Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota
dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja yang
berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat
dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu. Terdapat 3 fungsi
puskesmas yaitu pusat pernggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama dimana
dalam pelayanan kesehatan strata pertama puskesmas bertanggung jawab sebagai
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai
penyenggara pembangunan kesehatan, puskesmas mempunyai visi yaitu
Puskesmas Mijen dengan kualitas prima menjadi andalan kota Semarang
menuju terwujudnya Indonesia sehat sepeti halnya pada puskesmas Mijen. Dalam
pembangunan kesehatan puskesmas Mijen mempunyai 6 pokok program wajib
dan program penunjang.
Dalam menjalankan fungsi puskesmas, puskesmas Mijen mempunyai peran
yang sangat penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di
wilayahnya. Namun dalam menjalankan peran tersebut puskesmas Mijen
mempunyai kendala baik dalam segi ketenagaan, sarana-prasarana maupun
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang masih kurang. Oleh karena itu,
maka penting diadakannya praktik belajar lapangan oleh mahasiswa FK Unimus
untuk menganalisis penyebab masalah yang terjadi dan mencari pemecahan
masalahnya.

B. TUJUAN
B.1. Umum

1
Pada akhir kegiatan diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan pelaksanaan
upaya kesehatan di Puskesmas serta menganalisis dan melaporkan
kesesuaiannya dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah
ditetapkan.

B.2. Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen Puskesmas selama 2
minggu di Puskesmas Mijen diharapkan mahasiswa dapat:
a. Melaksanakan program puskesmas serta membantu pelaksanaan
pemeriksaan medik terhadap pasien di puskesmas.
b. Memahami Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan kesehatan di
puskesmas.
c. Melakukan analisis kesesuaian antara kegiatan pelayanan kesehatan di
puskesmas dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan.
d. Membantu melaporkan kegiatan secara berkelompok.

C. MANFAAT
C.1. Puskesmas
Sebagai bahan masukan pada Puskesmas untuk memecahkan masalah
yang ditemukan.
C.2. Institusi pendidikan
Sebagai bahan kajian untuk bahan praktik kerja lapangan di tahun
berikutnya.
C.3 Mahasiswa
Mendapatkan pengalaman pelaksanaan praktik kedokteran klinis dan ilmu
tentang manajemen puskesmas

D. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pengambilan data
primer dan sekunder.
D.1 Primer
Data yang berupa pelaksanaan proses menejemen yang diperoleh dari
kepala Puskesmas, dokter Puskesmas, beserta staf-staf Puskesmas
D.2 Sekunder
Data yang diperoleh dari RTP tahun 2013 dan profil Mijen.

2
Hasil data kegiatan bulan Januari sampai Desember 2013. Kemudian
dilakukan identifikasi hal yang menjadi hambatan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan hasil cakupan kegiatan yang tidak mencapai target SPM (Standart
Pelayanan Minimal).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PUSKESMAS
A.1. Kebijakan dasar puskesmas
A.1.1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

3
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas merupakan unit pelayanan
teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja.1,2
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan
menyeluruh yang meliputi pelayanan promotif (peningkatan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia.2
A.1.2. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat Menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan
Sehat adalah gambaran masyarakat. Kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui Pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan
dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.1

Empat Indikator Utama Kecamatan Sehat :


a. Lingkungan Sehat.

b. Perilaku Sehat.

c. Cakupan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu.

d. Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan.

A.1.3. Misi Puskesmas.

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

4
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana,
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya.
A.1.4. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah pendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.1
Mendukung tercapainya pembangunan Nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah Puskesmas untuk mewujudkan Indonesia Sehat.1
A.1.5. Fungsi Puskesmas

1. Pusat Pengerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan


Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau
penyelenggarakan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, agar berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu, puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya khususnya untuk pembangunan
kesehatan dan pencegahan penyakit serta pemulihan kesehatan. 1
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

5
Puskesmas selalu berupaya agar baik perorangan, keluarga dan
masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan, pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. 1
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan seimbang.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayananyang bersifat
pribadi (private goods)dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan, sedangkan untuk puskesmas
tertentuditambah dengan rawat inap. 1
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
umum atau public goods dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
memberantas penyakit, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
serta berbagai program kesehartan masyarakat lainnya.1

A.2. Kedudukan, Organisasi dan Tata kerja

6
A.2.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
sistem kesehatan Nasional dan sistem kesehatan Kab/Kota dan sistem
Pemerintah daerah
1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan strata pertama


yang menggerakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya

2. Sistem Kesehatan Kab/Kota

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan


Kab/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan Kab/Kota di wilayah kerjanya

3. Sistem Pemerintahan Daerah

Puskesmas adalah UPT Dinkes kab/kota yang merupakan unit


struktural Pemda di tingkat Kecamatan

4. Antar Sarana Kesehatan Strata Pertama

Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan


kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan Puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan

7
Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.1
5. Organisasi

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Puskesmas tergantung pada kegiatan dan


beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur
organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan peraturan daerah.
Struktur Organisasi Puskesmas:1

1. Kepala Puskesmas

2. Unit Tata Usaha

- Data dan informasi

- Perencanaan dan penilaian

- Keuangan

- Umum dan kepegawaian

3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas

- Upaya kesehatan masyarakat

- Upaya kesehatan perorangan

4. Jaringan Pelayanan Puskesmas

- Unit Puskesmas Pembantu (Pustu)

- Unit Puskesmas Keliling (Pusling)

8
- Unit Bidan di desa/Komunitas.

b. Kriteria Personalia

Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas


disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
puskesmas. Khusus untuk kepala puskesmas kriteria tersebut harus
seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup kesehatan masyarrakat.1

c. Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan


kesehatan di tingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab
tersebut besarnya peran kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan dan
pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan maka jabatan kepala
Puskesmas setingkat dengan eselon III-B.
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk
menjabat eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan
kriteria kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan
yang kurikulum pendidikannya mencakup bidang kesehatan
masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.1
6. Tata Kerja
a. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkordinasi dengan
kantor Kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan
ditingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerak pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian.
Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumberdaya masyarakat
oleh Puskesmas, koordinasi dengan kantor Kecamatan mencakup pula
kegiatan fasilitasi.
b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

9
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas kesehatan
kabupaten/lota. Dengan demikian secara teknis dan administrative,
Puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan
kabupaten/kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan kabupaten/kota
bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif
dan teknis kepada Puskesmas.
c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta. Puskesmas menjalin kerasama
termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan
tekni, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
d. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit
(Kbupaten/Kota), dan berbagai balai kesehatan masyarakat (Balai
Pengobatan Penyakit Paru Paru, Balai Kesehatan Indra Masyarakat),
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat brujukan, seperti Dinas kesehatan kabupaten/kota. Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh
dalam koordinasi Dinas kesehatan kabupaten/kota.
e. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab, Puskesmas sebagai unitpelaksanaan teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang

10
dibebankan oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk hasil yang
optimal, penyelenggarakan pembangunan kesehatan tersebut harus
dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait, sedangkan
di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain
ditingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
f. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif
tersebut diwujudkan melalui pembentuk Badan Penyantun Puskesmas
(BPP), yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti : tokoh
masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta
dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra Puskesmas dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan.1,3

B. UPAYA DAN AZAZ PENYELENGARAAN PUSKESMAS


B.1. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni
terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UKP)
dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang keduanya jika di tinjau dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanankesehatan tingkat pertama.
Upaya tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu:1
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya Kesehatan
Wajib tersebut adalah :

11
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan di pilih dari daftar upaya kesehatan
pengembangan puskesmas yang telah ada yaitu:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Keluarga
c. Upaya Kesehatan Olahraga
d. Upaya Kesehaatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional

B.2. Azaz Penyelenggaraan Puskesmas


Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu.Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari
ketiga fungsi puskesmas. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud
adalah :1
1. Azas Pertanggung jawaban

12
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggaldi wilayah kerjanya. Berbagai
kegiatan yang harus dilaksanakan puskesmas antara lain:
a. Mengerakkan pembangunan di berbagai sektor di kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Memelihara setiap upaya kesehatanstrata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata


dan terjangkau di wilayah kerja.

