Anda di halaman 1dari 42

PROMOSI KESEHATAN

oleh:
Kelompok 5

1
Konsep Promosi
Kesehatan
Promosi kesehatan cabang ilmu
kesehatan, dengan 2 sisi:
Seni
Ilmu
Secara umum merupakan proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya

2
Konsep Promosi
Kesehatan
Proses untuk meningkatkan kemampuan

orang dalam mengendalikan dan


meningkatkan kesehatannya. Untuk
mencapai keadaan sehat, seseorang
atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari
aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan
dan merubah atau mengendalikan
3
Promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan (perbaikan), baik di
dalam masyarakat sendiri, maupun dalam
organisasi dan lingkungannya (Australian
Health Foundation)

4
Promosi kesehatanadalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal. Kesehatan
yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi,
sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan
sekedar pengubahan gaya hidup saja,
namun berkaitan dengan pengubahan
lingkungan yang diharapkan dapat lebih
5
mendukung dalam membuat keputusan
Visi Promosi Kesehatan
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk memelihara dan meningkatkan


derajat kesehatan (fisik, mental, sosial)

2. Pengadaan pendidikan kesehatan

disemua program kesehatan, bermuara


pada kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan individu,
kelompok, maupun masyarakat
6
Visi Promosi Kesehatan
Meningkatnya perilaku sehat individu,
masyarakat dan berperan aktif dalam
setiap gerakan kesehatan masyarakat
melalui upaya promosi kesehatan yang
terintegrasi secara lintas program, lintas
sektor, swasta dan masyarakat (Depkes RI)

7
TA N
E H A
K E S
SI
MI
Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta p
R A N
SA S A
K E S
R OM
P
Primary Target
masyarakat :
Kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum
Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak)
serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain
sebagianya

Secondary Target
adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan
serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi
kesehatan transfer ke masyarakat
Tertiary Target
pembuat keputusan (decission maker) atau
penentu kebijakan (policy maker).
Agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder
maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan
dengan strategi advokasi (advocacy).
Ruang Lingkup Promosi
Kesehatan
Ruang Lingkup Promosi
Kesehatan

A. Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan


B. Berdasarkan Tingkat Pelayanan
C. Berdasarkan Aspek Kesehatan
A. Berdasarkan tatanan
pelaksanaan:
a. Promosi kesehatan pada:

a. tatanan keluarga

b. tatanan Sekolah

c. tatanan Tempat kerja


d. tempat umum

e. institusi pelayanan kesehatan


B. Berdasarkan Tingkat
Pelayanan
Menurut Leavel dan Clark:

a. Promosi Kesehatan (Health promotion)

b. Perlindungan khusus (Specific Protection)

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera

(Early diagnosis and Prompt Treatment)

d. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)

e. Rehabilitasi (Rehabilitation)
a. Promosi Kesehatan (Health promotion)

Peningkatan gizi atau makanan sehat


Penyuluhan kesehatan pada masyarakat
Pengadaan olahraga/senam bersama
Pengarahan ke kebiasaan hidup yang lebih
baik
Nasihat perkawinan dan seks yang aman
Memberikan kesempatan memperoleh hiburan
demi perkembangan mental dan social
b. Perlindungan khusus (Specific
Protection)

Imunisasi, terutama pada negara-negara

berkembang.
Isolasi terhadap penderita penyakit

menular (flu burung dan TBC)


Perlindungan terhadap bahan-bahan

karsinogenik
Pengendalian sumber-sumber pencemaran
c. Diagnosis dini dan pengobatan
segera (Early diagnosis and Prompt
Treatment)

Mencari kasus sedini mungkin

Mencari penderita dalam masyarakat

dengan mengadakan periksa gratis, cek


darah gratis, dan sebagainya
Mencari orang yang berhubungan dengan

penderita penyakit menular


d. Pembatasan Cacat
(Disability Limitation)
Pengobatan dan perawatan yang sempurna

agar penderita sembuh dan tidak terjadi


komplikasi
Pencegahan terhadap komplikasi dan

kecacatan
Perbaikan fasilitas kesehatan sehingga

perawatan dapat berjalan dengan maksimal


e. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Mengembangkan lembaga-lembaga
rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat
Menberi support kepada penderita
sehingga mereka bersemangat untuk
mencapai kembali keadaan sehat normal.
Menyadarkan masyarakat untuk menerima
kembali dan memberikan dukungan moral
C. Berdasarkan Aspek
Kesehatan:

Secara garis besar dibagi atas 2 jenis:


a. Pelayanan promotif dan preventif : Sehat
b. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif : Sakit
Promosi kesehatan tingkat promotif

Sasaran : kelompok orang sehat


Tujuan : mampu meningkatkan kesehatannya

Apabila kelompok ini tidak mendapatkan


promosi kesehatan, maka angka sehat bisa
menurun, dan kelompok orang sakit akan
meningkat.
Promosi kesehatan tingkat preventif

Sasaran:
sekelompok orang berisiko tinggi seperti:
kelompok ibu hamil dan menyusui,
perokok, penderita obesitas, pekerja seks,
dan sebagainya.

