Disusun Oleh :
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Charil Arnwar No. 8 A Puwalu Tp. 3124061 Fax. 3125905
HALAMAN PERSETUJUAN
COACH, MENTOR,
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui:
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada kita semua, atas ijin, anugerah, kekuatan lahir dan batin sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Edukasi Mobilisasi Pasca
Operasi Di Ruangan Lambu Barakati Anak Rumah Sakit Umum Bahteramas ".
Dalam pelatihan dasar pola baru ini, penulis telah diberikan pengetahuan tentang
nilai-nilai dasar ASN, yaitu BerAKHLAK yang terdiri dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Tujuan dari
pembuatan laporan aktualisasi ini, sebagai tugas pelatihan dasar prajabatan. Banyak
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, karena itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah subhanahuwata’ala berkat pertolongannya yang memudahkan segala
urusan ;
2. Ibu Dra. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan fasilitas dan
arahan selama kegiatan berlangsung ;
3. Panitia Pelatihan Dasar dari Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara;
4. Bapak Dr. Yasir Syam Husain, SP.,MM sebagai penguji yang telah memberikan
saran dan masukan mengenai rancangan aktualisasi;
5. Bapak Muh. Ilham, SE.,MM sebagai Coach sekaligus pembimbing yang selalu
member motivasi, ide, saran yang bijaksana dan sabar selama proses
penyusunan sehingga menambah wawasan bagi penulis;
6. Ibu Hasratin, S.Kep.Ns sebagai mentor di Rumah Sakit Bahteramas yang selalu
memberikan motivasi, arahan, semangat, serta penuh rasa sabar dan bijaksana
dalam membimbing selama penyusunan sehingga penulis bertambah
wawasannya;
7. Bapak Meizun B Anwar selaku wali kelas D Angkatan XXIX;
8. Seluruh Widyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya;
iv
9. Keluarga yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi
dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama Pelatihan Dasar CPNS
Tahun 2022;
10. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II & III Tahun 2022.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 3
1.3 Manfaat ......................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................... 4
BAB II PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA ……………………….. 5
2.1 PROFIL INSTANSI .............................................................. 5
2.2 PROFIL PESERTA ………………………………………………… 5
BAB III RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI ………………………… 8
3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu.................................... 9
3.2 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu ………………………………... 10
3.3 Tabel Rancangan Kegiatan ……………………………………….. 11
3.4 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN 13
(BerAKHLAK)……………………….. ……………………………..
3.5 Estimasi Biaya ……………………………………………………… 13
3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………. 24
BAB IV CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI ………………………… 31
4.1 Realisasi Kegiatan …………………………………………………. 49
4.2 Capaian Aktualisasi ………………………………………………... 50
4.3 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN 63
(BerAKHLAK) ……………………………………………………….
4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu ………………………………….. 64
4.5 Manfaat Terselesaikannya Core Isu ……………………………... 65
4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ………………………... 65
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… 66
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 66
B. Saran …………………………………………………………………… 68
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 49
LAMPIRAN ………………………………………………………………………. 50
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Staf Unit Kerja .............................................................. 10
Tabel 2.2 Jumlah Staf Ruangan .................................................... 10
Tabel 2.3 Jumlah Pasien Bulan Februari-April ................................ 11
Tabel 3.1 Identifikasi Isu ............................................................... 32
Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan APKL ......................................... 34
Tabel 3.3 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi ....................................... 38
Tabel 3.4 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi........................... 47
Tabel 3.5 Estimasi Biaya ............................................................. 47
Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi .......................................... 48