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan,keluarga dan
masyarakat agar berperan aktif dalam setiap upaya puskesmas.
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam
rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu , Polindes, Bina Keluarga
Balita (BKB)
b. Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi)
c. Upaya kesehatan sekolah : Dokter Kecil, Dokter Remaja, UKS,
UKGS.
d. Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Polmair
Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL), Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN).
e. Upaya Usia Lanjut : Posyandu Lansia

13
f. Upaya Kesehatan Kerja : Pos UKK.
g. Upaya Kesehatan Jiwa : Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat.
h. Upaya Pengobatan Tradisional : Taman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Batra.
i. Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan: Dana Sehat, Tabungan
Ibu Bersalin (Tabulin).
3. Azas Keterpaduan
Dibedakan menjadi:
a. Keterpaduan Lintas Program : Memadukan beberapa program
sehingga menjadi satu yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
b. Keterpaduan Lintas Sektor : Memadukan penyelenggaraan upaya
Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan.
4. Azas Rujukan
Azaz penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan
yang merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbale
balik, baik secara vertical dalam arti dari satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, mampu secara
horizontal dalam arti antar strata saranan pelayanan kesehatan yang
sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
- Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic
- Rujukan bahan pemeriksaan
- Rujukan ilmu pengetahuan
b. Rujuakan upaya kesehatan masyayarakat
- Rujukan sarana logistik
- Rujukan tenaga

14
- Rujukan operasional

B. MANAJEMEN PUSKESMAS
Menurut Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.1

Manajemen Puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian


kegiatan yang bekerja secara sinergik, sehingga menghasilkan keluaran yang
efisien dan efektif.Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban.
Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan.3

C.1 Perencananan
Perencanaan adalah suatu penyusunan rencana tahunan puskesmas
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana
tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan
upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan.1
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Jenis upaya ini meliputi Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana,
Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan penyakit
Menular serta Upaya pengobatan.3
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas
adalah sebagai berikut :1,3
a Menyusun usulan kegiatan
Dalam menyusun usulan kegiatan maka harus memperhatikan
kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah serta sesuai

15
dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi dalam
Puskesmas. Usulan tersebut disusun dalam bentuk matriks.
b Mengajukan usulan kegiatan
Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan
pembiayaan dari dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam pengajuan
usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin,
sarana dan prasarana serta operasional Puskesmas besertapembiayaan.
c Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan Puskesmas adalah menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota (Plan of Action). Disusun dalam bentuk
matriks.
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan Puskesmas yang sudah ada, atau upaya inovasi yang
dikembangkan sendiri. Langkah dalam perencanaan upaya kesehatan
pengembangan mencakup hal-hal sebagai berikut :1,3
a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
1) Melalui survey mawas diri
Kegiatan Pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki untuk
mengatasi masalah tersebut. Tahapan Pelaksanaan:
1) Pengumpulan data primer
2) Pengolahan data
3) Penyajian data berupa masalah dan potensi

2) Melalui Delbecq Technique


Perumusan masalah dan identifikasi potensi melalui
kesepakatan sekelompok orang yang memahami masalah
tersebut. Tahapan pelaksanaan:
1) Pembentukan tim
2) Menetapkan kriteria penilaian masalah

16
3) Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria
penilaian dilengkapi denganuraian tentang potensi yang
dimiliki

b. Menyusun Usulan Kegiatan


Melalui musyawarah masyarakat: pertemuan masyarakat
yang dihadiri oleh para pemimpin baik formal maupun non formal
untuk merumuskan masalah kesehatan. Tahapan Pelaksanaan:

1) Pemaparan daftar masalah kesehatan dan potensi yang


dimiliki
2) Membahasa dan melengkapi urutan prioritas masalah
3) Membahasa dan melengkapi potensi penyelesaian masalah
yang dimiliki
4) Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai dengan
potensi
5) Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah
dalam bentuk Gantt Chart
6) Mengajukan Usulan Kegiatan
7) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.
c. Mengajukan usulan kegiatan
Pengajuan usulan kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/kota
bertujuan untuk mendapat pembiayaan dari pemerintah atau
penyandang dana lain.
d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh Puskesmas adalah
menyusun rencana kegiatan yang telah disetujui oleh dinas

17
kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana lain dalam
bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan
wilayah (maping).
C.2. Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan
Puskesmas, baik rencanatahuan upaya kesehatan wajib maupun
rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan dalam mengatasi
maslah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Langkah-langkah
dalam pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :1,3
a. Pengorganisasian
Terdapat dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan
yaitu pengorganisasian dalam penentuan penanggungjawab dan
pelaksana untuk setiap kegiatan serta pengorganisasian dalam
penggalngan kerja sama tim secara lintassektoral.
b. Penyelenggaraan
Dalam langkah ini penanggungjawab dan pelaksana yang
telah ditentukan pada pengorganisasian ditugaskan untuk
menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana
Puskesmas.
c. Pemantauan
Kegiatan pemantauan dilakukan secara berkala dan mencakup
hal-hal sebagai berikut :
1) Melakukan telaah penyelenggaran kegiatan dan hasil yang
dicapai meliputi telaahan internal ( telaahan bulanan ) dan
telaahan eksternal ( telaahan triwulanan ).
2) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan
sesuai dengan pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah
dan hambatan yang ditemukan dari telaahan bulanan dan
triwulanan.
d. Penilaian
Dilakukan pada akhir tahun anggaran dan mencakup hal-hal
sebagai berikut :

18
1) Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiaatn dan
hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan
standar pelayanan.
2) Menyusun saran peingkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai
dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang
ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.
C.3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses
memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan
pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan
perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Kegiatan
dalam pengawasan dan pertanggungjawaban mencakup :1
a. Pengawasan
Pengawasan dibedakan menjadi pengawasan internal dan
pengawasan eksternal. Pengawasan internal dilakukan oleh atasan
secara langsung, sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh
masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi
pemerintah yang terkait.
b. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala Puskesmas harus
membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup
pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai
sumber daya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait
lainnya termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas.

