Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DAN PENERAPANNYA


DALAM MENJAGA KESEHATAN DIRI
TUGAS ILMU PENGETAHUAN ALAM SEMESTER GENAP

Disusun Oleh:

Nama : Rahima Jaya


No Absen : 28
Kelas : VIII D

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 6 KULON PROGO

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem Ekskresi pada Manusia dan Penerapanya dalam Menjaga
Kesehatan Diri ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas dari Bapak Suroto, S.Ag.
pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan tentang sistem ekskresi dan gangguan sistem ekskresi pada manusia serta upaya menjaga
kesehatan sistem ekskresi pada manusia bagi para pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suroto. S.Ag., selaku guru bidang Ilmu Pengetahuan
Alam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya terhadap
sistem ekskresi pada manusia.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Kulon Progo, 20 Maret 2023

Rahima Jaya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................................1
C. TUJUAN..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN SISTEM EKSKRESI..................................................................................................2
B. ALAT EKSKRESI PADA MANUSIA................................................................................................2
C. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA...................................................................19
D. PENERAPAN DALAM MENJAGA KESEHATAN SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.......28
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................32
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................32
B. SARAN..............................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem ekskresi pada manusia merupakan sistem yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa
Metabolisme dan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui Urine, keringat, dan pernapasan.
Sistem ini terdiri dari beberapa organ seperti ginjal, hati, kulit, dan paru-paru. Kesehatan sistem
ekskresi yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, karena
gangguan pada sistem ekskresi dapat menyebabkan berbagai macam macam penyakit yang serius.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terpapar zat-zat berbahaya seperti polutan, pestidida,
dan bahan kimia lainnya yang dapat mengganggu kesehatan ekskresi. Penting bagi kita untuk
mengetahui anotomi dan fisiologi sistem ekskresi pada manusia serta bagaimana menjaga
kesehatannya sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit dan menjaga kesehatan tubuh secara
keseluruhan.

Oleh karena itu, selain untuk menyelesaikan tugas dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam, saya menulis makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sistem ekskresi
dan gangguan sistem ekskresi pada manusia, serta penerapanya dalam menjaga kesehatan diri supaya
terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan tubuh secara
keseluruhan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sistem ekskresi?
2. Apa saja alat sistem ekskresi yang ada pada manusia?
3. Apa saja gangguan yang mengganggu sistem ekskresi pada manusia?
4. Bagaimana cara penerapannya dalam menjaga kesehatan sistem ekskresi pada manusia?

C. TUJUAN
1. Memahami pengertian sistem ekskresi
2. Mengetahui alat sistem eksresi pada manusia
3. Mengetahui gangguan yang menganggu sistem ekskresi pada manusia
4. Mengatuhui cara penerapannya dalam menjaga kesehatan sistem ekskresi pada manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM EKSKRESI


Proses Metabolisme tubuh meliputi proses menghasilkan energy dan zat yang berguna bagi
tubuh. Dalam proses Metabolisme, juga dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan tubuh. Zat-zat
sisa Metabolisme ini antara lain seperti gas CO2, limbah nitrogen seperti urea, sisa perombakan sel
darah merah seperti bilirubin, sampai kelebihan zat seperti kelebihan air (H 2O). Zat zat ini bersifat
racun dan harus dikerluarkan dari tubuh karena dapat mengganggu dan meracuni tubuh.

Ekskresi adalah proses peengeluaran zat sisa Metabolisme yang sudah tidak diperlukan tubuh.
Pengeluaran zat sisa Metabolisme dikeluarkan bersama Urine, keringat dan pernapasan. Ada
beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut:

 Ekresi: yaitu proses pengeluaran zat sisa metabolise yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh
dan dikeluarkan bersama Urine, keringat, dan pernapasan.
 Sekresi: yaitu pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan oleh
tubuh untuk proses lainnya (misalnya enzim dan hormon).
 Defekasi: yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaaan dalam bentuk feses dan
dikeluarkan melalui anus.

Sistem ekskresi pada manusia merupakan kumpulan organ dan struktur yang bertanggung
jawab dalam proses pengeluaran zat-zat sisa Metabolisme yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.
Sistem ini terdiri dari beberapa organ, seperti ginjal, hati, kulit, dan paru-paru, yang masing-masing
memiliki peran khusus dalam proses ekskresi.

Fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah:


1. Membuang zat sisa Metabolisme yang sudah tidak diperlukan dan beracun dari dalam tubuh.
2. Mengatur konsenstrasi dan volume cairan tubuh (osmeregulasi).
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran nomal (termoregulasi).

B. ALAT EKSKRESI PADA MANUSIA

Alat ekskresi merupakan alat atau organ tubuh manusia yang dapat mengeluarkan zat sisa
Metabolisme dari dalam tubuh. Pada sistem ekskresi pada manusia, sisa-sisa Metabolisme diserap
dari darah, kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan melalui alat-alat ekskresi. Berikut akan
dijelaskan alat-alat ekskresi pada manusia, antara lain:

2
1. Ginjal (ren)

Ginjal merupapakan organ utama dalam sistem ekskresi. Manusia mempunyai 2 buah
ginjal, kedua ginjal terletak di sebelah kiri dan kanan ruas tulang pungung di dalam rongga perut.
Letak ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati yang
banyak mengambil ruang. Ginjal berwarna merah tua dan berbentuk seperti kacang merah.
Setiap ginjal panjangnya 6-7,5 cm dan tebalnya 1,5-2,5 cm serta beratnya pada orang dewasa
±200 gram.

Ginjal memiliki fungsi sebagai berikut:


- Menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa Metabolisme dalam bentuk Urine
- Mengatur konsentrasi garam dan keseimbangan asam basah darah
- Mengatur tekanan darah dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh
- Membuang kelebihan nutrien tertentu seperti gula dan asam amino ketika konsentrasinya
meningkat dalam darah
- Mengeluarkan substansi asing dan berbahaya dari darah, seperti iodida, pigmen, obat-obatan
dan bakteri.

3
a. Struktur organ ginjal

Gambar tersebut menjelaskan struktur dan bagian dalam ginjal. Pada gambar (b),
struktur organ ginjal diketahui secara umum dari paling luar ke dalam yaitu kulit ginjal
(korteks renalis), sumsum ginjal (medulla renalis), dan rongga ginjal (pelvis renalis).

1) Kulit ginjal (korteks renalis)


Korteks ginjal adalah lapisan paling luar yang memiliki ketebalan sekitar 1
cm dan berwarna coklat kekuningan. Bagian ini dikelilingi oleh lapisan jaringan
lemak yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam ginjal. Di dalam korteks
ginjal terdapat jutaan nefron, yaitu unit struktural dan fungsional terkecil dari ginjal.
Nefron berfungsi untuk menyaring darah dan menghasilkan Urine. Nefron terdiri
atas sebuah komponen penyaring (badan Malpighi) dan saluran (tubulus) kontortus.
Badan Malpighi tersusun atas kapsul Bowman dan glomerulus.
2) Sunsum ginjal (medulla renalis)
Medulla ginjal terletak di dalam korteks ginjal dan terdiri dari jaringan yang
berbentuk seperti piramida. Tiap piramida terdapat kumpulan nefron dan sistem
pengumpulan Urine. Piramida-piramida ini bergabung ke dalam pelvis renalis, yang
berfungsi sebagai tempat pengumpulan Urine. Medullah ginjal tersusun atas banyak
saluran (tubulus). Saluran tesebut merupakan terusan dari badan Malpighi yang ada
pada pada korteks.

4
3) Rongga ginjal (Pelvis renalis)
Pelvis renalis adalah bagian dalam ginjal yang berbentuk seperti corong dan
berfungsi sebagai tempat pengumpulan Urine sementara. Urine kemudian dialirkan
keluar dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sebelum
dibuang dari tubuh melalui uretra.
4) Nefron
Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang berperan dalam
membantu mengeluarkan zat-zat sisa Metabolisme dari dalam tubuh dan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh. Setiap ginjal manusia memiliki
sekitar satu juta nefron yang terdapat di korteks dan medulla ginjal.

Nefron merupakan penyusun utama ginjal yang berperan penting dalam proses
penyaringan darah. Setiap nefron terdiri dari badan Malpighi dan tubulus.
a) Badan Malpighi
Badan Malpighi terdiri atas glomerulus dan kapsul Bowman.
 Glomerulus
Glomerulus adalah sekumpulan kapiler darah yang terletak di dalam
kapsul Bowman, yang berfungsi untuk menyaring zat-zat dari darah. Darah
yang masuk ke glomerulus mengandung berbagai macam zat, termasuk sisa
Metabolisme seperti urea, kreatinin, dan asam urat, serta elektrolit dan
nutrisi. Saat darah mengalir melalui glomerulus, zat-zat ini disaring oleh
membran glomerulus, yang memungkinkan zat-zat yang berukuran kecil
melewati, sementara zat-zat yang lebih besar, seperti sel darah dan protein,
tetap terjaga dalam darah. Setelah itu, cairan dan darah yang bebas protein
akan dialirkan menuju bagian yang disebut kapsul Bowman, di tempat inilah
terjadi proses penyaringan darah untuk membentuk Urine terjadi. Jika bagian
ginjal ini rusak, maka bisa proteinuria atau ginjal bocor.

