Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOLOGI DASAR

“SISTEM EKSKRESI”

Oleh :
Kelompok 7
1. M. Ihram L011231144
2. Sri Cindy Wulandari L011231145
3. Dila’ Puspita L011231146
4. Dalila Salsabila L011231147

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah singkat ini adalah “Sistem Ekskresi”. Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Dasar yang telah membimbing kami
untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah singkat
ini. Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Makassar, 13 September 2023

Penulis: Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Sistem Ekskresi.............................................................................. 5
2.2 Komponen Sistem Ekskresi.............................................................................. 5
2.3 Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata & Vertebrata............................................ 5
2.4 Sistem Ekskresi Manusia.................................................................................. 8
2.5 Morfologi dan Anatomi Ginjal............................................................................ 13
2.6 Penyakit dan Kelainan Sistem Ekskresi............................................................ 15
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 18

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti gigi,respirasi dan
misalnya. Proses-proses misalnya itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang
tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang
dihasilkan bermacam-macam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat.Untuk itu,
kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses sisa-sisa
metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan udara, garam-garam dan material-
material organik (termasuksisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substansi
yang esensial untukfungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkan ini
biasanyaterdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses
filterisasipencahayaan. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda.
Mengenai Yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah mengetahui sistem kerja
ekskresipada berbagai mahkluk hidup kemudian seperti apa komponen penyusun
system ekskresi dari manusia dan hewan, segala jenis penyakit yang terjadi di system
ekskresi dan mengenai morfologi dan anatomi ginjal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem Ekskresi ?
2. Apa saja Komponen sistem Ekskresi ?
3. Bagaimana penyusunan sistem ekskresi pada hewan avebrata dan vebrata ?
4. Bagaimana penyusunan sistem ekskresi manusia ?
5. Apa itu Morfologi dan anatomi ginjal ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menginditifaksi sistem ekskresi secara
tersusun antara hewan dan juga manusia sekaligus dengan penyakit dan kelainan yang
terjadi pada sistem ekskresi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Ekskresi


Sistem ekskresi adalah sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan
limbah dari tubuh. Sistem ini terdiri dari beberapa organ dan struktur tubuh yang bekerja
bersama untuk menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan
oleh tubuh bagi pada manusia maupun hewan.

2.2 Komponen Sistem Ekskresi


Komponen penyusun sistem ekskresi pada manusia adalah sebagai berikut.
1. Kulit
2. Hepar (Hati)
3. Pulmo (Paru-Paru)
4. Ginjal
5. Usus Besar
Komponen penyusun sistem Ekskresi Pada hewan Vertebrata
Pada pisces berupa ginjal opistonefros
Pada amfibi yaitu ginjal, Paru-paru
Pada reptil yaitu paru-paru,ginjal, dan kulit
Pada Aves yaitu ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit
Pada mamalia yaitu ginjal, paru-paru,hati dan kulit
Komponen penyusun sistem ekskresi pada hewan Avertebrata
Pada protozoa yaitu akuola kontraktil
Pada Plathyhelmintes yaitu Sel Api
Pada annelida yaitu Nefridium
Pada Insekta yaitu Pembuluh malpighi

2.3 Sistem Ekskresi pada hewan Avertebrata dan Vertebrata


Pada hewan Avertebrata atau Invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Oleh
karena itu, hewan Avertebrata memiliki alat dan cara ekskresi khusus.
1. Protozoa
Protozoa memiliki vakuola kontraktil untuk melakukan proses ekskresi. Vakuola kontraktil
bekerja secara periodik untuk mengatur kadar udara dalam sel. Pada saat mengeluarkan
udara, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.
2. Platyhelminthes
Contoh Platyhelminthes adalah Planaria. Alat ekskresi pada Planaria, yaitu sel api. Cairan
tubuh yang melewati sel api akan masuk saring, sedangkan zat-zat sisa akan diserap oleh
sel api. Di dalam sel api terdapat silia. Gerakan silia akan mendorong zat-zat sisa ke arah
saluran gabungan yang selanjutnya akan dibuang keluar tubuh melalui lubang ekskresi.
3.Annelida

