Anda di halaman 1dari 49

HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR AKUNTABILITAS,

NASIONALISME, ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU DAN ANTI

KORUPSI (ANEKA) DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

DI RUANG AMARILIS I RSUD TUGUREJO SEMARANG

Nama Peserta : Gabriella Adientya, S.Kep, Ns.

Nomor Absen : 30

Semarang, 6 Maret 2015

MENYETUJUI :

COACH, PESERTA PRAJAB

Drs. IRAWAN RUMEKSO, M. Si GABRIELLA ADIENTYA, S.Kep, Ns.

NIP. 19671116 199001 1 001 NIP. 19900118 2014 02 2 001

HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR AKUNTABILITAS,

NASIONALISME, ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU DAN ANTI KORUPSI

(ANEKA) DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

DI RUANG AMARILIS I RSUD TUGUREJO SEMARANG

TELAH DISEMINARKAN

Di : Semarang PESERTA PRAJAB

Pada Tanggal : 6 Maret 2015

GABRIELLA ADIENTYA, S.Kep, Ns.

NIP. 19900118 2014 02 2 001

MENGETAHUI :

COACH NARASUMBER MENTOR

Drs. IRAWAN RUMEKSO, M.M Ir. IMAM KRIDARSO,Msi Wiwik SetianaW, S.Kep, MM

Widya Iswara Utama Widya Iswara Madya Kasi Keperawatan Rawat Jalan

NIP. 19671116 199001 1 001 NIP. 19600207 198603 1 015 NIP. 19610901 198803 2 005
DAFTAR ISI

ii
Halaman Persetujuan .......................................................................................i

Halaman Pengesahan .......................................................................................ii

Daftar Isi .........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Tujuan .......................................................................................................2

BAB II NILAI DASAR PROFESI PNS

A. Nilai Dasar Profesi PNS ...........................................................................4

B. Indikator – Indikatornya ...........................................................................5

BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Tugas Unit Kerja .........................................................................................8

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ......................................................................11

BAB IV DAFTAR KEGIATAN AKTUALISASI 14

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................45

B. Antisipasi Menghadapai Kendala Aktualisasi...........................................45

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................46

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang pada masa awal berdirinya,
merupakan rumah sakit khusus untuk pasien kusta. Seiring dengan perkembangan
kebutuhan masyarakat, maka pada tahun 1999 secara bertahap berkembang
menjadi rumah sakit yang membuka pelayanan untuk pasien umum, hingga
kemudian pada tanggal 26 Desember 2000 Pemerintah meresmikan rumah sakit
kusta ini menjadi rumah sakit umum kelas C melalui Keputusan Menteri
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No 1810/Menkes-Kesos/SK/XII/2000
tentang perubahan status rumah sakit khusus menjadi rumah sakit umum.
RSUD Tugurejo mengalami perkembangan yang demikian pesat hingga
dalam waktu tiga tahun yaitu pada tanggal 19 November 2003 Pemerintah
meningkatkan status menjadi rumah sakit kelas B melalui Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 1600/Menkes/SK/XI/2003 tentang peningkatan kelas B non
pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang milik Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah. RSUD Tugurejo Semarang terus berbenah hingga
dinyatakan lulus akreditasi 16 bidang pelayanan di tahun 2009.
Prestasi terakhir di tahun 2015 RSUD Tugurejo dinyatakan telah
mendapatkan akreditasi paripurna setelah kunjungan penilaian dari Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS), yaitu lulus tingkat sempurna dari 15 standar
akreditasi versi 2012 yang mengacu pada standar akreditasi internasional dari JCI
– USA.
Pelayanan prima merupakan faktor utama yang mengantarkan RSUD
Tugurejo sebagai rumah sakit bintang lima yang terakreditasi paripurna.
Keperawatan merupakan salah satu unit kerja terpenting sebagai penyelenggara
pelayanan prima kepada masyarakat, sebab sebagai pelaksana asuhan
keperawatan, perawat berada di dekat pasien selama 24 jam. Perawatlah yang
terpapar langsung dan paling mengetahui kondisi pasien, sehingga masyarakat

iv
sering menilai baik buruknya pelayanan di instansi utamanya rawat inap dengan
mengacu pada pelayanan keperawatan.
Perawat dalam memberikan pelayanan prima sudah memiliki tolak ukur yang
jelas sesuai dengan kompetensinya masing – masing, hal ini tercantum dalam SKP
(Sasaran Kinerja Pegawai). Realisasi SKP tidak akan optimal jika perawat sebagai
bagian dari ASN (Aparatur Sipil Negara) hanya menjalankan kewajibannya sesuai
rutinitas yang berlangsung, tanpa diikuti dengan pengetahuan dan aktualisasi nilai
– nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti korupsi). Penjiwaan nilai ANEKA ini lahir dari peraturan baru ASN yang
tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014 yang menghendaki bahwa ASN yang
umumnya disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan
tetapi pada sebuah profesi pelayanan publik.
Pola baru penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Diklat),dibagi dalam 2
sesi yaitu on class dan off class. On class berlangsung selama 18 hari, dimana
para ASN dibekali dengan ilmu – ilmu dan pemahaman mendalam menganai
ANEKA, sedangkan off class berlangsung selama 13 hari, merupakan aktualisasi
langsung nilai – nilai ANEKA di lapangan kerja. Akumulasi dari kedua metode
tersebut adalah prajabatan pola baru tidak sekedar transfer of knowledge tetapi
diharapkan juga merupakan transfer of attitude dan tranfer of value.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu mengaktualisasi ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi) pada pelayanan keperawatan di RSUD
Tugurejo Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Mengaplikasikan nilai akuntabilitas dalam asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan bedah.
b. Mengaplikasikan nilai nasionalisme dalam asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan bedah.

v
c. Mengaplikasikan nilai etika public dalam asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan bedah.
d. Mengaplikasikan nilai komitmen mutu dalam asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan bedah.
e. Mengaplikasikan nilai anti korupsi dalam asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan bedah.

vi
BAB II
NILAI DASAR PROFESI PNS

A. Nilai Dasar Profesi PNS


Peraturan ASN (Aparatur Sipil Negara) yang tertuang dalam UU No. 5
tahun 2014 mengamanatkan bahwa setiap ASN harus menjiwai nilai – nilai
dasar profesi yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti korupsi) dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untukmemenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai - nilai publik.
2. Nasionalisme 
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untukmengaktuali
sasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasimementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara.
3. Etika pubik
Etika publik merupakan refleksi atas standart/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, prilaku untuk me
ngarahkankebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu
antara lain mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan yangmenyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
5. Anti korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma -
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak

vii
pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan negara, suap – menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

B. Indikator – Indikatornya
1. Indikator nilai Akuntabilitas
a. Menurut aspeknya mencakup beberapa hal antara lain :
1) Akuntabilitas Hubungan : Hubungan antara individu / kelompok /
institusi dengan negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil :Perilaku aparat pemerintah
yang bertanggungjawab, adil dan inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan : Laporan individu
didasarkan kontrak kerja, Laporan institusi berupa LAKIP
(Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi : Akuntabilitas merupakan
kewajiban yg menunjukkan tanggungjawab dan menghasilkan
konsekuensi dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja PNS : Memperbaiki kinerja
PNS dlm memberikan pelayanan kpd masyarakat.
b. Menurut mekanisme menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel
1) Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Responsibilitas
5) Keadlian
6) Kepercayaan
7) Keseimbngan
8) Kejelasan
9) Konsistensi

viii
2. Indikator nilai Nasionalisme sesuai dengan lima sila pancasila, yaitu :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksaan dalam
permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Indikator Etika Publik


a. Kebersamaan, bekerja dalam semangat kebersamaan dan persahabatan
lebih baik dari bekerja sendiri – sendiri
b. Empati, memahami dan dapat menyelami dan merasakan masalah
yang dapat dihadapi orang lain
c. Kepedulian, kesediaan untuk memberikan bantuan secara ikhlas.
d. Kedewasaan, kematangan dalam mengatasi permasalahan
e. Orientasi Organisasi, perilaku yang diatur dalam organisasi dalam
memecahkan masalah
f. Respect, saling menghormati dan menghargai sesama mitra kerja
g. Kebajikan, berperilaku santun, rendah hati serta memberikan
kedamaian dalam setiap pertemuan
h. Integritas, mengutamakan kepribadian yang utuh.
i. Inovatif, kreatif dalam menciptakan gagasan
j. Keunggulan, tampil dengan gagasan dan karya yang lebih baik dari
yang terbaik.
k. Keluwesan, sikap dan tindakan yang luwes, tidak kaku sepanjang
tidak bertentangan dengan prinsip dan hati nurani.
l. Kearifan, sikap dan perilaku yang berorientasi pada prinsip
keseimbangan antara rasionalitas dan moralitas.

ix
4. Indikator Komitmen Mutu
a. Efektifitas : sebagai sejauhmana sebuah organisasi mewujudkan
tujuan-tujuannya
b. Effisiensi : jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan organisasi
c. Inovatif : kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan
menawarkan jasa atau barang baik yang sifatnya baru,lebih baik atau
lebih murah dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya.
d. Mutu : persepsi orang secara individual, yang diukur dr tingkat
kepuasan masing2 thd produk/jasa yg diterimanya

