Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR (BerAKHLAK),

“Edukasi Mobilisasi Pasca Operasi Di Ruangan Lambu Barakati Anak Rumah


Sakit Umum Bahteramas"

Disusun Oleh :

Nama : Hapsa Putrianty, Amd. Kep.


NDH : 016
NIP : 19941001 202012 2 006
Jabatan : Perawat Terampil
Instansi : Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXIX


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2022

i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Charil Arnwar No. 8 A Puwalu Tp. 3124061 Fax. 3125905

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAkhlak)


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXIX
TAHUN 2022

"Edukasi Mobilisasi Pasca Operasi Di Ruangan Lambu Barakati Anak


Rumah Sakit Umum Bahteramas"

Nama HAPSA PUTRIANTY, Amd. Kep.


NDH :016
NIP :19941001 202012 2 006
Jabatan Perawat Terampil
Instansi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

Telahdisetujui untuk diseminarkan tanggal 21 Juni 2022


di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi
Tenggara

COACH, MENTOR,

MUH. ILHAM,SE., MM HASRATKI,S.Kep., Ns


NIP.19800618 201001 1 003 NIP.19670805 199203 2 014
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTp. 3124061 Fax. 3125905

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAkhlak)


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXIX
TAHUN 2022

"Edukasi Mobilisasi Pasca Operasi Di Ruangan Lambu Barakati Anak


Rumah Sakit Umum Bahteramas"

Nama :HAPSA PUTRIANTY, Amd. Kep.


NIP :19941001 202012 2 006
NDH :016
Jabatan :Perawat Terampil
Instansi : Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara
Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang
tanggal, 21 Juni 2022
diselenggarakan pada

Kendari, 21 Juni 2022


PENGUJI, COACH, MENTOR,

Dr. YASIR SYAM HUSAIN, SP.MM MUH. ILMAM, SE., MM


NIP.19731117 199903 1 001 NIP.19800618 201001 1 003 HASTIAfIN,S:Kep., NS
NIP.1967p805 199203 2 014

Mengetahui:
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA,

Dra. Yuni Nurmalawati.


Pembina Utama Muda Gol.M.Si
Vic
NIP. 19700626198909 2 001
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada kita semua, atas ijin, anugerah, kekuatan lahir dan batin sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Edukasi Mobilisasi Pasca
Operasi Di Ruangan Lambu Barakati Anak Rumah Sakit Umum Bahteramas ".
Dalam pelatihan dasar pola baru ini, penulis telah diberikan pengetahuan tentang
nilai-nilai dasar ASN, yaitu BerAKHLAK yang terdiri dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Tujuan dari
pembuatan laporan aktualisasi ini, sebagai tugas pelatihan dasar prajabatan. Banyak
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, karena itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah subhanahuwata’ala berkat pertolongannya yang memudahkan segala
urusan ;
2. Ibu Dra. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan fasilitas dan
arahan selama kegiatan berlangsung ;
3. Panitia Pelatihan Dasar dari Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara;
4. Bapak Dr. Yasir Syam Husain, SP.,MM sebagai penguji yang telah memberikan
saran dan masukan mengenai rancangan aktualisasi;
5. Bapak Muh. Ilham, SE.,MM sebagai Coach sekaligus pembimbing yang selalu
member motivasi, ide, saran yang bijaksana dan sabar selama proses
penyusunan sehingga menambah wawasan bagi penulis;
6. Ibu Hasratin, S.Kep.Ns sebagai mentor di Rumah Sakit Bahteramas yang selalu
memberikan motivasi, arahan, semangat, serta penuh rasa sabar dan bijaksana
dalam membimbing selama penyusunan sehingga penulis bertambah
wawasannya;
7. Bapak Meizun B Anwar selaku wali kelas D Angkatan XXIX;
8. Seluruh Widyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya;

iv
9. Keluarga yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi
dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama Pelatihan Dasar CPNS
Tahun 2022;
10. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II & III Tahun 2022.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.

