Oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
Dinyatakan LAYAK untuk diajukan dalam Seminar Laporan Aktulisasi pada hari
Selasa, tanggal 29 Oktober 2019 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN
Mentor, Coach,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
Penguji, Coach,
iii
LEMBAR KONSULTASI COACH
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN I
KOLAN
Hari / Tanda
No. Uraian Konsultasi Media
Tanggal Tangan
1 Jum’at, 25 Konsultasi Laporan aktualisasi Wa
Oktober 2019
2 Sabtu, 26 Konsultasi Kendala saat Wa
Oktober 2019 dilapangan dan teknis penulisan
rancangan
3 Minggu, 27 Konsultasi Laporan Aktualisasi Wa
Oktober 2019 dan teknis penulisan
iv
LEMBAR KONSULTASI MENTOR
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN I
KOLAN
Hari / Tanda
No. Uraian Konsultasi Media
Tanggal Tangan
1 Kamis, 12 Konsultasi Rencana Gambaran Tatap
September Kegiatan 4 Muka
2019
2 Jum’at 20 Konsultasi Rencana Pelaksanaan Tatap
September Kegiatan 2 dan 3 Muka
2019
3 Sabtu, 5 Konsultasi Rencana Pelaksanaan Tatap
Oktober 2019 Kegiatan 1 dan Kendala Muka
Kegiatan 2
4 Selasa, 8 Konsultasi Rencana Pelaksanaan Tatap
Oktober 2019 Kegiatan 2 selanjutnya Muka
v
RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI
JUDUL “OPTIMALISASI MANAJEMEN UKS DI PUSKESMAS
BONTANG UTARA 1”
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan karunianya,
penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini tepat pada waktunya. Laporan
aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan V Tahun 2019
Pemerintah Kota Bontang yang diselenggarakan di Pusat Pelatihan dan
Pengembangn dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi daerah Lembaga
Administrasi Negara di Samarinda.
vii
7. Ibu Rosdiawati selaku guru UKS SDN 008 BU, Ustadzah Maryam selaku
guru UKS MI AR-Riyadh, Ibu Ajra dan Ibu Anita selaku guru UKS SDN 010
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penugasan lapangan pada
pelatihan CPNS ini.
8. Mbak Vitry, Mbak Sukma, Mbak Dwi, Ibu Nurul, Mbak Metha, Mbak
Henny, Mbak Connie, Mbak Kesma, Mbak Septi, Mbak Ernita, Mbak Gones,
Mbak Rini, dan Mbak Lambang selaku staff Puskesmas Bontang Utara 1
yang telah memberikan masukan, bantuan, dan dukungan moril kepada
penulis sehingga penulis tidak kehilangan arah saat mengalami banyak
kendala teknis di lapangan.
9. Seluruh panitia yang telah membantu memfasilitasi kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS.
10. Keluarga besar Peserta Pendidikan Dasar CPNS Golongan III ANGKATAN
V tahun 2019.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2 Visi Puskesmas Bontang Utara 1 ................................................... 5
3.1.1 Akuntabilitas........................................................................... 11
b. Pelayanan Publik..................................................................... 24
x
4.6 Jadwal Kegiatan .............................................................................. 47
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.8 Koordinasi dengan Guru UKS untuk Pengumpulan Orang Tua Murid
......................................................................................................... 55
Gambar 5.9 Sosialisasi Kuesioner Penjaringan Pada Orang Tua Murid di SDN
008 BU ......................................................................................................... 56
xiii
Gambar 5.14 Observasi Tempat Sampah di SDN 010 .................................... 59
Gambar 5.15 Penyuluhan Cuci Tangan di Kelas 2,3, dan 4 SDN 010 ........... 60
Gambar 5.16 Pembinaan PHBS Tatanan Sekolah Pada Guru di SDN 010 ..... 61
Gambar 5.17 Pembinaan PHBS Tatanan Sekolah Pada Guru di SDN 010 .... 61
Gambar 5.20 Ruang dalam Google Drive Berdasarkan Jenjang Sekolah ....... 63
Gambar 5.21 Data dari Kegiatan UKS yang Berhubungan dengan Sekolah yang
telah Diupload ................................................................................................. 64
Gambar 5.22 Koordinasi dengan Guru UKS untuk Permintaan Alamat Email 65
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu, diperlukan sebuah pelatihan dasar yang inovatif dan terintegrasi.
Penyelenggaraan Diklat ini bertujuan agar para peserta mampu menginternalisasi nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan
aktualisasi di tempat kerja sehingga peserta dapat merasakannya secara langsung. Nilai-nilai
dasar profesi yang harus dimiliki oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional
dan berkarakter diantaranya:
1. Akuntabilitas, merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai dalam
menjalankan tugas serta kewenangan;
2. Nasionalisme yaitu pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, serta sekaligus menghormati bangsa lain;
3. Etika Publik merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan
atau bagaimana melakukan yang baik/benar.
4. Komitmen Mutu yaitu komitmen terhadap pelayanan kepada masyarakat yang
berorientasi terhadap mutu pelayanan yang prima;
5. Anti Korupsi adalah sifat menjauhkan diri dari kecurangan dalam bentuk gratifikasi
atau tindak kecurangan lain dalm menjalankan tugas dan kewenangan yang dapat
merugikan bangsa dan negara.
Sehubungan dengan kegiatan off campus peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar
CPNS Pemprov Sulawesi Selatan tahun 2019, diharapkan dapat melakukan kegiatan
aktualisasi yang sesuai dengan isu yang terdapat di Satuan Kerja masing-masing untuk
mendukung visi dan misi instansi.
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Bontang Utara 1 adalah salah satu pelayanan
kesehatan yang membina 4 kelurahan, yakni kelurahan Api-api, kelurahan Bontang Baru,
kelurahan Bontang Kuala, dan Kelurahan Gunung Elai. Puskesmas Bontang utara 1 juga
membina 32 sekolah yang masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas, mulai dari SD, SMP,
dan SMA. Program kegiatan di Puskesmas Bontang Utara 1 yang berkaitan dengan sekolah
adalah pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sehingga, semua kegiatan yang
melibatkan anak di sekolah masuk kedalam usaha kesehatan sekolah (UKS). Selama ini sudah
banyak kegiatan yang telah berjalan, namun ada beberapa program yang kurang efektif dan
efisien dalam pelaksanaannya sehingga diperlukan upaya perbaikan. Untuk itu, kegiatan
aktualisasi yang saya lakukan adalah mengoptimalkan manajemen UKS di Puskesmas
Bontang Utara 1.
2
1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini yaitu untuk menginternalisasi dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu berupa Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sehingga mampu menjadi
kebiasaan dalam bekerja dan akhirnya mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara bertanggung jawab professional.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak di capai adalah sebagai berikut:
a. Untuk memahami konsepsi pembelajaran habituasi;
b. Untuk memahami tahapan kegiatan pembelajaran aktualisasi; dan
c. Untuk melaksanakan tahapan pembelajaran aktualisasi:
menyusun rancangan aktualisasi;
mempresentasikan rancangan aktualisasi;
melaksanakan aktualisasi;
menyusun laporan aktualisasi;
mempresentasikan laporan aktualisasi.
