“SISTEM EKSKRESI”
Oleh :
Kelompok 7
1. M. Ihram L011231144
2. Sri Cindy Wulandari L011231145
3. Dila’ Puspita L011231146
4. Dalila Salsabila L011231147
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah singkat ini adalah “Sistem Ekskresi”. Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Dasar yang telah membimbing kami
untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah singkat
ini. Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis: Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Sistem Ekskresi.............................................................................. 5
2.2 Komponen Sistem Ekskresi.............................................................................. 5
2.3 Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata & Vertebrata............................................ 5
2.4 Sistem Ekskresi Manusia.................................................................................. 8
2.5 Morfologi dan Anatomi Ginjal............................................................................ 13
2.6 Penyakit dan Kelainan Sistem Ekskresi............................................................ 15
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Contoh Annelida adalah cacing tanah. Alat ekskresinya, yaitu nefridium. Pada saat cairan
melalui nefridia, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan diserap oleh darah, sedangkan
zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan ditampung di dalam kantong kemih dan
akhirnya akan dikeluarkan melalui nefridiofora, yaitu lubang nefridium yang terdapat pada
permukaan setiap ruas tubuh .
4. Insekta
Alat ekskresi insekta adalah pembuluh darah Malpighi yang melekat pada ujung anterior
usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme berupa senyawa nitrogen yang berasal dari cairan
tubuh di dalam darah diubah menjadi asam urat. Asam urat akan diserap oleh pembuluh
darah Malpighi, kemudian diteruskan ke usus yang terdapat di dalam rektum. Sel-sel usus
yang terdapat pada rektum akan menyerap udara yang berlebihan sebelum dikeluarkan dari
tubuh, sehingga kotoran serangga akan berbentuk butiran-butiran.
Demikian artikel mengenai Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata dan Invertebrata
(Avertebrata) semoga ini bisa bermanfaat bagi semua orang.
Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal opistonefros yang berbentuk
memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan, seperti ikan mas,
saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu, disebut saluran urogenital yang
terletak di belakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka.
Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga keseimbangan tekanan osmotiknya.
Pada ikan yang bernafas dengan insang, urin dikeluarkan melalui kloaka atau porus
urogenitalis, dan karbon dioksida dikeluarkan melalui insang. Pada ikan yang bernafas
dengan paru-paru, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan urin dikeluarkan
melalui kloaka. Pada kulit ikan terdapat kelenjar lendir yang menghasilkan lendir berfungsi
untuk melicinkan kulit, terutama di bagian sisik. Kulit yang licin akan memudahkan ikan
bergerak di dalam air dan menghindar dan pemangsa.
6
Organ eksresi pada amphibi yaitu:
Ginjal
Terletak di kanan dan di kiri tulang belakang. Ginjal ini berwarna merah kecoklat-coklatan.
Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa berupa garam mineral dan cairan
dari darah.
Paru-paru
Pada katak pulmo berjumlah sepasang dan berlobus 3. Tugas paru-paru adalah untuk
membuang karbon dioksida serta uap air yang tidak berguna bagi tubuh.
7
D. Sistem Ekskresi pada Aves
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Burung
memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang
menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan
zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung
dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi
memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk
meminyaki bulu-bulunya.
8
selaput tipis disebut hepatis. Didalam jaringan ini terdapat pembuluh darah dan
pembuluh empedu yang disatukan oleh kapsul hati.
c. Kulit
Memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik
akibat sentuhan mekanis, penyinaran, kuman dan zat kimia. Mengatur suhu badan,
mencegah dehidrasi dan mengeluarkan zat sisa berupa keringat. Menerima
rangsangan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
2. Fungsi Sistem Ekskresi Kulit 6 Kulit mengeluarkan keringat sebagai salah satu cara
untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh. Keringat sendiri diproduksi oleh kelenjar
keringat dan berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Di dalamnya tidak hanya terdapat
air, tetapi juga minyak, gula dan garam, serta limbah hasil metabolisme seperti amonia
dan urea yang diproduksi oleh hati dan ginjal ketika tubuh memecah protein.