Kendari, 21 Juni 2022

Hapsa Putrianty, Amd.Kep


NIP: 199410012020122006

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 3
1.3 Manfaat ......................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................... 4
BAB II PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA ……………………….. 5
2.1 PROFIL INSTANSI .............................................................. 5
2.2 PROFIL PESERTA ………………………………………………… 5
BAB III RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI ………………………… 8
3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu.................................... 9
3.2 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu ………………………………... 10
3.3 Tabel Rancangan Kegiatan ……………………………………….. 11
3.4 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN 13
(BerAKHLAK)……………………….. ……………………………..
3.5 Estimasi Biaya ……………………………………………………… 13
3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………. 24
BAB IV CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI ………………………… 31
4.1 Realisasi Kegiatan …………………………………………………. 49
4.2 Capaian Aktualisasi ………………………………………………... 50
4.3 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN 63
(BerAKHLAK) ……………………………………………………….
4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu ………………………………….. 64
4.5 Manfaat Terselesaikannya Core Isu ……………………………... 65
4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ………………………... 65
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… 66
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 66
B. Saran …………………………………………………………………… 68
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 49
LAMPIRAN ………………………………………………………………………. 50

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Staf Unit Kerja .............................................................. 10
Tabel 2.2 Jumlah Staf Ruangan .................................................... 10
Tabel 2.3 Jumlah Pasien Bulan Februari-April ................................ 11
Tabel 3.1 Identifikasi Isu ............................................................... 32
Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan APKL ......................................... 34
Tabel 3.3 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi ....................................... 38
Tabel 3.4 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi........................... 47
Tabel 3.5 Estimasi Biaya ............................................................. 47
Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi .......................................... 48
Tabel 4.1 Realisasi Kegiatan …………………………………………… 49
Tabel 4.2 Capaian Aktualisasi …………………………………………. 50
Tabel 4.3 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN 63
(BerAKHLAK) …………………………………………………
Tabel 4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu ……………………………. 64
Tabel 4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi …………………. 65

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 RSUD Bahteramas Provinsi SULTRA ....................... 5
Gambar 2.2 Peta Lokasi RSUD Bahteramas ............................... 7
Gambar 2.3 Mind Mapping Faktor Penyebab Masalah................. 35
Gambar 4.1 Menyiapkan Bahan Untuk Konsultasi ………………… 50
Gambar 4.2 Kontrak Waktu Dengan Mentor/Pimpinan …………… 51
Gambar 4.3 Melakukan Konsultasi Dengan Mentor/Pimpinan ….. 51
Gambar 4.4 Notulensi Hasil Konsultasi Dan Surat Pernyataan 52
Dukungan …………………………………………………
Gambar 4.5 Menyiapkan Alat Dan Bahan Membuat Leaflet …….. 53
Gambar 4.6 Membuat Design Leaflet ………………………………. 53
Gambar 4.7 Mencetak Leaflet ……………………………………….. 54
Gambar 4.8 Menyiapkan Bahan Pre Test Dan Post Test ……….. 55
Gambar 4.9 Kontrak Waktu Dengan Keluarga Pasien …………… 55
Gambar 4.10 Memberikan Pre Test ………………………………… 56
Gambar 4.11 Memberikan Edukasi …………………………………. 57
Gambar 4.12 Melakukan Post Test …………………………………. 58
Gambar 4.13 Menyampaikan Informasi Melalui Media Elektronik 59
Gambar 4.14 Merekap Nilai Pre Test Dan Post Test …………….. 60
Gambar 4.15 Menyusun Laporan Hasil Kegiatan …………………. 61
Gambar 4.16 Melaporkan Hasil Kegiatan ………………………….. 62

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Mentor


2. Lampiran 2. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Coach
3. Lampiran 3. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan Dan Dokumentasi

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang professional, berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1
(satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan
bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai
bagian dari ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat
Prajabatan. Diklat ini mengedepankan penguatan nilai-nilai dasar profesi PNS
dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta
berdaya saing.
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,

