Anda di halaman 1dari 65

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR. H.


KUMPULAN PANE
KOTA TEBING TINGGI

OLEH :

YAWI SASMITA DEWI HASIBUAN, AMd. RMIK

PEREKAM MEDIS PELAKSANA (IIc)

NIP. 199608012020122006

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SUMATERA UTARA

MEDAN 2022
Lembar Persetujuan

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS
Optimalisasi Pengembalian Berkas Rekam Medis
Rawat Inap Di Rsud Dr. H. Kumpulan Pane Kota
Tebing Tinggi
Nama Peserta : Yawi Sasmita Dewi Hasibuan, AMd. RMIK

NIP : 199608012020122006

Pangkat/Golongan : Pengatur / IIc

Jabatan : Perekam Medis Pelaksana

Instansi : UPTD RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

Angkatan :X

Kelompok :4

Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari sabtu, tanggal Agustus 2022 dengan Metode
Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) di hadapan Coach,Penguji dan Mentor.

Coach, Penguji, Mentor,

Yamnur Mahlia, S.ST, M.Kes Dini Kurniati, AMd. PIK

NIP. 19771015 200701 2 004 NIP. 19861204 200904 2002

Mengetahui,

An. Kepala Badan PengembanganSumber Daya Manusia

Provinsi Sumatera Utara

Plh Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial

Tomy Harahap, S.Sos, M.AP

NIP. 19730827 199203 1002


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Rancangan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pengembalian
Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane” ini dapat diselesaikan.

Dalam menyusun rancangan aktualisasi ini tentunya ditemukan beberapa hambatan dan
rintangan. Namun berkat bimbingan, arahan, nasihat dan motivasi serta saran-saran dari berbagai
pihak, khususnya coach dan mentor, segala hambatan, rintangan dan kesulitan yang ditemukan
dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini kepada yang
terhormat:

1. Lembaga Adminitrasi Negara (LAN) yang telah memfasilitasi proses Latihan Dasar
(Latsar) CPNS.
2. Bapak dr. Alwi Mujahit Hasibuan, M.Kes, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara.
3. Badan Kepegawaian Daerah Kota Tebing Tinggi yang telah memfasilitasi penulis untuk
dapat turut serta mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan X Tahun 2022.
4. Ibu Yamnur Mahlia, SST, M.Kes, selaku Coach yang telah membimbing dan berbagi
ilmu pengetahuan dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini.
5. Bapak Boy Candra, AMd.PIK selaku Kepala Ruangan Instalasi Rekam Medis RSUD Dr.
H. Kumpulan Pane
6. Ibu Dini Kurniati, AMd.PIK selaku mentor yang telah memberi motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan Rancangan Aktualisasi.
7. Ibu Hilmina Fitri Nasution,S.AP , selaku Liaison officer (LO) Golongan II, Angkatan X,
Kelompok 4.
8. Bapak/Ibu Penguji

9. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah berbagi ilmu pengetahuan selama masa Pelatihan
Dasar CPNS Tahun 2022 dan juga seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Tahun 2022 Provinsi Sumatera Utara.
10. Kedua orang tua, serta seluruh keluarga penulis yang telah memberikan doa dan
dukungan yang tiada henti-hentinya.

i
11. Rekan-rekan CPNS peserta Pelatihan Dasar Tahun 2022, khususnya Golongan II,
Angkatan X, Kelompok 4.
12. Keluarga besar RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi.

Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar Rancangan Aktualisasi
ini dapat menjadi lebih bermanfaat serta dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

Tebing Tinggi, 10 September 2022

Penulis

Yawi Sasmita Dewi Hasibuan, AMd. RMIK


NIP. 199608012020122006

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1
1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi...................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................................................... 7
1.4 Manfaat.................................................................................................................................... 7
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISA ISU....................................................................................... 8
2.1 Identifikasi Isu......................................................................................................................... 8
2.2 Analisis dan Penetapan Isu Terpilih dan Penyebabnya.....................................................9
2.3 Role Model............................................................................................................................ 16
BAB III STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH.....................................................................17
3.1 Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif.........................................................................17
3.2 Relenvansi Rencana Kegiatan dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai-Nilai Dasar
BerAKHLAK)................................................................................................................................... 19
3.3 Relenvasi Rencana Aktualisasi Dikaitkan dengan Agenda 3 (Kedudukan dan Perasn
PNS dalam NKRI menuju SMART Governance)..........................................................................36
3.4 Rancangan Aktualisasi........................................................................................................ 42
3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi...............................................................................54
PENUTUP........................................................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 56

iii
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Analisa Isu Berdasarkan Metode APKL..........................................................................................8

Tabel 2.2 Indikator USG...................................................................................................................................10

Tabel 2.3 Penetapan Isu Prioritas Berdasarkan Metode USG......................................................................10

Tabel 3.1 Relevansi dengan Agenda 2 ( Core Value BerAKHLAK)............................................................27

Tabel 3.2 Relevansi dengan Agenda 3( Manajemen ASN dan Smart ASN)...............................................37

Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi.....................................................................................................................39

Tabel 3.4 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi............................................................................................50

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi.......................................................................................................................5

Gambar 2.1 Diagram Fish Bone.......................................................................................................................12

Gambar 2.2 Foto Kepala Ruangan Instalasi Rekam Medik.........................................................................13

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan Aparatur
Sipil Negara yang kemudia disingkat menjadi ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah atau
disingkat menjadi PPPK. ASN memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayanan publik ,serta peretak dan pemersatu bangsa. Asn bertugas untuk melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas,
serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara kesatuan republic Indonesia. Selain itu ASN
juga berperan sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggara tugas umum
pemerintah dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan public
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

Berdasarkan peraturan LAN RI No 1 tahun 2021 tentang pelatihan dasar cpns adalah
pendidikan atau pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegritas untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter pribadi yang unggul, dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Pelatihan dasar cpns bertujuan untuk mengembangkan kompetensi cpns
yang dilakukan secara terintegritas.kompetensi diukur bedasarkan kemampuan menunjukkan
sikap perilaku bela Negara, mengaktualisasikan nilai nilai dasar pns dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran pns dalam kerangka Negara republic
Indonesia dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan
bidang tugas.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, Presiden Republik Indonesia meluncurkan Core Values ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa”. Core Values ASN meliputi
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Untuk
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (world class government). Nilai-nilai dasar BerAKHLAK menjadi
dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja
individu dan tujuan organisasi/instansi.

Berdasarkan Prioritas Pembangunan jangka Menengah ke-4 tahun 2020-2024.


Pemerintah berfokus juga pada penguatan kualitas sumber daya manusia dan khusus untuk sektor

1
keperaturan, pembangunannya diarahkan untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia. Wujud
birokrasi kelas dunia ini dicirikan dengan sebutan Smart-Asn. Yaitu Asn yang hatus memiliki
kemampuan dan karakter meliputi Integritas, Nasionalisme, Profesionalisme, wawasan global, IT
dan Bahasa asing, Hospitality, Networking, dan Enterprenership.

Menurut Permen Pan & RB No 30 Tahun 2013 Perekam Medis adalah Pegawai Negeri
Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan rekam medis informasi kesehatan pada sarana
kesehatan. Dan Tugas Pokok Perekam Medis adalah melakukan kegiatan pelayanan pelayanan
rekam medis informasi kesehatan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, Pelaporan dan evaluasi.

Untuk mendapatkan kinerja instalasi rekam medis yang berkualitas maka dalam proses
penyelenggaraan rekam medis harus dilakukan dengan benar dan tepat. Termasuk dalam
pengembalian rekam medis. Pengembalian rekam medis adalah suatu proses pengambilan rekam
medis dari unit pelayanan yang meminjam kembali ke unit rekam medis (Widjaya, 2014). Dalam
pengembalian rekam medis, rekam medis harus dikembalikan sesudah pasien pulang atau setelah
pasien selesai mendapatkan pengobatan. Rekam medis yang mengalami keterlambatan dalam
pengembalian akan berdampak pada terhambatnya dalam pengolahan data, lambat dalam
pengajuan klaim asuransi serta terhambatnya pelayanan terhadap pasien (Winarti, 2013).
Pengembalian Berkas Rekam Medis itu tertulis pada Pedoman penyelenggaraan prosedur rekam
medis rumah sakit (Depkes,2006).

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi selama 1 tahun 7 bulan di RSUD Dr. H
kumpulan Pane terdapat 3 isu yang penulis temui dan yang menjadi isu prioritasnya yaitu,
“Belum Optimalnya Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Dr. H.
Kumpulan Pane”. Berdasarkan pengamatan penulis belum optimalnya pengembalian berkas
rawat inap yang ditunjukan seringnya perawat ruangan terlambat atau terlalu lama
mengembalikan berkas rekam medis pasien rawat inap yang telah selesai dilayani. Hal ini
disebabkan karena belum adanya SOP yang mengatur pengembalian berkas rekam medis di RS
Kumpulan Pane. Terlalu lamanya dokter mengisi dan menandatangi Resume dikarenakan jam
kerja dokter yang tinggi dan terlalu lamanya perawat menginput tindakan dan billing obat
dikarenakan kurangnya computer diruangan rawat inap. Tidak adanya alur pengembalian yang
jelas dan tertulis juga mempengaruhi keterlambatan dalam pengembalian berkas rekam medis
rawat inap.

Hal ini juga disebabkan karena tidak adanya petugas rekam medis melakukan monitoring
ke ruangan-ruangan rawat inap untuk mengecek berkas-berkas rekam medis mana yang telah
selesai, yang selama ini hanya memonitoring melalui via whatsapp group dan sering sekali tidak
dihiraukan petugas ruangan rawat inap. Tidak adanya buku serah terima pengembalian berkas
rekam medis juga mempengaruhi keterlambatan pengembalian karena sering terjadi kesalapaham

2
antar petugas rekam medis dan petugas rawat inap karena tidak adanya bukti berkas sudah
kembali ke rekam medis atau belum kembali. Dan kurangnya pengetahuan petugas ruangan
rawat inap akan pentingnya mengembalikan berkas rekam medis rawat inap tepat waktu. Hal ini
menyebabkan perawat tidak mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan standart waktu
2x24 seperti yang dijelaskan pada pedoman penyelenggara dan prosedur rekam medis rumah
sakit (Depkes, 2006). Keterlambatan pengembalian ini dapat menghambat proses pengolahan
data seperti assembling, pengkodingan, pengetrian dan terlambat pengeklaiman ke bpjs. Jika hal
ini terus dibiarkan dapat mengakibatkan penurunan kinerja petugas dan pelayanan rumah sakit.

Permasalah isu ini dapat diselesaikan jika adanya panduan atau aturan untuk melakukan
pengembalian rekam medis rawat inap, yang resmi, jelas dan tertulis. Sehingga pengembalian
rekam medis tersebut dapat dilakukan dengan mudah dan efisein. Dari permasalahan ini penulis
ingin menyelesaikan Optimalisasi pengembalian berkas rekam medis rawat inap di Rsud Dr. H.
Kumpulan Pane.

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

1.3.1 Visi Misi Pemerinta Kota Tebing Tinggi

Visi :

Menjadikan Kota Tebing Tinggi menjadi kota jasa dan perdagangan yang beriman,
cerdas, layak, mandiri dan sejahtera dengan sumber daya manusia yang Berkualitas.

