Anda di halaman 1dari 89

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan negara yang
sebagaimana tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlunya dibangun pemerintah
yang baik / good governance, yaitu pemerintahan yang berorientasi
pada kepentingan negara dan masyarakat yang mengembangkan dan
menerapkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Pemerintahan yang baik dimulai
dengan membangun karakter Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
memiliki integritas, profesional, komitmen, adil, tidak diskriminatif,
bebas dari intervensi politik dan bersih dari kolusi, korupsi dan
nepotisme serta mampu menjalankan fungsinya sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Pasal1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintahan dengan
perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Kemudian tercantum pada Pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara, fungsi ASN adalah sebagai: a.
Pelaksana kebijakan publik; b. Pelayan publik; c. Perekat dan
pemersatu bangsa. ASN berfungsi penting sebagai perencana,
pelaksana sekaligus sebagai pengawas dan pengendali dalam
melaksanakan kebijakan publik yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas serta adil agar tercipta persatuan dan
kesatuan bangsa. Fungsi-fungsi ASN tersebut akan berjalan dengan
baik apabila dilengkapi dengan pembentukan karakter ASN yang baik
juga.

1
Dalam rangka membentuk ASN profesional yang berkarakter,
yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap perilaku bela negara,
nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan
Dasar Calon PNS, sesuai dengan tujuan dan sasaran Peraturan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 25 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III.
Peregangan adalah kegiatan melakukan gerakan-gerakan yang
bertujuan melenturkan atau melemaskan kembali bagian-bagian tubuh
yang kaku. Peregangan merupakan salah satu aktivitas fisik dalam
program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Gerakan
peregangan yang banyak dilakukan adalah gerakan aktif dinamis
sekitar 3 menit. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan yaitu upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan
pada setiap tempat kerja agar dapat bekerja secara sehat dan tidak
menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar.
Menurut Tarwaka (2015), dampak dari stres akibat kerja dapat
menyebabkan reaksi emosional, perubahan kebiasaan atau mental,
dan perubahan fisiologis. Salah satu perubahan fisiologis yaitu
kelelahan. Stres kerja dapat dikurangi dan dikendalikan melalui
dekorasi termasuk dekorasi warna pada area kerja, penggunaan musik
saat bekerja, dan memanfaatkan waktu istirahat untuk melakukan
latihan fisik yang sesuai bagi tenaga kerja (Suma’mur, 2009).
Dalam GERMAS, perubahan gaya hidup diharapkan dapat
membuat semua pekerja menjadi sehat dan bugar sehingga
menunjang produktivitas kerja. Peregangan menjadi sesuatu yang
wajib dilakukan karena didapati banyak pekerja terutama pekerja
kantoran yang bekerja dengan gerakan statis, duduk terlalu lama, dan

2
bekerja dalam posisi yang tidak tepat. Posisi tubuh yang salah dan
cara kerja yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau
keluhan. Jika kondisi ini berlangsung lama maka dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan yang sering dialami
pekerja adalah masalah gangguan otot rangka (musculoskeletal)
terutama di bagian leher, bahu, pergelangan, tulang belakang dan
siku. Sebagai contoh, bila terlalu lama duduk di depan layar komputer
dapat menimbulkan rasa nyeri/sakit terutama pada leher dan
punggung akibat kekakuan pada otot-otot tubuh. Untuk melenturkan
kembali otot tubuh diperlukan peregangan (stretching) agar tetap
bugar selama beraktifitas di kantor. Selain itu, sesuai dengan amanat
UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan yaitu upaya kesehatan kerja
wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja agar dapat bekerja
secara sehat dan tidak menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan
masyarakat sekitar. Menurut surat edaran Walikota Pangkalpinang
Nomor: 041/SE/DINKES-PPKB/XII/2018 tentang Kesehatan Kerja di
Lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yaitu melakukan
peregangan/stretching setiap pukul 10.00 WIB dan pukul 14.00 WIB
selama lebih kurang 2 menit dan senam 1 kali seminggu.
Dalam penyelenggaraannya Puskesmas Tamansari memiliki
motto CINTA. CINTA adalah singkatan dari Cekatan, inovatif, dan
Accountable. Motto tersebut diharapkan mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan respon yang baik dan tepat,
sehingga petugas kesehatan dapat melakukan pekerjaan secara
produktif sesuai dengan tugas pokok masing-masing dan mampu
bekerja secara sehat dan tidak menimbulkan penyakit baik untuk diri
sendiri dan juga masyarakat lainnya.
Untuk mencegah terjadinya kelelahan pada saat bekerja dan
penyakit lainnya, maka pemerintah menugaskan petugas kesehatan
yang berkompetensi untuk melakukan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai ujung tombak untuk meningkatkan derajat

3
kesehatan baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat sekitar.
Salah satu kegiatan untuk mencegah terjadi kelelahan kerja dan
penyakit tidak menular, maka dilakukan kegiatan senam peregangan
disela-sela aktivitas jam kerja dengan menggunakan audio visual di
UPTD. Puskesmas Tamansari.
Pelaksanaan aktualisasi senam peregangan terdapat 5
kegiatan, yaitu kegiatan pertama melakukan konsultasi dengan kepala
puskesmas mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan, diantaranya
menyampaikan rencana rancangan aktualisasi kepada kepala
puskesmas, Melaksanakan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
terkait dengan surat izin pelaksanaan kegiatan, menjelaskan kepada
kepala Puskesmas mengenai rangkaian kegiatan yang akan dilakukan,
melakukan diskusi dan meminta saran serta masukan dari kepala
Puskesmas mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan
kedua yaitu melaksanaan sosialisasi kepada seluruh petugas
kesehatan di UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang tahapan
kegiatannya, yaitu membuat jadwal Sosialisasi, meminta izin kepada
Kepala Puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan melakukan
sosialisasi kepada seluruh pegawai Puskesmas Tamansari. Kegiatan
ketiga yaitu pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela jam
kerja, tahapan kegiatannya yaitu membuat jadwal pelaksanaan
kegiatan senam peregangan disela-sela waktu jam kerja yang akan
bersama, melakukan Konsultasi dengan Kasubbag TU tentang jadwal
pelaksanaan kegiatan, menyiapkan ruangan untuk kegiatan senam
peregangan, menyiapkan sarana dan prasarana seperti laptop, video
dan speaker dan melakukan senam peregangan di sela-sela aktifitas
kerja yang akan dilakukan per ruangan. Kegiatan keempat yaitu
elakukan evaluasi kegiatan senam peregangan di UPTD. Puskesmas
Tamansari Pangkalpinang, tahapan kegiatannya yaitu membuat
kuesioner/angket terkait dengan hasil dari senam peregangan,
mengolah hasil kuesioner/angket yang telah diisi dan dikumpulkan dan

4
membuat laporan evaluasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai
tanggal 24 Juli 2019 sampai dengan 26 Agustus 2019. Kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga
setiap kegiatan berjalan dengan baik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari aktualisasi (habituasi) yaitu:

1. Mampu mengidentifikasi nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan


kedudukan PNS dalam NKRI serta mengimplementasikannya
dalam meningkatkan kesadaran pegawai tentang pentingnya
senam peregangan disela-sela jam kerja di UPTD. Puskesmas
Tamansari Pangkalpinang.
2. Mengurangi terjadinya kelelahan dan kebosanan pada saat jam
kerja, sehingga petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
yang maksimal.
3. Mengurangi terjadinya kekakuan pada otot dan tulang, agar dapat
mengurangi resiko penyakit tidak menular.

1.3 Manfaat
1. Bagi Instansi ;
Meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan di instansi tersebut.
2. Bagi Tenaga Kesehatan ;
Meningkatkan produktifitas dalam bekerja, selain itu juga dapat
mengurangi stress akibat kerja dan mengurangi risiko penyakit
tidak menular, sehingga mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara optimal.
3. Bagi Masyarakat ;

5
Masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan yang maksimal.

1.4 Gambaran Umum Unit Kerja


UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang merupakan salah
satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di
wilayah Kepulauan Bangka Belitungkota Pangkalpinang dengan
jumlah pegawai yaitu 40 pegawai. UPTD Puskesmas Tamansari
Pangkalpinang dengan jumlah penduduk 11079 jiwa terdiri dari 3
kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Gedung Nasional dengan jumlah penduduk 3644 jiwa.
2. Kelurahan Batin Tikal dengan jumlah penduduk 2939 jiwa.
3. Kelurahan Opas Indah dengan jumlah penduduk 4496 jiwa.