5
Contoh Annelida adalah cacing tanah. Alat ekskresinya, yaitu nefridium. Pada saat cairan
melalui nefridia, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan diserap oleh darah, sedangkan
zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan ditampung di dalam kantong kemih dan
akhirnya akan dikeluarkan melalui nefridiofora, yaitu lubang nefridium yang terdapat pada
permukaan setiap ruas tubuh .
4. Insekta
Alat ekskresi insekta adalah pembuluh darah Malpighi yang melekat pada ujung anterior
usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme berupa senyawa nitrogen yang berasal dari cairan
tubuh di dalam darah diubah menjadi asam urat. Asam urat akan diserap oleh pembuluh
darah Malpighi, kemudian diteruskan ke usus yang terdapat di dalam rektum. Sel-sel usus
yang terdapat pada rektum akan menyerap udara yang berlebihan sebelum dikeluarkan dari
tubuh, sehingga kotoran serangga akan berbentuk butiran-butiran.
Demikian artikel mengenai Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata dan Invertebrata
(Avertebrata) semoga ini bisa bermanfaat bagi semua orang.

Pada hewan Vertebrata memiliki sistem ekskresi sebagai berikut.

A. Sistem Eksresi pada Pisces

Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal opistonefros yang berbentuk
memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan, seperti ikan mas,
saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu, disebut saluran urogenital yang
terletak di belakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka.
Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga keseimbangan tekanan osmotiknya.
Pada ikan yang bernafas dengan insang, urin dikeluarkan melalui kloaka atau porus
urogenitalis, dan karbon dioksida dikeluarkan melalui insang. Pada ikan yang bernafas
dengan paru-paru, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan urin dikeluarkan
melalui kloaka. Pada kulit ikan terdapat kelenjar lendir yang menghasilkan lendir berfungsi
untuk melicinkan kulit, terutama di bagian sisik. Kulit yang licin akan memudahkan ikan
bergerak di dalam air dan menghindar dan pemangsa.

B. Sistem Ekskresi pada Amfibi

6
Organ eksresi pada amphibi yaitu:
 Ginjal
Terletak di kanan dan di kiri tulang belakang. Ginjal ini berwarna merah kecoklat-coklatan.
Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa berupa garam mineral dan cairan
dari darah.
 Paru-paru
Pada katak pulmo berjumlah sepasang dan berlobus 3. Tugas paru-paru adalah untuk
membuang karbon dioksida serta uap air yang tidak berguna bagi tubuh.

Bentuk Paru-Paru Amphibi

C. Sistem Ekskresi pada Reptil


Alat-alat pengeluaran reptilia terdiri atas ginjal. paru-paru, dan kulit. Bentuk ginjal reptilia
menyesuaikan bentuk tubuhnya. Misalnya, ginjal pada ular memanjang, sedangkan ginjal
pada kura-kura lebih melebar. Saluran ginjal pada kura-kura dan buaya sangat pendek. Ular
dan buaya tidak mempunyai kantong kemih, sedangkan kadal mempunyai kantong kemih
tipis yang langsung bermuara di kloaka.
Reptilia yang hidup di daerah kering mengubah zat-zat sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen dalam bentuk asam urat sebelum dikeluarkan dari tubuh. Asam urat
dikeluarkan bersama-sama kotoran melalui kloaka, sedangkan aimya diserap kembali agar
tubuh tidak kehilangan air terlalu banyak. Pada kotoran reptilia yang berwarna cokelat
terdapat bercak-bercak asam urat berwarna putih. Beberapajenis reptilia, misalnya kura-
kura, buaya, dan ular memiliki kelenjar di permukaan kulit yang mengeluarkan getah
berbau untuk mengusir musuhnya.

7
D. Sistem Ekskresi pada Aves
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Burung
memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang
menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan
zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung
dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi
memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk
meminyaki bulu-bulunya.