1.2.3 Manfaat
1.2.3.4 Manfaat Bagi Peserta
1. Untuk memenuhi persyaratan kelulusan latsar (pelatihan dasar) CPNS 2019
2. Mengaplikasikan langsung teori yang telah dipelajari dalam pelatihan
3. Mendalami/memahami uraian tugas sebagai seorang penyuluh kesehatan.
1.2.3.5 Manfaat Bagi Puskesmas
1 Memberikan kemudahan dalam peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat
2 Menjalankan program yang selama ini belum berjalan
3 Memperbaiki/merapikan data yang selama ini belum tertata.
1.2.3.6 Manfaat Bagi Penyelenggara Kegiatan (LAN)
Sebagai referensi referensi rancangan aktualisasi bagi pelatihan angkatan
berikutnya.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kegiatan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, aktualisasi mata pelatihan untuk
3
pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar PNS, Aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda dan kedudukan peran PNS dalam NKRI. Nilai-Nilai Dasar
profesi PNS hanya terbatas pada lima nilai dasar, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi serta mata pelatihan untuk agenda
Habituasi yang dilaksanakan di Puskesmas Bontang Utara 1.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
4
Keempat kelurahan binaan mempunyai luas wilayah 25,5 (Km²) batas – batas
wilayah:
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kab.Kutai Timur.
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Makassar.
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Bontang Selatan.
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Bontang Barat.
2.2 Visi Puskesmas Bontang Utara 1
“Menjadi Puskesmas yang Bermutu untuk Mewujudkan Masyarakat yang Sehat dan Mandiri”
5
2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Bontang Utara 1 dan rincian tugas jabatan struktural Puskesmas Bontang Utara 1 adalah sebagai berikut:
6
Struktur Organisasi Puskesmas Bontang Utara 1
Kepala Puskesmas : drg. Erwin Wahyudiono
Kepala Tata Usaha : Asniwati, SKM
Kepala Tim Mutu : Ns. Wina Methania, S.Kep.
PJ Upaya Kesehatan Perorangan : dr. Vivi Mensana
PJ Upaya Kesehatan Masyarakat : Sukma, SKM
PJ Upaya UKM Pengembangan : drg. Suharyanti Suwakbur
TIM MUTU
PJ Mutu UKM : Sukma, SKM
PJ Mutu UKP : drg. Safitri Kusuma Dewi
PJ Mutu Admen : Asniwati, SKM
Sekretaris Mutu : Nurkesmawati, Amd.
Auditor Mutu Internal : Mia Lisfiani, Amd.Kep.
Kepuasan Pelanggan : Vitriyani, SKM
Keselamatan Pasien : Dwi Ekawati, Amd, Kep.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) : dr. Alvintari Amalia Safitri
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) : dr. Ibnu Ludi Nugroho
TATA USAHA
Sistem Informasi Puskesmas : Ns. Wina Methania, S.Kep.
Perencanaan : Nila Karmila, SKM
Administrasi Kepegawaian : 1. Ernita Palullungan, Amd
2. Nurkesmawati, Amd.
Adminstrasi Umum : Septi, Amd.
Administrasi Keuangan : 1. Muhammad Irfan, S.Kom
2. Reza Fardani, SE
Kasir : Annas Ali Nurdin, Amd
Bendahara
Bendahara Kapitasi : Nurkesmawati, Amd
Bendahara Penerimaan : Vitriyani, SKM
Bendahara Pengeluaran : Ernita Palullungan, Amd
Rumah Tangga : Septi, Amd.
Pengelola Barang : Septi, Amd
Caraka : Mutia Yunus
Keamanan Lingkungan Fisik : Irwan
7
Kebersihan : 1. Andi Kartini
2. M.Alfian
Pengemudi Ambulans : Nanang
Verifikator : Annas Ali Nurdin, Amd
Perekam Medik : 1. M.Firdaus Bahar
2. Farida Jafar
3. Kartini
4. Fauzy
5. Lisa
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DAN PERKESMAS
Promosi Kesehatan (PROMKES) : 1. Sukma, SKM
2. Lisa Fitria Ningrum, SKM
Kesehatan Lingkungan : 1. Joko Sugiyanto, Amd
2. Vitriyani, SKM
KIA&KB : 1. Norlinah, Amd. Keb
2. Nanis Agustyani, Amd. Keb
3. Susi Susanti, Amd. Keb
4. Ririn Miranti, Amd. Keb
Gizi : Norul Fajeriah, Amd Gz
P2P : 1. Ns. Nursari Marlina, S.Kep
2. dr. Alvintari Amalia Safitri
3. Sri Lambangsih, Amd. Kep
4. Dwi Ekawati, Amd. Kep
5. Rin Damayanti, Amd.Kep
6. Siti Ulfah, SKM
Perkesmas : Mia Lisfiani, Amd. Kep.
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
Kesehatan Jiwa dan Napza : Sufirman, SKM
Yankestradkom : 1. Nurhafni Hirosa, S.Si., Apt
2. Mia Lisfiani, Amd., Kep.
Kesehatan Remaja : Marheni Waluyati, Amd, Kep
Kesehatan Kerja : dr. Ibnu Ludi Nugroho
UKGS : drg. Suharyanti Suwakbur
UKGM : Gones Susanti
8
Kesehatan Lansia : Sri Lambangsih, Amd. Kep
Kesorga : M. Agus Dahlin, Amd. Farm.
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, KEFARMASIAN
Poli Umum : 1. dr. Alvintari Amalia Safitri
2. dr. Ida Ayu Laksmi
3. Puji Astutik
Poli Umum sore : 1. dr. Ratih Kusumaningrum
2. Ns. Vevriyanti Anjelina, S.Kep.
Poli Anak : 1. dr. Vivi Mensana
2. Ns. Wina Methania, S.Kep.
Poli Tindakan : 1. dr. Ibnu Ludi Nugroho
2. Nurul Aini, Amd. Kep
Poli KIA&KB : 1. Norlinah, Amd. Keb
2. Arniyati, Amd. Keb
3. Aprilia Sarahsika, Amd. Keb
Poli KIA&KB Sore : Nanis Agustyani, Amd. Keb
Kefarmasian Pagi : 1. Nurhafni Hirosa, S.Si, Apt
2. Farida Wahyuningsih
Kefarmasian Sore : 1. Devi Meilasari
2. Kusmiati
Poli Gigi Pagi : 1. drg. Safitri Kusuma Dewi
2. Muhammad Rizal, Amd
Poli Gigi Sore : 1. drg. Haryani Uddin
2. Fani Angela, Amd
Laboratorium Pagi : 1. Novi Marijani, Amd
2. Nirmala Sari, Amd
Laboratorium Sore : Sulfa Mardianingsih, Amd
Klinik Gizi : 1. Norul Fajeriah, Amd. Gz
2. Connie Cahaya, Amd. Gz
Poli Imunisasi : Dwi Ekawati, Amd. Kep
Poli TB & Kusta : Ns. Nursari Marlina, S.Kep.
9
2.5 Tata Nilai Organisasi
Berdasarkan kesepakatan organisasi, ada 5 Nilai yang menjadi Tata Nilai bagi Puskesmas
Bontang Utara 1, yaitu :
“ JUJUR, TANGGUNG JAWAB,DISIPLIN, KERJASAMA, MENGHARGAI ”
10
BAB III
NILAI-NILAI PEMBELAJARAN
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflk kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
1. Kepemimpinan
11
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk
berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga dengan
adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
2. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok
internal dan eksternal;
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan;
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
3. Integritas
4. Tanggungjawab (Responsibilitas)
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,
12
ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan
lahirdari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsistensi
3.12Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
13
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar
bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara
alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan
aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah
masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang
menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu
bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan
paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk
mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-
nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya. Rasa
kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang
mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia.
Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri
bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.
Snyder memaknai nasionalisme sebagai satu emosi yang kuat yang telah
mendominasi pikiran dan tindakan politik kebanyakan rakyat sejak revolusi Perancis. Ia
tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan satu gejala sejarah, yang timbul sebagai
tanggapan terhadap kondisi politik, ekonomi dan sosial tertentu. Sementara itu Carlton
Hayes, seperti dikutip Snyder membedakan empat arti nasionalisme:
(1) Sebagai proses sejarah aktual, yaitu proses sejarah pembentukan nasionalitas
sebagai unit-unit politik, pembentukan suku dan imperium kelembagaan negara
nasional modern.
(2) Sebagai suatu teori, prinsip atau implikasi ideal dalam proses sejarah aktual.
(3) Nasionalisme menaruh kepedulian terhadap kegiatan-kegitan politik, seperti
kegiatan partai politik tertentu, penggabungan proses historis dan satu teori politik.
14
(4) Sebagai satu sentimen, yaitu menunjukkan keadaan pikiran di antara satu
nasionalitas.
Sementara itu Benedict Anderson (1996: 6, dlm, Baskara Wardaya, mendefinisikan
nation (bangsa) sebagai “suatu komunitas politis yang dibayangkan dan dibayangkan
sekaligus sebagai sesuatu yang secara inheren terbatas dan berdaulat” (an imagined
political community and imagined as both inherently limited and sovereign”) . Istilah
dibayangkan (imagined) ini penting, menurut Anderson, mengingat bahwa
anggotaanggota dari nasion itu kebanyakan belum pernah bertemu satu sama lain, tetapi
pada saat yang sama di benak mereka hidup suatu bayangan bahwa mereka berada dalam
suatu kesatuan komuniter tertentu. Karena terutama hidup dalam bayangan (dalam arti
positif) manusia yang juga hidup dan berdinamika, nasionalisme di sini dimengerti
sebagai sesuatu yang hidup, yang terus secara dinamis mengalami proses pasang surut,
naik turun. Pandangan yang demikian ini mengandaikan bahwa nasionalisme merupakan
sesuatu yang hidup, yang secara dinamis berkembang serta mencari bentuk-bentuk baru
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Adapun perwujudan sikap yang
terkandung dalam nilai-nilai Nasionalisme tidak lain merupakan nilai yang terkandung
dalam pancasila yang meliputi; Kerja Keras, Disiplin, Tidak Diskriminasi, Taqwa,
Gotong Royong, Demokrasi, Cinta Tanah Air, Rela Berkorban.
3.13Etika Publik
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos,
ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos berarti susila,
keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata
“etik” dan “etiket”. Kata etik erarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat, sopan santun dan lain sebagainya dalam
masyarakat beradaban dalam memelihara hubungan baik sesama manusia.
Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahas baik-
buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti
kewajiban-kewajiban manusia. Dalam bahasa Gerik etika diartikan: Ethicos is a body of
moral principles or value. Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun lambat laun
pengertian etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana
15
yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat dicerna akal pikiran.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknik
dan leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah. Etika publik merupakan reflksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
(kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain. Adapun
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni
sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
3.14Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak
bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Apabila setiap lembaga pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat
maka akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Sebagaimana
diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa layanan untuk kepentingan publik menjadi
tanggung jawab pemerintah. Masyarakat semakin menyadari haknya untuk mendapatkan
16
layanan terbaik dari aparatur pemerintah. Berikut ini adalah ruang lingkup cakupan
komitmen mutu yang meliputi aspek efektifitas dan efisiensi, inovasi dan komitmen mutu.
a. Konsep Efektivitas dan Efiiensi
17
individu untuk membangun karakter dan mind-set baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
c. Konsep Efektivitas dan Efiiensi
Seperti halnya istilah efektivitas, efiiensi, dan inovasi, istilah mutu sekarang
ini juga menjadi tema sentral yang menjadi target capaian institusi, baik di lingkungan
perusahaan maupun pemerintahan. Sesungguhnya konsep mutu berkembang seiring
dengan berubahnya paradigma organisasi terkait pemuasan kebutuhan manusia, yang
semula lebih berorientasi pada terpenuhinya jumlah (kuantitas) produk sesuai
permintaan, dan kini, ketika aneka ragam hasil produksi telah membanjiri pasar, maka
kepuasan customers lebih dititik beratkan pada aspek mutu (kualitas) produk. Mutu
sudah menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada
pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain
sebagai pesaing (competitors). Mengingat pentingnya aspek mutu, kini hampir dalam
setiap struktur organisasi, baik di perusahaan maupun institusi pemerintahan,
dimunculkan satu unit kerja yang bertanggung jawab atas penjaminan mutu. Unit
penjaminan mutu berkewajiban mengawal implementasi perencanaan mutu dengan
menetapkan program pengawasan mutu, sekaligus upaya untuk selalu meningkatkan
capaian mutu secara berkelanjutan. Pada era global, orientasi dalam struktur organisasi
pemerintahan bukan semata mata pada penempatan pegawai dalam hierarki birokrasi
yang kaku untuk menjalankan rutinitas, melainkan telah bergeser pada upaya
memberdayakan dan membangkitkan moral kerja melalui pembentukan jejaring
(human networking) yang dinamis, sehingga kinerja lembaga dapat memberi kepuasan
kepada stakeholders. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian wewenang dan
tanggung jawab yang jelas kepada setiap pegawai, sesuai dengan uraian jabatan (job
description) yang sudah ditetapkan institusi.
3.15Anti Korupsi
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio atau corruptus yang
disalin ke berbagai bahasa. Misalya di salin ke dalam bahasa inggris menjadi corruption
18
atau corrupt, dalam bahasa prancis menjadi corruption dan dalam bahasa belanda disalin
menjadi corruptive (korruptie). Agaknya dari bahasa belanda itulah lahir kata korupsi
dalam bahasa Indonesia. Corruptie yang juga disalin menjadi corruptien dalam bahasa
belanda itu mengandung arti perbuatan korup, penyuapan. Secara harfiah istilah tersebut
berarti segala macam perbuatan yang tidak baik, seperti yang dikatakan Andi Hamzah
sebagai kebusukan, keburukan, kejahatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Korupsi bukan lagi sebuah kejahatan yang biasa, dalam perkembangannya
korupsi telah terjadi secara sistematis dan meluas. Menimbulkan efek kerugian negara dan
dapat menyengsarakan rakyat. Karena itulah korupsi kini dianggap sebagai kejahatan luar
biasa (extra ordinary crime). Kejahatan korupsi telah disejajarkan dengan tindakan
terorisme. Sebuah kejahatan luar biasa yang menuntut penanganan dan pencegahan yang
luar biasa. Karenanya sebagai sebuh kejahatan yang dikategorikan luar biasa, maka
seluruh lapisan masyarakat harus dibekali pengetahuan tentang bahaya laten korupsi dan
pencegahannya. Korupsi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap demokrasi,
bidang ekonomi, dan kesejahteraan umum negara. Adapun dasar hukum pemberantasan
tindak pidana korupsi di Indonesia adalah sebagai berkut:
1. TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelanggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Ketetapan ini memiliki posisi
lebih dibandingkan dengan ketetapan MPR lainnya. TAP ini berisi
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelanggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 1999 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 1999 tentang
Persyaratan Tata Cara Pengangkatan serta Pemberhentian Anggota Komisi Pemeriksa.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1999 tentang Tata
Cara Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Komisi Pemeriksa.