UPTD. Puskesmas Tamansari merupakan salah satu bagian


wilayah dari kecamatan Tamansari yang mempunyai batas-batas
wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah timur berbatasan dengan sungai Rangkui Kecamatan


Rangkui
2. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gerunggang
3. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pangkalbalam
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Rangkui

Puskesmas Tamansari Pangkalpinang bertujuan untuk


terselenggaranya kesehatan yang tepat sesuai dengan prosedur
pelayanan, berkembangnya produk pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang memuaskan dengan menggalang kerja sama lintas
sektoral, serta mendukung tercapainya sistem pembangunan nasional
yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang agar terwujud derajat

6
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat.
Berikut struktur organisasi UPTD. Puskesmas Tamansari:

Jabatan saya adalah Administrator Kesehatan Ahli Pertama di


UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang. Adapun uraian
tugas/pekerjaan pada jabatan Administrator Kesehatan Ahli Pertama
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rancangan kerangka acuan
2. Mengumpulkan bahan/literature/laporan kurang dari 10 jenis
3. Mengolah bahan/literature/laporan secara manual atau elektronik

7
4. Menyusun rancangan wewenang dan tanggung jawab pelaksana
program upaya kesehatan
5. Menyajikan rancangan/hasil uji coba rancangan wewenang dan
tanggung jawab pelaksana program upaya kesehatan
6. Melaksanakan uji coba rancangan wewenang dan tanggung
jawab pelaksana program upaya kesehatan
7. Menyusun rancangan pedoman/prosedur program upaya
kesehatan
8. Menyajikan rancangan/hasil uji coba rancangan
pedoman/prosedur program upaya kesehatan
9. Menyusun rancangan tata hubungan kerja pelaksanaan program
upaya kesehatan
10. Menyajikan rancangan tata hubungan kerja pelaksanaan
program upayan kesehatan
11. Melaksanakan uji coba tata hubungan kerja pelaksanaan
program upaya kesehatan, dan lain-lain.

1.5 Visi dan Misi Unit Kerja


1. Visi Puskesmas Tamansari Pangkalpinang
Adapun visi dari Puskesmas Tamansari Pangkalpinang
adalah sebagai penggerak pembangunan kesehatan untuk
mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri.
2. Misi Puskesmas Tamansari Pangkalpinang

Adapun misi dari Puskesmas Tamansari Pangkalpinang


adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan derajat kesehatan melalui memberdayakan


masyarakat untuk tercapainya kemandirian masyarakat di
bidang kesehatan.
b. Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang baik
dan bermutu.

8
c. Meningkatkan profesionalisme kinerja petugas Puskesmas.
d. Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Nilai – Nilai Dasar ANEKA

Seorang Aparatur Sipil Negara harus mampu menanamkan


nilai-nilai dasar ANEKA yang merupakan singkatan dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Untuk
itu perlu indikator-indikator dan nilai-nilai dasar tersebut yaitu :

A. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responbilitas.
Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda.Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab.Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu :
akuntabilitas vertical (pertanggungjawaban kepada otoritas yang
lebih tinggi) dan akuntabilitas horizontal (pertanggungjawaban pada
masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor
publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas kejujuran,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;

10
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI
(2015:8), aspek-aspek tersebut terdiri dari:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus
memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya.
Bofens (dalam LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki
tingkatan hierarki. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan
sebagai berikut:
1. Akuntabilitas personal
2. Akuntabilitas individu
3. Akuntabilitas kelompok
4. Akuntabilitas organisasi
5. Akuntabilitas stakeholder

11
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi
terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai
berikut:
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity
and legality);
2. Akuntabilitas proses (process accountability);
3. Akuntabilitas program (program accountability);
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja
yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Lingkungan yangakuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dankebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akantingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungankerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

12
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

B. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu
menciptakan serta membentuk kedaulatan dalam sebuah negara,
dengan mempertahankan dan mewujudkan suatu konsep identitas
milik bersama dari sekelompok manusia yang memiliki tujuan, visi,
cita-cita yang sama demi mewujudkan kepentingan nasional, serta
juga dapat diartikan sebagai rasa yang ingin mempertahankan
negaranya baik itu sisi luar maupun dalam.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan
dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan
publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. (Widita, 2015).
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas
mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam
arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta

13
yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi
ASN adalah menjalankan kebijakan publik.Kebijakan publik
diharapkan dapatdilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani
publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional.
ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan kebijakan
publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.Fungsi ASN
sebagai pelayan publik merupakan segala bentukpelayanan sektor
publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat
yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan
jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (LAN, 2015:120).
Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional
untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan
Negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme
dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai
penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat bangsa dan
mengupayakan situasi damai di selurih wilayah Indonesia, dan
menjaga keutuhan NKRI.Maka indikator Nasionalisme yang harus
dimiliki aparatur sipil Negara adalah ialah berwawasan kebangsaan
yang kuat, memahami pluralitas, berorientasi kepublikan yang kuat,
serta mementingkan nasional di atas segalanya.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan
kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang

14
ASN.Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada
pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.

C. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah,
baik/buruk atau pantas tidak panas yang harus dilakukan.Dalam
kaitannya dengan pelayan publik etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik buruk, benar salah
perilaku tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menajalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut, Catalano, 1991 (dalam
Widita, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis
(LAN, 2015:9).Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

15
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan
publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari
akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan
integritas publik (LAN, 2015:11).Ketiga dimensi tersebut dapat
menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak
hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi
etika.Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat
publik.Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi
tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak
beruntung.Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan,
dan lain-lain dipraktekkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode
etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa
menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari
bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di
akhirat.

16
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama
yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas
adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat
dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu
harus memerlukan komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati
untuk melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna
meningkatkan mutu pelayanan.
Inovasi kemudian muncul karena adanya dorongan
kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan
tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi,
LAN RI (2015:11) menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi
secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan
cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak

17
hanya diukur dari performa untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimanapekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpanganprosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru
yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi
dan menjaga kredibilitas institusi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat
disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan

18
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui
harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi,
untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat
memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015)
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu
yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen.
Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan
yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan
dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen
mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan.Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak
mengindahkan peraturan perundang-undangan.

E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang
luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktuyang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus maupun
pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri atau memperkaya merka yang dekat dengan
dirinya, dengan cara menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka.

19
Indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu Jujur, Peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras, sederhana, berani serta adil.
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial
tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana
masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara
yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat

20
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir
dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.Ia
tidak tergoda untuk hidup dalamgelimang
kemewahan.Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa
mengejarharta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa

21
nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan
berani menyatakanpenyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnyamelakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi
dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorangpimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkankeadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya
sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh
ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk antikorupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat
yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang
baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses
atau usaha terbaik danmendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.

22
2.2 Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI
A. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar,
etika profesi, beba dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
1. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem
birokrasi selama ini dianggapbelum sempurna untuk
menciptakan birokrasi yang profesional.Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN:
a. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan

23
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri.
Namun demikian pegawai ASN merupakan kesatuan.
Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam terjadi dimana-
mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagman di
daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi
kesatuan bangsa.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan public
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuanperaturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik
b. Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturanperundang-undangan bagi setiap warga
negaradan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.ASN senantiasa
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
negara danpemerintah.ASN senantiasa menjunung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan

24
negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan.Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
3. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh
hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diatikan bahwa hak
adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.Agar
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik,
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap SN diberikan hak. Hak ASN
dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
ASN sebagai berikut:
a. PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi.
b. PPPK berhak memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas,
berdasarkan pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan
Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan
berupa:

25
1. Jaminan kesehatan;
2. Jaminan kecelakaan kerja;
3. Jaminan kematian;
4. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau
tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain
kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan.Pegawai
ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Kode etik dan kode perilaku ASN

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan


bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan
kode perilaku.Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk

26
menjaga martabat dan kehormatan ASN.Kode etik dan kode
perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

27
B. Whole of Government
1. Pengertian Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris
di lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan
untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan
diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang
melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubahan perilaku. Sesuai dengan karakteristik
wickedproblems, maka model pendekatan WoG mempunyai
perspektif tertentu.
2. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan
terintegrasi
a. Praktek Whole of Government (WoG)
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat
dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun
informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa
negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah
lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span

28
of control atau rentangkendali yang rasional akan
sangat terbatas.
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen
yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementrian adalah salah satu cara melakukan WoG.
3. Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang
setidaknya tidak permanen.
4. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari
penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga,tanpa perlu mebentuk pelembagaan khusus
dalam koordinasi.
b. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG).
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan
WoG di tataran praktek sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang
terlibat dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan
kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya
merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala
ketika terjadi upaya kolborasi samapi dengan
kelembagaan.
3) Kepemimpinan

29
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu
SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang
diharapkan.
c. Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan
publik
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan
dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan
pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenail
dapat didekati oleh pendekatan WoG sebagai berikut:
1. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan
publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen
yang dihasilkan bisa meliputi KTP, status
kewarganegaraan, status usaha dan lain-lain.
2. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-lain.
3. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang
menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti jalan, jembatan, perumahan,
jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-lain.
4. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui
penegakan hukuman dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur
sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga
dapat dibedakan dalam lima macam pola pelayanan sebagai
berikut:

30
1. Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola
pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan
kewenangannya.
2. Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara terpadu pada suatu instansi
pemerintah yang bersangkutan sesuai kwenangan
masing-masing.
3. Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara tunggal oleh suatu unit kerja
pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari
unit kerja pemerintah terkait lainnya yang
bersangkutan.
4. Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang
bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan
instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
5. Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan
elektronik yang dilakukan menggunakan teknologi
infromasi dan komunikasi yang merupakan otomasi
dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat
elektronik atau daring (online) sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas
masyarakat pengguna.
d. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan
dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan
pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar diantaranya
ialaha koordinasi, integrasi, dan simplifikasi.
1. Koordinasi

31
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi
yang efektif dan efisien antar lembaga dalam
menjalankan kegiatan kelembagaan
2. Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem
antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh
3. Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua
kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber ,
dengan menyingkronkan seluruh sumber tersebut.
4. Simplifikasi
Simplifikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu
baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk
mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.