5. Indikator Anti Korupsi


a. Kejujuran
b. Kepedulian
c. Kemandirian
d. Kedisiplinan
e. Tanggungjawab
f. Kerja Keras
g. Kesederhanaan
h. Keberanian
i. Keadilan

x
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Tugas Unit Kerja


1. VISI
Rumah Sakit prima, mandiri dan terdepan dalam pelayanan
2. MISI
a. Memberikan pelayanan kesehatan secara efisien dan
mengembangkan pelayanan unggulan
b. Meningkatkan profesionalisme SDM kesehatan yang berdaya saing
c. Mengembangkan sarana dan prasarana RS yang aman dan nyaman
d. Meningkatkan Program pengembangan mutu pelayanan medis dan
non medis secara berkesinambungan
e. Mewujudkan kemandirian melalui efisiensi , efektifitas dan
fleksibilitas pengelolaan keuangan
f. Menjadi pusat pendidikan kedokteran dan kesehatan lain, serta
penelitian dan pengembangan bidang kesehatan
3. MOTTO
Kesembuhan dan kepuasan anda adalah kebahagiaan kami
4. NILAI – NILAI
a. R amah dalam bersikap
b. S antun dalam berbicara
c. T anggung jawab dalam tugas
d. U nggul dalam pelayanan
e. G igih dalam Usaha
f. Utama dalam karya
g. R api dalam penampilan
h. E mpati dalam rasa
i. J ujur dalam bertindak
j. O rientasi pelayanan prima

xi
5. Bidang Keperawatan
a. Tugas Kepala Ruang
I. Management Approach
a) Perencaan (Planning) :
Menyusun visi ruangan
Menyusun misi ruangan
Menyusun filosofi ruangan
Menyusun Rencana Jangka Pendek : harian, bulanan,
tahunan
b) Pengorganisasian (Organizing)
Menyusun struktur organisasi
Menyusun jadwal dinas
Membuat daftar alokasi pasien
c) Pengarahan (Actuating)
Memimpin operan / timbang terima
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervisi
d) Pengendalian (Controlling)
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi keperawatan
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat
dan tenaga kesehatan lainnya
Melakukan survey masalah kesehatan / keperawatan
II. Compensatory Reward
a) Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat
pelaksana
b) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
III. Professional Relationship
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Memimpin konferensi kasus

xii
c) Melakukan rapat tim kesehatan
d) Mengawasi pelaksanaan visit dokter
IV. Pasien Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
sesuai masalah keperawatan.

b. Tugas Ketua Tim (Katim)


I. Management Approach
a) Perencaan (Planning) :
Membuat pengkajian lengkap, perencanaan, dan
menentukan kriteria evaluasi untuk pasien
Menyusun rencana jangka pendek : Harian, Bulanan
b) Pengorganisasian (Organizing)
Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruang
Membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana
Membuat daftar pasien bersama kepala ruang
c) Pengarahan (Actuating)
Memimpin kegiatan ronde kepewaratan (Nursing
Rounds)
Memimpin pre conference
Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi dalam timnya
Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d) Pengendalian (Controlling)
Mengobsevasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana
Memberikan umpan balik (feedback) kepada perawat
pelaksana

xiii
V. Compensatory Reward
a) Menilai kinerja perawat pelaksana (Perawat Associate)
VI. Professional Relationship
a) Melaksanakan konferensi kasus
b) Melakukan kolaborasi dengan dokter
VII. Pasien Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
sesuai masalah keperawatan.

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


Tugas peserta diklat adalah mengaplikasikan nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika public, komitmen mutu, serta anti korupsi dalam
kegiatan sehari – hari peserta diklat di SKPD tempat bekerjanya. Tugas
peserta dapat diperoleh melalui SKP atau Sasaran Kerja Pegawai, uraian
tugas maupun dengan penugasan dari atasan atau kepala ruang.
1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
Sasaran kerja pegawai (SKP) yang menjadi tugas atau target
peserta diklat sebagai perawat dalam melakukan kegiatan di
ruangan antara lain:
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan lanjutan individu
b. Merumuskan diagnosa keperawatan kompleks pada individu
c. Merencanakan tindakan keperawatan kompleks individu
d. Melaksanakan tindakan keperawatan katagori II
e. Melaksanakan tindakan keperawatan katagori III
f. Melaksanakan tindakan keperawatan katagori IV
g. Melaksanakan tindakan keperawatan kompleks katagori I
h. Melaksanakan tindakan keperawatan kompleks katagori II
i. Melaksanakan tindakan keperawatan kompleks katagori III
j. Melaksanakan tindakan keperawatan kompleks katagori IV
k. Melaksanakan evaluasi keperawatan kompleks pada individu

xiv
l. Tugas jaga sore di RS
m. Tugas jaga malam di RS
n. Menjadi anggota aktif PPNI
o. Membimbing calon Sarjana Keperawatan
2. Uraian Tugas Pegawai
a. Membuat rencana jangka pendek (rencana harian) tindakan
keperawatan yang ditugaskan Ketua Tim (Katim).
b. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat oleh ketua tim.
c. Memberikan perawatan kepada pasien secara total /
komprehensif.
d. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial,
dan spiritual klien.
e. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental dalam
menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan atau
diagnosis.
f. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
g. Memberikan pertolongan segera kepada klien gawat atau
sakaratul maut.
h. Melakukan evaluasi serta dokumentasi keperawatan.
i. Mengikuti ronde keperawatan, konferensi kasus, serta pre dan
post conference.
j. Melakukan kerjasama dengan perawat pelaksana lain dibawah
timnya.
k. Bertanggungjawab atas keputusan keperawatan selamakatim
tidak ada ditempat.
l. Membantu kepala ruang dalam penatalaksanaan ruangan
secara administratif.
m. Mengatur dan mempersiapkan alat – alat yang ada di ruangan
menurut fungsinya agar siap untuk digunakan.

xv
n. Melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian shift yang telah
ditentukan.
o. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan
dengan penyakitnya.
p. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien, baik
secara lisan maupun tulisan.

xvi
BAB IV
DAFTAR KEGIATAN AKTUALISASI

A. KETERKAITAN NILAI DASAR DAN KEGIATAN

No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
1. Menerima operan shift Kejelasan, Perawat penerima operan melakukan Jika tidak dilakukan maka bisa saja terjadi
dari perawat shift berorientasi pengecekan data informasi yang kesalahan program atau tindakan
sebelumnya. pada hasil disampaikan oleh perawat shift sebelumnya keperawatan yang dilakukan, karena tidak
(Akuntabilitas) pada rekam medis pasien. (Kejelasan) ada pemahaman atau kejelasan tentang apa
(Definisi : Operan shift yang menjadi tujuan dan hasil yang
adalah suatu cara dalam diharapkan.
menyampaikan sesuatu
(Laporan) yang Perawat penerima operan berkeliling ke Jika tidak dilakukan operan shift keliling
berkaitan dengan kamar pasien untuk melihat langsung perawat penerima operan tidak mengetahui
keadaan klien atau kondisi pasien, sebagai wujud validasi secara langsung kondisi pasien dan update
waktu dimana terjadi kondisi pasien yang tertulis dalam rekam kondisi pasien terbaru. Sehingga
perpindahan atau medis pasien. (Akuntabilitas yang perencanaan dan implementasi
transfer tanggungjawab berorientasi pada hasil) keperawatan yang dilakukan tidak tepat
tentang pasien dari sasaran.
perawat yang satu ke
perawat yang lain. Sila1,2,3,4,5 Diawali dan di akhir dengan doa saat Setiap kegiatan harus diawali dengan doa
Operan shift dibagi (Nasionalisme) operan shift (Nasionalisme sila 1) agar berjalan lancar dan meminimalisir
kedalam 2 sesi yaitu adanya hambatan
pertama operan
dilakukan di nurse
station dengan mengacu
pada rekam medis
pasien, kedua operan
17
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
langsung dengan Perkenalkan nama perawat yang Jika pasien tidak mengetahui nama
berkeliling ke kamar bertanggung jawab pada pasien saat operan perawat maka kedekatan akan kurang
pasien, hal ini dilakukan di kamar pasien, wujud menghormati hak terjalin, sehingga kepercayaan pasien akan
sebagai validasi data pasien (Nasionalisme sila 2) perawatpun rendah. Perkenalan nama
yang dituliskan di rekan perawat juga merupakan wujud
medis dengan kondisi tanggungjawab, sehingga apabila terjadi
pasien sebenarnya, kekurangan dalam suatu tindakan pasien
sekaligus untuk update mengetahui perawat mana yang harus
kondisi pasien terbaru.) dihubungi
Operan shift di ikuti oleh seluruh perawat Jika operan tidak diikuti oleh seluruh
baik ketua tim maupun perawat pelaksana, perawat maka informasi yang disampaikan
sehingga seluruh personil mengetahui tidak merata, penuntasan pekerjaan
kondisi pasien. (Nasionalisme sila 3) melalui metode timpun terganggu karena
setiap perawat tidak memiliki pengetahuan
yang sama akan tugasnya.
Tanyakan kondisi dan keluhan pasien baik Pasien akan lebih diperhatikan jika tanpa
mengenai penyakit, fasilitas maupun menunggu laporan, perawat sudah
pelayanan pada saat operan shift di kamar bertanya terlebih dahulu mengenai kondisi
pasien. (Nasionalisme sila 4) dan keluhan pasien, sehingga menghindari
adanya compain/ keluhan dari pasien
terhadap pelayanan.
Operan shift berkeliling kesetiap kamar Jika pasien diperlakukan sama maka akan
pasien tanpa membedakan agama/ras/status timbul perasaan dihargai, jika hal ini tidak
ekonomi/sosial (umum/BPJS). dilakukan maka akan timbul kecemburuan
(Nasionalisme sila ke 5) antar pasien. Berdampak pada complain
terhadap pelayanan.
Kebajikan Perawat memberikan senyum, salam,sapa, Jika tidak dilakukan maka perawat
(Etika Publik) menanyakan kondisi pasien dan keluhan terkesan galak dan tidak ramah, sehingga
yang masih dirasakan dengan tidak ada respect dari pasien, akan
menggunakan bahasa yang santun saat berdampak pada pasien tidak kooperatif
18
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
operan shift keliling. (Kebajikan) saat dilakukan tindakan.
Mutu, Efektif, Pelaksaan operan shift dilakukan di awal Jika tidak dilakukan mata tranfer informasi
Efisien dan akhir shift, sesuai dengan standar dari perawat kepda perawatan dishift
(Komitmen prosedur operasional (SPO) yang berlaku. berikutnya tidak tersampaikan dengan
mutu) (Mutu) baik.
Perawat shift berikutnya mengetahui Jika tidak dilakukan maka perumusan
kondisi pasien secara akurat (Efektif) diagnosa dan intervensi keperawatan yang
disusun tidak tepat sasaran
Implementasi keperawatan dapat segera Jika tidak dilakukan akan terjadi
dilaksanakan (efisien) penundaan tindakan, karena informasi
yang diterima tidak lengkap dan aktual
2 Pre-Post Conference Memperbaiki Perencanaan harian disusun oleh ketua tim Jika tidak dilakukan setiap perawat tidak
dalam metode tim. kinerja dan perawat pelaksana untuk pelaksaaan mengetahui secara jelas tujuan apa saja
(Pre Conference adalah (Akuntabilitas) program, disampaikan saat pre conference. yang harus dicapai dalam satu shift
komunikasi katim dan
perawat pelaksana (Sila 1,2,4,5) Diawali dan diakhiri dengan doa saat pre- Setiap kegiatan harus diawali dengan doa
setelah selesai operan Nasionalisme post conference (Nasionalisme sila 1) agar berjalan lancar dan meminimalisir
untuk rencana kegiatan adanya hambatan
pada shift tersebut yang Saling menghargai hak dan kewajiban antar Jika tidak dilakukan akan timbul perasaan
dipimpin oleh ketua tim. personil tim. (Nasionalisme sila 2) tidak dihargai yang akan menciptakan
Post conference : konflik dalam tim
komunikasi katim dan Berdiskusi pada saat pembagian tugas dan Jika tidak dilakukan akan terjadi ketidak
perawat pelaksana evaluasi kegiatan. (nasionalisme sila 4) sepahaman antar anggota tim, sehingga
tentang hasil kegiatan pencapaian tujuan tidak maksimal
sepanjang shift dan Pembagian tugas oleh katim tidak Jika tidak dilakukan akan menimbulkan
sebelum operan kepada membedakan pada penilaian subjektif tapi kecemburuan antar anggota tim yang
shift berikutnya.) lebih pada kompetensi perawat pelaksana. berpengaruh pada kerjasama tim
(Nasionalisme sila 5)
Kebajikan Penyampaian saran maupun kritik saat pre Jika tidak dilakukan akan menimbulkan
19
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
(Etika Publik) -post conference berlangsung di perselisihan karena perkataan yang
sampaiakan dalam bahasa yang sopan dan disampaikan dengan tidak baik akan
santun. (Kebajikan) menimbulkan persepsi yang buruk bagi
penerimanya
Inovatif, Mensosialisasikan pre-post conference Jika tidak dilakukan akan terjadi salah
Efektif, Efisien yang benar (Inovatif) pemahaman dalam membedakan operan
(Komitmen shift dan pre-post conference
Mutu) Pre conference dilaksanakan setelah operan Jika tidak dilakukan program pasien yang
diawal shift, post conference dilaksanakan harus dilaksanakan tim keperawatan
sebelum operan diakhir shift (Efektif) kurang terarah dan tidak ada perbaikan
untuk kekurangan / kesalahan yang terjadi
dalam satu shift.
Pre-post conference dilaksanakan kurang Jika tidak dilakukan akan terjadi
lebih selama 5 menit (Efisien) penundaan pelaksanaan kegiatan
3 Pengkajian Pasien Baru Laporan Pengisian data pribadi dan kondisi pasien Jika tidak dilakukan maka perumusan
. 1x24 Jam (Akuntabilitas) di dokumentasikan secara transparan sesuai diagnosa keperawatan tidak akan akurat
(Pengkajian adalah kondisi sesungguhnya berdasarkan hasil dan komprehensif.
pemikiran dasar dari wawancara dan pemeriksaan fisik.
proses keperawatan (Akuntabilitas Laporan)
yang bertujuan untuk Nasionalisme Proses pengkajian pasien baru melibatkan Jika tidak dilakukan maka data pengkajian
mengumpulkan (Sila 3,5) seluruh tenaga kesehatan yaitu dokter, pasien baru tidak lengkap, sehingga
informasi atau data perawat, ahli gizi, apoteker dan pasien mengalami kesulitan saat perumusan
tentang klien, agar dapat (Nasionalisme sila 3) diagnosa
mengidentifikasi,
mengenali masalah – Pengkajian pasien baru dilakukan terhadap Jika tidak dilakukan maka pasien merasa
masalah, kebutuhan seluruh pasien tanpa membedakan diperlakuakn tidak semestinya, sehingga
kesehatan dan Ras/kelompok/agama/status sosial dan pasien tidak puas tehadap pelayanan
keperawatan klien, baik ekonomi (Nasionalisme sila 5) keperawatan