19
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi, yakni jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
20
10) melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
11) masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12) mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
14) memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15) membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16) memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17) menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
c. Larangan Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010, Pegawai Negeri Sipil
memiliki kewajiban untuk:
1) menyalahgunakan wewenang;
2) menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
3) tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional;
4) bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing;
5) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik
negara secara tidak sah;
6) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara;
7) memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8) menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9) bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
21
10) melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11) menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12) memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan
cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;
b. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
c. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
13) memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada
PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
14) memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan
disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk
sesuai peraturan perundang-undangan; dan
15) memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan
cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
22
3.2 Peran dan Kedudukan ASN
3.21Whole Of Goverment
Whole of Government (WoG) sebenarnya bukan sesuatu yang baru di negara-
negara maju, tetapi dewasa ini di berbagai negara berkembang WoG menjadi topik yang
hangat dibicarakan, terutama di Indonesia yang termasuk terlambat dibandingkan negara-
negara di Asia seperti Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia. WoG pada
awalnya disebut sebagai Joined Up Government atau Network Government dan paling
akhir diberi nama Whole of Government (WoG). WoG merupakan respon terhadap gejala-
gejala devolusi struktural, disagregasi, fragmentasi dan single purpose organization
sebagai akibat dari implementasi New Public Management (NPM).
Koordinasi saja ternyata tidak cukup untuk mengatasi wicked problems, sehingga
diperlukan upaya lebih besar lagi yaitu kolaborasi. Perbedaan antara koordinasi dengan
kolaborasi adalah: koordinasi merupakan kerja sama intra dan inter instansi di dalam
suatu jejaring kerja tetapi masing-masing instansi masih memiliki agenda, kepentingan
dan tujuan organisasinya masing-masing, sementara kolaborasi adalah kerja sama intra
dan inter instansi di dalam jejaring kerja berdasarkan satu agenda, kepentingan dan tujuan
bersama. Agenda dan tujuan bersama, kolaborasi, jejaring kerja dan integrasi adalah
faktor determinan bagi terselenggaranya WoG. Inti dari WoG adalah “koordinasi-
kolaborasi secara integratif serta manajemen berbagai tugas dan fungsi-fungsi di dalam
organisasi tanpa adanya kontrol hierarkis di antara sesama partisipan yang ditujukan
untuk memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak dapat dicapai apabila bekerja
sendiri”.
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka WoG
(Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif
fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit
dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara
lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government.
Pengertian e-Government menurut Bank Dunia adalah: “e-government refers to the use by
government agencies of information technologies (such as Wide Area Network, the
internet, and mobile computing) that havet the ability to transform relations with citizens,
business, and other arms of government”. Terjemahan bebas dari pengertian tersebut
adalah: “penggunaan teknologi IT seperti Wide Area Network, internet dan komputer
bergerak oleh badan-badan atau instansi pemerintah untuk membangun fasilitas akses
23
dengan rakyat, dunia usaha dan pemerintah lain di dunia. Berdasarkan definisi tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa e-government adalah tata kelola pemerintahan
(governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi
IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat
berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang
diperoleh melalui e-government antara lain adalah:
1. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien
dan efektif
2. Hemat anggaran dan tepat waktu
3. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan
banyak berkurang.
4. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang
5. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan
publik juga meningkat
3.22Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat
dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan
penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah
serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang
dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima
dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan
pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat
dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang menggunakan
peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia
(1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
24
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah manusia yang
memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan
baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan umum;
kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas
dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan,
kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan public adalah sebagai
berikut:
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
3.23Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah
pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang
25
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa
yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan
sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen
PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan;
pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
dan perlindungan.
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
UKS merupakan usaha kesehatan sekolah. Dalam UKS terdapat tiga tujuan utama
yaitu, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pembinaan kantin sehat. Dalam pencapaian
tujuan tersebut, puskesmas Bontang Utara 1 memiliki beberapa kegiatan, diantaranya adalah
penjaringan kesehatan, pembinaan kantin sehat, pemeriksaan angka bebas jentik sekolah
(ABS), dan layanan konsultasi remaja. Saat ini manajemen UKS belum begitu maksimal Dari
26
32 sekolah di wilayah kerja Puskesmas Bontang Utara 1, tidak sampai 50% sekolah yang
mengumpul kuesoner penjaringan. Alasannya adalah kuesioner penjaringan diisi oleh orang
tua siswa untuk kelas 1 SD, namun saat diberikan kepada orang tua siswa, banyak yang tidak
kembali. Selain itu juga, guru harus mengumpulkan ke puskesmas sehingga memakan banyak
waktu. Selain itu, salah satu program penilaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah
belum dilaksanakan, padahal program PHBS sekolah ini penting dilakukan untuk mengetahui
apakah suatu sekolah sudah dikatakan PHB atau belum. Selain daripada hal tersebut,
penataan database kegiatan UKS belum tertata secara rapi. Setiap pemegang program berjalan
sendiri-sendiri. Untuk itu, perlu manajemen UKS yang baik supaya bisa rapi dan tertata.
27
4.2 Deksripsi Keterkaitan Isu
Berikut ini deskripsi keterkaitan isu terhadap teori Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI (Whole of Governtment, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN)
Tabel 4.1 Deskripsi Keterkaitan Isu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN Kondisi Saat ini Kondisi yang diharapkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Kurangnya Merupakan bentuk Cakupan kurang. Seluruh remaja putri
cakupan kerjasama antara Masih ada beberapa (rematri) SMP mau
pemberian Puskesmas Bontang remaja putri yang meminum tablet fe, dan
tablet fe pada Utara 1 dan sekolah tidak meminum tablet mengikuti anjuran Guru
remaja putri SMP di wilayah kerja. fe karena sifatnya tentang tata cara meminum
SMP Puskesmas Bontang yang membuat mual. yang benar sehingga tidak
Utara 1 memberikan membuat mual.
tablet Fe kepada remaja
putri (rematri) di
seluruh SMP di
wilayah kerja
Puskesmas Bontang
Utara 1.
2. Kurangnya Kerjasama antara Bentuk pemeriksaan Masih ada siswa dan Seluruh siswa hadir pada
cakupan sekolah dan Puskesmas kesehatan (BB, TB, TD, siswi yang belum saat pemeriksaan sehingga
28
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN Kondisi Saat ini Kondisi yang diharapkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
pemeriksaan Bontang Utara 1 dan HB) kepada siswa- diperiksa secara bisa memenuhi target
kesehatan siswi SMA di wilayah keseluruhan karena capaian 100%
posbindu kerja Puskesmas Bontang tidak hadir saat
sekolah Utara 1 pemeriksaan.