3. Mekanisme sistem ekskresi kulit Ketika suhu lingkungan tinggi, maka suhu
pembuluh darah juga tinggi sehingga bisa menjadi rangsangan terhadap hipotalamus.
Rangsangan yang diterima oleh hipotalamus akan mempengaruhi kelenjar keringat
untuk melakukan penyerapan terhadap air, garam, urea dan berbagai macam zat sisa
metabolisme untuk menghasilkan keringat guna menjaga suhu tubuh manusia agar
tetap stabil.
B. Hepar (Hati)
Hepar atau hati merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Hati
sendiri merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh. Pada tubuh orang
dewasa bobotnya mencapai 1,5 kg atau 3-5% dari total berat badan. Posisinya berada di
9
dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Hati juga termasuk
sebagai alat ekskresi dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah
beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun
oleh hati ini disebut proses detoksifikasi.
Fungsi Hati Dalam Sistem Ekskresi Sebagai organ yang berperan dalam sistem
ekskresi – karena mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi,
antara lain :
a. Menghasilkan Getah Empedu Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah
merah. Getah ini terdiri dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu.
Garam empedu bertugas untuk 8 mengemulsi lemak, sementara zat warna empedu adalah
yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan dengan getah empedu,
kekuningan.
b. Menghasilkan Urea dan Amonia Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan
protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam
darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan
diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam empedu.
Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.
c. Merombak Sel-Sel Darah Merah yang Sudah Tua Hasil perombakan sel darah merah ini
disebut globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang
untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali.
Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang
nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan
feses.
d. Menyintesis Beberapa Zat Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga
berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang
salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi
urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.
Mekanisme sistem ekskresi hati Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan
cairan empedu secara terus – menerus. Selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi
menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan merombak
protein, serta membentuk eritrosit pada janin. Sel – sel hati yang bertugas merombak
eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi
10
senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin. Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat
warna (bilirubin dan biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu
dibuang ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru)
dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada
feses dan urine. Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan
ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan
metabolisme protein.
C. Pulmo (paru-paru)
Fungsi Paru-Paru Dalam Sistem Ekskresi Di dalam tubuh, fungsi utama paru-paru adalah
sebagai alat pernapasan, namun karena bagian ini juga mengekskresikan zat sisa
metabolisme maka paru- paru juga memiliki peranan dalam sistem ekskresi. Dalam sistem
ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air
(H2O). Karbondioksida dan uap air ini lalu dilepaskan dan dikeluarkan paru-paru melalui
hidung. Sebagai gantinya, oksigen pun diambil. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara
sendiri berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan hal itu biasanya dipengaruhi oleh
berbagai hal. Sebut saja jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan
makanan yang dimakan.
Mekanisme Sistem Ekskresi Paru-Paru Sebagai hasil zat sisa metabolisme paru-paru,
CO2 diangkut oleh darah melalui tiga cara, yaitu : a. Karbon dioksida larut dalam plasma,
dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2); b. Karbon
dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh
CO2) c. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Proses pengangkutan hasil metabolisme paru-
paru sebagai berikut : a. Mula-mula karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan
diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung. 11 b. Dari jantung lalu akan
dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. c. Kemudian, H2O dan CO2 dapat
berdifusi atau dapat diekskresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara
banyak kapiler yang, mempunyai selaput.
D. Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang penting bagi manusia, letaknya ada di
bawah tulang rusuk belakang dekat dengan punggung bagian tengah. Posisi ginjal terletak
baik di kanan maupun kiri tubuh manusia. Tepatnya di dalam rongga perut pada dinding
tubuh bagian belakang (di bawah hati dan limpa). Bentuknya seperti kacang dan berwarna
merah, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang
disebut hilus dimana arteri renalis masuk dan vena relias dan ureter keluar. Ginjal terlindungi
dan terbungkus oleh apa yang dinamakan kapsul. Di dalam tubuh manusia dewasa, ginjal
biasanya memiliki panjang sekitar 11 cm. Berat dan besarnya bervariasi, tergantung jenis
kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain. Ginjal sisi kanan terletak sedikit lebih
rendah daripada ginjal kiri akibat ukuran cuping kanan hati yang besar. Hampir dua juta
tubulus mikroskopis yang disebut nefron berada di dua ginjal.
