“SISTEM EKSRESI”
Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Aulia Ajizah, M.Kes
Dr. H. Kaspul, M.Si.
Oleh
Kelompok VIII
Dina Amalia (1710119320003)
Eka Nur Wahyuni (1710119120007)
Finda Vericha Ngenda (1710119320004)
Maulana Reza Irfandy (1710119210014)
Nida Hayati (1710119120017)
Selvinalia (1710119220027)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang berjudul “Sistem Eksresi”
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dan
dorongan dari berbagi pihak, untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik material maupun
spiritual.
3. Dra. Hj. Aulia Ajizah, M.Kes dan Dr. H. Kaspul, M.Si. selaku dosen
mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia
4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan bagi semua pihak yang membacanya.
Kelompok VIII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
1.4 Metode Penulisan...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Sistem Ekskresi dan Organ Dari Sistem Ekskresi Beserta Fungsinya...........6
2.2 Karakteristik dan Mekanisme Alat Ekskresi Di Dalam Tubuh Manusia.......8
2.3 Gangguan Sistem Ekskresi Pada Tubuh Manusia Beserta Penyembuhannya
......................................................................................................................25
BAB III PENUTUP...............................................................................................43
3.1. Kesimpulan..................................................................................................43
3.2. Kritik dan Saran..........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Sistem Ekskresi dan Organ Dari Sistem Ekskresi Beserta Fungsinya
Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses
pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat
yang membahayakann bagi tubuh dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama
berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen.
Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino
dan diabsorbsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk
membentuk protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal yang
terletak dibagian pinggang (lumbar) dibawah peritoneum. Urine yang
dihasilkan oleh ginjal akan mengalir melewati saluran ureter menuju kantung
kemih yang terletak midventral dibawah rectum. Dinding kantung kemih
akan berkontraksi secara volunter mendorong urine keluar melalui uretra
(Kurniati, 2009).
Sedangkan menurut Karmana (2007) makhluk hidup menghasilkan
zat-zat sisa yang harus dikeluarkan. Zat ini dapat menjadi racun jika tidak
dikeluarkan oleh tubuh. Proses pengeluaran zat sisa dari tubuh antara lain
sekresi, ekskresi, dan defekasi. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat
sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa itu berupa
urine (ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru) dari
tubuh.
Sistem ekskresi merupakan hal pokok dalam homeostasis karena
sistem tersebutmembuang limbah metabolisme dan merespon terhadap
ketidak seimbangan cairan tubuhdengan cara mengekskresikan ion-ion
tertentu sesuai kebutuhan. Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi
semuanya memiliki kemiripan fungsional. Secara umum, sistemekskresi
menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh
dan penyulingan larutan cairan yang dihasilkan dari filtrasi itu (Campbell,
dkk, 2004).
A. Fungsi Organ Ekskresi
Fungsi organ ekskresi:
1. Ginjal
Fungsi ginjal antara lain adalah sebagai berikut :
a. Membuang sisa-sisa metabolisme tubuh
b. Mengatur keseimbangan air dan garam dalam darah
c. Membuat zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan,
bakteri dan zat warna.
d. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
zat-zatasam atau basa. Selain itu juga untuk membuang kelebihan
bahan makanan tertentu seperti gula dan vitamin
2. Kulit
Kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung
untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari
gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Julit juga
berperan sebagai alat indra peraba (Harien, 2010).
3. Paru-Paru
Paru-paru juga berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang
dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air
(H2O) yangdihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru
adalah mengeluarkan karbondioksida dan uap air yang tidak digunakan
lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi
racun (Naila, 2013).
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara
darah dan atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan
oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas
dan metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat
berjalan agar pasokan kandungan oksigen dan karbon dioksida bisa
normal (Jayanti, 2013).