Misi :

Mewujudkan tata kelola Pemerintahan Kota Tebing Tinggi yang Baik, mewujudkan Kota
Tebing Tinggi sebagai pusat kegiatan wilayah dan Perdagangan, mewujudkan Kota
Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Perkotaan.

Dari misi Pemerintahan Kota Tebing Tinggi maka yang berkaitan dengan Topoksi RSUD
Dr. H. Kumpulan Pane adalah pada bagian “Meningkatkan Kualitas Sarana” Saran yang
dimaksud adalah Sarana Kesehatan yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, kemampuan dan
hasil guna dari program pendidikan kesehatan berbasis masyarakat melalui penciptaan
lingkungan Sehat.

1.3.2 Tupoksi Dinas Kesehatan Tebing Tinggi

Berdasarkan Peraturan Walikota Tebing Tinggi No 06 Tahun 2017 tentang tugas, Fungsi,
tata kerja dan rincian Tugas Jabatan Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi sebagai berikut :
1. Perumusan Kebijakan di bidang kesehatan;
2. Pelaksanaan Kebijakan di bidang kesehatan;

3
3. Pelaksanaan Evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan;
4. Pelaksanaan Administrasi dinas di bidang kesehatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.

1.3.3 Tupoksi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane

Berdasarkan Perwa kota Tebing Tinggi No 54 Tahun 2020 Tentang Tugas dan Fungsi
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane pada pasal 2 dijelaskan bahwa UPTD RSUD Dr. H. Kumpulan
Pane mempunyai tugas membantu kepala dinas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan
yang menjadi kewenangan dibidang kesehatan. Pada pasal 3 dijelaskan fungsi RSUD Dr. H.
Kumpulan Pane yaitu :

1. Perumusan Kebijakan dibidang Pelayanan Kesehatan


2. Pelaksanaan Kebijakan dibidang Pelayanan Kesehatan
3. Penyelenggaraan Urusan Pemerintah dibidang Pelayanan Kesehatan
4. Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan dibidang Pelayanan Kesehatan
5. Pelaksanaan Administrasi UPTD RSUD
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi UPTD RSUD Dr. H. Kumpulan Pane

1.3.4 Tupoksi Perekam Medis

Menurut Permen PAN & RB No. 30 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Perekam
Medis dan Angka Kreditnya. Pada Pasal 4 Tugas Pokok Perekam Medis adalah melakukan
kegiatan pelayanan pelayanan rekam medis informasi kesehatan yang meliputi persiapan,
pelaksanaan, Pelaporan dan evaluasi. Berikut uraian tugas pokok dan fungsi perekam medis :

1. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat jalan
dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama
rawat jalan;
2. Membuat dan memutakhirkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) rawat jalan dalam
rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan;
3. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat inap dan
menginformasikan ke ruang perawatan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
4. Menyiapkan rekam medis rawat inap serta meminta rekam medis rawat inap ke petugas
rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
5. Menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka penyimpanan rekam medis;

4
6. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan rekam medis
aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan;
7. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait;
8. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien.
9. Menerima rekam medis dalam rangka asembling rekam medis rawat inap
10. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka asembling rekam medis rawat inap

1.3.5 Nilai-Nilai Dasar RSUD Dr. H. Kumpulan Pane


1. Nilai-nilai dasar (Core Values) yang di tetapkan di rumah sakit mengambil singkatan dari
rumah sakit Kumpulan Pane yaitu: “KUMPULAN PANE” “MerangKUl Masyarakat
dalam memberikan Pelayanan UngguLAN yang PAteN dan berEmpati “.
2. Keyakinan dasar (Core Beliefs) RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi adalah
Profesional dalam Melayani yang dilandasi semangat kebersamaan, dengan demikian visi
dan misi RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dapat diwujudkan dengan
semangat kerja sama seluruh jajaran sebagai suatu tim dengan berpegang teguh pada nilai
professional dalam melayani.

5
1.3.6 Struktur Organisasi

DIREKTUR
DEWAN PENGAWAS
dr. IRWANSYAH
NIP. 19750104 200803 1 001

WADIR UMUM DAN KEUANGAN WADIR PELAYANAN


AHMAD FAUZAN, S.Farm, Apt
IQBAL ABDILLAH, SE, M.Si NIP. NIP. 19770602 200502 1 003
19810610 200312 1 003

BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PERENCANAAN BIDANG BIDANG PELAYANAN BID SARANA PRASARANA &
BAGIAN TATA USAHA
DAN EVALUASI PELAYANAN MEDIK KEPERAWATAN RAUDHATUL PENUNJANG PELAYANAN
ROSMAWATI NASUTION,
JUNITA DEWI SUSILA SIREGAR, SKM, M.K.M drg. LILI MARLIANA NIP. ULFA, S.Kep,MARS NIP. MUH. SUPRIYONO, SE NIP.
FENTY HENIDAS MANURUNG, SE, S.S NIP. 19750202 200003 2
KOMITE NIP. 19750601 199703 2 001 19810303 200904 2 009 19870402 201403 2 001 19680618 199303 1 004
M.Si 004
NIP. 19770305 200312 2 005
ROSMAWATI NASUTION,
S.S NIP. 19750202 200003 2
KASUBBAG PERBENDAHARAAN 004 KASUBBAG UMUM DAN
KASUBBAG PERENCANAAN KASI PELAYANAN MEDIK KASI MUTU PELAYANAN KASI PENJ. PELAYANAN MEDIK
DAN VERIFIKASI ALAMSYAH AMRAN, SE, KEPEGAWAIAN HERITA AMALIA SARI ASIH, S.Si, Apt, M.Kes KEPERAWATAN DAN NON MEDIK MUHAMMAD
SMF SILVIAWATY, SE M.M NIP. 19770625 200604 1 MUHAMMAD KIKI FAHRIZAL, NIP. 19760320 200502 2 001 NELLY NOVITHALINAGARI, SKM, RAZA AFFANNY, SKM NIP.
NIP. 19741201 199603 2 001 017 S.Kom NIP. 19820113 200701 1 002 MM NIP. 19841115 201001 2 039 19821002 200904 1 004

KASUBBAG PELAPORAN KASUBBAG EVALUASI & KASI SDM & PENGEMBANGAN KASI SDM PELAYANAN KASI SARANA PRASARANA
DAN AKUNTANSI KASUBBAG HUKUM DAN HUMASY
PELAPORAN DATA MUTU PELAYANAN MEDIK KEPERAWATAN PRISTON INSTALASI RUMAH SAKIT
POPPY EKA HANDAYANI, SE, BOBOY ANDHIKA HARAHAP, S.A.P, M.Env, M.Si SUMIATI NASUTION, S.Kep, Ners SITANGGANG, AMK NIP. SOFIANSYAH, AMTE NIP.
SAMUEL PASARIBU, SKM
M.Si NIP. 19841026 200904 2 005 NIP. 19881226 201001 1 003 NIP. 19780308 200312 2 004 19740227 200902 1 003 19680920 200003 1 003
NIP. 19750710 199703 1
006

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL
INSTALASI/ UNIT INSTALASI/ UNIT

Gambar 1.1.Struktur Organisasi

6
1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya Rancangan aktualisasi ini yaitu sebagai berikut :


1.3.1 Tujuan Umum

Rancangan Aktualisasi yang dilakukan bertujuan agar penulis dapat menjadi ASN
yang professional dan berkarakter dalam melaksanakan setiap tugas pokok dan fungsi
dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ASN. Dan optimalisasi pengembalian berkas rekam
medis rawat inap ini dapat diselesaikan dan diterapkan di unit kerja saya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Direkam Medis RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
2. Menerapkan Nilai-Nilai Berakhlak Disetiap Tugas Yang Dilakukan Di RSUD Dr.
H Kumpulan Pane
3. Memberikan Edukasi Kepada Petugas Tentang Prosedur-Prosedur Rekam Medis
khusus nya tentang waktu pengembalian berkas rekam medis rawat inap
4. Mengoptimalkan pengembalian rekam medis
5. Membuat SOP
6. Membuat Alur pengembalian berkas rekam medis dan
7. Menyediakan Buku serah terima sebagai bukti pengembalian berkas rekam medis

1.4 Manfaat
Adapun Manfaat dari Rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat untuk Penulis
1. Meningkatkan tanggung jawab penulis terhadap pekerjaan yang di lakukan khususnya
pada pengembalian berkas rekam medis rawat inap dengan rutin melakukan
monitoring ke ruangan rawat inap
2. Meningkat nilai-nilai berakhlak penulis disetiap tugas yang dilakukan
3. Mampu bekerja secara professional sehingga dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan
4. Meningkatkan komunikasi kerja sama dan lingkungan kerja yang harmonis baik
dengan rekan kerja maupun dengan masyarakat.
1.4.2 Manfaat untuk Unit Rekam Medis

Memberikan solusi pada pelayanan rekam medis sesuai dengan standart khusus nya
dalam hal pengembalian berkas rekam medis rawat inap sehingga dapat memudahkan
petugas dalam melaksanakan tugas. Dan tidak ada lagi hambatan dan keterlambatan
pekerjaan pada Petugas rekam medis lainnya.
1.4.3 Manfaat untuk Rumah Sakit
Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Menjadi lebih Prima sesuai dengan Visi
Misi Rumah Sakit.

7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISA ISU

2.1 Identifikasi Isu

Berdasarkan pengamatan saya di tempat kerja , saya mengidentifikasi kan 3 isu pada unit
kerja sesuai dengan tugas pokok yaitu Perekam medis.

Peraturan menteri kesehatan 269 tahun 2008 tentang rekam medis di Bab IV pasal 8 ayat
4 yang berisi penyimpanan rekam medis dan Menurut depkes 2006 tentang pedoman
penyelenggaraan dan prosedur rekam medis RS. Isu pertama yaitu “Kurang Telitinya Petugas
saat menyimpan Berkas Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”. Adapun sumber
isu tersebut adalah berasal dari kelemahan dalam system penyimpanan berkas rekam medis
rawat jalan yakni seringnya ditemukannya penomoran ganda atau duplikasi nomor rekam medis
dan rak yang terlalu padat dan sempit sehingga sering terjadi missfile(berkas rekam medis
tececer) yang menyebabkan petugas sering tidak teliti dan terjadi salah menyimpan berkas
rekam medis. Sehingga berdampak sulitnya mencari berkas rekam medis rawat jalan karena
terdapat beberapa nomor yang sudah tidak berurutan dan berantakan. Kurangnya rasa tanggung
jawab petugas akan pentingnya menyimpan dengan teliti juga mempengaruhi. Hal ini juga
disebabkan karena kurangnya pengetahuan petugas tentang rekam medis. Dimana petugas
penyimpanan yang berlatar belakang pendidikan Rekam Medis hanya 1 orang. Sedangkan 2
orang lagi tidak memiliki latar belakang rekam medis dan belum pernah mengikuti pelatihan
tetang rekam medis. Dan penyebab isu ini jadi menghambat pelayanan pasien karena proses
pencarian berkas rekam medis memakan waktu yang cukup lama sehingga pasien menyebabkan
pasien menunggu terlalu lama di poliklinik.

