Indikasi positif :
“ kegiatan otak terhenti, nampak dari elektroencephalogram yang mendatar selama
24 jam”
2.8 TINDAKAN PADA KELUARGA YANG DITINGGALKAN
Telah kita ketahui, bahwa tidak ada satupun seseorang yang jika mendapat kabar
salah satu anggota keluarganya dipanggil terlebih dahulu yang tidak shock. Untuk
mengahadapi itu petugas kesehatan memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan saat
menghadapi situasi seperti itu. Kewajiban itu biasanya meliputi :
1. Beri kesempatan keluarga untuk bersama dengan jenazah beberapa saat.
2. Siapkan tempat khusus untuk memulai rasa berduka.
3. Pahami perasaan dan dengarkan semua ekpresinya.
4. Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah.
5. Beri Support jika terjadi disfungsi berduka.
Biasanya pasien yang sangat membutuhkan bimbingan oleh perawat adalah pasien
terminal karena pasien terminal, pasien yang didiagnosis dengan penyakit berat dan tidak
dapat disembuhkan lagi dimana berakhir dengan kematian, seperti yang
dikatakan Dadang Hawari (1977,53) “orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual,dan
krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu
mendapatkan perhatian khusus”. Sehingga, pasien terminal biasanya bereaksi menolak,
depresi berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Oleh sebab itu,
peran perawat sangat dibutuhkan untuk mendampingi pasien yang dapat meningkatkan
semangat hidup pasien meskipun harapannya sangat tipis dan dapat mempersiapkan diri
pasien untuk menghadapi kehidupan yang kekal.
Dalam konsep Islam, fase sakaratul maut sangat menentukan baik atau tidaknya
seseorang terhadap kematiannya untuk menemui Allah dan bagi perawat pun akan
dimintai pertanggungjawabannya nanti untuk tugasnya dalam merawat pasien di rumah
sakit. Dan fase sakaratul maut adalah fase yang sangat berat dan menyakitkan seperti
yang disebutkan Rasulullah tetapi akan sangat berbeda bagi orang yang mengerjakan
amal sholeh yang bisa menghadapinya dengan tenang dan senang hati. Ini adalah petikan
Al-Quran tentang sakaratul maut,” Datanglah sakaratul maut dengan sebenar-
benarnya.”(QS.50:19).“ Alangkah dahsyatnya ketika orang-orang yang zalim (berada) dalam
tekanan-tekanan sakaratul maut.” (QS. 6:93).
Dalam Al-hadits tentang sakaratul maut. Al-Hasan berkata bahwa Rasulullah SAW
pernah mengingatkan mengenai rasa sakit dan duka akibat kematian. Beliau bertutur,
“Rasanya sebanding dengan tiga ratus kali tebasan pedang.” (HR.Ibn Abi ad-Dunya)
Begitu sakitnya menghadapi sakaratul maut sehingga perawat harus membimbing
pasien dengan cara-cara,seperti ini:
1. Menalqin (menuntun) dengan syahadat. Sesuai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
2. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya kecuali kata-
kata yang baik. Berdasarkan hadits yang diberitakan oleh Ummu Salamah bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda. Artinya :“Apabila kalian
mendatangi orang yang sedang sakit atau orang yang hampir mati, maka hendaklah kalian
mengucapkan perkataan yang baik-baik karena para malaikat mengamini apa yang kalian
ucapkan.”Maka perawat harus berupaya memberikan suport mental agar pasien merasa
yakin bahwa Allah Maha Pengasih dan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya,
mendoakan dan menutupkan kedua matanya yang terbuka saat roh terlepas dari
jasadnya.
3. Berbaik Sangka kepada Allah
Perawat membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT, seperti di
dalam hadits Bukhari“ Tidak akan mati masing-masing kecuali dalam keadaan berbaik
sangka kepada Allah SWT.” Hal ini menunjukkan apa yang kita pikirkan seringkali seperti
apa yang terjadi pada kita karena Allah mengikuti perasangka umatNya
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang
sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga
untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja
kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara
dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang
dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya
dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)
Sakaratul maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang
memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian (death) merupakan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap
stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan
paru secara menetap. Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta
merupakan suatu fenomena tersendiri. Dying lebih kearah suatu proses, sedangkan death
merupakan akhir dari hidup.
E. PERAWATAN JENAZAH
1. Definisi
Perawatan pasien setelah meninggal dunia
2. Tujuan
a. Membersihkan dan merapikan jenazah
b. Memberikan penghormatan terakhir kepada sesama insani
c. Memberi rasa puas kepada sesama insani
3. Persiapan alat
a. Celemek
b. Verban/kassa gulung
c. Sarung tangan
d. Pinset
e. Gunting perbant
f. Bengkok 1
g. Baskom 2
h. Waslap 2
i. Kantong plastik kecil (tempat perhiasan)
j. Kartu identitas pasien
k. Kain kafan
l. Kapas lipat lembab dalam kom
m. Kassa berminyak dalam kom
n. Kapas lipat kering dalam kom
o. Kapas berminyak (baby oil) dalam kom
p. Kapas alkohol dalam kom
q. Bengkok lysol 2-3%
r. Ember bertutup 1
4. Prosedur
a. Memberitahukan pada keluarga pasien
b. Mempersiapkan peralatan dan dekatkan ke jenazah
c. Mencuci tangan
d. Memakai celemek
e. Memakai hands scoon
f. Melepas perhiasan dan benda – benda berharga lain diberikan kepada keluarga pasien
(dimasukkan dalam kantong plastik kecil)
g. Melepaskan peralatan invasif (selang, kateter, NGT tube dll)
h. Membersihkan mata pasien dengan kassa, kemudian ditutup dengan kassa lembab
i. Membersihkan bagian hidung dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak
j. Membersihkan bagian telinga dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak
k. Membersihkan bagian mulut dengan kassa
l. Merapikan rambut jenazah dengan sisir
m. Mengikat dagu dari bawah dagu sampai ke atas kepala dengan verban gulung
n. Menurunkan selimut sampai ke bawah kaki
o. Membuka pakaian bagian atas jenasah, taruh dalam ember
p. Melipat tangan dan mengikat pada pergelangan tangan dengan verban gulung
q. Membuka pakaian bagian bawah, taruh dalam ember
r. Membersihkan genetalia dengan kassa kering dan waslap
s. Membersihkan bagian anus dengan cara miringkan jenazah ke arah kiri dengan meminta
bantuan keluarga
t. Memasukkan kassa berminyak ke dalam anus jenasah
u. Melepas stick laken dan perlak bersamaan dengan membentangkan kain kafan, lipat stick
laken dan taruh dalam ember.
v. Mengembalikan ke posisi semula
w. Mengikat kaki di bagian lutut jenazah, pergelangan kaki, dan jari – jari jempol dengan
menggunakan verban gulung.
x. Mengikatkan identitas jenazah pada jempol kaki
y. Membuka boven laken bersamaan dengan pemasangan kain kafan
z. Jenazah dirapikan dan dipindahkan ke brankart
å. Alat – alat tenun dilepas dan dimasukkan ke dalam ember serta melipat kasur
ä. Merapikan alat
ö. Melepas hand scoon
aa. Melepaskan celemek
bb. Mencuci tangan