5
 Kapsul Bowman
Kapsul Bowman merupakan organ berbentuk seperti cawan yang
melingkupi glomerulus. Kapsul bowman juga terhubung dengan tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal hingga
tubulus kolektivus.
b) Tubulus
Tubulus adalah saluran yang menghubungkan glomerulus dengan sistem
pengumpulan Urine. Tubulus nefron terdiri dari 4 bagian, yaitu tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus.
 Tubulus kontortus proksimal
Tubulus kontortus proksimal terhubung dengan kapsul Bowman.
Tubulus kontortus proksimal berfungsi untuk menyerap zat-zat berguna
kembali ke dalam darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, dan
kalsium. Tubulus kontortus proksimal juga mempercepat proses penyerapan
zat-zat tersebut dengan memiliki banyak mikrovili pada permukaannya.
 Lengkung Henle
Lengkung Henle merupakan saluran ginjal yang melengkung pada
daerah medula, menghubungkan tubulus kontortus proksimal dengan tubulus
kontortus distal. Lengkung Henle terdiri dari dua bagian, yaitu lengan
menurun (descending) dan lengan menaik (ascending). Bagian menurun
lengkung Henle menyaring air, sementara bagian menaik lengkung Henle
menyaring elektrolit, seperti natrium, kalium, dan klorida.
 Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal terletak di antara lengkung Henle dan tubulus
kolektivus. Tubulus kontortus distal berperan dalam menyerap kembali
natrium, kalsium, dan klorida, serta mengeluarkan zat-zat sisa, seperti urea
dan amonia.
 Tubulus kolektivus
Tubulus kolektivus adalah bagian terakhir dari sistem nefron, yang
berfungsi untuk mengumpulkan Urine dari beberapa nefron dan menuju
pelvis renalis. Tubulus kolektivus memiliki dua jenis sel, yaitu sel inti gelap
(sel pengumpul) dan sel inti terang (sel interkalar). Sel pengumpul berfungsi
untuk menyerap kembali air yang masih tersisa dalam Urine, sementara sel
interkalar berperan dalam mengatur keseimbangan pH dalam darah dan
Urine.
Tubulus kolektivus juga memiliki kemampuan untuk mengatur
konsentrasi Urine, dengan cara mengeluarkan atau menahan kembali air dari
6
Urine. Hal ini terjadi melalui proses yang disebut reabsorpsi dan sekresi,
yang terjadi pada berbagai bagian tubulus dan tergantung pada kebutuhan
tubuh.
b. Proses pembentukan Urine
Proses pembentukan Urine di ginjal terdiri dari tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan),
reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi (pengeluaran zat). Ketiga tahap tersebut
terjadi di tempat yang berbeda dan hasilnya pun berbeda-beda. Proses pembentukan Urine
juga disebut dengan istilah cuci darah oleh ginjal. Melalui ginjal, darah yang membawa zat
dan molekul dari pencernaan, serta sisa Metabolisme sel akan disaring. Zat yang harus
dibuang akan pergi menuju tubulus kolektivus, dan yang terpakai akan kembali ke dalam
darah untuk beredar lagi ke seluruh tubuh
1) Filtrasi
Filtrasi adalah penyaringan zat-zat sisa Metabolisme dari dalam darah. Filtrasi
terjadi di dalam badan Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman).

Pembentukan Urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal,
masuk ke dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah
masuk ke glomerulus, tekanan darah pun menjadi tinggi sehingga mendorong air
dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil akan keluar melalui pori-pori kapiler, dan
menghasilkan filtrat glomerulus (Urine primer). Cairan hasil penyaringan tersebut
(Urine primer), tersusun atas: Urobilin, Urea, Glukosa, Air, Asam amino dan Ion-
ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Urine primer selanjutnya disimpan
sementara di dalam kapsula bowman. Sementara itu, darah dan protein tetap tinggal
di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus. 
2) Reabsorpsi
Pada tahap reabsorpsi, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan diserap
kembali dan dimasukkan ke dalam aliran darah. Reabsorpsi terjadi di tubulus
kontortus proksimal dan lengkung Henle.

7
Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus kontortus
proksimal. Di dalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih
diperlukan oleh tubuh (tahap reabsorpsi). Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-
zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke dalam sel, kemudian ke
dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap
kembali.
Cairan dari hasil proses reabsorpsi disebut Urine sekunder yang mengandung
air, garam, urea (penimbul bau pada Urine), dan urobilin (pemberi warna kuning
pada Urine). Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya
mengalir ke lengkung Henle, kemudian menuju tubulus kontortus distal. Selama
mengalir dalam lengkung Henle, air dalam Urine sekunder juga terus direabsorpsi.
Bagian menurun lengkung Henle menyaring air, sementara bagian menaik lengkung
Henle menyaring elektrolit, seperti natrium, kalium, dan klorida.
3) Tahap Augmentasi
Augmentasi merupakan tahap terakhir dari proses pembentukan Urine pada
tubuh manusia. Zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh akan disekresikan.
Augmentasi terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus (pengumpul)
sebagai tempat penyimpanan Urine untuk sementara.
Pada bagian tubulus kontortus distal masih ada proses penyerapan air, ion
natrium, klor, dan urea. Di sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-
zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam Urine sekunder. Ketika telah bercampur,
inilah yang merupakan Urine sesungguhnya. Urine sesungguhnya akan memasuki
tubulus kolektivus sebelum akhirnya disalurkan ke pelvis renalis (rongga
ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter, menuju
kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan Urine sementara.

Urine yang dikelurkan sebagian besar mengandung 95% air dan zat-zat terlarut. Zat-zat
tersebut antara lain adalah zat buang nitrogen (urea, asam urat, dan keratin), hasil Metabolisme
lemak (benda keton), hasil pencernaan sayuran dan buah (asam hipurat), toksin, zat kimia
8
asing, enzim, vitamin dan elektrolit. Materi yang terkandung di dalam Urine dapat diketahui
melalui Urinealisis. Urea yang dikandung oleh Urine dapat menjadi sumber nitrogen yang
baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Kandung kemih memiliki dinding yang elastis dan mampu meregang untuk dapat
menampung sekitar 0,5 L Urine. Proses pengeluaran Urine dari dalam kandung kemih
disebabkan oleh adanya tekanan akibat adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung
kemih sudah penuh. Kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih akan terjadi saat adanya
sinyal penuh dalam kandung kemih. Akibat kontraksi ini, Urine dapat keluar dari tubuh
melalui uretra. 
Pengeluaran air melalui Urine berkaitan dengan pengeluaran air melalui keringat pada
kulit. Pada waktu udara dingin, pori-pori kulit mengecil, sehingga badan kita tidak
berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh dikeluarkan melalui Urine, sehingga kita sering
buang air kecil. Sebaliknya pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan keringat
sehingga jarang buang air kecil.
2. Hati (hepar)

Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam
rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2
kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Hati mendapat
suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus.
Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Pada hati terdapat pembuluh darah dan
empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel
perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit.

Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan,
rasamya pahit, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu,
kolesterol dan juga bakteri serta obat-obatan. Empedu yang dihasilkan di hati akan di tampung di
dalam kantong empedu. Garam-garam empedu berfungsi mengemusilkan lemak dalam proses
pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan merupakan zat sisa yang
9
berasal dari perombakan hemogoblin sel darah merah (eritrosit) yang telah tua di dalam hati. Zat
racun yang masuk kemdalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke
seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran
darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.

Selain sebagai sistem ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi
tubuh, yaitu:
- Pembentukan dan pengeluaran caian empedu
- Menyimpan gula dalam bentuk glikogen

- Menetralkan obat dan racun

- Pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein albumin, prothrombin,


fibrinogen, dan urea.

- Membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak.

- Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A.

a. Struktur organ hati


Di bawah hati terdapat kantung empedu, pankreas, dan usus. Hati dan organ-organ
inilah yang akan selalu bekerja sama untuk menyerap, mencerna, dan mengolah makanan
serta minuman yang kita konsumsi.
Di bagian luarnya, organ ini ditutupi oleh lapisan seperti kapsul yang bernama
Glisson’s capsule. Jika dilihat sekilas, hati terlihat hanya memiliki dua lobus. Namun pada
kenyataannya, masih terdapat dua lobus tesembunyi di bagian belakangnya. Hati terdiri dari
belahan-belahan yang disebut lobus, beberapa jaringan ikat, dan jalur pembuluh.
1) Lobus
Hati terbagi atas dua lobus utama yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Namun,
sebenarnya jika dilihat dari sisi sebaliknya, hati dapat dibagi kembali menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil.
a) Lobus kanan
Bagian lobus kanan adalah bagian terbesar di hati dengan ukuran 5 – 6 kali
lebih besar daripada lobus kiri.
b) Lobus kiri
Berbeda dengan lobus kanan, bagian hati yang satu ini berbentuk lebih
runcing dan kecil. Lobus kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform.
c) Lobus kuadatus
Ukuran lobus kaudatus lebih kecil disbanding lobus kanan dan lobus kiri.
Letak lobus ini memanjang dari sisi belakan lobus kanan dan membungkus
pembuluh darah balik utama (vena cava inferiori).

10
d) Lobus kuadrat
Dibandingkan dengan lobus kaudatus, lobus kuadrat berada lebih rendah
dan berada di sisi belakang lobus kanan hingga membungkus kantong empedu.
Lobus kuadrat dan kaudatus juga jarang terlihat pada gambar anatomi karena
letaknya berada di belakang lobus kiri dan kanan.
2) Ligamen (jaringan ikat pemisah)
Hati terbungkus oleh lapisan jaringan ikat yang disebut kapsul Glisson.
Jaringan ikat pada hati kemudian berkembang menjadi beberapa jenis ligamen
dengan fungsi sebagai pembatas antara satu lobus dengan lainnya.
a) Falciform ligamen
Ligamen yang berbentuk seperti bulan sabit ini terletak di hati bagian
depan, serta berperan untuk memisahkan lobus kanan dan lobus kiri. Ligamen ini
menyangga hati bagian depan karena terhubung ke dinding perut bagian depan.
b) Coronary ligamen
Ligamen ini berada di bagian atas hati dan berlanjut hingga ke bagian
bawah diafragma dan berfungsi menyangga bagian atas hati.
c) Triangular ligamen
Ligamen triangular terbagi menjadi dua bagian, kiri dan kanan. Ligamen
triangular kiri merupakan gabungan dari ligamen coronary yang ada di puncak
hati sebelah depan maupun belakang. Ligamen ini menempel dari lobus kiri
hingga ke diafragma. Sementara itu, ligamen triangular kanan menempel dari
lobus kanan hingga ke diafragma.
d) Lesser omentum
Lesser omentum menyangga hati dengan dua jenis ligamen, yaitu ligamen
hepatoduodenal yang menghubungkan hati dengan usus dua belas jari atau
duodenum, serta ligamen hepaogastric yang menghubungkan hati dengan
lambung.

11
3) Saluran empedu
Saluran empedu merupakan saluran penghubung hati dan kantong empedu,
yaitu tempat penyimpanan empedu. Empedu adalah zat yang diproduksi tubuh untuk
membantu mencerna lemak dan akan disimpan di dalam kantong empedu. Saluran
empedu bertemu dengan saluran hepatik kiri dan kanan yang lebih besar. Kedua
saluran ini berfungsi membawa empedu dari lobus hati bagian kiri dan kanan.
Kemudian, kedua saluran hepatik akan bergabung sehingga membentuk satu saluran
untuk mengalirkan semua empedu dari hati. Sebagian besar empedu yang dihasilkan
dari hati dialirkan ke kantong empedu, untuk kemudian digunakan dalam proses
pencernaan dengan dialirkan menuju usus.
4) Pembuluh darah
Berbeda dengan organ tubuh lainnya, suplai darah dari hati memiliki sistem
vena portal hepatik. Hati menyimpan sekitar 473 ml darah setiap waktu. Jumlah ini
kira-kira setara dengan 13% persediaan darah dalam tubuh. Ada dua sumber darah
yang mengalir menuju hati, yaitu darah kaya O2 dari pembuluh arteri hati dan darah
kaya zat gizi dari pembuluh vena hati.
Darah yang berasal dari organ lain seperti limpa, pankreas, kantong empedu,
dan usus akan berkumpul di dalam vena portal hepatik. Bagian hati yang satu ini
menjadi tempat berkumpulnya darah dari hati. Darah yang dikirim ke organ hati akan
melalui pemrosesan terlebih dahulu sebelum diteruskan. Selanjutnya, darah yang
telah diproses akan mengarah ke vena kava atau pembuluh balik yang membawa
darah mengandung karbondioksida kembali ke jantung. Sama seperti organ tubuh
lainnya, hati manusia mempunyai arteri dan arteriol. Dua jenis pembuluh darah ini
berfungsi untuk mengangkut darah beroksigen ke jaringan organ.
5) Lobulus
Struktur internal hati tersusun dari sekitar 100.000 sel hati. Sel hati merupakan
bagian hati yang berbentuk heksagonal dan dikenal dengan nama lobulus. Setiap
lobulus hati terdiri dari pembuluh darah pusat yang dikelilingi oleh enam pembuluh
darah vena hepatik dan enam arteri hepatik. Pembuluh darah ini dihubungkan oleh
banyak saluran pembuluh darah kecil yang berliku-liku atau biasa disebut sinusoid.
Setiap sinusoid memiliki dua jenis sel utama, yaitu sel kupffer dan sel hepatosit.
a) Sel kupffer
Sel kupffer adalah sel yang berasal dari jaringan sel darah putih. Fungsi sel
hati ini menghancurkan zat asing atau sel-sela mata. Pada anatomi hati, sel
kupffer berperan menangkap dan memecah sel darah merah yang sudah tua dan
meneruskannya ke sel hepatosit.

12
b) Sel hepatosit
Sel hepatosit adalah sel yang melapisi sinusoid dan membentuk sebagian
besar sel di hati. Hepatosit memiliki fungsi penting karena melakukan sebagian
besar fungsi hati, yaitu:
- Pencernaan
- Metabolisme
- penyimpanan serta produksi empedu.
b. Mekanisme pembentukan bilirubin

Bilirubin atau zat warna empedu merupakan zat yang dhasilkan dari perombakan
hemoglobin dalam sel darah merah yang telah tua atau rusak.

Bilirubin adalah zat beracun yang dihasilkan oleh pemecahan sel darah merah yang
sudah tua atau mati oleh hati. Sel darah merah hanya memiliki rentang waktu hidup antara
100 - 120 hari karena sel darah merah tidak memiliki inti sel dan membran selnya selalu
bergesekan dengan pembuluh kapiler darah. Karena tidak memiliki inti sel, sel darah merah
tidak dapat membentuk komponen baru untuk menggantikan komponen sel yang rusak.
Sehingga setiap hari, sekitar 1% hingga 2% dari sel darah merah dalam tubuh manusia
dihancurkan dan dibuang oleh hati. Ketika sel darah merah tersebut dihancurkan oleh
makrofag di dalam limfa, hemoglobin di dalamnya dipecah menjadi zat zat besi, globin dan
hemin. Selanjutnya zat zat besi tersebut dibawa menuju sumsum merah tulang dan
digunakan untuk membentuk hemoglobin baru. Sementara globin dipecah menjadi asam
amino. Dan digunakan dalam pembentukan protein. Adapun hemin akan diubah menjadi zat
warna hijau (biliverdin). Biliverdin kemudian diubah menjadi bilirubin.
Setelah bilirubin terbentuk, zat tersebut akan dikeluarkan bersama getah empedu
menuju usus dua belas jari dan usus besar. Di dalam usus besar bilirubin di ubah menjadi
urobilinoge. Selanjutnya urobilinogen diubah lagi menjadi urobilin dan sterkobilin. Urobilin
merupakan pewarna kuning pada Urine dan sterkobilin merupakan pewarna coklat pada
feses.

13
Organ hati juga berfungsi mengubah amonia (NH 3) yang berbahaya jika berada
dalam tubuh, menjadi zat yang lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut dihasilkan dari
proses Metabolisme asam amino. Urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut oleh
darah menuju ginjal untuk dikeluarkan bersama Urine.

3. Kulit (integumen)

Kulit adalah organ pelindung terluar yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit
merupakan lapisan sangat tipis yang ketebalannya hanya beberapa millimeter. Fungsi kulit
sebagai organ sistem ekskresi adalah untuk mengeluarkan keringat yang mengandung kelebihan
air, garam mineral, maupun sedikit limbah nitrogen seperti urea, yang dapat meracuni tubuh.
Keringat biasanya keluar ketika kita melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau saat kita
sedang kepanasan.
Fungsi kulit antara lain:
- Pelindung tubuh terhadap kerusakan fisik, mekanis, maupun oleh zat kimia.
- Alat ekskresi dalam bentuk keringat.

- Mengatur suhu badan.

- Tempat indra perasa dan peraba

- Tempat penyimpanan kelebihan lemak

- Tempat pengubahan provitamin D menjadi vitamin D dengan bantuan ultraviolet.

a. Lapisan pada kulit


Kulit terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat
(dermis), dan lapisan ikat bawah kulit (hipodermis).

14
1) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan sangat tipis yang tersusun
dari sel-sel epitel yang tersusun rapat serta mengandung senyawa keratin. Selain itu,
di epidermis juga terdapat melanosit, berupa sel penghasil pigmen melanin yang
menentukan warna kulit. Lapisan epidermis terdiri dari lapisan tanduk dan lapisan
malphigi.
 Lapisan tanduk
Lapisan tanduk berada pada bagian paling luar. Lapisan tanduk
merupakan jaringan mati yang terdiri atas banyak lapis sel pipih. Lapisan
tanduk sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan
tanduk berfungsi melindungi ell sel di dalamnya dan mencegah masuknya
kuman penyakit. Pada lapisan ini tidak memiliki pembuluh darah dan serabut
saraf, sehigga jika terluka tidak sakit dan tidak berdarah.
 Lapisan Malpighi
Lapisan malphigi merupakan lapisan yang terdapat di bawah lapisan
tanduk, yang tersuun dari sel-sel hidup dan memiliki kemampuan untuk
membelah diri. Lapisan ini terdiri atas sel yang bergranula yang lama_kelamaan
akan mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada
lapisan ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan
melindungi kulit dari sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam
sehigga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Pada
lapisan Malpighi terdapat ujung saraf perasa sehingga akan terasa sakit jika
terluka.
2) Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis.
Lapisan dermis lebih tebal daripada lapisan epidermis. Lapisan dermis terdapat di
bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini, terdapat kantong rambut, otot penggerak
rambut, pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea) yang
berfungsi menghasilkan minyak pelumas kulit, dan kelenjar keringat (glandula
sudorifera) yang berfungsi menghasilkan keringat.
 Pembuluh darah, berfungsi menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit.
 Ujung-ujung saraf, meliputi ujung saraf perasa, peraba, rasa nyeri, rasa panas dan
rasa sentuan.
 Otot penggerak rambut, Pada waktu merasa takut atau dingin, otot rambut
berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
 Kantong rambut, sebagai tempat akar, batang, dan kelenjar minyak rambut.
15
 Kelenjar minyak, terdapat di sekitar batang rambut dan berfungsi menghasilkan
minyak yang disebut sebum yang berguna untuk meminyaki rambut agar tidak
kering.
 Kelenjar keringat, berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga
masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh
kapiler darah dan serabut saraf simpatik. mengeluarkan keringat melalui saluran
keringat yang bermuara dari pori-pori.

3) Hipodermis
Lapisan ini terletak di bawah dermis yang tersusun atas jaringan adiposa. Di
antara lapisan hipodermis dengan dermis dibatasi oleh sel lemak. Lemak ini
berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai sumber energi dan penahan
suhu tubuh.

b. Mekanisme pengeluaran Keringat

ketika kita berada di tempat yang panas, maupun ketika habis berolahraga, suhu tubuh
kita akan meningkat. Hal ini lalu mendorong otak, tepatnya bagian hipotalamus di otak,
untuk mengirimkan perintah ke kelenjar keringat agar aktif mengeluarkan keringat. Selain
terdapat garam mineral dan limbah nitrogen seperti urea, di dalam keringat juga terdapat
kandungan airnya. Ketika dikeluarkan dari tubuh, air dalam keringat bisa menguap atau
berubah menjadi uap air dengan memanfaatkan kelebihan panas tubuh.

16
4. Paru-paru (pulmo)

Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi
untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. Ketika kita menarik napas, O 2 akan dibawa masuk ke dalam
paru-paru dengan melewati beberapa saluran pernapasan, mulai dari hidung, lalu faring, laring,
trakea, bronkus hingga sampai di paru-paru. Kemudian, di paru-paru, tepatnya di alveolus, akan
terjadi pertukaran antara O2 dengan CO2. O2 akan dipindahkan dari alveolus ke peredaran darah
untuk selanjutnya diedarkan ke sel-sel tubuh. O 2 lalu dipakai oleh sel-sel tubuh untuk melakukan
Metabolisme, sehingga sel-sel tubuh bisa beraktivitas. Hasil Metabolisme ini adalah energi yang
digunakan untuk melakukan aktivitas dan zat sisa dalam bentuk CO 2 dan H2O. Reaksi kimianya
dapat dituliskan sebagai berikut:

a. Struktur pada organ paru paru


Paru-paru terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang
terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung tertutup
yang berisi cairan limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat
mengembang dan mengempis. Paru-paru dipisahkan dari rongga perut oleh diafragma. Di
dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran gas oksigen dan gas
karbon dioksida yaitu alveolus. Paru paru terdiri atas bronkus, bronkiolus, alveolus, dan
pleura.

17
1) Pleura
Pleura adalah membran (selaput) tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru.
Lapisan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang disebut dengan cairan serous.
Fungsinya untuk melumasi bagian dalam rongga paru agar tidak mengiritasi paru
saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas. Pleura terdiri dari dua lapisan,
yaitu pleura dalam (visceral), yaitu lapisan di sebelah paru-paru dan pleura luar
(parietal), yaitu lapisan yang melapisi dinding dada. Sementara itu, area yang
terdapat di antara dua lapisan tersebut bernama rongga pleura.
2) Bronkus
Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan
(trakea) sebelum paru-paru. Bronkus merupakan saluran udara yang memastikan
udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus. Selain sebagai jalur masuk dan
keluarnya udara, bronkus juga berfungsi mencegah infeksi. Hal ini dikarenakan
bronkus dilapisi oleh berbagai jenis sel, termasuk sel yang bersilia (berambut) dan
berlendir. Sel-sel inilah yang nantinya menjebak bakteri pembawa penyakit untuk
tidak masuk ke dalam paru-paru.
3) Bronkiolus
Setiap bronkus utama membelah atau bercabang menjadi bronkus yang lebih
kecil (memiliki kelenjar kecil dan tulang rawan di dindingnya). Bronkus yang lebih
kecil ini akhirnya membelah menjadi tabung yang lebih kecil lagi, yang disebut
bronkiolus. Bronkiolus adalah cabang terkecil dari bronkus yang tidak memiliki
kelenjar atau tulang rawan. Bronkiolus berfungsi menyalurkan udara dari bronkus ke
alveoli. Selain itu bronkiolus juga berfungsi untuk mengontrol jumlah udara yang
masuk dan keluar saat proses bernapas berlangsung.
4) Alveolus
Alveolus terletak di ujung bronkiolus. Paru-paru menghasilkan campuran
lemak dan protein yang disebut dengan surfaktan paru-paru. Campuran lemak dan
protein ini melapisi permukaan alveoli dan membuatnya lebih mudah untuk
mengembang dan mengempis pada setiap tarikan napas. Alveoli (alveolus) berfungsi
sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2.
Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih. Struktur yang
demikian memudahkan molekul molekul gas melaluinya. Dinding alveolus
berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, sehingga gas-gas dalam alveolus dapat
dengan mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di dalam darah.
Adanya gelembung-gelembung alveolus memungkinkan pertambahan luas
permukaan untuk proses pertukaran gas. Luas permukaan alveolus 100 kali luas
permukaan tubuh manusia. Besarnya luas permukaan seluruh alveolus dalam paru-
paru menyebabkan penyerapan O2 lebih efisien.

18
b. Proses pengeluaran CO2 dan H2O

Karena CO2 dan H2O adalah zat sisa Metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh
dan bersifat racun, maka harus dibuang dari dalam tubuh. Oleh karena itu, CO 2 dan H2O
dibawa dari sel-sel tubuh ke peredaran darah menuju ke alveolus. CO 2 dan H2O dipindahkan
dari peredaran darah ke alveolus untuk dikeluarkan oleh paru-paru saat kita menghembuskan
napas. CO2 diangkut dengan 3 cara yaitu:
1) Melalui plasma darah (6%-10%)
CO2 diangkut oleh plasma darah dalam bentuk asam karbonat (H 2CO3) dengan
enzim anhidrase.
2) Diikat oleh hemoglobin (25%)
CO2 akan diikat oleh Hb membentuk karbominohemoglobin (HbCO2)
3) Diangkut dalam bentuk ion HCO3- (60-70%)
Melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida. Mekanisme pertukaran
klorida adalah sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat O2
mengangkutnya ke dalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO2 untuk
dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimianya
dapat ditulis sebagai berikut:
CO2 + H2O H2 CO3 HCO3- + H+
Ion H+ yang bersifat racun diikat oleh Hemoglobin sedangkan HCO3- keluar dari
sel darah merah masuk ke dalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO3-
digantikan oleh ion Cl- (clorida) dari plasma darah.

C. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA


Sistem ekskresi manusia terdiri dari beberapa organ, yaitu ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
Gangguan pada organ-organ tersebut dapat menyebabkan masalah pada sistem ekskresi manusia.
Secara keseluruhan, gangguan pada organ-organ dalam sistem ekskresi manusia dapat mengganggu
fungsi ekskresi dan Metabolisme tubuh, sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
1. Gangguan pada organ ginjal
Masalah pada ginjal dapat menyebabkan penumpukan limbah dalam tubuh dan
mengganggu keseimbangan elektrolit, yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan bahkan
kematian. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa gangguan pada sistem ekskresi manusia:
a. Albuminuria
Albuminuria merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan pada
glomerulus yang berperan dalam proses filtrasi, sehingga pada Urine ditemukan adanya
protein. Albuminuria dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam tubuh sehingga
memperberat kerja ginjal, mengonsumsi terlalu banyak protein, kalsium, dan vitamin C
dapat membuat glomerulus harus bekerja lebih keras sehingga meningkatkan risiko

19
kerusakannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah albuminuria adalah dengan
mengatur jumlah garam dan protein yang dikonsumsi, serta pola hidup sehat untuk mengatur
keseimbangan gizi.
b. Nefritis
Nefritis adalah penyakit rusaknya nefron, terutama pada bagian-bagian
glomerulus ginjal. Nefritis disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus.
Nefritis mengakibatkan masuknya kembali asam urat, urea ke pembuluh darah
(uremia) dan adanya penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air yang
terganggu (edema). Upaya penanganan nefritis adalah dengan proses cuci darah
atau pencangkokan ginjal.
c. Hematuria
Hematuria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya selsel darah merah pada
Urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih akibat gesekan dengan batu ginjal.
Hematuria juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. Upaya
pencegahan hematuria dapat dilakukan dengan segera buang air kecil ketika ingin buang air
kecil, membersihkan tempat keluarnya Urine dari arah depan ke belakang untuk
menghindari masuknya bakteri dari dubur, serta banyak minum air putih. Ketika seseorang
sakit hematuria, maka penanganan yang diberikan adalah dengan memberi antibiotik untuk
membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.
d. Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu penyakit yang umum terjadi pada sistem
ekskresi manusia. Penyebabnya adalah infeksi bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih
dan menyebabkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan Urine
berwarna keruh. Pengobatan yang biasanya diberikan adalah antibiotik.
e. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus (kencing manis) juga merupakan kelainan pada sistem ekskresi.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi karena terdapat glukosa dalam Urine. Kondisi
ini terjadi karena adanya penurunan produksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
Menurunnya hormon insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glukosa
menjadi glikogen dan reabsorpsi glukosa dalam glomerulus. Penyakit ini juga berdampak
menimbulkan komplikasi yang disebut dengan Nefropati diabetik.
Nefrofati diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes atau gula
darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang. Penyakit ini dapat menimbulkan
gejala berupa susah tidur, gatal-gatal, Urine berbusa, tubuh lemas, serta pembengkakan pada
wajah, tungkai, kaki dan lengan.

20
f. Diabetes Insipidus
Penyakit ini disebabkan karena seseorang kekurangan hormon ADH atau hormon
antidiuretik. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap air yang masuk ke
dalam tubuh, sehingga penderita akan sering buang air kecil secara terus menerus. Pada
umumnya Urine yang diekskresikan berjumlah antara 4-6 liter perhari, tetapi penderita
diabetes jenis ini dapat mencapai 12-15 liter setiap hari, tergantung dari jumlah air yang
diminum. Upaya penanganan penderita diabetes insipidus adalah dengan memberikan
suntikan hormon antidiuretik sehingga dapat mempertahankan pengeluaran Urine secara
normal.
g. Batu ginjal
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi akibat terbentuknya endapan
garam kalsium di dalam rongga ginjal (pelvis renalis), saluran ginjal, atau
kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak dapat larut.
Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal
kalsium fosfat. Endapan ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak
mengonsumsi garam mineral dan kekurangan minum air serta sering
menahan kencing. Upaya mencegah terbentuknya batu ginjal adalah dengan meminum
cukup air putih setiap hari, membatasi konsumsi garam karena kandungan natrium yang
tinggi pada garam dapat memicu terbentuknya batu ginjal, serta tidak sering menahaan
kencing. Batu ginjal yang kecil dapat saja keluar melalui Urine, tetapi seringkali
menyebabkan rasa sakit. Batu ginjal berukuran besar memerlukan operasi untuk
mengeluarkannya.
h. Kanker ginjal
Merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel pada ginjal yang tidak
terkontrol di sepanjang tubulus dalam ginjal. Hal ini dapat menyebabkan adanya darah pada
Urine, kerusakan ginjal, dan juga dapat memengaruhi kerja organ lainnya jika kanker ini
menyebar, sehingga dapat menyebabkan kematian. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan menghindari penggunaan bahanbahan kimia yang memicu kanker.
2. Gangguan pada organ hati
Hati berperan penting dalam proses pembuangan limbah dalam tubuh. Gangguan hati,
seperti hepatitis dan sirosis, dapat menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh dan
menyebabkan kerusakan organ yang serius.
a. Hepatasis
Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah hepatitis
atau penyakit kuning. Disebut penyakit kuning karena tubuh penderita menjadi kekuningan,
disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Hepatitis adalah suatu penyakit

21
peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel-sel
hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan,
minuman, jarum suntik dan transfusi darah. Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati.
Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan
sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT. Virus
hepatasis B lebih berat dari pada virus hepatasis A.
b. Sirosis
Sirosis adalah kondisi medis yang terjadi ketika jaringan hati mengalami kerusakan
dan kemudian digantikan oleh jaringan parut. Hal ini dapat menghambat fungsi hati yang
normal, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kegagalan hati. Sirosis dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk konsumsi alkohol berlebihan, hepatitis, ozat
besitas, dan penyakit autoimun.
Dalam kasus sirosis, sel-sel hati rusak dan mati, dan tubuh menghasilkan jaringan
parut sebagai respons. Jaringan parut tidak memiliki fungsi seperti jaringan hati normal,
sehingga dapat mengganggu aliran darah dan mempersulit kerja hati. Gejala awal dari sirosis
mungkin tidak terlihat jelas. Namun, ketika kondisi semakin parah, gejala-gejala seperti rasa
lelah, kehilangan nafsu makan, nyeri abdomen, peningkatan ukuran perut, kulit dan mata
yang kuning dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki dapat terjadi.
Pengobatan untuk sirosis tergantung pada tingkat keparahan penyakitnya. Beberapa
perubahan gaya hidup, seperti menghindari alkohol dan menjaga pola makan yang sehat,
dapat membantu memperlambat perkembangan sirosis. Pada beberapa kasus, transplantasi
hati mungkin diperlukan untuk mengembalikan fungsi hati yang normal.
c. Hemokromatosis
Hemokromatosis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh penumpukan zat besi
yang berlebihan dalam tubuh. Pada penderita hemokromatosis, zat besi disimpan secara
berlebihan dalam berbagai organ tubuh, termasuk hati, jantung, dan pankreas. Penyakit ini
dapat menyebabkan kerusakan organ dan berbagai gejala, termasuk kelelahan, nyeri sendi,
dan masalah kognitif.
Hemokromatosis terjadi karena adanya kelainan genetik yang menyebabkan tubuh
menyerap zat besi dalam jumlah yang terlalu banyak dari makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Seiring waktu, penumpukan zat besi dapat merusak organ tubuh dan memicu
berbagai masalah kesehatan. Gejala awal hemokromatosis mungkin tidak terlihat jelas,
namun jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini dapat menjadi serius dan memperburuk
kualitas hidup seseorang.
Penanganan hemokromatosis melibatkan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
medis yang tepat. Penderita harus membatasi konsumsi zat zat besi, melakukan pemeriksaan
kesehatan secara teratur, dan menjalani terapi pengeluaran zat besi secara teratur. Dalam

22
beberapa kasus, transplantasi hati mungkin diperlukan untuk mengatasi kerusakan organ
yang parah akibat hemokromatosis.
3. Gangguan pada kulit
Gangguan pada kulit dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan pada
manusia, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi yang serius dan memerlukan perawatan medis.
Berikut ini adalah beberapa gangguan pada organ kulit dan
penjelasannya:
a. Jerawat
Jerawat atau acne vulgaris merupakan suatu kondisi
kulit yang ditandai dengan terjadinya penyumbatan dan
peradangan pada kelenjar sebasea (kelenjar minyak). Hal ini
menyebabkan kulit meradang dan terbentuknya kemerahan,
bintik-bintik putih, dan bintik-bintik hitam pada permukaan kulit. Jerawat pada umumnya
dapat muncul pada wajah, leher, atau punggung. Jerawat biasanya terjadi selama masa
remaja ketika produksi hormon meningkat, namun bisa juga
terjadi pada orang dewasa. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan jerawat antara lain:
 Kurangnya menjaga kebersihan kulit sehingga berpotensi terjadi penumpukan kotoran
dan kulit mati
 Konsumsi makanan berlemak
 Faktor hormonal yang merangsang kelenjar minyak pada kulit, penggunaan kosmetik
yang berlebihan dan mengandung minyak dapat berpotensi menyumbat pori-pori.
 Produksi minyak berlebih pada kulit bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan
jerawat.
 Faktor lingkungan seperti paparan polusi, debu, dan udara yang lembap dapat
mempengaruhi kulit dan menyebabkan jerawat.
 Bakteri yang hidup di kulit bisa menyebabkan peradangan dan menyebabkan jerawat.