C. Pelayanan Publik
1. Konsep Pelayanan Publik
a. Pengertian pelayanan publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang
perlu diketahui, yaitu melayani dan pelayanan.Pengertian
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa
yang diperlukan seseorang".
Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63
tahun 2003, mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2) Penyelenggara adalah Pelayanan Publik adalah
Instansi Pemerintah;

32
3) Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi
satuan kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara,
dan instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun
Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan
Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;
4) Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja
pada instansi Pemerintah yang secara langsung
memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan
publik;
5) Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai
instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan
fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang- undangan;
6) Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat,
instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima
pelayanan dari instansi pemerintah.
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses
tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan.
Pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok (Gonroos,
1990), yaitu :
1. Coreservice adalah pelayananyang ditawarkan kepada
pelanggan,yangmerupakan produk utamanya.
2. Facilitatingservice adalahfasilitaspelayanan tambahan
kepadapelanggan,misalnya terkait dengan pelayanan
administrasi kependudukan (KTP, aktekelahiran, dll),
maka pemerintah menyediakan layanan satu atap atau
satupintudengan menggunakan teknologi yang
canggih.

33
b. Jenis barang/jasa
Menurut Savas (1987) membagi barang layanan
menjadi 4 (empat) kelompok:
1. Barang yang digunakan untuk memenuhi kepentingan
individu yang bersifat pribadi. Barang privat (private
goods) ini tidak ada konsep tentang penyediaannya,
hukum permintaan dan penawaran sangat tergantung
pada pasar, produsen akan memproduksi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dan bersifat terbuka.
2. Jenis barang yang kedua disebut toll goods, yakni
barang yang digunakan atau dikonsumsi bersama-sama
dengan persyaratan apabila menggunakannya harus
membayar atau ada biaya penggunaan, apabila
pengguna atau konsumen tidak membayar maka tidak
dapat menggunakannya. Penyediaannya bisa
menggunakan hukum pasar dimana produsen akan
menyediakan permintaan/kebutuhan barang tersebut.
3. Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu
barang yang digunakan secara bersama-sama atau
kolektif dan penyediaannya tidak dapat dilakukan
dengan melalui mekanisme pasar, karena barang ini
digunakan secara terus menerus dan secara bersama-
sama serta sulit diukur berapa besar penggunaan
barang ini untuk setiap individu.
4. Jenis barang yang keempat adalah common pool goods,
jenis barang ini memiliki karakteristik dimana yang
menggunakan barang ini tidak ada yang mau membayar,
biasanya digunakan/dikonsumsi secara bersama-sama
dan kepemilikan barangini oleh umum, tidak ada orang
yang mau menyediakan barang ini.

34
2. Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada
masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman,
antara lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang
mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai
berikut:
a. Kesederhanaan.
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan.
1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
2) Unitkerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik;
3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian Waktu.
Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat, dan
sah.
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung jawab.
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggungjawab atas penyelengaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik.

35
g. Kelengkapan Sarana dan prasarana.
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
h. Kemudahan Akses.
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me manfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan.
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun,
ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlah
j. Kenyamanan.
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat
serta dilengkapi denganfasilitas pendukung pelayanan, seperti
parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

2.3 Senam
Senam adalah suatu cabang olahraga yang melibatkan
beberapa gerakan tubuh yang membutuhkan kecepatan, kekuatan,
serta keserasian gerakan fisik. Menurut Mahendra (2000:14),
pengertian senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat
dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak
(motorability). Menurut Madijono (2010:1), pengertian senam adalah
suatu bentuk latihan jasmani yang sistematis, teratur dan terencana
dengan melakukan gerakan-gerakan yang spesifik untuk
mendapatkan manfaat bagi tubuh.

Senam atau gymnastics merupakan salah satu cabang


olahraga yang bertujuan untuk melatik tubuh dengan melakukan
gerakan tertentu secara sengaja, sadar dan terencana, serta

36
dilakukan secara sistematis. Adapun tujuan senam adalah untuk
membantu meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan, serta menanamkan nilai mental spiritual kepada individu
yang melakukannya.

Melakukan senam secara teratur akan membantu menghambat


proses penuaan dan juga kesegaran jasmani, seperti;

1. Menjaga kekuatan otot


2. Menjaga kelenturan sendi
3. Meningkatkan kelincahan tubuh
4. Meningkatkan keluwesan tubuh
5. Menjaga tubuh tetap ideal, sehat, dan bugar.

Dilansir dari situs FIG (Federation Internationale de


Gymnastique), senam dibagi menjadi beberapa kelompok. Adapun
jenis-jenis senam adalah sebagai berikut:
1. Senam Akrobatik
Senam akrobatik adalah jenis senam yang gerakannya
mengandungk akrobatik. Misalnya gerakan salto dan mendarat di
pundak pesenam lain. Senam ini membutuhkan kekuatan otot,
keseimbangan tubuh, ketangkasan, dan koordinasi motorik yang
baik. Senam akrobatik biasanya dilombakan dalam ajang kompetisi
olah raga, atau bia juga ditemukan pada seni bela diri.
2. Senam Artistik
Senam artistik adalah jenis senam yang paling populer dan
biasanya diperlombakan dalam kegiatan olimpiade olahraga. Jenis
senam ini membutuhkan alat khusus yang telah ditentukan.
Beberapa contoh senam artistik diantaranya;

 Kuda pelana (pommel horse)


 kuda lompat (vaulting horse)
 Senam lantai (floor exercise

37
 Gelang-gelang (rings)
 Palang tunggal (horizontal bars)
 Palang bertingkat (uneven bars)
 Palang sejajar (parallel bars)
 Dan lainnya
3. Senam Aerobik Sport
Senam aerobik sport adalah pengembangan dari senam aerobik,
yait senam dengan tarian khusus yang dikolaborasikan dengan
beberapa gerakan yang cukup sulit. Senam ini mengandung
beberapa unsur, diantaranya;

 Aerobik
 Akrobat
 Senam ritmik
 Koreografi
 Dan tentunya musik
4. Senam Ritmik Sportif
Senam ritmik sportif adalah pengembangan dari senam irama yang
diiringi oleh musik tertentu sehingga setiap gerakan tubuh
disesuaikan dengan irama yang indah.
5. Senam Trampolin
Senam trampolin adalah senam yang dilakukan di atas trampolin
dengan melakukan berbagai gerakan-gerakan tertentu.
6. Senam Umum
Senam umum adalah senam yang umum dilakukan oleh
masyarakat dimana gerakannya lebih mudah untuk diikuti. Senam
ini menggunakan musik tertentu dan gerakannya disesuaikan
dengan irama musik tersebut. Beberapa contoh senam umum
adalah;

 Senam SKJ
 Senam pagi

38
 Senam sehat
 Senam jantung
 Senam peregangan/steatching
 Dan lainnya

39
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu


Isu adalah situasi problematik di UPTD. Puskesmas
Tamansari Pangkalpinang yang memerlukan solusi berdasarkan
nilai-nilai dasar PNS. Adapun isu-isu yangditemukan penulis setelah
berkoordinasi dengan mentor antara lain:
1. Kurangnya kesadaran pegawai tentang pentingnya senam
peregangan disela-sela aktifitas jam kerja.
2. Belum dilakukannya senam peregangan disela-sela aktifitas jam
kerja.
3. Adanya keluhan kelelahan dan kebosanan saat berada di dalam
ruang kerja.
4. Petugas kurang melakukan gerakan, sehingga bagian tubuh
tertentu terasa kaku setelah bekerja.

3.2 Isu Yang Diangkat


Berdasarkan identifikasi isu yang ada dan setelah
dikonsultasikan dengan Mentor, maka isu yang diangkat adalah
“Kurangnya kesadaran pegawai tentang pentingnya senam
peregangan disela-sela aktivitas jam kerja”.
Jadi isu yang diangkat, maka dibuatlah kegiatan pemecahan
isi yaitu “Pelaksanaan senam peregangan disela-sela aktivitas kerja
menggunakan audio visual di UPTD. Puskesmas Tamansari”.
Jika isu tersebut tidak segera dipecahkan maka akan
mengakibatkan / berdampak pada hal-hal sebagai berikut:
1. Apabila belum dilakukannya senam peregangan disela-sela
aktifitas jam kerja, maka dapat berisiko mengalami perubahan
pada postur tubuh

40
2. Terjadinya nyeri pada bagian otot, salah satu penyebabnya
dikarenakan tidak adanya gerakan (streaching) di tempat kerja.
3. Beban pembiayaan pelayanan kesehatan akan meningkat.
Kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan isu di atas
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh petugas kesehatan di
UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
3. Pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela jam kerja.
4. Melakukan evaluasi kegiatan senam peregangan di UPTD.
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.

