiliki
dinamika yang sangattinggi.
Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh
ginjalburung. Setiap 1 mm3ginjal burung, terdapat 100–500 nefron. Jumlah
tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia. Jenis burunglaut juga
memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Haltersebut
untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut dengan kadargaram
tinggi.

7. Sistem Osmoregulasi Pada Hewan


Sistem osmoregulasi pada hewan invertebrate Secara umum, organ
osmoregulasi invertebrata memakai mekanisme filtrasi,reabsorbsi, dan sekresi
yang prinsipnya sama dengan kerja ginjal pada vertebratayang memproduksi urin
yang lebih encer dari cairan tubuhnya. Osmoregulasi pada serangga Kehilangan
air pada serangga terutama terjadi melalui proses penguapan. Hal ini dikarenakan
serangga memiliki ratio luas permukaan tubuh dengan masatubuhnya sebesar 50
kali, bandingkan dengan mamalia yang mempunyai ratio luaspermukaan tubuh
terhadap masa tubuhnya yang hanya ½ kali.

53
Jalan utamakehilangan air pada serangga adalah melalui spirakulum untuk
mengurangikehilangan air dari tubuhnya maka kebanyakan serangga akan
menutupspirakelnya pada saat diantara dua gerakan pernapasannya. Cara
mengatasi yanglain adalah dengan meningkatkan impermeabilitas kulitnya, yaitu
dengan memilikikutikula yang berlilin yang sangat impermeable terhadap air,
sehingga seranggasedikit sekali kehilangan air melalui kulitnya. Sebagai organ
ekskretori seranggamemiliki badan Malphigi yang bersama-sama dengan saluran
pencernaan bagianbelakang membentuk sistem ekskretori osmoregulatori.
Osmoregulasi pada Annelida Cacing tanah sepertiLumbricus
terestrismerupakan regulator hiperosmotik yangefektif. Hewan ini secara aktif
mengabsorbsi ion-ion. Urine yang diproduksinyaencer, yang secara esensial
bersifat hipoosmotik mendekati isoosmotik terhadapdarahnya. Diduga konsentrasi
urinnya disesuaikan menurut kebutuhankeseimbangan air tubuhnya. Homeostasis
regulasi juga dilakukan denganpendekatan prilaku yaitu aktif dimalam hari dan
menggali tanah lebih dalam bilapermukaan tanah kering.
Osmoregulasi pada Molusca Pada tubuh keong/siput memiliki
permukaan tubuh berdaging yang sangatpermeable terhadap air. bila dikeluarkan
dari cangkangnya, maka air akan hilangsecepar penguapan air pada seluas
permukaan tubuhnya. Semua keoang atau siputbernapas terutama dengan paru-
paru yang terbentuk dari mantel tubuhnya danterbuka keluar melalui lubang kecil.
Toleransi terhadap air sangat tinggi. Tekananosmotik cairan internal bervariasi
secara luas tergantung kandungan airlingkungannya. Untuk menghindari
kehilangan air yang berlebih, keong atau siputlebih aktif dimalam hari dan bila
kondisi bertambah kering , keoang akan berlindung dengan membenamkan diri
kedalam tanah serta menutupcangkangnya dengan semacam operculum yang
berasal dari lendir yangdikeluarkannya.
Banyak keong darat yang secara rutin mengeluarkan suatu zatyang
mengandung nitrogen dalam bentuk asam urat yang sulit larut dalam air,yang
terbukti bahwa ternyata zat ini meningkat pada beberapa spesies dalammasa
kesulitan mendapatkan air. Selama masa estivasi (tidur musim panas) asamurat ini
disimpan dalam ginjal dengan maksud mengurangi kehilangan air

54
untukmenekskresikan nitrogen tersebut. Banyak spesies keong yang menyimpan
airdidalam rongga mantelnya yang rupanya digunakan pada liungkungan kering.