3 Kurang Merupakan bentuk Merupakan bentuk Merupakan salah satu Sulitnya koordinasi Koordinasi antara guru dan
maksimalnya Whole of Government pelayanan publik karena bentuk manajemen dengan guru terkait Puskesmas lebih mudah,
manajemen karena adanya memiliki sasaran anak ASN karena terkait pengumpulan laporan proses pengumpulan
UKS kerjasama antara sekolah dan orang tua penataan, pengelolaan, UKS, berdasarkan laporan lebih mudah,
Puskesmas dan Sekolah murid, serta guru UKS tentang pelaporan dan keterangan guru, Penilaian PHBS sekolah
untuk mewujudkan penyimpanan hasil orang tua murid juga berjalan, dan tertatanya
generasi yang sehat kegiatan UKS sulit untuk diminta database kegiatan UKS
mengisi laporan
penjaringan, selain itu,
belum adanya
penilaian PHB di
sekolah, serta belum
tertatanya database
kegiatan UKS di
Puskesmas
29
4.3 Analisis Isu
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses
analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan
solusi oleh penulis.
Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa:
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) yang mempertimbangkan tingkat
kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem
atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Berdasarkan tabulasi USG seperti tercantum pada tabel 1.2. Analisis Isu
Strategis, ditemukan isu utama yang memenuhi syarat dan ditetapkan isu paling
prioritas yakni kurang maksimalnya manajemen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di
Puskesmas Bontang Utara 1.
Untuk itulah, penulis mengambil isu tersebut untuk mengambil langkah
perbaikan dan peningkatan mutu sekolah dengan meangaktualisasikan nilai-nilai dasar
30
PNS dengan judul “Optimalisasi Manajemen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)”
di Puskesmas Bontang Utara 1.
4.4 Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Pada rancangan ini isu yang diangkat adalah kurangnya maksimalnya manajemen
UKS di Puskesmas Bontang Utara 1. Pertimbangan diambilnya isu ini adalah dikarenakan
jumlah anak-anak yang mencapai 30% dari jumlah penduduk dunia. Hal ini perlu mendapat
perhatian karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dijaga kesehatannya.
Kegiatan yang berkatan dengan penyehatan anak di sekolah adalah Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Program UKS sendiri terdapat 3 dimensi yang biasa disebut trias UKS,
diantaranya adalah pelayanan kesehatan anak sekolah, pendidikan kesehatan, dan penyehatan
lingkungan sehat. Program pelayanan kesehatan dalam bentuk penjaringan kesehatan anak
sekolah. Program pendidikan kesehatan biasanya dalam bentuk penyuluhan kesehatan kepada
guru maupun anak sekolah, dan konsultasi kesehatan. Sedangkan penyehatan lingkungan
sehat dalam bentuk pembinaan kantin sehat di sekolah. Setiap dimensi UKS tersebut biasanya
memiliki pemegang program sendiri. Hal ini yang membuat pemegang program berjalan
sendiri-sendiri, sehingga data kegiatan tidak bersatu. Selain itu, masalah lainnya adalah
pendidikan kesehatan yang belum maksimal. Program penilaian perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) di sekolah belum dilakukan sehingga perlu diadakan untuk mengetahui sekolah
mana yang telah menerapkan PHBS yang baik dan benar, sehingga nantinya dapat dilakuka
pembinaan pada sekolah yang belum menerapkan PHBS dengan baik.
Oleh karena itu, menanggapi issu terpilih “Kurang maksimalnya manajemen UKS di
Puskesmas Bontang Utara 1”, Program yang saya usulkan adalah “Optimalisasi Manajemen
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Puskesmas Bontang Utara 1” dengan kegiatan:
31
4.5 Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.3 Rancangan Aktualisasi
Identifikasi isu 1. Kurangnya cakupan pemberian tablet fe pada remaja putri SMP
2. Kurangnya cakupan pemeriksaan kesehatan posbindu sekolah
3. Kurang maksimalnya manajemen UKS di Puskesmas Bontang Utara 1
Isu yang diangkat Kurang maksimalnya manajemen UKS
Gagasan pemecahan isu Optimalisasi Manajemen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Puskesmas Bontang Utara 1
32
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
33
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
Nasionalisme
a. Berkonsultasi dengan
menceritakan masalah
secara jujur
b. PJ UKM memberi
masukan dan pendapat
c. Form yang digunakan
adalah form dari Dinas
Kesehatan yang sudah
baku dan diberikan kepada
seluruh Puskesmas di
Bontang agar seragam
sehingga tercipta
persatuan.
d. Menggunakan google form
saat menginput merupakan
bentuk cinta kami pada
tanah air karena
mengurangi penggunaan
kertas sehingga
mengurangi penebangan
pohon.
e. Link pengisian disebar di
grup Wa guru UKS.
Namun kami tetap
mengingatkan melalui sms
34
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
35
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
36
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
37
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
38
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
39
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
40
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
41
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
42
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
43
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
44
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
45
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
5. Pembuatan Leaflet 1. Menyusun desain Leaflet dan Akuntabilitas Program penilaian Poster dan leaflet berisi
dan Poster tentang leaflet dan poster poster a. Membuat leaflet dan Perilaku Hidup Bersih informasi kesehatan
PHBS 2. Mencetak leaflet dan poster yang sesuai dan Sehat (PHBS) yang bertujuan untuk
poster dengan kebutuhan meningkatkan
berhubungan dengan
3. Membagikan leaflet sekolah kesadaran agar
kepada siswa pada b. Mencetak leaflet dan tata nilai Puskesmas berperilaku hidup
saat penyuluhan, dan poster dengan tetap Bontang Utara 1 yaitu bersih dan sehat, sesuai
memberikan poster mengontrol jumlah tanggung jawab, misi misi Puskesmas
kepada sekolah. kebutuhan. dimana penyuluh Bontang Utara 1 yang
c. Memberikan leaflet kesehatan masyarakat ke 3.
kepada siswa dan seharusnya melakukan
poster kepada sekolah
penyampaian pesan
yang berisi pesan
informatif. informasi kesehatan.
Nasionalisme
a. Membuat desain
dengan tulisan
menggunakan bahasa
Indonesia
c. Adil karena semua
sasaran yang mendapat
penyuluhan akan
mendapatkan leaflet
juga, untuk poster,
hanya sekolah yang
46
Tabel 4.4 Konsep Rancangan Aktualisasi Setiap Kegiatan
47
Bulan September Bulan
2019 Oktober Portofolio/ Bukti
No Kegiatan 2019 Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3
Keterangan :
A. : Pelaksanaan Kegiatan
48
BAB V
HASIL KEGIATAN
Kegiatan ketiga adalah penilaian PHBS Sekolah dasar. Kegiatan ini dari tahap
konsultasi hingga pelaksanaan kegiatan berlangsung dari tanggal 27 September 2019-24
Oktober 2019. Kegiatan ini berlokasi di Rumah, Puskesmas Bontang Utara 1, dan SDN 010
BU.
49
Kegiatan keempat adalah Membuat Database UKS dengan Google Drive. Kegiatan
ini dari tahap konsultasi hingga pelaksanaan berlangsung pada tanggal 12 September 2019-25
Oktober 2019. Kegiatan berlokasi di dalam gedung Puskesmas Bontang Utara 1.
Kegiatan kelima adalah pembuatan poster dan leaflet tentang kesehatan sebagai media
promosi kesehatan di sekolah. Kegiatan dilaksanakan dari proses desain hingga percetakan
adalah dari tanggal 9 Oktober 2019-21 Oktober 2019. Lokasi pembuatan adalah di jalan
Juanda, Bukit Indah, Jl, Awang Long, dan Puskesmas Bontang Utara 1.
