Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena limpahan
rahmat dan karunia-Nyalah penyusun dapat nmenyelesaikan makalah tentang
“Sistem Perkemihan” dengan lancar.

Dalam menyelesaikan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
guru pengajar yang telah membimbing penyusun untuk menyelesaikan makalah
ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, dan untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih.

Lampung Tengah, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................2
D. Metode Penulisan...........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian......................................................................................3
B. Anatomi dan Fisiologi System Perkemihan...................................3
C. Masalah-Masalah dan Faktor yang Mempengaruhi dalam
Pola Berkemih................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................11
B. Saran..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh merupakan satu kesatuan dari sel yang selalu bekerja setiap saat. Dalam
proses tersebut,dihasilkan zat-zat yang sisa yang harus dikeluarkan oleh tubuh itu
sendiri. Pengeluaraan ini harus dilakukan karena zat tersebut bersifat racun bagi
tubuh. Proses pengeluaran itu biasanya disebut juga dengan proses eliminasi.

Proses eliminasi tersebut juga terdiri dari dua bagian yaitu eliminasi alvi dan urin.
Urine dihasilkan oleh system perkemihan yang melibatkan organ terpenting
urinary yaitu ginjal. Untuk itu karena ginjal itu organ terpenting dalam system
perkermihan, maka sudah sepantasnya kita menjaga ginjal kita agar tidak terjadi
berbagai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan dari fungsi ginjal.

Mengingat pentingnya fungsi dari ginjal tersebut maka dalam kesempatan kali ini
penulis maupun kelompok ingin memaparkan mengenai proses dari system
perkemihan yang mana melibatkan berbagai macam organ yang berkaitan dalam
system perkemihan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini yaitu antara
lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem perkemihan?
2. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi ginjal ?
3. Apa saja masalah dalam pola berkemih serta faktor yang mempengaruhinya?
4. Bagaimana asuhan keperawatan bagi klien dengan gangguan sistem
perkemihan?

1
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin diketahui pada makalah
ini yaitu antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem perkemihan
2. Untuk mengetahui sistem anatomi dan fisiologi ginjal
3. Untuk mengetahui masalah dalam pola berkemih serta faktor yang
mempengaruhinya
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan bagi klien dengan gangguan sistem
perkemihan

D. Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini metode penulisan yang penulis terapkan adalah
metode studi kepustakaan yaitu dengan membaca, mempelajari, dan memahami
kepustakaan (buku dan sumber lainnya) yang berhubungan dengan penyelesaian
makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem perkemihan

Sistem perkemihan merupakan suatu system dimana terjdinya proses penyaringan


darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).

Adapun susunan sistem perkemihan yaitu:


1. Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin
2. Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandungkemih)
3. Satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan
4. Satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

B. Anatomi dan Fisiologi Ssstem Perkemihan

1. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebrathorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena
adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Adapun fungis- fungsi dari ginjal yaitu:


a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun
b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di

3
bagian dalam yang berwarna cokelatlebih terang dibandingkan cortex. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.Pelvis renalis berbentuk
corong yang menerima urin yangdiproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga
calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga
calices renalis minores.

Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal.Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal,ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak pada rongga abdomen dan sebagianlagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong


urin masuk kedalam kandung kemih.

Persarafan Ureter Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus


inferior,fleksus spermatikus, dan pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai
eferensdan nervus vagus rantai eferens dari nervustorakali ke-11 dan ke-12,
nervuslumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai eferens untuk ureter.

4
3. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm,
terdiri dari:
a. Urethra pars Prostatica
b. Urethra pars membranosa (terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethraterletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

4. Kandung Kemih
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah
pir (kendi). Letaknya dibelakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika
urinaria dapat mengembang danmengempis seperti balon karet.
Dindingnya terdiri dari:
a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
b. Tunika muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Persyarafan Kandung kemih.


Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan
dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhubungan dengan
medulla spinalis segmen S2 danS3. Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah
serat saraf motoik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding
kandung kemih. Tanda– tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat kuat
dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang menyebabkan
kandung kemih.

Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat parasimpatis.
Serat ini berakhir pada sel ganglion yang terletak dalam dinding kandung kemih,
saraf postganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor.Selain nervus

5
pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi kandung
kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus
pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih,yang mempersarafi dan
mengontrol otot lurik pada sfingter. Selain itu kandung kemih juga menerima
saraf simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervushipogastrikus, terutama
hubungan dengan segmen medulla spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama
merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung
kemih.

a. Proses filtrasi
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti
kapiler tubuhlainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel
terhadap protein plasma yang besar dan cukup permeabel terhadap air dan larutan
yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa,dan sisa nitrogen. Aliran
darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung
atau sekitar 1.200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125
ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula Bowman. Ini dikenal dengan
laju filtrasi glomerulus (GFR =Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke
kapsula Bowman disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan
yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula Bowman, tekanan hidrostatik
darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan
oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula Bowman serta tekanan osmotik
koloid darah. Filtrasiglo merulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan
koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

b. Proses Reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan beberapaion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi padatubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodiumdan ion karbonat, bila
diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,penyerapannya
terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada pupila renalis

6
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Padatubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan
urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine
yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter.Dari ureter, urine dialirkan
menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari
tubuh melalui uretra.