4. Hati
Menurut Guyton & Hall (2008) Sebagai alat ekskresi, hati juga
mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
a. Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
b. Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati
membentuk protein albumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
c. Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua
atau rusak.. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi,
globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
d. Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu.
e. Menetralkan obat dan racun.
f. Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A
3. Kulit
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan
dermis. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan
memiliki tebal yang berbeda-beda: 400−600 μm untuk kulit tebal (kulit
pada telapak tangan dan kaki) dan 75−150 μm untuk kulit tipis (kulit selain
telapak tangan dan kaki, memiliki rambut) (Tortora dkk., 2006). Selain sel-
sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang yang merangsang sel Limfosit T. Sel Langerhans juga
mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris
dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus
d. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling
dalam sebagai berikut:
- Stratum Korneum, terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin.
- Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik
yang sangat gepeng.
- Stratum Granulosum, terdiri atas 3−5 lapis sel poligonal gepeng
yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin..
- Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum
saling terikat dengan filamen.
- Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid (Junqueira dan Carneiro, 2007).
b. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material
larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen
dan karbon dioksida (Djuanda, 2007). Permeabilitas kulit terhadap
oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri Beberapa obat
juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya
kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui
muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar (Tortora dkk., 2006).
c. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua
kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
1. Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel
rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju
lumen (Harien, 2010). Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor
pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum
tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan
elektrolit. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri,
melumasi dan memproteksi keratin (Tortora dkk., 2006).
2. Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air
dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari
(Djuanda, 2007). Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang
aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas,
keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam,
karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein
yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan
kelenjar keringat merokrin.
1. Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan
pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang
kental dan bau yang khas (Djuanda, 2007). Kelenjar keringat apokrin
bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-
sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan
menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat
apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan
luar (Tortora dkk., 2006).
2. Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak
tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien
organik, dan sampah metabolism . Kadar pH-nya berkisar 4,0−6,8 dan
fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur
permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari
agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan
menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik
(Djuanda, 2007).
d. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis (Djuanda, 2007). Terhadap rangsangan panas diperankan oleh
badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin
diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis.
Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di
daerah yang erotik (Tortora dkk., 2006).
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan
menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler (Djuanda, 2007). Pada
saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah
banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga
panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu
rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan
mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
pengeluaran panas oleh tubuh (Harien, 2010).
4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan
berat hati kurang lebih 1,5 kg. Hati adalah organ viseral terbesar dan
terletak di bawah kerangka iga (Sloane, 2004).
Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas
abdominalis tepat di bawah diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di
profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan
hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke
sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006).
Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-
masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara
lobulus- lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria
hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus
(triashepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar
melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis (Sloane, 2004).
A. Fungsi Hati
Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a. Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan
glikogen dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa
menjadi glukosa, glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa
kimia yang penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh
yang lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan
lipoprotein, membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh,
pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino
dan membentuk senyawa lain dari asam amino.
d. Lain-lain
Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat
penyimpanan vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam
bentuk feritin, hati membentuk zat-zat yang digunakan untuk
koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan atau
mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.
2.3 Gangguan Sistem Ekskresi Pada Tubuh Manusia Beserta
Penyembuhannya
1. Ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara
lain karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal atau
pembentukan batu ginjal. Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antar
lain sebagai berikut (Thoyyibah, 2014).
1. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat
alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus.
Nefritis menyebabkan seseorang mengalami uremia dan oedema.
Uremia adalah masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh
darah. Oedema adalah penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air
terganggu.
2. Batu ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengandapan garam kalsium
didalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih.batu ginjal
ini berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal
adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium kalsium fosfat.
Endapan garam ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak
mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air.
3. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit yang muncul karena
pankreas tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali
insulin. Insulin adalah hormon yang mampu mengubah glukosa
menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah.
Selain insulin juga membantu jaringan tubuh menyerap glukosa
sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Diabetes melitus
juga dapat terjadi jika sel-sel hati, otot, dan lemak memiliki respons
rendah terhadap insulin. Kadar glukosa di urin dan darah penderita
diabetes melitus sangat tinggi. Ini menyebabkan sering buang air
kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah pada
metabolisme lemak dan protein.
4. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang menyebabkan
penderita mengeluarkan urin terlalu benyak. Penyakit diabetes
insipidus adalah kekurangan hormon ADH. ADH ini dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika kekurangan ADH, jumlah
urin dapat naik 20-30 kali lipat dari keadaan normal. Komposisi urin
bervariasi tergantung jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Urin normal berwarna jernih transparan. Warna kuning muda urin
berasal dari zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin normal
pada manusia mengandung air, urea, asam urat, amonia, kreatin, asam
laktat, asam fosfat, asam sulfat, dan klorida. Selain itu, terdapat pula
garam-garam, terutama garam dapur, zat-zat yang berlebih di dalam
darah, misalnya vitamin C, dan obat-obatan.
2. Paru-Paru
Gangguan pada Paru-Paru, Penyebab utama yang membuat paru-paru
tidak berfungsi secara optimal adalah infeksi virus dan bakteri serta
polusi udara. Polusi udara disebabkan oleh asap pabrik, kendaraan,
pembakaran, dan asap rokok. Berikut contoh gangguan pada paru-paru
1. Asma
2. Tuberculosis ( TBC)
Pencegahan
3. Pneumonia
4. Emfisema
5. Bronkitis
Gejala seperti suara serak, mengi, dan sesak napas juga timbul.
Akhirnya si penderita merasa sesak napas bahkan di saat sedang
istirahat. Jika terjadi infeksi saluran napas sekunder, dahak dapat
berubah warna dari bening atau putih menjadi kuning atau hijau.
Pencegahan
7. Paru-paru Hitam
8. Sinusiti
4. Hati
Penyakit hati bisa disebabkan oleh infeksi virus, tidak bekerjanya hati
dan empedu. Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan hati
misalnya penyakit hepatitis dan kuning.
1) Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus
hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis
B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya
daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Hepatitis dapat merusak fungsi organ hati dan kerja hati sebagai
penetral racun dan sistem pencernaan makanan dalam tubuh yang
mengurai sari-sari makanan untuk kemudian disalurkan ke seluruh
organ tubuh yang sangat penting bagi manusia
Hepatitis dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Hepatitis A adalah suatu penyakit yang menyerang hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis A. Hepatitis A dibagi menjadi 3
stadium yakni stadium pendahuluan (prodromal), stadium ikterik dan
stadium kesembuhan (konvaselensi).
2) Hepatitis B adalah suatu penyakit yang menyerang hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B. Seseorang dikatakan menderita
infeksi virus hepatitis B apabila dalam pemeriksaan ditemukan
HBsAg positif.
3) Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis
C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati,
menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus
Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
Gejala :
• Kelelahan.
• Mual dan muntah.
• Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati
(pada sisi kanan bawah tulang rusuk).
• Kehilangan nafsu makan.
• Demam.
• Urin berwarna gelap.
• Nyeri otot.
• Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Pencegahan :
1) Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
2) Jarum untuk akupuntur atau tatto harus steril.
3) Hindari pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur,
sisir.
4) Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan.
5) Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi.
Pengobatan Melalui kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus
hepatitis. Pengobatan suportif yang bertujuan untuk melindungi
sel hati dan membantu pemulihan sel hati yang rusak.
2. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu
yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam
usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah
menjadi kuning. Kulitpenderita tampak pucat kekuningan, bagian
putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna
kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh
darah yang mengangkut darah berwarnakekuningan karena bercampur
dengan cairan empedu.
Ciri-ciri orang yang terserang penyakit kuning mudah terlihat
oleh mata telanjang. Adanya perubahan pada warna kulit dan warna
putih mata terlihat menguning. Perubahan warna kulit tubuh menjadi
kekuningan disebabkan oleh kadar bilirubin yang semakin meningkat
hingga mencapai 2-3 mg/dL. Peningkatan bilirubin ini kemudian akan
dibawa ke dalam organ hati sehingga menyebabkan terganggunya
fungsi kerja dari organ hati.
3. Kanker hati
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan
hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma
(HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis
kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan
hemochromatosis.
Penyebab : Kanker hati terjadi ketika sel DNA hati mengalami
mutasi. Mutasi ini membuat sel tetap tumbuh dan berkembang,
sementara sel normal lain memiliki siklus hidup dan mati. Akumulasi
sel kanker mulut ini dapat membentuk tumor yang ganas.
