Anda di halaman 1dari 16

Pandangan Agama di Indonesia Terhadap

Tindakan Aborsi dan Bayi Tabung

Oleh Kelompok Azalea: Hayatul Husna Leta Sintia


Misna Bahul Jannah Hajar Geubrina Dara
LATAR BELAKANG

 Perkembangan Ilmu Pengetahuan


KONTROVERSI
 Kemajuan Teknologi [Pro dan Kontra]

Manusia adalah makhluk spiritual


Indonesia sendiri adalah negara yang menjunjung tinggi kepercayaan
dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berdasar pada
dasar hukum negara yaitu Pancasila dan UUD 1945, sehingga tiap –
tiap warga negara wajib berkeyakinan atau beragama.

Science without religion is a lame


Religion without science is blind
Aborsi

 Pengguguran kandungan atau Klasifikasi :


aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah
 Spontaneous abortion: gugur kandungan
berakhirnya kehamilan dengan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan
dikeluarkannya janin (fetus) atau atau sebab-sebab alami.
embrio sebelum memiliki kemampuan  Induced abortion atau procured
untuk bertahan hidup di luar rahim, abortion: pengguguran kandungan yang
sehingga mengakibatkan kematiannya. disengaja. Termasuk di dalamnya adalah:
 Therapeutic abortion: pengguguran yang
dilakukan karena kehamilan tersebut
 Aborsi yang terjadi secara spontan mengancam kesehatan jasmani atau rohani
sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah
disebut juga "keguguran". Aborsi yang pemerkosaan.
dilakukan secara sengaja seringkali  Eugenic abortion: pengguguran yang
disebut "aborsi induksi" atau "abortus dilakukan terhadap janin yang cacat.
provokatus".  Elective abortion: pengguguran yang
dilakukan untuk alasan-alasan lain
PANDANGAN AGAMA DI INDONESIA
TERHADAP ABORSI
1. Pandangan Agama Islam Terhadap Tindakan Aborsi
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar”. (QS.al-
Isro’:33)
Beberapa pandangan ulama-ulama Fiqh mengenai aborsi :
 Yusuf Qardawi mengatakan bahwa pada umumnya, merujuk pada
ketentuan hukum Islam, praktik aborsi adalah dilarang dan merupakan
kejahatan terhadap makhluk hidup, oleh karena itu h ukumannya sangat
berat bagi siapa yang melakukannya.

 Mazhab Hanafi membolehkan pengguguran kehamilan kandungan sebelum


kehamilan berusia 120 hari dengan alasan belum terjadi penciptaan.
Lanjutan.....
 Menurut madzhab Syafi’i diperbolehkan namun hukumnya adalah “Makruh”
menggugurkan kandungan apabila sudah mencapai pada usia antara 40, 42, dan 45 hari
dari awal kehamilannya, dengan syarat jika ada persetujuan dari suami dan isteri, dan jika
tidak mendatangkan kemudoratan dalam penggugurannya. Namun jika usia kandungan
seteleh diatas empat puluh harian (antara 40, 42, dan 45 hari dari awal kehamilan)
digugurkan, maka mutlak hukumnya adalah “Haram”.
Menurut Imam Ar-Ramli (Imam Syamsuddin Ar-Ramli ulama Madzhab Imam
Syafi’I asal Mesir, w: 1004H/1596M, diantara karya beliau “Nihayah Aalmuhtaj Ila Syarh
Almuhtaj”): “Boleh menggugurkan kandungan selama janin belum ada ruh. Dan mutlak
hukumnya adalah “Haram” jika menggugurkan janin yang sudah memiliki ruh”. Pendapat
ini sama dengan Madzhab Imam Hanafi.
Lanjutan....
Pendapat yang disepakati fuqoha, bahwa haram hukumnya melakukan aborsi
setelah ditiupkannya ruh, didasarkan pada kenyataan bahwa peniupan ruh terjadi setelah 4
(empat) bulan masa kehamilan. Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda: “Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu selama
40 hari dalam bentuk ˜nuthfah, kemudian dalam bentuk â alaqah selama itu pula, kemudian
dalam bentuk mudghah selama itu pula, kemudian ditiupkan ruh kepadanya. (HR. Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi)

Oleh sebab itu, aborsi setelah kandungan berumur 4 bulan adalah haram, karena berarti
membunuh makhluk yang sudah bernyawa. Ini termasuk dalam kategori pembunuhan yang
keharamannya antara lain didasarkan pada dalil-dalil syar’i, seperti Firman Allah SWT :

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut miskin. Kami akan
memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu. (QS Al Isra`: 31 )