Dari kelima kegiatan, hampir keseluruhan pelaksanaan dari kelima program tersebut
mundur atau tidak sesuai jadwal, dikarenakan banyak program lain yang harus dilaksanakan
dan tidak bisa ditinggal sehingga kegiatan pelaksanaan aktualisasi harus mundur dari rencana
awal.
5.2 Tahapan Kegiatan, Hasil Kegiatan, Evaluasi, dan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pengertian
Sistem pelaporan UKS dengan menggunakan google form merupakan pelaporan yang
dilakukan kepada guru sekolah per triwulan mengenai kegiatan UKS di sekolahnya secara
online sehingga guru tidak perlu mendatangi Puskesmas.
Tahapan Kegiatan
50
Gambar 5.1 Konsultasi dengan Kepala Puskesmas
Hasil Kegiatan
Program aktualisasi pertama adalah Membuat Sistem Pengisian Laporan UKS dengan
Menggunakan Google Form. Tujuan dari
kegiatan ini adalah memudahkan guru UKS
dalam pengumpulan laporan UKS triwulan
karena tidak perlu mendatangi puskesmas
(Komitmen mutu). Pada awal mulanya,
dilakukan konsultasi kepada kepala Puskesmas
mengenai pelaksanaan kegiatan (Etika Publik).
Kepala Puskesmas memberikan pendapat bahwa
Gambar 5.2 Konsultasi dengan PJ UKM system ini bisa dilakukan asalkan pihak sekolah
tetap harus berjaga-jaga ketika ada penilaian sekolah, bisa menyiapkan format dari provinsi
(Nasionalisme). Begitu pula dengan PJ UKM yang memberikan pendapat bahwa selama
kegiatan tersebut bisa efektif untuk menaikkan cakupan, silahkan dicoba (Komitmen mutu
dan Nasionalisme).
51
Gambar 5.2 Konsultasi dengan PJ UKM
Lembar laporan sudah ada dan tinggal dilakukan penginputan. Lembar laporan yang
sudah ada merupakan format dari provinsi yang sudah baku sehingga bisa
dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas). Penginputan dilakukan selama kurang lebih 1 jam.
Terdapat 36 komponen pertanyaan yang diinput tanpa ada yang terlewati (Anti Korupsi).
Setelah itu dilakukan penyebaran URL yang berisi format laporan di grup Whatsapp Guru
UKS.
52
Kendala:
Dilakukan privat chat pada setiap guru yang belum mengumpulkan agar segera melakukan
pengisian form online.
53
Hasil Kegiatan
54
Hasil konsultasi dengan Kepala Puskesmas adalah manfaatkan inovasi ini untuk
meningkatkan cakupan penjaringan (Komitmen mutu). Begitu pula dengan PJ UKM yang
memberi saran agar selain orang tua murid, berikan
sosialisasi kepada anak SMA juga karena di era saat
ini, hampir semua anak SMA memiliki gadget
sehingga diharapkan lebih mudah untuk pengisian
kuesioner penjaringan online, pengisian kuesioner
online ini relevan dengan keadaan anak-anak di era
modern ini (Akuntabilitas).
55
Gambar 5.9 Sosialisasi Kuesioner Penjaringan Gambar 5.10 Koordinasi dan pembibingan
Pada Orang Tua Murid di SDN 008 BU guru MI AR-Riyadh untuk pengisian
kuesioner Penjaringan
Evaluasi
Kegiatan berjalan dengan lancar, banyak orang tua yang setuju akan pentingnya
kegiatan penjaringan. Orang tua juga banyak yang bertanya terkait pengisian kuesioner.
Namun kegiatan ini terdapat banyak kendala, diantaranya adalah:
a. Kuesioner dalam bentuk hardcopy ternyata telah digandakan oleh guru, sehingga mau
tidak mau harus digunakan untuk membimbing orang tua murid dalam pengisian.
b. Tidak semua guru bersedia untuk mengumpulkan wali murid karena biasanya sulit
c. Berdasarkan penuturan salah satu guru, kuesioner ini dapat digunakan hanya pada orang
tua yang melek teknologi informasi (TI), sehingga orang tua yang belum memahami
tidak akan bisa mengisi kuesioner.
56
Strategi Untuk Mengatasi Kendala
a. Telah dilakukan kesepakatan dengan guru UKS bahwa sosialisasi pengisian kuesioner
tetap dilakukan dengan kuesioner hardcopy, dan kuesioner online akan diisi oleh orang
tua murid yag tidak hadir pada saat kegiatan sosialisasi.
b. Karena jumlah yang tidak hadir pada saat sossialisasi di SDN 008 sedikit, oleh karena itu
dilakukan lagi pencarian sekolah yang mau dilakukan sosialisasi. Didapatkan sekolah MI
AR-Riyadh. MI AR-Riyadh tidak bersedia mengumpulkan orang tua karena sulit, namun
guru UKS minta dibimbing untuk pengisiannya lalu para guru yang akan menyebarkan di
grup wali murid. Selain itu, untuk menambah cakupan pengisian, dilakukan juga
sosialisasi kepada 11 perwakilan siswa-siswi SMA di 10 sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Bontang Utara 1. Siswa –Siswi ini yang nantinya akan menyebarkan link
kuesioner penjaringan kesehatan kepada teman-temannya yang belum mengisi.
1. Mendiskusikan dengan guru UKS pada saat koordinasi dengan guru UKS yang biasanya
dilaksanakan di pertengahan tahun.
2. Apabila seluruh guru setuju, akan diterapkan pengisian kuesioner online di seluruh
sekolah.
3. Pada saat sudah diterapkan, tidak perlu mengundang orang tua murid untuk sosialisasi
pengisian kuesioner online, hanya dengan membagikan URL kuesioner yang harus diisi.
Namun apabila ada guru yang menginginkan dilakukan sosialisasi, pihak puskesmas
tetap memberikan.
4. Memberikan kuesioner online yang dibagikan di grup guru dan orang tua murid. Namun,
tetap menyiapkan kuesioner dalam bentuk hardcopy untuk wali murid yang tidak
memiliki gadget.
Pengertian
Penilaian PHBS sekolah adalah kegiatan penilaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di sekolah. Penilaian yang dilakukan adalah berdasarkan 8 indikator PHBS tatanan
sekolah, diantaranya adalah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengonsumsi
jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga teratur
57
dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan
dan mengukur tinggi badan secara teratur, dan membuang sampah pada tempatnya. Penilaian
PHBS ini penting untuk mengukur kesiapan sekolah terutama apabila ingin menjadi sekolah
sehat. Setelah penilaian PHBS sekolah rampung, akan dilihat komponen dari skor terendah
dan kemudian akan diberi pembinaan untuk menaikka skor tersebut.
Tahapan Kegiatan
Hasil Kegiatan
Program aktualisasi ketiga yaitu penilaian PHBS sekolah, dimana penilaian ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi PHBS di sekolah yang nantinya akan diberikan
pembinaan untuk komponen PHBS yang kurang. Berdasarkan konsultasi dengan PJ UKM,
diberi masukan bahwa tidak perlu yang muluk-muluk, yang penting kita mempunyai data
PHBS di sekolah dan melakukan penyuluhan di sekolah sebagai seorang penyuluh kesehatan
(Nasionalisme).