11
Fungsi ginjal dalam sistem ekskresi Selain bertugas menyaring darah dalam tubuh,
mengendalikan keseimbangan cairan tubuh, serta menjaga kadar elektrolit dalam tubuh,
ginjal juga memiliki peranan penting dalam sistem ekskresi pada manusia, yakni sebuah
proses pengeluaran zat – zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.
13 Ginjal akan menyaring darah yang masuk ke wilayahnya, kemudian mengalirkannya
kembali melalui pembuluh darah ginjal ke organ tubuh lainnya. Nah, zat-zat limbah yang
tersaring dalam proses ini kemudian akan dibuang melalui urine yang dikumpulkan di
panggul ginjal (renal pelvis). Sebelum akhirnya ureter akan memindahkan urine ke kandung
kemih, tempat dimana urine disimpan. Dari sini, urine berjalan dan keluar dari tubuh melalui
saluran kemih.
Mekanisme sistem ekskresi ginjal Sebagai alat ekskresi, ginjal akan menjalankan tiga
tahapan dalam proses pembuangan, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali
(reabsorbsi) dan pengumpulan (augmentatif). a. Tahap filtrasi ginjal menyaring cairan dalam
darah, sebelum akhirnya kembali ke jantung dan paru‐paru. Cairan yang tersaring berupa
urin primer yang masih mengandung air, glukosa, dan asam amino. Namun sudah tidak
mengandung protein dan darah. b. Tahap reabsorbsi Tahap ini terjadi di bagian ginjal yang
bernama tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus proksimal menyerap kembali zat-
zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Adapun hasil dari proses reabsorbsi adalah urin
sekunder. c. Tahap augmentasi Sementara pada tahap pengumpulan atau augmentasi,
terjadi pengumpulan cairan yang telah dilakukan dalam tahapan-tahapan sebelumnya. Ini
merupakan tahapan yang terakhir dan terjadi di bagian tubulus kontortus distal. Cairan yang
dihasilkan oleh tahapan ini sudah berbentuk urin sesungguhnya.
E. Usus Besar
Selain sebagai sistem pencernaan, usus besar juga berfungsi sebagai sistem ekskresi
manusia. Usus besar adalah organ yang mengelilingi seluruh rongga perut dan
membentuk huruf “U” terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat. Usus besar atau
kolon memiliki panjang kurang lebih 1 meter dan terdiri atas bagian kolon (mendatar)
asenden, kolon (menurun) transversum, kolon desenden, dan berakhir pada anus.
Diantara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu (sekum). Pada ujung sekum
terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (apendiks) yang berisi sejumlah sel
darah putih yang berperan dalam imunitas.
12
Fungsi usus besar dalam sistem ekskresi manusia Usus besar termasuk organ ekskresi
yang penting karena memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a. Menyerap Air Sudah sempat disinggung sebelumnya bahwa fungsi usus besar adalah
untuk menyerap air. Sebagian proses pencernaan makanan dan nutrisi telah selesai di usus
kecil. Organ usus besar ini membantu menyempurnakan proses pencernaan dengan
menyerap air yang masih tersisa. Oleh sebab itu, sesuai proses pencernaan di organ ini akan
terbentuk sisa makanan yang padat dan siap dikeluarkan tubuh dalam bentuk feses.
b. Membantu Penyerapan Vitamin Usus besar berfungsi untuk menyerap vitamin sebab
terdapat bakteri baik yang hidup di kolon. Diketahui dalam kolon ada sekitar 700 bakteri baik
yang membantu memelihara kesehatan tubuh. Fungsi dari bakteri ini yaitu untuk memecah
polisakarida yang belum dicerna menjadi asam lemak yang mudah diserap usus besar.