 Faktor genetik, jerawat dapat menjadi kondisi yang diwariskan dalam keluarga.
Jerawat biasanya dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan topikal seperti krim
atau losion yang mengandung bahan aktif seperti asam salisilat, benzoyl peroxide, atau
retinoid. Jika kondisi jerawat parah, dokter mungkin akan meresepkan obat oral seperti
antibiotik atau isotretinoin. Selain itu, menjaga kebersihan kulit dengan mencuci muka
secara teratur dan menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi kulit, seperti
menghindari makanan berlemak dan mengurangi stres, juga dapat membantu mengurangi
risiko terjadinya jerawat.

23
b. Biang keringat
Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat
tersumbat oleh selsel kulit mati yang tidak dapat
terbuang secara sempurna. Keringat yang
terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-
bintik kemerahan yang disertai gatal. Sel-sel kulit
mati, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan
terjadinya biang keringat. Orang yang tinggal di daerah tropis dan lembap, akan lebih mudah
terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang keringat adalah leher,
punggung, dan dada. Biang keringat dapat mengenai siapa saja, baik anak-anak, remaja,
ataupun orang tua. Faktor resiko lainnya termasuk kondisi yang menyebabkan peningkatan
suhu tubuh, seperti demam atau terlalu lama terkena sinar matahari, serta penggunaan
pakaian yang terlalu ketat atau bahan sintetis yang tidak menyerap keringat dengan baik.
Pengobatan biang keringat meliputi penghindaran faktor pemicu, seperti memakai
pakaian yang lebih longgar dan lebih ringan, serta sering mandi dan mengeringkan kulit
dengan baik setelah berkeringat. Selain itu, penggunaan bedak atau krim kortikosteroid
topikal juga dapat membantu mengurangi rasa gatal dan peradangan pada kulit. Namun,
dalam kasus yang lebih parah, terapi obat atau pengobatan dengan sinar ultraviolet mungkin
diperlukan.
c. Eksim
Eksim atau dermatitis adalah kondisi kulit yang menyebabkan peradangan,
kemerahan, dan gatal-gatal. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi alergi atau gangguan sistem
kekebalan tubuh. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk alergi, iritasi,
dan infeksi. Eksim terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:
 Eksim atopik: jenis eksim yang paling umum terjadi, biasanya dimulai pada masa kanak-
kanak. Gejalanya termasuk kulit kering, gatal-gatal, ruam, dan peradangan.
 Eksim kontak: terjadi ketika kulit terpapar bahan kimia atau zat tertentu yang
menyebabkan iritasi atau reaksi alergi.
 Eksim numular: ditandai dengan ruam bulat atau oval yang terjadi pada bagian tubuh
tertentu, seperti lengan, kaki, atau dada.
 Eksim seboroik: biasanya terjadi pada kulit kepala dan disebabkan oleh peradangan pada
kelenjar minyak.
Penanganan eksim tergantung pada jenisnya dan dapat meliputi penggunaan krim atau
salep kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, obat antihistamin untuk meredakan
gatal-gatal, serta menghindari faktor pemicu seperti alergen atau iritan. Penderita juga perlu

24
menjaga kebersihan kulit dan menghindari menggaruk bagian yang terkena eksim untuk
mencegah infeksi.

4. Gangguan pada organ paru-paru


Penyakit pada paru-paru dapat bervariasi, mulai dari infeksi, inflamasi, hingga kondisi
kronis seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Berikut adalah beberapa jenis
penyakit paru-paru dan penjelasannya:
a. Asma
Asma adalah penyakit kronis yang ditandai oleh peradangan dan penyempitan saluran
pernapasan. Pada orang yang menderita asma, saluran pernapasan yang membawa udara dari
hidung dan mulut ke paru-paru menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan tertentu seperti
zat pemicu alergi (alergen) dalam tubuh, misalnya asap rokok, debu, bulu hewan peliharaan,
dan lain-lain. Masuknya alergen, akan memicu tubuh untuk menghasilkan senyawa kimia
seperti prostaglandin dan histamin. Senyawa kimia tersebutlah yang dapat memicu
penyempitan saluran pernapasan. Penyebab lainnya adalah udara dingin, polusi udara, dan
stres emosional. Ketika saluran pernapasan merespons rangsangan ini, otot-otot di sekitar
saluran pernapasan menyempit dan menyebabkan pernapasan menjadi sulit. Selain itu,
peradangan juga dapat menyebabkan produksi lendir yang berlebihan, memperburuk
obstruksi saluran pernapasan.
Gejala asma termasuk sesak napas, napas berbunyi, batuk, dan dada terasa tertekan.
Serangan asma dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi saluran pernapasan
atas, paparan alergen atau iritan, olahraga, dan perubahan cuaca.
Penanganan asma meliputi penghindaran faktor pemicu, obat-obatan pengendali asma,
dan obat-obatan untuk meredakan serangan asma yang sedang berlangsung. Pencegahan
juga dapat dilakukan dengan menghindari faktor pemicu yang diketahui dan
mempertahankan kesehatan paru-paru dengan menjaga kebersihan lingkungan serta tidak
merokok atau terpapar asap rokok. Penting untuk mengontrol asma dengan baik untuk
mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup.
b. Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Infeksi pada bakteri ini menimbulkan bintil bintil pada dinding
alveolus. Akibatnya proses difusi akan terganggu. Ketika bakteri Mycobacterium
tuberculosis masuk ke dalam paru-paru, bakteri akan menyebabkan infeksi sehingga memicu
sistem imun untuk bergerak menuju area yang terinfeksi dan segera “memakan” bakteri
tersebut agar tidak menyebar luas. Jika sistem imun lemah, maka bakteri dapat masuk ke
dalam peredaran darah dan sistem limfa untuk menginfeksi organ lain. Penyakit ini biasanya
menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain seperti ginjal, tulang,

25
dan otak. TBC termasuk penyakit menular dan dapat menyebar melalui udara saat seseorang
dengan TBC paru batuk atau bersin.
Gejala TBC paru dapat mencakup batuk kronis yang berlangsung selama lebih dari 2
minggu, batuk berdarah, demam, berkeringat di malam hari, kelelahan, dan penurunan berat
badan yang tidak bisa dijelaskan. TBC paru yang tidak diobati dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada paru-paru dan organ tubuh lainnya serta bisa berakibat fatal.
Pengobatan TBC melibatkan penggunaan antibiotik selama setidaknya 6 bulan untuk
membunuh bakteri TBC. Selama pengobatan, penting bagi penderita TBC untuk
menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan secara menyeluruh, termasuk dengan
mengonsumsi makanan bergizi, beristirahat cukup, dan menghindari kebiasaan merokok.
Pencegahan TBC melibatkan vaksinasi dan menjaga kebersihan lingkungan.
c. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab terjadinya
pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya. Namun,
umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Pada paru-paru penderita
pneumonia terdapat cairan yang kental. Cairan tersebut dapat mengganggu pertukaran gas
pada paru-paru. Hal ini menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi kurang.

Gejala dari penyakit pneumonia yaitu demam, batuk berdahak, tidak enak badan, sakit
pada bagian dada, dan terkadang mengalami kesulitan bernapas. Ada beberapa kasus, gejala
dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa jam atau beberapa hari. Pada kasus
pneumonia yang parah, seseorang bisa merasakan nyeri dada yang tajam dan nafas pendek.
Penyakit pneumonia dapat ditularkan melalui udara ketika penderita pneumonia batuk
maupun bersin.
Pneumonia bisa didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes pencitraan
seperti foto rontgen dada. Pengobatan pneumonia biasanya melibatkan pemberian antibiotik
atau antijamur, tergantung pada penyebab infeksi. Selain itu, terapi suportif seperti istirahat,
minum banyak cairan, dan pemberian oksigen dapat membantu mempercepat pemulihan.