20
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
fisik, mental, sosial dan Kesopanan Menggunakan bahasa yang sopan dan Jika tidak dilakukan pasien merasa tidak
lingkungan.) (Etika Publik) komunikatif, sehingga data yang di dihargai dan dihormati
dapatkan lengkap serta akurat (kesopanan)

Mutu, Efektif, Pengkajian pasien baru dilakukan sesuai Jika tidak dilakukan maka pelayanan dapat
Efisien dengan standar prosedur operasional yang dikatakan penyimpang dari peraturan yang
(Komitmen berlaku (mutu) berlaku
Mutu) Pengkajian pasien baru terisi lengkap salam Jika tidak dilakukan akan terjadi
1x24 jam terhitung sejak pasien masuk ke kemunduran perumusan diagnosa,
ruangan (Efektif) sehingga terjadi penundaan pemberian
implementasi
Pengkajian dilakukan sekaligus saat Jika tidak dilakukan waktu akan habis
menginformasikan orientasi dan fasilitas hanya untuk proses pengkajian pasien baru
ruangan, serta hak dan kewajiban pasien
(Efisien)
4 Penggantian Akuntabilitas Penyajian data monitoring pemasangan Jika tidak dilakukan maka tidak terpantau
. pemasangan infus tiap 3 (Laporan, infus dilakukan secara transparan dan infus pasien sudah berapa hari,
hari / Pemindahan memperbaiki factual, Data yang didokumentasikan di penggantian pemasangan infus terlambat
tempat insersi. kinerja) rekam medis pasien harus sesuai dengan atau menunggu sampai ada keluhan dari
labeling infus yang terpasang di pasien pasien, seperti daerah di sekitar tempat
(Pemasangan infus (Akuntabilitas laporan) penusukan nyeri, merah dan bengkak.
adalah kegiatan Penggatian pemasanagan infus dilakukan Jika tidak dilakukan akan meningkatkan
pemberian sejumlah setiap 3 hari sekali kecuali terjadi flebitis, kejadian flebitis.
cairan ke dalam tubuh terapi telah dihentikan atau infus tercabut
melalui sebuah jarum ke sebelum 3 hari. (Akuntabilitas
dalam pembuluh darah memperbaiki kinerja)
vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan Sial 3,5 Penggantian infus tiap 3 hari melibatkan Jika tidak dilakukan maka pemasangan
cairan tau zat – zat (Nasionalisme) kerjasama antar perawat melalui infus pasien tidak akan termonitor dengan
makanan dari tubuh. monitoring yang benar. ( sila 3) baik, sehingga perawat tidak mengetahui
21
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
Nursing Standards of dengan pasti sudah berapa harikah pasien
Practice (2006a) itu terpasang infus.
merekomendasikan Penggantian infus tiap 3 hari dilakukan Jika tidak dilakukan maka akan timbul
bahwa kanula perifer kepada seluruh pasien tanpa membedakan perasaan saling curiga dan cemburu akibat
harus diganti setiap 72 Ras/kelompok/agama/status sosial dan diperkukan tidak adil
jam dan segera mungkin ekonomi (Nasionalisme sila 5)
jika diduga
terkontaminasi, adanya Kebajikan Jaga privasi klien dan gunakan komunikasi Jika tidak dilakukan maka pasien merasa
komplikasi atau terapi (Etika Publik) yang sopan serta sikap ramah saat tidak dihargai, sehingga tidak komunikatif
telah dihentikan. melakukan tindakan. (Kebajikan) saat dilakukan tindakan, menghambat
Labeling dengan proses pelayanan
menggunakan stiker Efektif, Efisien, Pemasangan penggantian infus hanya Jika tidak dilakukan maka akan
yang ditempelkan pada Inovatif dilakukan kepada pasien – pasien yang meningkatkan kejadian flebitis jika infus
infus set pasien berisi (Komitmen infusnya memasuki hari ke-4 (Efektif) terpasang lebih dari tiga hari, namun akan
tanggal pemasangan mutu) menyakiti pasien jika infus terpasang
infus, sehingga perawat kurang dari 3 hari.
mengetahui kapan infus Penggunaan alat pemasangan infus secara Jika tidak dilakukan maka terjadi
itu harus di pasang optimal, sesuai dengan kebutuhan, misal pemborosan penggunaan alat
ulang.) penggunaan hepavit/ plester (Efisiensi)
Mensosialisasikan penggunaan stiker untuk Jika tidak dilakukan maka tidak ada
labeling yang ditempelkan pada infus set kejelasan infus pasien memasuki hari
klien berisi tanggal infus terpasang pertama keberapa sejak pertama kali dipasien
kali (Inovatif)
Kejujuran Menggunakan alat untuk pemasangan infus Jika tidak dilakukan maka akan
(Anti Korupsi) yang merupakan milik pasien sesuai menimbulkan kerugian pasa pasien lain.
peresepan, bukan subsidi silang dari pasien
lain. (Kejujuran)

5 Pemberian obat Injeksi / Integritas, Obat diberikan kepada pasien sesuai Jika tidak dilakukan memungkinkan
22
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
. suntikan melalui (IV Laporan advice dokter dan menggunakan prinsip 6 terjadi effect obat yang merugikan pasien
(Intra vena), SC (Akuntabilitas) benar (Integritas)
(Subcutan), IM (Intra
muscular)). Dokumentasi pemberian obat dilakukan Jika tidak dilakukan maka tidak ada legal
secara transparan pada lembar etik yang melindungi perawat tentang
Tindakan pemasukan pendelegasian tugas farmasi (Akuntabilitas pemberian obat secara injeksi
obat kedalam tubuh Laporan)
pasien melalui Sila 1,2, 4,5 Memberikan waktu pasien yang sedang Jika tidak dilakukan makahak pasien untuk
pembuluh darah, yang (Nasionalisme) beribadah, dengan melakukan injeksi dulu beribdah kepada tuhan tidak terpenuhi
dilakukan melalui 3 cara ke pasien yang lain, kemudian baru
: intravena, subcutan, kembali lagi. (Nasionalisme sila 1)
intramuscular. Memberikan obat injeksi dan menjelaskan Jika tidak dilakukan hak pasien untuk
kepada pasien obat apa yang diberikan, mengetahui kondisi dan segala tindakan
manfaat dan efek sampingnya yang diberikan terhadap pasien tidak
(Nasionalisme sila 2) terpenuhi
Mendiskusikan dengan pasien apakah ada Jika tidak dilakukan maka perawat tidak
alergi setelah pemberian obat, apakah mengetahui perkembangan kondisi dan
keluhan berkurang setelah pemberian obat keluhan pasien
(Nasionalisme sila 4)
Pemberian obat injeksi dilakukan kepada Jika tidak dilakukan maka pasien akan
seluruh pasien tanpa membedakan merasa tidak diperlakukan sama, timbullah
Ras/kelompok/agama/status sosial dan kecurigaan dan kecemburuan
ekonomi (Nasionalisme sila 5)

Kebijakan, Menjaga privasi klien serta, gunakan Jika tidak dilakukan maka pasien akan
Kepedulian bahasa dan perilaku yang satun saat merasa tidak dihormati, timbul perasaan
(Etika Publik) pemberian obat. (Kebijakan) tidak respect terhadap perawat, sehingga
tidak kooperatif saat dilakukan tindakan.

