Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SISTEM PERKEMIHAN

OLEH :

Kelompok 3

1. Cristamia Ressa

2. Koleta Sarngur

3. Wilhelmina Fabumase

4. Mola M Silalebit

5. Paulina Yempormase

POLTEKKES KEMENKES MALUKU

PRODI KEBIDANAN SAUMLAKI

TAHUN 2024
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena limpahan rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem Perkemihan” dengan
lancar.

Dalam menyelesaikan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pengajar yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan
untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Saumlaki, 20 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................4

A. Latar Belakang ......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................4

D. Metode Penulisan .................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6

A. Pengertian .............................................................................................................6

B. Anatomi dan Fisiologi System Perkemihan .........................................................6

C. Masalah-Masalah dan Factor Yang Mempengaruhi Dalam Pola Berkemih ......10

BAB III PENUTUP ......................................................................................................11

A. Kesimpulan ........................................................................................................11

B. Saran ...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh merupakan satu kesatuan dari sel yng selalu bekerja setiap saat. Dalam proses
tersebut, dihasilkan zat-zat yang sisa yang harus dikeluarkan oleh tubuh itu sendiri. Pengeluaraan
ini harus dilakukan karena zat tersebut bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaran itu biasanya
disebut juga dengan proses eliminasi.

Proses eliminasi tersebut juga terdiri dari dua bagian yaitu eliminasi alvi dan urin. Urine
dihasilkan oleh system perkemihan yang melibatkan organ terpenting urinary yatiu gnjal. Untuk
itu karena ginjal itu organ terpenting dalam system perkemihan, maka sudah sepantasnya kita
menjaga ginjal kita agar tidak terjadi berbgai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan
dari fungsi ginjal.

Mengingat pentingnya fungsi dari ginjal tersebut maka dalam kesempatan kali ini penulis
maupun kelompok ingin memaparkan mengenai proses dari system perkemihan yang mana
melibatkan berbagai macam organ yang berkaitan dalam system perkemihan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksd dengan system perkemihan
2. Jelaskan anatomi dan fisiologi ginjal
3. Apa saja masalah dalam pola berkemih serta factor yang mempengaruhinya
4. Bagaimana asuhan keperawatan bagi klien dengan gangguan system perkemihan

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui proses perkemihan dan asuhan keperawatannya

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian system perkemihan
b. Mengetahui anatomi dan fisiologi ginjal

4
c. Mengetahui masalah dalam pola berkemih serta factor yang mempengaruhinya
d. Mengetahui asuhan keperawatan bagi klien dengan gangguan system perkemihan

D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini metode penulisan yang penulis terapkan adalah metode studi
keperpustakaan yaitu dengan membaca, mempelajari, dan memahami kepustakaan (buku dan
sumber lainnya) yang berhubungan dengan penyelesaian makalah ini

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Ada pun susuna system perkemihan yaitu:

1. Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin


2. Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih)
3. Satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan
4. Satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

B. Anatomi dan Fisiologi System Perkemihan

Keterangan gambar :1.Kemih sistem Manusia 2. Ginjal 3. pelvis ginjal 4. Ureter 5. kandung
kemih 6. Uretra 7. Kelenjar adrenal 8. Renal arteryandvein 9. Inferior vena cava
10. Abdominal aorta11. Renal arteridanvena 12. Hati13. usus besar 14. Pelvis

6
1. Ginjal

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Adapun fungis- fungsi dari ginjal yaitu:

a. memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun


b. mempertahankan suasana keseimbangan cairan
c. mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d. mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex
renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang
berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang
kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh
darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin
yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-
masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.

7
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.
Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus
proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

2. Ureter

Keterangan gambar : Ureter pada laki-laki dan wanita.

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan ureter terdiri dari:

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)


b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke

dalam kandung kemih.

8
Persarafan Ureter

Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior,fleksus spermatikus,


dan pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai eferensdan nervus vagus rantai eferens dari
nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervuslumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai
eferens untuk ureter .
3. Kandung Kemih

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir
(kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat
mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Dindingnya terdiri dari:

a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).


b. Tunika muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Persyarafan Kandung kemih.

Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungandengan medulla
spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhunbungan dengan medulla spinalis segmen
S2 dan S3. Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah s e r a t s a r a f m o t o i k .
S e r a t s e n s o r i k m e n d e t e k s i d e r a j a t r e g a n g a n p a d a d i n d i n g kandung kemih.
Tanda – tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat kuat dan terutama bertanggung
jawab untuk mencetuskan refleks yang menyebabkan kandung kemih.Saraf motorik
yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat para s i m p a t i s . S e r a t i n i
b e r a k h i r p a d a s e l g a n g l i o n y a n g t e r l e t a k d a l a m d i n d i n g kandung kemih, saraf
postganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor.S e l a i n n e r v u s p e l v i k u s ,
terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi kandung
9
k e m i h . Y a n g t e r p e n t i n g a d a l a h s e r a t o t o t l u r i k y a n g berjalan melalui nervus
pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih, yangmempersarafi dan mengontrol
otot lurik pada sfingter. Selain itu kandung kemih j u g a m e n e r i m a s a r a f
simpatis dari rangkaian simpatis melalui
n e r v u s hipogastrikus, terutama hubungan dengan segmen L2 medula
spinalis. Serat s i m p a t i s ini mungkin terutama merangsang
p e m b u l u h d a r a h d a n s e d i k i t mempengaruhi kontraksi kandung kemih.
B e b e r a p a s e r a t s a r a f s e n s o r i k j u g a berjalan melalui saraf simpatis dan
mungkin penting dalam menimbulkan sensasi rasa penuh dan pada beberapa keadaan rasa
nyeri.

4. Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

a. Urethra pars Prostatica


b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter
urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya
sebagai saluran ekskresi.

10
 Proses pembentukan urine

a. Proses filtrasi
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh
lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang
besar dan cukup permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam
amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar
25% dari curah jantung atau sekitar 1.200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar
125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula Bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi
glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula Bowman disebut
filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus
dan kapsula Bowman, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi
dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula Bowman serta tekanan
osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid
diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
11
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan
beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus
bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada pupila renalis

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada
tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan
dari tubuh melalui uretra.

 Ciri-ciri urine normal

1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk.
2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya tajam.
4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

12
 Fisologi Dalam Berkemih

Urine masuk kedalam VU

Terjadi peregangan serat otot

dinding VU

Timbul rangsangan ingin buang


air kecil

Miksi dikontrol saraf aferen


menuju VU, impuls berjalan
Impuls berjalan melalui serabut menuju saraf parasimpatis yang
aferen menuju medulla spinalis menyebabkan:
dan ditransmisikan ke korteks
serebi  Otot dinding VU berkontraksi
 Sfingter VU berelaksasi

Pengeluaran urine dibantu oleh


kontraksi otot dinding abdomen
dan diafragma, juga oleh
peningkatan tekanan kandung
kemih

13
Urine (Air Kemih)

1. Sifat – sifat air kemih

- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta
faktor lainnya

- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh

- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya

- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

- Berat jenis 1.015 – 1.020.

- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin

- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

- Pigmen (bilirubin, urobilin)

- Toksin

- Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml
filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk 150 – 180L
filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan
sebagian diserap kembali.

14
4. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih.,
keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih
dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.

Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat –
pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang
menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit
asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.

6. Volume urin

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis
kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan.
Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa.
Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.
Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan,
nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan
oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran
cairan dari edema. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan
oliguri.

