Anda di halaman 1dari 33

PUSAT PELAYANAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Prasetyaningsih,S.ST, M.Kes
PUSKESMAS
 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.

 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabu-paten/kota yang


bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

 Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi


fungsionil yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok
Visi Puskesmas
• Lingkungan sehat.
• Perilaku sehat.
• Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
• Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Misi puskesmas
• Menggerakkan pembangunan berwawasan keseha-tan di
wilayah kerjanya.
• Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
• Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan per-orangan,
keluarga dan masyarakat berserta ling-kungannya.
Fungsi Puskesmas

1. Puskesmas merupakan pusat penggerak


pembangunan berwawasan kesehatan

2. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan


masyarakat

3. Puskesmas merupakan pusat pelayanan


kesehatan strata pertama, yang terdiri
atas  pelayanan kesehatan individu dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
Kegiatan Pokok Puskesmas
KIA, Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Pencegahan dan Pem-berantasan Penyakit Menular, Pengobatan
termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan Kesehatan
Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut,
Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan
Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut
dan Pembinaan Pengohatan Tradisional.
Fungsi puskesmas
• Sebagai pusat pembangunan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
• Membina peran serta masyarakat di wilayah
kerjanya dalam rangka kemampuan untuk hidup
sehat.
• Memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Jangkauan Pelayanan Puskesmas
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana
perhubungan, dan kepadatan penduduk dalam wilayah
kerja Puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas
lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang
dengan Puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa
yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada, dan
Puskesmas keliling. Disamping itu pergerakkan peran serta
masyarakat untuk mengelola posyandu
KESEHATAN IBU DAN ANAK

Definisi KIA
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya
di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah.
Tujuan
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan
derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya
Sejarah Perkembangan Puskesmas
Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari

didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai

kesejahteraan ibu dan anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya

kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masinh

berjalan sendiri-sendiri. Pada pertemuan Bandung Plan (1951) dr. J. Leimena

mencetuskan pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut

dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien.


Sejarah perkembangan

• Tahun 1968 dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas)


pertama di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisir sistem
pelayanan kesehatan di tanah air
• Sebelum tahun 1968 tersebut pelayanan kesehatan tingkat pertama memang
telah terdapat di Indonesia.
• Rakerkesnas kedua tahun 1969, pembagian Puskesmas diperbaharui
menjadi tiga macam, yakni : Puskesmas Tipe A, B, C
• Tahun 1970 ketika dilangsungkan Rakerkesnas ketiga, dirasakan
pembagian Puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai
• Tahun 1979 tersebut mulai dirintis pembangunan Puskesmas di daerah-
daeah tingkat Kelurahan atau Desa, yakni di daerah dengan jumlah
penduduk sekitar 30.000 jiwa tersebut
Wilayah Kerja Puskesmas

 Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas


adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi


puskesmas sebagai berikut:
1. Kepala puskesmas
2. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan  kebutuhan
puskesmas dan yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Kota).
3. Unit tata usaha
Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
puskesmas dalam pengelolaan :
1.      Data dan informasi
2.      Perencanaan dan penilaian
3.      Keuangan
4.      Umum dan kepegawaian
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
1. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap
UKBM
2. Upaya kesehatan perorangan

Jaringan pelayanan puskesmas :


 Unit puskesmas pembantu
 Unit puskesmas keliling
 Unit bidan di Desa/Komunitas
Tugas Struktur Organisasi Puskesmas

1.      Kepala Puskesmas
 Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan
fungsional.
2.      Kepala urusan tata usaha
 Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3.      Unit I
 Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi.
4.      Unit II
 Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5.      Unit III
 Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6.      Unit IV
 Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan
olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7.      Unit V
 Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan
penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8.      Unit VI
 Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9.      Unit VII
 Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
Tata Kerja Puskesmas
Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai
berikut:
 Antara Puskesmas dengan RSU dalam
bidang pelayanan medic
 Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan
Penyantun Puskesmas dalam bidang
pembangunan kesehatan di wilayah
Kecamatan.
SISTEM REGULASI