Depkes 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaran dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit yaitu Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap. Isu Kedua “Belum Optimalnya
Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”.adapun
sumber isu yang ditunjukan seringnya perawat ruangan terlambat atau terlalu lama
mengembalikan berkas rekam medis pasien rawat inap yang telah selesai dilayani. Hal ini
disebabkan karena belum adanya SOP yang mengatur pengembalian berkas rekam medis di RS
Kumpulan Pane. Terlalu lamanya dokter mengisi dan menandatangi Resume dikarenakan jam
kerja dokter yang tinggi dan terlalu lamanya perawat menginput tindakan dan billing obat
dikarenakan kurangnya computer diruangan rawat inap. Tidak adanya alur pengembalian yang
jelas dan tertulis juga mempengaruhi keterlambatan pengembalian berkas rekam medis.

Hal ini juga disebabkan karena tidak adanya petugas rekam medis melakukan monitoring
ke ruangan-ruangan rawat inap untuk mengecek berkas-berkas rekam medis mana yang telah

8
selesai, yang selama ini hanya memonitoring melalui via whatsapp group dan sering sekali tidak
dihiraukan petugs ruangan rawat inap. Tidak adanya buku serah terima pengembalian berkas
rekam medis juga mempengaruhi keterlambatan pengembalian karena sering terjadi kesalapaham
antar petugas rekam medis dan petugas rawat inap karena tidak adanya bukti berkas sudah
kembali ke rekam medis atau belum kembali. Dan kurangnya pengetahuan petugas ruangan
rawat inap akan pentingnya mengembalikan berkas rekam medis rawat inap tepat waktu. Hal ini
menyebabkan perawat tidak mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan standart waktu
2x24 seperti yang dijelaskan pada pedoman penyelenggara dan prosedur rekam medis rumah
sakit (Depkes, 2006). Keterlambatan pengembalian ini dapat menghambat proses pengolahan
data seperti assembling, pengkodingan, pengetrian dan terlambat pengeklaiman ke bpjs.
Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis ini dapat mempengaruhi kinerja petugas dan
pelayanan rumah sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan No 129 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit pada Bab III yaitu mengatur waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan. Isu
Ketiga “ Belum Optimalnya Pendistribusian Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSUD
Dr. H Kumpulan Pane”. Adapun sumber isu tersebut yaitu seringnya terjadi gangguan Jaringan
pada saat proses pendaftaran pasien sehingga pada proses pengimputan data pasien atau
pembuatan SEP pasien jadi cukup lama, petugas penyimpanan terlalu lama mencari berkas
rekam medis pasein dikarenakan terlalu banyaknya berkas rekam medis yang tidak sesuai nomor
pada rak rekam medis dan belum adanya SOP untuk mengatur tentang pendistribusian Dokumen
rekam medis. Tidak adanya media atau alat untuk membawa berkas rekam medis rawat jalan
sehingga berkas sering tercecer dijalan waktu petugas membawa berkas ke poliklinik. Petugas
distribusi juga sering salah meletakkan berkas rekam medis rawat jalan yang tidak sesuai dengan
poliklinik yang ditujuh. Kurangnya pengetahuan petugas tentang alur dan peraturan rekam medis
khususnya pendistribusian. Jumlah petugas pendistribusian yang kurang juga mempengaruhi.
Dari penyebab isu tersebut ditemukan sering sekali dokumen rekam medis terlambat atau tidak
sesuai waktu yang telah ditentukan oleh standar pelayanan minimal Rs yaitu 10menit untuk
sampai di poliklinik sehingga menghambat proses pelayanan pasien di poliklinik. Hal ini juga
menyangkut kepuasan pasien pada pelayanan rumah sakit.

2.2 Analisis dan Penetapan Isu Terpilih dan Penyebabnya

Dari ketiga isu yang telah diidentifikasi di atas, selanjutnya penulis menganalisis dan
penetapan isu prioritas yakni dengan menggunakan Teknik APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Layak) dan metode USG (Urgency,Seriousness, dan Growth).

2.1.1 Teknik APKL


1. AKTUAL (A): adalah isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang

9
hangat dibicarakan dikalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi
dalam waktu dekat. Jadi bukan isu yang lepas dari perhatian masyarakat atau isu
yang sudah basi
2. PROBLEMATIKA (P): adalah isu yang menyimpang dari harapan, standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
3. KEKHALAYAKAN (K) : adalah isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja
4. LAYAK (L) : adalah isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab.

Tabel 2.1 Analisa Isu Berdasarkan Metode APKL

Kriteria
No Isu Ket
A P K L
1 Kurang √ √ √ √ Memenuhi
Telitinya Syarat
Petugas saat
menyimpan
Berkas Rawat
Jalan di RSUD
Dr. H.
Kumpulan
Pane
“Belum √ √ √ √ Memenuhi
Optimalnya Syarat
Pengembalian
Berkas Rekam
2 Medis Rawat
Inap di RSUD
Dr. H.
Kumpulan
Pane
Belum √ √ √ √ Memenuhi
Optimalnya Syarat
Pendistribusia
n Berkas
3 Rekam Medis
Rawat Jalan di
RSUD Dr. H
Kumpulan
Pane

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa isu yang pertama “Kurang Telitinya Petugas
saat menyimpan Berkas Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”

Aktual : Isu ini memenuhi syarat Aktual karena isu tersebut sedang terjadi saat ini
dikarenakan ketidaktelitian petugas menyebabkan system penyimpanan

10
menjadi berantakan dan menghambat proses pelayanan pasien
Problematika : Isu ini memenuhi syarat Problematik karena sempitnya rak dan minimnya
Pengetahuan petugas tentang system penyimpanan
Kekhalayakan : Isu ini memenuhi syarat Kekhalayakan karena ketika tejadi misfile pada
berkas rekam medis akan memakan waktu lama untuk mencari berkas.
Sehingga pasien terlalu lama mengunggu untuk dilayani di poliklinik.
Layak : isu ini memenuhi syarat Layak karena isutersebut layak untuk dicarikan
solusi demi kelancaran proses pelayanan di rumah sakit.

Isu yang kedua “Belum Optimalnya Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”.

Aktual : Isu ini memenuhi syarat aktual Karena isu tersebut sedang terjadi saat ini
Karena tidak ada nya panduan pengatur pengembalian berkas rekam medis
Problematik : Isu ini memenuhi syarat problematik Karena isu tersebut menyangkut
problem pekerjaan rekam medis dalam proses assembling pengkodiang dan
pengentrian sehingga rumah sakit jadi sering terlambat dalam pengklaiman.
Kekhalayakan : Isu ini memenuhi syarat kekhalayakan karena isu tersebut menyangkut
Kinerja Seluruh Pegawai Rumah Sakit
Layak : Isu ini memenuhi syarat Layak karena isu tersebut layak untuk dicarikan
Solusi demi kelancaran pelayanan rumah sakit dan kinerja petugas

Isu yang ketiga “Belum Optimalnya Pendistribusian Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di
RSUD Dr. H Kumpulan Pane”.

Aktual : Isu ini memenuhi syarat aktual Karena isu tersebut sedang terjadi saat ini
Karena tidak adanya panduan yang mengatur pendistribusian
Problematik : Isu ini memenuhi syarat karena isu tersebut menghambat proses
pelayanan pasien di poliklinik yang disebabkan tidak optimal nya waktu
pendistribusian berkas rekam medis.
Kekhalayakan : Isu ini memenuhi syarat kekhalayakan karena isu tersebut menyangkut
kepuasan pasien yang berobat dan waktu tunggu pasien untuk dilayani di
poliklinik.
Layak : Isu ini memenuhi syarat Layak karena isu tersebut layak untuk dicarikan
Pemecahan solusi agar pelayanan rumah sakit bisa berjalan dengan baik.

11
2.1.2 Metode USG

Isu yang memenuhi syarat pada teknik tapisan isu menggunakan kriteria APKL akan
dianalisis menggunakan kriteria USG untuk menentukan isu yang lebih prioritas. Adapun kriteria
USG adalah sebagai berikut:

1. U (Urgency) berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk


menyelesaikan masalah tersebut.
2. S (Seriousness) berkaitan dengan dampak dan pengaruhnya masalah tersebut. Dampak
ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi seseorang seperti dampaknya terhadap
produktivitas dan keselamatan jiwa manusia.
3. G (Growth) berkaitan dengan dampak masa depan dan perkembangannya. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut, semakin tinggi pertumbuhan masalahnya.

indikator kriteria

Tabel 2.2 indikator Kriteria USG


Urgency Seriousness Growth
5 = Sangat Mendesak 5 = Sangat Serius 5 = Sangat Gawat
4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Gawat
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup Gawat
2 = Tidak Mendesak 2 = Tidak Serius 2 = Tidak Gawat
1 =Sangat Tidak Mendesak 1 = Sangat Tidak Serius 1 = Sangat Tidak GawaT

Tabel 2.3 Penetapan Isu Prioritas Berdasarkan Metode USG


KRITERIA
No ISU TOTAL PRIORITAS
U S G
Kurang
Telitinya
Petugas saat
menyimpan
1
Berkas Rawat 4 3 3 10 III
Jalan di RSUD
Dr. H.
Kumpulan
Pane
Belum
Optimalnya
Pengembalian
Berkas Rekam
Medis Rawat 5 5 5 15 I
2
Inap di RSUD
Dr. H.
Kumpulan
Pane
3 Belum 4 4 4 12 II
Optimalnya
Pendistribusian
Berkas Rekam

12
Medis Rawat
Jalan di RSUD
Dr. H
Kumpulan
Pane

Dari table diatas dijelaskan isu pertama “Kurang Telitinya Petugas saat Berkas Rawat
Jalan di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”

Urgency poin 4 yang menunjukan isu tersebut mendesak untuk dicarikan solusi untuk
pemecahan isu tersebut. Hal ini desebabkan karena alur penyimpanan berkas rekam medis belum
dilakukan secara optimal. Sehingga menyebabkan ketidaktelitiian petugas.
Seriousness poin 3 yang menunjukkan isu tersebut cukup serius untuk dicari solusi pemecahan
isu. Hal ini disebabkan permasalahan isu tersebut cukup serius karena seringnya penomoran
ganda dan rak yang terlalu padat sehingga sering terjadi misfile ( berkas tercecer) dan
menyebabkan kurang telitinya petugas.
Growth poin 3 yang menunjukan isu tersebut cukup gawat apabila tidak ditemukan solusinya
dengan segera dan dibiarkan terlalu lama akan dikhawatirkan akan semakin banyak kesalahan
penyimpanan dan semakin banyak berkas yang tercecer.

Isu kedua “Belum Optimalnya Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSUD
Dr. H. Kumpulan Pane”.

Urgency poin 5 yang menunjukkan isu tersebut sangat mendesak untuk dicarikan solusi
pemecahan isu tersebut. Hal ini disebabkan karena belum adanya sop untuk acuan pengembalian
berkas rawat inap dan tidak adanya alur pegembalian.

Seriousness poin 5 yang menunjukkan isu tersebut sangat serius untuk dicari solusi pemecah isu.
Hal ini sangat serius karena bisa menghambat kinerja petugas lain di bagian assembling,
pengkodingan dan pengentrian bahkan bisa menyebabkan terlambat dalam mengklaim.

Growth Poin 5 yang menunjukkan isu tersebut sangat gawat apabila tidak ditemukan solusinya
dengan segera dan dibiarkan terlalu lama dikhawatirkan akan menjadi teguran dari pihak bpjs
dan kinerja petugas jadi semakin tidak baik.

