Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap (JNPK-KR/POGI, 2014: 37).
Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala satu persalinan
dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan
durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang
progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap
(sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala
satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala dua persalinan
dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir.
Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin (Sarwono Prawirohardjo, 2009: 297).
Pada persalinan Kala I pengaturan posisi mempunyai pengaruh terhadap
proses persalinan, posisi yang dimaksudkan disini yaitu menganjurkan ibu untuk
mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi
(Ariastuti, dkk., 2015).
Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Ardhiyanti, dkk., 2014).
Oleh karena itu, pengaturan posisi dan mobiliasi ibu sangat diperlukan
untuk mengurangi rasa sakit pada proses persalinan kala I.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian dari Mobilisasi?
1.2.2 Bagaimana Keuntungan Mobilisasi Pada Kala I Persalinan?
1.2.3 Bagaimana Pengaturan Posisi Pada Kala I Persalinan?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari mobilisasi.
1.3.2 Untuk mengetahui keuntungan mobilisasi pada kala I persalinan.
1.3.3 Untuk mengetahui pengaturan posisi pada kala I persalinan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang hal–hal yang bersangkutan dengan mobilisasi dan
pengaturan posisi pada ibu bersalin kala 1.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mobilisasi

Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara


bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Ardhiyanti, dkk., 2014). Menurut Bonny (2018)
dalam Susanti (2013) salah satu insting dan panggilan tubuh yang alamiah dalam
persalinan adalah mobilisasi mencari posisi yang nyaman dan tidak sakit.
Sayangnya, selama ini ibu sering mengabaikan bahwa ada posisi yang membuat ibu
nyaman, selain itu ibu lebih memilih sikap pasif yang dikarenakan kurang
informasi. Ketika ibu bergerak aktif, sebenarnya ibu dapat menemukan posisi
paling nyaman yaitu posisi tegak, berjalan, berlutut, duduk atau jongkok. Dengan
aktif mencari posisi ini ibu dapat menikmati beberapa keuntungan yang sudah
dibuktikan melalui berbagai riset dan penelitian.

2.2 Keuntungan Mobilisasi pada Kala I

Keuntungan dari mobilisasi diantaranya adalah berkurangnya rasa sakit


karena kontraksi rahim maju kearah depan rahim secara alamiah dan tidak melawan
gravitasi, meningkatkan tenaga pada kala II, lebih kecil resiko robekan perineum
pada kala II, dan kondisi ibu serta bayi lebih optimal karena mengurangi terapi
medis yang dapat memberikan efek samping pada keduanya. Melakukan mobilisasi
seperti gerakan beridiri, berjalan, dan berjongkok merupakan gerakan yang paling
efektif untuk dapat membantu proses turunnya bagian terendah janin. Gerakan
miring ditempat tidur dapat memberikan kondisi yang santai, oksigenasi yang baik
untuk janin serta meminimalkan laserasi, sedangkan gerakan merangkak dapat
mempercepat rotasi (Susanti, 2013)

2.3 Pengaturan Posisi pada Kala I

Pada persalinan Kala I pengaturan posisi mempunyai pengaruh terhadap


proses persalinan, posisi yang dimaksudkan disini yaitu menganjurkan ibu untuk

3
mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi
(Ariastuti, dkk., 2015). Ibu masih dapat diperbolehkan melakukan aktivitas, namun
harus sesuai kesanggupan ibu agar ibu tidak terasa jenuh dan rasa kecemasan yang
dihadapi oleh ibu saat menjelang persalinan dapat berkurang. Peran suami atau
pendamping disisi adalah untuk membantu ibu berganti posisi yang nyaman agar
ibu merasa ada orang yang menemai disaat proses menjelang persalianan (Marmi,
2016).

Menurut JNPK-KR (2007) dalam Yeyeh (2009) mengatakan bahwa posisi


tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi
dan seringkali memperpendek waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti
posisi selama persalinan. Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring terlentang
lebih dari 10 menit. Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya
(janin, cairan, ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena cava inferior. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti
ini dapat menyebabkan hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen pada janin.
Selain itu, posisi terlentang berhubungan dengan gangguan terhadap proses
kemajuan persalinan.

Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa sesuai dengan


bertambahnya pembukaan serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk
mencari dan menemukan posisi yang nyaman. Ada beberapa posisi tertentu yang
dapat membantu mengurangi rasa sakit, misalnya posisi duduk, bersandar tegak,
bersandar ke depan, berlutut ke depan, mengurut punggung atau bersandar pada
suami.