1
perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Perlu disadari bahwa kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
semakin hari semakin meningkat, untuk mengatasi hal tersebut maka
penigkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan dan sumber daya Rumah Sakit
harus di tingkatkan guna menunjang kebutuhan masyarakat. Kualitas dan
kuantitas pelayanan merupakan aspek yang sangat penting dari suatu rumah
sakit, sumber daya manusia terutama tenaga perawat dalam hal ini menjadi
salah satu aspek yang mempunyai peran penting dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
Untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanannya rumah sakit maka
seharunya setiap rumah sakit menetapkan standar pelayanan yang harus
dilaksanakan oleh seluruh karyawan, salah satu standar pelayanannya tersebut
tertuang didalam standar prosedur operasional (SPO). Semua tindakan yang
dilakukan oleh perawat/bidan baik itu tindakan mandiri keperawatan maupun
tindakan kolaborasi dengan unit lain tertuang didalam standar prosedur
operasional. SPO juga adalah salah satu syarat dalam penilaian akreditasi oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dimana dalam salah satu standar
elemen penilaiannya menyatakan bahwa setiap tindakan/asuhan yang diberikan
oleh perawat/bidan harus dilakukan sesuai dengan SPO yang ada.
Sebagai seorang ASN dilingkungan Rumah Sakit, ASN dituntut untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melakukan tugasnya yaitu
memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap pasien yang membutuhkan,
dimana proses atau rangkaian kegiatan yang diberikan kepada pasien disarana
pelayanan kesehatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan dirumah sakit meliputi pencegahan,
pengobatan penyakit dan promosi kesehatan. Salah satu layanan yang ada di
Rumah sakit adalah layanan pengobatan melalui operasi. Pasien dengan pasca
operasi biasanya lebih sering berbaring ditempat tidur karena mempunyai rasa
takut untuk bergerak. Kebanyakan dari pasien masih mempunyai kekhawatiran
kalau tubuh digerakkan dalam posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi
luka operasi yang belum sembuh. Pada pasien pasca operasi sangat penting
untuk melakukan pergerakan atau latihan mobilisasi untuk mencegah komplikasi,
merangsang peristaltik serta mengurangi adanya nyeri (Hidayat,2006).

2
Berdasarkan hasil pengamatan peserta selama menjalani masa percobaan
di ruang Lambu Barakati Anak RSUD Bahteramas, pemberian pendidikan
kesehatan tentang mobilisasi pasca operasi belum dilaksanakan secara optimal.
Kondisi tersebut dibuktikan dengan 6 dari 10 pasien yang telah menjalani operasi
merasa takut untuk melakukan pergerakan. Hal ini dikarenakan minimnya media
edukasi dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang mobilisasi pasca
operasi sehingga pasien tidak konsisten menjalani asuhan keperawatan yang
diberikan yang berdampak pada penyembuhan penyakit pasien menjadi lama,
adanya perburukan penyakit atau komplikasi.
Permasalahan tersebut memerlukan solusi dan penyelesaian masalah,
agar Rumah sakit khususnya ruang Lambu Barakati Anak dapat berperan
maksimal dalam memberikan kepuasan pelayanan dan memenuhi kebutuhan
akan pendidikan kesehatan kepada pasien. Permasalahan inilah yang
melatarbelakangi peserta tertarik untuk menyusun laporan aktualisasi “Edukasi
Mobilisasi Pasca Operasi di Ruang Lambu Barakati Anak Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, yakni Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BERAKHLAK) dalam melakukan kegiatan pelayanan publik sesuai dengan
tugas dan fungsi perawat.

b. Tujuan Khusus
Edukasi tentang mobilisasi oleh perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien pasca operasi di Ruang Lambu Barakati Anak
RSUD Bahteramas guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan.