E. Sistem Eksresi pada Mamalia


a. Ginjal
Ginjal terletak di sebelah kanan dan kiri ruas - ruas tulang punggung. Berbentuk sep
erti kacang ercis dan berjumlah sepasang. Ginjal Berfungsi mengeluarkan zat sisa
berupa urine. Pada sumsum ginjal terdapat suatu jaringan berbentuk kerucut yang
disebut piramid. Piramid mengandung banyak pembiluh dan berguna untuk
mengumpulkan hasil ekskresi.
b. Hati
Hati terletak pada rongga perut bagian kanan. Pada bagian kanan hati terdapat

8
selaput tipis disebut hepatis. Didalam jaringan ini terdapat pembuluh darah dan
pembuluh empedu yang disatukan oleh kapsul hati.
c. Kulit
Memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik
akibat sentuhan mekanis, penyinaran, kuman dan zat kimia. Mengatur suhu badan,
mencegah dehidrasi dan mengeluarkan zat sisa berupa keringat. Menerima
rangsangan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

2.4 Sistem Ekskresi Manusia


A. Kulit
1. Kulit Sebagai organ tubuh manusia yang paling luar, kulit juga menjadi organ
terbesar lantaran menutupi seluruh tubuh. Kulit memiliki luas kurang lebih 2 meter
persegi, sementara beratnya sendiri mencapai 16% dari berat tubuh seseorang.
Semisal seseorang yang memiliki berat 50 kg, maka 16 persennya adalah seberat 8 kg.
Sebagai organ ekskresi, kulit mengeluarkan keringat melalui kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera) yang posisinya berada di lapisan dermis.

2. Fungsi Sistem Ekskresi Kulit 6 Kulit mengeluarkan keringat sebagai salah satu cara
untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh. Keringat sendiri diproduksi oleh kelenjar
keringat dan berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Di dalamnya tidak hanya terdapat
air, tetapi juga minyak, gula dan garam, serta limbah hasil metabolisme seperti amonia
dan urea yang diproduksi oleh hati dan ginjal ketika tubuh memecah protein.
3. Mekanisme sistem ekskresi kulit Ketika suhu lingkungan tinggi, maka suhu
pembuluh darah juga tinggi sehingga bisa menjadi rangsangan terhadap hipotalamus.
Rangsangan yang diterima oleh hipotalamus akan mempengaruhi kelenjar keringat
untuk melakukan penyerapan terhadap air, garam, urea dan berbagai macam zat sisa
metabolisme untuk menghasilkan keringat guna menjaga suhu tubuh manusia agar
tetap stabil.

B. Hepar (Hati)
Hepar atau hati merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Hati
sendiri merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh. Pada tubuh orang
dewasa bobotnya mencapai 1,5 kg atau 3-5% dari total berat badan. Posisinya berada di

9
dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Hati juga termasuk
sebagai alat ekskresi dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah
beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun
oleh hati ini disebut proses detoksifikasi.

Fungsi Hati Dalam Sistem Ekskresi Sebagai organ yang berperan dalam sistem
ekskresi – karena mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi,
antara lain :
a. Menghasilkan Getah Empedu Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah
merah. Getah ini terdiri dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu.
Garam empedu bertugas untuk 8 mengemulsi lemak, sementara zat warna empedu adalah
yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan dengan getah empedu,
kekuningan.
b. Menghasilkan Urea dan Amonia Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan
protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam
darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan
diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam empedu.
Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.
c. Merombak Sel-Sel Darah Merah yang Sudah Tua Hasil perombakan sel darah merah ini
disebut globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang
untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali.
Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang
nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan
feses.
d. Menyintesis Beberapa Zat Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga
berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang
salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi
urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.

Mekanisme sistem ekskresi hati Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan
cairan empedu secara terus – menerus. Selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi
menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan merombak
protein, serta membentuk eritrosit pada janin. Sel – sel hati yang bertugas merombak
eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi

10
senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin. Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat
warna (bilirubin dan biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu
dibuang ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru)
dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada
feses dan urine. Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan
ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan
metabolisme protein.