Tabel 4.1 Realisasi Kegiatan …………………………………………… 49
Tabel 4.2 Capaian Aktualisasi …………………………………………. 50
Tabel 4.3 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN 63
(BerAKHLAK) …………………………………………………
Tabel 4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu ……………………………. 64
Tabel 4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi …………………. 65
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 RSUD Bahteramas Provinsi SULTRA ....................... 5
Gambar 2.2 Peta Lokasi RSUD Bahteramas ............................... 7
Gambar 2.3 Mind Mapping Faktor Penyebab Masalah................. 35
Gambar 4.1 Menyiapkan Bahan Untuk Konsultasi ………………… 50
Gambar 4.2 Kontrak Waktu Dengan Mentor/Pimpinan …………… 51
Gambar 4.3 Melakukan Konsultasi Dengan Mentor/Pimpinan ….. 51
Gambar 4.4 Notulensi Hasil Konsultasi Dan Surat Pernyataan 52
Dukungan …………………………………………………
Gambar 4.5 Menyiapkan Alat Dan Bahan Membuat Leaflet …….. 53
Gambar 4.6 Membuat Design Leaflet ………………………………. 53
Gambar 4.7 Mencetak Leaflet ……………………………………….. 54
Gambar 4.8 Menyiapkan Bahan Pre Test Dan Post Test ……….. 55
Gambar 4.9 Kontrak Waktu Dengan Keluarga Pasien …………… 55
Gambar 4.10 Memberikan Pre Test ………………………………… 56
Gambar 4.11 Memberikan Edukasi …………………………………. 57
Gambar 4.12 Melakukan Post Test …………………………………. 58
Gambar 4.13 Menyampaikan Informasi Melalui Media Elektronik 59
Gambar 4.14 Merekap Nilai Pre Test Dan Post Test …………….. 60
Gambar 4.15 Menyusun Laporan Hasil Kegiatan …………………. 61
Gambar 4.16 Melaporkan Hasil Kegiatan ………………………….. 62
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Perlu disadari bahwa kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
semakin hari semakin meningkat, untuk mengatasi hal tersebut maka
penigkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan dan sumber daya Rumah Sakit
harus di tingkatkan guna menunjang kebutuhan masyarakat. Kualitas dan
kuantitas pelayanan merupakan aspek yang sangat penting dari suatu rumah
sakit, sumber daya manusia terutama tenaga perawat dalam hal ini menjadi
salah satu aspek yang mempunyai peran penting dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
Untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanannya rumah sakit maka
seharunya setiap rumah sakit menetapkan standar pelayanan yang harus
dilaksanakan oleh seluruh karyawan, salah satu standar pelayanannya tersebut
tertuang didalam standar prosedur operasional (SPO). Semua tindakan yang
dilakukan oleh perawat/bidan baik itu tindakan mandiri keperawatan maupun
tindakan kolaborasi dengan unit lain tertuang didalam standar prosedur
operasional. SPO juga adalah salah satu syarat dalam penilaian akreditasi oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dimana dalam salah satu standar
elemen penilaiannya menyatakan bahwa setiap tindakan/asuhan yang diberikan
oleh perawat/bidan harus dilakukan sesuai dengan SPO yang ada.
Sebagai seorang ASN dilingkungan Rumah Sakit, ASN dituntut untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melakukan tugasnya yaitu
memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap pasien yang membutuhkan,
dimana proses atau rangkaian kegiatan yang diberikan kepada pasien disarana
pelayanan kesehatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan dirumah sakit meliputi pencegahan,
pengobatan penyakit dan promosi kesehatan. Salah satu layanan yang ada di
Rumah sakit adalah layanan pengobatan melalui operasi. Pasien dengan pasca
operasi biasanya lebih sering berbaring ditempat tidur karena mempunyai rasa
takut untuk bergerak. Kebanyakan dari pasien masih mempunyai kekhawatiran
kalau tubuh digerakkan dalam posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi
luka operasi yang belum sembuh. Pada pasien pasca operasi sangat penting
untuk melakukan pergerakan atau latihan mobilisasi untuk mencegah komplikasi,
merangsang peristaltik serta mengurangi adanya nyeri (Hidayat,2006).
2
Berdasarkan hasil pengamatan peserta selama menjalani masa percobaan
di ruang Lambu Barakati Anak RSUD Bahteramas, pemberian pendidikan
kesehatan tentang mobilisasi pasca operasi belum dilaksanakan secara optimal.
Kondisi tersebut dibuktikan dengan 6 dari 10 pasien yang telah menjalani operasi
merasa takut untuk melakukan pergerakan. Hal ini dikarenakan minimnya media
edukasi dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang mobilisasi pasca
operasi sehingga pasien tidak konsisten menjalani asuhan keperawatan yang
diberikan yang berdampak pada penyembuhan penyakit pasien menjadi lama,
adanya perburukan penyakit atau komplikasi.
