OLEH
Nama : Ria Gita Utami
NPM : 21149011121
Dosen Pembimbing
Ns. Amalia, S.Kep., M.Kes, M.Kep
Pembangunan kesehatan adalah upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat
terakses fasilitas pelayanan kesahatan karena kesahatan adalah hak asasi manusia (Sulistyorini
dkk, 2011).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Fasyankes adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (Permenkes No 52, 2018).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan didirikan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa:
1. pelayanan kesehatan perseorangan; dan/atau
2. pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 6 tahun 2013 fasilitas pelayanan kesehatan
dibagi menjadi tiga yaitu;
1) Fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang
melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar.
2) Fasilitas kesehatan tingkat kedua adalah jenis fasillitas pelayanan kesehatan yang melayani
dan memberikan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesialistik
3) Fasilitas kesehatan tingkat ketiga adalah jenis pelayanan kesehatan yang melayani dan
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan pelayanan
kesehatan sub spesialistik.
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)
A.Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75, 2014).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011)
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).
B. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka tanggungjawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2004).
C. Visi
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Indikator
utama yakni:
1) Lingkungan sehat.
2) Perilaku sehat.
3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
D. Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta
lingkungannya.
E.Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan dapat mewujudkan empat misi
pembangunan kesehatan yaitu:
1) Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan,
2) Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat,
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
4) Merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
kelompok dan masyarakat (Notoatmodjo, 2003 dalam Herlambang, 2016).
Puskesmas sesuai dengan fungsinya sebagai pusat pembangunan berawawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, meyediakan dan menyelenggarakan pelayanan yang
bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu
terwujudnya kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat. Fungsi Puskesmas dapat
dikelompokkan menjadi 2 (tiga), yaitu:
1) Sebagai pusat penggerak pembangunan berawawasan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya melalu, sebagai berikut:
a) Upaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanyaagar
menyelenggarakan pebangunan yang berwawasan kesehatan.
b) Keaktifan memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya.
c) Mengutamakan pemeliharaan keseatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan.
2) Pusat pemberdayaan masyarakat
a) Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat
memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayan diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup 12 sehat serta menetapkan, menyelenggarakan, dan memantau
pelaksanaan program kesehatan serta memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya.
b) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masayrakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
3) Pusat Pelayanan Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan, melalui pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat (Herlambang, 2016).
F. Tenaga Kesehatan
Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit terdiri atas:
1. Dokter atau dokter layanan primer;
2. Dokter gigi;
3. Perawat;
4. Bidan;
5.Tenaga kesehatan masyarakat;
6.Tenaga kesehatan lingkungan
7.Ahli teknologi laboratorium medik;
8. Tenaga gizi; dan
9. Tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan
dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas
harus memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
G. Upaya Penyelenggaraan Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas, agar mampu
mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan membina pelayanan
kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien, perlu disusun rencana lima tahunan
ditingkat Puskesmas. Dengan adanya Rencana Lima Tahunan Puskesmas, maka
kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun untuk satu
periode akan dapat lebih terjamin, walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana
kegiatan di Puskesmas maka diharapkan pengembangan program/kegiatan tetap berjalan
sesuai dengan Rencana Lima Tahunan yang telah ada (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan mayarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi
dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana
dimaksud meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya tingkat tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan
upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat
yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi
dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dapat dilakukan oleh Puskesmas di
antara:
1) Rawat jalan
2) Pelayanan gawat darurat
3) Pelayanan satu hari (one day care)
4) Home care; dan/atau
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
Untuk melaksanakan upaya kesehatan tersebut maka puskesmas harus
menyelenggarakan manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat dan pelayanan laboratorium (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
2. KONSEP K3
a. Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian yang dapat berdampak
terhadap manusia maupun peralatan, objek kerja, tempat kerja dan lingkungan kerja secara
langsung dan tidak langsung (Kemenkes RI, 2015).
b. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dari pemeliharaan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan
yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor
yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya
(Kemenkes RI, 2015).
B. Tujuan
Pengaturan K3 di Fasyankes bertujuan untuk terselenggaranya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasyankes secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan
Tempat, Tanggal
dan lain-lain
2) Laporan Tahunan
3) Laporan insidentil
3. HAZARD
a. Definisi
Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang menpunyai kemungkinan
mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkunga, maupun manusia (Budiono,
2003).
Hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK).
Menurut Departement of Occupational Safety and Health Malaysia (2008:5), hazard
(bahaya) adalah sebuah situasi atau sumber yang membahayakan dan memiliki potensi
untuk menyebabkan kecelakaan atau penyakit pada manusia, merusak lingkungan dan
merusak peralatan. Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang
berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau
gangguan lainnya (Ramli, 2010:57).
b. Jenis Hazard (Bahaya)
Bahaya kerja dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu bahaya kesehatan, bahaya
keselamatan dan bahaya lingkungan. Bahaya kesehatan adalah segala aktivitas yang
menyebabkan timbulnya penyakit pada setiap pekerja. Bahaya keselamatan ialah aktivitas
yang dapat mengakibatkan kecelakaan atau kerusakan terhadap barang. Bahaya lingkungan
ialah bahaya yang dilepaskan ke lingkungan yang dapat menyebabkan efek yang bisa
merusak (Halim, 2016:280).
