Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Dosen pengampu :

Dosen pengampu :
Tatik Trisnowati .S,sKep
Disusun oleh :
NAMA
NIM
TINGKAT

: Wahyu Dwi Koencoro


: 14105
: IB

AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA


SURAKARTA
2014-2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat mempertahankan status
kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki
berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat
penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki
kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka
jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan
mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang
yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian istirahat dan tidur?
2. Bagaimana fisiologi tidur?
3. Apa saja jenis tidur?
4. Apa fungsi dan tujuan tidur?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur?
6. Apa saja gangguan atau masalah tidur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian istirahat dan tidur.
2. Untuk mengetahui fisiologi tidur.
3. Untuk mengetahui jenis tidur.
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan tidur.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur.
6. Untuk mengetahui gangguan atau masalah tidur.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Istirahat Dan Tidur
a. Istirahat Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat, diantaranya: merasa segala sesuatu dapat
diatasi, merasa diterima, mengetahui apa yang sedang terjadi, bebas dari gangguan
ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai
tujuan, mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
b. Tidur Tidur adalah kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur memiliki ciri, yaitu adanya
aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, dan terjadinya penurunan
respons terhadap rangsangan dari luar.
B. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak
agar dapat tidur dan bangun. Dalam keadaan sadar, neuron dalam Recticular activating
system (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. RAS memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan. Juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat
pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah
yaitu Bulbar syncronizing regional (BSR). Sedangkan saat bangunnya seseorang
tergantung dari keseimbangan implus yang diterima di pusat otak dan sistem limbiks.
C. Jenis Tidur
Terdapat dua jenis tidur yaitu :
1. Tidur Gelombang Lambat/ Nonrapid Eye Movement (NREM)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur dalam, istirahat penuh, dengan gelombang otak
yang lebih lambat. Ciri-cirinya adalah mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan
darah menurun, frekuensi napas menurun, metabolisme turun dan gerakan bola mata
lambat.
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri: rileks, masih sadar
dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping,
frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini
berlangsung selama lima menit.
b. Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata
umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature
tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10
menit.
c. Tahap III

Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh
lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit
banngun.
d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun, jaranng
bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng turun,
tonus otot turun.
2. Tidur Paradoks/ Rapid Eye Movement (REM)
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90
menit. Periode pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangat
lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-cirinya antara
lain:
a. Biasanya di sertai dengan mimpi aktif
b. Lebih sulit di bangunkan dari pada selama tidur nyeyak gelombang lambat.
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertentu.
d. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
e. Pada oto perifer terjadi bebrapa gerakan otot yang tidak teratur.
f. Mata cepat tertutup dan cepat terbuka, nadi cepat dan inregular, tekanan darah
meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster meningkat, metabolisme meningkat.
g. Pada tidur ini sangat penting untuk keseimbangan mental, emosi dan berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.
D. Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi dan tujuan tidur antara lain:
1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
3. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
4. Memelihara fungsi jantung.
5. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
6. Menyimpan energi.
7. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
8. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
E. Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Tidur
1. Penyakit Seseorang yang sedang sakit dapat menjadikan orang itu kurang tidur atau
bahkan tidak bisa tidur karena penyakitnya itu.
2. Stres Psikologis Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami
kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
3. Obat-obatan Obat golongan diuretik dapat mempengaruhi proses tidur (insomnia),
antidepresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang
menyebabkan kesulitan tidur.
4. Nutrisi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Sebaliknya kebutuhan nutrisi yang kurang akan menyebabkan sulit tidur.
5. Lingkungan Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur .
Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat seseorang dapat tidur
dengan nyeyak dan sebaliknya.

6. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.
7. Aktivitas Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan
menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
F. Gangguan atau Masalah Tidur
1. Insomnia Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau
mempertahankan keadaan tidurnya. Tanda-tanda Insomnia yaitu kecemasan, kelelahan,
ketidakmampuan untuk tidur di malam hari, menderita depresi, terbangun beberapa kali
di malam hari, dan tidak merasa cukup istirahat meskipun tidur malam. Penyebab
Insomnia yaitu efek samping dari obat-obatan, makan terlalu banyak sebelum tidur,
depresi, menderita gangguan kecemasan, mengkonsumsi kafein terlalu banyak, minum
alkohol terlalu banyak, perubahan dalam lingkungan, perubahan waktu kerja, dan stres.
2. Parasomnia Parasomnia adalah kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu
pola tidur seperti somnambulis (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada
anak-anak.
3. Hipersomnia Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berkelebihan terutama pada siang hari.
4. Narkolepsi Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul
secara tiba-tiba pada siang hari.
5. Apnea tidur dan Mendengkur Mendengkur yang disertai dengan apnea dapat menjadi
masalah dalam tidur karena jika terjadi apnea dapat mengacaukan saat bernapas dan
bahkan dapat menyebabkan henti napas sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam
darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.
6. Enuresis Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anakanak.