1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, membentuk sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan pelayanan
3
publik berdasarkan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.

b. Bagi Organisasi
Menguatkan visi dan misi RSUD Bahteramas sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna dan bermutu kepada
semua lapisan masyarakat dengan dilandasi etika profesi dan ketulusan hati
melalui pemberian edukasi kepada pasien-pasien pasca operasi di Ruang
Lambu Barakati Anak RSUD Bahteramas.

c. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan kepuasan atas pelayanan kesehatan yang
diberikan selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Bahteramas, sehingga dapat berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi
dan tujuan organisasi.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi


Ruang lingkup laporan kegiatan aktualisasi ini adalah edukasi tentang
mobilisasi pasca operasi di Ruang Lambu Barakati Anak RSUD Bahteramas.
Aktualisasi ini telah dilaksanakan sejak tanggal 17 Mei sampai 18 Juni 2022
bertempat di Ruang Lambu Barakati Anak RSUD Bahteramas.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU DAN PROFILPESERTA

2.1 Gambaran Umum Organisasi


2.1.1 Kedudukan Organisasi

Gambar 2.1 RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dibangun secara bertahap pada


tahun 1969/1970 dengan sebutan “Perluasan Rumah Sakit Kendari”
adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan klasifikasi
type C berdasarkan SK Menkes No.51/Menkes/II/1979 tanggal 22
Februari 1979. Susunan Struktur Organisasi berdasarkan SK Gubernur
Provinsi Sulawesi Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28 Maret 1983.
Pada tanggal 21 Desember 1998, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
meningkat klasifikasinya menjadi Type B (Non Pendidikan) sesuai dengan
SK Menkes No. 1482/Menkes/SK/XII/1998, yang ditetapkan dengan
Perda No. 3 tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit
secara teknis berada dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara dan secara operasional berada dibawah dan bertanggung
5
jawab kepada Gubernur. Sesuai dengan kebutuhan pendidikan medik di
Sulawesi Tenggara maka sejak tahun 2013 RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara telah terakreditasi menjadi RS Type B Pendidikan.
Pada tanggal 18 Januari 2005, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi Manajemen,
Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan
dan Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.
HK.00.06.3.5.139. Selanjutnya Akreditasi 12 Pelayanan sesuai dengan
SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139. tanggal 31 Desember 2010,
yang meliputi pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medik,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Rekam
Medis, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan
Laboratorium, Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan
Pencegahan Infeksi, Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009
dan untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653
Tahun 2010 tanggal 15 Oktober 2010. Pada tanggal 21 November 2012
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara pindah lokasi dan berubah nama
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara (RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara), yang
diresmikan penggunaannya oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi
dan Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara,
H.Nur Alam SE. Pada tahun 2013 telah terakreditasi menjadi Rumah
Sakit Pendidikan (SK Mentri Kesehatan No. Tahun 2013).
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan rumah
sakit pusat rujukan di wilayah Sulawesi Tenggara. Status RSUD
Bahteramas saat ini adalah Rumah Sakit dengan Akreditasi Paripurna
(Bintang 5) oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan juga sebagai
Rumah Sakit Pendidikan Kelas B dan berfungsi sebagai Rumah Sakit
Pendidikan bagi dokter, dan tenaga kesehatan lainnya.

6
 Lokasi

Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Provinsi Sulawesi


Tenggara pindah lokasi dari di Jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan
Kemaraya Kecamatan Mandonga ke Jalan Kapt. Pierre Tendean No. 50
Baruga, dan bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi saat ini sangat strategis karena
mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai
berikut:
1) Sebelah Utara : Perumahan Penduduk
2) Sebelah Timur : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara
3) Sebelah Selatan : Kantor Pengadilan Agama
4) Sebelah Barat : Kantor Polsek Baruga

Gambar 2.2 Peta Lokasi RSUD Bahteramas

 Lingkungan Fisik
RSUD Bahteramas berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha. Luas
seluruh bangunan adalah 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi
sampai dengan akhir tahun 2019 adalah 35,410 m2. Pengelompokkan
ruangan berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu
kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang
medis, kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan
administrasi.