Permasalahan tersebut memerlukan solusi dan penyelesaian masalah,
agar Rumah sakit khususnya ruang Lambu Barakati Anak dapat berperan
maksimal dalam memberikan kepuasan pelayanan dan memenuhi kebutuhan
akan pendidikan kesehatan kepada pasien. Permasalahan inilah yang
melatarbelakangi peserta tertarik untuk menyusun laporan aktualisasi “Edukasi
Mobilisasi Pasca Operasi di Ruang Lambu Barakati Anak Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, yakni Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BERAKHLAK) dalam melakukan kegiatan pelayanan publik sesuai dengan
tugas dan fungsi perawat.
b. Tujuan Khusus
Edukasi tentang mobilisasi oleh perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien pasca operasi di Ruang Lambu Barakati Anak
RSUD Bahteramas guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan.
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, membentuk sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan pelayanan
3
publik berdasarkan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
b. Bagi Organisasi
Menguatkan visi dan misi RSUD Bahteramas sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna dan bermutu kepada
semua lapisan masyarakat dengan dilandasi etika profesi dan ketulusan hati
melalui pemberian edukasi kepada pasien-pasien pasca operasi di Ruang
Lambu Barakati Anak RSUD Bahteramas.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan kepuasan atas pelayanan kesehatan yang
diberikan selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Bahteramas, sehingga dapat berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi
dan tujuan organisasi.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU DAN PROFILPESERTA
6
Lokasi
Lingkungan Fisik
RSUD Bahteramas berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha. Luas
seluruh bangunan adalah 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi
sampai dengan akhir tahun 2019 adalah 35,410 m2. Pengelompokkan
ruangan berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu
kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang
medis, kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan
administrasi.
7
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi
a. Visi
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”
b. Misi
c. Nilai Organisasi
1. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi
pasien. Untuk itu setiap pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam menangani pasien harus bertekad bahwa: “keselamatan,
kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”.
2. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara
terbuka serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat
sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya
transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak (yang
berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang sudah
ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang
meminta pertanggung jawaban.
8
4. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja
sendiri-sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan
persahabatan yang saling menghormati serta saling menghargai.
Dengan azas kekeluargaan juga diharapkan agar dalam
berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati, serta
memberikan kesejukan bagi orang lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang.
Tidak ada hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini
harus lebih baik dari kemarin dan hari besok harus lebih baik dari
hari ini.
6. Berjiwa Enterpreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara harus berjiwa entrepreneurs yaitu rela mengotori
tangan, tahu memberikan pendelegasian, tapi sering turun
langsung kebawah
9
e. pendidikan dan latihan;
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
h. Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif.
2.1.4 Data-Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja Dan Data-Data
Terkait Isu Yang Diangkat
a. Data- Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja
Pengalaman Kerja
Adapun pengalaman kerja yang diperoleh setelah lulus cpns, penulis
ditempatkan lansung di bidang keperawatan dengan tujuan untuk
memberikan pemahaman tentang kondisi rumah sakit. Setelah itu
12
ditempatkan di ruangan Lambu Barakati Anak merawat anak usia 1 bulan-
18 tahun.
14
dibutuhkan tersebut masuk akanl dan mudah untuk dipenuhi.
Murah artinya biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga
negara;
6) Efektif dan efisien;: penyelenggaraan pelayanan publik harus
mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan
dilakukan dengan prosedur yang sederhana , tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel: pelayanan public yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik dan non fisik:
8) Akuntabel: penyelenggaraan pelayanan public dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai
oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar;
9) Berkeadilan: salah satu tujuan yang penting adalah melindungi
warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara
yang lain.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 mengenai
pelayanan public, terdapat strategi peningkatan pelayanan prima,
yaitu:
15
dbiberikan harus berinovasi yang bertujuan memberikan pelayanan
yang bermutu sehingga custumer merasa senang.