Gejala :
• Penurunan berat badan
• Hilang nafsu makan
• Sakit pada area perut bagian atas
• Mual dan muntah
• Kelelahan dan lemah
• Pembesaran hati
• Bengkak pada area perut
• Kulit dan bagian putih mata menguning
Kanker hati primer yang berasal dari sel hati terbagi dalam beberapa
tipe, antara lain :
1) Hepatocellular carcinoma (HCC). Kanker hati yang paling umum
terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Kanker ini dimulai dari
hepatocytes yang merupakan tipe utama sel hati.
2) Cholangiocarcinoma. Kanker ini berasal dari saluran kantung
empedu.
3) Hepatoblastoma. Ini adalah tipe kanker langka yang menyerang
anak-anak berusia 4 tahun ke bawah. Tipe kanker ini banyak yang
berhasil disembuhkan.
4) Angiosarcoma dan hemangiosarcoma. Tipe kanker langka ini
dimulai di pembuluh darah di hati dan tumbuh dengan sangat cepat.
Pencegahan :
• Vaksinasi terhadap virus hepatitis B.
• Mencegah hepatitis C dengan cara :
• Ketahui kondisi kesehatan pasangan anda sebelum melakukan
hubungan seksual.
• Gunakan jarum suntik steril ketika menyuntikkan obat.
• Gunakan jarum steril ketika membuat tato.
• Minta pada dokter anda untuk memeriksa kondisi hati anda.
a.
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi
dan pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat
menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K
oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan
kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah
dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan
bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat
kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih
terang.
Penyebab cholestasis dibagi menjadi 2 bagian:intrahepatic
cholestasis dan ekstrahepatic cholestasi.Pada intrahepatic cholestasis
terjadi akibat gangguan pada sel hati yang terjadi akibat: infeksi
bakteri yang menimbulkan abses pada hati, biliary cirrhosis primer,
virus hepatitis, lymphoma, cholangitis sclerosing primer, infeksi tbc
atau sepsis, obat-obatan yang menginduksi cholestasis.
Pada extrahepatic cholestasis, disebabkan oleh tumor saluran
empedu, cista, striktur (penyempitan saluran empedu), pankreatitis
atau tumor pada pankreas, tekanan tumor atau massa sekitar organ,
cholangitis sklerosis primer. Batu empedu adalah salah satu penyebab
paling umum dari saluran empedu diblokir. Saluran empedu Diblokir
mungkin juga hasil dari infeksi, kanker atau jaringan parut internal.
Parut dapat memblokir saluran empedu, yang dapat mengakibatkan
kegagalan hati.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Sistem ekskresi merupakan sistem pengeluaran. Sistem ekskresi untuk
membuang keluar hasil pembakaran dan sisa metabolisme di dalam
tubuh, agar tidak meracuni tubuh. Zat sisa metabolisme yang harus
dikeluarkan antara lain: karbondioksida (CO2), urea, air (H2O), ammonia
(NH3), kelebihan vitamin, dan zat warna empedu.
2. Organ sistem ekskresi meliputi ginjal, hati, kulit, dan paru-paru
mempunyai karakteristiknya masing-masing dalam prosesnya dalam
tubuh manusia.
3. Gangguan organ ginjal antara lain karena serangan bakteri, tumor,
abnormalitas bentuk ginjal atau pembentukan batu ginjal, pada paru-paru
penyebab utama yang membuat paru-paru tidak berfungsi secara optimal
adalah infeksi virus dan bakteri serta polusi udara. Polusi udara
disebabkan oleh asap pabrik, kendaraan, pembakaran, dan asap rokok.
Dan organ hati penyakit hati bisa disebabkan oleh infeksi virus, tidak
bekerjanya hati dan empedu.
Adhi, Djuanda. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Guyton and Hall. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran ed. 11. EGC :
Jakarta
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 11. EGC : Jakarta
Sloane E. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC. hlm. 291 :
Jakarta