Urine (Air Kemih)


1) Sifat – sifat air kemih
a) Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya
(intake) cairan serta aktor lainnya.
b) Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh
c) Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan
sebagainya
d) Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau
amoniak.
e) Berat jenis 1.015–1.020.
f) Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis,tergantung pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2) Komposisi air kemih


a) Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air - Zat – zat sisa nitrogen dari
hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
b) Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
c) Pigmen (bilirubin, urobilin)
d) Toksin
e) Hormon

3) Mekanisme Pembentukan Urine


Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat(cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat

7
terbentuk 150 – 180L filtart. Namundari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang
akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserapkembali.

4) Mikturisi
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung
kemih., keinginanuntuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam
kandung kemih dimana sabelumnya telah ada 170 – 23 ml urine.

Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh
pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh
kontraksi otot abdominal yang menekankandung kemih membantu
mengosongkannya.

5) Ciri – ciri Urine Normal


Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah
cairan yangmasuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam,
reaksinya sedikit asam terhadaplakmus dengan pH rata – rata 6.

6) Volume urin
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan,
jenis kelamin,makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang
bersangkutan. Rata-rata didaerahtropik volume urin dalam 24 jam antara 800--
1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volumeurin selama 24 jam lebih
dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri. Poliuri ini mungkin terjadi pada
keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas,
minuman yangmempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan
oleh perubahan patologik sepertidiabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi,
pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urinselama 24 jam 300--750 ml maka
keadaan ini dikatakan oliguri.

8
C. Masalah-Masalah dan Factor Yang Mempengaruhi Dalam Pola
Berkemih

Adapun masalh yang sering muncul dalam pola berkemih sebagai berikut:
1. Urine
Yaitu kondisi ketika dorongan berkemih tidak mampu dikontrol oleh sfingter
eksternal.
2. Retensi urine
Yaitu kondisi tertahannya urine di kandung kemih akibat terganggunya proses
pengosongankandung kemih sehingga kandung kemih menjadi renggang.
3. Enuresis
Adalah peristiwa berkemih yang tidak disadari pada anak yang usianya
melampaui batas usianormal control kandung kemih yang seharusnya
tercapai.
4. Sering Berkemih (Frekuensi)
Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa disertai asupan cairan. Dan biasanya
terjadi padawanita hamil.
5. Urgensi
Perasaan yang sangat kuat untuk berkemih. Sering terjadi pada anak-anak
karna controls fingter mereka yang masih lemah.

Sedangkan menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, 2008 dalam buku
Kebutuhan Dasar Manusia,factor-faktor yang sering mempengaruhi dalam
berkemih yaitu sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dan Perkembangan
b. Asupan Cairan dan Makanan
c. Gaya Hidup/ Kebiasaand.Factor Fisiologise.Aktivitas

D. Konsentrasi Urine dan Mekanisme Pencernaan

1. Volume Urine, volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600
ml sampai 2.500ml lebih.

9
a) Jika volume urine tinggi, zat buangan diekskresi dalam larutan encer,
hipotonik (hipoosmotik)terhadap plasma. Berat jenis urine mendekati
berat jenis air (sekitar 1.003).
b) Jika tubuh perlu menahan air, maka urine yang dihasilkan kental
sehingga volume urin yangsedikit tetap mengandung jumlah zat buangan
yang sama yang harus dikeluarkan. Konsentrasizat terlarut lebih
besar.urine hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma,dan berat jenis
urinelebih tinggi (diatas 1,030).
2. Pengaturan volume urine. Produksi urine kental yang sedikit atau urine encer
yang lebih banyak diatur melalui mekanisme hormon dan mekanisme
pengkomsentrasian urine ginjal.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dari eliminasi yaitu pengeluaran zat-
zat sisa daridalam tubuh. Ginjal merupakan suatu organ perkemihan
yangterpenting yang harus kita jaga dengan baik. Adanya gangguan pada ginjal
akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang sulit diatasi. Olehkarne itu sudah
seharuhya kita peduli akan kesehatan kita khususnya dalam proses berkemih.

Ginjal mempunyai banyak unit nefron yang berguna dalam proses pembuatan
urine. Terdapat tiga tahap dalam pembuatan urine:
1. Filtrasi Glomerulus
2. Reabsorpsi
3. Sekresi

B. Saran

Mengingat banyaknya gangguan perkemihan, diharapkan kepada masyarakat dan


tenagakesehatan khususnya perawat untuk:
1. Memperhatikan penuh pla perkemihannya
2. Memperaktekkan gaya hidup/kebiasaan yang sehat
3. Bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawtan yang benar kepada pasen
yangmengalami gangguan sistem perkemihan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ganong W.F. Review of medical physiologi(2002). Alih bahasa Adji Darma.


(Fisiologi Kedokteran). Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Syaifuddin, Drs. H. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.


Penerbit bukuKedokteran EGC, Jakarta.

Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, (2008),Kebutuhan Dasar Manusia.


Jakarta: EGC

Yokochi Chihiro, M.D., (1989) Atlas Fotografico De Anatomia Del Cuerpo


Humano, Gaku-Shoin, Tokyo, Jepang.

http://denfirman.blogspot.com/2009/12/gangguan-sistem-perkemihan.html.

http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
perkemihan/.

12

Anda mungkin juga menyukai