b. Akuntabel
Dalam banyak ha, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajibab
untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada public (Matsiliza dan zonke, 2017). Nilai-nilai publik tersebut
antara lain adalah:
16
oriented)
Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/ institusi dituntut
untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requires reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan
tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
19
hidup dan bekerja baik, serta tipikal individu semangat berkarya.
d. Harmonis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia harmonis bersangkut paut
dengan harmoni; seia sekata. Harmoni adalah kerjasama antara
berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga factor-faktor tersebut
dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerjasama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Penegakkan etika
ASN terjabarkan dalam undang-undang non 5 tahun 2014. Upaya
mewujudkan keharmonisan dapat dilakukan dengan memahami tugas
seorang ASN, yatu melaksanakan kebijakan public, memeberikan
pelayanan publik yang berkualitas dan professional, dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia. Adapun
pedoman prilaku harmonis, yaitu:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka menolong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
"Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti
setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan,
tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.Loyal adalah
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
Adapun panduan prilaku dari loyal, yaitu:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI
serta pemerintahan yang sah.
20
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara.
c. Menjaga rahasia jabatan da Negara.
f. Adaptif
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang
berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi
lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan
(Robbins, 2003). Adaptif merupakan proses mengatasi halangan-
halangan dari lingkungan, penyesuaian terhadap norma-norma untuk
menyalurkan, serta proses perubahan untuk menyesuaikan dengan
situasi yang berubah. Adaptif sebagai nilai ASN dan budaya ASN, terdiri
atas:
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke
tingkat mahir (personal mastery);
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi
yang sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau
cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas
yang organisasi ingin wujudkan (mental model);
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning);
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda,
atau bermental silo (systems thinking).
Penerapan budaya adaptif harus meampu mengantisipasi dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, mendorong jiwa
kewirausahaan, memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah,
terkait dengan kinerja instansi, serta memperlihatkan kepentingan-
kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat, dan
sebagainya. Adapun ciri-ciri individu adaptif, diantaranya: eksperimen
orang yang beradaptasi, melihat peluang di mana orang lain melihat
kegagalan, memiliki sumberdaya, selau berpikir ke depan, tidak mudah
mengeluh, tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki rasa
21
ingin tahu, memperhatikan sistem, membuka pikiran,dan memahami
apa yang sedang diperjuangkan.
g. Kolaboratif
Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang
saling berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai
tujuan, berbagi informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan bersama untuk
menyelesaikan berbagai masalah. Emily R. Lai menjelaskan,
“Collaboration is the mutual engagement of participants in a coordinated
effort to solve a problem together. Collaborative interactions are
characterized by shared goals, symmetry of structure, and a high degree
of negotiation, interactivy, and interdependence.”. Definisi tersebut
menjelaskan bahwa kolaborasi adalah keterlibatan bersama dalam
upaya terkoordinasi untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
Interaksi kolaboratif ditandai dengan tujuan bersama, struktur yang
simeteris dengan negosiasi tingkat tinggi melalui intertivitas dan adanya
saling ketergantungan. Irawan (2017) mengungkapkan bahwa
collaborative governance sebagai sebuah proses yang melibatkan norma
bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance.
Hal ini mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting
untuk kolaborasi, yaitu, forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau
lembaga, peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat
langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi public, forum secara resmi diatur dan
22
bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk membuat keputusan
dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik),
dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen. Ada 3
tahapan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi,
yaitu:
a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012),
Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang
terjadi, dimana proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan,
face to face dialogue, commitment to process, pemahaman bersama,
serta pengambangan outcome antara. Desain kelembagaan yang salah
satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan juga
mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan
outcome yang diharapkan. Panduan perilaku kolaboratif organisasi yang
memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami
dan perlu terjadi;
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka;
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau
mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan
tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari
konflik;
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap
kualitas layanan yang diberikan.