BAB III
HASIL PENGAMATAN

19
A. KONDISI LINGKUNGAN
A.1. Data atau Peta Wilayah
Puskesmas Mijen terletak di wilayah Kelurahan Mijen tempatnya di
bagian barat Kota Semarang pada Jl. RM. Hadi Soebeno Kelurahan
Kedungpane No. 146-148 Semarang,berlokasi di Kecamatan Mijen.
a. Luas wilayah
Puskesmas Mijen memiliki sepuluh kelurahan binaan. Kesepuluh
kelurahan binaan mempunyai luas wilayah 3.667.924 Ha dangan batas-
batas wilayah :
Utara : Kecamatan Ngaliyan
Selatan : Kecamatan Boja/Kabupaten Kendal
Barat : Kabupaten Kendal
Timur : Kecamatan Gunungpati
b. Wilayah Kerja Puskesmas
- Kelurahan Kedungpane
- Kelurahan Jatibarang
- Kelurahan Jatisari
- Kelurahan Mijen
- Kelurahan Pesantrenan
- Kelurahan Wonolopo
- Kelurahan Wonoplumbon
- Kelurahan Tambangan
- Kelurahan Cangkiran
- Kelurahan Ngadirgo

A.2. Keadaan Penduduk


a. Demografi
Puskesmas Mijen memiliki 10 kelurahan binaan untuk tahun 2013
dan mempunyai jumlah penduduk 57.887 jiwa. Berikut ini gambaran
penduduk kecamatan Mijen berdasarkan golongan umur:
Tabel 3.1. Distribusi penduduk berdasarkan golongan umur
Golongan Umur Jumlah Penduduk
0-6 tahun 6793

20
7-12 tahun 8227
13-18 tahun 8757
19-24 tahun 9492
25-55 tahun 14.969
56-79 tahun 7371
80 tahun 1621
Jumlah 57.887

b. Peran Serta Masyarakat


Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mijen selain
memanfaatkan pelayanan puskesmas juga memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan lain baik itu rumah sakit
swasta, pemerintah maupun praktek dokter atau bidan swasta yang
berdekatan dengan lokasi Puskesmas Mijen. Peran serta Puskesmas dapat
dilihat dalam kegiatan posyandu balita, posyandu lansia, hingga kegiatan
senam lansia.

c. Status Pendidikan
Status pendidikan penduduk kecamatan Mijen antara lain:
Tabel 3.2. Distribusi penduduk berdasarkan status pendidikan
Status Pendidikan Jumlah Penduduk
Belum sekolah 6721
Tidak tamat SD 3798
Tamat SD 15424
Tamat SLTP 10735
Tamat SLTA 11466
Tamat akademi 5107
Tamat perguruan tinggi 3253
Buta huruf 726

Berdasarkan data semester pertama tahun 2013 sebagian besar


penduduk di Kecamatan Mijen merupakan tamatan SD dan masih terdapat
726 orang yang buta huruf.
d. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk kecamatan Mijen antara lain:

21
Tabel 3.3. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Penduduk
Petani 11.632
Pengusaha 118
Pegrajin/ industri kecil 224
Buruh 8064
Pedagang 1002
Pengangkutan 227
PNS 864
ABRI 246
Pensiunan 411
Peternak 2260
Lain-lain 126

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar


penduduk di Kecamatan Mijen bermatam pencaharian sebagai petani.
B. INPUT
B.1. Visi-Misi Puskesmas Mijen
a. Visi
Puskesmas Mijen dengan Kualitas Prima Menjadi Andalan Kota
Semarang.
b. Misi
- Memiliki motivasi dan profesionalisme dalam bekerja.
- Mengutamakan pelayanan kesehatan menyeluruh.
- Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
- Mengoptimalkan teknologi dan informasi yang terdepan.
- Mendorong kemandirian dan keaktifan masyarakat dalam upaya
kesehatan.

22
B.2. Ketenagaan dan Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi
Puskesmas Mijen dipimpin oleh seorang kepala puskesmas yang
mempunyai beberapa staf dalam membantu menjalankan program dan
pelayanan puskesmas. Bagan struktur organisasi Puskesmas Mijen.

b. Ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM)


Ketenagaan yang ada di Puskesmas Mijen memiliki 5 orang dokter
umum, seorang dokter gigi, 9 orang perawat, seorang perawat gigi, 8
orang bidan, 2 orang analis, seorang petugas higieni sanitasi dan seorang
petugas gizi yang masing-masing memiliki tugas pokok, tugas interasi dan
tugas tambahan yang berbeda.

23
B.3. Sumber Dana (Money)
Sumber dana puskesmas mijen pada tahun 2013 berasal dari dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara II (APBD II) sebesar Rp
639.732.129,00 dan telah terealisasikan sebesar Rp. 615.439.095,00; dana
lainnya berasal dari Biaya Operasional Kesehatan (BOK), retribusi
pendapatan, kerjasama dengan ASKES, namun data rinciannya tidak kami
dapatkan.
B.4. Sarana-Pelayanan (Material)
a. Sarana
Puskesmas Mijen memiliki beberapa sarana sebagai berikut :
1) Bangunan Fisik
a) Bangunan rawat inap yaitu :
Ruang UGD, satu untuk V K dan Nifas , 9 ruangan dengan 25 bed,
ruang jaga perawat, dapur, ruang laboratorium, dan musolla.
Ruangan rawat inap untuk saat ini hanya dibedakan menjadi ruang
perawatan untuk pasien laki-laki dan perempuan. Belum ada
ruangan khusus untuk rawat inap pasien anak-anak dan ruang isolasi
untuk merawat pasien yang menderita penyakit menular misalnya
TBC dan lain lain
b) Bangunan rawat jalan yaitu:
Ruang loket, ruang tata usaha, ruang kepala puskesmas, ruang
pelayanan KIA/ KB, ruang pengobatan gigi dan mulut, ruang balai
pengobatan umum, ruang farmasi, ruang pelayanan kesehatan
remaja. Namun saat ini sedang dalam tahap renovasi sehingga
kegiatan rawat jalan berlangsung di gedung rawat inap dan UGD.
c) Ruang rontgen

2) Peralatan Medis
- Alat Rontgen : 1 buah
- Alat ECG : 1 buah (rusak)
- Citoject : 2 buah

24
- Scaller ultra sonic : 2 buah
- Nebulaizer : 2 buah
- Pulverizer : 1 buah
- Spektro Photometer : 1 buah
- Haemocitometer : 1 buah
- HB meter : 1 buah
- Coulter : 1 buah
- Dental unit : 2 buah
3) Peralatan Non Medis
- Mobil Ambulance : 1 buah
- Mobil Puskesling : 1 buah
- Sepeda Motor : 7 buah (4 kurang baik)
- Tabung pemadam kebakaran: 5 buah
- Tabung O2 : 6 buah
- Mesin ketik : 7 buah (2 kurang baik)
- Mesin ketik elektrik : 1 buah
- Kursi roda : 2 buah (1 rusak)
- Komputer : 7 buah
- Genset : 1 buah
- Sofa tunggu : 14 buah
- Kursi rapat : 50 buah
- Note Book : 1 buah
- Mesin cuci : 1 buah

4) Obat-obatan
Obat-obatan cukup namun masih ada beberapa jenis obat yang tidak
tersedia atau sebagian masih kurang. Mengingat Puskesmas dengan
Rawat Inap sebaiknya jenis obat obat yang ada disesuaikan dengan
kebutuhan yang sering digunakan untuk pelayanan Rawat Inap.
5) Peralatan Laboratorium
- Peralatan untuk pemeriksaan darah dan urine sederhana dan
pemeriksaan serologi sederhana .
- Pemeriksaan kimia darah berkerjasama dengan pihak swasta
- Mikroskop 1 buah
- Hematologi sederhana .
b. Produk Pelayanan
1) Dalam gedung
- Pelayanan Pengobatan Umum Sederhana
- Pelayanan Bedah Sederhana

25
- Pelayanan KIA (pemeriksaan ibu hamil, imunisasi, tumbuh kembang )
- Pelayanan KB suntik , susuk , spiral , pil
- Pelayanan Imunisasi Calon Pengantin
- Pelayanan Konsultasi Gizi
- Pelayanan Klinik Sanitasi
- Pelayanan Obat
- Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan pengobatan gigi
- Pelayanan KIR Sehat
- Pemeriksaan kesehatan Haji
- Puskesmas Santun Usila
- Rontgen
- IGD