Isu ketiga “Belum Optimalnya Pendistribusian Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSUD
Dr. H Kumpulan Pane”.

Urgency poin 4 yang menunjukkan isu tersebut mendesak untuk dicarikan solusi pemecahan
isunya. Hal disebabkan karena seringnya terjadi misfile, gangguan jaringan dan tidak adanya sop
yang menjadi acuan waktu pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan.

13
Seriousness poin 4 yang menunjukkan isu tersebut serius untuk dilakukkan karena isu tersebut
menyangkut waktu tunggu pasein untuk dilayani dan kepuasan pasien. Serta menyangkut mutu
pelayanan rumah sakit.

Growth Poin 4 yang menunjukkan isu tersebut gawat untuk segera di temukan solusinya apabila
dibiarkan terlalu lama dikhawatirkan pelayanan poliklinik akan terlambat dan kepuasaan pasien
akan menurun karena terlalu lama menunggu dan pelayanan rumah sakit dicap buruk.

Berdasarkan analisa ketiga isu menggunakan teknik USG maka didapat satu isu prioritas
yaitu “Belum Optimalnya Waktu Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”.

2.1.3 Analisis dengan FishBone

Berdasarkan analisa yang sudah penulis lakukan terhadap 3 isu diatas menggunakan
Metode APKL dan USG didapat isu prioritas “Belum Optimalnya Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”. Selanjutnya penulis melakukan
analisa penyebab masalah dari isu prioritas dengan menggunakan metode Fishbone.

Diagram tulang ikan atau fishbone adalah suatu pendekatan terstruktur yang
memungkinkan dilakukan suatu analisa lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab
suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. (Gasper, V, 2002). Pendekatan
dengan menggunakan The 4M’s yaitu Machine (Mesin), Method (Cara), Material (Bahan), dan
Man (Orang).

14
Methode Material

Belum adanya SOP Tidak adanya buku


serah terima status

Belum Optimalnya
tidak adanya alur
pengembalian drm rawat Waktu
inap Pengembalian
Berkas Rekam
Medis Rawat Inap
Tidak adanya petugas Kurangnya computer
rm yang memonitoring
di RSUD Dr. H.
di ruangan rawat inap Kumpulan Pane”.

Tingginya beban kerja


petugas ruangan rawat inap
Tidak optimalnya memonitoring
melalui whatsappgroup

Kurangnya pengetahuan
petugas ruangan rawat inap

Machines

Man

Gambar 2.1 Diagram Fish Bone

Dari diagaram fishbone diatas, dapat disimpulakan bawah penyebab permasalahan isu prioritas Belum Optimalnya Pengembalian Berkas Rekam Medis
Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”. Disebabkan oleh belum adanya SOP untuk acuan mengatur pengebalian berkas rekam medis, belum adanya alur
pengembalian berkas rekam medis rawat inap, tidak adanya petugas yang memonitoring keruangan, tinggi nya beban kerja perawat dan dokter sehingga terlambat

15
memenuhi isi resume rekam medis, kurangnya pengetahuan petugas ruangan rawat inap tetang
pengembalian berkas rekam medis rawat inap, tidak ada buku serah terima pengembalian berkas
rekam medis dan tidak optimalnya memonitoring menggunakan whatsapp group.

2.3 Role Model

Gambar 2.2 Foto Kepala Ruangan Instalasi Rekam Medik

Nama : Boy Candra, AMd. PIK


Nip : 198505062009041009
Gol/Pangkat : Penata III/c
Pendidikan : D3 Rekam Medis
Jabatan : Kepala Ruangan Rekam Medis Kumpulan Pane

Role Model adalah seseorang yang dapat menjadi panutan dan contoh. Di RSUD Dr. H.
Kumpulan Pane yang saya jadi role model adalah kepala ruangan rekam medis. Menurut saya
beliau adalah sosok atasan yang tegas, disiplin, dan bertanggung jawab. Beliau mempunyai sifat
yang ramah, baik, royal dan tidak mudah marah. Ketika menegur bawah selalu dengan baik dan
tidak melukai hati bawahan. Dan beliau tetap turut membantu tugas bawahannya. Beliau juga
mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi seluruh staf dengan sikap saling
menghormati, sopan santun dan rasa toleransi yang tinggi.

16
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH

3.1 Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif


3.1.1 Penetapan Gagasan

Setelah dilakukan Analisa menggunakan Metode APKL dan USG dari 3 Isu yang ada di
unit kerja Penulis, ditemukan isu prioritas yaitu Belum Optimalnya Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane. Dan dihasilkan Gagasan Kreatif
Pemecaan masalah pada isu tersebut yaitu “Optimalisasi Pengembalian Berkas Rekam Medis
Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane”.

3.1.2 Kegiatan Kreatif


1. Membuat SOP (Standart Operasional Prosedur) Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat Inap
Tahap Kegiatan dalam membuat SOP pengembalian berkas rekam medis rawat
inap adalah sebagai berikut :
a. Meminta izin kepada kepala ruangan untuk membuat SOP pengembalian
berkas rekam medis rawat inap
b. Mencari Materi dan literatur pembuatan SOP Pengembalian Berkas Rekam
Medis Rawat Inap
c. Melakukan konsultasi kepada mentor dan kepala ruangan terkait SOP yang
akan dibuat
d. Menyusun SOP pengembalian berkas rekam medis rawat inap menggunakan
Ms.Word
e. Memberitahu kepala ruangan dan mentor hasil SOP yang telah disusun
f. Mengajukan Pengesahan SOP Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap
g. Mencetak hasil dari SOP pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang
telah selesai.

Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya pembuatan SOP dan tersedianya
SOP pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap sehingga panduan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap sudah ada.

2. Membuat Alur Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap


Tahap Kegiatan dalam membuat Alur Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap adalag sebagai berikut :
a. Melakukan Konsultasi dengan mentor terkait alur pengembalian berkas rekam
medis yang akan dibuat.

17
b. Mencari referensi alur pengembalian berkas rekam medis rawat inap
c. Merancang alur pengembalian berkas rekam medis rawat inap dalam bentuk
flow chart menggunakan aplikasi Canva
d. Memberitahu mentor hasil rancangan dari alur pengembalian berkas rekam
medis rawat inap
e. Mencetak hasil flowchart alur pengembalian berkas rekam medis rawat inap.

Output yang dihasilkan adalah tersedianya alur pengembalian berkas rekam


medis rawat inap dalam bentuk flowchart. Dan tersedianya flowchart alur
pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang akan ditempel diruangan
Rekam Medis.

3. Mensosialisasikan SOP Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap


Tahap kegiatan dalam Mensosialisasikan SOP Pengembalian Berkas Rekam
Medis Rawat Inap adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Konsultasi dengan Mentor terkait Sosialisasi yang akan dilakukan
b. Meminta Izin kepada kepala Ruangan Rekam Medis dan Kepala Ruangan
Rawat Inap untuk Melakukan Sosialisasi
c. Mempersiapkan SOP Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap yang
telah disahkan
d. Melaksanakan sosialisasi tentang SOP pengembalian berkas rekam medis
rawat inap kepada pihak terkait

Output yang dihasilkan adalah petugas ruangan rawat inap dan dokter mengetahui
standar pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang telah ditentukan dalam
SOP.

4. Melakukan Sosialisasi Alur Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap


Tahap Kegiatan dalam Melakukan Sosialisasi Alur Pengembalian Berkas Rekam
Medis Rawat Inap adalah sebagai berikut :
a. Konsultasi dengan Mentor terkait sosialisasi yag akan dilakukan
b. Meminta Izin kepada kepala Ruangan Rekam Medis dan Kepala Ruangan
Rawat Inap untuk Melakukan Sosialisasi
c. Mempersiapkan Flowchart Alur Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap
d. Melaksanakan sosialisasi alur pengembalian berkas rekam medis rawat inap
kepada petugas ruangan rawat inap

Output yang dihasilkan adalah petugas ruangan rawat inap mengetahui alur
pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang benar dan sesuai aturan.

18
5. Membuat Buku Serah Terima Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap
Tahap kegiatan dalam Membuat Buku Serah Terima Pengembalian Berkas
Rekam Medis rawat inap adalah sebagai berikut :
a. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait Buku serah terima yang akan
dibuat
b. Mencari referensi format buku serah terima pengembalian berkas rekam
medis rawat inap
c. Membuat buku serah terima pengembalian berkas rekam medis rawat inap
d. Menyerahkan Buku serah terima pengembalian berkas rekam medis rawat
inap kepada Petugas ruangan rawat inap dan petugas rekam medis

Output yang dihasilkan adalah tersedianya buku serah terima pengembalian


berkas rekam medis rawat inap sebagai bukti berkas rekam medis telah kembali
ke ruangan rekam medis

6. Melakukan Monitoring secara Berkala Keruangan Rawat Inap


Tahap kegiatan yang dilakukan dalam Melakukan Monitoring secara Berkala
Keruangan Rawat Inap adalah sebagai berikut :
a. Meminta Izin Kepada kepala Ruangan Rekam Medis untuk Melakukan
Monitoring ke ruangan-ruangan rawat inap
b. Meminta izin kepada Kepala ruangan Rawat Inap Untuk Melakukan
Monitoring
c. Melakukan Brefing dengan petugas ruangan rawat inap
d. Melakukan brefing dengan petugas rekam medis yang menerima berkas
rekam medis rawat inap (Bagian assembling)

Output yang dihasilkan tesedianya petugas yang melakukan monitoring dan


petugas ruangan rawat inap mengembalikan berkas rekam medis sesuai standar
waktu yang telah ditentukan.

3.2 Relenvansi Rencana Kegiatan dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai-Nilai Dasar


BerAKHLAK)
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi tranformasi pengelolaan
ASN menuju Pemerintahan yang berkelas dunia telah diluncurkan core values ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding Bangga Melayani Bangsa sesuai dengan Surat Edaran
MenPANRB Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
ASN.

19
3.2.1. Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja sebagai ASN dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada penerima layanan yang meliputi masyarakat, atasan, rekan kerja, unit
kerja terkait, dan atau instansi lainnya. Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum
dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum
dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik yaitu:
a. Kepentingan Umum
b. Kepastian Hukum
c. Kesamaan hak
d. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
e. Keprofesionalan
f. Partisipatif
g. Persamaan Perlakuan/Tidak Diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan Perlakuan Khusus bagi kelompok rentan
k. Ketepatan waktu
l. Kecepatan, Kemudahan, dan Keterjangkauan

Kalimat afirmasi dari Berorientasi Pelayanan yaitu “Berkomitmen memberikan


pelayanan prima demi kepuasan masyarakat”. Nilai dasar berorientasi pelayanan menekankan
terhadap pelayanan prima yang responsif dan berkualitas serta mengutamakan kepuasan dari
pelayanan yang diberikan sesuai dengan kata kuncinya yaitu :
a. Responsif,
b. Kualitas, dan
c. Kepuasan.

Dalam mengimplementasikan budaya berorientasi pelayanan, ASN perlu memahami


mengenai beberapa hal fundamental mengenai pelayanan publik, antara lain:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi. Dengan
demikian menjadi kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakannya baik dilakukan
sendiri (oleh birokrasi pemerintah) maupun bekerja sama dengan sektor swasta;
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
Artinya, para birokrat penyelenggara pelayanan publik harus paham bahwa semua
fasilitas yang mereka nikmati (gedung, peralatan, gaji bagi ASN, protokoler, dsb.)