23
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), aktivitas
kolaborasi antar organisasi, yaitu:
a. Kerjasama Informal;
b. Perjanjian Bantuan Bersama;
c. Memberikan Pelatihan;
d. Menerima Pelatihan;
e. Perencanaan Bersama;
f. Menyediakan Peralatan;
g. Menerima Peralatan;
h. Memberikan Bantuan Teknis;
i. Menerima Bantuan Teknis;
j. Memberikan Pengelolaan Hibah;
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar
lembaga pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public.Sedangkan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
menurut Custumato (2021), yaitu ketidakjelasan batasan masalah karena
perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi, dasar hukum
kolaborasi juga tidak jelas. Adapun panduan prilakunya, yaitu:
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
24
untuk PNS maupun PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang
ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode
etik ASN (Lembaga Administrasi Negara, 2017).
1. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a). Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik.
b). Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c). Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, seseorang dan golongan.
3. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan
25
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.Agar
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK
yang diatur di Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang ASN
sebagai berikut. Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak
sebagai berikut:
1. Gaji, tunjangan dan fasilitas
2. Cuti
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4. Perlindungan
5. Pengembangan kompetensi Selain hak sebagaimana disebutkan
di atas, berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21
kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya.
Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau
tanggunan yang bersifat kontraktual.
Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya
diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang
ASN wajib:
1) Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 195, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah
yang berwewenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan penuh tanggung jawab
26
6) Menunjukan Integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun
didalam kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undang dan
bersedia ditempatkan diseluruh Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU no.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN
sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar pegawai ASN:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundangundangan dan etika
pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
27
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN;
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenaidisiplin pegawai ASN.
b. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar
pada perspekti fliterasi digital smart ASN. Literasi digital adalah
lingkungan yang kaya akan informasi. Transformasi digital disektor
pendidikan Indonesia muncul berbagai perbincangan, regulasi
pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi digital
dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia.
Terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak yang
sangat luar biasa dalam aspek ini .
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi
oleh internet. Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam
masyarakat Indonesia tidak terlepas dengan perubahan tekhnologi
komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek (GagapTeknologi) dan
informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-
aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan
internet yang digunakan dalam nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi
untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas
tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat.
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
a. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi
Pegawai ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan
atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku
28
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika
tinggi dan bertanggung jawab
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam
menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan
nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap
penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Seorang
PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional.
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS
sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan
tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan
kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan
yang lebih besar,yaitu kepentingan bangsa dan Negara di atas
segalanya.
c. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan
kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai
oleh sebuah organisasi.
d. Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual
dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat
kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar
bangsa yang sangat tinggi
29
e. Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi
yakni dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi
produk IT (informasi Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak
memanfaatkan internet yang digunakan dalam meningkatkan
kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian
kepada masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan
menguasai bahasa Asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan
lain sebagainya.
f. Berjiwa hospitality ( Keramahan )
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan
menarik budi bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam
setiap menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan
khususnya dalam menampilkan pelayanan prima kepada
masyarakat
g. ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada
kesuksesan professional maupun personal.
h. ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya
keberanian, kreativitas, inovatif, pantang menyerah, dan cerdas
dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung
jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa
depan orang banyak. Kehidupan orang banyak ,kesejahteraan
masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan
Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
30
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
31
kunjung pasien belum optimal dilakukan sehingga keluarga pasien
datang berkunjung di waktu-waktu yang seharusnya digunakan
pasien untuk beristirahat.
Dampak jika masalah tidak terselesaikan adalah kebutuhan istrahat
dan tidur pasien tidak terpenuhi yang akan mempengaruhi kondisi
kesehatan pasien
33
Tabel 3.2 Penetapan Isu Dengan APKL
Kriteria Jumlah
No Issue Skor Rangking
A P K L
1 Belum optimalnya edukasi
tentang mobilisasi pasca
operasi karena minimnya
media edukasi. 5 4 5 4 18 I
1
.
2 Belum optimalnya
penggunaan handsanitizer
terhadap pemahaman 4 4 4 4 16 II
pasien dan keluarga pasien
dari bahaya infeksi
nosokomial
3 Belum optimalnya
penerapan jam kunjung
pasien 3 5 3 4 15 III
34
3.1.3 Analisis Isu
Keterangan :
: Dampak
: Masalah
: Akar Masalah
: Solusi Kreatif
35
Berdasarkan analisis isu menggunakan Mind Mapping, faktor yang
menyebabkan sehingga terjadinya isu yaitu minimnya media edukasi yang
digunakan, kurangnya kesadaran perawat dalam memberikan edukasi yang
lengkap kepada pasien dan kurangnya pengetahun yang menyebabkan
pasien merasa takut untuk melakukan pergerakan pasca operasi.