Pengertian dan tujuan regulasi

Definisi regulasi menurut Stewart and Walshe (1992)


adalah : the process of ensuring that standars and legal
requirements are met for spesific service or public activies, in
order to ensure that policies are fulfilled. Berdasarkan
definisi tersebut, pengertian regulasi adalah suatu
aktivitas publik yang akan dilaksanakan oleh masyarakat
harus memenuhi standar dan aturan sesuai kebijakan
yang telah ditetapkan untuk suatu aktivitas pelayanan.
Lebih lanjut Prof Judit mengusulkan lima prinsip regulasi pelayanan
kesehatan yang responsif sebagai berikut:

1. Aksi regulasi berupa model piramida – mulai dari yang bawah


(pendekatan dari lunak ke tegas)

2. Terdapat kapasitas untuk meningkatkan regulasi ke arah yang lebih tegas


(lebih tinggi di piramidanya)

3. Menggunakan banyak aktor regulasi (satu seringkali tidak cukup)

4. Menggunakan banyak mekanisme regulasi (satu seringkali tidak cukup)

5. Membangun kekuatan– menggunakan dukungan/reward serta sangsi


Regulasi
Peraturan Perundangan

-Undang-Undang

UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

-Peraturan Pemerintah

PP No. 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal

PP No. 87 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kese


hatan
- Peraturan Presiden

 INPRES No. 8 Tahun 2017 Tentang Optimalisasi Pelaksanaa


n Program Jaminan Kesehatan Nasional

 Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

 Perpres No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peratur


an Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehat
an

 Perpres No. 108 Tahun 2013 Tentang Bentuk Dan Isi Lapora
n Pengelolaan Program Jaminan Sosial
- Peraturan Menteri Kesehatan

 Permenkes No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jamina


n Kesehatan Nasional

 Permenkes No. 19 Tahun 2014 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jamina


n Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Bia
ya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerinta
h Daerah

 Permenkes No. 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Ja


minan Kesehatan Nasional

 Permenkes No. 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian


Case Base Groups (Ina-Cbgs)
- Peraturan Menteri Keuangan

 Permenkeu No. 205/PMK.02/2013 Tentang Tata Cara Penyediaan, Pencair


an, dan Pertanggungjawaban Dana Iuran Jaminan Kesehatan Penerima Pe
nghasilan dari Pemerintah

 Permenkeu No. 206/PMK.02/2013 Tentang Tata Cara Penyediaan, Pencair


an, dan Pertanggungjawaban Dana Iuran Jaminan Kesehatan Penerima Ba
ntuan Iuran

- Peraturan Menteri Dalam Negeri

 Permendagri No. 37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015
- Keputusan Presiden

- Keputusan Menteri Sosial

 Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 170/HUK/2015 tentang Penetapan Penerima Bantua


n Iuran Jaminan Kesehatan

- Keputusan Menteri Kesehatan

 Kepmenkes No. 328/Menkes/SK/2013 tentang Formularium Nasional

 Kepmenkes No. 455/Menkes/Sk/Xi/2013 Tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan

 Kepmenkes No. 326/Menkes/Sk/Ix/2013 Tentang Penyiapan Kegiatan Penyelenggaraan J


aminan Kesehatan Nasional

 Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/523/2015 Tentang Formularium Nasional

 Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/524/2015 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerap


an Formularium Nasional
- Surat Edaran Menteri Kesehatan

 Surat Edaran Nomor HK/Menkes/31/I/2014 tentang Pelaksanaan Standar T


arif Pelayanan Kesehatan pada FKTP dan FKTL dalam JKN

 Surat Edaran Nomor HK/Menkes/32/I/2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan


Kesehatan bagi peserta BPJS pada FKTP dan FKTL dalam JKN

- Surat Edaran Menteri Sosial

- Surat Edaran Menteri Dalam Negeri

 Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 990/2280/SJ tentang Petunjuk