3.3 Kegiatan Pemecahan Isu


Adapun kegiatan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam
rancangan aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Menyampaikan rencana rancangan aktualisasi kepada
kepala Puskesmas
b. Melaksanakan konsultasi dengan Kepala Puskesmas terkait
dengan surat izin pelaksanaan kegiatan
c. Menjelaskan kepada kepala Puskesmas mengenai
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan
d. Melakukan diskusi dan meminta saran serta masukan dari
kepala Puskesmas mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan
2. Pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh petugas kesehatan di
UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.

41
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Membuat jadwal Sosialisasi
b. Meminta izin kepada Kepala Puskesmas untuk melakukan
sosialisasi
c. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai Puskesmas
Tamansari
3. Pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela jam kerja.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan senam peregangan
disela-sela waktu jam kerja yang akan bersama.
b. Melakukan Konsultasi dengan Kasubbag TU tentang jadwal
pelaksanaan kegiatan.
c. Menyiapkan ruangan untuk kegiatan senam peregangan.
d. Menyiapkan sarana dan prasarana seperti laptop, video dan
speaker.
e. Melakukan senam peregangan di sela-sela aktifitas kerja
yang akan dilakukan per ruangan.
4. Melakukan evaluasi kegiatan senam peregangan di UPTD.
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Membuat kuesioner/angket terkait dengan hasil dari senam
peregangan
b. Mengolah hasil kuesioner/angket yang telah diisi dan
dikumpulkan
c. Membuat laporan evaluasi

42
3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai ANEKA dan Peran
Kedudukan PNS
Adapun relevansi kegiatan dengan nilai & kedudukan dan
peran PNS yang akan dilakukan dalam rancangan aktualisasi adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
a. Menyampaikan rencana rancangan aktualisasi kepada
kepala Puskesmas.
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Akuntabilitas (kejelasan, transparansi); saya akan
menyampaikan rencana rancangan aktualisasi kepada
Kepala Puskesmas dengan jelas dan terbuka.
2) Nasionalisme (Sila ke-4); saya akan menghargai
keputusan yang diberikan atasan saya, ketika
berkonsultasi.
b. Melaksanakan konsultasi dengan Kepala Puskesmas terkait
dengan surat izin pelaksanaan kegiatan.
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama); saya akan menghargai keputusan yang
diberikan atasan saya, ketika meminta izin untuk
melaksanakan kegiatan.
2) Akuntabilitas (Tanggung jawab dan transparansi);
saya melaksanakan konsultasi sebagai wujud
pertanggungjawaban dan keterbukaan terhadap masalah
yang akan diselesaikan.
3) Nasionalisme (Sila ke-4); saya akan menghargai
keputusan yang diberikan atasan saya, ketika
berkonsultasi.

43
c. Menjelaskan kepada Kepala Puskesmas mengenai
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan.
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama); saya menjelaskan hasil rangkaian kegiatan
kepada atasan saya dan menghargai kritikan dan saran
yang akan diberikan kepada saya.
2) Akuntabilitas (Kejelasan); saya menjelaskan rangkaian
kegiatan kepada atasan saya dengan jelas dan mudah
dipahami.
2. Pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh petugas kesehatan di
UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
a. Membuat jadwal Sosialisasi

Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :


Akuntabilitas (Kejelasan, tanggung jawab dan
transparansi); saya akan memberikan kejelasan terkait
dengan jadwal sosialisasi, bertanggung jawab atas jadwal
kegiatan yang telah dibuat dan memberitahukan kepada
seluruh pegawai terkait dengan jadwal kegiatan tersebut
secara terbuka.

b. Meminta izin kepada Kepala Puskesmas untuk melakukan


sosialisasi.
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi);
saya akan meminta izin kepada atasan sebagai wujud
pertanggungjawaban dan keterbukaan terkait dengan
sosialisasi yang akan dilaksanakan.
2) Etika Publik (menjalankan tugas secara professional
dan tidak berpihak); saya akan meminta izin kepada
kepala puskesmas secara professional.

44
c. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai Puskesmas
Tamansari
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Etika Publik (menjalankan tugas secara professional
dan tidak berpihak); saya akan melakukan sosialisasi
kepada seluruh pegawai puskesmas tamansari secara
professional dan tidak membanding-bandingkan
siapapun.
2) Anti Korupsi (Jujur); saya akan melaksanakan sosialisasi
secara jujur, menyampaikan materi sesuai dengan isi
dari materi tersebut.
3) Akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi); saya
akan mempertanggungjawabkan kegiatan sosialisasi
yang akan berlangsung dan menyampaikannya secara
terbuka.
4) Nasionalisme (Sila ke-4); saya melakukan musyawarah
menghargai pendapat audiens dan menyampaikan
penjelasan tentang senam peregangan.
3. Pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela jam kerja.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan senam peregangan
disela-sela waktu jam kerja yang akan dilakukan bersama.
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Anti Korupsi (Jujur); saya akan membuat dan
memberikan jadwal secara jujur
2) Akuntabilitas (transparansi); saya akan menyampaikan
jadwal kepada seluruh pegawai dan tidak ditutup-tutupi.
b. Melakukan Konsultasi dengan Kasubbag TU tentang jadwal
pelaksanaan kegiatan
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :

45
1) Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama); saya menyampaikan jadwal kegiatan kepada
kasubbag Tata Usaha dan menerima kesepakatan atau
saran yang diberikan oleh kasubbag Tata Usaha.
2) Akuntabilitas (Tanggung jawab); saya akan
bertanggung jawab terhadap jadwal yang telah dibuat.
3) Anti Korupsi (Jujur); saya akan mengonsultasikan
jadwal pelaksanaan kegiatan secara jujur.
c. Menyiapkan ruangan untuk kegiatan senam peregangan
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
Akuntabilitas (tanggung jawab, konsisten dan kejelasan);
saya akan menyiapkan ruangan sebagai bentuk dari rasa
tanggung jawab saya, kosisten dan jelas dalam menetapkan
ruangan.
d. Menyiapkan perlengkapan pelaksanaan senam peregangan.
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Akuntabilitas (tanggung jawab dan kejelasan); saya akan
bertanggung jawab dan jelas dalam menyiapkan
perlengkapan senam.
2) Komitmen Mutu (Efektif dan efisien); saya melakukan
kegiatan senam peregangan tidak mengeluarkan biaya
dan kegiatan tersebut akan berjalan dengan baik dan
lancar.
e. Melakukan senam peregangan di sela-sela aktifitas kerja
yang akan dilakukan per ruangan
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
1) Akuntabilitas (tanggung jawab dan kejelasan); saya
akan bertanggung jawab dan jelas dalam menyiapkan
melakukan senam peregangan.
2) Etika Publik (menjalankan tugas secara professional
dan tidak berpihak dan menciptakan lingkungan kerja

46
yang non dekriminatif); saya akan melaksanakan senam
peregangan secara professional dan tidak memihak pada
siapapun.
3) Anti Korupsi (Jujur, disiplin dan adil); saya akan
melaksanakan kegiatan senam peregangan secara jujur,
tepat waktu dan memperlakukan seluruh petugas
kesehatan secara adil.
f. Melakukan evaluasi kegiatan senam peregangan di UPTD.
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Membuat kuesioner/angket terkait dengan hasil dari
senam peregangan
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
Akuntabilitas (transparan dan tanggung jawab); saya
akan membuat kuesioner secara transparansi atau
terbuka dan jelas, serta mampu mempertanggung
jawabkan isi dari kuesioner yang akan dibuat.
2) Mengolah hasil kuesioner/angket yang telah diisi dan
dikumpulkan
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :
a. Akuntabilitas (transparan, tanggung jawab,
kejelasan dan konsisten); saya akan mengolah
kuesioner secara transparansi atau terbuka dan jelas,
mampu mempertanggung jawabkan hasil kuesioner
yang akan dibuat, serta konsisten terhadap jawaban
yang telah diisi.
b. Anti Korupsi (Jujur); saya akan mengolah data hasil
kuesioner secara jujur.
3) Membuat laporan evaluasi
Nilai-nilai dasar yang akan saya terapkan adalah :

47
a. Akuntabilitas (transparan, tanggung jawab,
kejelasan dan konsisten); saya akan mengolah
kuesioner secara transparansi atau terbuka dan jelas,
mampu mempertanggung jawabkan hasil kuesioner
yang akan dibuat, serta konsisten terhadap jawaban
yang telah diisi.
b. Komitmen mutu (Mutu dan efisien); saya akan
berusaha meningkatkan mutu pelayanan dan
tercapainya tujuan yang akan dicapai.
c. Anti Korupsi (jujur); saya akan bersikap jujur dalam
membuat laporan evaluasi, tanpa memanipulasi data.
3.5 Jadwal Rancangan Kegiatan
Kegiatan yang telah diuraikan di atas telah dilaksanakan
selama masa off campus di mana penulis bertugas di Puskesmas
Tamansari Kota Pangkalpinang sebagai mana jadwal berikut

Tabel 3.3
Jadwal Aktualisasi
No. KEGIATAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Melakukan konsultasi
dengan kepala
1 Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan
dilaksanakan
Pelaksanaan
2 sosialisasi senam
peregangan senam
Pelaksanaan kegiatan
3
senam peregangan di