C. Pulmo (paru-paru)
Fungsi Paru-Paru Dalam Sistem Ekskresi Di dalam tubuh, fungsi utama paru-paru adalah
sebagai alat pernapasan, namun karena bagian ini juga mengekskresikan zat sisa
metabolisme maka paru- paru juga memiliki peranan dalam sistem ekskresi. Dalam sistem
ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air
(H2O). Karbondioksida dan uap air ini lalu dilepaskan dan dikeluarkan paru-paru melalui
hidung. Sebagai gantinya, oksigen pun diambil. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara
sendiri berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan hal itu biasanya dipengaruhi oleh
berbagai hal. Sebut saja jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan
makanan yang dimakan.
Mekanisme Sistem Ekskresi Paru-Paru Sebagai hasil zat sisa metabolisme paru-paru,
CO2 diangkut oleh darah melalui tiga cara, yaitu : a. Karbon dioksida larut dalam plasma,
dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2); b. Karbon
dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh
CO2) c. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Proses pengangkutan hasil metabolisme paru-
paru sebagai berikut : a. Mula-mula karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan
diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung. 11 b. Dari jantung lalu akan
dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. c. Kemudian, H2O dan CO2 dapat
berdifusi atau dapat diekskresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara
banyak kapiler yang, mempunyai selaput.

D. Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang penting bagi manusia, letaknya ada di
bawah tulang rusuk belakang dekat dengan punggung bagian tengah. Posisi ginjal terletak
baik di kanan maupun kiri tubuh manusia. Tepatnya di dalam rongga perut pada dinding
tubuh bagian belakang (di bawah hati dan limpa). Bentuknya seperti kacang dan berwarna
merah, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang
disebut hilus dimana arteri renalis masuk dan vena relias dan ureter keluar. Ginjal terlindungi
dan terbungkus oleh apa yang dinamakan kapsul. Di dalam tubuh manusia dewasa, ginjal
biasanya memiliki panjang sekitar 11 cm. Berat dan besarnya bervariasi, tergantung jenis
kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain. Ginjal sisi kanan terletak sedikit lebih
rendah daripada ginjal kiri akibat ukuran cuping kanan hati yang besar. Hampir dua juta
tubulus mikroskopis yang disebut nefron berada di dua ginjal.

11
Fungsi ginjal dalam sistem ekskresi Selain bertugas menyaring darah dalam tubuh,
mengendalikan keseimbangan cairan tubuh, serta menjaga kadar elektrolit dalam tubuh,
ginjal juga memiliki peranan penting dalam sistem ekskresi pada manusia, yakni sebuah
proses pengeluaran zat – zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.
13 Ginjal akan menyaring darah yang masuk ke wilayahnya, kemudian mengalirkannya
kembali melalui pembuluh darah ginjal ke organ tubuh lainnya. Nah, zat-zat limbah yang
tersaring dalam proses ini kemudian akan dibuang melalui urine yang dikumpulkan di
panggul ginjal (renal pelvis). Sebelum akhirnya ureter akan memindahkan urine ke kandung
kemih, tempat dimana urine disimpan. Dari sini, urine berjalan dan keluar dari tubuh melalui
saluran kemih.

Mekanisme sistem ekskresi ginjal Sebagai alat ekskresi, ginjal akan menjalankan tiga
tahapan dalam proses pembuangan, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali
(reabsorbsi) dan pengumpulan (augmentatif). a. Tahap filtrasi ginjal menyaring cairan dalam
darah, sebelum akhirnya kembali ke jantung dan paru‐paru. Cairan yang tersaring berupa
urin primer yang masih mengandung air, glukosa, dan asam amino. Namun sudah tidak
mengandung protein dan darah. b. Tahap reabsorbsi Tahap ini terjadi di bagian ginjal yang
bernama tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus proksimal menyerap kembali zat-
zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Adapun hasil dari proses reabsorbsi adalah urin
sekunder. c. Tahap augmentasi Sementara pada tahap pengumpulan atau augmentasi,
terjadi pengumpulan cairan yang telah dilakukan dalam tahapan-tahapan sebelumnya. Ini
merupakan tahapan yang terakhir dan terjadi di bagian tubulus kontortus distal. Cairan yang
dihasilkan oleh tahapan ini sudah berbentuk urin sesungguhnya.

E. Usus Besar
Selain sebagai sistem pencernaan, usus besar juga berfungsi sebagai sistem ekskresi
manusia. Usus besar adalah organ yang mengelilingi seluruh rongga perut dan
membentuk huruf “U” terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat. Usus besar atau
kolon memiliki panjang kurang lebih 1 meter dan terdiri atas bagian kolon (mendatar)
asenden, kolon (menurun) transversum, kolon desenden, dan berakhir pada anus.
Diantara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu (sekum). Pada ujung sekum
terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (apendiks) yang berisi sejumlah sel
darah putih yang berperan dalam imunitas.