Pada kala 1, biasanya secara naluri ibu bergerak mencari posisi yang
nyaman dan tetap pada posisi tersebut selama kala 1. Posisi yang dianjurkan adalah:

4
Berdiri di belakang meja atau kursi
dengan rileks. Letakkan tangan
pada sandaran kursi. Kondisi ini
dapat menolong selama kontraksi
jika ibu masih dapat berjalan.

Posisi bersandar ke depan ini bermanfaat untuk mengurangi nyeri


punggung.

Bersandar pada suami untuk menahan selagi


kontraksi berlangsung. Atau lingkaran tangan si
ibu ke leher suami dan mulai bergoyang-goyang
seperti sedang slow dance. Posisi ini juga dapat
memijat pinggang ibu atau mengusap punggung
ibu.

Posisi bergoyang-goyang ini bermanfaat untuk memberikan kenyamanan


dan mengurangi rasa nyeri.

Ibu boleh bersandar kedepan saat berdiri. Angkat satu


kaki ke atas kursi. Perlahan-lahan bersandar kedepan
sewaktu kontraksi. Gunakan kursi yang kecil agar
tidak terlalu tinggi dan terasa nyaman. Ibu bisa
bersandar tanpa kursi bila diinginkan, letakkan satu
kaki ke depan, dan tekuk ke depan perlahan-lajan.

Gunakan kursi yang kuat atau palang jongkok


yang disediakan dikasur untuk menahan. Jongkok
dengan bertahan ke tembok atau ke suami juga
diperbolehkan.

Posisi jongkok memiliki manfaat berupa dapat mendorong penurunan janin


dan mengurangi nyeri punggung.

5
Pada waktu persalinan pergerakan yang berirama
dapat membuat nyaman. Gerakkan badan perlahan-
lahan ketika duduk di atas kursi yang kuat, dipinggir
kasur, atau bola karet. Posisi ini juga berfungsi untuk
mengurangi sakit punggung ibu.

Pada jurnal yang berjudul pengaruh upright position terhadap lama kala I
fase aktif pada primigravida dijelaskan bahwa posisi tegak pada proses persalinan
kala I diasosiasikan dapat memberikan keuntungan pada ibu maupun bayi, karena
dapat memberikan relaksasi dan memberikan sedikit tekanan pada sirkulasi darah
sehingga memberikan suplai oksigen pada bayi, selain itu posisi tegak juga dapat
mempercepat penurunan kepala karena adanya gaya grafitasi bumi sehingga
memperpendek waktu persalinan kala I.
Wanita yang memilih posisi tegak, berjalan atau jongkok (upright position)
merasakan kepuasan dan kenyamanan saat proses persalinan, selain itu posisi tegak
juga memberikan ibu lebih mudah untuk meneran.

Pada penilitian ini melibatkan 38 orang ibu inpartu primigravida yang


memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut : ibu inpartu kala I fase aktif, air ketuban
masih ada, usia kehamilan 38-42 minggu, usia ibu lebih dari 20 tahun dan kurang
dari 35 tahun, bersedia jadi responden dengan menandatangani inform consent. Dari
38 reponden dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan, kelompok pertama ibu inpartu
dengan posisi berbaring sejumlah 19 orang, dan kelompok kedua ibu dengan posisi
upright sejumlah 19 orang. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa upright
position dapat mempercepat waktu persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu
primigravida.

Pada jurnal hubungan pelaksanaan pelvic rocking dengan birthing ball


terhadap lamanya kala I pada ibu bersalin di Griya Hamil Sehat Mejasem dijelaskan
bahwa bila rasa nyeri terutama dipunggung, banyak ibu merasa senang untuk tetap
bergerak pada kala I dan beberapa lagi lebih memilih untuk mengangkat panggul

6
dan menggerakan panggul searah putaran selama kontraksi berlangsung (Pelvic
Rock). Beberapa lainnya menyenangi menggunakan Birthing Ball.

Pada penelitian ini Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menggoyang
panggul dengan menggunakan Bola persalinan. Pada saat proses persalinan
memasuki kala I, duduk diatas bola dan dengan perlahan mengayunkan dan
menggoyangkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan melingkar
akan panggul akan menjadi lebih relaks.

Pelaksanaan pelvic rocking dengan birthing ball paling diminati adalah


melakukan dengan duduk diatas bola sebanyak 17 responden (57%) mengalami
lama kala I normal. Duduk diatas bola paling digemari karena membuat responden
nyaman dan dalam menggoyangkan panggul ibu menjadi lebih mudah. Dengan
duduk ibu tidak mudah merasa lelah, namun efek dari duduk seperti ibu berdiri,
gaya grafitasi tetap dapat membantu penurunan kepala bayi tapi ibu tak merasa lelah
karna membawa beban perut. Sehingga posisi ini mampu membuat ibu bertahan
lebih lama untuk melakukan pelvic rocking daripada posisi yang lainnya.