48
UPTD. Puskesmas
Tamansari
Pangkalpinang.

4 Melakukan Evaluasi

49
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1 Hasil Pelaksanaan Aktualisasi


Adapun kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah dilakukan
dalam aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Adapun tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Menyampaikan rencana rancangan aktualisasi kepada
kepala Puskesmas
b. Melaksanakan konsultasi dengan Kepala Puskesmas terkait
dengan surat izin pelaksanaan kegiatan
c. Menjelaskan kepada kepala Puskesmas mengenai
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan
d. Melakukan diskusi dan meminta saran serta masukan dari
kepala Puskesmas mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan
2. Pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh petugas kesehatan di
UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
Adapun tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Membuat jadwal Sosialisasi
b. Meminta izin kepada Kepala Puskesmas untuk melakukan
sosialisasi
c. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai Puskesmas
Tamansari
3. Pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela jam kerja.
Adapun tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:

50
a. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan senam peregangan
disela-sela waktu jam kerja yang akan bersama.
b. Melakukan Konsultasi dengan Kasubbag TU tentang jadwal
pelaksanaan kegiatan.
c. Menyiapkan ruangan untuk kegiatan senam peregangan.
d. Menyiapkan sarana dan prasarana seperti laptop, video dan
speaker.
e. Melakukan senam peregangan di sela-sela aktifitas kerja
yang akan dilakukan per ruangan.
4. Melakukan evaluasi kegiatan senam peregangan di UPTD.
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
Adapun tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Membuat kuesioner/angket terkait dengan hasil dari senam
peregangan
b. Mengolah hasil kuesioner/angket yang telah diisi dan
dikumpulkan
c. Membuat laporan evaluasi

4.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan dan Tahapan


No. Pelaksanaan Output Ket.
Kegiatan
1. Melakukan konsultasi dengan
kepala Puskesmas
a. Menyampaikan rencana
Rancanga
rancangan aktualisasi
n
kepada Kapus
b. Melaksanakan konsultasi Rabu, 24 Juli 2019 Lembar
dengan Kapus terkait dengan konsultasi
izin pelaksanaan kegiatan dan foto
c. Menjelaskan kepada
Kapus mengenai rangkaian Foto
kegiatan yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan Sosialisasi 25 Juli - 29 Juli 2019

51
a. Membuat jadwal Jadwal
Kamis, 25 Juli 2019
sosialisasi Sosialisasi
b. Meminta izin kepada
Kepala Puskesmas untuk Kamis, 25 Juli 2019 Surat izin
melaksanakan sosialisasi
Materi,
c. Melakukan sosialisasi
Notulen,
kepada seluruh pegawai 26 Juli - 29 Juli 2019
Foto dan
Puskesmas Tamansari
Video
3. Pelaksanaan kegiatan senam
29 Juli - 26 Agustus
peregangan disela-sela 2019
aktivitas jam kerja
a. Membuat jadwal Jadwal
pelaksanaan senam Senin, 29 Juli 2019 pelaksana
peregangan an senam
b. Melakukan konsultasi
Lembar
dengan Kasubbag Tata
Senin, 29 Juli 2019 konsultasi
Usaha tentang jadwal
dan foto
pelaksanaan kegiatan
c. Menyiapkan ruangan untuk Adanya
Selasa, 30 Juli 2019
kegiatan senam peregangan ruangan
Laptop/TV
d. Menyiapkan perlengkapam dan audio
pelaksanaan senam Selasa, 30 Juli 2019 visual
peregangan (speaker
dan video)
e. Melakukan senam
Selasa, 30 Juli – 26 Foto dan
peregangan disela-sela
Agustus 2019 video
aktivitas kerja
4. Melakukan evaluasi kegiatan 19 Agustus - 26
senam peregangan Agustus 2019
a. Membuat kuesioner/angket
Senin, 19 Agustus Kuesioner
terkait dengan hasil senam 2019 pertanyaan
peregangan
b. Mengolah hasil
Rabu, 21 Agustus Hasil
kuesioner/angket yang telah 2019 kuesioner
diisi dan dikumpulkan
22 Agustus - 26
c. Membuat laporan evaluasi Laporan
Agustus 2019

52
4.3 Hasil Pelaksanaan Senam Peregangan
Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah saya laksanakan di
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang dari tanggal 23 Juli 2019 s.d
tanggal 30 Agustus 2019 yang terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh petugas kesehatan di
UPTD. Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
3. Pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela jam kerja.
4. Melakukan evaluasi kegiatan senam peregangan di UPTD.
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
Maka kegiatan di atas saya uraikan sebagai berikut:
Kegiatan 1:
Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas merupakan
awal dari kegiatan semua kegiatan dalam melaksanakan habituasi
yang diberikan kepada saya. Pada kegaiatan ini, saya menjelaskan
kepada Kepala Puskesmas apa saja kegiatan dan tahapan kegiatan
yang akan saya laksanakan di Puskesmas Tamansari Kota
Pangkalpinang dalam satu bulan ke depan.
Kegiatan ini telah saya laksanakan pada tanggal 24 Juli
2019 di Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Kegiatan
tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan
yang telah saya rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar PNS dan nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
Tahapan 1 : Menyampaikan rencana rancangan aktualisasi
kepada Kepala Puskesmas.

53
Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada hari Rabu
24 Juli 2019 bertempat di Ruang Tata Usaha Puskesmas
Tamansari Kota Pangkalpinang. Nilai-nilai dasar PNS yang telah
saya aktualisasikan pada tahapan tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas (kejelasan dan transparansi):
Dalam menyampaikan rencana aktualisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas, yaitu kejelasan dan
transparansi dengan cara menyampaikan kegiatan tersebut
secara jelas dan transparan sehingga mudah dipahami Kepala
Puskesmas.
2. Nasionalisme (Sila ke-4) :
Saya telah mengaktualisasikan nilai nasionalisme dalam
menyampaikan rencana rancangan aktualisasi saya kepada
Kepala Puskesmas yaitu nasionalisme yaitu sila ke-4
Pancasila dimana saya menghargai keputusan sekaligus saran
yang diberikan atasan saya ketika saya berkonsultasi.

Adapun hasil/output dalam tahapan 1 kegiatan 1 adalah :


a. Foto dokumen menyampaikan rencana rancangan
aktualisasi dengan Kepala Puskesmas

54
Tahapan 2 : Melaksanakan konsultasi dengan Kepala
Puskesmas terkait dengan izin pelaksanaan kegiatan.
Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada hari Rabu,
24 Juli 2019 bertempat di Ruang Tata Usaha Puskesmas Tamansari
Kota Pangkalpinang. Nilai-nilai dasar PNS yang telah saya
aktualisasikan pada tahapan tersebut yaitu:
a. Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama) :
Saya melakukan konsultasi dengan atasan terkait dengan surat
izin pelaksanaan kegiatan, saya telah mengaktualisasikan nilai
etika publik yaitu menhargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama dengan cara menghargai keputusan dan saran atau

55
masukan yang diberikan oleh atasan saya ketika saya meminta
izin untuk melaksanakan kegiatan.
b. Akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi):
Dalam melaksanakan konsultasi dengan atasan terkait dengan
surat izin pelaksanaan kegiatan, saya telah mengaktualisasikan
nilai akuntabilitas yaitu tanggung jawab dan transparansi
dengan cara melaksanakan konsultasi sebagai wujud
pertanggungjawaban dan keterbukaan terhadap masalah yang
akan diselesaikan.
c. Nasionalisme (Sila ke-4):
Pada tahapan ini, saya telah mengaktualisasikan nilai
nasionalisme yaitu sila ke-4 dengan cara menghargai setiap
keputusan yang telah diberikan atasan saya, ketika
berkonsultasi.
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 kegiatan 1 adalah :
a. Foto lembar konsultasi dengan atasan

b. Foto kegiatan konsultasi dengan atasan

56
Tahapan 3 : Menjelaskan kepada Kepala Puskesmas mengenai
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan.
Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada hari Rabu,
24 Juli 2019 bertempat di Ruang Tata Usaha Puskesmas Tamansari
Kota Pangkalpinang. Nilai-nilai dasar PNS yang telah saya
aktualisasikan pada tahapan tersebut yaitu:
a. Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan
kerjasama):

57
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan menjelaskan kepada
Kepala Puskesmas mengenai rangkaian kegiatan yang telah
dilakukan, saya telah mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama dengan cara
menjelaskan kepada atasan saya terkait dengan rangkaian
kegiatan dan saya menerima kritik dan saran yang telah
diberikan oleh atasan kepada saya.
b. Akuntabilitas (kejelasan):
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan ini, saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu kejelasan dengan
cara menjelaskan rangkaian kegiatan kepada atasan saya
dengan jelas dan mudah dipahami sehingga dapat diterima dan
dapat segera melaksanakan kegiatan senam peregangan.
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 kegiatan 1 adalah :
Foto kegiatan konsultasi dengan atasan

58
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan maka dapat meningkatkan kerjasama
dan koordinasi dengan pimpinan, sehingga seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam
setiap kegiatan yang dilakukan dapat mendukung pencapaian visi
Puskesmas Tamansari yaitu sebagai penggerak pembangunan kesehatan
untuk mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri dan berkontribusi
mendukung misi Puskesmas Tamansari butir ketiga yaitu meningkatkan
profesionalisme kinerja petugas Puskesmas.