12
Fungsi usus besar dalam sistem ekskresi manusia Usus besar termasuk organ ekskresi
yang penting karena memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a. Menyerap Air Sudah sempat disinggung sebelumnya bahwa fungsi usus besar adalah
untuk menyerap air. Sebagian proses pencernaan makanan dan nutrisi telah selesai di usus
kecil. Organ usus besar ini membantu menyempurnakan proses pencernaan dengan
menyerap air yang masih tersisa. Oleh sebab itu, sesuai proses pencernaan di organ ini akan
terbentuk sisa makanan yang padat dan siap dikeluarkan tubuh dalam bentuk feses.
b. Membantu Penyerapan Vitamin Usus besar berfungsi untuk menyerap vitamin sebab
terdapat bakteri baik yang hidup di kolon. Diketahui dalam kolon ada sekitar 700 bakteri baik
yang membantu memelihara kesehatan tubuh. Fungsi dari bakteri ini yaitu untuk memecah
polisakarida yang belum dicerna menjadi asam lemak yang mudah diserap usus besar.
Fermentasi ini akan menghasilkan nitrogen, karbon dioksida, hydrogen sulphide, dan metana
yang akan dikeluarkan sebagai flatus. Bakteri di usus besar ini juga bisa menghasilkan
vitamin K dan biton. Jadi saat tubuh kekurangan vitamin dari makanan, maka bakteri ini akan
membantu memenuhi kekurangan vitamin tersebut.
c. Mencegah Infeksi dan Mengurangi Kandungan Asam Usus besar berfungsi untuk
mencegah dan mengurangi kandungan asam dalam tubuh. Kehadiran mukosa yang ada di
permukaan usus besar dapat membantu mengeluarkan zat bikarbonat. Zat tersebut berguna
untuk menetralkan sama yang dihasilkan asam lemak dan zat pencernaan lain dari usus
kecil. Lapisan mukosa juga berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi mikroba berbahaya.
d. Menghasilkan Antibodi Fungsi usus besar dalam sistem pencernaan lainnya yaitu dapat
menghasilkan antibodi. Jaringan limfoid dalam usus besar diketahui berperan penting untuk
memproduksi antibodi dan antibodi reaksi silang. Secara umum antibodi biasanya diproduksi
oleh sistem kekebalan tubuh guna menjaga agar jumlah bakteri baik dalam tubuh tetap
normal. Selain itu, antibodi juga berguna untuk melawan bakteri jahat yang menyebabkan
penyakit.

Mekanisme usus besar dalam sistem ekskresi Pada dasarnya usus besar dalam sistem
pencernaan manusia memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pencernaan
manusia. Dimana, zat-zat makanan yang tidak diserap usus halus

2.5 Morfologi dan Anatomi Ginjal


Ginjal adalah salah satu organ penting tubuh yang berfungsi untuk menyaring darah.
Organ yang berbentuk menyerupai kacang ini terletak di sepanjang dinding otot bagian
belakang (otot posterior rongga perut).