36
2. Membuat leaflet
a. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat leaflet;
b. Membuat design leaflet;
c. Mencetak leaflet;
3. Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga menggunakan media leaflet
a. Melakukan kontrak waktu;
b. Menyiapkan bahan pre test dan post test;
c. Melakukan pre test
d. Melakukan edukasi.
e. Melakukan post test
f. Menyampaikan informasi mobilisasi melalui media elektronik
4. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan
a. Merecap nilai pre test dan post test
b. Membuat laporan hasil kegiatan
c. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada atasan
37
Tabel 3.3 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN SUBSTANSI MATA TERHADAP NILAI
PELATIHAN VISI, MISI DAN ORGANISASI
TUSI
ORGANISASI
1. Mengkonsultasikan 1. Menyiapkan Tersedianya Akuntabel : Dalam Memberikan Akuntabilitas,
dengan mentor dan bahan bahan menyiapkan bahan kontribusi sesuai Bermental
meminta dukungan konsultasi konsultasi konsultasi penulis misi Rumah pemenang,
terkait kegiatan dokumentasi mengangkat data yang Sakit nomor 1 Komitmen,
aktualisasi. sebenarnya dan dapat yaitu Disiplin dan
dipertanggungjawabka Menyelenggarak Kerjasama
n. an pelayanan
Kompeten : Penulis kesehatan
melaksanakan tugas paripurna dan
dengan kualitas bermutu yang
terbaik sehingga mengutamakan
dihasilkan data/bahan keselamatanpasi
konsultasi yang akurat. en.
38
Adaptif : Jadwal
konsultasi bersifat
fleksibel disesuaikan
dengan waktu mentor.
39
2. Membuat Leaflet 1. Meyiapkan alat Tersedianya Berorientasi Memberikan Bermental
dan bahan alat dan bahan pelayanan : Penulis kontribusi sesuai pemenang dan
untuk membuat untuk cekatan menyiapkan misi Rumah berjiwa
leaflet membuat alat dan bahan. Sakit nomor 1 enrepeneur
leaflet Akuntabilitas : yaitu
Dokumentasi Penulis menyiapkan Menyelenggarak
alat dan bahan an pelayanan
sebagai bentuk kesehatan
tanggung jawab. paripurna dan
2. Membuat Tersedianya Adaptif : Penulis terus bermutu yang
design leaflet design leaflet berinovasi dan mengutamakan
Dokumentasi mengembangkan keselamatanpasi
kreativias untuk en.
menghasilkan design
yang menarik.
Kompeten: Penulis
meningkatkan
kompetensi dalam
menggunakan
teknologi untuk
membuat design
leaflet.
Kolaboratif : Penulis
terbuka membangun
kerja sama dengan
yang ahli dibidangnya
untuk menghasilkan
design leaflet yang
baik dan menarik.
Berorientasi
pelayanan:
Penulis melakukan
40
perbaikan tiada henti
guna menghasilkan
konten leaflet yang
sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat.
Menyetujui,
COACH, Peserta,
Membuat leaflet
2
4 Melakukan evaluasi
Ket :
= Hari Libur
= Libur Hari Raya Waisak, Kenaikan Isa Almasih, harilahirpancasila
= Pelaksanaan Kegiatan/Tahapan Kegiatan
49
50
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
1 Berorientasi 1 1 2 2 5 5 1 1 9 9
Pelayanan
2 Akuntabel 2 2 2 2 2 3 2 2 8 9
3 Kompeten 1 1 1 1 2 2 2 2 6 6
4 Harmonis 1 1 1 1 4 5 1 1 7 8
5 Loyal 1 1 1 1 4 4 1 1 7 7
6 Adaptif 2 2 1 1 2 2 1 1 6 6
7 Kolaboratif 1 1 2 1 1 2 1 1 5 5
Jumlah Aktualisasi 9 9 10 9 20 23 9 9
per Kegiatan
63
4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu
64
4.5 Manfaat Terselesaikannya Core Isu
1) Individu Peserta
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, peserta dapat menerapkan nilai-
nilai dasar sebagai ASN di lingkungan kerja dalam menjalankan fungsinya
sebagai pelayan public, dan dapat memfokuskan asuhan sesuai kebutuhan
kesehatan pasien.
