Disusun oleh:
Kelompok 6
Kelas: JUA
Dosen Pembimbing:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Pencegahan Infeksi Nosokomial Dan Panduan
Kewaspadaan Isolasi Untuk Rumah Sakit ” sebagai tugas yang diberikan oleh bapak Ambo
Sengngeng, SKM, M.Pd dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
tentang definisi, frekuensi, jenis faktor, dampak, upaya pencegahan infeksi nosokomial, dan
jenis-jenis kewaspadaan isolasi untuk rumah sakit.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Dan
Panduan Kewaspadaan Isolasi Untuk Rumah Sakit ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………...............iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….........1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….………..….....1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….….....1
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………....1
Bab II Pembahasan
2.1 Pencegahan Infeksi Nosokomial………………………………………………………….2
2.1.1 Definisi Infeksi Nosokomial…………………………………………………....2
2.1.2 Frekuensi Dan Jenis Infeksi Nosokomial …………………...…………………2
2.1.3 Faktor Penyebab Perkembangan Infeksi Nosokomial ……………………........3
2.1.4 Dampak Infeksi Nosokomial …………………………………………....……..4
2.1.5 Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial …….…………………….…...…........4
2.2 Panduan Kewaspadaan Isolasi Untuk Rumah Sakit………………………….………….4
2.2.1 Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)…………………..….5
2.2.2 Kewaspadaan Berdasarkan Penularan (Transmission based Precautions)
……………………………………………………………………….….5
a. Kewaspadaan Melalui Udara……………………………………………..5
b. Kewaspadaan Percikan………………………………………..………….5
c. Kewaspadaan Kontak………………………..………………..………….5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat menentukan tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui definisi infeksi nosokomial.
2) Mengetahui frekuensi dan jenis infeksi nosokomial.
3) Mengetahui faktor penyebab perkembangan infeksi nosokomial.
4) Mengetahui dampak infeksi nosokomial.
5) Mengetahui upaya untuk pencegahan infeksi nosokomial.
6) Mengetahui jenis-jenis kewaspadaan dan pasien yang memerlukan kewaspadaan.
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan dan wawasan
agar bisa lebih mengenal tentang definisi, frekuensi, jenis faktor, dampak, upaya
pencegahan infeksi nosokomial, dan jenis-jenis kewaspadaan isolasi untuk rumah sakit.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit
dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan
oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau
disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenousinfection).
Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan
karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui
makanan dan udara dan benda atau bahan- bahan yang tidak steril.
Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan
oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang
sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal
(Utama, 2006).
3
d. Resistensi antibiotika
Seiring dengan penemuan dan penggunaan antibiotika penicillin antara
tahun 1950-1970, banyak penyakit yang serius dan fatal ketika itu dapat
diterapi dan disembuhkan. Bagaimana pun juga, keberhasilan ini
menyebabkan penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan dari
antibiotika.Banyak mikroorganisme yang kini menjadi lebih resisten.
Meningkatnya resistensi bakteri dapat meningkatkan angka mortalitas
terutama terhadap pasien yang immunocompromised . Resitensi dari
bakteri ditransmisikan antar pasien dan faktor resistensinya dipindahkan
antara bakteri. Penggunaan antibiotika yang terus-menerus ini justru
meningkatkan multiplikasi dan penyebaran strain yang resisten. Penyebab
utamanya karena:
1. Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol
2. Dosis antibiotika yang tidak optimal
3. Terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat
4. Kesalahan diagnosa (Utama, 2006)
e. Faktor alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial terutama disebabkan
infeksi dari kateterurin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi
kulit, infeksi dari luka operasi danseptikemia. Pemakaian infus dan kateter
urin lama yang tidak diganti-ganti. Di ruang penyakitdalam, diperkirakan
20-25% pasien memerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena
inidapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi. Komplikasi tersebut
berupa:
1. Ekstravasasi infiltrat : cairan infus masuk ke jaringan sekitar insersi
kanula
2. Penyumbatan : Infus tidak berfungsi sebagaimana mestinya tanpa
dapat dideteksi adanya gangguan lain
3. Flebitis : Terdapat pembengkakan, kemerahan dan nyeri sepanjang
vena
4. Trombosis : Terdapat pembengkakan di sepanjang pembuluh vena
yang menghambat aliran infus
5. Kolonisasi kanul : Bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari
bagian kanula yang ada dalam pembuluh darah
6. Septikemia : Bila kuman menyebar hematogen dari kanul
7. Supurasi : Bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul
(Utama, 2006)
c. Kewaspadaan Kontak
Kewaspadaan ini mengurangi risiko penularan organisme dari pasien
terinfeksi atau terkoloni baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini
merupakan indikasi bagi pasien terinfeksi ataupun terkoloni dengan
masuknya patogen (hepatitis A, herpes simpleks dan virus demam
berdarah dan bakteri yang resisten terhadap beberapa obat). Kewaspadaan
kontak terbagi menjadi 2 macam yaitu:
a) Kontak langsung
Meliputi kontak permukaan kulit terluka/abrasi orang yang
rentan/petugas dengan kulit pasien terinfeksi atau kolonisasi.Misal
perawat membalikkan tubuh pasien, memandikan, membantu pasien
bergerak, dokter bedah dengan luka basah saat mengganti verband,
petugas tanpa sarung tangan merawat oral pasien dengan Virus Herpes
Simplex (HSV) atau scabies.
6
terkontaminasi mikroba infeksius di lingkungan, instrumen yang
terkontaminasi, jarum, kasa, tangan terkontaminasi dan belum
dicuci atau sarung tangan yang tidak diganti saat menolong pasien
satu dengan yang lainnya, dan melalui mainan anak serta kontak
dengan cairan sekresi pasien terinfeksi yang ditransmisikan melalui
tangan petugas atau benda mati dilingkungan pasien. Petugas harus
menahan diri untuk menyentuh mata, hidung, mulut saat masih
memakai sarung tangan terkontaminasi ataupun tanpa sarung
tangan.Petugas harus menghindari mengkontaminasi permukaan
lingkungan yang tidak berhubungan dengan perawatan pasien
misal: pegangan pintu, tombol lampu, telepon.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) pasien,
2) petugas rumah sakit, atau
3) bisa juga tamu.
3.2 Saran
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik dari bapak dosen sangat kami harapkan. Agar makalah ini
bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.Sekali
lagi kami tunggu saran dan kritiknya. Terimakasih.
8
DAFTAR PUSTAKA
Tietjen, Linda; Debora Bossemeyer dan Noel McIntosh. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi
untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://www.academia.edu/6380424/MAKALAH_INFEKSI_NOSOKOMIAL
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2926/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://www.scribd.com/document/216269477/Pedoman-Pencegahan-dan-Pengendalian-
Infeksi-di-Rumah-Sakit-dan-Fasilitas-Pelayanan-Kesehatan-lainnya