2) Luar gedung
- Puskesling
- Posyandu
- Posyandu lansia
- Perkesmas
- Penyuluhan Kesehatan
- Promosi PHBS
- Kegiatan UKS
- Inspeksi Sanitasi
- Pemeriksaan Jentik
- Penyelidikan Epidemiologi
3) Rawat inap
- Persalinan normal
- Pelayanan Rawat Inap untuk dewasa/anak untuk penyakit-penyakit
yang dapat ditangani oleh dokter umum.
Untuk pemasaran telah dilakukan pendekatan dengan :
- Perusahaan Swasta disekitar Puskesmas
- Dokter / Bidan / Poliklinik Swasta
- Lintas Sektoral

26
- Kader dan Tokoh masyarakat

B.3. Metode Kerja


Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan baik upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan petugas puskesmas berdasar pada
Standart Operating Procedure (SOP). SOP yang dimiliki Puskesmas Mijen
antara lain:
1. SOP ANC 18. SOP pelayanan pencabutan gigi
2. SOP pelayanan DBD
sulung
3. SOP pelayanan hipertensi
19. SOP odontektomi
4. SOP inspeksi sanitasi rumah
20. SOP laboratorium
5. SOP pelayanan gizi buruk
21. SOP kamar obat
6. SOP santun lansia
22. SOP pneumonia
7. SOP otopsi/ visum hidup
23. SOP penanganan ISPA
8. SOP otopsi/ visum mati
24. SOP penanganan diare
9. SOP pelayanan sesak nafas
25. SOP penanganan diabetes
10. SOP pelayanan kecelakaan
11. SOP pelayanan intoksikasi mellitus
12. SOP shock anafilaktik 26. SOP imunisasi
13. SOP penanganan abortus 27. SOP pelayanan infeksi saluran
14. SOP pelayanan persalinan
kemih
normal 28. SOP penanganan gastritis pada
15. SOP pelayanan perdarahan
dewasa
antepartum 29. SOP pelayanan stimulasi deteksi
16. SOP pelayanan pasca keguguran
dan intervensi dini tumbuh
17. SOP pelayanan pencabutan gigi

27
permanen kembang anak
30. SOP promosi ASI eksklusif

C. PROSES MANAJEMEN
1. Perencanaan Kegiatan (RTP)
Rencana tahunan puskesmas di puskesmas Mijen sudah dibuat satu kali
dalam setiap tahunnya.
2. Pelaksanaan
Lokakarya Mini di Puskesmas Mijen dilaksanakan per satu bulanan dan
tiga bulanan. Lokakarya Mini satu bulanan sudah dilakukan secara rutin,
namun bila ada kegiatan khusus maka pelaksanaannya dapat lebih dari satu
kali. Pelaksanaan lokakarya mini per-Januari 2014 telah dilakukan pada
tanggal 9 Januari 2014.
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Mijen :
1) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA KB)
a. Man (petugas program KIA KB):
i. Nama : Surti Prastyaning , Am.Keb
Profesi : Bidan pelaksana lanjutan
Tugas pokok : Pelayanan KIA
Tugas integrasi : laporan KIA
Tugas tambahan : Posyandu Balita / Lansia
Puskesling
ii. Nama : Sujilah, Am.Keb
Profesi : Bidan Pelaksana Lanjutan
Tugas pokok : Pelaksana Pelayanan KIA
Tugas integrasi : KB, koordinator kegiatan lansia
Tugas tambahan : Posyandu Balita / Lansia
iii. Nama : Handayani Am.Kep
Profesi : Perawat pelaksana lanjut

28
Tugas pokok : Pelayanan MTBS
Tugas integrasi : Koordinator perkesmas
Laporan perkesmas
Laporan MTBS, MTBM
Laporan ISPA
SIMPUS MTBS
Tugas tambahan : Posyandu balita/ lansia
b. Metode atau kegiatannya meliputi:
1. Kesehatan Maternal dan Neonatal
- Pelayanan Kesehatan bagi bumil sesuai standart untuk
kunjungan lengkap
- Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk
pendampingan persalinan dukun oleh tenaga kesehatan
sesuai standar
- Pelayanan nifas lengkap ( ibu & neonatus ) sesuai standar
(KN)
- Kunjungan ibu nifas
- IVA
- Penyuluhan ibu hamil, penyuluhan ASI esklusif
2. Pelayanan KB
- Suntik KB
- Pemasangan IUD
- Pelayanan komplikasi KB
3. Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah
- Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang
balita (untuk kontak pertama)
- Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak
pra sekolah / apras (untuk kontak pertama)
- MTBS

29
4. Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja
- Kegiatan penjaringan kesehatan di SD/MI
- Kegiatan penjaringan kesehatan di SLTP/MTS
- Kegiatan penjaringan kesehatan di SMU/MA
- Pembinaan UKS / UKGS di SD / MI
- Pembinaan UKS / UKGS di SLTP / MTS
- Pembinaan UKS / UKGS di SMU / MA
- Pelatihan dokter kecil
- Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja di Puskesmas
c. Money:
Dana berasal dari dana APBD
d. Material:
Timbangan, stetoscope, stetoscope leanec, pita pengukur, tensimeter,
spuit, obat KB, penlight, buku kontrol.
e. Marketing:
- Penyuluhan terhadap ibu hamil maupun ibu dengan balita di luar
gedung (posyandu)
- Penyuluhan terhadap ibu dengan balita, ibu hamil maupun pasangan
usia subur yang datang untuk mendapat pelayanan di dalam gedung.
f. Proses:
Pasien yang datang di anamnesis, diberikan inform consent lalu
diperiksa fisik dan dilakukan tindakan bila perlu, pasien di edukasi, dicatat
pelayanan yang telah didapatkan dalam rekam medis dan buku kontrol, lalu
data disimpus, selanjutnya data dibuat dalam laporan bulanan. Apabila
keluhan pasien tidak dapat ditangani maka pasien diberikan rujukan
internal atau rujukan ke sarana kesehatan yang lebih tinggi.

30
g. Outputnya meliputi:
1. Kesehatan Ibu dan KB
No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah deteksi dini bumil risiko tinggi oleh 91 60
tenaga kesehatan
2 Jumlah kunjungan K4 65 93
3 Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan 6,5 93
4 Jumlah bumil, bulin dan bufas risiko tinggi/ 79,7 100
komplikasi yang dirujuk
5 Jumlah akseptor KB yang dilayani 50 100

2. Kesehatan anak
No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah kunjungan neonatus 100 90
Jumlah kunjungan bayi 24 90
2 Jumlah bayi berat lahir rendah 100 100
yang dirujuk
3 Jumlah kematian bayi yang 100 100
ditemukan dan diotopsi verbal
4 Jumlah SD/ MI yang 100 75
memenuhi syarat kesehatan
5 Jumlah kunjungan bayi 24 90
6 Jumlah bayi risiko tinggi yang 1,2 100
dirujuk
7 Jumlah siswa SD yang dijaring 98,3 100

3. Kesehatan remaja
No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah siswa SLTP/ MTS kelas 1 yang 100 75
diperiksa
2 Jumlah siswa SMA/ SMK/MA kelas 1 100 75

31
yang di periksa
3 Jumlah remaja yang mendapat tablet Fe 8,5 100
4 Jumlah remaja yang mendapatkan 41,6 100
penyuluhan realisasi.