Namun posisi lainnya pun tetap dipilih responden meskipun sedikit seperti
pada posisi berdiri dan bersandar diatas bola sebanyak 2 responden (6.7%)
mengalami kala I normal. Lama Kala I normal dialami responden yang melakukan
pelvic rocking dengan posisi berlutut dilantai sebanyak 3 responden (10%), dan
melakukan dengan jongkok dilantai sebanyak 2 responden (6.7%).

Dari 24 responden yang berhasil menempuh waktu kala I normal telah


melakukan Pelvic Rocking dengan Birthing Ball, sehingga teori Aprilia, 2011 yang
mengatakan pelvic rocking dengan birthing ball mampu membantu memperlancar
proses persalinan terutama kala I serta manfaat pelvic rocking yakni Tekanan dari
kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi tegak,
sehingga dilatasi (pembukaan) serviks dapat terjadi lebih cepat selain itu bidang
luas panggul lebih lebar sehingga memudahkan kepala bayi turun ke dasar panggul
adalah sesuai dengan hasil penelitian.

7
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan
Pelvic Rocking dengan Birthing Ball dengan lamanya Kala I pada ibu Bersalin.
Dengan melakukan pelvic rocking dengan birthing ball mampu memperlancar
persalinan dan membantu ibu mengalami waktu persalinan kala I yang normal.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Bonny (2018) dalam Susanti (2013) salah satu insting dan
panggilan tubuh yang alamiah dalam persalinan adalah mobilisasi mencari
posisi yang nyaman dan tidak sakit. Sayangnya, selama ini ibu sering
mengabaikan bahwa ada posisi yang membuat ibu nyaman, selain itu ibu lebih
memilih sikap pasif yang dikarenakan kurang informasi. Ketika ibu bergerak
aktif, sebenarnya ibu dapat menemukan posisi paling nyaman yaitu posisi tegak,
berjalan, berlutut, duduk atau jongkok. Dengan aktif mencari posisi ini ibu
dapat menikmati beberapa keuntungan yang sudah dibuktikan melalui berbagai
riset dan penelitian.
Berbagai metode baru yang saat ini sudah di teliti oleh para ahli untuk
pengaturan posisi pada ibu bersalin untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan
pada kala I persalian yaitu diantaranya dengan menggunakan posisi tegak,
berjalan atau jongkok (upright position) merasakan kepuasan dan kenyamanan
saat proses persalinan, selain itu posisi tegak juga memberikan ibu lebih mudah
untuk meneran. Selain posisi tegak , berjalan dan jongkok, ada pula penelian
yang bisa mengurangi rasa sakit atau nyeri pada kala I persalinan yaitu dengan
cara Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menggoyang panggul dengan
menggunakan Bola persalinan.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat mengerti
dan memahami tentang cara melakukan mobilisasi dan pengaturan posisi pada
ibu bersalin kala I untuk mengurangi rasa nyeri pada saat proses persalinan kala
I. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi literatur dan bermanfaat
bagi para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I.


Yogyakarta: Deepublish
Susanti, dkk. 2013. Pengaruh Active Birth terhadap Proses Persalinan Kala I Fase
Aktif. Jurnal Ilmu Kebidanan vol. 4 no. 1. Diakses pada tanggal 02 Agustus 2018
pukul 09.00 WIB
Ariastuti. 2015. Hubungan antara Posisi Miring Kiri dengan Proses Mempercepat
Penurunan Kepala Janin pada Proses Persalinan di BPM Ny. M Slerok Kota Tegal
(http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/243) di akses pada
tanggal 02 Agustus 2018 pukul 10.00 WIB
Marrmi, 2016. Intranatal Care Asuhan Kebidanan pada Persalianan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). DKI Jakarta: Perpustakaan
Nasional
Syaflindawati, dkk. 2015. Pengaruh Upright Position Terhadap Lama Kala I Fase
Aktif pada Primigravida. Jurnal Kesehatan Andalas di akses pada tanggal 02
Agustus 2018 pukul 14.00 WIB.
Renaningtyas, dkk. 2015. Hubungan Pelaksanaan Pelvic Rocking Dengan Birthing
Ball Terhadap Lamanya Kala I Pada Ibu Bersalin di Griya Hamil Sehat Mejasem
Tegal. Diakses pada tanggal 02 Agustus 2018 pukul 15.00 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai