DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
NUZUL NUR HIDAYAT (230103072)
OKTALIA NISA RAMADANI (230103073)
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan
karunianya, karna rahmatNya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu
dan baik.
Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar dengan bahan kajian Anatomi Fisiologi Perkemihan.
Kami selaku penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Dosen Dwi
Novitasari, S.Kep., Ns., M.Sc. .Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah
mendukung penyusunan makalah ini penyusun mengucapkan terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serta
saran darin pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang membahas mengenai struktur tubuh yaitu anatomi. Pada anatomi
tubuh manusia, akan terlihat bahwa manusia memilki banyak sekali elemen-elemen
yang menyusun satu tubuh manusia. Elemen tersebut adalah organ tubuh yang terdiri
atas jaringan dan tersusun lagi dari sel. Hal yang paling utama adalah system respirasi
atau pernapasan, system otot dan system perkemihan.
Pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia sangatlah penting, terutama di
usia dini. Kita dapat mengetahui proses normal dan mengetahui kondisi yang buruk
jika ada penyakit menyerang anatomi tubuh sehingga dapat melakukan antisipasi
berupa pencegahan demi kesehatan tubuh. Karena itulah pembelajaran anatomi tubuh
manusia sangat penting apalagi tentang anatomi fisiologi perkemihan.
System kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatic penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan
internal. Kelangsungan hidup sel juga tergantung pada pengeluaran secara terus
menerus zat-zat sisa metabolisme toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan
berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya. Adapun system yang terdiri dari organ-
organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh yaitu
Traktus Urinarus.
Ginjal berperan penting mempertahankan homeostatis dengan mengatur
konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektroolit dan air dengan
mengeliminasi semua zat sisa metabolisme. System kemih terdiri terutama pada
ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter yang bergerak urin dari ginjal ke
kantung kemih yang mneyimpan urin dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari system urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah
bahwa ekskresi : melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan
bahan kimia dari aaliran darah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini dibuat adalah :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sistem urinaria terdiri atas :
1. Ginjal yang mengeluarkan secret urine.
2. Ureter yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih.
3. Kandung kemih yang bekerja sebagai penampung.
4. Uretra yang menyalurkan urine dari kandung.
A) GINJAL
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang bewarna merah tua
terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal terlindung dengan baik dari trauma
langsung karena disebelah posterior dilindungi oleh tulang kosta dan otot-otot yang
meliputi kosta, sedangkan dibagian anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal.
Ginjal kanan sedikit rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah
oleh hati dimana ginjal laki-laki lebih Panjang dari pada Perempuan.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari
ginjal melalui vena renalis. Ginjal dengan efisien dapat membersihkan bahan limbah
dari dalam darah, dan fungsi ini bisa dilaksanakannya karena aliran darah yang
melalui ginjal jumlahnya sangat besar, 25% dari curah jantung (Brunner& Suddarth,
2002). a). Fungsi ginjal yaitu :
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,osmotic,dan ion.
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa pada cairan tubuh.
4. Fungsi hormonal dan metabolisme.
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dan protein ureum, kreatinin
dan amoniak.
3
a. Struktur Makroskopis Ginjal
1) Nefron
Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat
sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman yang mengitari rumbai
kapiler glomerulus, tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal yang
mengosongkan diri ke dalam ductus kolektivus.
2) Korpuskulus ginjal
Korpuskulus ginjal teridiri dari kapsula bowman dan rumbai kaplier
glomerulus. Istilah glomerulus seringkali digunakan untuk menyatakan
korpuskulus ginjal. Kapsula bowman merupakan suatu invaginasi dari tubulus
proksimal. Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel epitel, yaitu sel epitel parietal
dan sel-sel epitel visceral.
4
3) Apparatus jukstaglomerulus
Sel-sel Jukstaglomerulus dinding arteriol aferen mengandung granula
sekresi yang diduga mengeluarkan renin. Renin, adalah suatu enzim yang
penting pada pengaturan tekanan darah.
Terdapat 2 (dua) teori penting mengenai pengaturan pengeluaran renin.
Menurut teori pertama, sel-sel jukstaglomerulus berfungsi sebagai
Baroreseptor (sensor tekanan) yang sensitif terhadap aliran darah melalui
arteriola aferen.
Menurut teori kedua, sel-sel makula densa tubulus distal bertindak sebagai
kemoreseptor yang sensitif terhadap terhadap natrium dari cairan tubulus.
Peningkatan kadar natrium dalam tubulus distal akan mempengaruhi sel-sel
jukstaglomerulus sehingga meningkatkan pengeluaran renin.
4) System renin-angiotensin
B) URETER
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal
yang merentang sampai kandung kemih. ureter juga terdiri dari dua saluran pipa dari
ginjal menuju kandung kemih ( vesika urinaria ). Setiap ureter panjangnya 25-30 cm
atau 10-12 inchi dan berdiameter 4-6mm. Sebagian ureter berada dalam rongga
abdomen dan sisanya berada dalam rongga pelvis. Lapisan dinding abdomen terdiri
dari:
5
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos.
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
C) VESIKA URINARIA (KANDUNG KEMIH)
Vesika urinaria merupakan sebuah kantong yang yang terdiri atas otot
halus.Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti
buah pir ( kendi ). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Bagian vesika
urinaria terdiri dari :
1. Fundus yaitu bagian yang menghadap kea rah belakang dan bawah bagian ini
terpisah dari rektrum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat
ductus deferen, vesika seminalis dan prostat.
2. Verteks bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan
kigamentum vesika umbilikalis.
3. Korpus yaitu bagian antara vertex dan fundus.
Dinding kandung kemih terdiri dari :
D) URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Fungsi uretra pada wanita berbedaa dengan
yang terdapat pada pria. Pada pria, uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine
dan sistem reproduksi, berukuran Panjang 13,7 – 16,2 cm terdiri dari :
1. Uretra prospatia
Uretra ini menerima dua ductus ejakulator yang masing-masing terbentuk dari
penyatuan ductus aferen dan ductus kelenjar vesikel seminalis, serta menjadi
tempat muaranya sejumlah ductus dari kelenjar prostat.
2. Uretra membranosa
Uretra membranosa adalah bagian yang berdinding tipis dan dikelilingi oto rangka
sfingter uretra eksterna.
3. Uretra kevernosa
Uretra kavernosa merupakan bagian yang menerima ductus kelenjar bulbouretra
dan merentang sampai orifisium uretra eksterna pada ujung penis.
Sedangkan pada wanita uretra memiliki Panjang 3,7 – 6,2 cm dan hanya berfungsi
sebagi tempat penyaluran urine ke bagian luar tubuh. Saluran perkemihan dilapisi
oleh membran mukosa, dimulai dari meatus uretra hingga ginjal. Meskipun
mikroorganisme secara normal tidak ada yang bisa melewati uretra bagian bawah,
membran mukosa ini, pada keadaan patologis, yang terus-menerus akan
menjadikannya media yang baik untuk pertumbuhan beberapa patogen (Hidayat,
2009).
6
C. Fisiologi Sistem Perkemihan
Pada saat vesika urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan
tekanannya makam reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi
musculus destrussor. Dengan demikian mulainya kontaksu musculus destrussor, maka
terjadi relaksasi musculus pubococcygeus dan terjadi pengurangan topangan kekuatan
uretha yang menghasilkan beberapa kejadian dengan urutan sebagi berikut :
D. Konsep Berkemih
Berkemih adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di
glomelurus. Dari 10 liter darah yang masuk ke ginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter
saja yang dapat berupa urine, Sebagian besar hasil filtrasi akan diserap Kembali di
tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh ( Tarwoto,2010 ).
Kandung kemih yang normal yaitu ;
a. Proses Berkemih
Urine diproduksi oleh ginjal sekitar 1ml/menit. Aliran urine masuk ke
kandung kemih dikontrol oleh gelombang peristaltic yang terjadi setiap 10-150
detik. Aktivitas saraf parasimpatis meningkatkan frekuensi peristaltic dan
stimulasi simpatis menurunkan frekuensi. Banyaknya aliran urine pada uretra
dipengaruhi oleh adanya refleks uretroneral. Refleks ini diaktifkan oleh adanya
obstruksi karena konstriksi ureter dan juga konstriksi arterior aferen yang
berakibat pada penurunan produksi urine.
Pengaktifan saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi dari otot detrusor.
Normalnya, spingter interna pada leher kandung kemih berkontraksi dan akan
relaksasi Ketika otot kandung kemih berkontraksi. Sedangkan spingter eksterna
dikontrol berdasarkan kesadaran ( volunteer ) dan dipersarafi oleh nervus
pudendal yang merupakan serat saraf somatic. Refleks berkemih mulai Ketika
terjadi pengisian kamdumg kemih. Jika ada 30-50ml urine, maka terjadi
peningkatan tekanan pada dinding kandung kemih. Makin banyak urine yang
terkumpul, makin besar pula tekanannya. Peningkatan tekanan akan menimbulkan
refleks peregangan oleh reseptor regang sensorik sakralis melalui nervus pelvikus
7
dan kemudian secara refleks Kembali lagi ke kandung kemih untuk menstimulasi
otot detrusor untuk berkontraksi.
8
11. Respons keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat
menyebabkan urine banyak tertahan di dalam vesika urinaria, sehingga
memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine.
12. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
13. Tingkat aktivitas
Berkemih membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
fungsi spingter. Kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.
Hilangnya tonus otot vesika urinaria dapat menyebabkan kemampuan
pengontrolan berkemih menurun.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
System perkemihan merupakan suatu proses terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih digunakan oleh tubuh. Zat- zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin ( air kemih ).
Sistem urinaria terdiri atas :
1. Ginjal.
2. Ureter.
3. Kandung kmeih.
4. Uretra.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya. Kami selalu
membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua pihak yang sama – sama
bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam
pembuatan makalah kami kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/22793928/
MAKALAH_KELOMPOK_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_PERKEMIHAN
https://www.academia.edu/36582985/
MAKALAH_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Perkemihan_
https://www.blogperawat.net/2020/06/anatomi-fisiologi-anfis-sistem-perkemihan.html
11