2) Instansi
Pemberian edukasi mengenai mobilisasi pasca operasi dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien sesuai
dengan visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
3) Stakeholders
Peningkatan pemahaman keluarga pasien mengenai mobilisasi pasca
operasi dapat menurunkan resiko perburukan kondisi penyakit pasien.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktualisasi ini telah dilakukan di ruangan Lambu Barakati Anak Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas. Isu yang dipilih belum optimalnya pendidikan
kesehatan tentang mobilisasi pasca operasi.
Sebelum dilakukannya edukasi menggunakan media leaflet, sebagian besar
keluarga pasien menganggap bahwa mobilisasi/latihan pergerakan pasca operasi
dapat menyebabkan efek samping seperti menimbulkan infeksi pada luka jahitan
sehingga pasien dibiarkan tiduran saja.
Setelah dilakukannya edukasi menggunakan media leaflet ada peningkatan
pengetahuan dari keluarga pasien tentang tujuan, kerugian dan tahapan dari
mobilisasi pasca operasi. Di dukung oleh data hasil post test dan observasi setelah
pemberian edukasi keluarga pasien sudah bisa memberikan pemahaman kepada
pasien untuk latihan mobilisasi.
B. Saran
1. Untuk Penyelenggara Pelatihan
Diharapkan sebagai penyelenggara pelatihan dasar calon PNS dilingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk terus memberikan pembinaan
melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menambah wawasan dan kreativitas
peserta pelatihan sehingga menghasilkan ASN yang BerAKHLAK setelah
kembali ke instansi tempat bekerja.
2. Untuk Instansi RSUD Bahteramas
Diharapkan kegiatan ini dapat terus berkelanjutan dengan memanfaatkan
teknologi sebagai media edukasi sehingga informasi tentang mobilisasi pasca
operasi akan lebih mudah untuk diakses sebagai bentuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan paripurna sesuai visi dan misi Rumah sakit.
66
LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT
AKTUALISASI DAN HABITUASI
Tabel Rencana Aksi Edukasi tentang Mobilisasi Pasca Operasi di Ruangan Lambu
Barakati Anak RSUD Bahteramas.
No Rencana Aksi/Kegiatan Keterkaitan Dengan Nilai Rencana Waktu
yang Akan Dilanjutkan Dasar BerAKHLAK Dan Mata Pelaksanaan
Pelatihan Agenda III
1 Memberikan Edukasi Berorientasi pelayanan : Mulai Juli 2022
pada pasien dan melakukan perbaikan tiada
keluarga menggunakan henti sesuai kebutuhan
media edukasi vidio masyarakat.
Akuntabel : vidio yang
ditampilkan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kompeten : melakukan tugas
dengan kualitas terbaik.
Harmonis : dalam membuat
vidio peserta menghargai
pendapat mentor/pimpinan dan
teman sejawat.
Loyal : Mengungkapkan
pendapat dengan sikap hormat
kepada mentor/pimpinan.
Adaptif : terus berinovasi dan
67
mengembangkan kreatifitas
untuk menghasilkan video
edukasi yang menarik.
Kolaboratif : terbuka dalam
bekerjasama dengan yang ahli
dibidangnya.
Manajemen ASN :
Pendidikan kesehatan
diberikan sebagai upaya
mendukung pelayanan
keperawatan yang berkualitas.
Smart ASN :
Dalam memberikan pendidikan
kesehatan memanfaatkan
teknologi untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja
sehingga pelayanan public
menjadi lebih optimal.
Demikian untuk menjadi periksa.
68
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bukti Pengendalian Pembelajaran oleh Mentor
Coach,