2) Pemberantasan Penyakit Menular


a. Man (petugas) :
i Nama : Dwi Fajar Asmarawati, Am.Kep
Profesi : Perawat
Jabatan : Perawat pelaksana
Tugas pokok : Pelayanan BP Umum
Penanggung Jawab Program TB
Tugas integrasi : Laporan W2S
Laporan campak
Laporan LB1 Penyakit
Tugas tambahan : Posyandu Balita/Lansia
b. Metode :
Kegiatan pokoknya meliputi:
1) Penyuluhan penyakit menular
2) Pemantauan di lapangan apabila terdapat kasus Kejadian Luar Biasa
(KLB)
3) Pelayanan Imunisasi
- BCG
- DPT/HB3
- Campak
- Polio 4
- DT pada murid SD/MI kelas 1
- Campak pada murid SD/MI kelas 1
- TT BIAS
- TT Bumil
- HB0
4) Pengamatan Epidemiologi
- Tindak lanjut penanggulangan KLB (PE)
- Pemantauan Wilayah Setempat
- Penemuan kasus AFP
- Pembuatan laporan: mingguan dan bulanan.
5) Pemberantasan penyakit
a) Diare

32
- Penemuan kasus diare di Puskesmas
- Penanganan kasus dan balita dengan diare
- Pelaksanaan pojok oralit
b)ISPA
- Penemuan kasus pneumonia di Puskesmas
- Penanganan kasus dan balita dengan pneumonia
c) Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)
- Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi (PE) semua kasus
DBD
- Pelaksanaan fogging sesuai standar (SOP)
- Pelaporan PE DBD

d)TB paru
- Pengambilan dan fiksasi sputum tersangka penderita TB
paru
- Penemuan dan pengobatan penderita TB Paru (DOTS) BTA
Positif
- Penemuan dan pengobatan penderita TB Paru (DOTS) BTA
Negatif
c. Money :
Dana berasal dari dana APBD
d. Material :
Jarum, oralit, pot sputum, alat transportasi (sepeda motor)
e. Marketing :
- Penyuluhan terhadap berbagai macam penyakit menular
- Penyuluhan terhadap pencegahan penyakit menular, dan
penatalaksanaanya
- Penyuluhan mengenai kesadaran penderita untuk patuh dalam
penatalaksanaan penyakit menular
f. Proses :
Pasien yang datang dianamnesis yang mengarah pada gejala penyakit
menular, dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui pasien tersebut penderita atau bukan.
Kemudiam diberi obat penanganan, dan diedukasi untuk kontrol supaya
mengetahui hasil pemeriksaan penunjangnya. Jika terbukti sebagai

33
penderita, diberikan edukasi untuk mencegah penularan dengan diberi
alat khusus misalnya masker dan untuk pengobatan yang rutin.

g. Output pelaksanaan kegiatan diantaranya:


1) Pelayanan imunisasi
No Jenis Kegiatan Realisasi (%) Target (%)
1 Pelayanan imunisasi BCG realisasi 67 95
2 Pelayanan imunisasi DPT/HB3 84 90
3 Pelayanan imunisasi campak 75 90
4 Pelayanan imunisasi polio 4 71,7 90
5 Pelayanan imunisasi DT pada 100 98
murid SD/MI kelas 1
6 Pelayanan imunisasi campak pada 100 98,5
murid SD/MI kelas 1
7 Pelayanan imunisasi TT BIAS 100 98
8 Pelaksanaan imunisasi HB0 14,5 10
9 Tingkat kelengkapan prasarana 100 100
medis
10 Tingkat kepatuhan provider 100 100
terhadap SOP

2) Pengamatan epidemiologi
No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Grafik mingguan penyakit potensi 100 100
wabah
2 Tindak lanjut penanggulangan KLB 100 100
3 Pemantauan wilayah setempat 100 100
4 Penemuan kasus AFP 100 100
5 Kelengkapan laporan mingguan/ W- 100 100
2 realisasi
6 Kelengkapan laporan bulanan/ C-1 100 100
8 Ketepatan laporan mingguan/ W-2 100 100
9 Ketepatan laporan bulanan/ C-1 100 100

34
3) Pemberantasan penyakit
No Jenis Kegiatan Realisasi Target
1. Angka kesembuhan penderita TB BTA + 88 85
2. Pengambilan & fiksasi sputum tersangka 25 100
penderita TB paru
3. Penemuan kasus BTA + pada penderita 68,5 80
TB baru
4. Penderita TB paru yang diobati dengan 54,8 100
strategi DOTS
5. Penderita TB baru BTA positif yang 94,1 100
konvensi
6. Tingkat kelangsungan pengobatan Tb 100 100
paru
7. Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP 100 100
pelayanan TB paru
8. Kasus IMS yang diobati 100 100
9. Tersangka kasus HIV atau AIDS yang 0 0
ditemukan
10. Kasus IMS yang ditangani sesuai standar 100 100
11. Balita dengan diare yang di tangani 100 100
12. Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP 100 100
pelayanan diare
13. Berfungsinya pojok oralit 100 100
14. Balita dengan pneumonia yang 95 100
ditemukan/ yang ditangani
15. Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP 95 100
pelayanan ISPA
16. Pelaksanaan PE semua kasus DBD 100 100
17. Ketepatan laporan PE DBD (<24 jam) 100 100

3) Upaya Promosi Kesehatan


a. Man:
Nama : Pujo Yuwono, Am. Kep

35
Profesi : Perawat
Jabatan : Perawat Penyelia
Tugas Pokok : Pelayanan Pustu Jatibarang
Tugas Integrasi : Pelaksana Promosi Kesehatan
Tugas Tambahan : Posyandu Balita/Lansia
b. Money:
Dana berasal dari APBD
c. Material:
Pamflet, poster, flipchart
d. Metode atau kegiatannya berupa:
1. Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
pengkajian hingga intervensi PHBS pihak puskesmas pada :
a) Rumah Tangga
b) Institusi Pendidikan
c) Sarana Pelayanan Kesehatan
d) Tempat Umum
2. Kampanye Pemberdayaan Masyarakat
a) Kunjungan ke Posyandu 10x per tahun
b) Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga
c) Pembinaan Battra
d) Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
e) Pembinaan desa/kelurahan siaga
e. Marketing:
Dengan penyuluhan didalam maupun diluar gedung.

f. Proses:
Menentukan rencana kegiatan, kemudian menentukan sasaran
promosi kesehatan, melakukan kerjasama lintas program yang sesuai
dengan target promkes, mempersiapkan kebutuhan promkes,
melakukan promosi kesehatan, melakukan pengecekan pemahaman
tentang materi yang disampaikan, pelaporan kegiatan, evaluasi hasil
kegiatan.
g. Output kegiatannya sebagai berikut:
1) Kampanye PHBS
No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah institusi pendidikan 82 100

36
2 Jumlah sasaran pelayanan kesehatan 44 20
3 Jumlah tempat-tempat umum (tempat 63 30
ibadah, dan lain-lain)
4 Intervensi PHBS yang dilakukan 22 100
puskesmas pada rumah tangga
5 Institusi pendidikan (sekolah, 100 100
madrasah)
6 Sarana pelayanan kesehatan (RS, BP, 89 100
Klinik 24 jam, BP gigi, dll)
7 Jumlah tempat-tempat umum (tempat 92 100
ibadah, warung, Ponpes, dll)

2) Kampanye pemberdayaan masyarakat


No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah kunjungan ke posyandu >10 kali 100 100
pertahun
2 Penyuluhan tamanan obat keluarga 83 100
3 Pembinaan battra 100 100
4 Gerakan PSN 100 100
5 Pembinaan desa atau keluarga siaga 100 100

3) Penyuluhan program kesehatan


No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 KIA realisasi 83 48
2 KB 100 48
3 TB 36 48
4 GIZI 100 48
5 NAPZA 100 48
6 IMS dan HIV/AIDS 35 48
7 Penyakit potensial wabah (DBD, 100 48
diare, keracunan)