Manfaat
Adapun manfaat kegiatan ini yaitu

59
1. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan
sehingga setiap kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan
baik.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan di UPTD. Puskesmas Tamansari.

Analisis Dampak
Apabila nilai-nilai dasar dalam kegiatan ini tidak diterapkan, maka akan
berdampak, yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas (kejelasan dan transparansi) : Apabila nilai dasar ini tidak
diterapkan, maka kegiatan aktualisasi tidak berjalan dengan baik,
terutama dalam hal penyampaian informasi kepada kepala
Puskesmas tidak jelas dan akan ada kegiatan yang tidak
dilaksanakan.
b. Akuntabilitas (tanggung jawab) : Apabila nilai dasar ini tidak
diterapkan, maka kegiatan tersebut tidak berjalan dan tidak ada
satupun yang akan mempertanggungjawabkan kegiatan tersebut.
c. Nasionalisme (Sila ke-4) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka akan terjadi keributan karena mempertahankan ego masing-
masing baik peserta habituasi maupun Kapala Puskesmas.
d. Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama) :
Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka pelaksanaan kegiatan
tidak akan berjalan tanpa adanya komunikasi dan kerjasama dengan
atasan baik meminta izin pelaksanaan kegiatan maupun
berkonsultasi.

Kegiatan 2:
Pelaksanaan Sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan kedua dalam
melaksanakan habituasi. Pada kegaiatan ini, saya akan melakukan
sosialisasi kepada seluruh pegawai Puskesmas Tamansari terkait dengan
pentingnya pelaksanaan senam peregangan.

60
Kegiatan ini saya laksanakan dalam empat hari dari tanggal 25 Juli
2019 s.d 29 Juli 2019 di Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang.
Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-
tahapan yang telah saya rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS dan nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Tahapan 1 : Membuat Jadwal Sosialisasi.
Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada Kamis, hari 25
Juli 2019 bertempat Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Nilai-
nilai dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada tahapan tersebut
yaitu:
Akuntabilitas (kejelasan, tanggung jawab dan transparansi) : saya
telah melaksanakan kegiatan pembuatan jadwal sosialisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas dimana saya telah memberikan
kejelasan terkait dengan jadwal sosialisasi, bertanggung jawab atas
jadwal kegiatan yang telah dibuat dan memberitahukan kepada seluruh
pegawai terkait dengan jadwal kegiatan sosialisasi senam peregangan
secara terbuka.
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 kegiatan 1 adalah :
Foto jadwal sosialisasi

61
Tahapan 2 : Meminta izin kepada Kepala Puskesmas untuk
melaksanakan sosialisasi.
Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada hari Kamis,
tanggal 25 Juli 2019 bertempat di Ruang Tata Usaha Puskesmas
Tamansari Kota Pangkalpinang. Nilai-nilai dasar PNS yang telah saya
aktualisasikan pada tahapan tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi):
Pada tahapan meminta izin kepada Kepala Puskesmas untuk
melaksanakan sosialisasi saya telah mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu tanggung jawab dan transparansi dengan cara
mempertanggungjawabkan dan bersikap terbuka dalam meminta izin
kepada atasan saya.
b. Etika Publik (menjalankan tugas secara professional):
Pada tahapan ini saya telah mengaktualisasikan nilai etika
public yaitu menjalankan tugas secara professional dengan cara
bersikap professional ketika meminta izin, tidak berpihak pada
siapapun.
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 kegiatan 1 adalah :
Foto kegiatan meminta izin dengan Kepala Puskesmas

62
Foto surat izin melaksanakan sosialisasi

63
Tahapan 3 : Melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai
Puskesmas.
Kegiatan mensosialisasikan senam peregangan sangat
penting dilakukan untuk menyebarluaskan informasi kepada
seluruh Petugas tentang pentingnya senam peregangan,
menyampaikan senam peregangan wajib dilaksanakan disetiap
instansi dan menyampaikan pelaksanaan senam peregangan di
Puskesmas Tamansari.
Kegiatan ini saya laksanakan dalam 3 hari dari tanggal 26
Juli 2019 s.d 29 April 2019 di Puskesmas Tamansari Kota
Pangkalpinang. Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang telah saya rencanakan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan nilai-nilai kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI. Adapun Nilai-nilai dasar PNS yang
telah saya aktualisasikan pada tahapan tersebut yaitu:
a. Etika Publik (menjalankan tugas secara professional dan
tidak berpihak):
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan sosialisasi senam
peregangan saya telah mengaktualisasikan nilai etika publik,
yaitu menjalankan tugas secara professional dan tidak
berpihakn dengan cara melakukan sosialisasi kepada seluruh
pegawai puskesmas Tamansari secara professional dan tidak
membandingkan siapapun.
b. Anti Korupsi (jujur) :
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan sosialisasi senam
peregangan saya telah mengaktualisasikan nilai anti korupsi
yaitu jujur dengan cara melaksanakan sosialisasi secara jujur
sesuai dengan isi materi.
c. Akuntabilitas (tanggung jawab dan transparansi) :
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan ini saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas, yaitu tanggung jawab

64
dan transparansi dengan cara mempertanggungjawabkan
kegiatan sosialisasi yang telah berlangsung dan menyampaikan
secara terbuka.
d. Nasionalisme (Sila ke-4) :
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan ini saya telah
mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu sila ke-4 dengan
cara melakukan musyawarah menghargai pendapat dan
menerima saran dari audiens serta menyampaikan penjelasan
tentang senam peregangan.
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 2 adalah :
a. Foto Sosialisasi Via Grup Puskesmas Tamansari

65
b. Foto Sosialisasi Via Papan Pengumuman

66
c. Foto Sosialisasi Pada Saat Apel Pagi

67
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan pelaksanaan sosialisasi mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan maka informasi yang akan disampaikan tersalurkan, dapat
menambah ilmu pengetahuan dan dapat meningkatkan kerjasama dan
koordinasi sesama rekan kerja sehingga dapat mencapai tujuan yang
telah direncanakan secara bersama-sama. Dalam setiap kegiatan yang
dilakukan dapat mendukung pencapaian visi Puskesmas Tamansari yaitu
sebagai penggerak pembangunan kesehatan untuk mewujudkan
masyarakat sehat dan mandiri dan berkontribusi mendukung misi
Puskesmas Tamansari butir keempat yaitu menciptakan tata kelola
pelayanan kesehatan yang baik, dengan adanya tata kelola pelayanan
yang baik dan kerjasama yang baik maka akan menghasilkan output yang
baik pula.

Manfaat Kegiatan 2 (Pelaksanaan Sosialisasi).


Adapun manfaat kegiatan ini yaitu
1. Bagi Pegawai Puskesmas Tamansari: dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan bagi seluruh pegawai Puskesmas Tamansari akan
pentingnya senam peregangan.

68
2. Bagi diri sendiri: dapat meningkatkan rasa percaya diri ketika tampil di
depan umum.

Analisis Dampak
Apabila nilai-nilai dasar dalam kegiatan ini tidak diterapkan, maka akan
berdampak, yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas (kejelasan) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka kegiatan informasi yang disampaikan akan membingungkan
audiens.
b. Akuntabilitas (tanggung jawab) : Apabila nilai dasar ini tidak
diterapkan, maka tidak ada yang mempertanggungjawabkan kegiatan
tersebut dan kegiatan tidak berjalan.
c. Akuntabilitas (transparansi) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka tidak diberikan dan terkendalanya izin pelaksanaan kegiatan
senam peregangan.
d. Nasionalisme (Sila ke-4) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka hubungan komunikasi dengan seluruh pegawai tidak akan
berjalan dengan baik dan lancar.
e. Etika Publik (menjalankan tugas secara professional dan tidak
berpihak) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka informasi
yang disampaikan hanya diterima oleh beberapa pegawai saja,
sehingga tujuan yang akan dicapai tidak sepenuhnya terlaksana.
f. Anti Korupsi (jujur) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka
informasi yang disalurkan tidak akan tersampaikan secara akurat.

