BAPELKES BATAM
2018
1
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengatur tentang pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan
pelatihan. Pada pasal 70 disebutkan bahwa setiap pegawai Aparatur Sipil
Negara(ASN) memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
tersebut diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan. Pengembangan pegawai
diluar tempat kerja pada umumnya dilakukan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan
adalah proses sistematik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah
guna meningkatkan tujuan organisasi atau mempelajari sikap, kemampuan,
keahlian dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Diklat
merupakan suatu proses pembelajaran dalam organisasi yang mengarah pada
perubahan sikap dan perilaku pegawai dalam memenuhi harapan kualifikasi
kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik internal maupun eksternal.
Pendidikan dan pelatihan (diklat) yang efektif berpotensi sangat besar
untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar mereka mampu memberikan
kontribusi nyata dalam meningkatkan kinerja organisasi
Setiap program diklat tentu memiliki tujuan akhir agar para alumni diklat
mampu menerapkan hasil pembelajarannya di tempat kerja. Dengan kata lain,
kompetensi yang dipelajari oleh peserta selama diklat kemudian akan dia
terapkan di unit kerjanya. Keberhasilan suatu program diklat tidak hanya
berdasarkan dan berhenti pada aktivitas perencanaan yang telah menetapkan
target dan capaian serta tujuan tertentu, dan sudah dilaksanakannya program
diklat tersebut. Namun, perlu upaya – upaya lanjutan berupa kajian dan evaluasi
agar pada masa yang akan datang kualitas penyelenggaraan suatu pendidikan
dan pelatihan akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Produk suatu proses
pendidikan dan pelatihan adalah berupa output atau alumni peserta pelatihan,
sedangkan manfaat produk lebih lanjut adalah berupa outcome, yaitu
bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja nyata seorang peserta diklat.
Sebagai upaya mengetahui hasil atau manfaat nyata suatu program pendidikan
dan pelatihan maka perlu dilakukan evaluasi pasca pelatihan, yaitu suatu upaya
untuk mengetahui hasil atau manfaat nyata suatu program pendidikan dan
BAPELKES BATAM 1
2
pelatihan.
Evaluasi pasca pelatihan adalah salah satu fungsi dalam tahapan kontrol
dalam suatu proses manajemen penyelenggaraan diklat (Badan Diklat DIY,
2013). Menurut Hamalik (2005:133) menjelaskan bahwa program pasca
pelatihan adalah suatu program pembinaan ketenagaan yang dilaksanakan
melalui diklat melekat, berlangsung secara terus menerus. Karena itu program
pasca pelatihan seyogianya merupakan bagian integral dari keseluruhan
program pelatihan.
Evaluasi mengenai dampak dan efektifitas dari diklat diperlukan agar
kelebihan dan kekurangan dalam program tersebut dapat diidentifikasi sehingga
perbaikan dapat ditindaklanjuti (Rouse, D. 2011). Hal tersebut sesuai dengan
fungsi evaluasi yang dikemukakan Badu, Q., S. (2013) yaitu untuk memperoleh
informasi yang akurat dan objektif pada sebuah program, yang telah
direncanakan dan diimplementasikan pada fase sebelumnya. Wall dalam ULUM
(2015) mendeskripsikan kegiatan evaluasi sebagai suatu tujuan yang sistematik,
dan pengumpulan data secara hati-hati serta menganalisis informasi yang
digunakan untuk menentukan efektivitas dan dampak dari suatu program, serta
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang harus ditingkatkan atau dirubah.
Penelitian tentang signifikansi pelatihan dan evaluasi pasca pelatihan telah
dilakukan oleh Karim et.al (2012). Evaluasi pasca diklat harus dilakukan untuk
dapat melihat sejauh mana keberhasilan program diklat yang telah
dilaksanakan. Ketrampilan, pengetahuan dan sikap perlu diuji dalam evaluasi
pasca diklat.
B. Tujuan khusus
Melalui kegiatan evaluasi pasca pelatihan (EPP), diharapkan dapat
diperoleh gambaran mengenai:
BAPELKES BATAM 2
3
2. Sasaran
a. Responden dalam pelaksanaan EPP Pelatihan Manejemen
Puskesmas ini adalah:
1) Kepala Puskesmas yang merupakan alumni Pelatihan Manajemen
Puskesmas
2) Kepala Tata Usaha yang merupakan alumni Pelatihan Manajemen
Puskesmas
3) Staf puskesmas yang terkait dengan program PIS-PK berjumlah 3
orang.