4) Upaya Kesehatan Lingkungan

37
a. Man atau penanggung jawab :
Nama : Yuli Kurniasih Purwanti, SKM
Profesi : Sanitarian
Jabatan : Sanitarian Pelaksana Lanjutan
Tugas Pokok : Penanggung Jawab Sanitasi

Tugas Integrasi :
i. Koordinator Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
ii. Pembuku
Tugas Tambahan:
i. Posyandu Balita/Lansia
ii. Bendahara Jamkesmas
iii. Bendahara Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK)
iv. Wakil Manager ISO 9001:2008
b. Money:
Dana berasal dari APBD dan BOK
c. Material:
Senter, wadah, sampel air maupun makanan.
d. Metode atau kegiatannya meliputi:
- Pengamatan, pengawasan dan pengendalian kualitas air bersih.
- Pengamatan, pengawasan dan pengendalian Tempat-Tempat Umum
(TTU) / Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (TPMM).
- Pengawasan dan pengendalian penyehatan lingkungan pemukiman.
- Pemberdayaan masyarakat.
e. Marketing:
Dengan penyuluhan terhadap warga dan di tempat-tempat umum.
f. Proses:
Menentukan rencana kegiatan, kemudian menentukan sasaran, lalu
mendatangi tempat yang diperiksa kesehatan lingkungannya,
pengamatan, pengambilan sampel air/ minuman, sampel kemudian
dikirim ke laboratorium, setelah hasilnya keluar lalu di evaluasi,
kemudian petugas melakukan penyuluhan terhadap keluarga sasaran.

g. Outputnya:
1) Pengawasan dan pengendalian kualitas air

38
No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah sampel air bersih yang 89 100
diambil dan diperiksa
2 Jumlah sampel air bersih yang 89 100
tidak memenuhi syarat dan
dilakukan intervensi

2) Pengawasan dan pengendalian TTU/ TPMM


No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah TTU yang diperiksa 86 30
2 Jumlah TTU yang tidak memenuhi 8 tempat 8 tempat
syarat dan dilakukan intervensi
3 Jumlah TPM yang diperiksa 100 30
4 Jumlah TPM yang tidak memenuhi 100 100
syarat dan dilakukan intervensi

3) Pengawasan dan pengendalian penyehatan lingkungan pemukiman


No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 Jumlah TPS yang diperiksa 100 100
2 Jumlah rumah yang diperiksa 100 30
Jumlah rumah diperiksa yang tidak 100 100
memenuhi syarat dan dilakukan
intervensi
3 Jumlah SAB yang diperiksa 100 30
4 Jumlah jamban yang diperiksa 100 50
5 Jumlah jamban diperiksa yang tidak 100 100
memenuhi syarat dan dilakukan

39
intervensi

5) Upaya Pengobatan
a. Man :
Penanggungjawab pelayanan pengobatan :
Nama : dr. Aprilia Mahatmanti
Profesi : Dokter umum
Jabatan : Dokter pertama
Tugas pokok :Penanggung Jawab Pelayanan
Pengobatan
Tugas integrasi : Penanggung jawab IVA
Tugas tambahan : Posyandu Lansia, Sekertariat ISO 9001
: 2008
b. Metode Kegiatannya meliputi:
1) Anamnesis
2) Pemeriksaaan fisik
3) Tindakan pengobatan
4) Pelayanan bedah minor
5) Pelayanan farmasi
6) Rujukan
c. Money :Dana berasal dari dana
APBD
d. Material :Tensi, stetoscope,
termometer, senter, timbangan, alat suntik, bed tidur
e. Proses :
Pasien datang dianamnesis , dilakukan pemeriksaan tanda vital,
pemeriksaan fisik, tindakan medis, pemberian resep obat.

f. Outputnya :
No Jenis Kegiatan Realisasi Target

1 Ada dan terisi lengkap buku register, 3 buku 3 buku


CM pasien dan inform consent realisasi
3 buku (target 3 buku),
2 Adanya SOP kegiatan untuk jenis 11 SOP 5 SOP
pelayanan
3 Jumlah kasus GD yang ditangani di 100 100
puskesmas

40
4 Jumlah kasus GD yang dirujuk ke RS 100 100
5 Penulisan resep yang rasional 100 100
6 Kelengkapan peralatan medis sesuai 100 100
standart
7 Penataan obat di ruang obat puskesmas 100 100
8 Penyimpanan/ penataan obat 100 100
9 Pengemasan dan pelabelar obat 100 100
10 Meracik obat 100 100
11 Penyerahan obat 100 100

6) Upaya Perbaikan Gizi


a. Man
Penanggungjawab pelayanan gizi :
Nama : Erly Sentiaomina, AMG
Profesi : Nutrisionis
Jabatan : Nutrisionis Pelaksana Lanjutan
Tugas pokok : Penanggung Jawab Pelayanan Gizi
Tugas integrasi:
i. Pembina Kader Posyandu
ii. Koordinator Penyuluhan Gizi
Tugas tambahan : Posyandu Balita/Lansia
b. Metode
atau Kegiatan pokok :
1) Peningkatan pendidikan gizi
2) Penanggulangan bumil Kurang Energi Kronis (KEK)
3) Penanggulangan bumil Anemia Gizi Besi
4) Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
5) Pemantauan Berat Badan Balita
6) Peningkatan Survailans Gizi
7) Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat
c. Money :
Dana berasal dari dana APBD
d. Material :
buku z score,timbaangan, pita pengukur, mineral mix, menu makanan
ideal, vitamin .

41
e. Marketin
g :Penyuluhan mengenai gizi seimbang
f. Proses :
- Pasien yang datang merupakan pasien rujukan dari BP umum
atau MTBS
- Dilakukan anamnesis
- Dilakukan konseling gizi
- Diberi edukasi untuk datang kembali untuk melihan apakah
program sudah berhasil atau belum.
g. Outputnya:
No Jenis kegiatan Realisasi Target

1 Jumlah balita yang naik berat badannya 100 80


2 Jumlah balita BGM 5 3
3 Jumlah balita gizi buruk yang dilacak 100 100
4 Jumlah ibu nifas mendapat vitamin A 2 kapsul 100 80
5 Jumlah gizi buruk mendapat perawatan 100 100
6 Jumlah bumil yang mendaoat 120 tablet Fe 100 80
7 Jumlah bumil yang diperiksa Hb 19,5 80
8 Jumlah bumil KEK yang ditangani 100 100
9 Pemantauan status gizi 100 100
10 Pemantauan konsumsi garam beryodium 100 100
11 Kadarzi 100 74
12 Promosi ASI eksklusif 100 80
13 Cakupan ASI eksklusif 99,6 45
14 Jumlah bumil KEK yang ditangani 100 100
15 Jumlah bumil yang mendapat 120 tablet Fe 100 80
16 Kepatuhan terhadap SOP gizi buruk 100 80
17 Kepatuhan terhadap SOP promosi ASI 100 80

42
eksklusif
18 Jumlah bumil KEK yang ditangani 1,99 30
19 Jumlah bumil yang diperiksa Hb 19,5 80

Pelayanan Kesehatan Pengembangan :


1) Laboratorium
a. Man
Penanggungjawab:
i. Nama : Solihin
Profesi : Pranata laborat kesehatan pertama
Tugas pokok : Pelayanan laboratorium
Tugas integrasi : Laporan kunjungan lab
Tugas tambahan : posyandu balita/lansia, puskesling
Penanggungjawab:
ii. Nama : Wisnu Eko Atmojo, Anm, Ak
Profesi : Pranata laborat kesehatan pertama
Tugas pokok : Pelayanan laboratorium
Tugas integrasi : Laporan kunjungan lab
Tugas tambahan : posyandu balita/lansia, puskesling
b. Metode
Pelayanannya berupa:
- Darah Rutin : HB, Leco, Tronbosit, Hematokrit,
- LED
- Urine Rutin : Protein, Reduksi
- Test Kehamilan
- Sputum TBC
- Golongan Darah
- Pemeriksaan Faeces
- Seriologi : Pemeriksaan Widal
- Kimia Darah : Gula, Kholesterol, Asam urat.