Melakukan hand higiens sebelum Jika tidak dilakukan maka akan terjadi
23
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
melakukan injeksi (Kepedulian) transfer infeksi nosokomial dari satu
pasien ke pasien yang lain
Mutu Persiapan pengoplosan obat hingga Jika tidak dilakuakan maka efektifitas
(Komitmen pemberian obat injeksi ke pasien di lakukan fungsi obat yang di injeksikan ke pasien
Mutu) sesuai standar prosedur operasional yang berkurnag
berlaku (SPO). (Mutu)
Kejujuran Menggunakan obat dan alat milik pasien Jika tidak dilakukan akan menimbulkan
(Anti Korupsi) sesuai dengan peresepan obat, bukan hasil kerugian pada pasien laen
subsidi silang dengan pasien lain
(Kejujuran)
6 Form Inventarisasi Laporan Dokumentasi dalam bentuk “form Jika tidak dilakukan maka kelengkapan
. Kamar Pasien (Akuntabilitas) Inventarisasi kamar pasien” mengenai ruang inap / kamar pasien tidak terkontrol,
seluruh barang / fasilitas dikamar pasien sehingga kenyamanan pasien akan fasilitas
(Formulir yang sebelum dan setelah ditempati pasien rumah sakit terganggu. Perawat tidak
berfungsi untuk disajikan secara transparan / factual mengetahui kondisi ruangan jika tidak
melakukan pengontrolan (Akuntabilitas laporan) mendapatkan pelaporan dari pasien.
fasilitas atau barang
yang berada di kamar
pasien, sehingga Sila 3,5 Keberhasilan pelaksanaan inventarisai Jika tidak dilakukan maka form
meminimalisir (Nasionalisme) kamar pasien membutuhkan kerjasama inventarisasi kamar pasien tidak dapat
kehilangan aset rumah seluruh perawat (Nasionalisme sila 3) terealisasi dengan baik, karena pasien
sakit. Formulir ini di isi keluar masuk RS selama 24 jam,
oleh perawat pada saat sedangkan perawat dibagi menjadi tiga
pasien baru masuk, shift, bukan perawat yang sama untuk 24
setelah dilakukan jam.
penjelasan kepada Pengisian form inventarisasi kamar pasien Jika tidak dilaksanakan maka akan timbul
pasien mengenai dilakukan kepada seluruh psien tanpa ketidakadilan.
fasilitas ruangan dan membedakan ras/kelompok/agama/status
saat pasien pulang. ) sosial dan ekonomi (Nasionalisme sila 5)
Inovatif Pembuatan form inventarisasi kamar Jika tidak dilakukan maka kelengkapan
24
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
(Komitmen pasien, yang berisi segala jenis dan jumlah ruang inap pasien yaitu alat / barnag tidak
mutu) alat/barang yang tersedia dikamar, serta terkontrol
catatan bila terjadi kerusakan alat
(Inovatif)
Disiplin Perawat tertib melakukan pengisian form Jika tidak dilakukan maka akan berisiko
(Anti korupsi) inventarisasi kamar pasien, pengisian form terjadi kehilangan alat kelengkapan kamar
dilakukan perawat setelah pasien
mengorientasikan pasien baru ke kamar
pasien dan menjelaskan fasilitas ruangan.
(Disiplin)
7 Form Pelepasan Laporan, Pengisian form pelepasan informasi dan Jika tidak dilakukan secara benar akan
. Informasi dan Menjaga wewenang pasien dilakukan secara berdampak pada tidak adanya
Wewenang Pasien. Kerahasiaan transparan yaitu mengenai data pribadi perlindungan hukum bagi perawat atau tim
(Akuntabilitas) pasien dan keluarga yang diberikan kesehatan lain, apabila terjadi
(Formulir yang wewenang untuk mengetahui segala permasalahan tentang pelepasan informasi
berfungsi untuk sesuatu mengenai kondisi pasien selama di mengenai kondisi kesehatan pasien.
pelepasan informasi dan rawat (Akuntabilitas Laporan)
wewenang dari pasien Perawat hanya memberitahukan kondisi Jika tdak dilakukan maka perawat dapat
kepada keluarga dan perkembangan penyakit pasien kepada dituntut secara hukum telah membocorkan
mengenai kondisi, orang yang berwenang, sesuai yang tertulis kerahasian pasien
perkembangan penyakit dalam form pelepasan informasi dan
pasien, serta segala hasil wewenang pasien (Menjaga Kerahasiaan)
pemeriksaan yang Sila 5 Form pelepasan informasi dan wewenang Jika tidak dilakukan maka akan timbul
dilakukan kepada (Nasionalisme) pasien diberikan kepada seluruh pasien kecemburuan antar pasien akibat
pasien) tanpa membedakan perlakuan yang tidak adil.
ras/kelompok/agama/status sosial dan
ekonomi (Nasionalisme sila 5)

Kepedulian Memberikan informasi mengenai fungsi Jika tidak dilakukan maka pasien tidak
25
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
(Etika Publik) dan tujuan form pelepasan informasi dan mengetahui tentang fungsi dan tujuan form
wewenang pasien secara sederhana, benar yang diisinya, pengisian hanya
dan jelas, sehingga pengisian form tidak berdasarkan mengikuti perintah dari
sekedar pemenuhan kewajiban kelengkapan perawat bukan berlandaskan kesadaran
dokumen dan perlindungan tenaga medis. dan pengetahuan tentang fungsi form
(Kepedulian) tersebut bagi pasien.
Efektif, Efisien Pengisian form pelepasan informasi dan Jika tidak dilakukan bila terjadi tuntutan,
(Komitmen wewenang pasien diisi langsung oleh pasien bisa berkelit bahwa ia tidak
Mutu) pasien sendiri. (Efektif) memberikan wewenang kepada siapapun
Pengisian form dilakukan bersamaan Jika tidak dilakukan terjadi penundaan
dengan pengisian pengkajian keperawatan, penyampaian informasi kepada keluarga
penjelasan orientasi pasien baru dan hak yang berwenang menerima informasi.
dan kewajiban pasien. (Efisien)
8 Satu instrumen ganti Integritas Penggunaan satu instrumen ganti balut Jika tidak dilakukan maka beresiko tinggi
. balut untuk satu pasien. (Akuntabilitas) untuk satu pasien, sehingga alat dalam untuk terjadi penularan infeksi nosokomial
kondisi steril mencegah penularan infeksi dari satu pasien ke pasien yang lain
Ganti balut / perawatan nosokomial dari satu pasien ke pasien lain.
luka adalah suatu (Integritas)
kegiatan merawat luka Sila 5 Penggunaan satu instrumen satu pasien Jika tidak dilakukan maka akan timbul
pasien, baik luka steril, (Nasionalisme) berlaku untuk seluruh pasien tanpa ketidakadilan perasaan tidak dihargai,
bersih ataupun membedakan ras/kelompok/agama/status sehingga kepercayaan terhadap perawat
kotor/infeksius. Tujuan sosial dan ekonomi (sila ke 5) rendah.
perawatan luka adalah Inovasi, Pendataan pasien pada shift sebelumnya Jika tidak dilakukan maka penyediaan alat
mencegah pertumbuhan Efektifitas, mengenai jumlah pasien yang perlu tidak sesuai dengan jumlah pasien yang
kuman pada luka Efisiensi dilakukan ganti balut, sehingga pemesanan memerlukan ganti balut.
sehingga luka semakin (Komitmen ganti balut set sesuai dengan jumlah pasien.
buruk, prognose untuk Mutu) (Inovasi Pelayanan)
pertumbuhan jaringan Jumlah alat yang tersedia sesuai dengan Jika tidak dilakukan maka pelaksanaan
rendah. jumlah pasien yang memerlukan ganti ganti balut beresiko menularkan infeksi
Instrumen/alat ganti balut. (Efektifitas) nosokomial pada pasien lain
26
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
balut adalah bagian Ganti balut menggunakan alat dan bahan Jika tidak dilakukan akan menimbulkan
terpenting dari sesuai dengan kebutuhan (Efisien) keborosan.
perawatan luka, alat
yang steril / tidak Kejujuran Pemesanan instrumen jumlahnya sama Jika tidak dilakukan maka pelaksanaan
terkontaminasi kuman Anti Korupsi dengan pasien yang dilakukan ganti balut ganti balut tetap menggunakan cara
faktor utama (Kejujuran) sebelumnya yang berisiko terjadi transfer
penyembuhan luka. infeksi nosokomial
9 Management Nyeri pada Laporan, Penyajian data mengenai pengkajian pasien Jika tidak dilakukan maka penatalaksanaan
. pasien sebuah nyeri didokumentasikan secara factual nyeri tidak tepat sasaran, karena acuan
hubungan sesuai dengan data yang didapatkan dari yang digunakan tidak sesuai dengan
Management nyeri yaitu (Akuntabilitas) hasil wawancara dengan pasien kedalam kondisi pasien sebenarnya. Skala nyeri
suatu kegiatan yang form pengakajian nyeri, yang meliputi : menentukan penatalaksaan atau tindak
dilakukan untuk 1. Provokasi : penyebab terjadinya lanjut yang diberikan pada pasien.
memonitoring skala nyeri pada pasien.
nyeri yang dialami 2. Quality : kualitas nyeri / seperti apa
pasien, management nyeri itu dirasakan oleh pasien
nyeri meliputi (ditusuk – tusuk, di sayat – sayat,
pengkajian nyeri dan dll).
penatalaksanaan nyeri. 3. Regio : Lokasi terjadinya nyeri.
Pengkajian nyeri pada 4. Skale : skala nyeri yang dirasakan
pasien tidak dilakukan pasien berdasarkan hasil yang
satu kali, tapi berkala dipersepsikannya.
dan berkesinambungan, Skala 1-3 : nyeri ringan (Pengkajian
hingga klien tidak ulang /shift)
merasakan nyeri. Skala 4-6 : nyeri sedang
Pengkajian ulang nyeri (Pengkajian ulang / 4 jam)
penting karena Skala 7-9 : nyeri berat (Pengkajian
perubahan skala nyeri ulang / 2 jam)
menentukan perubahan Skala >10 : nyeri tidak tertahankan
penatalaksanaan nyeri (Pengkajian ulang nyeri / jam)
27
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
pada pasien. 5. Time : nyeri terus menerus atau
hilang timbul.
(Akuntabilitas laporan)
Perawat menjalin hubungan yang baik Jika tidak terjalin hubungan yang baik
(bina hubungan saling percaya) dengan antara perawat dengan pasien maka akan
pasien sehingga tercipta komunikasi yang susah diketahui faktor-faktor yang
terbuka dan diketahui faktor-faktor menyebabkan nyeri.
timbulnya nyeri yang dialami pasien
(akuntabilitas adalah sebuah hubungan)
Sila 3, 5 Kolaborasi tindakan keperawatan dan Jika tidak dilakukan maka penatalaksanaan
(Nasionalisme) pemberian analgetik oleh dokter nyeri untuk skor diatas 4 tidak dapat
(Nasionalisme sila 3) dilakukan, karena harus dengan
penggunaan obat
Pengkajian dan penatalaksaan nyeri pada Jika tidak dilakukan maka pasien merasa
pasien dilakukan kepada seluruh pasien tidak diperlakukan sama, timbul
tanpa membedakan kecemburuan dengan pasien lain,
ras/kelompok/agama/status sosial dan
ekonomi (Nasionalisme sila 5)
Kebijakan Lakukan komunikasi teraupetik dengan Jika tidak dilakukan makapasien
(Etika Publik) cara yang santun saat melakukan merasakurang dihargai, sehingga respect
penatalaksaan nyeri (Kebijakan) terhadap perawat rendah
Mutu Melakukan pengkajian ulang nyeri pada Jika tidak dilakukan maka penatalaksanaan
(Komitmen setiap pasien sesuai skala nyeri yang nyeri tidak tepat sasaran, karena tidak
Mutu) dialami, untuk mengetahui penurunan atau memperhatikan perubahan skor nyeri.
peningkatan skor nyeri, misal evaluasi
setelah pemberian obat analgetik /
pemberian relaksasi nafas dalam pada
pasien (mutu)