BAB III
KASUS
A. Contoh
Kasus Ny T mengalami kesulitan memulai tidur dan hanya tidur kurang lebih tiga
jam dalam satu malam tetapi setiap satu jam sekali selalu terbangun. Kondisi ini
mengakibatkan Ny T selalu merasa tubuhnya tidak fresh dan berat badannya mengalami
penurunan dari 52 kg menjadi 47 kg. Penyebab Ny T mengalami insomnia adalah suami
Ny T menuduh Ny T telah berselingkuh karena hasutan tetangga yang tidak suka pada Ny
T . Ny T berusaha menjelaskan pada suaminya bahwa dirinya tidak berselingkuh, tetapi
suami Ny T tetap tidak percaya. Suami Ny T selalu marah-marah pada Ny T dan melarang
Ny T untuk berbincang-bincang dengan tetangga di luar rumah serta sering melakukan
kekerasan terhadap Ny T. Suami Ny T juga pelit dalam memberikan uang belanja dan
melarang Ny T untuk berdagang. Pada awalnya, Ny T berusaha untuk tidak terlalu serius
dalam memikirkan masalahnya dan menuruti keinginan suaminya, namun suami Ny T
tetap memperlakukan Ny T dengan buruk. Suami Ny T selalu memarahi Ny T sehingga Ny
T selalu memikirkannya dan merasa tertekan. Ny T dan suaminya juga pisah ranjang. Ny T
juga takut bercerita pada suaminya bahwa dirinya mengalami kesulitan tidur setiap hari
selama lebih dari enam bulan.
B. Analisis Kasus
Pada kasus di atas jika kita cermati merupakan kasus insomnia. Karena pada kasus
di atas menunjukkan gejala-gejala insomnia, seperti kesulitan memulai tidur, selalu
terbangun setiap satu jam sekali, waktu tidur kurang lebih hanya tiga jam dalam satu
malam, selalu merasa tubuhnya tidak fresh, dan mengalami kesulitan tidur lebih dari enam
bulan. Jika kita analisis, penyebab insomnia pada kasus di atas adalah karena mengalami
KDRT dari suaminya yang mengakibatkan si istri tertekan dan selalu memikirkan
masalahnya sehingga terjadilah insomnia. Dampak insomnia yang dialami si istri pada
kasus di atas adalah selalu merasa tubuh tidak fresh dan mengalami penurunan berat badan
dari 52 kg menjadi 47 kg. Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk
memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Insomnia yang terjadi karena faktor
psikologis sebaiknya diobati dengan psikoterapi karena penyebabnya adalah faktor-faktor
psikologis. Penting bagi penderita insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada
psikolog,terapis atau konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat
ditentukan terapi apa yang sebaiknya diberikan. Selain itu, keluarga si penderita insomnia
juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang dialaminya perlahanlahan dapat sembuh. Insomnia karena faktor psikologis dapat dicegah dengan cara
memanage stres secara positif dan jika ada masalah sebaiknya sharing pada seseorang
yang dapat dipercaya. Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi
insomnia, yaitu:
1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy) CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi
kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan
untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau
merasa bahwa dirinya masih berharga.
2. Sleep Restriction Therapy Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki
efisiensi tidur si penderita insomnia.

3. Stimulus Control Therapy Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan


waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur
malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
4. Relaxation Therapy Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks
pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
5. Cognitive Therapy Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan
kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
6. Imagery Training Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si
penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istirahat dalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Sedangkan
tidur adalah kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
sensoris yang sesuai (Guyton, 1986). Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang
sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Penyebab Insomnia yaitu
efek samping dari obat-obatan, makan terlalu banyak sebelum tidur, depresi, menderita
gangguan kecemasan, mengkonsumsi kafein terlalu banyak, minum alkohol terlalu
banyak, perubahan dalam lingkungan, perubahan waktu kerja, dan stres.
B. Saran
Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit, kita harus menjaga kebutuhan
istirahat dan tidur kita sesuai kebutuhan agar kita dapat melakukan berbagai kegiatan
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Asmadi . 2008. Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KD. Jakarta: Salemba Medika.
Doengos.E.Maryln,dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimul Hidayat. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Surabaya: Salemba Medika.
Wartonah, Tartowo. 2006. KDM dan Proses keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai