Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena limpahan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Perkemihan dengan lancar. Dalam menyelesaikan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Pontianak, Oktober 2010

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ A. Latar Belakang ....................................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................................. C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... D. Metode Penulisan ................................................................................................... BAB II STUDY LITERATUR ...................................................................................... A. Pengertian .............................................................................................................. B. Anatomi dan Fisiologi System Perkemihan ......................................................... C. Masalah-Masalah dan Factor Yang Mempengaruhi Dalam Pola Berkemih ........... BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................... A. Pengertian ............................................................................................................. B. Etiologi ........................................................................................................... ..................................................................................

C. MANIFESTASI KLINIK

D. PENATALAKSANAAN ..................................................................................... E. Pengkajian F. Diagnosa Keperawatan .. G. Implementasi BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... A. Kesimpulan .......................................................................................................... B. Saran ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tubuh merupakan satu kesatuan dari sel yng selalu bekerja setiap saat. Dalam proses tersebut, dihasilkan zat-zat yang sisa yang harus dikeluarkan oleh tubuh itu sendiri. Pengeluaraan ini harus dilakukan karena zat tersebut bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaran itu biasanya disebut juga dengan proses eliminasi. Proses eliminasi tersebut juga terdiri dari dua bagian yaitu eliminasi alvi dan urin. Urine dihasilkan oleh system perkemihan yang melibatkan organ terpenting urinary yatiu gnjal. Untuk itu karena ginjal itu organ terpenting dalam system perkemihan, maka sudah sepantasnya kita menjaga ginjal kita agar tidak terjadi berbgai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan dari fungsi ginjal. Mengingat pentingnya fungsi dari ginjal tersebut maka dalam kesempatan kali ini penulis maupun kelompok ingin memaparkan mengenai proses dari system perkemihan yang mana melibatkan berbagai macam organ yang berkaitan dalam system perkemihan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksd dengan system perkemihan 2. Jelaskan anatomi dan fisiologi ginjal 3. Apa saja masalah dalam pola berkemih serta factor yang mempengaruhinya 4. Bagaimana asuhan keperawatan bagi klien dengan gangguan system perkemihan C. Tujuan 1. Tujuan umum Mengetahui proses perkemihan dan asuhan keperawatannya 2. Tujuan khusus a. Mengetahui pengertian system perkemihan b. Mengetahui anatomi dan fisiologi ginjal c. Mengetahui masalah dalam pola berkemih serta factor yang mempengaruhinya

d. Mengetahui asuhan keperawatan bagi klien dengan gangguan system perkemihan D. Metode Penulisan Dalam penyusunan makalah ini metode penulisan yang penulis terapkan adalah metode studi keperpustakaan yaitu dengan membaca, mempelajari, dan memahami kepustakaan (buku dan sumber lainnya) yang berhubungan dengan penyelesaian makalah ini

BAB II STUDI LITERATUR


A. Pengertian Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Ada pun susuna system perkemihan yaitu: 1. Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin 2. Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih) 3. Satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan 4. Satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria. B. Anatomi dan Fisiologi System Perkemihan 1. Ginjal Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. Adapun fungis- fungsi dari ginjal yaitu: a. memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun b. mempertahankan suasana keseimbangan cairan c. mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d. mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius. 2. Ureter Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan ureter terdiri dari: a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah lapisan otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih. 3. Kandung Kemih Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Dindingnya terdiri dari: a. Lapisan sebelah luar (peritoneum). b. Tunika muskularis (lapisan berotot). c. Tunika submukosa. d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). 4. Uretra Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

a. Urethra pars Prostatica b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa) c. Urethra pars spongiosa. Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Proses pembentukan urine melalui tiga tahap a. Filtrasi Glomerulus. Proses ini tejadi karena permukaan aferan lebihbesar dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah. Saat darah melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus membrane glomeruls kedalam kapsula Bowman (Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, 2008) b. Reabsorpsi Tubulus. Pada tubulus bagian atas, terjadi penyerapan kembali sebagian besar zat-zat penting, seperti glukosa, natrium, klorida, sulfat, dan ion bikarbonat.proses kembali diedarkan c. Sekresi Tubulus. Mekanisme ini merupakan carakedua bagi darah untuk masuk ke tubulus disamping melalui filtrasi glomerulus. Melalui sekresi tubulus, zat-zat tertentu pada plsma darah yang tidak berhasil disaring di kapiler tubulus lebih epat dieliminasi Ciri-ciri urine normal 1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. 2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan. 3. Baunya tajam. 4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6. tersebut berlangsung secara pasif.zat-zat tersebut direabsorpsikembali oleh kapiler peritubuls ke vena kemudian kejantung untuk