Tujuan: untuk mencegah mereka jatuh sakit.


Promosi kesehatan tingkat kuratif

Sasaran: para penderita penyakit (pasien)


terutama penderita penyakit kronis seperti
asma, diabetes mellitus, tuberculosis,
rheumatik, hipertensi, dan sebagainya.

Tujuan: mencegah penyakit tersebut tidak


menjadi lebih parah.
Promosi kesehatan tingkat rehabilitatif

Sasaran: Kelompok penderita (pasien) yang


baru sembuh (recovery) dari suatu
penyakit.

Tujuan : segera pulih dari sakit dan


mengurangi cacat seminimal mungkin.
Model Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan meliputi semua usaha yang


ditujukan untuk menggerakkan masyarakat
mencapai kondisi sehat yang optimal atau
kondisi sejahtera yang lebih tinggi (Allender &
Spradley, 2005).
Tannahill (1990) mengatakan bahwa promosi
kesehatan dibentuk dari tiga area aktivitas
yang saling terkait yaitu:

a. pendidikan kesehatan (health education)

b. perlindungan kesehatan (health

protection),

c. pencegahan (prevention).
Model promosi kesehatan
menurut Tannahill

Gambar 1. Promosi Kesehatan Tanahils Model


Sumber : Naidoo J & Wills J. (2000). Health promotion foundation for
practice second edition Bailliere Tindall. Philadelphia. hal: 107.
STRATEGI PROMOSI
KESEHATAN
Strategi merupakan cara untuk mencapai atau
mewujudkan visi dan misi pendidikan atau promosi
kesehatan tersebut secara efektif dan efisien
Kebijakan
Berwawasan
Kesehatan
(Healthy Public
Policy) yang
Lingkungan
Mendukung
Strategi Advokasi (Supportive
Promosi (advocacy) Strategi Environment)
Reorientasi
Kesehata Promosi Pelayanan
n Global Dukungan Kesehatan
Kesehat
(Global sosial (social ( Reorient Health
Strategy) support) an
Ottawa Services)
Keterampilan
Menurut Pemberdaya
WHO, individu (Personal
an Skill)
1984 masyarakat Gerakan
(empowerm Masyarakat
ent) (Community
Action)
Strategi Promosi Kesehatan Global (Global
Strategy) Menurut WHO, 1984
1. Advokasi (advocacy)
Konteks promosi kesehatan advokasi merupakan
kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan
(decision makers) atau penentu kebijakan (policy
makers) baik di bidang kesehatan maupun sektor lain
di luar kesehatan, yang mempunyai pengaruh
terhadap public.
Sasaran :
para pejabat eksekutif dan legislative,
para pemimpin dan pengusaha
organisasi politik dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat,
provinsi, kabupaten, kecamatan, maupun desa atau kelurahan.
Tujuan :
Para pembuat keputusan ini mengeluarkan kebijakan-
kebijakan, antara lain dalam bentuk peraturan pemerintah,
undang-undang, surat instruksi, surat keputusan dan
sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik.
1. Advokasi (advocacy)
Bentuk kegiatan advokasi :
Lobbying
Pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan
formal atau informal.
Secara formal :
Penyajian atau presentasi dan seminar tentang
isu atau usulan program yang ingin dimintakan
dukungan dari para pejabat yang terkait.
Secara informal :
Sawan kepada para pejabat yang relevan
dengan program yang diusulkan, untuk secara
informal minta dukungan, baik dalam bentuk
kebijakan atau mungkin dalam bentuk dana atau
fasilitas lain.
2. Dukungan sosial (social
support)
Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat yang
memiliki pengaruh pada masyarakat.
Formal (guru, lurah,camat)
Informal (tokoh agama)

Tujuan :
Agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh
dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama
(toga).
Toma dan toga ini dapat menjembatani antara pengelola
program kesehatan dengan masyarakat.
Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial :
Pelatihan-pelatihan para toma dan toga
seminar, lokakarya
Penyuluhan
3. Pemberdayaan masyarakat
(empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang

ditujukan pada masyarakat secara langsung.

Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat

maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat sasaran


dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan
perilaku karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam
masyarakat bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut
itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007).
Tujuan :
Agar masyarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.
3. Pemberdayaan masyarakat
(empowerment)
Kegiatan :
Penyuluhan kesehatan
Pengorganisasian
Pembangunan masyarakat (PPM) dalam bentuk koperasi
Pelatihan keterampilan dalam rangka peningkatan
pendapatan keluarga (pelatihan menjahit, pertukangan,
dll)
Partisipasi dapat terwujud dengan syarat (Tawi,
2008):
1. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat
2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif
3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat
dirasakan oleh masyarakat
4. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin
masyarakat.
Strategi Promosi Kesehatan
Ottawa
Konfrensi Internasional Promosi Kesehatan di
Ottawa-Canada pada tahun 1986
menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa
Charter). Di dalam Piagam Ottawa tersebut
dirumuskan pula strategi baru promosi
kesehatan yang mencakup 5 butir
1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan
(Healthy Public Policy)

Suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada


para penentu atau pembuat kebijakan agar mereka
mengeluarkan kebijakan-kebijakan public yang mendukung
atau menguntungkan kesehatan.
Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan
kesehatan. Promosi kesehatan menempatkan kesehatan
pada agenda dari pembuat kebijakan di semua sektor
pada semua level, mengarahkan mereka supaya sadar
akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan
agar mereka menerima tanggung jawab mereka atas
kesehatan.

Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat


publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap
lingkungan / kesehatan masyarakat.
2. Lingkungan yang Mendukung
(Supportive Environment)
Strategi ini ditujukukan kepada para pengelola tempat
umum, termasuk pemerintah kota, agar mereka
menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang
mendukung terciptanya prilaku sehat bagi masyarakat,
atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat
umum tersebut.
Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-
tempat umum antara lain, tersedianya tempat
sampah, tersedianya tempat buang air besar/kecil,
tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi
perokok dan non-perokok, dan sebagainya.
Dengan kata lain, para pengelola tempat-tempat
umum, pasar, terminal, stasiun kereta api, bandara,
pelabuhan, mall dan sebagainya, harus menyediakan
sarana-prasarana untuk mendukung prilaku sehat
bagi pengunjungnya.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
( Reorient Health Services)
Setiap kegiatan promosi kesehatan diorientasikan bagaimana
pelayanan kesehatan yang seharusnya dan dapat terjangkau.
Sudah menjadi Pemahaman semacam ini
pemahaman harus diubah, harus
masyarakat bahwa direorientasi lagi, bahwa
penyelenggara pelayanan masyarakat bukan hanya
kesehatan adalah sekedar pengguna atau
pemerintah dan swasta penerima pelayanan
dan masyarakat adalah kesehatan, tetapi sekaligus
sebagai pemakai atau juga sebagai penyelenggara
pengguna pelayanan juga, dalam batas-batas
kesehatan. tertentu.
Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah
para penyelenggara pelayanan kesehatan baik
pemerintahan maupun swasta harus melibatkan dan
memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat
berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan
kesehatan, tetapi juga sekaligus penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Keterampilan individu (Personal Skill)
Keterampilan Individu adalah kemampuan petugas
dalam menyampaikan informasi kesehatan dan
kemampuan dalam mencontohkan (mendemostrasikan).
Strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-
individu (personal skill) dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan SANGAT PENTING
cara-cara memelihara
cara-cara memelihara
Langkah awal kesehatan
dari
peningkatan Memberikan mencegah penyakit
keterampilan pemahaman-
dalam pemahaman mengenal penyakit
memelihara kepada anggota mencari pengobatan
dan masyarakat ke fasilitas kesehatan
meningkatkan professional
kesehatan menigkatkan
Metode dan teknik pemberian kesehatan
pemahaman ini lebih bersifat
individual daripada massa.
5. Gerakan Masyarakat (Community Action)
Oleh sebab itu,
promosi
Untuk Maka di
kesehatan
mendukung dalam
harus
perwujudan masyaraka
mendorong dan
masyarakat t itu sendiri
memacu
yang mau dan harus ada
kegiatan-
mampu gerakan
kegiatan di
memelihara atau
masyarakat
dan kegiatan
dalam
meningkatkan untuk
mewujudkan
kesehatannya kesehatan.
kesehatan
mereka.

Anda mungkin juga menyukai