10. Monitoring Balance Laporan Dokumentasikan input dan ouput cairan Jika tidak dilakukan maka kondisi pasien
28
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
cairan pada pasien CKD (Akuntabilitas) pasien secara faktual dan akurat sesuai tidak tepantau, tidak dapat melakukan
(Cronic Kidney dengan keadaan pasien (Akuntabilitas deteksi dini timbul atau bertambahnya
Diaseas) / Gagal Ginjal laporan) sesak nafas pada pasien

(Gagal ginjal adalah Sila 3,5 Monitoring dilakukan selama 24 jam, Jika tidak dilakukan maka monitoring
penyakit ginjal kronis, (Nasionalisme) melibatkan kerjasama seluruh tim balance cairan pada pasien tidak akan
dimana ginjal sudah keperawatan dan keluarga pasien berjalan, sehingga data yang disajikan
mengalami kerusakan / (Nasionalisme sila 3) hanya perkiraan, karena tidak tecatat
penurunan fungsi dalam secara pasti
penyaringan darah Monitoring balance cairan dilakukan Jika tidak dilakukan maka akan timbul
hingga di keluarkan kepada seluruh pasien CKD tanpa perasaan tidak diperlakukan sama / adil
dalam bentuk air membedakan ras/kelompok/agama/status pada pasien, sehingga timbul kecemburuan
kencing. Balance cairan sosial dan ekonomi (Nasionalisme sila 5) pada pasien lain, dan kurang percaya pada
adalah hal terpenting perawat
pada pengelolaan pasien Kebijakan Pelibatan keluarga pasien dalam Jika tidak dilakukan maka pasien merasa
gagal ginjal, karna (Etika Publik) monitoring balance cairan dengan tidak dihargai oleh perawat, respect
kelebihan jumlah cairan pemberian informasi yang kepada perawat berkurang, sehingga
akan memperberat kerja dikomunikasikan dengan santun dan etika pasien kurang kooperatif saat dilakukan
ginjal. Oleh karena itu yang baik. (Kebijakan) tindakan.
monitoring Balance Inovasi, Pembuatan form monitroring balance Jika tidak dilakukan maka monitoring
cairan harus dilakukan, Efisiensi, Mutu cairan yang berisi waktu, jumlah cairan balance cairan tidak terpantau dengan
monitoring dilakukan (Komitmen intake atau output yang ditempel di tempat baik, karena input dan output pasien tidak
dengan menempel form Mutu) tidur pasien. (inovasi) tercatat dengan detail, sehingga data yang
balance cairan di tempat disajikan dalam rekam medis tidak akurat
tidur pasien, sehingga hanya berdasarkan hasil perkiraan.
setiap masukan dan Perawat diakhir shift, merekap balance Jika tidak dilakukan membebani perawat
keluaran cairan dapat cairan pasien, berdasarkan form monitoring di akhir shift/shift malam.
tercatat dengan akurat). balance cairan yang di tempel di tempat
tidur pasien. (Efisien)
Monitoring balance cairan dilakukan Jika tidak dilakukan maka tidak ada
29
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
selama 24 jam, meliputi input dan ouput peningkatan mutu pelayanan kepada
pasien, sesuai standar prosedur operasional pasien yang membutuhkan pemantauan
(SPO) yang berlaku. (Mutu) balance cairan.
11. Diskusi Refleksi Kasus Laporan, Kegiatan diskusi refleksi kasus di Jika tidak dilakukan maka tidak ada
(DRK) setiap bulan Tanggung dokumentasikan dalam bentuk laporan referensi yang bisa digunakan sebagai
sekali jawab sesuai dengan masalah yang timbul bahan update ilmu bagi perawat
(Akuntabilitas) diruangan (Akuntabilitas Laporan)
Diskusi refleksi kasus
adalah suatu kegiatan Masalah yang dibahas merupakan fakta real Jika tidak dilakukan tidak ada wujud
refleksi kasus yang dilapangan, merupakan wujud pertanggungjawaban perawat untuk
bersumber dari masalah tanggungjawab perawat untuk mencari memberikan pelayanan yang terbaik bagi
yang timbul pada solusi terbaik bagi pasien (Tanggung pasiennya, hanya bersifat rutinitas
pasien, solusi jawab) melakukan pekerjaan.
pemecahan masalah Sila 3,4 Penyusunan diskusi refleksi kasus dapat Jika tidak dilakukan maka bahan DRK
dapat diadopsi dari (Nasionalisme) dilakukan antara kepala ruang, ketua tim kurang berisi karna hanya berdasarkan
jurnal atau literatur yang dan perawat pelaksana (Nasionalisme 3) buah pemikiran satu orang
ada. Setelah di analisis
berdasarkan literatur Terjadi proses diskusi, adanya Jika tidak dilakukan maka tidak ada solusi
yang ada, maka penyampaian kritik dan saran terkait kasus terbaik bagi permasalahan pasien
dilakukan proses diskusi yang disajikan (Nasionalisme sila 4)
yang melipatkan seluruh Kebijakan Presentasi data saat diskusi refleksi kasus Jika tidak dilakukan maka tidak ada
perawat ruangan untuk (Etika Publik) disajikan dengan bahasa dan perilaku yang respect dari teman perawat lain dari
pembahasan. Dalam santun. (Kebijakan) nyajian kasus, sehingga suasana diskusi
proses pembahasan tidak akan hidup
setiap perawat bisa
memberikan kritik atau Mutu, Inovasi Kegiatan diskusi reflesi kasus dilakukan Jika tidak dilakukan maka tidak ada
saran bagi penyaji, (Komitmen setiap bulan untuk update ilmu dan mencari inovasi baru untuk permasalahan yang
sehingga di dapatkan Mutu) solusi permasalahan yang terjadi sesuai terjadi pada pasien.
solusi terbaik untuk dengan mutu profesi keperawatan SP2KP
penanganan kasus (Sistem Pemberi Pelayanan Keperawatan
30
No. Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan Analisis Dampak Jika Nilai Dasar Tidak
Dilakukan
pasien. Profesional). (Mutu)
Efektifitas penggunaan balutan Jika tidak dilakukan maka tidak ada solusi
konfensional dengan modern dressing tebaik untuk permasalahan pasien
dalam perawatan luka. (Inovasi)