Fisologi Dalam Berkemih

Urine masuk kedalam VU

Terjadi peregangan serat otot dinding VU

Timbul rangsangan ingin buang air kecil

Impuls berjalan melalui serabut aferen menuju medulla spinalis dan ditransmisikan ke korteks serebi

Miksi dikontrol saraf aferen menuju VU, impuls berjalan menuju saraf parasimpatis yang menyebabkan: Otot dinding VU berkontraksi Sfingter VU berelaksasi

Pengeluaran urine dibantu oleh kontraksi otot dinding abdomen dan diafragma, juga oleh peningkatan tekanan kandung kemih

C. Masalah-Masalah dan Factor Yang Mempengaruhi Dalam Pola Berkemih Adapun masalh yang sering muncul dalam pola berkemih sebagai berikut: 1. Inkontinensia Urine Yaitu kondisi ketika dorongan berkemih tidak mampu dikontrol oleh sfingter eksternal. 2. Retensi urine Yaitu kondisi tertahannya urine di kandung kemih akibat terganggunya proses pengosongan kandung kemih sehingga kandung kemih menjadi renggang 3. Enuresis Adalah peristiwa berkemih yang tidak disadari pada anak yang usianya melampaui batas usia normal control kandung kemih yang seharusnya tercapai 4. Sering Berkemih (Frekuensi) Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa disertai asupan cairan. Dan biasanya terjadi pada wanita hamil 5. Urgensi Perasaan yang sangat kuat untuk berkemih. Sering terjadi pada anak-anak karne control sfingter mereka yang masih lemah. Sedangkan menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, 2008 dalam buku Kebutuhan Dasar Manusia, factor-faktor yang sering mempengaruhi dalam berkemih yaitu sebagai berikut: a. Pertumbuhan dan Perkembangan b. Asupan Cairan dan Makanan c. Gaya Hidup/ Kebiasaan d. Factor Fisiologis e. Aktivitas

BAB III PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GNA adalah reaksi imunologi pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus, sering ditemukan pada usia 3-7 tahun. (Kapita Selecta, 2000) B. ETIOLOGI 1. Streptococcus beta hemoliticus group A. 2. Keracunan (timah hitam, tridion) 3. Penyakit sipilis 4. Trombosis vena renalis 5. Penyakit kolagen 6. (Kapita Selecta, 2000)

C. MANIFESTASI KLINIK 1. Hematuria 2. Oliguria 3. Edema ringan sekitar mata atau seluruh tubuh 4. Gangguan gastrointestinal 5. Sakit kepala, merasa lemah 6. Nyeri pinggang menjalar sampai ke abdomen

D. PENATALAKSANAAN 1. Istirahat selama 1-2 minggu 2. Modifikasi diet. 3. Pembatasan cairan dan natrium 4. Pembatasan protein bila BUN meningkat. 5. Antibiotika. 6. Anti hipertensi 7. Pemberian diuretik furosemid intravena (1 mg/kgBB/kali) 8. Bila anuria berlangsung lama (5-7hari) dianjurkan dialisa peritoneal atau hemodialisa.

E. PENGKAJIAN 1. Riwayat kesehatan umum, meliputi Gg/peny. yang lalu, berhubungan dengan peny. sekarang. Contoh: ISPA 2. Riwayat kesehatan sekarang,Meliputi; keluhan/gg. yang berhubungan dgn. Peny. saat ini. Seperti; mendadak, nyeri abdomen,Pinggang, edema.