58
Setelah itu menyiapkan form penilaian PHBS
untuk dilakukan observasi. Setelah form penilaian siap,
dilakukanlah koordinasi dengan guru UKS sekolah
melalui Wa untuk diminta kesediaannya dilakukan
observasi (Nasionalisme). Penilaian lalu diberikan di
SDN 010 Bontang Utara. Komponen penilaian adalah 8
indikator PHBS tatanan sekolah yaitu: Cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir, jajan di kantin sehat,
Memakai jamban sehat, Ukur tinggi badan dan berat
badan rutin, olahraga teratur, membarantas jentik
nyamuk, membuang sampah pada tempatnya dan tidak
merokok di sekolah. Penilaian dilakukan secara jujur
sesuai dengan kondisi yang ada (Akuntabilitas).
Setelah dilakukan penilaian, dilakukanlah analisis hasil.
Gambar 5.12 Koordinasi dengan
Skor maksimal dari penilaian adalah 130, sedangkan Guru UKS SDN 010
SDN 010 memperoleh skor 80 atau 61,53%. Analisis skor dilakukan dengan cermat agar
tidak ada yang terlewat (Etika Publik). Berdasarkan hasil pengukuran, komponen terendah
dari PHBS tersebut adalah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dikarenakan di
Gambar 5.13 Observasi Kamar Mandi SDN 010 Gambar 5.14 Observasi Tempat Sampah di SDN 010
59
sekolah sendiri belum mempunyai wastafel untuk mencuci tangan, selain itu, anak-anak
belum pernah dajarkan untuk mencuci tangan yang baik dan benar.
Oleh karena itu, dilakukan kegiatan penyuluhan cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir untuk siswa kelas, 2,3,4,5, dan 6. Kelas 2 dan 3 dikumpulkan jadi satu, dan kelas
4,5,6 juga dikumpulkan jadi satu, sehingga dilakukan penyuluhan kepada siswa 2 kali.
Setelah itu, anak-anak dikumpulkan di lapangan untuk praktek cuci tangan. Untuk rencana
kegiatan penyuluhan ini, sesuai prosedur bahwa bukan puskesmas yang memberikan
undangan untuk dilakukan penyuluhan, melainkan sekolah yang seharusnya mengundang
Puskesmas untuk dilakukan penyuluhan, dan pihak puskesmas sebagai narasumber.
Gambar 5.15 Penyuluhan Cuci Tangan di Kelas 2,3, dan 4 SDN 010
Evaluasi:
60
Setelah penyuluhan kepada anak-anak selesai, setelah itu dilakukan pembinaan PHBS kepada
para guru . Para guru antusias dan menyambut dengan baik.
Gambar 5.16 Pembinaan PHBS Tatanan Sekolah Gambar 5.17 Pembinaan PHBS Tatanan Sekolah
Pada Guru di SDN 010 Pada Guru di SDN 010
Kendala:
1. Saat kegiatan penyuluhan dilaksanakan, turun hujan deras sehingga lapangan yang saat
itu akan digunakan menjadi basah. Sehingga rencana diawal dimana seluruh siswa akan
dikumpulkan di lapangan menjadi batal.
2. Petugas Puskesmas datang terlambat saat kegiatan dikarenakan hujan sehingga tidak
dapat berangkat sendiri, perlu diantar bersama kegiatan lain, sehingga masih harus
menunggu persiapan kegiatan lain seperti posyandu balita, lansia dll.
3. Dikarenakan petugas datang terlambat, siswa-siswi kelas I sudah pulang sehingga tidak
dilakukan penyuluhan.
4. Mic tidak berfungsi dengan baik sedangkan para siswa-siswi kelas 2,3, dan 4 sangat
ramai.
61
3. Untuk kelas 1 tidak diberikan penyuluhan, diharapkan setelah ini guru mempraktekkan
untuk mengajak siswa melakukan cuci tangan bersama di lapangan sekolah secara rutin.
4. Dikarenakan mic tidak berfungsi, harus bekerja dengan keras dengan menyaringkan
suara agar terdengar (Anti korupsi).
Kegiatan ini akan dilakukan setahun sekali di seluruh sekolah di wilayah kerja Puskesmas
Bontang Utara 1, karena memang kami belum memiliki data PHBS tatanan sekolah sehingga
kegiatan ini perlu dilanjutkan.
Pengertian
Pembuatan database UKS dengan google drive adalah proses pembuatan ruang untuk
penyimpanan data dan informasi dari kegiatan yang bekerjasama dengan sekolah.
Tahapan Kegiatan
Program kegiatan ketiga adalah pembuatan database UKS dengan google drive.
Kegiatan diawali dengan membuat ruang penyimpanan di google drive. Setelah itu dibuatlah
folder per tahun per jenjang sekolah sehingga menjadi terstruktur dan memudahkan
62
(Komitmen mutu). Setelah itu melakukan upload data yang berisi table dan grafik dari hasil
kegiatan Puskesmas Bontang Utara 1 yang berhubungan dengan sekolah. Nantinya para guru
UKS akan bisa mengakses data ini sehingga menjadi transparan (Akuntabilitas).
63
Evaluasi:
Para guru UKS telah memberikan email sehingga sudah tergabung. Namun terdapat beberapa
masukan dari lintas program:
a. Gunakan data penjaringan karena itu sudah banyak bidang yang masuk
b. Jangan memberikan laporan karena laporan tidak bisa sembarangan di share ke lintas
sektor. Berikan saja angka-angka kejadian dari hasil kegiatan kita, seperti grafik.
Gambar 5.21 Data dari Kegiatan UKS yang Berhubungan dengan Sekolah yang telah Diupload
c. Untuk data siswa cukup meminta langsung karena masih ada pemegang program yang
tidak mempunyai email.
d. Tidak bisa menggunakan data saya karena percuma saya dapat dari guru juga, lebih baik
ambil data yang kegiatannya kita yang melakukan
e. Nanti coba cari tahu tentang barcode disitu akan lebih memudahkan, tidak perlu
menggunakan email tetapi barcode bisa langsung dishare di fb, ig, dll.
64
Gambar 5.22 Koordinasi dengan Guru UKS untuk Permintaan Alamat Email
Kendala:
1. Tidak bisa asal memberikan data/laporan kepada lintas sektor, karena data tersebut
sebagian besar bersifat rahasia.
2. Masih ada guru UKS yang tidak memiliki email sehingga tidak bisa bergabung.
3. Pemegang program yang biasanya membutuhkan data siswa tidak memiliki email
1. Data yang diberikan kepada lintas sektor (Guru UKS) adalah dalam bentuk angka saja
atau grafik, sedangkan laporan akan dibuat lagi ruang khusus untuk internal Puskesmas
2. Guru UKS yang tidak memiliki email, bersedia datang ke Puskesmas apabila ingin
mendapat data.
3. Memberikan secara langsung bila bertemu
Untuk kedepannya Data base akan tetap ditata. Untuk guru UKS diberikan laporan yang
hanya berbentuk angka atau grafik saja. Dan akan dicari cara yang lebih mudah lagi agar
semua bisa mengakses walaupun tidak punya email.
65
5.2.5 Kegiatan 5: Pembuatan Leaflet dan Poster tentang PHBS
Pengertian
Pembuatan leaflet dan poster PHBS adalah proses mendesain dan mencetak leaflet dan poster
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai media promosi kesehatan untuk
memberikan informasi tentang kesehatan.
Tahapan kegiatan
Hasil Kegiatan
Program kegiatan kelima adalah pembuatan desain poster dan leaflet. Langkah
pertama adalah menyusun desain leaflet dan poster. Desain poster dilakukan dimalam hari
selama kurang lebih 3 jam. Poster berisi tentang 8 indikator PHBS tatanan sekolah.
