KEBUTUHAN ELIMINASI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................2
Daftar Isi.......................................................................3
BAB I
Latar belakang.....................................................4
Rumusan masalah...............................................4
Tujuan..................................................................4
Manfaat................................................................4
BAB II
Proses Berkemih..................................................5
Konsep Kebutuhan Eliminasi Alvi.........................6
Konsep Dasar Eliminasi Urine..............................8
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk
mempertahankan homeostatis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ
tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah,
ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Ginjal yang berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dengan mengeliminasi semua
zat sisa metabolisme.
Sistem perkemihan merupakan bagian dari anatomi dan fisiologi
tubuh manusia, yang sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup
manusia. Sistem perkemihan berfungsi untuk mengolah zat-zat yang tidak
diperlukan dalam tubuh dan memiliki beberapa proses. Sehingga dengan
keluarnya zat yang tidak baik bagi tubuh maka tubuh akan terhindar dari
beberapa penyakit yang menyangkut sistem perkemihan.
Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan proses berkemih dan prosesnya ?
B. Apa sajakah konsep kebutuhan eliminasi alvi ?
C. Apa sajakah konsep dasar emiminasi urine ?
Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian dan proses berkemih
B. Untuk mengetahui apa saja konsep kebutuhan eliminasi alvi
C. Untuk mengetahui apa saja konsep dasar eliminasi urine
Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Eliminasi
Menurut KBBI, eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan, penyingkiran,
penyisihan. Dalam bidang kesehatan, eliminasi adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh baik berupa urine atau bowel ( feses ). Eliminasi pada manusia
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
Defekasi
Defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang
kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari sistem
pencernaan (Dianawuri, 2009).
Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Miksi disebut juga dengan buang air kecil.
1. Proses Berkemih
Reflek berkemih adalah reflek medula spinalis yang seluruhnya bersifat
otomatis. Selama kandung kemih terisi penuh dan menyertai kontraksi berkemih,
keadaan ini disebabkan oleh reseptor regang sensorik pada dinding kandung
kemih sampai reseptor pada uretra posterior ketika mulai terisi urine pada
tekanan kandung kemih yang tinggi.
Proses pengosongan kandung kemih terjadi bila kandung kemih terisi penuh.
Proses miksiterdiri dari dua langkah utama yaitu :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya
meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua.
Terjadinya distensi atau peningkatan tegangan pada kandung kemih
mencetuskan refleks I yang menghasilkan kontraksi kandung kemih dan refleks
V yang menyebabkan relaksasi uretra.
Timbul refleks saraf yang disebut reflek miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal setidaknya menimbulkan
kesadaran dan keinginan untuk berkemih. Ketika proximal uretra mengalirkan
urin maka akan mengaktifkan refleks II yang akan menghasilkan kontraksi
kandung kemih dan IV sehingga stingfer eksternal dan uretra akan berelaksasi,
sehingga urin dapat keluar. Jika tejadi distensi pada uretra yang bisa
disebabkan karena sumbatan, atau kelemahan sfingter uretra maka akan
mengaktifkan refleks III, sehingga kontraksi kandung kemih melemah.
5
2. Konsep Kebutuhan Eliminasi Alvi
A. Definisi Defekase
Definisi defekase merupakan proses pengeluaran yang mengeluarkan
sisa-sisa pencernaan atau zat yang tidak mengalami pencernaan. Zat ini
biasanya berupa feses yang dikeluarkan melalui anus.
C. Fisiologi Defekasi
Defekasi adalah pengeluaran fase dari anus dan rektum, sedangkan fisiologi
defekase adalah mekanisme perjalanan makanan hingga akhir keluar menjadi
feses.
Dalam defekasi ada dua refleks yaitu refleks defekasi intrinsik dan refleks
defekasi parasimpatis.
Refleks Defekasi Intrinstik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk rektum yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan
peristaltik
Refleks Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang
kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan
6
ke kolon descenden, sigmoid, dan rectum yang menyebabkan intensifnya
peristaltik.
D. Produk Defekasi
Produk dari defekasi ialah feses
Feses terdiri atas 75% air dan 25% materi padat
Fase normal warna coklat
Baunya khas
Konsistensi : lembek namun berbentuk
Defekasi disertai dengan pengeluaran gas
Gas terdiri dari CO21 metana, H2S, O21N2
7
Diare
Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering
mengalami pengeluaraan fase dalam bentuk cair. Diare sering disertai
kejang usus, mungkin ada rasa mual dan muntah.