20
dibayar dengan pajak yang dibayarkan oleh warga negara. Oleh karena itu, ASN harus
paham bahwa warga 24 negara adalah agent (tuan) dan Saudara adalah client (pelayan).
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Karena sifatnya yang demikian, sebagai
seorang ASN Saudara harus paham bahwa kegagalan dalam berkontribusi untuk
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas akan berakibat pada kegagalan kita
sebagai bangsa dalam mewujudkan cita-cita bersama.
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi)

Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini
diantaranya:
1. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang
dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini
diantaranya:
1. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan
3. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
2. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
3.2.2. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan


tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada
publik. Aspek-aspek akuntabilitas terdiri atas :

21
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan yang
dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara
dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dilain sisi, individu/kelompok/institusi bertanggungjawab untuk memenuhi
semua kewajibannya.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab,
adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk
bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan
berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan
kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti
mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses
yang telah dilakukan.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences) Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab
menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Tujuan utama
dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive
accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan
sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,


akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas
stakeholder.

a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) Akuntabilitas personal mengacu pada


nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
b. Akuntabilitas Individu Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu
dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi
kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok.

22
d. Akuntabilitas Organisasi, Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder, Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,
pengguna layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik
terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan
bermartabat.

Kalimat Afirmasi dari Akuntabel yaitu “Bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan”. Nilai dasar Akuntabel menekankan tanggung jawab ASN terhadap segala tindakan
ASN baik di dalam instansi maupun di luar instansi. Kata kunci dari Akuntabel yaitu :
a. Integritas,
b. Konsisten,
c. Dapat dipercaya dan
d. Transparan.

Adapun panduan perilaku dari Akuntabel adalah :


a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, serta disiplin dan
berintegritas tinggi.
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

3.2.3. Kompeten

Kompeten adalah kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh seorang ASN untuk
melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan, 38 keterampilan dan skap sesuai
dengan standar kerja yang ditetapkan. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting
berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun
2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,

23
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

Kalimat Afirmasi dari Kompeten yaitu “Terus belajar dan mengembangkan kapasitas”.
Nilai dasar kompeten menekankan ASN untuk terus mengembangkan kompetensi dan
kapabilitas masing-masing untuk menghasilkan ASN yang memiliki kinerja terbaik dan ahli di
bidangnya. Kata Kunci dari Kompeten adalah :
a. Kinerja terbaik,
b. Sukses,
c. Keberhasilan,
d. Learning agility,
e. Ahli dibidangnya.

Adapun panduan perilaku dari Kompeten adalah :


a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

3.2.4. Harmonis

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja
dan kualitas layanan kepada pelanggan. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif, yaitu:

a. Membuat tempat kerja yang berenergi Sebagian besar karyawan atau orang dalam
organisasi menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus
dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata ruang
yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain ruang terbuka dapat
meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal
mengurangi terjadinya disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikankontribusi Selalu ingat dalam
sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang menjalankan alur produktivitas.
Ketika Anda sudah "mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang
berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki
karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.

24
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi Tak dapat dielakkan jika
pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga rasa
memiliki. dengan membagi kebahagiaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan
dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para karyawan.

Kalimat afirmasi dari Harmonis adalah “Peduli dan menghargai perbedaan”, nilai dasar
harmonis menekankan sikap saling peduli dan saling menghargai antar sesama sehingga tercipta
suasana kerja yang damai dan kondusif. Kata Kunci dari Harmonis Yaitu :
a. Peduli,
b. Perbedaan dan
c. Selaras.

Panduan Perilaku dari Harmonis adalah :


a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

3.2.5. Loyal

Loyal adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang ASN untuk dapat dan harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa
adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.

Kalimat afirmasi dari Loyal yakni “Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara”. Nilai dasar loyal menekankan seorang ASN untuk memiliki komitmen dan
mengabdi serta berdedikasi untuk mementingkan kepentingan bangsa dan Negara. Kata kunci
dari Loyal yaitu :
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau
hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian
untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang
teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan
dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme,
finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang
lebih baik dan efisien.

25
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta
tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat
sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau
kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan
semua itu dilakukan dengan ikhlas.

Adapun panduan perilaku dari Loyal yaitu :


a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara

3.2.6. Adaptif

Adaptif adalah kemampuan seorang ASN untuk terus berupaya mencapai tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap
bertahan. Organisasi maupun individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa yang
menjadi tuntutan perubahan. Banyak persoalan pelayanan publik tidak dapat diselesaikan secara
tuntas, bukan karena persoalan kemampuan adaptabilitasnya yang rendah, tetapi justru karena
peroslanpersoalan kelembagaan dan kebijakan yang tidak memberi ruang yang cukup untuk
beradaptasi.

Terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service UK yang


perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi akan mempraktekkannya, yaitu:
1. Purpose Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai. Demikian
pula dengan organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan
fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan
organisasi menjadi elemen budaya adaptif pertama yang diperlukan, di mana
pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel lingkungan. Perubahan lingkungan
tidak serta merta mengubah tujuan organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan cara
organisasi bekerja agar pencapaian tetap dilakukan.
2. Cultural values Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang
sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Demikian pula dengan ASN sebagai
individu yang mempunyai nilai-nilai yang tersemat dalam budaya kerjanya, sehingga
dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal
dan berkualitas.

26
3. Vision Visi menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam kerangka piker
dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.
4. Corporate values Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-nilai korporat
juga menjadi fodasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.
5. Coporate strategy Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategistrategi
yang lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara terstruktur,
efisien dan efektif.
6. Structure Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat diterapkan di
organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat berkembang dan
tumbuh di sebuah organisasi.
7. Problem solving Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul
dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan. Penyelesaian masalah
harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
8. Partnership working Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena
dengan partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan dalam
penerapan budaya adaptif
9. Rules Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting dan tidak
bisa dihindari, sebagai bagian dari formalitas lingkungan internal maupun eksternal
organisasi.

Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain
sebagai berikut:
1. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan Bentuk antisipasi
dan kemampuan adaptasi ini diwujudkan dalam praktek kebijakan yang merespon isu
atau permasalahan publik sesuai dengan tuntutan dan kebutuhannya.
2. Mendorong jiwa kewirausahaan Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu gagasan
penting dari konsep reinventing government yang dipraktekkan di Amerika Serikat.
Dengan jiwa kewirausahaan ini maka pemerintah dan birokrasi secara khusus melakukan
pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien dan efektif layaknya organisasi bisnis
memaksimalkan tata kelola aset dan modalnya untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya.
3. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah Pemerintah dalam memaksimalkan
kinerja pelayanan publik maupun fungsi-fungsi lainnya seyogyanya mampu memahami
dan memaksimalkan peluang yang ada.
4. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya. Beradaptasi juga berarti kemampuan untuk memasukan
pertimbangan kepentingan dari mitra kerja maupun masyarakat. Dalam hal ini tujuan
organisasi pemerintah harus dikembalikan pada fungsi melayani, yang berarti
mengedepankan kepentingan mitra dan masyarakat.
27
5. Terkait dengan kinerja instansi. Budaya adaptif seyogyanya diinternalisasi dan
diwujudkan ke dalam organisasi sebagai upaya meningkatkan kinerja instansi. Budaya
adaptif tidak dilakukan untuk menyerah pada tuntutan lingkungan, tetapi justru untuk
merespon dan bereaksi dengan baik kepada perubahan lingkungan, dengan tujuan untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja instansinya.

Kalimat afirmasi dari Adaptif yakni “Terus berinovasi dan antusian dalam menggerakkan
serta menghadapi perubahan”. Nilai dasar adaptif menekankan seorang ASN untuk selalu
beradaptasi dengan kondisi dan lingkungan kerja yang berubah-ubah dengan terus berinovasi dan
proaktif terhadap segala hal perubahan yang terjadi. Kata Kunci dari Adaptif yaitu :
a. Inovasi,
b. Antusias terhadap perubahan dan
c. Proaktif.

Adapun Panduan perilaku dari Adaptif yakni :


a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
c. Bertindak proaktif

3.2.7. Kolaboratif

Kolaboratif adalah kemampuan seorang ASN untuk dapat bekerjasama satu sama lain
sehingga tercapai sebuah hasil kerja terbaik dan berkualitas. Ansel dan Gash (2007:544)
membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga.
b. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate.
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
“dikonsultasikan” oleh agensi publik.
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif.
e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus
tidak tercapai dalam praktik).
f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki
collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi.
2. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya
yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka.
3. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil
risiko yang wajar dalam menyelesaikantugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan).

28
4. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai.
5. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik.
6. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong.
7. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.

Kalimat afirmasi dari Kolaboratif yakni “Membangun kerjasama yang sinergis)”. Nilai
dasar kolaboratif menekankan seorang ASN untuk selalu bekerjasama dengan rekan kerja lain
dikarenakan sistem kerja individu tidak lagi menjadi sistem kerja yang berlaku sekarang
melainkan sistem kerja yang harus selalu berkolaborasi dan bersinergi dengan pihak lain
untukmenghasilkan kinerja yang berkualitas sesuai dengan kata kunci dari Kolaboratif yaitu
“Kesediaan bekerjasama dan sinergi untuk hasil yang lebih baik”. Adapun panduan perilakunya
adalah :
a. Memberi Kesempatan Kepada Berbagai Pihak Untuk Berkontribusi
b. Terbuka Dalam Bekerja Sama Untuk Menghasilkan Nilai Tambah
c. Menggerakkan Pemanfaatan Berbagai Sumber Daya Untuk Tujuan Bersama.