C. Masalah-Masalah dan Factor Yang Mempengaruhi Dalam Pola Berkemih


Adapun masalh yang sering muncul dalam pola berkemih sebagai berikut:

1. Inkontinensia Urine
Yaitu kondisi ketika dorongan berkemih tidak mampu dikontrol oleh sfingter eksternal.

2. Retensi urine
Yaitu kondisi tertahannya urine di kandung kemih akibat terganggunya proses
pengosongan kandung kemih sehingga kandung kemih menjadi renggang

15
3. Enuresis
Adalah peristiwa berkemih yang tidak disadari pada anak yang usianya melampaui batas
usia normal control kandung kemih yang seharusnya tercapai

4. Sering Berkemih (Frekuensi)


Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa disertai asupan cairan. Dan biasanya terjadi pada
wanita hamil

5. Urgensi
Perasaan yang sangat kuat untuk berkemih. Sering terjadi pada anak-anak karne control
sfingter mereka yang masih lemah.

Sedangkan menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, 2008 dalam buku Kebutuhan
Dasar Manusia, factor-faktor yang sering mempengaruhi dalam berkemih yaitu sebagai
berikut:

a. Pertumbuhan dan Perkembangan


b. Asupan Cairan dan Makanan
c. Gaya Hidup/ Kebiasaan
d. Factor Fisiologis
e. Aktivitas
D. Konsentrasi Urine dan Mekanisme Pengenceran

A. Volume Urine, volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600 ml sampai
2.500 ml lebih.
1. Jika volume urine tinggi, zat buangan diekskresi dalam larutan encer, hipotonik
(hipoosmotik) terhadap plasma. Berat jenis urine mendekati berat jenis air (sekitar 1.003).
2. Jika tubuh perlu menahan air, maka urine yang dihasilkan kental sehingga volume urin
yang sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan.
Konsentrasi zat terlarut lebih besar.urine hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma,dan
berat jenis urine lebih tinggi (diatas 1,030).

B. Pengaturan volume urine. Produksi urine kental yang sedikit atau urine encer yang lebih
banyak diatur melalui mekanisme hormon dan mekanisme pengkomsentrasian urine ginjal.

16
E. Pengisian dan Pengosongan Vesika Urinaria

Dinding ureter mengandung otot polos yg tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan
sirkuler,lapisan otot yang tidak telihat.kontraksi peristaltic teratur dri 1-5 kali/menit dan
mnggerakkan urine dari pelvis renalis ke vesika urinaria, disemprotkan setiap gelobang
peistaltik.ureter berjalan miring melalui dinding vesika urinari untuk menjaga ureter tertutup,
kecuali selama gelombang peristalktik dan mencegah urine tidak kembali ke ureter.

Apabila vesika urinaria terisi penuh, permukaan superior membesar dan menonjol keatas
masuk ke dalam rongga abdomen . Peritoneum menutupi bagian bawah dinding anterior kolom
vesika urinaria yang terletak di bawah vesika urinaria dan permukaan atas prostat . Serabut otot
polos prostat kolum vesika urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostat. Kolum vesika
urinaria yang dipertahankan pada tempatnya pada pria oleh ligamentum pubovsikalis yang
merupakan penebalan fasia pelvis.

Membran mukosa vesika urinaria dalam keadaan kosong berlipat-lipat. Lipatan ini
menghilang apabila vesika urinaria terisi penuh. Daerah membran mukosa meliputi permukaan
dalam basis vesika urinaria yang dinamakan trigonum. Vesika uriter menembus dinding vesika
urinaria secara miring, membuat seperti katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal pada
waktu vesika urinaria terisi.

Kontraksi otot m. detrusor bertanggung jawab pada pengosongan vesika urinaria selama
berkemih (mikturisi), berkas otot berjalan pada sisi uretra. Serabut ini dinamakan sfinger uretra
interna. Sepanjang uretra terdapat sfinger uretra membranosa. Epitel vesika urinaria dibentuk
dari lapisan superfisialis sel kuboid.

Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kalik renalis meregangkan kaliks renalis
dan meningkatkan aktivitasnya yang kemudian mencentuskan kontraksi peristaltik yang
menyebar ke pelvis renalis kemudian turun sepanjang ureter. Dengan demikian mendorong urin
dari pelvis renalis ke arah kandung kemih.

Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis. Kontraksi
peristaltic pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh

17
perangsangan simpatis. Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah
trigonum kandung kemih sepanjang beberapa senti menter menembus dinding kandung kemih.
Tonus normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter dengan
demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih sewaktu terjadi kompresi kandung
kemih.

Setiap gelombang peristaltic terjadi sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam
ureter sehingga bagian yang menembus dinding kandung kemih membuka dan memberikan
kesempatan urin mengalir ke dalam kandung kemih.

F. Refleks Berkemih

Refleks berkemih adalah refleks medula spinalis yang seluruhnya bersifat automatik, tetapi
dapat dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. tetapi dapat dihambat atau dirangsang
oleh pusat dalam otak. Pusat ini antara lain :

1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak terletak di pons varoli.
2. Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral terutama bekerja sebagai
penghambat tetapi dapat menjadi perangsang. Refleks berkemih merupakan dasar penyebab
terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih tinggi normalnya memegang peranan.

Sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sakral medula spinalis
melalui nervus pelvikus kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih melalui saraf
simpatis. Ketika kandung kemih terisi sebagian,kontraksi berkemih biasanya secara spontan
berelaksi. Setelah beberapa detik otot detrusor berhenti berkontraksi dan tekanan turun kembali
ke garis basal. Karena kandung kemih terus terisi,refleks berkemih menjadi bertambah seringdan
menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat.

Pada saat berkemih,menjadi cukup kuat menimbulkan refleks lain yang berjalan melalui
nervus pudendal ke sfinger eksternus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam
otak daripada sinyal konstriktor volunter ke sfinger eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika
berkemih tidak terjadi, kandung kemih terisi lagi dan refleks berkemih menjadi semakin kuat.

18
Berkemih di bawah keinginan tercetus dengan cara seseorang secara sadar
mengonsentrasikan otot-otot abdomennya yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih,
mengakibatkan urin ekstra memasuki kandung kemih sehingga meregangkan dinding kandung
kemih. Hal ini menstimulasi reseptor regang dan merangsang refleks berkemih, serta
menghambat sfinger eksternus uretra secara simultan, biasanya seluruh urin akan keluar dalam
keadaan normal.

Peristiwa pembuangan urin yang mengalir melalui ureter ke dalam kandung kemih,
menimbulkan keinginan untuk berkemih akibat dari penambahan tekanan di dalam kandung
kemih, yang sudah ada 170-230 ml urine.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dari eliminasi yaitu pengeluaran zat-zat sisa dari
dalam tubuh. Ginjal merupakan suatu organ perkemihan yangterpenting yang harus kita jaga
dengan baik. Adanya gangguan pada ginjal akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang sulit
diatasi. Oleh karne itu sudah seharuhya kita peduli akan kesehatan kita khususnya dalam proses
berkemih.
Ginjal mempunyai banyak unit nefron yang berguna dalam proses pembuatan urine. Terdapat
tiga tahap dalam pembuatan urine:
1. Filtrasi Glomerulus
2. Reabsorpsi
3. Sekresi

B. Saran
Mengingat banyaknya gangguan perkemihan, diharapkan kepada masyarakat dan tenaga
kesehatan khususnya perawat untuk:
1. Memperhatikan penuh pla perkemihannya
2. Memperaktekkan gaya hidup/kebiasaan yang sehat
3. Bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawtan yang benar kepada pasen yang
mengalami gangguan sistem perkemihan.

20
DAFTAR PUSTAKA

 Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, (2008), Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
EGC
 Yokochi Chihiro, M.D., (1989) Atlas Fotografico De Anatomia Del Cuerpo Humano,
Gaku-Shoin, Tokyo, Jepang.
 Ganong W.F. Review of medical physiologi (2002). Alih bahasa Adji Darma. (Fisiologi
Kedokteran). Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.
 Syaifuddin, Drs. H. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit
buku Kedokteran EGC, Jakarta.
 http://denfirman.blogspot.com/2009/12/gangguan-sistem-perkemihan.html.
 http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-perkemihan/ .

21

Anda mungkin juga menyukai