26
Pencegahan pneumonia bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
menghindari paparan asap rokok, dan mendapatkan vaksinasi pneumonia pada orang yang
berisiko tinggi seperti orang tua dan orang dengan kondisi medis tertentu.

d. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru terjadi karena pertumbuhan sel sel yang tidak terkendali pada
jaringan dalam paru-paru. Jika sel-sel tersebut tidak segera ditangani, dapat menyebar ke
seluruh paru-paru bahkan jaringan di sekitar paru-paru. Sekitar 85% kasus kanker paru-paru
disebabkan oleh merokok dalam jangka waktu yang lama, sedangkan 10-15% kasus terjadi
pada orang yang tidak pernah merokok. Kanker paru-paru pada orang yang tidak merokok
dapat diakibatkan karena kombinasi faktor keturunan dan faktor lingkungan, misalnya
menghirup debu asbes dan udara yang terpolusi, termasuk akibat menjadi perokok pasif.

Kanker paru-paru dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kanker paru-paru non-
kecil (NSCLC) dan kanker paru-paru kecil (SCLC). NSCLC adalah jenis yang paling umum,
sedangkan SCLC lebih jarang terjadi tetapi lebih ganas. Gejala kanker paru-paru dapat
bervariasi, tergantung pada jenis kankernya dan seberapa jauh kankernya telah menyebar.
Beberapa gejala yang mungkin terjadi antara lain batuk kronis, sesak napas, nyeri dada,
kehilangan nafsu makan, kelelahan, pembengkakan leher atau wajah, dan batuk berdarah.
Pengobatan untuk kanker paru-paru tergantung pada jenis dan tingkat keparahan
kankernya. Pengobatan yang umum digunakan adalah pembedahan, kemoterapi, dan radiasi.
Pencegahan adalah cara terbaik untuk menghindari kanker paru-paru, yaitu dengan
menghindari paparan asap rokok dan bahan kimia berbahaya lainnya, serta menjaga gaya
hidup yang sehat.

27
D. PENERAPAN DALAM MENJAGA KESEHATAN SISTEM EKSKRESI PADA
MANUSIA
Pentingnya setiap orang untuk menjaga kesehatan organ ekskresi pada tubuh. Beberapa organ
ekskresi tubuh yang sangat vital dan sangat perlu selalu dipelihara kesehatannya dengan baik.
Berikut ini penjelasan masing-masing organ ekskresi dan cara menjaganya.
1. Cara menjaga organ ginjal
Pada organ ini berfungsi untuk menyaring darah, menjaga kesehatan ginjal merupakan hal
yang sangat penting yang perlu dilakukan. Terkadang kita tidak sadari makanan atau minuman
yang dikonsumsi setiap harinya mengandung zat-zat berbahaya yang dapat tidak dapat dicerna
atau dinetralisir oleh organ ginjal ini. Penumpukan zat yang berbahaya di ginjal akan
menyebabkan penyakit tertentu, untuk menghindarinya kita harus tetap menjaga organ tersebut.
a. Dengan mengatur pola makan
Memilih makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran yang ditanam dengan tanpa
pupuk kimia (organik) serta jauhilah makanan olahan, mengurangi konsumsi garam
berlebihan, serta konsumsilah ikan atau daging putih tanpa lemak.
b. Aktif bergerak
Ginjal bisa dijaga dengan cara sangat mudah, yakni dengan beraktivitas fisik kita
harus aktif selalu bergerak dan jangan bermalas-malasan karena kesehatan kita bisa terjaga
hanya dengan terbisaa menggerakkan badan.
c. Dengan selalu menjaga berat badan
Berat badan yang berlebihan sangat tidak baik untuk kesehatan karena organ tubuh
akan bekerja lebih keras untuk mengikis tumpukan lemak tersebut termasuk ginjal yang
lama kelamaan akan membuatnya menjadi lemah kinerjanya.
d. Dengan cara menjauhi minum Alkohol dan Hindari Rokok
Pada kandungan rokok yang kita hisap sehari-hari hal ini bisa merusak organ paru-
paru dan juga ginjal. Selain itu rokok maupun alkohol juga menjadi penyebab utama tubuh
kita dapat terserang berbagai penyakit yang mengerikan salah satunya organ ginjal.
e. kontrol tekanan darah
Penyakit organ ginjal ini dapat dipicu juga dari tekanan darh yang tinggi, selama lima
tahun terakhir di peroleh data dari IRR bahwasanya sebanyak dari 35% penyakit ginjal
disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
f. Selalu teratur dengan minum air putih
Minum air putih minimal setiap hari 6-8 gelas, hal ini sangat baik untuk menjaga dan
merawat kesehatan organ ginjal kita.
g. Dengan menghindari stress

28
Kondisi stress yang menyerang kita membuat tekanan darah menjadi naik dan seperti
yang sebelumnya dijelaskan, bila tekanan darah tinggi maka resiko kita terserang penyakit
ginjal pun menjadi lebih besar.

h. Dengan rajin berolahraga


Dengan sering berolahraga merupakan cara paling mudah untuk menjaga kesehatan
ginjal kita dalam hal ini bisa dilakukan seperti jalan kaki atau dengan cara berlari setiap
pagi.
i. Menghindari beberapa obat antibiotik dan anti nyeri
Diusahakan agar tidak mengkonsumsi atau bahkan menghindari beberapa obat
antibiotic dan anti nyeri ini karenakan dapat merusak ginjal atau konsultasikan tentang
penggunaan obat tersebut kepada dokter spesialis terlebih dahulu.
2. Cara menjaga kesehatan organ hati
Pada organ hati ini dapat menghancurkan atau dapat menetralisir racun yang masuk ke
dalam tubuh. Untuk mencegah terjadi sesuatu terhadap organ ini sebaiknya hindari
mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan yang sangat berbahaya diantaranya MSG,
Aspartam, dan lain sebagainya. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan juga bisa merusak
organ hati ini, agar tetap terjaga dan organ hati tetap kuat harus tetap menjaganya.
a. Konsumsi sayuran
Ada beberapa sayuran yang tepat untuk menjaga kesehatn hati seperti bawang dan
brokoli adalah merupakan sayuran yang sama-sama menyimpan belerang dalam porsi yang
lebih dibutuhkan oleh tubuh untuk mendorong kemampuan hati dalam mendetoksifikasi
racun.
b. Dengan meminum air lemon
Untuk membantu proses detoksifasi hati, buat minuman yang berasal dari air putih
dengan campuran air perasan buah lemon, pada lemon ini memiliki kandungan asam sitrat
yang membantu kinerja empedu dalam mengeluarkan racun dari tubuh. Caranya adalah
mencampurkan air perasan lemon tersebut kedalam air putih lalu diminum dengan secara
rutin setiap hari.
c. Pijat
Pijat di area dekat hati dan kantung empedu berguna untuk membatu proses perairan
atau sirkulasi darah ke hati dan fungsi hati akan lebih optimal dalam bekerja.
d. Suplemen untuk hati harus rutin dikonsumsi
Penuhi mineral untuk membantu hati dalam mendetoksifikasi racun dalam tubuh
seperti magnesium, besi, kalsium, seng, kalium, selenium, sodium dan tembaga.
e. Tidak mengkonsumsi alkohol

29
Alkohol yang bila dikonsumsi akan berubah senyawa menjadi partikel racun lebih
banyak sehingga organ hati akan bekerja untuk menyaring dan mengeluarkan racun dari
tubuh lebih keras bila dibiarkan maka pada fungsi hati akan melemah.

3. Cara menjaga kesehatan kulit


Organ kulit yang berfungsi sebagai ekskresi air dan garam sebagai hasil proses
Metabolisme, zat cair tersebut dikeluarkan bersama keringat, menjaga kesehatan kulit bertujuan
untuk mencegah timbulnya kelainan pada kulit.
a. Konsumsi buah dan sayuran segar
Pada buah dan sayuran segar memiliki peranan khusus dalam menyehatkan kulit
untuk membuat kulit yang sehat kita dapat mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar
yang dapat kita temui dengan mudah misalnya buah-buahan segar yang dapat membuat kulit
kita menjadi sehat adalah seperti buah jeruk pada buah ini memiliki banyak sekali
kandungan vitamin C yang dapat menjadi anti engine pada kulit sehingga kulit akan menjadi
awet muda dan tampak segar selalu dan sayuran hijau yang dapat dikonsumsi adalah seperti
bayam sawi dan masih banyak lagi lainnya.
b. Air putih
Dengan meminum air putih membuat kulit menjadi sehat, jika ingin menjaga
kesehatan kulit maka harus mengkonsumsi air putih yang cukup, para ahli kesehatan
menyarakan mengkonsumsi air putih minimal 1,5 liter perharinya. Hal ini dianjurkan Karena
tubuh manusia yang terdiri dari banyak kandungan air, bila sesorang kekurangan air maka
mereka akan mengalami dehidrasi dan kulit mereka menjadi kering dan kusam.
c. Istirahat
Bila kita ingin menjaga kesehatan kulit kita, maka kita harus memepehatikan waktu
istirahat kita sehingga dengan beristirahat kulit kita akan menjadi sehat dan tidak kering.
Gunakanlah waktu 8 jam selama satu hari untuk beristirahat dengan begitu kita telah
membiarkan kulit kita beristirahat juga.
d. Hindari polusi
Polusi dapat membuat kulit menjadi kusam dan kering, akibat yang ditimbulkan dari
sinar UV tersebut seseorang dapat terkena kanker kulit, maka kita harus benar-benar
menjaga kulit kita dari sinar matahari, jangan pernah biarkan sinar matahari mengenai kulit
kita dalam jangka waktu yang lama karena hal tersebut tentu saja dapat merusak kesehatan
kulit kita.
4. Cara menjaga organ paru-paru
Hal yang dapat merusak paru-paru adalah asap rokok, oleh sebab itu untuk menjaga
kesehatan organ paru-paru sebaiknya agar tidak merokok dan menghindari asap rokoknya.