Fermentasi ini akan menghasilkan nitrogen, karbon dioksida, hydrogen sulphide, dan metana
yang akan dikeluarkan sebagai flatus. Bakteri di usus besar ini juga bisa menghasilkan
vitamin K dan biton. Jadi saat tubuh kekurangan vitamin dari makanan, maka bakteri ini akan
membantu memenuhi kekurangan vitamin tersebut.
c. Mencegah Infeksi dan Mengurangi Kandungan Asam Usus besar berfungsi untuk
mencegah dan mengurangi kandungan asam dalam tubuh. Kehadiran mukosa yang ada di
permukaan usus besar dapat membantu mengeluarkan zat bikarbonat. Zat tersebut berguna
untuk menetralkan sama yang dihasilkan asam lemak dan zat pencernaan lain dari usus
kecil. Lapisan mukosa juga berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi mikroba berbahaya.
d. Menghasilkan Antibodi Fungsi usus besar dalam sistem pencernaan lainnya yaitu dapat
menghasilkan antibodi. Jaringan limfoid dalam usus besar diketahui berperan penting untuk
memproduksi antibodi dan antibodi reaksi silang. Secara umum antibodi biasanya diproduksi
oleh sistem kekebalan tubuh guna menjaga agar jumlah bakteri baik dalam tubuh tetap
normal. Selain itu, antibodi juga berguna untuk melawan bakteri jahat yang menyebabkan
penyakit.
Mekanisme usus besar dalam sistem ekskresi Pada dasarnya usus besar dalam sistem
pencernaan manusia memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pencernaan
manusia. Dimana, zat-zat makanan yang tidak diserap usus halus
13
Pada umumnya, ginjal berukuran sekepalan tangan dan dilengkapi dengan sepasang ureter,
sebuah kandung kemih dan uretra. Ketiganya bagian dari ginjal tersebut berfungsi membawa
urine keluar dari tubuh. Manusia mempunyai sepasang ginjal yang bagian kirinya terletak
sedikit lebih tinggi dibandingkan ginjal kanan. Hal ini dikarenakan adanya organ hati yang
mendesak ginjal bagian kanan. Ginjal juga dilindungi oleh tulang rusuk dan otot punggung.
Sementara itu, jaringan adiposa (jaringan lemak) mengelilingi ginjal dan berperan sebagai
bantalan pelindung ginjal.
Anatomi ginjal dibagi menjadi tiga bagian, mulai dari bagian yang paling luar hingga
ke dalam, yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis ginjal.
1. Korteks ginjal
Bagian terluar dari ginjal disebut dengan korteks. Korteks ginjal umumnya dikelilingi oleh
kapsul renal dan lapisan lemak yang berfungsi untuk melindungi struktur dalam organ dari
kerusakan.
2. Medula ginjal
Medula adalah jaringan ginjal yang halus. Bagian dari ginjal ini terdiri dari lengkung Henle
serta piramida renal, yaitu struktur kecil yang berisi nefron dan tubulus. Tubulus inilah yang
nantinya berfungsi mengangkut cairan yang masuk dan mengeluarkan urine dari ginjal.
3. Pelvis ginjal
Pembahasan anatomi ginjal tidak akan lengkap tanpa penjelasan pelvis ginjal. Pelvis ginjal
adalah ruang berbentuk corong dan terletak di bagian paling dalam dari renal. Bagian dari
ginjal yang satu ini berfungsi sebagai jalur untuk cairan dalam perjalanan ke kandung kemih.
Bagian pertama pelvis ginjal mengandung calyces, yaitu ruang berbentuk cangkir kecil yang
bertugas mengumpulkan cairan sebelum bergerak ke kandung kemih. Selanjutnya, cairan
tersebut akan masuk ke hilum, yaitu lubang kecil yang mengalirkan cairan menuju ke
kandung kemih.
Fungsi Ginjal :
Setelah membahas anatomi ginjal, mengenali apa saja fungsi organ yang memiliki panjang
12 cm dan lebar 6 cm ini juga penting. Dengan demikian, Anda dapat menjaga kesehatan
ginjal dengan baik dan mengurangi risiko terjadinya penyakit. Sama seperti organ lainnya,
ginjal berperan penting dalam kelangsungan hidup seseorang. Pasalnya, fungsi utama ginjal
adalah menyaring limbah dan cairan dari dalam tubuh, baik yang berasal dari makanan,
obat-obatan, dan zat beracun. Normalnya, ginjal dapat menyaring 120 – 150 liter darah
14
setiap harinya. Penyaringan darah tersebut biasanya menghasilkan 2 liter limbah yang perlu
dikeluarkan lewat 1 – 2 liter urine. Hal tersebutlah yang membuat ginjal dilengkapi dengan
sepasang ureter, kandung kemih, dan uretra. Selain membuang zat sisa dalam tubuh, renal
juga menyerap kembali zat yang dibutuhkan tubuh, seperti asam amino, natrium, gula, dan
nutrisi lainnya. Fungsi ginjal juga dipengaruhi oleh kelenjar adrenal yang berada di bagian
atas masing-masing ginjal. Kelenjar adrenal kemudian memproduksi hormon aldosteron,
yaitu hormon yang menyerap kalsium dari urine ke pembuluh darah. Hal ini bertujuan agar
dapat dimanfaatkan kembali oleh tubuh.