13
Pada umumnya, ginjal berukuran sekepalan tangan dan dilengkapi dengan sepasang ureter,
sebuah kandung kemih dan uretra. Ketiganya bagian dari ginjal tersebut berfungsi membawa
urine keluar dari tubuh. Manusia mempunyai sepasang ginjal yang bagian kirinya terletak
sedikit lebih tinggi dibandingkan ginjal kanan. Hal ini dikarenakan adanya organ hati yang
mendesak ginjal bagian kanan. Ginjal juga dilindungi oleh tulang rusuk dan otot punggung.
Sementara itu, jaringan adiposa (jaringan lemak) mengelilingi ginjal dan berperan sebagai
bantalan pelindung ginjal.
Anatomi ginjal dibagi menjadi tiga bagian, mulai dari bagian yang paling luar hingga
ke dalam, yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis ginjal.
1. Korteks ginjal
Bagian terluar dari ginjal disebut dengan korteks. Korteks ginjal umumnya dikelilingi oleh
kapsul renal dan lapisan lemak yang berfungsi untuk melindungi struktur dalam organ dari
kerusakan.
2. Medula ginjal
Medula adalah jaringan ginjal yang halus. Bagian dari ginjal ini terdiri dari lengkung Henle
serta piramida renal, yaitu struktur kecil yang berisi nefron dan tubulus. Tubulus inilah yang
nantinya berfungsi mengangkut cairan yang masuk dan mengeluarkan urine dari ginjal.
3. Pelvis ginjal
Pembahasan anatomi ginjal tidak akan lengkap tanpa penjelasan pelvis ginjal. Pelvis ginjal
adalah ruang berbentuk corong dan terletak di bagian paling dalam dari renal. Bagian dari
ginjal yang satu ini berfungsi sebagai jalur untuk cairan dalam perjalanan ke kandung kemih.
Bagian pertama pelvis ginjal mengandung calyces, yaitu ruang berbentuk cangkir kecil yang
bertugas mengumpulkan cairan sebelum bergerak ke kandung kemih. Selanjutnya, cairan
tersebut akan masuk ke hilum, yaitu lubang kecil yang mengalirkan cairan menuju ke
kandung kemih.

Fungsi Ginjal :
Setelah membahas anatomi ginjal, mengenali apa saja fungsi organ yang memiliki panjang
12 cm dan lebar 6 cm ini juga penting. Dengan demikian, Anda dapat menjaga kesehatan
ginjal dengan baik dan mengurangi risiko terjadinya penyakit. Sama seperti organ lainnya,
ginjal berperan penting dalam kelangsungan hidup seseorang. Pasalnya, fungsi utama ginjal
adalah menyaring limbah dan cairan dari dalam tubuh, baik yang berasal dari makanan,
obat-obatan, dan zat beracun. Normalnya, ginjal dapat menyaring 120 – 150 liter darah
14
setiap harinya. Penyaringan darah tersebut biasanya menghasilkan 2 liter limbah yang perlu
dikeluarkan lewat 1 – 2 liter urine. Hal tersebutlah yang membuat ginjal dilengkapi dengan
sepasang ureter, kandung kemih, dan uretra. Selain membuang zat sisa dalam tubuh, renal
juga menyerap kembali zat yang dibutuhkan tubuh, seperti asam amino, natrium, gula, dan
nutrisi lainnya. Fungsi ginjal juga dipengaruhi oleh kelenjar adrenal yang berada di bagian
atas masing-masing ginjal. Kelenjar adrenal kemudian memproduksi hormon aldosteron,
yaitu hormon yang menyerap kalsium dari urine ke pembuluh darah. Hal ini bertujuan agar
dapat dimanfaatkan kembali oleh tubuh.
Selain hormon yang bertugas dalam penyaringan darah, ginjal juga menghasilkan hormon
lainnya yang tidak kalah penting bagi tubuh, yaitu:
 Eritropoetin (EPO), hormon untuk merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan
sel darah merah,
 Renin, hormon yang berfungsi mengontrol tekanan darah, serta
 Kalsitriol, bentuk aktif vitamin D yang membantu menjaga kesehatan tulang.

Cara kerja ginjal :


Tahap pertama
Setiap anatomi ginjal bekerja satu sama lain untuk menyaring darah dan memproduksi urine
yang mengandung limbah dan cairan berlebih untuk dikeluarkan. Tahapan pertama yang
akan dilakukan ginjal adalah menyaring darah.
Proses penyaringan darah biasanya dibantu oleh glomerulus, yaitu filter yang merupakan
bagian dari korpus ginjal (badan malphigi). Darah yang mengalir dari aorta lewat arteri ginjal
menuju ke badan malpighi untuk disaring.
Zat sisa dari hasil penyaringan ini disebut urine primer. Urine primer umumnya mengandung
air, glukosa, garam, serta urea. Ketiga senyawa tersebut akan masuk dan disimpan
sementara dalam kapsul Bowman.
Tahap kedua
Urine primer yang disimpan di dalam kapsul Bowman kemudian akan bergerak menuju
saluran pengumpul. Pada saat dalam perjalanan menuju saluran pengumpul, proses
pembentukan urine terjadi melalui tahapan reabsorpsi.
Artinya, zat-zat yang masih dapat digunakan, seperti glukosa, asam amino, dan garam
tertentu akan diserap kembali. Penyerapan ulang ini dilakukan oleh tubulus proksimal dan
lengkung Henle.
Proses ini kemudian menghasilkan urine sekunder yang biasanya mengandung kadar urea
yang tinggi.
Tahap ketiga
Agar fungsi ginjal berjalan dengan baik, tahapannya tidak hanya sampai menghasilkan urine
sekunder. Pengeluaran zat (augmentasi) adalah tahap terakhir dari cara kerja bagian anatomi
ginjal.
Urine sekunder yang telah dihasilkan akan dialirkan menuju tubulus distal. Proses ini akan
melewati pembuluh kapiler darah yang bertujuan untuk melepaskan zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh.
Dengan demikian, urine yang nantinya dikeluarkan tubuh pun dapat terbentuk dari hasil
penyaringan darah.
Tahap keempat