31
B. TEKNIK AKTUALISASI NILAI DASAR (TOOLS)

NO. URAIAN KEGIATAN NILAI DASAR DAN TEKNIK URAIAN PENGGUNAAN TEKNIK AKTUALISASI NILAI
AKTUALISASI DASAR DAN MANFAATNYA BAGI PIHAK LAIN DAN
PERWUJUDAN VISI ORGANISASI
1. Menerima operan shift Kejelasan, berorientasi pada hasil Perawat melakukan aktualisasi kegiatan dengan menggunakan teknik
dari perawat shift (Akuntabilitas) komunikasi efektif yaitu dalam aplikasi tanggung jawab perawat
sebelumnya penerima laporan, perawat penerima laporan berhak mengajukan
pertanyaan, klarifikasi atau meminta pengulangan informasi yang
disampaikan oleh perawat pelapor sehingga perawat penerima laporan
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
Validasi keakuratan dari data yang tertulis dalam rekam medis dapat
dilakukan dengan teknik survey atau kunjungan langsung ke pasien,
sehingga perawat bisa mengetahui kondisi pasien secara real dan
teraktual. Pada saat operan langsung ke kamar pasien, yang dilakukan
adalah :
1. Perawat memberikan senyum, menyapa sambil memanggil nama
pasien.
2. Perawat memperkenalkan nama – nama perawat yang berjaga dalam
satu shift,
3. Perawat menanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Perawat menyampaikan program kerja / tindakan yang akan
dilakukan dalam 1 shift.
5. Perawat berpamitan
Nasionalisme Pelaksanaan operan shift dilakukan dengan menerapkan nilai – nillai
(Sila1,2,3,4,5) kebangsaan, aktualisasi nasionalisme dilakukan dengan teknik
kerohanian yaitu melakukan doa bersama sehingga pelaksanaan
kegiatan berjalan dengan lancar, pelaksanaan doa dilakukan diawal dan
diakhir operan shift.
Selain itu perawat juga menggunakan teknik bina hubungan saling
percaya dengan pasien melalui perkenalan nama perawat yang
32
bertanggung jawab dalam shift tersebut, perkenalan dilakukan oleh ketua
tim dengan menyebutkan perawat yang berdinas saat itu.
Perawat melakukan teknik kerjasama tim yang solid karena operan
shift keliling harus diikuti oleh satu tim keperawatan, sehingga terdapat
persamaan penerimaan informasi, informasi ini sangat berguna untuk
menyusun rencana keperawatan untuk pelaksanaan implementasi ke
pasien.
Perawat juga menggunakan teknik musyawarah dan mendengar aktif
dalam menerima operan shift, dimana pasien mengutarakan keluhan dan
kondisinya saat, hal ini berlaku untuk seluruh pasien melalui
penggunaan teknik keadilan sehingga pasien merasa diperlakukan
sama, tidak terjadi kecemburuan sosial antara satu dengan yang lain.
Operan shift keliling harus dilakukan dengan mengunjungi seluruh
kamar pasien tanpa membedakan status sosial (BPJS/Umum), penyakit
yang diderita pasien (pasien isolasi yang beresiko tinggi menularkan
penyakit/pasien dengan penyakit tidak menular).
Kebajikan Dalam pelaksanaan operan shift dilakukan dengan menerapkan nilai –
(Etika Publik) nilai kepatutan melalui teknik menyapa dan memberikan salam yang
dilakukan dengan ramah dan sopan sehingga pasien merasa dihargai dan
diperhatikan, hal ini dapat meminimalisir munculnya kekecewaan dari
masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang mampu mencetuskan
complain dari pasien.
Mutu, Efektif, Efisien Dalam pelaksanaan operan shift dilakukan dengan teknik kedisiplinan
(Komitmen mutu) dan perubahan mindset custumer oriented, sehingga perawat bukan
lagi sebagai pihak yang dibutuhkan pasien, namun perawat lah yang
membutuhkan pasien, dengan ini pasti proses operan shift yang
merupakan hal vital dalam transfer informasi saat pergantian shift
dilakukan sesuai prosedur yang benar.

2. Pre-Post Conference Memperbaiki kinerja Berpikir kritis merupakan teknik yang digunakan perawat saat pre
dalam metode tim (Akuntabilitas) conference untuk membuat perencanaan harian dan target yang harus
dicapai dalam satu shift berdasarkan data yang telah diperoleh saat
33
operan shift. Pentingnya perencaan dan target atau kriteria hasil adalah
program yang akan dilaksanakan lebih terarah.
Sila 1,2,4,5 Pelaksanaan pre-post conference diaktualisasikan menggunakan teknik
(Nasionalisme) kerohanian yaitu doa bersama sehingga setiap kegiatan berjalan dengan
lancar, selain itu juga digunakan teknik pemahaman akan hak dan
kewajiban diri sendiri dan rekan satu tim tercipta tim yang solid.
Perawat juga menerapkan teknik musyawarah mufakat dan keadilan
dalam pembagian tugas yang dilakukan oleh ketua tim kepada perawat
pelaksana tidak boleh mengandung unsur keberpihakan atau kesenangan
atas alasan pribadi, pembagian tugas harus dilakukan secara objektif
berdarkan kompetensi perawat pelaksana dan beban kerjanya.
(Kebajikan) Penerapan nilai – nilai kepatutan diaktualisasikan dengan teknik
Etika Publik komunikasi efektif melalui penyampaikan pendapat dengan
menggunakan bahasa yang sopan dan santun baik berupa kritik maupun
saran dalam pre dan post conference kepada perawat lain mengenai
pembangian tugas atau evaluasi kegiatan. Penyampaian pendapat yang
disampaiakan secara baik akan menghindarkan konflik dalam tim
keperawatan itu sendiri.
(Inovatif, efektif, efisien) Dalam pelaksanaan pre –post conference yang benar dibutuhkan teknik
Komitmen Mutu sosialisi kepda rekan perawat di ruang Amarilis I, karena selama ini pre-
post conference belum berjalan. Sosialisasi meliputi:
1. Pengertian Pre dan Post Conference
Pre Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim.
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya
2. Teknik atau Prosedur pelaksanaan Pre dan Post Conference
Pre Conference :
- Ketua tim me;mbuka pre conference dan memimpin doa
- Ketua tim menanyakan rencana harian masing – masing
34
perawat pelaksana.
- Perawat pelaksana menyampaikan rencana harian
- Ketua tim melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab
perawat pelaksana
- Ketua tim menutup pre conference
Post Conference :
- Ketua tim membuka post conference dan memimpin doa
- Ketua tim menanyakan kegiatan yang sudah dan belum
dilakukan perawat pelaksana
- Perawat pelaksana menyampaikan uraian tugas yang sudah
dan belum terlaksana
- Ketua tim melakukan evaluasi atas pencapaian kegiatan
dalam satu shift
- Ketua tim menutup post conference
3. Waktu pelaksanaan pre dan post conference
Pre conference dilaksanakan setelah operan di awal shift,
sedangkan post conference dilaksanakan sebelum operan di akhir
shift.
4. Tujuan pre dan post conference
Pelaksanaan kegiatan lebih terstruktur, selalu ada perbaikan
karena setiap pelaksanaan kegiatan selalu dilakukan evaluasi.
Sehingga bekerja tidak hanya melakukan rutinitas tapi
melakukan perbaikan terhadap setiap kekurangan yang akan
memicu mencari solusi terbaik.