30
a. Tidak merokok
Kebanyakan pakar kesehatan penyakit dalam agar menganjurkan kepada setiap orang
untuk tidak merokok, karena pada rokok memiliki kandungan bahan kimia yang santa
berbahaya seperti nikotin, tar, sianida, benzene atau bensol, cadmium, methanol, asetilena,
amonia, fomaldehida, hydrogen sianida, arsenik dan karbon monoksida.

b. Dengan menjaga kebersihan udara


Bila udara yang bersih akan mengurangi resiko paru-paru terkontaminasi benda asing
Dari luar yang dapat merusaknya, untuk menciptakan kebersihan udara dapat kita siasati
dengan cara menggunakan masker saat keluar rumah dan menghentikan membakar sampah
atau kayu disekitar rumah.
c. Dengan berolahraga rutin
Semakin baik kebugaran tubuh seseorang maka akan memudahkan paru-paru untuk
menjaga jantung dan otot yang mensuplai oksigen.
d. Tingkatkan kualitas udara dalam ruangan
Udara dalam ruangan juga dapat mempengaruhi kesehatan paru-paru, untuk
meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dapat kita lakukan dengan cara membersihkan
setiap benda yang ada, seperti karpet, korden, dll. Selain itu juga bila menggunakan lilin
yang berlebihan dan penggunaan pewangi ruangan yang mengandung bahan kimia yang
berbahaya juga dapat mempengaruhi kesehatan paru-paru kita, oleh karena itu dalam
memilih penyegar ruangan jangan lupa untuk memberikan ventilasi untuk pertukaran udara
masuk kedalam ruangan.
e. Dengan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
Sudah terbukti bahwa makanan yang memiliki kandungan antioksidan merupakan
sumber yang baik untuk organ paru-paru. Antioksidan bisa didapat dari sayuran dan buah.
Tetapi sebaiknya kita mengkonsumsi sayuran yang berdaun hijau, karena sayuran yang
berdaun hijau memiliki banyak sekali antioksidan dan memiliki perlindungan.

Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai harganya bagi kita, ini dapat kita rasakan diwaktu
kondisi sakit. Sebab jika kita sakit akan menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit, oleh
karena itulah kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh kita. Dengan menjaga kesehatan diri, kita
dapat meminimalisir resiko terkena gangguan pada sistem ekskresi manusia dan memperpanjang
masa kerja organ-organ ekskresi yang penting untuk kesehatan tubuh kita.

31
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa Metabolisme yang tidak diperlukan tubuh.
Sistem ekskresi pada manusia merupakan kumpulan organ dan struktur yang bertanggung jawab
dalam proses pengeluaran zat-zat sisa Metabolisme yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.
Alat ekskersi pada manusia terdiri dari: ginjal, hati, kulit, dan paru paru. Masing-masing organ
memiliki struktur dan mekanisme yang berbeda dalam mengeluarkan zat-zat sisa dari tubuh.
1. Ginjal, mengeluarkan air berupa Urine. Urine dibentuk melalui tiga tahapan yaitu: Filtrasi,
Reabsorpsi, dan augmentasi
2. Hati, mengeluarkan zat warna empedu (bilirubin)
3. Kulit, mengeluarkan keringat
4. Paru-paru, mengeluarkan CO2 dan H2O
Gangguan pada sistem ekskresi dapat terjadi dan mempengaruhi kesehatan manusia. Beberapa
gangguan yang dapat terjadi antara lain penyakit pada organ ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
1. Gangguan pada organ ginjal antara lain: albuminuria, nefritis, hematuria, Infeksi Saluran Kemih
(ISK), diabetes mellitus, diabetes insipidus, batu ginjal, dan kanker ginjal
2. Gangguan pada organ hati antara lain: hepatasis, sirosis, dan hemokromatosia
3. Gangguan pada kulit antara lain: jerawat, biang keringat, dan eksim
4. Gangguan pada organ paru-paru antara lain: asma, tuberculosis (TBC), pneumonia, dan kanker
paru-paru
Gangguan tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh dan bahkan memperburuk
kondisi jika tidak diobati secara tepat. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan
organ-organ ekskresi ini dengan cara yang tepat. Untuk menjaga kesehatan organ ekskresi, terdapat
beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti mengkonsumsi makanan sehat, menjaga kebersihan diri,
dan melakukan olahraga secara teratur. Dengan menerapkan cara-cara ini, kita dapat menjaga
kesehatan organ ekskresi dan mencegah gangguan yang dapat merusak kesehatan tubuh.

B. SARAN

Sistem ekskresi pada manusia memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Gangguan pada organ ekskresi dapat memperburuk kondisi tubuh jika tidak diobati secara tepat, oleh
karena itu menjaga kesehatan organ-organ ekskresi sangatlah penting. Dengan melakukan cara-cara
yang tepat untuk menjaga kesehatan organ ekskresi, kita dapat menjaga kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Dengan demikian, pemahaman dan perawatan yang baik terhadap sistem ekskresi pada
manusia akan membantu menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya gangguan pada organ-organ

32
tersebut. Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan makalah yang telah
dibahas:
1. Rajinlah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama pada organ-organ ekskresi
seperti ginjal dan hati. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi gangguan pada organ-organ
tersebut sejak dini sehingga dapat diobati dengan lebih cepat.
2. Jaga pola makan yang sehat dan seimbang, serta hindari mengonsumsi makanan atau minuman
yang dapat merusak organ-organ ekskresi seperti alkohol atau makanan yang terlalu pedas.
3. Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar dapat mencegah infeksi pada kulit dan
paru-paru.
4. Lakukan olahraga secara teratur untuk membantu meningkatkan kesehatan organ-organ tubuh
termasuk organ-organ ekskresi.
5. Hindari merokok dan terpapar asap rokok karena dapat meningkatkan risiko terkena penyakit
paru-paru seperti kanker paru-paru.
6. Tetap menjaga pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dapat membantu
mencegah terjadinya gangguan pada organ-organ ekskresi dan menjaga kesehatan tubuh secara
keseluruhan.
7. Dalam hal terdapat keluhan atau gejala yang tidak biasa, segera berkonsultasi dengan dokter atau
tenaga medis terkait untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan efektif.
Diharapkan saran-saran tersebut dapat menjadi panduan untuk menjaga kesehatan organ-organ
ekskresi dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Tim Abdi Guru (2013). IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suci Anggraeny, M. (2022). Ilmu Pengatahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Sukoharjo: CV
Hasan Pratama.
Yukaliana, dkk. (2009). Biologi untuk SMP/Mts kelas IX. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Shabrina Zakaria. 2018. Proses Ekskresi pada Tubuh Manusia | Biologi Kelas 11.
https://www.ruangguru.com/blog/proses-ekskresi-pada-tubuh-manusia. 18 Maret 2023.
Rabia Edra. 2018. Ginjal: Sistem Ekskresi pada Manusia | Biologi Kelas 8.
https://www.ruangguru.com/blog/ginjal-struktur-dan-fungsi-ekskresi-pada-manusia. 18 Maret 2023.
Karina Dwi Adistiana. 2023. Organ-Organ Sistem Ekskresi pada Manusia | Biologi Kelas 11.
https://www.ruangguru.com/blog/organ-organ-sistem-ekskresi-pada-manusia. 17 Maret 2023.
Ilham Fariq Maulana. 2022. Mengenal Anatomi Hati Manusia, Apa Saja Bagiannya?.
https://hellosehat.com/pencernaan/hati/anatomi-hati/. 17 Maret 2023.

34

Anda mungkin juga menyukai