Selain hormon yang bertugas dalam penyaringan darah, ginjal juga menghasilkan hormon
lainnya yang tidak kalah penting bagi tubuh, yaitu:
Eritropoetin (EPO), hormon untuk merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan
sel darah merah,
Renin, hormon yang berfungsi mengontrol tekanan darah, serta
Kalsitriol, bentuk aktif vitamin D yang membantu menjaga kesehatan tulang.
15
Apabila kandung kemih telah terisi penuh, sinyal akan dikirim ke otak untuk memberitahu
Anda agar segera pergi ke toilet. Jika kandung kemih telah dikosongkan, urine mengalir
keluar dari tubuh melalui uretra, yang terletak di bagian kandung kemih.
16
8. Nefritis adalah radang nefron pada ginjal yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
Streptococcus. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan peredaran darah
hingga ginjal.
9. Albuminuria Penyakit ini terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan penyaringan protein
(albumin). Protein (albumin) yang tidak dapat disaring tersebut akan keluar bersama urin.
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
10. Pneumonia Paru-paru termasuk ke dalam organ pada sistem ekskresi karena merupakan
tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Salah satu penyakit yang menyerang paru-
paru adalah pneumonia. Pneumonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau
jamur di alveolus. Pneumonia menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus, yang
merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, dipenuhi oleh cairan.
11. Asma adalah gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar kita dengar. Asma
terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Penderitanya menunjukkan
gejala sulit bernapas atau sesak. Penyakit ini tidak menular dan biasanya menurun.
Lingkungan dengan udara yang tercemar dapat memicu serangan asma. Penanganan
serangan asma adalah dengan memberikan obat-obatan yang berupa suntikan
(Hydrocortisone), sirup. ventolin (Salbutamol), atau nebulizer (gas Salbutamol) untuk
melonggarkan saluran pernapasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Ekskresi adalah sistem yang bertugas mengeluarkan sisa limbah metabolisme
dan bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lainnya dari tubuh suatu organisme.
Komponen sistem ekskresi manusia terdiri atas kulit, hepar, pulmo, ginjal dan usus besar
Sedangkan hewan vertebrata pada pisces berupa ginjal opistonefros pada amfibi yaitu ginjal,
Paru-paru Pada reptil yaitu paru-paru,ginjal, dan kulit pada Aves yaitu ginjal (metanefros),
paru-paru, dan kulit. Pada mamalia yaitu ginjal, paru-paru,hati dan kulit
Komponen penyusun sistem ekskresi pada hewan Avertebrata pada protozoa yaitu akuola
kontraktil pada Plathyhelmintes yaitu sel Api pada annelida yaitu Nefridium Pada Insekta
yaitu Pembuluh malpighi. Organ ekskresi manusia yang terakhir yaitu usus besar, selain
sebagai organ pencernaan usus besar juga memiliki fungsi sebagai organ ekskresi. Ekskret
yang dihasilkan adalah feses, yang merupakan limbah sisa pencernaan manusia. Usus besar
mengelilingi seluruh rongga perut dan membentuk huruf “U” terbalik di sekitar usus halus.
Bagian-bagiannya terdiri dari sekum, kolon, rektum dan anus. Sejumlah penyakit dan
kelainan sistem ekskresi yaitu Sirosis hati, Hemokromatosis, Diabetes insipidus, Diabetes
mellitus, Batu Ginjal 17, Uretris Organ, Uremia, Albuminuria, Asma.
17
DAFTAR PUSTAKA
19