Kegiatan 3:
Pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela aktivitas jam
kerja.
Kegiatan senam peregangan merupakan tahapan puncak yang
harus dilaksanakan dalam kegiatan habituasi. Pada kegaiatan ini, saya

69
telah melaksanakan senam peregangan dan mengajak teman-teman
untuk melaksanakan senam peregangan bersama.
Kegiatan ini saya laksanakan dalam empat minggu dari tanggal 29
Juli 2019 s.d 24 Agustus 2019, namun kegiatan senam peregangan akan
tetap berjalan untuk seterusnya walaupun masa habituasi telah selesai.
Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-
tahapan yang telah saya rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS dan nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Tahapan 1 : Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan senam
peregangan yang akan dilakukan bersama-sama.
Kegiatan membuat jadwal pelaksanaan senam peregangan
dilakukan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu.
Jadwal pelaksanaan senam peregangan dilakukan setiap hari, pukul
10.00 WIB selama kurang lebih 3-5 menit.
Kegiatan ini saya laksanakan pada tanggal 29 Juli 2019 di
Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Kegiatan tersebut telah saya
aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah saya
rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan nilai-
nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Adapun Nilai-nilai dasar
PNS yang telah saya aktualisasikan pada tahapan tersebut yaitu:
a. Anti Korupsi (jujur) :
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan membuat jadwal
senam peregangan saya telah mengaktualisasikan nilai anti korupsi
yaitu jujur dengan cara membuat dan memberikan jadwal sosialisasi
secara jujur.
b. Akuntabilitas (transparansi) :
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan membuat jadwal
sosialisasi senam peregangan saya telah mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu transparansi dengan cara menyampaikan jadwal

70
kegiatan sosialisasi kepada seluruh pegawai dan tidak ada yang
ditutup-tutupi.
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 2 adalah :
Foto membuat jadwal sosialisasi senam peregangan

Tahapan 2 : Melakukan konsultasi dengan Kasubbag Tata Usaha


tentang jadwal pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan konsultasi dengan Kasubbag Tata Usaha dilakukan
agar Kasubbag Tata Usaha mengetahui jadwal kegiatan senam
peregangan dan dapat membantu memberitahukan kepada seluruh
pegawai di Puskesmas Tamansari.
Kegiatan ini saya laksanakan pada tanggal 29 Juli 2019 di
Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Kegiatan tersebut telah
saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah saya
rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan
nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Adapun Nilai-nilai
dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada tahapan tersebut
yaitu:
a. Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama):
Dalam melaksanakan tahapan melakukan konsultasi dengan
Kasubbag TU saya telah mengaktualisasikan nilai etika public yaitu

71
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama dengan cara
menyampaikan jadwal kegiatan senam peregangan kepada Kasubbag
TU dan telah menerima kesepakatan atau saran yang diberikan oleh
Kasubbag TU.
b. Akuntabilitas (tanggung jawab) :
Dalam melaksanakan tahapan melakukan konsultasi dengan
Kasubbag TU saya telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu
tanggung jawab dengan cara bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap jadwal kegiatan yang telah dibuat dan akan dilaksanakan
sesuai dengan jadwal.
c. Anti Korupsi (jujur) :
Dalam melaksanakan tahapan ini saya telah mengaktualisasikan nilai
anti korupsi yaitu jujur dengan cara telah mengkonsultasikan jadwal
pelaksanaan kegiatan secara jujur.
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 2 adalah :
Foto konsultasi dengan Kasubbag TU

72
Foto hasil konsultasi

Tahapan 3 : Menyiapkan ruangan untuk kegiatan senam


peregangan.
Kegiatan menyiapkan ruangan untuk kegiatan senam
peregangan dilakukan agar senam peregangan dapat berjalan
dengan baik. Menyiapkan ruangan yang dimaksud yaitu
menyiapkan ruangan yang bebas untuk bergerak dapat dilakukan
dimana saja. Ruang pelaksanaan senam peregangan dilakukan di
depan loket pendaftaran dan di depan ruangan masing-masing.
Kegiatan ini saya laksanakan pada tanggal 30 Juli 2019 di
Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Kegiatan tersebut
telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang
telah saya rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar

73
PNS dan nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Adapun Nilai-nilai dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada
tahapan tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas (tanggung jawab, konsisten dan kejelasan):
Dalam melaksanakan tahapan menyiapkan ruangan saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu tanggung jawab,
konsisten dan kejelasan dengan cara menyiapkan ruangan
sebagai bentuk dari rasa tanggung jawab saya, konsisten dan
jelas dalam menetapkan ruangan yang bebas untuk bergerak.
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 2 adalah :
Foto tahapan menyiapkan ruangan

74
Tahapan 4 : Menyiapkan perlengkapan pelaksanaan senam
peregangan.
Kegiatan menyiapkan perlengkapan pelaksanaan senam
peregangan dilakukan agar senam peregangan dapat berjalan
dengan baik dan lancer, tanpa perlengkapan sarana dan prasarana
senam peregangan tidak akan berjalan. Perlengkapan yang harus
disediakan yaitu audio visual (speaker, video) dan laptop/tv.
Kegiatan ini saya laksanakan setiap kali senam peregangan
akan dimulai dari tanggal 30 Juli 2019 s.d seterusnya di
Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Kegiatan tersebut
telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang
telah saya rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS dan nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Adapun Nilai-nilai dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada
tahapan tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas (tanggung jawab dan kejelasan):
Dalam melaksanakan tahapan menyiapkan perlengkapan saya
telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu tanggung
jawab dan kejelasan dengan cara bertanggung jawab terhadap

75
ketersediaan ruangan dan saya jelas dalam menyiapkan
perlengkapan senam yang telah dilaksanakan.
b. Komitmen Mutu (efektif dan efisien):
Dalam melaksanakan tahapan menyiapkan perlengkapan saya
telah mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu yaitu efektif dan
efisiesn dengan cara melakukan kegiatan senam peregangan
dan tidak mengeluarkan biaya dan kegiatan tersebut telah
berjalan dengan baik dan lancar.
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 2 adalah :
Foto tahapan menyiapkan perlengkapan

76
Tahapan 5 : Melakukan senam peregangan di sela-sela
aktivitas kerja yang akan dilakukan bersama.
Kegiatan melakukan senam peregangan disela-sela aktivitas
kerja dilakukan baik di ruangan masing-masing ataupun diruangan
terbuka yang dilakukan secara bersama-sama merupakan puncak
dari kegiatan habituasi. Ketika akan melaksanakan senam
peregangan kegiatan pertama yang harus dilakukan yaitu
memanggil seluruh pegawai Puskesmas dengan menggunakan
speaker, sehingga pegawai mengetahui pada saat tersebut akan
dilakukan senam peregangan. Setelah seluruh pegawai keluar
ruangan dan berkumpul di depan loket atau di depan ruangan
masing-masing barulah senam peregangan dimulai.
Kegiatan ini saya laksanakan mulai tanggal 30 Juli 2019 s.d
26 Agustus 2019 (masa habituasi) dan akan dilakukan seterusnya
di Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Kegiatan tersebut
telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang
telah saya rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS dan nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Adapun Nilai-nilai dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada
tahapan tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas (tanggung jawab dan kejelasan):
Dalam melaksanakan tahapan melakukan senam peregangan
disela-sela aktivitas jam kerja saya telah mengaktualisasikan
nilai akuntabilitas yaitu tanggung jawab dan kejelasan dengan
cara bertanggung jawab dan jelas dalam melakukan senam
peregangan, sehingga senam peregangan berjalan dengan
lancer tanpa kendala apapun.
b. Etika Publik (menjalankan tugas secara professional dan
tidak berpihak dan menciptakan lingkungan kerja yang non
deskriminatif):

77
Dalam melaksanakan tahapan melakukan senam peregangan
disela-sela aktivitas jam kerja saya telah mengaktualisasikan
nilai Etika publik, yaitu menjalankan tugas secara professional
dan tidak berpihak dan menciptakan lingkungan kerja yang non
deskriminatif dengan cara menjalankan tugas secara
professional dan tidak berpihak pada siapapun seluruh pegawai
di Puskesmas Tamansari melaksanakan senam peregangan
dan menciptakan lingkungan kerja yang non dekriminatif.
c. Anti Korupsi (jujur, disiplin dan adil):
Dalam melaksanakan tahapan melakukan senam peregangan
disela-sela aktivitas jam kerja saya telah mengaktualisasikan
nilai anti korupsi yaitu jujur, disiplin dan adil dengan cara
melaksanakan senam peregangan tepat waktu dan
memperlakukan seluruh petugas kesehatan secara adil.
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 2 adalah :
Foto tahapan melakukan senam peregangan disela-sela jam
aktivitas jam kerja di UPTD. Puskesmas Tamansari

78
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela aktivitas
jam kerja, maka dapat meningkatkan kekompakan satu sama lain dan
menjadi lebih produktif dalam melakukan setiap pekerjaan. Dalam setiap
kegiatan yang dilakukan dapat mendukung pencapaian visi Puskesmas
Tamansari yaitu sebagai penggerak pembangunan kesehatan untuk
mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri dan berkontribusi mendukung
misi Puskesmas Tamansari butir kesatu dan kedua yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui memperdayaan masyarakat untuk
tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang baik dan bermutu.

Manfaat Kegiatan 3 (Pelaksanaan Kegiatan Senam Peregangan).


Adapun manfaat kegiatan ini yaitu
1. Bagi Pegawai Puskesmas Tamansari: dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit tidak menular, tubuh terasa lebih bugar dan dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal kepada
masyarakat/pasien.

79
2. Bagi Instansi/UPT yaitu : dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.