Agar kegiatan ini nantinya kegiatan ini tetap berlangsung membutuh


teknik yang mendasari nilai – nilai kedisiplinan dan managemen
waktu yang baik, karena kegiatan ini bedampak pada pembagian tugas
yang lebih terstruktur, sehingga setiap perawat mempunyai tugas, fungsi
dan tanggungjawab yang jelas dalam terlaksananya suatu program.
3. Pengkajian Pasien Baru Laporan Pelaksanaan dokumentasi pengkajian keperawatan dilakukan secara
1x24 jam (Akuntabilitas) profesional dengan menerapkan teknik kecermatan atau ketelitian
35
sehingga data yang didapatkan akurat dan menyeluruh. Pengkajian
keperawatan harus dilakukan secara menyeluruh/komprehensif, sehingga
diagnosa yang dirumuskan tepat sasaran. Proses pengkajian meliputi
kegiatan :
1. Biodata pasien : umur, jenis kelamin, agama, status pendidikan
terakhir pasien, penguasaan bahasa, dll
2. Kronologi timbulnya penyakit pasien dilakukan melalui proses
wawancara, pasien atau keluarga di minta untuk menceritakan
kapan keluhan awal dirasakan pasien, gejala yang timbul, obat
apa saja yang sudah dikonsumsi pasien, pemeriksaan yang sudah
dilakukan
3. Pemeriksaan fisik Head to toe
4. Hasil pemeriksaan penunjang pasien
Sila 3 dan 5 Pengkajian keperawatan di aktualisasikan menggunakan teknik
(Nasionalisme) kerjasama tim, sebab pengkajian keperawatan yang komprehenshif
bukan hanya didapatkan melalui hasil wawancara, tetapi juga
pemeriksaan fisik head to toe, hasil pemeriksaan penunjang, hasil
konsolidasi penggunaan obat, sehingga melibatkan seluruh tim medis.
Selain itu untuk menerapkan nilai – nilai kebangsaan digunakan teknik
yang mendasari nilai - nilai keadilan yang tidak deskriminatif,
pengkajian pasien baru harus dilengkapi 1x24 jam, terhadap seluruh
pasien tanpa membedakan suku, agama, kelompok, status sosial dan
ekonomi. Sehingga pasien merasa diperlakukan sama dan dihormati, hal
ini sesuai dengan nilai sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh bangsa
Indonesia.
Kebijakan Dalam pelaksanaan kegiatan diaktualisasikan dengan teknik yang
(Etika Publik) mendasari nilai – nilai kebijakan yaitu kesopanan dalam berbicara saat
melakukan pengkajian pasien kepada pasien akan membuat pasien lebih
simpatik kepada perawat, sehingga hubungan saling percaya akan lebih
cepat terjalin, jika hubungan saling percaya sudah terjalin maka segala
sesuatu mengenai kondisi pasien akan diceritkan kepada pasien,
mempermudah proses pengkajian yang komprehensif dan akurat. Selain
36
itu perawat juga menggunakan teknik yang mendasari nilai-nilai
kejujuran yaitu perawat melakukan dokumentasi sesuai dengan
kondisi pasien.
Mutu, Efektif, Efisien Dalam pelaksanaan kegiatan yaitu pengkajian keperawatan pasien baru
(Komitmen Mutu) diaktualisasikan dengan menggunakan teknik tidak menunda waktu,
pengisian pengkajian masimal 1x24 jam dihitung sejak pasien masuk ke
ruang rawat inap sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO) yang
berlaku. Keterlambatan pengkajian akan berdampak pada keterlambatan
pemberian tindakan / pelayanan ke pasien, sehingga berpengaruh pada
kepuasan pasien. Selain itu perawat juga menggunakan teknik
kecermatan dalam kelengkapan data, sehingga pelaksanaan
pengkajian digabung menjadi satu waktu dengan orientasi pasien baru
serta penjelasan hak dan kewajiban pasien selama rawat inap di RSUD
Tugurejo Semarang.
4. Penggantian pemasangan Akuntabilitas Dalam pelaksanaan kegiatan penggantian pemasangan infus tiap 3 hari,
infus tiap 3 hari. (Laporan, memperbaiki kinerja) diaktualisasikan dengan menggunakan teknik transparansi
dokumentasi dan monitoring yaitu dilakukan melalui penyajian
dokumen yang objektif. Dalam tindakan penggantian pemasangan infus
ini, ada dua data yang menjadi indikator objektifitas dokumentasi, yang
1. Labeling yang ditempel pada infus set adalah tanggal pertama kali
infus itu terpasang di pasien,
2. Monitoring infus di rekam medis pasien harus tertulis sesuai dengan
hari pemasangan infus.
Kesesuaian kedua data tersebut, menjadi acuan perhitungan hari kapan
infus itu harus diganti.
Nasionalisme Dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu dalam hal ini pemasangan infus pada
(Sila 3 dan 5) pasien dilakukan dengan menerapkan teknik kerjasama tim, sebab
perawat melakukan peyanan keperawatan selama 1x24 jam yang dibagi
menjadi 3 shift, apabila tidak ada kerjasama yang bagus maka transfer
informasi tidak akan berjalan, maka sudah berapa hari infus tersebut
tersebut tidak akan terpantau. Selain itu perawat juga menggunakan
teknik yang mendasari nilai – nilai kebangsaan, melalui sikap adil
37
dan tidak deskriminatif. Penggantian infus tiap 3 hari, dilakukan kepada
seluruh pasien tanpa membedakan ras/agama/kelompok/status sosial dan
ekonomi sehingga pasien merasa diperlakukan sama dan dihargai
Kebajikan Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik yang
(Etika Publik) mendasari nilai – nilai kebajikan melalui penggunakan bahasa yang
sopan saat berkomunikasi serta tetap menjaga privasi pasien saat
melakukan tindakan sehingga timbul rasa respect dari pasien kepada
perawat, hal ini mempermudah perawat melakukan tugasnya.
Komitmen Mutu Dalam pelaksanaan kegiatan penggantian pemasangan infus tiap 3 hari,
(Inovatif, Efektif, Efisien) perawat mengaktualisasikannya dengan teknik labeling, pada hari
pertama pemasangan infus diberikan stiker / pelabelan yang ditempelkan
pada infus set, serta dituliskan dalam rekam medis pada lembar
monitoring infus. Data yang tertulis pada label di pasien harus sesuai
dengan data di rekam medis, sehingga penggantian infus dapat dilakukan
sesuai jadwal yang benar.
Selain itu perawat juga menerapkan teknik pendataan, sehingga
penggantian infus hanya dilakukan kepada pasien yang infusnya sudah
terpasang menginjak hari ke-4. Perawat juga menggunakan teknik yang
mendasari nilai – nilai penghematan, penggunaan alat dan bahan
pemasangan infus sesuai dengan kebutuhan.
Kejujuran Dalam pelaksanaan aktualisasi perawat menggunakan teknik yang
(Anti Korupsi) mendasari nilai – nilai kejujuran yaitu melalui tindakan penggunaan
alat dan bahan milik pasien yang digunakan untuk keperluan
pemasangan infus sesuai dengan peresepan di apotik, bukan merupakan
hasil subsidi silang dari pasien lain.
5. Pemberian obat Injeksi / Integritas, Laporan Dalam pelaksanaan kegiatan dalam hal ini yaitu melakukan pemberian
suntikan melalui (IV (Akuntabilitas) obat injeksi, perawat menggunakan teknik best practices melalui teknik
(Intra vena), SC 6 benar yaitu :
(Subcutan), IM (Intra 1. Benar pasien : Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan,
muscular)). nama dan tanggal lahir pasien
2. Benar obat : Melakukan klarifikasi antara obat dengan daftar obat
yang ada pada lembar pendelegasian pemberian obat dari apotik
38
3. Benar dosis : Melakukan klarifikasi antara dosis obat dengan daftar
dosis obat yang ada pada lembar pendelegasian pemberian obat dari
apotik
4. Benar waktu : Pastikan pemberian obat sesuai waktu yang
ditentukan
5. Benar cara/rute : Pastikan pemberian obat obat pada rute yang benar
oral, injeksi (intravena, intramuscular, subcutan).
6. Benar dokumentasi : setelah melakukan tindakan, dokumetasikan
apa yang telah dikerjakan di lembar pendelegasian obat dengan
menuliskan jam pemberian, nama dan tanda tangan perawat
pelaksana.
Pelaksanaan teknik 6 benar dilakukan supaya efektivitas manfaat obat
pada pasien dapat maksimal. Selain itu perawat juga menggunakan
teknik penyajian dokumen yang objektif dilakukan dengan cara
membubuhkan tanda tangan dan nama perawat yang telah memberikan
obat injeksi kepada pasien dalam form pendelegasian pemberian obat
dari farmasi, yang meliputi nama obat yang diberikan, dosis, rute dan
jam pemberian. Sehingga dengan menggunakan data ini dapat dengan
mudah dilakukan penulusuran bila terjadi permasalahan terkait
pemberian obat.
Sila 1,2,4 5 Dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu pemberian obat injeksi, perawat
(Nasionalisme) mengaktualisasikan nilai ketuhanan, dengan menggunakan teknik
toleransi umat beragama, hal ini dilakukan dengan memberikan
kesempatan pasien untuk beribadah, jika perawat akan melakukan
injeksi tapi pasien sedang beribadah, maka perawat berputar ke pasien
yang lain dulu, kemudian kembali ke pasien tersebut setelah beliau
selesai ibadah.
Selain itu perawat juga menggunakan teknik pemberian edukasi yang
merupakan hak dari pasien, pemberian edukasi itu berupa nama, fungsi
dan efek obat yang diberikan kepada pasien, saat proses pemberian
edukasi ini, perawat juga bisa menggunakan teknik diskusi melalui
meminta respon balik pasien mengenai pemberian obat, apakah ada
39
alergi setelah pemberian obat, apakan pemberian obat mengurangi
keluhan yang timbul.
Terakhir perawat menggunakan. teknik yang mendasari nilai – nilai
kebangsaan, melalui sikap adil dan tidak deskriminatif, penggantian
infus tiap 3 hari, dilakukan kepada seluruh pasien tanpa membedakan
ras/agama/kelompok/status sosial dan ekonomi sehingga pasien merasa
diperlakukan sama dan dihargai.
Kebijakan, Kepedulian Dalam pelaksanaan kegitan perawat menggunakan teknik yang
(Etika Publik) mendasari nilai – nilai kesopanan dalam pemberian obat injeksi
dilakukan melalui penggunakan bahasa dan etika yang sopan saat
berinteraksi dengan pasien sehingga timbul rasa respect dan percaya dari
pasien kepada perawat, hal ini mempermudah perawat melakukan
tugasnya. Selain itu perawat juga menggunakan teknik yang mendasari
nilai – nilai kepedulian dengan melakukan hand higienes sebelum
injeksi sehingga meminimalisir tranfer infeksi nosokomial antar pasien.
Komitmen Mutu Dalam pelaksanaan aktualisasi perawat menggunakan teknik yang
(Mutu) mendasari nilai nilai ketaatan dalam pemberian obat injeksi pada
pasien dilakukan dengan penggunaan prinsip 6 benar sesuai dengan SOP
yang berlaku. Benar pasien : sebelum injeksi, lakukan identifikasi pasien
(nama, tanggal lahir, no.RM), benar dosis dan obat saat pengoplosan
obat lakukan cross check antara obat yang akan dioplos dan form
pendelegasian pemberian obat, benar cara dan waktu : sebelum
melakukan injeksi pastikan cara benar dan waktu sesuai, benar
dokumentasi : setelah melakukan injeksi bubuhkan tanda tangan dan
nama pada lembar pendelegasian obat.
Kejujuran Dalam pelaksanaan aktualisasi perawat menggunakan teknik yang
(Anti Korupsi) mendasari nilai – nilai kejujuran dalam pemberian obat injeksi
padaasienyaitu melalui tindakan penggunaan alat dan bahan milik pasien
yang digunakan untuk keperluan pemasangan infus sesuai dengan
peresepan di apotik, bukan merupakan hasil subsidi silang dari pasien
lain.
6. Form Inventarisasi Laporan Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik
40
Kamar Pasien (Akuntabilitas) transparansi dokumentasi, dokumentasi mengenai alat / barang yang
tertulis dalam form inventarisasi kamar pasien harus sesuai dengan
kondisi kamar pasien yang sesungguhnya.
Sila 3,5 Dalam aktualisasi kegitan perawat menggunakan teknik kerjasama
(Nasionalisme) tim, pelayanan keperawatan pasien rawat inap yang berlangsung selama
24 jam dimana dibagi menjadi 3 shift, memungkinkan pasien unutk
masuk dan keluar pada jam yang tidak bisa di tentukan, sehingga
perawat yang mengisi dokumentasi pada saat pasien masuk sangat
mungkin berbeda dengan perawat yang mengisi saat pasien keluar,
sehingga dibutuhkan kerjasama tim yang solid. Selain itu perawat juga
menggunakan teknik yang mendasari nilai – nilai kebangsaan melalui
bersikap adil dan tidak diskriminatif, pengisian form inventarisasi kamar
pasien dilakukan kepada seluruh pasien tanpa membedakan
ras/agama/kelompok/status sosial dan ekonomi.
Inovatif Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan beberapa teknik,
(Komitmen Mutu) antara lain :
1. Teknik pembuatan form inventarisasi kamar pasien
2. Teknik konsultasi : karena bersifat baru sehingga format formulir
harus dikonsultasikan kepada atasan mengenai format dan
pelaksanan teknisnya.
3. Sosialisasi teknik pengisian formulir inventasisi kamar pasien,
meliputi cara pengisian, petugas pengisi dan kapan harus dilakukan
pengisian form.
Tanggung Jawab Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik yang
(Anti Korupsi) mendasari nilai – nilai disiplin, Perawat tertib melakukan pengisian
form inventarisasi kamar pasien, pengisian form dilakukan perawat
setelah mengorientasikan pasien baru ke kamar pasien dan menjelaskan
fasilitas ruanga, dengan adanya kedisiplinan pengisian form inventarisasi
kamar pasien kehilangan barang/ alat dikamar pasien bisa diketahui,
apabila ada kerusakan juga perawat akan tahu dengan sendirinya tanpa
menunggu laporan dari pasien, sehingga setiap saat kamar pasien siap
untuk digunakan.
41
7. Form Pelepasan Laporan, menjaga kerahasiaan Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik
Informasi dan (Akuntabilitas) transparansi dokumentasi, pengisian data pribadi pasien dan keluarga
Wewenang Pasien pasien yang diberikan wewenang untuk mengetahui kondisi pasien harus
diisi sesuai data yang benar, serta jangan lupa untuk membubuhkan
tanda tangan pasien. Selain itu perawat juga menggunakan teknik yang
mendasari nilai – nilai kerahasiaan, rekam medis atau catatan
menganai penyakit dan perkembangan kondisi pasien bersifat rahasia
dan hanya boleh diketahui oleh pasien dan keluarga yang diberikan
wewenang untuk mengetahui hal tersebut. Kebocoran rahasia pasien
dapat dikenai hukuman karena melanggar kode etik profesi.
Sila 5 Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik yang
(Nasionalisme) mendasari nilai – nilai kebangsaan melalui bersikap adil dan tidak
diskriminatif, pengisian form inventarisasi kamar pasien dilakukan
kepada seluruh pasien tanpa membedakan ras/agama/kelompok/status
sosial dan ekonomi.
Kepedulian Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik yang
(Etika Publik) mendasari nilai – nilai kepedulian.Perawat memberikan informasi
mengenai fungsi dan tujuan form pelepasan informasi dan wewenang
pasien secara sederhana, benar dan jelas, sehingga pengisian form tidak
sekedar pemenuhan kewajiban kelengkapan dokumen dan perlindungan
tenaga medis. Selain itu pasien juga mengetahui konsekuensi yang ia
peroleh dari pengisian form tersebut.
Efektif, Efisien Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik menentukan
(Komitmen Mutu) prioritas, yaitu pengisian formulir pelepasan informasi dan wewenang
pasien, sebisa mungkin diisi oleh pasien sendiri, jika kondisi pasien
tidak memungkinkan baru diisi oleh keluarga terdekat. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan perlindungan tenaga medis terhadap legal etik
setiap kegiatan yang dilakukan. Selain itu perawat juga teknik yang
mendasari nilai – nilai penghematan, pengisian form pelepadan
informasi dan wewenang pasien dilakukan sekaligus bersamaan dengan
pengisian form pengkajian keperawatan, penjelasan orientasi pasien baru
dan hak dan kewajiban pasien selama menjalani rawat inap.
42
8. Satu instrumen ganti Integritas Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik menjaga
balut untuk satu pasien (Akuntabilitas) kesterilan alat ganti balut, penggunaan satu instrumen ganti balut
untuk satu pasien menghindarkan pasien dari penularan infeksi
nosokomial pasien yang lain.
Sila 5 Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik yang
Nasionalisme mendasari nilai – nilai kebangsaan melalui bersikap adil dan tidak
diskriminatif, pelaksanaan satu instrumen ganti balut untuk satu pasien
dilakukan kepada seluruh pasien tanpa membedakan
ras/agama/kelompok/status sosial dan ekonomi.