15
Apabila kandung kemih telah terisi penuh, sinyal akan dikirim ke otak untuk memberitahu
Anda agar segera pergi ke toilet. Jika kandung kemih telah dikosongkan, urine mengalir
keluar dari tubuh melalui uretra, yang terletak di bagian kandung kemih.

2.6 Penyakit dan Kelainan sistem Ekskresi


Seperti organ dalam tubuh pada umumnya, organ pada sistem ekskresi juga dapat
mengalami gangguan. Penyebabnya bisa berupa infeksi oleh bakteri dan virus, kerja
berlebih, atau kekurangan zat tertentu. Berikut adalah beberapa jenis gangguan pada sistem
ekskresi.
1. Sirosis hati (cirrhosia) Sirosis hati adalah kondisi berubahnya sel- sel hati menjadi jaringan
ikat fibrosa, sehingga sel-sel hati itu kehilangan fungsinya. Sirosis dapat disebabkan oleh
minuman keras.
2. Hemokromatosis. Hemokromatosis adalah kelainan secara genetik yang menyebabkan
tubuh banyak menyerap zat besi dari makanan. Akibatnya, zat besi banyak tersimpan di
dalam organ-organ tertentu, seperti hati, jantung dan pankreas
3. Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu organ terpenting dalam
sistem ekskresi, yaitu ginjal. Penderita diabetes insipidus mengeluarkan urine terlalu banyak
karena kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah sejenis hormon yang
mengatur proses reabsorpsi cairan pada ginjal. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan
jumlah urine meningkat hingga 30 kali lipat. Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya
hormon ADH (antidiuretic hormone) sehingga ekskresi urin meningkat. Pada umumnya urin
yang diekskresikan berjumlah antara 4-6 liter perhari, tetapi penderita diabetes jenis ini
dapat mencapai 12-15 liter setiap hari, tergantung dari jumlah air yang diminum. Penderita
disarankan banyak minum agar tidak terjadi dehidrasi.
4. Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena terdapat glukosa dalam urin.
Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
Menurunnya hormon insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glukosa
menjadi glikogen dan reabsorpsi glukosa dalam glomerulus.
5. Batu Ginjal 17 Gangguan lain yang menyerang ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal
disebabkan oleh pembentukan endapan garam kalsium pada rongga ginjal, saluran ginjal,
dan kandung kemih. Batu ginjal tersebut berbentuk kristal yang terdiri dari kalsium oksalat,
asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Batu ginjal tidak dapat larut. Biasanya, penyebab batu
ginjal adalah konsumsi garam mineral yang berlebih dan kurangnya konsumsi air pada
tubuh. Jika tidak ditangani, batu ginjal bisa menimbulkan hidronefosis, yaitu membesarnya
ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar karena tersumbat batu ginjal. Selain itu,
ketika sering menahan buang air kecil dan kurang minum, batu ginjal juga bisa terbentuk.
6. Uretris lainnya dalam sistem ekskresi adalah ureter, yaitu organ yang menyerupai tabung.
Ureter memiliki otot untuk membantu urine disalurkan dari ginjal menuju kandung kemih.
Salah satu penyakit yang menyerang ureter adalah uretris. Uretris adalah peradangan pada
ureter yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Gejalanya berbeda bagi penderita
pria dan wanita. Pada pria, gejala uretris adalah adanya darah pada urine dan air mani.
Selain itu terdapat rasa terbakar ketika buang air kecil. Pada wanita, gejalanya adalah sakit
perut, nyeri ketika buang air kecil, dan demam.
7. Uremia adalah keadaan toksik dalam darah karena mengandung banyak urea. Hal ini
terjadi karena adanya kegagalan fungsi ginjal dalam proses pembuangan urea keluar tubuh