Analisis Dampak
Apabila nilai-nilai dasar dalam kegiatan ini tidak diterapkan, maka akan
berdampak, yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas (kejelasan) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka kegiatan informasi yang disampaikan akan membingungkan
audiens.
b. Akuntabilitas (tanggung jawab) : Apabila nilai dasar ini tidak
diterapkan, maka tidak ada yang mempertanggungjawabkan kegiatan
tersebut dan kegiatan tidak berjalan.
c. Akuntabilitas (transparansi) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka tidak akan tersampaikannya jadwal kegiatan kepada seluruh
pegawai.
d. Akuntabilitas (konsisten) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka kegiatan tidak akan terlaksana, karena berubah-ubah baik
dalam waktu, jadwal maupun tempat kegiatan.
e. Nasionalisme (Sila ke-4) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka hubungan komunikasi dengan seluruh pegawai tidak akan
berjalan dengan baik dan lancar.
f. Etika Publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama) :
Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka penyampaian informasi
tidak akan terlaksana dan tidak akan menerima saran masukan dari
siapapun.
g. Etika Publik (menjalankan tugas secara professional dan tidak
berpihak) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka pelaksanaan
senam peregangan hanya dilakukan oleh beberapa pegawai saja
sehingga dapat memicu terjadinya kecemburuan social dan kontra
terhadap pegawai satu dan yang lainnya.

80
h. Etika Publik (menciptakan lingkungan kerja yang non deskriminatif) :
Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka lingkungan kerja akan
terasa tidak nyaman dan tidak ada kekompakan satu sama lain.
i. Anti Korupsi (jujur) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka
pelaksanaan senam peregangan tidak akan dilaksanakan.
j. Komitmen Mutu (efektif dan efisien) : Apabila nilai dasar ini tidak
diterapkan, maka terjadinya pemborosan dalam biaya dan waktu.

Kegiatan 4 :
Melakukan Evaluasi Kegiatan Senam Peregangan di UPTD.
Puskesmas Tamansari Pangkalpinang.
Evaluasi merupakan kegiatan akhir dari habituasi ditempat kerja.
Evaluasi dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan membagikannya
secara random kepada pegawai di UPTD. Puskesmas Tamansari untuk
diisi. Setelah kuesioner diisi maka dilakukan pengolahan kuesioner yang
telah diisi dan dikumpulkan kembali.
Kegiatan ini telah saya laksanakan dalam 8 hari mulai tanggal 19
Agustus 2019 s.d 26 Agustus 2019 di UPTD. Puskesmas Tamansari Kota
Pangkalpinang. Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang telah saya rencanakan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan nilai-nilai kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI. Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini
adalah sebagai berikut:
Tahapan 1 : Membuat kuesioner/angket terkait dengan hasil dari
senam peregangan.
Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada hari Rabu 19
Agustus 2019 di UPTD. Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Nilai-
nilai dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada tahapan tersebut
yaitu:
a. Akuntabilitas (transparansi dan tanggung jawab):

81
Dalam menyampaikan rencana aktualisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu transparansi dan
tanggung jawab dengan cara membuat kuesioner dengan benar dan
bertanggung jawab atas isi dari kuesioner yang telah dibuat.
Adapun hasil/output dalam tahapan 1 kegiatan 1 adalah :
Foto dokumen membuatkuesioner/angket

Tahapan 2 : Mengolah hasil kuesioner/angket yang telah diisi dan


dikumpulkan.
Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada hari Rabu 21
Agustus 2019 di UPTD. Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Nilai-

82
nilai dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada tahapan tersebut
yaitu:
a. Akuntabilitas (transparansi, tanggung jawab, kejelasan dan
konsisten):
Dalam menyampaikan rencana aktualisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu transparansi, tanggung
jawab, kejelasan dan konsisten dengan cara mengolah kuesioner
yang telah diisi secara terbuka dan jelas, mampu
mempertanggungjawabkan hasil kuesioner yang telah dibuat, serta
konsisten terhadap jawaban yang telah diisi.
b. Anti Korupsi (jujur) :
Dalam menyampaikan rencana aktualisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu jujur dengan cara
mengolah data hasil kuesioner yang telah diisi secara jujur dan tidak
memanipulasi data.
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 adalah :
Foto dokumen mengolah hasil kuesioner

Tahapan 3 : Membuat laporan evaluasi.


Tahapan kegiatan ini telah saya laksanakan pada tanggal 22 – 26
Agustus 2019 di UPTD. Puskesmas Tamansari Kota Pangkalpinang. Nilai-

83
nilai dasar PNS yang telah saya aktualisasikan pada tahapan tersebut
yaitu:
a. Akuntabilitas (transparansi, tanggung jawab, kejelasan dan
konsisten):
Dalam menyampaikan rencana aktualisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu transparansi, tanggung
jawab, kejelasan dan konsisten dengan cara mengolah kuesioner
yang telah diisi secara terbuka dan jelas, mampu
mempertanggungjawabkan hasil kuesioner yang telah dibuat, serta
konsisten terhadap jawaban yang telah diisi.
b. Komitmen Mutu (Mutu dan efisien)
Dalam menyampaikan rencana aktualisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu mutu dan efisien
dengan cara meningkatkan mutu pelayanan dengan cara
mengadakan kegiatan senam peregangan dan efisien dalam
mencapai tujuan yang telah dicapai.
c. Anti Korupsi (jujur) :
Dalam menyampaikan rencana aktualisasi, saya telah
mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu jujur dengan cara membuat
laporan evaluasi, tanpa memanipulasi data.
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 adalah :
Foto dokumen melakukan evaluasi senam peregangan

84
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan pelaksanaan kegiatan senam peregangan disela-sela aktivitas
jam kerja, maka dapat meningkatkan kekompakan satu sama lain dan
menjadi lebih produktif dalam melakukan setiap pekerjaan. Dalam setiap
kegiatan yang dilakukan dapat mendukung pencapaian visi Puskesmas
Tamansari yaitu sebagai penggerak pembangunan kesehatan untuk
mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri dan berkontribusi mendukung
misi Puskesmas Tamansari butir kesatu dan kedua yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui memperdayaan masyarakat untuk
tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang baik dan bermutu.

Manfaat Kegiatan 4 (Melakukan evaluasi kegiatan senam


peregangan).
Adapun manfaat kegiatan ini yaitu, sebagai berikut :
1. Bagi Pegawai Puskesmas Tamansari: dapat meningkatkan
professional dalam melayani masyarakat.
2. Bagi Instansi/UPT yaitu : dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.

85
Analisis Dampak
Apabila nilai-nilai dasar dalam kegiatan ini tidak diterapkan, maka akan
berdampak, yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas (kejelasan) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka pertanyaan dan hasil kegiatan evaluasi akan membingungkan
para responden.
b. Akuntabilitas (tanggung jawab) : Apabila nilai dasar ini tidak
diterapkan, maka tidak ada yang mempertanggungjawabkan kegiatan
tersebut dan kegiatan tidak berjalan.
c. Akuntabilitas (transparansi) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka kegiatan evaluasi tidak berjalan.
d. Akuntabilitas (konsisten) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan,
maka kegiatan tidak akan terlaksana, pertanyaan yang dibuat tidak
tetap, sehingga menghambat kegiatan evaluasi.
e. Anti Korupsi (jujur) : Apabila nilai dasar ini tidak diterapkan, maka
pelaksanaan senam peregangan tidak akan dilaksanakan.
f. Komitmen Mutu (mutu dan efisien) : Apabila nilai dasar ini tidak
diterapkan, maka kegiatan yang akan dicapai tidak terlaksana dan
efek pada instansi yang kurang bermutu.

86
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam aktualisasi ini yaitu
pelaksanaan senam peregangan disela-sela aktivitas jam kerja.
Pelaksanaan senam peregangan dibagi menjadi 5 kegiatan, yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas.
2. Pelaksanaan senam peregangan.
3. Pelaksanaan kegiatan senam peregangan.
4. Melakukan evaluasi senam peregangan.
Pada setiap kegiatan terdapat beberapa tahapan, dimana
setiap tahapan memiliki nilai ANEKA yang telah diterapkan dan
dilaksanakan pada saat habituasi ditempat kerja.
Pelaksanaan senam peregangan yang telah dilaksanakan
telah memberikan dampak positif bagi setiap pegawai dan juga
instansi. Berikut dampak positif atau manfaat yang ditimbulkan dari
senam peregangan yaitu, tubuh terasa bugar, menumbuhkan
semangat kerja dan menghilangkan kebosanan dan kelelahan pada
saat bekerja.

5.2 Saran
a. Bagi Instansi :
Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan yang jauh lebih baik
lagi untuk kedepannya dengan cara meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
b. Bagi Tenaga Kesehatan :
Diharapkan agar dapat melaksanakan senam peregangan untuk
seterusnya, sesuai dengan surat edaran Walikota
Pangkalpinang Nomor: 041/SE/DINKES-PPKB/XII/2018 tentang
Kesehatan Kerja di Lingkup Organisasi Perangkat Daerah

87
(OPD) yaitu melakukan peregangan/stretching setiap pukul
10.00 WIB dan pukul 14.00 WIB selama lebih kurang 2 menit
dan senam 1 kali seminggu.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan secara
mandiri, salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik yaitu
olahraga, senam ataupun melakukan aktivitas rutin setiap hari.
AKtivitas fisik merupakan salah satu kegiatan untuk mencegah
penyakit terutama penyakit tidak menular.

88
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Akuntabilitas. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Nasionalisme. Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Komitmen Mutu. Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Anti Korupsi. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

89

Anda mungkin juga menyukai