43
c. Money
Dana berasal dari dana APBD

d. Material
Peralatan darah rutin, mikroskop, bilik leukosit, reagen,
spuit,pemeriksaan sputum, torniquet
e. Marketing
- Penyuluhan tentang pemeriksaan darah rutin
- Penyuluhan tentang pemeriksaan dahak
f. Proses
- Pasien yang datang ke laborat merupakan pasien rujukan dari
BP umum dan dari rawat inap
- Dilakukan pengambilan sampel
- Edukasi pengambilan sampel dan kembali ke dokter untuk
pembacaan hasil
g. Outputnya:
1) Administrasi pelayanan
No Jenis pelayanan Realisasi (%) Target (%)
1 Adanya SOP laboratorium 100 3
setiap kegiatan pelayanan
2 Tersedia & terisi buku 100 2
register lab
3 Tersedia & terisi blanko 100 3
hasil pemeriksaan
4 Tersedia & terisi blanko 100 3
rujukan internal dan
eksternal
5 Tersedia & terisi buku stok 100 3
reagen

44
2. Pelayanan pemeriksaan
No Jenis kegiatan Realisasi (%) Target (%)
1 Jumlah permintaan 100 3
pemeriksaan lab
2 Jumlah yang diperiksa 100 3
3 Jumlah yang dirujuk 100 3

3. Penunjang
No Jenis kegiatan Realisasi (%) Target (%)
1 Reagen yang siap pakai 100 3
2 Alat pelindung diri 100 2
3 Sarana pemeriksaan 100 3
4 Sarana pengelolaan limbah sendiri 100 2

4. Peningkatan mutu pelayanan


No Jenis kegiatan Realisasi (%) Target (%)
1 Tersedia tenaga analis 100 2
2 Kepatuhan petugas SOP 100 2
yang ada
3 Kesiapan petugas sesuai 100 3
jam pelayanan

2) Kesehatan Gigi dan Mulut


a. Man
Penanggungjawab
Nama : drg Zulfiana
Profesi : dokter gigi
Tugas pokok : Penanggungjawab BP gigi
Tugas integrasi : Pelaksana UKS dan UKSG
Tugas tambahan : Penanggungjawab upaya kesehatan remaja
b. Metode
Kegiatannya meliputi:
- Pemeriksaan gigi dan mulut
- Pengobatan gigi dan mulut
- Pencabutan gigi
- Penambalan gigi
- Pembersihan karang gigi

45
- Pembinaan ke desa UKGMD
- Pelayanan UKGM
c. Money
Dana berasal dari dana APBD
d. Material
Citoject, Dental unit, tensimeter, dental pinset dan scaller ultra sonic.
e. Proses
Pasien yang datang di panggil sesuai nomor urut, lalu
dilakukan anamnesis. Apabila pasien meminta pencabutan gigi maka
diperiksa tekanan darahnya dan pasien harus memenuhi syarat salah
satunya dalam keadaan sehat dan pada saat bersamaan tidak memiliki
tekanan darah tinggi. Setelah itu dilakukan tindakan dan terakhir
pasien di edukasi, dicatat pelayanan yang telah didapatkan dalam
rekam medis dan buku kontrol, lalu data disimpus, selanjutnya data
dibuat dalam laporan bulanan.

f. Output
Output kegiatan kesehatan gig dan mulut :
No Jenis kegiatan Realisasi Target
1 UKGMD (Usaha Kesehatan
Gigi Masyarakat Desa)
a. Pelatihan UKGMD 33,3 100
b. Pembinaan UKGMD 100 100
2 UKGS (tahap II) di SD/ MI 100 100
3 UKGS (tahap III) di SD/ MI 100 100
4 Sekolah SD/ MI 100 100

3) Upaya Kesehatan Lansia


a. Man
Penanggungjawab:
Nama : Lejar Supendah, Am. Keb
Profesi : Bidan

46
Tugas pokok : Pelayanan di Pustu Wonolopo
Tugas integrasi : RR KIA, MTBS, MTBM, laporan pustu dan
koordinator lansia
Tugas tambahan : Posyandu Balita/ Lansia

Nama : Purwati, SKM


Profesi : Perawat
Tugas pokok : Pelayanan Rawat Inap
Tugas integrasi : Penanggung jawab laporan bulanan lansia
Tugas tambahan : Posyandu Balita/ Lansia

b. Metode
Kegiatannya meliputi:
- Posyandu lansia
- Senam lansia
- Pelayanan santun lansia
c. Money :
Dana berasal dari dana APBD
d. Material :
Stetoscope, tensi, termometer, senter, jarum, bed tidur, pegangan di
dinding-dinding, lantai dasar jalanan dari bebatuan
e. Marketing :
- Penyuluhan tentang penyakit diabetes militus
- Penyuluhan tentang penyakit hipertensi
f. Proses
- Pelayanan didahulukan dimana pemanggilan pasien lansia
didahulukan
- Dilakukan anamnesis
- Dilakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik
- Tindakan medis yang diperlukan
- Pemberian resep obat
g. Outputnya:
No Jenis kegiatan Realisasi (%) Target (%)
1 Jumlah pra lansia yang diperiksa 53 35
2 Jumlah lansia yang diperiksa 22 65

47
3 Jumlah pra lansia & lansia yang 34 15
dirujuk
4 Jumlah posyandu lansia yang 100 90
dibina & dikunjungi (min 8 kl/th)
4) Rawat Inap
a. Man :
Penanggungjawab :
Nama : dr Ary Putra
Profesi : dokter pertama
Tugas pokok : penanggungjawab pasien rawat inap
Tugas integrasi : tim P3K
Tugas tambahan : posyandu lansia, puskesling
b. Metode
Kegiatannya meliputi:
- Pelayanan bedah minor
- Pelayanan bersalin
- Pelayanan gawat darurat
c. Money
Dana berasal dari dana APBD.
d. Material
Tabung O2, kursi roda, bed,
e. Proses
- Pasien yang datang juga merupakan pasien rujukan dari BP
umum dan berasal dari pasien UGD.
- Setiap hari dilakukan visit dari dokter jaga UGD pada pukul 8
pagi.
- Dilakukan pemeriksaan vital sign untuk mengecek kondisi
pasien.

48
f. Outputnya :
No Jenis kegiatan Realisasi (%) Target (%)
1 BOR = Kesesuaian jumlah 100 100
pasien dengan tempat tidur
2 LOS = Jumlah hari rawat 100 100
3 TOI 100 100

3. Penilaian/ Evaluasi Kerja


Kinerja puskesmas dinilai berdasarkan hasil analisis data sasaran
masing-masing kegiatan puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan dengan realisasi yang dicapai.

D. DAMPAK (IMPACT)
D.1. Data Kelahiran
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Mijen tahun 2013
terdapat 676 angka kelahiran.
D.2. Data Kesakitan
Berdasarkan data yang diperoleh dari data kesakitan Puskesmas Mijen
tahun 2013 terdapat angka kesakitan sebanyak 24.825.
D.3. Data Kematian
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Mijen tahun 2013
terdapat 253 angka kematian.