29
30
Tabel 3.1 Relevansi dengan Agedna 2 (Core Value BerAKHLAK)

No Kegiatan Tahap Kegiatan Relevansi dengan Agenda 2 ( Core Value BerAKHLAK)


1. Membuat SOP (Standart Operasional Prosedur) 1. Meminta izin kepada kepala ruangan Meminta izin kepada kepala ruangan rekam medis dengan Responsiv yang
Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat untuk membuat SOP pengembalian ramah dan sopan (Berorientasi Pelayanan)
Inap berkas rekam medis rawat inap
2. Mencari Materi dan literatur Mengembangkan learning agility dengan mempelajari materi dan literatur
pembuatan SOP Pengembalian pembuatan SOP pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang akan
Berkas Rekam Medis Rawat Inap digunakan agar memaksimalkan hasil yang didapatkan dan dapat
meningkatkan kompetensi atau pegetahuan penulis (Kompeten)
3. Melakukan konsultasi kepada Bersinergi saat melakukan konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan
mentor dan kepala ruangan terkait terkait SOP yang akan dibuat untuk mendapatkan hasil yang baik dan Selaras
SOP yang akan dibuat dengan kebutuhan instansi (Kolaberatif & Harmonis)

4. Menyusun SOP pengembalian Menyusun SOP dengan Integritas tinggi dan penuh tanggung jawab dan
berkas rekam medis rawat inap cermat untuk menghasilkan SOP yang benar sesuai dengan yang dibutuhkan.
menggunakan Ms.Word (Akuntabel)

5. Memberitahu kepala ruangan dan Memberitahu hasil SOP yang telah dibuat kepada kepala ruangan dan mentor
mentor hasil SOP yang telah agar dapat memberikan Kepuasan terhadap penggunanya dan dapat
disusun meningkatkan kualitas kinerja penggunanya (Berorientasi Pelayanan)
6. Mengajukan Pengesahan SOP Penulis Proaktif melakukan pengajuan pengesahaan SOP Pengembalian
Pengembalian Berkas Rekam Medis Berkas Rekam Medis Rawat Inap agar dapat disosialisasikan dan digunakan

31
Rawat Inap (Adaptif)
7. Mencetak hasil dari SOP Mencetak SOP sebagai wujud Dedikasi dan Komitmen untuk terus
pengembalian berkas rekam medis berkonstribusi terhadap kebutuhan unit rekam medis (Loyal)
rawat inap yang telah selesai

2. Membuat Alur Pengembalian Berkas Rekam 1. Melakukan Konsultasi dengan Bersinergi dengan mentor terkait dengan alur pengembalian berkas rekam
Medis Rawat Inap mentor terkait alur pengembalian medis rawat inap yang akan dibuat. (Kolaberatif)
berkas rekam medis yang akan Berkonsultasi dengan mentor untuk menghasilkan alur yang selaras dengan
dibuat. kebutuhan (Harmonis)
2. Mencari referensi alur pengembalian Mengembangkan learning agility dengan mempelajari tentang referensi alur
berkas rekam medis rawat inap pengembalian berkas rekam medis rawat inap. Untuk meningkatkan
kompetensi atau pengetahuan penulis. (Kompeten)
3. Merancang alur pengembalian Penulis berinovasi merancang alur pengembalian dalam bentuk flowchart
berkas rekam medis rawat inap dengan menggunakan aplikasi Canva (Adaptif)
dalam bentuk flow chart
menggunakan aplikasi Canva
4. Memberitahu mentor hasil Memberitahu hasil alur pengembalian berkas rekam medis rawat inap yang
rancangan dari alur telah dibuat kepada mentor agar dapat memberikan Kepuasan terhadap
pengembalian berkas rekam medis penggunanya dan dapat meningkatkan kualitas kinerja penggunanya
rawat inap (Berorientasi Pelayanan)
5. Mencetak hasil flowchart alur Mencetak Flowchart Alur pemgembalian berkas rekam medis rawat inap

32
pengembalian berkas rekam medis sebagai wujud Dedikasi dan Komitmen untuk terus berkonstribusi terhadap
rawat inap. kebutuhan unit rekam medis (Loyal)
3. Mensosialisasikan SOP Pengembalian Berkas 1. Melakukan Konsultasi dengan Bersinergi dengan mentor terkait dengan sosialisasi sop pengembalian berkas
Rekam Medis Rawat Inap Mentor terkait Sosialisasi yang akan rekam medis rawat inap yang akan dilakukan. (Kolaboratif)
dilakukan Berkonsultasi dengan mentor agar sosialisasi dapat berjalan dengan Sukses
(Kolaboratif)
2. Meminta Izin kepada kepala Meminta izin kepada kepala ruangan rekam medis dan kepala ruangan rawat
Ruangan Rekam Medis dan Kepala inap dengan Responsiv yang ramah dan sopan (Berorientasi Pelayanan)
Ruangan Rawat Inap untuk
Melakukan Sosialisasi
3. Mempersiapkan SOP Pengembalian Mempersiapkan SOP sebagai bahan yang akan dibawa pada saat sosialisasi
Berkas Rekam Medis Rawat Inap agar sosialisasi berjalan dengan Sukses (Kompeten)
yang telah disahkan
4. Melaksanakan sosialisasi tentang Melaksanakan Sosialisasi SOP dengan antusias, bertanggung jawab, dan
SOP pengembalian berkas rekam proaktif agar sosialisasi berjalan dengan baik. (Akuntabel dan Adaptif)
medis rawat inap kepada pihak
terkait
4. Melakukan Sosialisasi Alur Pengembalian 1. Konsultasi dengan Mentor terkait Bersinergi dengan mentor terkait dengan sosialisasi alur pengembalian
Berkas Rekam Medis Rawat Inap sosialisasi yang akan dilakukan berkas rekam medis rawat inap yang akan dilakukan. (Kolaboratif)
Berkonsultasi dengan mentor agar sosialisasi dapat berjalan dengan Sukses
(Kompeten)

33
2. Meminta Izin kepada kepala Meminta izin kepada kepala ruangan rekam medis dan kepala ruangan rawat
Ruangan Rekam Medis dan Kepala inap dengan Responsiv yang ramah dan sopan (Berorientasi Pelayanan)
Ruangan Rawat Inap untuk
Melakukan Sosialisasi
3. Mempersiapkan Flowchart Alur Mempersiapkan Flowchart Alur Pengembalian BRM Rawat Inap sebagai
Pengembalian Berkas Rekam Medis bahan yang akan dibawa pada saat sosialisasi agar sosialisasi berjalan dengan
Rawat Inap Sukses (Kompeten)

4. Melaksanakan sosialisasi alur Melaksanakan Sosialisasi Alur Pengembalian BRM Rawat Inap dengan
pengembalian berkas rekam medis antusias, bertanggung jawab, dan proaktif agar sosialisasi berjalan dengan
rawat inap kepada petugas ruangan baik. (Akuntabel dan Adaptif)
rawat inap

5. Membuat Buku Serah Terima Pengembalian 1. Melakukan konsultasi dengan Bersinergi dengan mentor terkait dengan buku serah terima BRM Rawat Inap
Berkas Rekam Medis Rawat Inap mentor terkait Buku serah terima yang akan dibuat. (Kolaboratif)
yang akan dibuat Berkonsultasi dengan mentor untuk menghasilkan Buku Serah Terima yang
selaras dengan kebutuhan (Harmonis)
2. Mencari referensi format buku serah Mengembangkan learning agility dengan mempelajari tentang referensi
terima pengembalian berkas rekam Buku Serah Terima BRM Rawat Inap . Untuk meningkatkan kompetensi atau
medis rawat inap pengetahuan penulis. (Kompeten)
3. Membuat buku serah terima Penulis Membuat Buku serah terima pengembalian BRM Rawat Inap dengan
pengembalian berkas rekam medis konsisten dan cermat agar sesuai dengan kebutuhan ( Akuntabel)

34
rawat inap
4. Menyerahkan Buku serah terima Penulis Menyerahkan buku serah terima pengembalian BRM ke petugas
pengembalian berkas rekam medis ruangan rawat inap dan petugas dengan antusias dan bersinergi (Adaptif dan
rawat inap kepada Petugas ruangan Kolaboratif)
rawat inap dan petugas rekam medis
6. Melakukan Monitoring secara Berkala 1. Meminta Izin Kepada kepala Meminta izin kepada kepala ruangan rekam medis untuk melakukan
Keruangan Rawat Inap Ruangan Rekam Medis untuk Monitoring keruangan rawat inap dengan konsisten dan bertanggung jawab
Melakukan Monitoring ke ruangan- (Akuntabel)
ruangan rawat inap
2. Meminta izin kepada Kepala ruangan Meminta izin kepada kepala ruangan rawat inap dengan Responsiv yang
Rawat Inap Untuk Melakukan ramah dan sopan (Berorientasi Pelayanan)
Monitoring
3. Melakukan Briefing dengan petugas Penulis Proaktif, bersinergi, dan bekerja sama saat melakukan briefing
ruangan rawat inap dengan petugas ruangan rawat inap untuk menghasilkan kinerja terbaik
(Adaptif, Kompeten dan Kolaboratif)
4. Melakukan briefing dengan petugas Penulis Proaktif, bersinergi, dan bekerja sama saat melakukan briefing
rekam medis yang menerima berkas dengan petugas rekam medis penerima BRM Rawat Inap untuk menghasilkan
rekam medis rawat inap (Bagian kinerja terbaik (Adaptif, Kompeten dan Kolaboratif)
assembling)

35
3.3 Relenvasi Rencana Aktualisasi Dikaitkan dengan Agenda 3 (Kedudukan dan Perasn
PNS dalam NKRI menuju SMART Governance)

Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-tantangan


yang, kompleks dan terus berubah, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatursipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang
bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral
serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

3.3.1 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta
dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan public;
2. Pelayan public; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:


1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan 11 Manajemen ASN fungsi dan tugasnya
tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
36
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya peran
dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
public. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan.
Sedangkan kewajiban ASN sesuai dengan UU ASN adalah :
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah.
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang.
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab.
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan
kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;


2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

37
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Terdapat 13 asas pada manajemen Asn yaitu :


a. Kepastian Hukum
b. Profesionalitas
c. Proposionalitas
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan Efisien
i. Keterbukaan
j. Nondiskriminatif
k. Persatuan dan Kesatuan
l. Keadilan dan Kesetaraan
m. Kesejahteraan

3.3.2 Smart ASN

Menurut Vial (2019), transformasi digital memberikan lebih banyak informasi,


komputasi, komunikasi, dan konektivitas yang memungkinkan berbagai bentuk kolaborasi baru
di dalam jaringan dengan aktor yang terdiversifikasi. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden
pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, Presiden menekankan 5 hal yang perlu
menjadi perhatian untuk percepatan transformasi digital, yakni :
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020).

38
Percepatan transformasi digital juga diprioritaskan untuk penguatan ekonomi digital.
Menurut Menkominfo, transformasi digital dapat mendorong perubahan model usaha,
meningkatkan peluang yang menghasilkan nilai tambah, dan mendorong perubahan lintas
sektoral dalam pola pikir bisnis yang didorong secara digital.

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital, diperlukan literasi digital yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan
gawai. Literasi digital adalah “kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami,
mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakaninformasi secara aman
dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan.
Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK,
literasi informasi dan literasi media.” (Law, dkk., 2018). Literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media
digital yang dilakukan secara produktif. (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).

Untuk menunjang percepatan transformasi digital telah disusun 4 modul literasi digital,
yaitu :
1. Cakap Bermedia Digital Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkatkeras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalamkehidupan
sehari-hari. Dalam cakap bermedia digital, perlu adanyapenguatan pada pengetahuan
dasar menggunakan hardware digital, pengetahuan dasar tentang search engine,
pengetahuan dasar tentang media sosial dan pengetahuan dasar tentang berbagai
aplikasi dompet digital dan ecommerce.
2. Etika Bermedia Digital. Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Dalam etika bermedia digital, perlu adanya
penguatan pada pengetahuan dasar akan peraturan dan regulasi yang berlaku, tata
krama dan netiket, pengetahuan dasar tentang hoax, pornografi, perundungan, dan
sebagainya, pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital
sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku dan pengetahuan dasar bertransaksi
secara elektronik di ruang digital sesuai peraturan yang berlaku.
3. Budaya Bermedia Digital. Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
Dalam budaya bermedia digital, perlu adanya penguatan pada pengetahuan dasar
akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara, pengetahuan dasar membedakan informasi yang tidak sesuai dengan nilai
Pancasila, pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

39
dan pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat dan mencintai
produk dalam negeri.
4. Aman Bermedia Digital Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadidan
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aman bermedia digital, perlu
adanya penguatan pada pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras,
pengetahuan dasar dalam mencari informasi yang valid, memahami spam dan
phising, pengetahuan dasar fitur keamanan platform digital dan rekam jejak digital,
serta pengetahuan dasar mengenai perlindungan diri atas penipuan (scam).

Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era disrupsi dan tantangan
dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme,
profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality,
berjiwa entrepreneurship dan memiliki jaringan yang luas (networking). Berikut penjelasan 8
Profil SMART ASN:

1. Integritas yaitu konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan, termasuk


didalamnya tanggung jawab dan kejujuran.
2. Profesionalisme yaitu sikap yang menunjukkan berkompeten dalam tugas
3. Nasionalisme yaitu bagaimana seseorang untuk memahami kondisi bangsa dan
negara.
4. Berwawasan global yaitu mempunyai pandangan ke depan tentang perubahan yang
dihadapi.
5. Menguasai teknologi informasi (IT) dan bahasa asing maksudnya dalam perubahan
zaman, ASN harus dibekali ilmu dan teknologi serta kemampuan berbahasa asing.
6. Berjiwa hospitality maksudnya adalah keramahan dan melaksanakan tugas
7. Networking maksudnya adalah ASN harus menguasai dunia digital agar jangan
ketinggalan baik dalam perkembangan informasi maupun tugas.
8. Entrepreneurship maksudnya adalah seorang ASN harus mempunyai jiwa
kewirausahaan

40
Tabel 3.2 Relevansi dengan Agenda 3 (Manajemen ASN dan Smart ASN)
N Relevansi dengan Agenda 3
Kegiatan
O ( Manajemen ASN dan Smart ASN)
1. Membuat SOP (Standart Operasional Manajemen ASN : bertanggung jawab
Prosedur) Pengembalian Berkas Rekam profesional saat membuat SOP
Medis Rawat Inap Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
inap
Smart ASN : Mencari Materi dan literatur
SOP memanfaatkan Internet melalui
Website Terpercaya
2. Membuat Alur Pengembalian Berkas Rekam Manajemen ASN : Membuat Alur
Medis Rawat Inap pengembalian berkas rekam medis dengan
professional dan bertanggung jawab
Smart ASN : Mencari Referensi dengan
memanfaatkan internet melalui website
tepercaya. Dan memanfaatkan Aplikasi
Canva untuk Mendesain Alur
pengembalian dalam bentuk Flowchart
3. Mensosialisasikan SOP Pengembalian Berkas Mensosialisasikan SOP Pengembalian
Rekam Medis Rawat Inap BRM rawat inap dengan Profesional dan
terbuka. Serta bertanggung jawab agar
sosialisasi berjalan dengan baik.
Smart ASN : Menyampaikan sosialisasi
SOP dengan ramah sopan dan jelas
sehingga apa yang disampaikan dapat
diterima.
4. Melakukan Sosialisasi Alur Pengembalian Manajemen ASN : Mensosialisasikan Alur
Berkas Rekam Medis Rawat Inap pengembalian BRM rawat Inap dalam
bentuk Flowchart dengan Profesional dan
Bertanggung jawab
Smart ASN : Menyampaikan sosialisasi
Flowchart Alur Pengembalian BRM Rawat
Inap dengan ramah, sopan dan jelas
sehingga apa yang disampaikan dapat
diterima.
5. Membuat Buku Serah Terima Pengembalian Manajemen ASN : Membuat buku serah
Berkas Rekam Medis Rawat Inap terima dengan penuh tanggung jawab dan
professional. Sehingga Buku dapat dibuat

41
dengan baik dan sesuai kebutuhan
Smart ASN : Mencari Referensi Format
Buku dengan memanfaatkan
Internet,melalui website yang
terpercaya.
6. Melakukan Monitoring secara Berkala Manajemen ASN : melakukan monitoring
Keruangan Rawat Inap dengan Profesional dan bertanggung
jawab. Agar monitoring berjalan dengan
baik.
Smart ASN : Melakukan Monitoring
dengan Sopan, Ramah dan dengan
Konsisten

3.4 Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

Identifikasi Isu :

1. Kurang Telitinya Petugas saat menyimpan Berkas Rawat Jalan di


RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
2. Belum Optimalnya Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
3. Belum Optimalnya Pendistribusian Berkas Rekam Medis Rawat
Jalan di RSUD Dr. H Kumpulan Pane

Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pengembalian Berkas Rekam Medis


Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Gagasan Pemecah Isu : Optimalisasi Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap Di Rsud Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

42
Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi

Konstribusi Terhadap
N Penguatan Nilai
Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Tujuan dan Sasaran
O Organisasi
Organisasi
1. Membuat SOP 1. Meminta izin Terlaksananya Meminta izin kepada kepala ruangan rekam Tujuan Organisasi : Penguatan nilai
(Standart Operasional kepada kepala pembuatan SOP medis dengan Responsiv yang ramah dan Menyelenggarakan organisasi dalam
Prosedur) ruangan untuk dan tersedianya sopan (Berorientasi Pelayanan) pelayanan rumah sakit membuat SOP
Pengembalian Berkas membuat SOP SOP pengembalian Mengembangkan learning agility dengan dengan didasari komitmen pengembalian berkas
Rekam Medis Rawat pengembalian Berkas Rekam mempelajari materi dan literatur pembuatan tinggi; rekam medis rawat
Inap berkas rekam medis Medis Rawat Inap SOP pengembalian berkas rekam medis Mengembangkan dan inap yaitu
rawat inap sehingga panduan rawat inap yang akan digunakan agar meningkatkan pelayanan Profesional dan
2. Mencari Materi dan waktu memaksimalkan hasil yang didapatkan dan unggulan. bertanggung jawab
literatur pembuatan pengembalian dapat meningkatkan kompetensi atau Sasaran Organisasi : saat membuat SOP
SOP Pengembalian berkas rekam medis pegetahuan penulis (Kompeten) Untuk membuat standard untuk terwujudnya
Berkas Rekam rawat inap sudah Bersinergi saat melakukan konsultasi operasional prosedur yang standar waktu
Medis Rawat Inap ada. dengan mentor dan kepala ruangan terkait jelas terhadap prosedur kerja pengembalian berkas
3. Melakukan SOP yang akan dibuat untuk mendapatkan dari Pengembalian berkas rekam medis rawat
konsultasi kepada hasil yang baik dan Selaras dengan rekam medis rawat inap di inap. Agar
mentordan kepala kebutuhan instansi (Kolaberatif & Harmonis) rumah sakit. terciptanya
ruanganterkait pelayanan yang baik
SOPyangakan
dibuat

43
4. Menyusun SOP Menyusun SOP dengan Integritas tinggi dan
pengembalian penuh tanggung jawab dan cermat untuk
berkas rekam menghasilkan SOP yang benar sesuai dengan
medis rawat inap yang dibutuhkan. (Akuntabel)
menggunakan Memberitahu hasil SOP yang telah dibuat
Ms.Word kepada kepala ruangan dan mentor agar
5. Memberitahu dapat memberikan Kepuasan terhadap
kepala ruangan penggunanya dan dapat meningkatkan
dan mentor hasil kualitas kinerja penggunanya (Berorientasi
SOP yang telah Pelayanan)
disusun Penulis Proaktif melakukan pengajuan
6. Mengajukan pengesahaan SOP Pengembalian Berkas
Pengesahan SOP Rekam Medis Rawat Inap agar dapat
Pengembalian disosialisasikan dan digunakan (Adaptif)
Berkas Rekam Mencetak SOP sebagai wujud Dedikasi dan
Medis Rawat Inap Komitmen untuk terus berkonstribusi
7. Mencetak hasil terhadap kebutuhan unit rekam medis
dari SOP (Loyal)
pengembalian Manajemen ASN : bertanggung jawab
berkas rekam profesional saat membuat SOP
medis rawat inap Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
yang telah selesai inap

44
Smart ASN : Mencari Materi dan literatur
SOP memanfaatkan Internet melalui
Website Terpercaya
2. Membuat Alur 1. Melakukan Tersedianya alur Bersinergi dengan mentor terkait dengan Tujuan Organisasi : Penguatan nilai
Pengembalian Berkas Konsultasi dengan pengembalian alur pengembalian berkas rekam medis rawat Menyelenggarakan organisasi dalam
Rekam Medis Rawat mentor terkait berkas rekam medis inap yang akan dibuat. (Kolaberatif) pelayanan rumah sakit membuat alur
Inap alur pengembalian rawat inap dalam Berkonsultasi dengan mentor untuk dengan didasari komitmen pengembalian berkas
berkas rekam bentuk flowchart. menghasilkan alur yang selaras dengan tinggi; rekam medis adalah
medis yang akan Dan tersedianya kebutuhan (Harmonis) Mengembangkan dan efektif, tanpa adanya
dibuat. flowchart alur meningkatkan pelayanan perintah dari atasan
pengembalian unggulan. penulis membuat alur
berkas rekam medis Sasaran Organisasi : pengembalian berkas
rawat inap yang Terciptanya system alur rekam medis rawat
akan ditempel pengembalian BRM rawat inap dalam bentuk
diruangan Rekam inap sesuai standart dengan flowchart agar
Medis. adanya alur pengembalian petugas dapat
dalam bentuk flowchart memahami system
pengembalian dapat berjalan pengembalian berkas
dengan baik rekam medis rawat
inap.
2. Mencari referensi Mengembangkan learning agility dengan
alur pengembalian mempelajari tentang referensi alur

45
berkas rekam pengembalian berkas rekam medis rawat
medis rawat inap inap. Untuk meningkatkan kompetensi atau
3. Merancang alur pengetahuan penulis. (Kompeten)
pengembalian Penulis berinovasi merancang alur
berkas rekam pengembalian dalam bentuk flowchart
medis rawat inap dengan menggunakan aplikasi Canva
dalam bentuk (Adaptif)
flow chart Memberitahu hasil alur pengembalian berkas
menggunakan rekam medis rawat inap yang telah dibuat
aplikasi Canva kepada mentor agar dapat memberikan
4. Memberitahu Kepuasan terhadap penggunanya dan dapat
mentor hasil meningkatkan kualitas kinerja penggunanya
rancangan dari (Berorientasi Pelayanan)
alur Mencetak Flowchart Alur pemgembalian
pengembalian berkas rekam medis rawat inap sebagai
berkas rekam wujud Dedikasi dan Komitmen untuk terus
medis rawat inap berkonstribusi terhadap kebutuhan unit
5. Mencetak hasil rekam medis (Loyal)
flowchart alur Manajemen ASN : Membuat Alur
pengembalian pengembalian berkas rekam medis dengan
berkas rekam professional dan bertanggung jawab
medis rawat inap. Smart ASN : Mencari Referensi dengan