4) Staf Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab/Kota yang
merupakan alumni Pelatihan Manajemen Puskesmas
5) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab/Kota
sebagai atasan alumni pelatihan
b. Kuesioner
Kuesioner dalam EPP Pelatihan Manajemen Puskesmas ini terbagi
menjadi 5 jenis kueisioner, yaitu:
1) Alumni puskesmas diisi oleh masing-masing alumni pelatihan
yaitu Kepala Puskesmas dan Kepala Tata Usaha
2) Institusi puskesmas diisi oleh tim puskesmas baik oleh Kepala
Puskesmas, Kepala Tata Usaha maupun staf
3) Staf puskesmas diisi oleh staf yang terlibat dalam pelaksanaan
PIS-PK
4) Alumni Dinkes diisi oleh alumni pelatihan yang berasal dari Dinas
Kesehatan Kab/Kota
5) Kabidyankes diisi oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Kab/Kota
BAPELKES BATAM 3
4
c. Lokus
PROV KAB/KOTA NO INSTANSI
1 Puskesmas Dempo
PALEMBANG 2 Puskesmas Gandus
SUMSEL 3 Puskesmas Multiwahana
4 Puskesmas 1 Ulu
5 Puskesmas Sosial
6 Puskesmas Pembina
7 Puskesmas Merdeka
8 Puskesmas Basuki Rahmat
9 Puskesmas Sekip
3. Manfaat
Diharapkan menjadi umpan balik untuk merencanakan kembali
penyelenggaraan Pelatihan Manajemen Puskesmas di masa mendatang
dan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja alumni
pelatihan.
BAPELKES BATAM 5
6
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Metode
a) Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi berbasis outcome. Evaluasi
ini mencoba mengukur dan menilai sejauhmana program diklat yang
diselenggarakan oleh Bapelkes Batam dijalankan dnegan baik
sehingga bermanfaat bagi alumni maupun instansi pengirim.
b) Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan EPP ini adalah
pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualititatif untuk
mengeksplorasi beberapa hal yang tidak mampu dijangkau dengan
data kuantitatif.
c) Khusus untuk Provinsi Aceh, metode pengumpulan data yang
digunakan adalah pengiriman instrument kuesioner melalui email. Data
dukung yang dibutuhakn sebagai bukti dokumen dimohon discan atau
foto dan dikirimkan kepada Bapelkes Batam. Hal ini dilakukan
mengingat keterbatasan anggaran sehingga metode pengumpulan
data dilakukan sebagaimana tersebut dimaksud.
D. SUMBER BIAYA
Kegiatan ini dibebankan pada anggaran Bapelkes Batam melalui DIPA Tahun
Anggaran 2018.
BAPELKES BATAM 6
7
Kuesioner
1.Alumni Puskesmas
PETUNJUK PENGISIAN
Cukup jelas
6. Nama responden :
Cukup jelas
7. Jabatan responden :
BAPELKES BATAM 7
8
Kuesioner
2. Institusi Puskesmas
PETUNJUK PENGISIAN
Cukup jelas
6. Jabatan responden :
Pertanyaan No.16
BAPELKES BATAM 8
9
Catatan:
BAPELKES BATAM 9
10
25. Data KS
Bagian II
10. Faktor pendukung dan : Berikan penjelasan
penghambat
BAPELKES BATAM 10
11
Kuesioner
3. Staf Puskesmas
PETUNJUK PENGISIAN
Cukup jelas
6. Nama responden :
Cukup jelas
7. Jabatan responden :
BAPELKES BATAM 11
12
Kuesioner
4.Alumni Dinkes
PETUNJUK PENGISIAN
Cukup jelas
5. Nama responden :
Cukup jelas
6. Jabatan responden :
Bagian I.
Bagian III
Cukup jelas
BAPELKES BATAM 12
13
Kuesioner
5. Kabidyankes
PETUNJUK PENGISIAN
Cukup jelas
6. Nama responden :
Cukup jelas
7. Jabatan responden :
Cukup jelas
BAPELKES BATAM 13