Menurut Ramli (2010:66) bahaya di klasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu bahaya
mekanis, bahaya listrik, bahaya fisis, bahaya biologis, dan bahaya kimia.
1) Bahaya Mekanis
Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya
mekanika baik yang digerakan dengan penggerak maupun secara manual.
2) Bahaya Listrik
Bahaya listrik adalah bahaya yang bersumber dari energi listrik. Bahaya yang
didapatkan dari energi listrik seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan singkat.
Hampir semua lingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan
listrik, maupun peralatan kerja atau mesin yang menggunakan energi listrik.
3) Bahaya Fisis
Bahaya fisis ialah bahaya yang berasal dari faktor fisis seperti bising yang dapat
mengakibatkan ketulian atau kerusakan pada indera pendengaran, tekanan, getaran,
suhu panas atau dingin, sinar ultra violet maupun infra merah, cahaya atau penerangan
dan radiasi dari bahan radioaktif.
4) Bahaya Biologis
Bahaya biologis adalah bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora dan
fauna yang berasal dari aktivitas kerja atau lingkungan kerja.
5) Bahaya Kimiawi
Bahaya kimiawi yakni bahaya yang bersumber dari bahan kimia baik dari sifat maupun
kandungannya. Bahaya yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia antara lain :
a) Iritasi oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti cuka air aki, asam keras,
dan lainnya.
b) Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat toxic.
c) Kebakaran dan peledakan oleh bahan kimia yang bersifat mudah terbakar dan mudah
meledak seperti golongan senyawa hidrokarbon yaitu minyak tanah, premium, LPG
dan lainnya.
d) Polusi dan pencemaran lingkungan
Untuk faktor risiko biologi yang sangat infeksius dan bahan kimia, dapat menggunakan
bentuk APD secara lengkap atau merujuk pada juknis terkait. Berikut penjelasan masing-
masing APD beserta contoh gambar APD:
a) Penutup Kepala (shower cap)
Alat penutup kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari
jatuhnya mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-
alat/daerah steril dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari
percikan bahan–bahan dari pasien.
b) Penutup Teling (ear muff atau ear plug)
Penggunan APD penutup telinga di Fasyankes dalam proses pemberian asuhan
pelayanan kesehatan jarang digunakan. Penggunaan lebih sering jika ada sumber bising
di atas Nilai Ambang Batas (85 dba) seperti di unit ganset, proses pembangunan, dan
lainnya.
c) Kacamata Khusus (safety goggle)
Kacamata khusus (safety google) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dari paparan bahan kimia berbahaya, percikan darah dan cairan tubuh,
uap panas, sinar UV dan pecahan kaca (scrub).
d) Pelindung wajah (face shield)
Alat pelindung wajah adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi wajah dari
terpapar cairan tubuh, darah, dan percikan bahan-bahan kimia.
e) Masker
Masker atau alat pelindung pernafasan adalah alat yang berfungsi untuk melindungi
pernafasan dari mikrobakterium dan virus yang ada di udara, dan zatzat kimia yang
digunakan. Bagi SDM Fasyankes yang menggunakan respirator harus dilatih untuk
menggunakan dan memelihara respirator khusus secara tepat. SDM Fasyankes harus
tahu keterbatasan dan pengujian kecocokan respirator secara tepat, minimal masker
dengan tipe N95 atau masker yang dapat memproteksi SDM dari paparan risiko biologi
maupun kimia.
f) Sarung Tangan (hand schoon/sarung tangan bahan karet, kain)
Sarung tangan adalah alat yang berfungsi untuk melindungi tangan dari darah dan cairan
tubuh, zatzat kimia yang digunakan, dan limbah yang ada.
g) Pelindung Kaki (sepatu boots, safety shoes)
Alat pelindung kaki adalah alat yang berfungsi untuk melindungi kaki dari darah, cairan
tubuh, zatzat kimia yang digunakan, benturan benda keras dan tajam, serta limbah yang
ada. SDM Fasyankes yang berdiri dalam jangka waktu lama ketika bekerja, perlu sepatu
yang dilengkapi bantalan untuk menyokong kaki. SDM Fasyankes yang bekerja dan
berhadapan dengan pekerjaan dengan risiko cidera akibat dari kejatuhan benda keras
yang mengenai jari kaki disarankan memakai sepatu dengan ujung yang keras.
h) Jas Lab dan Apron
Jas lab dan apron adalah alat yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari darah dan
cairan tubuh, zat-zat kimia yang digunakan, dan limbah yang ada.
i) Coverall
Coverall adalah alat yang berfungsi untuk melindungi seluruh tubuh dari kepala sampai
kaki dari penularan melalui percikan darah ataupun cairan tubuh sangat infeksius yang
masuk melalui mucous membrane atau luka. Penyediaan APD ini diutamakan pada
Fasyankes yang melakukan pelayanan dengan kasus karantina atau Fasyankes dengan
pandemic wabah, radiasi dan paparan bahan kimia yang sangat toksik.
9. AUDIT INTERNAL K3