8. Sistem osmoregulasi pada hewan Vertebrata


Osmoregulasi pada ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan
tubuh yang bersifathiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung
masuk ketubuhnyasecara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable.
Bila hal ini tidakdikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya
garam-garamtubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak
dapatmenyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa
keluarkelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulus
dalamjumlah banyak dengan diameter besar.
Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak
keluar dan sekaligus memompa air senisebanyak-banyaknya. Ikan laut hidup pada
lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairantubuhnya, sehingga
cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dankemasukan garam-
garam.Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minum air laut sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian berarti pula kandungan garam akanmeningkat dalam cairan
tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dankelebihan garam harus
dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotikuntuk
mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan denganikan air
tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomerulus
ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari padaikan air tawar
Osmoregulasi pada Reptilia Hewan dari kelas reptile, meliputi ular, buaya,
dan kura-kura memiliki kulit yangkerimg dan bersisik. Keadaan kulit yang kering
dan bersisik tersebut diyakinimerupakan cara beradaptasi yang baik terhadap
kehidupan darat, yakni agar tidakkehilangan banyak air. Untuk lebih menghemat
air, hewan tersebut menghasilkanzat sisa bernitrogen dalam bentuk asam urat,
yang pengeluarannya hnyamembutuhkan sedikit air. selain itu, Reptil juga
melakukan penghematan airdengan menghasilkan feses yang kering. Bahkan,
Kadal dan kura-kura pada saatmengalami dehidrasi mampu memanfaatkan urin

55
encer yang dihasilkan dandisimpan dikandung kemihnya dengan cara
mereabsorbsinya.
Osmoregulasi pada Aves pada burung pengaturan keseimbangan air ternyata
berkaitan erat dengan prosesmempertahankan suhu tubuh. Burung yang hidup
didaerah pantai danmemperoleh makanan dari laut (burung laut) menghadapi
masalah berupapemasukan garam yang berlebihan. Hal ini berarti bahwa burung
tersebut harusberusaha mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya. Burung
mengeluarkankelebihan garam tersebut melalui kelenjar garam, yang terdapat
pada cekungandangkal dikepala bagian atas, disebelah atas setiap matanya,
didekat hidung.Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam didalm tubhnya,
hewan ituakan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl.
Kelenjar garamini hanya aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam.
Osmoregulasi pada Mammalia pada mamalia kehilangan air dan garam
dapat terjadi lewat keringat. Sementara,cara mereka memperoleh air sama seperti
vertebrata lainnya, yaitu dari air minumdan makanan. Akan tetapi, untuk mamalia
yang hidup dipadang pasirmemperoleh air denga cara minum merupakan hal yang
mustahil sebagai contohkangguru. Kangguru tidak minum air, tetapi dapat
bertahan denganmenggunakan air metabolic yang dihasilkan dari oksidasi
glukosa.

56
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa setiap makhluk


hidup memilki sistem organnya masing-masing. Untuk manusia sistem organ
terdiri dari atas system pernapasan,system pencernaan, sistem peredaran darah,
sistem gerak, sistem eksresi, sistem hormon, sistem koordinasi, dan system indra.

Untuk tumbuhan sistem organnya terdiri atas sistem respirasi (pernapasan),


sistem transportasi (pengangkut), sistem transpirasi (penguapan) dan, sistem
gerak. Sedangkan untuk hewan sendiri terdiri dari sistem organ peredaran darah,
sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem saraf dan sistem
hormone.

B. SARAN

Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dan penulis dapat


memahami materi biologi dasar dalam konteks sistem organ dari mahkluk hidup
selain itu sistem organ merupakan sistem pembentuk tubuh kita yang fungsinya
sangat vital. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan
sebaik-baiknya dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang
telah diberikan kepada kita berupa tubuh yang sehat.

57
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: CV Budi


Utama.

Atsnan, M.F. & Smart Teachers Team. 2019. Bongkar Pola Soal UNBK
SMP/MTS 2020. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Chalk, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republic Indonesia.

Kurniasih, Tjitjih. 2018. Sistem Organ Manusia. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Nugraheny, Yudadi Tri. 2020. Ringkasan Materi Dan Latihan Soal IPA Kelas VII
SMP/MTS. Jakarta: BIP.

Purnamasari, Risa. Dwi Rukma Anti. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya: Program
Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel.

Ruwaanto, bambang. Arifin nugroho.2016. SKM Sukses Menguasai Materi IPA


SMP Kelas VII,VIII,IX. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudjadi, Bagod. Siti Laila 2007. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Jakarta: Ghalia
Indonesia

58

Anda mungkin juga menyukai