16
8. Nefritis adalah radang nefron pada ginjal yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
Streptococcus. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan peredaran darah
hingga ginjal.
9. Albuminuria Penyakit ini terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan penyaringan protein
(albumin). Protein (albumin) yang tidak dapat disaring tersebut akan keluar bersama urin.
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
10. Pneumonia Paru-paru termasuk ke dalam organ pada sistem ekskresi karena merupakan
tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Salah satu penyakit yang menyerang paru-
paru adalah pneumonia. Pneumonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau
jamur di alveolus. Pneumonia menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus, yang
merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, dipenuhi oleh cairan.
11. Asma adalah gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar kita dengar. Asma
terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Penderitanya menunjukkan
gejala sulit bernapas atau sesak. Penyakit ini tidak menular dan biasanya menurun.
Lingkungan dengan udara yang tercemar dapat memicu serangan asma. Penanganan
serangan asma adalah dengan memberikan obat-obatan yang berupa suntikan
(Hydrocortisone), sirup. ventolin (Salbutamol), atau nebulizer (gas Salbutamol) untuk
melonggarkan saluran pernapasan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Ekskresi adalah sistem yang bertugas mengeluarkan sisa limbah metabolisme
dan bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lainnya dari tubuh suatu organisme.
Komponen sistem ekskresi manusia terdiri atas kulit, hepar, pulmo, ginjal dan usus besar
Sedangkan hewan vertebrata pada pisces berupa ginjal opistonefros pada amfibi yaitu ginjal,
Paru-paru Pada reptil yaitu paru-paru,ginjal, dan kulit pada Aves yaitu ginjal (metanefros),
paru-paru, dan kulit. Pada mamalia yaitu ginjal, paru-paru,hati dan kulit
Komponen penyusun sistem ekskresi pada hewan Avertebrata pada protozoa yaitu akuola
kontraktil pada Plathyhelmintes yaitu sel Api pada annelida yaitu Nefridium Pada Insekta
yaitu Pembuluh malpighi. Organ ekskresi manusia yang terakhir yaitu usus besar, selain
sebagai organ pencernaan usus besar juga memiliki fungsi sebagai organ ekskresi. Ekskret
yang dihasilkan adalah feses, yang merupakan limbah sisa pencernaan manusia. Usus besar
mengelilingi seluruh rongga perut dan membentuk huruf “U” terbalik di sekitar usus halus.
Bagian-bagiannya terdiri dari sekum, kolon, rektum dan anus. Sejumlah penyakit dan
kelainan sistem ekskresi yaitu Sirosis hati, Hemokromatosis, Diabetes insipidus, Diabetes
mellitus, Batu Ginjal 17, Uretris Organ, Uremia, Albuminuria, Asma.

17
DAFTAR PUSTAKA

Habib, A. (2021). Makalah sistem Ekskresi manusia. Retrieved from Academia.edu:


https://www.academia.edu/74600579/Makalah_Biologi_Sistem_Ekskresi_Pada_Man
usia

Akbar, I. (2016, 10 24). Scrib.id. Retrieved from


https://id.scribd.com/document/328694473/Sistem-Ekskresi-Pada-Mamalia#

Shabrina, A. (2021, 08 19). Retrieved from Hellosehat.com:


https://hellosehat.com/urologi/ginjal/anatomi-ginjal/

Fai. (2021). Retrieved from UMSU.ac.id: https://umsu.ac.id/berita/sistem-ekskresi-manusia-


saluran-cara-kerja-cara-menjaga-dan-hal-yang-merusak/

Andro, R. (2022). Retrieved from Academia.edu:


https://www.academia.edu/10189869/SISTEM_EKSKRESI_PADA_HEWAN_INVERTEBR
ATA_DAN_VERTEBRATA
18
(n.d.).

19

Anda mungkin juga menyukai