Inovatif, efektif, efisien Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik pendataan
(Komitmen mutu) dan kecermatan, melalui cara :
1. Pendataan mengenai jumlah pasien yang akan dilakukan ganti balut,
sehingga alat yang dipesan jumlahnya sama dengan pasien yang ganti
balut.
2. Pendataan ini bisa dilakukan oleh perawat shift sebelumnya,
sehingga saat akan digunakan alat sudah siap,
3. Pendataan dilakukan dengan penuh kecermatan karena setiap pasien
memiliki program yang berbeda, sehingga tidak terjadi kekurangan
ataupun kelebihan alat
4. Hasil pendataan dikomunikasikan kepada pramu ruangan, yang
bertugas untuk mengambilan alat ke CSSD ().
Selain itu perawat juga menggunakan teknik yang mendasari nilai –
nilai kehematan, penggunaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan,
luas dan jenis luka, seperti penggunaan kassa, plester, betadine, Nacl
0,9% dll.
Kejujuran Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik yang
(Anti Korupsi) mendasari nilai – nilai kejujuran, yaitu pemesanan alat jumlahnya harus
sama dengan pasien yang memerlukan ganti balut, tidak dikurangi atau
dilebihkan.
9. Management Nyeri pada Laporan, hubungan Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik transparansi
pasien (Akuntabilitas) dokumentasi, data yang disajikan harus akurat dan dapat
43
dipertanggungjawabkan sesuai dengan hasil pengkajian yang dilakukan
kepada pasien. Selain itu perawat juga menggunakan teknik komunikasi
efektif sehingga tercipta hubungan saling percaya antara perawat dengan
pasien, jika pasien sudah percaya kepada perawat maka dapat dengan
mudah perawat melakukan pengkajian dan penatalaksanaan nyeri.
Sila 3,5 Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik kerjasama
(Nasionalisme) atau kolaboratif, penatalaksanaan nyeri yang sudah melebihi skala
nyeri 4, harus berkolaboratif dengan medis dalam pemberian obat
analgetik sebagai pengurang rasa nyeri. Selain itu perawat juga
menggunakan teknik yang mendasari nilai – nilai kebangsaan melalui
bersikap adil dan tidak diskriminatif, managemen nyeri yang meliputi
pengkajian dan penatalaksanaan dilakukan kepada seluruh pasien tanpa
membedakan ras/agama/kelompok/status sosial dan ekonomi.
Kebajikan Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik komunikasi
(Etika Publik) terapeutik yang disampaikan dengan bahasa dan perilaku yang
santun, sehingga pasien merasa dihargai dan lebih respect kepada
perawat, hal ini kan mempermudah perawat dalam melakukan setiap
tindakan.
Mutu, efektif dan efisien Dalam aktualisasi kegitan perawat menggunakan teknik monitoring.
(Komitmen Mutu) Monitoring ini dilaksanakan sesuai skala nyeri yang di dapatkan, untuk
skala nyeri 1-3 dilakukan pengkajian ulang /shift, skala 4-6 pengkajian
ulang / 4 jam, skala 7-9 pengkajian ulang / 2 jam, skala 10 pengkajian
ulang/jam. Fungsi dari pengkajian ulang ini untuk mendapatkan
informasi tentang kondisi pasien terbaru, kondisi terbaru membutuhkan
penatalaksanaan baru. Selain itu perawat juga menggunakan teknik
yang mendasari nilai – nilai kedisiplinan dalam pencatatan, segala
informasi terbaru tentang perkembangan pasien harus tercatat di form
pengkajian ulang nyeri, sehingga perawat shift berikutnya mengetahui
perkembangan pasien.
10. Monitoring Balance Laporan Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik
cairan pada pasien CKD (Akuntabilitas) transparansi dokumentasi, data yang disajikan dalam rekam medis
(Cronic Kidney Diaseas) harus sesuai dengan form monitoring balance cairan yang ada di pasien,
44
/ Gagal Ginjal sehingga data yang tersaji akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sila 3,5 Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik kerjasama,


(Nasionalisme) monitoring balance cairan dilakukan selama 24 jam, intake dan output
cairan harus tercatat secara akurat, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama
antar tim keperawatan dan keluiarga pasien. Sehingga adanya sesak atau
penumpukan cairan dapat terdeteksi sejak awal. Selain itu perawat juga
menggunakan teknik yang mendasari nilai – nilai kebangsaan melalui
bersikap adil dan tidak diskriminatif. Monitoring balance cairan pada
pasien CKD dilakukan kepada seluruh pasien tanpa membedakan
ras/agama/kelompok/status sosial dan ekonomi.
Kebajikan Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik yang
(Etika Publik) mendasari nilai – nilai kebaikan yaitu berkomunikasi dan berperilaku
yang sopan saat memberikan informasi kepada keluarga tentang
perlunya monitoring balance cairan pada pasien selama 24 jam, sehingga
keluarga dapat ikut serta berperan aktif dsalam kegiatan ini.
Inovasi, efektivitas, Mutu Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan beberapa teknik :
(Komitmen Mutu) 1. Pembuatan form monitoring balance cairan, yang meliputi
jam/tanggal, intake dan output cairan
2. Teknik konsultasi, karena hal ini bersifat baru maka perawat harus
mengonsultsikan format dan cara pelaksanaan teknis dengan
pimpinan untuk mendapatkan persetujuan,
3. Teknik sosialisasi kepada rekan perawat lain mengenai tujuan dan
pengisian form monitoring balance cairan pada pasien CKD.
Perawat juga menggunakan teknik yang mendasari nilai – nilai
kedisiplinan, perawat diakhir setiap shift harus merekap jumlah intake
dan ouput cairan, sehingga tidak membebani perawat di shift
terakhir/malam.

11. Diskusi Refleksi Kasus Laporan, Tanggungjawab Dalam pelaksanaan kegiatan perawat menggunakan teknik
(DRK) setiap bulan (Akuntabilitas) transparansi dokumentasi, masalah yang dibahas sebagai bahan
sekali diskusi haruslah masalah yang benar – benar dialami oleh pasien,
45
sehingga perawat menggunakan teknik kedua yaitu yang mendasari
nilai – nilai tanggungjawab, karena tujuan utama dari diskusi ini
adalah mencari solusi terbaik atau inovasi baru yang lebih tentang
permasalahan yang dialami pasien, dan diskusi ini adalah salah satu
wujud pertanggungjawaban perawat untuk memberikan pelayanan
terbaik pada pasien.
Sila 3,4 Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik kerjasama
(Nasionalisme) tim, penyusunan laporan DRK dapat dilakukan dengan berdiskusi antar
kepala ruang, katim dan perawat pelasana sebelum disajikan untuk
seluruh tim keperawatan. Selain Itu perawat jugan menggunakan
teknik musyawarah mufakat, saat proses penyajian kasus seluruh tim
keperawatan berhak menyampaiakan kritik dan saran dan berdiskusi
untuk mendapatkan solusi terbaik bagi pemecahan kasus.
Kebajikan Dalam aktualisasi kegiatan perawat menggunakan teknik yang
(Etika publik) mendasari nilai – nilai kesopanan, penyampaikan saran saat proses
diskusi berlangsung disampaikan dengan basaha yang sopan, sehingga
diskusi menghasilkan solusi terbaik bagi permasalahan pasien.
Mutu, Inovatif Dalam aktuliasasi perawat menggunakan teknik studi literature,
(Komitmen Mutu) dengan update ilmu terbaru sangat dimungkinkan ada solusi baru yang
lebih efektif untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pasien.
Selain itu perawat juga menggunakan teknik identifikasi terhadap
permasalahan yang banyak terjadi dan membutuhkan solusi yang lebih
baik untuk perbaikan pelayanan.

46
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mengaplikasikan nilai akuntabilitas dalam asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
2. Mengaplikasikan nilai nasionalisme dalam asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
3. Mengaplikasikan nilai etika public dalam asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
4. Mengaplikasikan nilai komitmen mutu dalam asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
5. Mengaplikasikan nilai anti korupsi dalam asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.

B. Antisipasi menghadapi kendala aktualisasi


1. Meningkatkan sosialisasi nilai-nilai dasar profesi aparatur sipil negara (ASN)
yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
(ANEKA) di lingkungan kerja secara bertahap.
2. Mengusulkan diklat aparatur sipil negara (ASN) di Badan Diklat Semarang
terutama aktualisasi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan
anti korupsi (ANEKA) untuk pegawai PNS senior.

47
48
49

Anda mungkin juga menyukai