Teknis Penganggaran, Pelaksanaan, dan Penatausahaan, serta Pertanggungj
awaban Dana Kapitasi JKN
- Peraturan BPJS

 Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2014 Tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan
dan Penanganan Pengaduan Peserta

 Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemba
yaran Iuran Bagi PBPU dan Peserta Bukan Pekerja

 Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Keseha
tan

 Peraturan BPJS Kesehatan No. 4 Tahun 2014 Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran Pe
serta Perorangan BPJS Kesehatan

  
Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2015 Tentang Norma Penetapan Besaran Kapita
si Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada FKTP

 Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Penagihan,
Pembayaran, dan Pelaporan Iuran bagi PPU dari BU
Perencanaan Mikro

1.      Pengertian
 Perencanaan micro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana
tingkat puskesmas untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.
 
2.      Tujuan Umum
 Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan
masalah yang dihadapi puskesmas sehingga meningkatkan fungsi
puskesmas.
 
3.      Tujuan Khusus
a. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun
secara tertulis.
b. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran
rencana kerja 5 tahunan.
4. Langkah dalam penyusunan
 Identifikasi keadaan dan masalah
 Penyusunan Rencana
 
5. Perencanaan yang disusun berdasarkan preoritas masalah yang
disusun secara sistematis.
 Penyusunan Rencana Pelaksanaan ( Plan of Action )
 Penulisan dokumen
 Pendahuluan
 Keadaan dan masalah
 Tujuan dan sasaran
 Pokok kegiatan dan pentahapan
 Kebutuhan sumber daya
 Pemantauan dan penilaian
 Penutup
Lokakarya Mini Puskesmas
1.      Definisi
 Upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk
penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehatan
puskesmas sesuai dengan rencana yang telah disusun
dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas,
sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih
dalam pelaksanaan kegiatannya.
 
2.      Tujuan Umum
 Meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas bekerja
sama dengan tim dan membina kerjasama lintas
program dan lintas sektoral.
3.      Tujuan Khusus
 Terlaksananya kerjasama tim lintas program
 Terlaksananya kerjasama lintas sektoran dalam rangka pembinaan PSM
 Terlaksananya rapat kerja bulanan
 Terlaksananya rapat kerja triwulan dan pembinaan kerjasama lintas
Sektoral
 
4.      Ruang lingkup
 Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota
 Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela keberhasilan tim
 
5.      Komponen
 Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas
 Penggalangan kerjasama lintas sektoral
 Rapat kerja bulanan puskesmas
 Rapat kerja triwulan lintas sektoral
Supervise Puskesmas

1.      Pengertian
 Upaya pengarahan dengan cara mendengar alasan dan keluhan-keluhan tentang
masalah dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna
dan hasil guna serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan
puskesmas.
 
2.      Tujuan Umum
 Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdayaguna.
 
3.      Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan
pedoman    pelaksanaan
b. Kekeliruan dan penyimpangan dapat diluruskan
c. Meningkatkan mutu pelayanan
d. Meningkatkan hasil pencapaian puskesmas
e. Meningkatkan hasil pencapaian pelayanan puskesmas
Sistem Pencatatan dan Pelayanan Terpadu Puskesmas
  
1.      Pengertian
adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan
puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang
dilakukan serta hasil yang dicapai oleh puskesmas.
 
2.      Tujuan   :
› Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan
pokok puskesmas secara akurat tepat waktu dan mutakhir
› Terlaksananya pelaporan data-data secara teratur di berbagai jenjang
administrasi sesuai dengan peraturan  yang berlaku
› Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diperbagai
tingkat administrasi
 
3.      Ruang Lingkup
› SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.
› Pencatatan dan pelaporan mencakup :
 Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
 Data ketenagaan di puskesmas
 Data Sarana yang dimiliki puskesmas
 Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik
didalam gedung maupun diluar gedung.
 
4. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,
tribulanan, semester dan tahunan)

Anda mungkin juga menyukai