Kembung
Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena
pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung atau usus
Hemorroid
Hemorroid merupakan keadaan terjadi pelebaran vena di daerah anus
sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat
disebabkan karena konstipasi, peregangan saat defekasi, dan lain-lain.
Fecal Impaction
Fecal impaction merupakan masa feses keras dilipatan rektum yang
diakibatkan oleh etensi dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan.
B. Komposisi Urine
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk
urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah
8
sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal
glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa
yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi
yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan
dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi
melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak
akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
C. Kerja Perkemihan
Proses pengeluaran urine diatur oleh refleks milkturisi :
Sejumlah urine ( sekitar 200 – 300 ml ) akan menyebabkan ragangan pada
kandung kencing atau kandung kemih
Regangan akan merangsan reseptor regangan, sinyal akan diteruskan
melalui syaraf affreren kenervus pelvikus di medulla spinalis
Di medulla spinalis akan diteruskan ke nervus motorik parasimpatis dan
melalui interneuron di bawa ke hipotalaus yang akan dihantarkan ke otak
sehingga manusia mempersepsikan keinginan untuk buang air kecil atau
BAK
E. Fisiologi Berkemih
Fisiologi berkemih melalui dua proses yaitu sebagai berikut :
Pengisian Kandung Kemih
Dinding ureter terdiri dari otot polos yang tersusun spiral, memanjang dan
melingkar, tetapi batas lapisan yang jelas tidak ditemukan. Kontraksi
peristaltik yang teratur timbul 1-5 kali tiap menit akan mendorong urine dari
pelvis renal menuju kandung kemih, dan akan masuk secara periodic sesuai
dengan gelombang peristaltik
9
Pengosongan Kandung Kemih
Otot polos kandung kemih seperti pada ureter, tersusun secara spiral,
memanjang, melingkar dan karena sifat dari kontraksinya otot ini disebut
muskulus detrusor, terutama berperan dalam pengosongan kandung kemih
selama berkemih. Susunan otot berada di samping kiri dan kanan uretra,
dan serat ini disebut spingter uretra interna, meskipun tidak sepenuhnya
melingkari uretra
Proses Pembedahan
Tindakan pembedahan menyebabkan stres yang akan memicu sindrom
adaptasi umum. Kelenjar hiposisi anterior akan melepaskan hormon ADH
sehingga meningkatkan reabsorpsi air dan menurunkan haluaran urine.
10
Pemeriksaan Diagnosik
Prosedur pemeriksaan saluran perkemihan, seperti pielogram intravena dan
urogram, tidak membolehkan pasien mengkonsumsi cairan per-oral
sehingga akan memengaruhi haluaran urine.
11
Gejala Disuria
Gejala disuria adalah merasa nyeri atau sulit berkemih. Penyebabnya
adalah peredangan kandung kemih, trauma atau inflamasi sfingter
uretra.
Gejala Frekuensi
Gejala frekuensi adalah berkemih dengan sering. Penyebabnya adalah
peningkatan asupan cairan, radang pada kandung kemih, peningkatan
tekanan pada kandung kemih ( kehamilan, stres psikologis ).
Gejala Keraguan Poliuria
Gejala Keraguan Poliuria adalah sulit memulai berkemih. Mengeluarkan
sejumlah besar urine. Penyebabnya adalah pembesaran kostat,
ansietas, edema uretra. Asupan cairan berlebih, diabetesmelitus atau
insipidus, pengganguan diuretic, dieresis pascaobstuktif.
Gejala Oliguria
Gejala oliguria adalah haluaran urine menurun dibandingkan cairan yang
masuk ( biasanya kurang dari 400 ml/jam ). Penyebabnya adalah
dehidrasi, gagal ginjal, ISK, peningkatan sekresi ADH, gagal jantung
kongesif.
Gejala Nokturia
Gejala nokturia adalah berkemih berlebihan atau sering pada malam
hari. Penyebabnya adalah asupan cairan berlebihan sebelum tidur (
terutama kopi alkohol ), penyakit ginjal, proses penuaan.
Gejala Hematuria
Gejala hematuria adalah terdapat darah dalam urine. Penyebabnya
adalah neoplasma pada ginjal atau kandung kemih, penyakit glomerulus,
infeksi pada ginjal atau kandung kemih, trauma pada struktur
perkemihan, diskrasia darah.
12