Pembuatan poster dengan tema PHBS diharapkan dapat memberikan pesan informatif akan
kebutuhan SDN 010 BU agar menjadi sekolah sehat (Akuntabilitas). Desain leaflet
dilakukan di malam hari selama kurang lebih 2 jam. Leaflet berisi tentang cuci tangan yang
baik dan waktu tepat untuk cuci tangan. Leaflet dicetak sebanyak 90 lembar. Pembuatan
leaflet dengan tema cuci tangan relevan dengan kebutuhan sekolah yang memerlukan
informasi tentang cuci tangan (Akuntabilitas).
66
Desain poster dan leaflet dilakukan secermat mungkin untuk memperkecil kesalahan
agar tidak terjadi pemborosan (Etika publik). Pemilihan basaha dalam pembuatan poster dan
leaflet menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme). Selain itu
diberikan pula 1 poster kepada sekolah yang berisi tentang pentingnya cuci tanan. Dan
terakhir adalah mencetak 3 stiker yang berisi tentang 6 langkah cuci tangan yang nantinya
dapat ditempel diatas wastafel sehingga mudah dihafalkan. Segala desain dan cetak poster,
leaflet dan cetak stiker menggunakan biaya sendiri (Anti korupsi).
Gambar 5.25 Poster yang Siap Gambar 5.26 Stiker yang Siap Dicetak
Dicetak 67
Gambar 5.26 Leaflet yang Siap Dicetak
Evaluasi
Kegiatan berjalan dengan lancar, pihak sekolah senang jika kami memberikan poster, leaflet,
dan stiker yang nantinya bisa menjadi media promosi kesehatan di sekolah.
Kendala
1. Untuk desain poster sudah bisa ditempel di ruang UKS, sedangkan stiker belum bisa
ditempel saat ini karena wastafel belum dibuat.
2. Terdapat miss komunikasi dengan percetakan, sehingga stiker yang tercetak berukuran
besar yakni A3, dimana akan sulit di tempel diatas wastafel apabila ukuran stiker terlalu
besar.
Mencetak lebih banyak lagi poster, leaflet, dan stiker untuk sekolah lainnya yang akan
berjalan tahun depan.
68
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.1.2 Nilai ANEKA yang dapat Dipetik dari Kegiatan Implementasi Aktualisasi
Akuntabilitas: Penataan kembali UKS ini diharapkan dapat membuat segala kegiatan/
program Puskesmas Bontang Utara 1 yang berhubungan dengan menjadi lebih terkontrol.
Nasionalisme: program ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara Puskesmas
Bontang Utara 1 dan sekolah. Puskesmas Bontang Utara 1 dan sekolah akan berjalan
beriringan, saling bersinergi dengan satu tujuan, yaitu menciptakan generasi yang berkualitas.
69
Etika Publik: Komunikasi yang baik dari Kepala puskesmas, Kepala sekolah, Kelurahan,
dan Kecamatan, mendorong para pemegang program, guru, dan staff untuk lebih erat lagi
dalam pelaksanaan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Komitmen Mutu: Inovasi kegiatan yang berhubungan dengan sekolah, akan terus dilakukan
dan selalu di evaluasi untuk menemukan cara paling efektif untuk menaikkan angka cakupan
pada kegiatan yang berhubungan dengan sekolah.
Anti Korupsi: Segala bentuk kegiatan selalu dipantau setiap bulannya, melalui rapat Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) sehingga setiap pemegang program akan ditanya progressnya,
dan pemegang program akan menjawab dengan jujur mengenai progress dan
permasalahannya.
6.2 Saran
Sebaiknya kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut karena mengingat beberapa kegiatan
yang proses pelaksanaannya sangat sederhana namun memiliki manfaat bersama.
Pemantauan sebaiknya dilakukan secara rutin agar kegiatan tidak mati suri. Selain itu
diperlukan juga dukungan dari lintas program dan lintas sektor karena beberapa kegiatan
tersebut hampir keseluruhan bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor
70
71
Lampiran 1
Lampiran 2
Sekolah :
Tanggal Observasi :
NILAI
KOMPONEN PHBS KRITERIA BOBOT NILAI (0-4) SKOR MAKS
Mencuci tangan Tersedia sarana cuci tangan 1
dengan air dengan air mengalir (wastafel) 2
mengalir dan sabun
Tersedia sabun di tempat cuci 2
tangan
Tempat cuci tangan (wastafel) 0
berfungsi dengan baik
Anak-anak mempraktekkan cuci 4
tangan 6 langkah
Total Skor:
Total Skor:
C. Menggunakan Jamban Sehat
KOMPONEN NILAI
PHBS KRITERIA BOBOT NILAI (0-4) SKOR MAKS
Menggunakan Apakah tersedia jamban sehat 2 4
jamban sehat di sekolah
Apakah telah dipisah antara 0
toilet laki-laki dan
perempuan?
Apakah disediakan sabun di 4
dalam toilet?
Apakah disediakan tempat 4
sampah di sekitar toilet?
Total Skor:
D. Olahraga Rutin
KOMPONEN NILAI
PHBS KRITERIA BOBOT NILAI (0-4) SKOR MAKS
Olahraga rutin Ada kegiatan olahraga 0.5 4
minimal seminggu sekali
Total skor
NILAI
KOMPONEN PHBS KRITERIA BOBOT NILAI (0-4) SKOR MAKS
Memberantas jentik Apakah Sekolah sudah bebas 1.5 2
nyamuk jentik?
Apakah sekolah melakukan 4
pemeriksaan jentik secara rutin?
Apakah ada kegiatan kerja bakti 4
rutin?
Total Skor:
NILAI
KOMPONEN PHBS KRITERIA BOBOT NILAI (0-4) SKOR MAKS
Tidak merokok di Apakah sudah diberlakukan 1.5 0
lingkungan sekolah peraturan dilarang merokok di
sekolah?
Apakah masih sering terlihat orang
meokok di lingkungan sekolah?
4
NILAI
KOMPONEN PHBS KRITERIA BOBOT NILAI (0-4) SKOR MAKS
Mengukur BB dan TB Apakah ada pengukuran BB dan 0.5 4
secara rutin? TB secara rutin?
NILAI
KOMPONEN PHBS KRITERIA BOBOT NILAI (0-4) SKOR MAKS
Membuang Sampah apakah disediakan tempat
pada tempatnya sampah di lingkungan sekolah 1
Apakah tempat sampah bersifat
terututup
Apakah sampah telah dilipah
berdasarkan jenisnya
Apakah dilakukan pengangkutan
setiap hari?
Total Nilai:
Setelah menentukan skor setiap kriteria, langkah selanjutnya adalah menentukan skor
keseluruhan PHBS dengan menjumlahkan skor maksimal di setiap komponen. Skor
maksimal dari keseluruhan PHBS adalah 138
Hasil penilaian keseluruhan PHBS dilakukan dengan menjumlahkan total skor dari seluruh
komponen PHBS. Presentase hasil penilaian yang didapat pada setiap variabel ditentukan
dengan rumus:
𝑆𝑘𝑜𝑟
× 100 %
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
Sementara itu, Sekolah yang ber PHBS adalah sekolah yang telah mencapai kriteria PHBS
100%
Lampiran 3
KOMITMEN GURU UKS SDN 010 BU UNTUK MENJALANKAN KEGIATAN PHBS