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya) melainkan dengan (alasan) yang benar (menurut syara’i).(QS Al Isra`: 33)
Lanjutan .........
 Indonesia, berdasarkan keputusan Fatwa Musyawarah Nasional
VI Majlis Ulama Indonesia (MUI) Nomor: 1/MUNAS
VI/MUI/2000 tanggal 29 Juli 2000 ditetapkan:
1) Melakukan aborsi (pengguguran janin) sesudah nafkh al-ruh
(dihembuskan ruh) hukumnya adalah haram, kecuali jika ada
alasan medis, seperti untuk menyelamatkan jiwa si ibu;
2) Melakukan aborsi sejak terjadinya pembuahan ovum,
walaupun sebelum nafkh al-ruh, hukumnya adalah haram,
kecuali ada alasan medis atau alasan lain yang dibenarkan
oleh syari’ah Islam;
3) Mengharamkan semua pihak untuk melakukan, membantu,
atau mengizinkan aborsi.
2. Pandangan Agama Kristen Katolik dan Protestan
Terhadap Aborsi
 Gereja Katolik menentang segala bentuk prosedur aborsi
atau pengguguran kandungan." Namun, Gereja Katolik juga
mengakui bahwa tindakan-tindakan tertentu yang secara tidak
langsung mengakibatkan kematian janin dapat dibenarkan
secara moral, seperti ketika tujuan langsung tindakannya adalah
pengangkatan rahim dengan sel kanker.
Dalam alkitab tertulis jika pembunuhan orang tidak
bersalah adalah perbuatan yang dikutuk serta dengan
melakukan aborsi berarti menolak keadilan Tuhan.
3. Pandangan Agama Buddha Terhadap Aborsi
Agama buddha menentang dan tidak menyetujui adanya
tindakan aborsi karena telah melanggar pancasila Buddhis,
menyangkut sila pertama yaitu panatipata.

4. Pandangan Agama Hindu Terhadap Aborsi


Aborsi menurut agama hindu adalah perbuatan dosa.
Aborsi dalam Teologi Hinduisme termasuk perbuatan yang
disebut “Hisma Karma” yaitu salah satu perbuatan dosa
yang disejajarkan dengan membunuh, menyakiti, dan
menyiksa.
BAYI TABUNG

 Fertilisasi in vitro atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris :


in vitro fertilisation, IVF), atau sering disebut bayi tabung
suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar
tubuh sang wanita: in vitro ("di dalam gelas kaca"). Proses ini
melibatkan pemantauan dan stimulasi proses ovulasi seorang
wanita, mengambil suatu ovum dari ovarium (indung telur)
wanita itu dan membiarkan sperma membuahi sel-sel tersebut
di dalam sebuah medium cair di laboratorium.
Sel telur yang telah dibuahi (zigot) dikultur selama 2–6
hari di dalam sebuah medium pertumbuhan dan kemudian
dipindahkan ke rahim wanita yang sama ataupun wanita yang
lain, dengan tujuan menciptakan keberhasilan kehamilan.
In Vitro Fertilization [IVF]
atau Bayi Tabung
PANDANGAN AGAMA DI INDONESIA
TERHADAP BAYI TABUNG
1. Pandangan Islam Terhadap Bayi Tabung
Proses bayi tabung merupakan hasil rekayasa manusia,
yang bertujuan untuk membantu pasangan suami-isteri yang
tidak mampu melahirkan keturunan secara normal untuk
memperoleh seorang anak. Di dalam Al-Qur’an telah
ditegaskan bahwa persoalan anak menjadi urusan Allah Swt,
hanya saja manusia harus berusaha, bersabar dan
menyerahkan segala persoalan dan mensyukuri apa yang
telah diberikan- Nya kepada kita sebagai makhluknya.
Lanjutan ......
 Berdasarkan landasan-landasan hukum dan proses ijtihad yang dilakukan oleh para
Ulama/tokoh Agama Islam tersebut, tepat pada tanggal 13 juni 1979 Dewan
Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan untuk mengeluarkan
fatwa terhadap praktik bayi tabung yang berisi sebagai berikut :

1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidah-
kaidah agama.

2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain
(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah
yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak
yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung
kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
Lanjutan ......

3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah, sebab hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.

4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami
isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya
perbuatan zina sesungguhnya.
2. Pandangan Kristen Katolik Terhadap Bayi Tabung
 Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi
tabung merupakan teknologi fertilisasi atau Konsepsi yang
dilakukan oleh para ahli dianggap menyalahi kekuasaan
Tuhan yang menciptakan manusia.

3. Pandangan Agama Kristen Protestan


 Menurut pandangan agama Kristen protestan, program
bayi tabung diizinkan untuk dilaksanakan. Asalkan, dalam
konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami
isteri yang sudah diberkati atau dinikahi.
4. Pandangan Buddha Terhadap Bayi Tabung
 Dalam Buddha tidak menolak adanya bayi tabung karena tidak
melanggar Dhammaniyama ataupun melanggar Dhamma dan
Vinaya, bayi tabung sendiri malah memberi ruang atau
kesempatan makhluk lain untuk kembali terlahir sebagai
manusia, karena bayi tabung masih dianggap kelahiran dari
kandungan.

5. Pandangan Hindu Terhadap Bayi Tabung


 Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui
karena sudah melanggar ketentuan. Diartikan melanggar
ketentuan karena sudah melanggar kewajaran Tuhan (Ranying
Hatalla) untuk menciptakan manusia.

Anda mungkin juga menyukai