F. PENGKAJIAN FISIK 1. Aktivitas/istirahat a. Gejala: kelemahan/malaise b. Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus otot

2. Sirkulasi a. Tanda: hipertensi, pucat,edema 3. Eliminasi a. Gejala: perubahan pola berkemih (oliguri) b. Tanda: Perubahan warna urine (kuning pekat, merah) 4. Makanan/cairan a. Gejala: penurunan BB (edema), anoreksia, mual,muntah b. Tanda: penurunan haluaran urine 5. Pernafasan a. Gejala: nafas pendek b. Tanda: Takipnea, dispnea, peningkatan frekwensi, kedalaman

(pernafasan kusmaul)

6. Nyeri/kenyamanan a. Gejala: nyeri pinggang, sakit kepala b. Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pada laboratorium didapatkan: 1. Hb menurun 2. Ureum dan serum kreatinin meningkat 3. Elektrolit serum (natrium meningkat)

4. Urinalisis (BJ. Urine meningkat, albumin, Eritrosit, leukosit)

5. Pada rontgen: IVP abnormalitas pada sistem penampungan (Ductus koligentes) F. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kelebihan volume cairan bd.produksi urine yang menurun akibat dari penurunan filtrasi ginjal. 2. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan bd. Intake yang kurang. 3. Intoleransi aktivitas bd. Kelemahan fisik, bedrest. 4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit (infeksi sekunder) bd. Perubahan metabolisme dan sirkkulasi tubuh.

G. IMPLEMENTASI Diagnosa keperawatan 1. 1. Observasi tanda vital tiap 2 jam 2. Kaji status cairan, observasi intake dan output 3. Jelaskan pada pasien pentingnya pembatasan cairan 4. Timbang BB tiap hari pada waktu, alat dan pakaian yang sama 5. Observasi hasil lab: BJ. Urine, Albumin, elektrolit, darah (kalium dan natrium) Diagnosa keperawatan 2. 1. Catat pemasukan makanan setiap kali habis makan 2. Catat gejala yg timbul stlh makan, seperti: mual muntah

3. Kaji pola dan kebiasaan makan pasien 4. Sajikan makanan yang menarik dan selalu hangat, porsi kecil tapi sering. 5. Pemberian diet tinggi kalori rendah protein, tinggi karbo hidrat rendah garam. 6. Observasi hasil lab: BUN dan serum creatinin. Diagnosa Keperawatan 3. 1. Kaji aktivitas yang biasa dilakukan Pasien setiap hari 2. Anjurkan pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya 3. Bantu aktivitas yang belum dapat dilakukan sendiri oleh pasien. 4. Batasi aktivitas pasien selama di rawat Diagnosa Keperawatan 4. 1. Jelaskan pd pasien tujuan dari setiap tind. yg dilakukan. 2. Observasi keadaaan perkembangan kulit setiap hari. 3. Kebersihan kuku. 4. Miring kiri-kanan setiap 2 jam. 5. Lakukan masase,olesi minyak untuk memperlancar aliran darah 6. Pertahankan kondisi kulit tetap kering. 7. Anjurkan pasien memakai pakaian/alat-alat tenun dari bahan katun

H. EVALUASI 1. Intake dan output cairan seimbang. 2. Tidak ada udema.

3. Tanda-tanda vital: TD: 120/80 mmHg, RR: 20 X/m, HR: 80 X/mt, suhu: 367o C. 4. Kadar elektrolit darah normal. 5. Tidak ada mual, muntah. 6. Pasien dapat menghabiskan porsi makanan yang dihidangkan. 7. Tidak ada gatal-gatal dan lecet pada kulit. 8. Tahan terhadap aktivitas tanpa ada kelelahan.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dari eliminasi yaitu pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh. Ginjal merupakan suatu organ perkemihan yangterpenting yang harus kita jaga dengan baik. Adanya gangguan pada ginjal akan menimbulkan komplikasikomplikasi yang sulit diatasi. Oleh karne itu sudah seharuhya kita peduli akan kesehatan kita khususnya dalam proses berkemih. Ginjal mempunyai banyak unit nefron yang berguna dalam proses pembuatan urine. Terdapat tiga tahap dalam pembuatan urine: 1. Filtrasi Glomerulus 2. Reabsorpsi 3. Sekresi B. Saran Mengingat banyaknya gangguan perkemihan, diharapkan kepada masyarakat dan tenaga kesehatan khususnya perawat untuk: 1. Memperhatikan penuh pla perkemihannya

2. Memperaktekkan gaya hidup/kebiasaan yang sehat 3. Bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawtan yang benar kepada pasen yang mengalami gangguan sistem perkemihan.

Daftar Pustaka

Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC http://denfirman.blogspot.com/2009/12/gangguan-sistem-perkemihan.html. Dikunjungi pada tangggal 09 Oktober 2010 http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistemperkemihan/. Dikunjungi pada tangggal 09 Oktober 2010

Anda mungkin juga menyukai