46
memanfaatkan internet melalui website
tepercaya. Dan memanfaatkan Aplikasi
Canva untuk Mendesain Alur pengembalian
dalam bentuk Flowchart
3. Mensosialisasikan SOP 1. Melakukan Petugas ruangan Bersinergi dengan mentor terkait dengan Tujuan Organisasi : Penguatan nilai
Pengembalian Berkas Konsultasi dengan rawat inap dan sosialisasi sop pengembalian berkas rekam Menyelenggarakan organisasi dalam
Rekam Medis Rawat Mentor terkait dokter mengetahui medis rawat inap yang akan dilakukan. pelayanan rumah sakit mensosialisasikan
Inap Sosialisasi yang standar waktu (Kolaboratif) dengan didasari komitmen SOP pengembalian
akan dilakukan pengembalian Berkonsultasi dengan mentor agar sosialisasi tinggi; Mengembangkan dan berkas rekam medis
berkas rekam medis dapat berjalan dengan Sukses (Kolaboratif) meningkatkan pelayanan rawat inap yaitu
rawat inap yang unggulan. dengan professional
telah ditentukan Sasaran Organisasi : dan bertanggung
dalam SOP. Bertambahnya pengetahuan jawab agar petugas
petugas ruang rawat inap ruangan rawat inap
tentang SOP pengembalian mengetahui standar
BRM rawat inap beserta waktu pengembalian
waktu pengembalian yang BRM rawat inap.
sesuai standar. Sehingga
pengembalian dapat
tepat waktu

47
2. Meminta Izin Meminta izin kepada kepala ruangan rekam
kepada kepala medis dan kepala ruangan rawat inap
Ruangan Rekam dengan Responsiv yang ramah dan sopan
Medis dan Kepala (Berorientasi Pelayanan)
Ruangan Rawat Mempersiapkan SOP sebagai bahan yang
Inap untuk akan dibawa pada saat sosialisasi agar
Melakukan sosialisasi berjalan dengan Sukses
Sosialisasi (Kompeten)
3. Mempersiapkan Melaksanakan Sosialisasi SOP dengan
SOP antusias, bertanggung jawab, dan
Pengembalian proaktif agar sosialisasi berjalan dengan
Berkas Rekam baik. (Akuntabel dan Adaptif)
Medis Rawat Manajemen ASN : Mensosialisasikan SOP
Inap yang telah Pengembalian BRM rawat inap dengan
disahkan Profesional dan terbuka. Serta
4. Melaksanakan bertanggung jawab agar sosialisasi berjalan
sosialisasi tentang dengan baik.
SOP.pengembalia Smart ASN : Menyampaikan sosialisasi
n berkas rekam SOP dengan ramah sopan dan jelas
medis rawat inap sehingga apa yang disampaikan dapat
kepada pihak diterima.
terkait

48
4. Melakukan Sosialisasi 1. Konsultasi dengan Petugas ruangan Bersinergi dengan mentor terkait dengan Tujuan Organisasi : Penguatan nilai
Alur Pengembalian Mentor terkait rawat inap sosialisasi alur pengembalian berkas rekam Menyelenggarakan organisasi dalam
Berkas Rekam Medis sosialisasi yang mengetahui alur medis rawat inap yang akan dilakukan. pelayanan rumah sakit melakukan sosialisasi
Rawat Inap akan dilakukan pengembalian (Kolaboratif) dengan didasari komitmen alur pengembalian
2. Meminta Izin berkas rekam medis Berkonsultasi dengan mentor agar tinggi; Mengembangkan dan BRM rawat inap
kepada kepala rawat inap yang sosialisasi dapat berjalan dengan Sukses meningkatkan pelayanan yaitu dengan
Ruangan Rekam benar dan sesuai (Kompeten) unggulan. professional dan
Medis dan Kepala aturan. Meminta izin kepada kepala ruangan rekam Sasaran Organisasi : bertanggung jawab
Ruangan Rawat medis dan kepala ruangan rawat inap Bertambahnya pengetahuan saat melakukan
Inap untuk dengan Responsiv yang ramah dan sopan Petugas Ruangan rawat Inap sosialisasi agar
Melakukan (Berorientasi Pelayanan) Tentang alur pengembalian petugas ruangan
Sosialisasi BRM rawat inap sesuai rawat inap dapat
standar. mengetahui dan
memahami alur
pengembalian yang
benar dan sesuai
standar. Sehingga
pelayanan dapat
berlangsung dengan
lancar
3. Mempersiapkan Mempersiapkan Flowchart Alur
SOP Pengembalian BRM Rawat Inap sebagai

49
Pengembalian bahan yang akan dibawa pada saat sosialisasi
Berkas Rekam agar sosialisasi berjalan dengan Sukses
Medis Rawat (Kompeten)
Inap yang telah Melaksanakan Sosialisasi Alur
disahkan Pengembalian BRM Rawat Inap dengan
4. Melaksanakan antusias, bertanggung jawab, dan
sosialisasi tentang proaktif agar sosialisasi berjalan dengan
SOP baik. (Akuntabel dan Adaptif)
pengembalian Manajemen ASN : Mensosialisasikan Alur
berkas rekam pengembalian BRM rawat Inap dalam
medis rawat inap bentuk Flowchart dengan Profesional dan
kepada pihak Bertanggung jawab
terkait Smart ASN : Menyampaikan sosialisasi
Flowchart Alur Pengembalian BRM Rawat
Inap dengan ramah, sopan dan jelas
sehingga apa yang disampaikan dapat
diterima.

5. Membuat Buku Serah 1. Melakukan Tersedianya buku Bersinergi dengan mentor terkait dengan Tujuan Organisasi : Penguatan nilai
Terima Pengembalian konsultasi dengan serah terima buku serah terima BRM Rawat Inap yang Menyelenggarakan organisasi dalam
Berkas Rekam Medis mentor terkait pengembalian akan dibuat. (Kolaboratif) pelayanan rumah sakit membuat buku serah

50
Rawat Inap Buku serah terima berkas rekam medis Berkonsultasi dengan mentor untuk dengan didasari komitmen terima pengembalian
yang akan dibuat rawat inap sebagai menghasilkan Buku Serah Terima yang tinggi; BRM rawat inap
2. Mencari referensi bukti berkas rekam selaras dengan kebutuhan (Harmonis) Mengembangkan dan yaitu penulis
format buku serah medis telah kembali Mengembangkan learning agility dengan meningkatkan pelayanan berinovatif untuk
terima ke ruangan rekam mempelajari tentang referensi Buku Serah unggulan. membuat buku serah
pengembalian medis Terima BRM Rawat Inap . Untuk Sasaran Organisasi : terima pengembalian
berkas rekam meningkatkan kompetensi atau pengetahuan Adanya tertib catatan agar pengembalian
medis rawat inap penulis. (Kompeten) pengembalian BRM rawat berkas rekam medis
3. Membuat buku Penulis Membuat Buku serah terima Inap. Dengan mencatat itu tercatat dengan
serah terima pengembalian BRM Rawat Inap dengan semua pengembalian di buku jelas.
pengembalian konsisten dan cermat agar sesuai dengan serah terima
berkas rekam kebutuhan ( Akuntabel)
medis rawat inap Penulis Menyerahkan buku serah terima
4. Menyerahkan pengembalian BRM ke petugas ruangan
Buku serah terima rawat inap dan petugas dengan antusias dan
pengembalian bersinergi (Adaptif dan Kolaboratif)
berkas rekam Manajemen ASN : Membuat buku serah
medis rawat inap terima dengan penuh tanggung jawab dan
kepada Petugas professional. Sehingga Buku dapat dibuat
ruangan rawat dengan baik dan sesuai kebutuhan
inap dan petugas Smart ASN : Mencari Referensi Format
rekam medis Buku dengan memanfaatkan

51
Internet,melalui website yang terpercaya.
6. Melakukan Monitoring 1. Meminta Izin Tesedianya petugas Meminta izin kepada kepala ruangan rekam Tujuan Organisasi : Penguatan nilai
secara Berkala Kepada kepala yang melakukan medis untuk melakukan Monitoring Menyelenggarakan organisasi dalam
Keruangan Rawat Inap Ruangan Rekam monitoring dan keruangan rawat inap dengan konsisten dan pelayanan rumah sakit melakukan
Medis untuk petugas ruangan bertanggung jawab (Akuntabel) dengan didasari komitmen monitoring secara
Melakukan rawat inap Meminta izin kepada kepala ruangan rawat tinggi; berkala keruangan
Monitoring ke mengembalikan inap dengan Responsiv yang ramah dan Mengembangkan dan rawat inap yaitu
ruangan-ruangan berkas rekam medis sopan (Berorientasi Pelayanan) meningkatkan pelayanan penulis melakukan
rawat inap sesuai standar Penulis Proaktif, bersinergi, dan bekerja unggulan. monitoring dengan
2. Meminta izin waktu yang telah sama saat melakukan briefing dengan Sasaran Organisasi : konsisten dan
kepada Kepala ditentukan petugas ruangan rawat inap untuk Terkontrolnya Pengembalian bertanggung jawab
ruangan Rawat menghasilkan kinerja terbaik (Adaptif, BRM Rawat Inap disetiap agar tidak ada lagi
Inap Untuk Kompeten dan Kolaboratif) ruangan rawat inap sehingga keterlambatan
Melakukan tidak menghambat pekerjaan pengembalian BRM
Monitoring petugas yang lain rawat inap. Dan
3. Melakukan terciptanya semangat
Briefing dengan kerja sama
petugas ruangan
rawat inap
4. Melakukan Penulis Proaktif, bersinergi, dan bekerja
briefing dengan sama saat melakukan briefing dengan
petugas rekam petugas rekam medis penerima BRM Rawat

52
medis yang Inap untuk menghasilkan kinerja terbaik
menerima berkas (Adaptif, Kompeten dan Kolaboratif)
rekam medis Manajemen ASN : melakukan monitoring
rawat inap dengan Profesional dan bertanggung
(Bagian jawab. Agar monitoring berjalan dengan
assembling) baik.
Smart ASN : Melakukan Monitoring dengan
Sopan, Ramah dan dengan Konsisten

53
3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.4 Rencana Kegiatan Aktualisasi

Bulan
September Oktober
No Kegiatan
Minggu
III IV V I II
1 Membuat SOP (Standart
Operasional Prosedur)
Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat
Inap
2 Membuat Alur
Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat
Inap
3 Mensosialisasikan SOP
Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat
Inap
4 Melakukan Sosialisasi
Alur Pengembalian
Berkas Rekam Medis
Rawat Inap
5 Membuat Buku Serah
Terima Pengembalian
Berkas Rekam Medis
Rawat Inap
6 Melakukan Monitoring
secara Berkala
Keruangan Rawat Inap

54
PENUTUP

Rancangan Aktualisasi berdasarkan nilai-nilai dasar ASN merupakan tahan yang


harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan aktualisasi di unit kerja masing-masing.
Dalam rancangan aktualisasi ini diterapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK,
Manajemen ASN dan Smart ASN dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan publik
yang berintegritas dan professional.

Kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane


Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

1. Membuat SOP (Standart Operasional Prosedur) Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat
Inap
2. Membuat Alur Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap
3. Mensosialisasikan SOP Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap
4. Melakukan Sosialisasi Alur Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap
5. Membuat Buku Serah Terima Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap
6. Melakukan Monitoring secara Berkala Keruangan Rawat Inap

Semua kegiatan tersebut dilakukan agar isu masalah dapat terselesaikan dan penulis
dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam pekerjaan sehari-
hari di unit kerja penulis. Pelaksanaan kegiatan tersebut direncanakan mulai dilaksanakan
pada tanggal 13 September 2022 hingga tanggal 18 Oktober 2022 dengan arahan dan
bimbingan dari Coach dan Mentor.

55
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Menkes RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Smart ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2013 tentang Jabatan fungsional Perekam Medis

56
Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis.

Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun2014 tentang


Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia. Republik
Indonesia. 2021.

57

Anda mungkin juga menyukai