49
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan kinerja Puskesmas Mijen tahun 2013 didapatkan hasil
sebagai berikut :

A. Upaya Promosi Kesehatan


Pada upaya promosi kesehatan kegiatan yang belum memenuhi target yaitu :

No Jenis Kegiatan Realisasi Target


1. Jumlah institusi pendidikan yang mendapat 82 100
pengkajian PHBS puskesmas
2. Intervensi PHBS yang dilakukan puskesmas 22 100
pada rumah tangga
3. Intervensi PHBS di sarana pelayanan kesehatan 89 100
(RS, BP, Klinik 24 jam, BP gigi, dll)
4. Intervensi PHBS di tempat-tempat umum 92 100
(tempat ibadah, warung, Ponpes, dll)
5. Penyuluhan tamanan obat keluarga 83 100
6. Penyuluhan program kesehatan (TB) 36 48
7. Penyuluhan program kesehatan (IMS dan 35 48
HIV/AIDS)

Belum tercapainya kegiatan-kegiatan di atas dikarenakan oleh hambatan-


hambatan sebagai berikut:

Belum adanya tenaga S1 penyuluh kesehatan.

Belum adanya jadwal kegiatan yang dibuat untuk pelaksanaan promosi


kesehatan.

B. Upaya Pengobatan
Pada upaya pengobatan semua kegiatan sudah mencapai target.

50
C. Upaya KIA & KB
Pada upaya Kesehatan ibu dan KB kegiatan yang belum mencapai target antara
lain :

No Jenis Kegiatan Realisasi Target


1. Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan 6,5 93
2. Jumlah bumil, bulin dan bufas risiko 79,7 100
tinggi/ komplikasi yang dirujuk
3. Jumlah akseptor KB yang dilayani 50 100
4. Jumlah kunjungan bayi 24 90
5. Jumlah bayi risiko tinggi yang dirujuk 1,2 100
6. Jumlah siswa SD yang dijaring 98,3 100
7. Jumlah remaja yang mendapat tablet Fe 8,5 100
8. Jumlah remaja yang mendapatkan 41,6 100
penyuluhan realisasi.

Hal-hal yang menjadi hambatan pelaksanaan upaya KIA/ KB antara lain:

Warga lebih memilih memeriksakan diri ke bidan atau dokter praktek


swasta karena lokasinya yang lebih dekat dengan rumah pasien atau
karena tidak ingin mengantri.

Remaja yang mendapat Fe terbatas pada remaja di sekolah sehingga


remaja yang di luar sekolah tidak memperoleh Fe.

Pada penyuluhan remaja pada pelaksanaannya karang taruna sulit untuk


dihubungi, serta pada saat diadakan penyuluhan remaja yang menjadi
target tidak dapat hadir karena sedang bekerja.

D. Upaya Kesehatan Lingkungan


Kegiatan - kegiatan yang belum mencapai target adalah :

No Jenis Kegiatan Realisasi Target


1. Jumlah sampel air bersih yang 89 100

51
diambil dan diperiksa
2. Jumlah sampel air bersih yang tidak 89 100
memenuhi syarat dan dilakukan
intervensi

Hal yang menjadi hambatan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan


lingkungan diantaranya adalah jumlah sanitarian yang kurang dan tenaga yang
bertanggungjawab pada upaya kesehatan lingkungan tersebut juga merangkap
tugas sebagai bendahara di puskesmas.

E. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)


Kegiatan kegiatan yang belum mencapai target adalah :

No Jenis Kegiatan Realisasi Target


(%) (%)
1. Pelayanan imunisasi BCG realisasi 67 95
2. Pelayanan imunisasi DPT/HB3 84 90
3. Pelayanan imunisasi campak 75 90
4. Pelayanan imunisasi polio 4 71,7 90
5. Pengambilan & fiksasi sputum 25 100

52
tersangka penderita TB paru
6. Penemuan kasus BTA + pada 68,5 80
penderita TB baru
7. Penderita TB paru yang diobati 54,8 100
dengan strategi DOTS
8. Penderita TB baru BTA positif 94,1 100
yang konvensi
9. Balita dengan pneumonia yang 95 100
ditemukan/ yang ditangani
10. Tingkat kepatuhan provider 95 100
terhadap SOP pelayanan ISPA

Hal yang menjadi hambatan upaya pemberantasan penyakit menular


antara lain:
Untuk imunisasi warga lebih memilih memeriksakan diri ke bidan atau
dokter praktek swasta.
Pada penderita TB kualitas sputum kurang baik.
Adanya penolakan warga masyarakat tertentu untuk di imunisasi
karena anggapan bahan imunisasi bersifat haram.

F. Upaya Perbaikan Gizi


Kegiatan yang belum memenuhi target antara lain :

No Jenis Kegiatan Realisasi Target

1. Jumlah bumil yang diperiksa Hb 19,5 80


2. Jumlah bumil KEK yang 1,99 30
ditangani

53
Hambatan kegiatan upaya perbaikan gizi antara lain karena kurangnya
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan pasien sadar akan kebutuhan gizinya
sehingga meskipun sudah diberi edukasi tetapi anjuran yang diberikan tidak
dilaksanakan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengamatan pada upaya promosi kesehatan kegiatan
yang belum memenuhi target adalah intervensi PHBS pada rumah tangga.
2. Hambatan-hambatan pada upaya promosi kesehatan diantaranya adalah
belum ada tenaga S1 penyuluh kesehatan dan belum terjadwal dengan
baik kegiatan-kegiatannya.
3. Pada upaya pengobatan semua kegiatan telah memenuhi target.
4. Pada upaya KIA & KB yang belum memenuhi target adalah jumlah
persalinan oleh tenaga kesehatan, jumlah akseptor KB yang dilayani,

54
jumlah kunjungan bayi, jumlah bayi risiko tinggi yang dirujuk, jumlah
remaja yang mendapat Fe, dan jumlah remaja yang mendapatkan
penyuluhan.
5. Hambatan-hambatan pada upaya KIA & KB adalah lebih banyak warga
memilih ke bidan-bidan praktek swasta, dan penyuluhan remaja sulit
dilaksakan karena mayoritas remaja sudah bekerja.
6. Pada upaya kesehatan lingkungan mayoritas kegiatan sudah tercapai.
7. Pada upaya P2M kegiatan yang belum tercapai pengambilan & fiksasi
sputum tersangka penderita Tb paru.
8. Hambatan pada upaya P2m adalah pada pengambilan sputum kualitasnya
kurang baik.
9. Pada upaya perbaikan gizi kegiatan yang belum tercapai adalah jumlah
bumil yang diperiksa Hb, dan jumlah KEK yang ditangani.
10. Hambatan pada upaya perbaikan gizi karena kurang pemahaman,
kesadaran, dan kepatuhan pasien terhadap gizi.

B. SARAN
1. Meningkatkan program promosi kesehatan dengan mengadakan jadwal
yang teratur kepada masyarakat Puskesmas Mijen baik didalam gedung
maupun diluar gedung Puskesmas.
2. Memaksimalkan pelayanan kesehatan di dalam Puskesmas sesuai Standart
Pelayanan Minimal (SPM).
3. Mempertahankan program, kinerja, kerjasama, serta pelayanan yang sudah
dicapai dengan baik.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan


Masyarakat, 2004, Menteri Kesehatan RI: Jakarta.
2. Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan komunitas : Teori dan praktik
dalam keperawatan. Salimba Medika. Jakarta
3. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas, 2000, Balai Pelatihan
Kesehatan : Magelang.

56
Lampiran Foto Kegiatan

Pengambilan sampel air

Kegiatan balai pengobatan

57
Kegiatan Penyuluhan Kader Posyandu

58
Kegiatan KIA

59
60

Anda mungkin juga menyukai