7
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi
a. Visi
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”
b. Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu


yang mengutamakan keselamatan pasien.
2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang
berkualitas dan berdaya saing.
3. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis
teknologi terkini
4. Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan
pegawai
5. Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif
dan informatif

c. Nilai Organisasi
1. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi
pasien. Untuk itu setiap pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam menangani pasien harus bertekad bahwa: “keselamatan,
kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”.
2. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara
terbuka serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat
sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya
transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak (yang
berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang sudah
ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang
meminta pertanggung jawaban.
8
4. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja
sendiri-sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan
persahabatan yang saling menghormati serta saling menghargai.
Dengan azas kekeluargaan juga diharapkan agar dalam
berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati, serta
memberikan kesejukan bagi orang lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang.
Tidak ada hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini
harus lebih baik dari kemarin dan hari besok harus lebih baik dari
hari ini.
6. Berjiwa Enterpreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara harus berjiwa entrepreneurs yaitu rela mengotori
tangan, tahu memberikan pendelegasian, tapi sering turun
langsung kebawah

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Berdasarkan pada Perda No. 5 Tahun 2008 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah RSU Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Pola Tata Kelola RSUD Prov. Sultra adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna
dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut di
atas, RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi,
yakni :
a. Menyelenggarakan pelayanan medik;
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;

9
e. pendidikan dan latihan;
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
h. Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif.

2.1.4 Data-Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja Dan Data-Data
Terkait Isu Yang Diangkat
a. Data- Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja

Tabel 2.1 Staf Unit Kerja


No. Unit Kerja Jumlah (Orang)
Staf Medik Fungsional: Dokter spesialis
1 67
+ Dokter Umum + Dokter Gigi
2 Keperawatan dan Kebidanan 457
3 Farmasi 57
4 Laboratorium 25
5 Radiologi 17
6 Gizi 51
7 Binatu 15
8 Pemulasaran Jenazah 7
9 Rehabilitasi Medik 10
10 CSSD 10
11 Rekam medic 47
12 IPSRS 19
13 Sanitasi 7
14 Gas Medik 4
15 PA 1
16 Manajemen 165

b. Data-Data Terkait Isu yang Diangkat


Adapun jumlah ketenagaan di ruangan Lambu Barakati Anak, yaitu :
Tabel 2.2 Jumlah Staf Ruangan Lambu Barakati Anak
NO JENIS PROFESI TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1. Perawat SI + Ners 10
2. Perawat D3 6
3. Bidan D4 1
3. Bidan D3 1
Total 18
10
Sumber : Data ketenagaan SDM RSU Bahtermas Tahun 2022

Sedangkan jumlah pasien 3 bulan terakhir, terhitung sejak bulan


Februari-Maret2022, yaitu:

Tabel 2.3 Jumlah Pasien Bulan Februari-April 2022


NO BULAN JUMLAH PASIEN
1 Februari 33
2 Maret 29
3 April 24
TOTAL 86
Sumber : Buku statistik pasien di ruangan Lambu Barakati Anak RSU
Bahtermas Tahun 2022

2.2 Profil Peserta


 Nama : Hapsa Putrianty, A.Md.Kep
 NIP : 199410012020122006
 Pendidikan : D3 Keperawatan
 Jabatan : Perawat Terampil
 Unit Kerja : RSUD Bahteramas
 Tugas dan Fungsi Jabatan :
a. Tugas Pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan
b. Fungsi
Melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien sesuai
dengan pedoman standar operasional perosedur, tupoksi dan arahan
pimpinan untuk memberikan pelayanan keperawatan.
c. Uraian Tugas
Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut
Peraturan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 tentang jabatan
fungsional perawat sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
11
3) Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat
dalam rangka melakukan upaya promotif
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam
rangka upaya preventif
5) Memberikan oksigenasi sederhana
6) Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/
bencana/ kritikal
7) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta
bebas risiko penularan infeksi
8) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada
area medikal bedah
9) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di
area anak
10) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di
area maternitas
11) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di
area komunitas
12) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di
area jiwa
13) Melakukan tindakan terapi komplementer holistik
14) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
15) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan
perawatan paliatif
16) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
17) Melakukan perawatan luka
18) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan

 Pengalaman Kerja
Adapun pengalaman kerja yang diperoleh setelah lulus cpns, penulis
ditempatkan lansung di bidang keperawatan dengan tujuan untuk
memberikan pemahaman tentang kondisi rumah sakit. Setelah itu
12
ditempatkan di ruangan Lambu Barakati Anak merawat anak usia 1 bulan-
18 tahun.

2.3 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN


2.3.1 Konsepsi Nilai Dasar
a. Berorientasi Pelayanan
Berorentasi pelayanan merujuk pada 3 hal, yaitu memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah cekatan,solutif dan dapat
diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti. Pelayanan publik
adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan
jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat
diperlukan masyarakat serta penyediaanya terkait dengan upaya
mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun
dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak
dan kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan
komitmen dunia internasional (Agus Dwiyanto, 2010:21).
Penyelenggaraan pelayanan publik memiliki unsur penting yang harus
ada, yaitu:
a) ASN sebagai penyelenggara
b) Publik/masyarakat sebagai penerima layanan
c) Kepuasaan masyarakat/pelanggan (costumer satisfaction)
Menurut UU no 25 tahun 2009 masyarakat adalah seluruh pihak,
baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai
penerima manfaat pelayana publik baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan penyelenggara pelayanan publik adalah setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Adapun hal
fundamental dalam pelayanan publik, yaitu:

1) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat


konstitusi;
2) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh
13
warga negara;
3) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa dimasa yang akan
datang;
4) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga
berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara
(proteksi).
Pelayanan prima penting dilakukan karena memberi kepuasan
pelanggan sebagai sarana untuk menghadapi kompetisi dimasa yang
akan datang, kepuasan pelanggan adalah promosi terbaik, kepuasan
pelanggan merupakan aset terpenting, kepuasan pelanggan menjamin
pertumbuhan dan perkembangan organisasi, pelanggan makin kritis
dalam memilih produk atau jasa, pelanggan puas akan kembali
(costumer retention), dan pelanggan yang puas mudah memberikan
referensi. Adapun prinsip dalam pelayanan publik, yaitu:
1) Partisipatif: Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2) Transparan: Penyelenggara pelayanan penyelenggara pelayanan
public harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayan public yang
diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan
sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-
besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan;
3) Responsif; pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk
dan jenis pelayanan public yang mereka butuhkan, akan tetapi juga
terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan;
4) Tidak diskriminatif: pelayanan publ;ik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara
dengan warga negara lainnya;
5) Mudah dan murah; mudah artinya berbagai persyaratan yang

14
dibutuhkan tersebut masuk akanl dan mudah untuk dipenuhi.
Murah artinya biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga
negara;
6) Efektif dan efisien;: penyelenggaraan pelayanan publik harus
mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan
dilakukan dengan prosedur yang sederhana , tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel: pelayanan public yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik dan non fisik:
8) Akuntabel: penyelenggaraan pelayanan public dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai
oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar;
9) Berkeadilan: salah satu tujuan yang penting adalah melindungi
warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara
yang lain.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 mengenai
pelayanan public, terdapat strategi peningkatan pelayanan prima,
yaitu:

1) Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan;


2) Melaksanakan survey kepuasan masyarakat, minimal 1 tahun
sekali;
3) Pengelolaan pengaduan masyarakat;
4) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
5) Pengembangan inovasi;
6) Replikasi best practice;
7) Perbaikan berkelanjutan

Masyarakat memiliki keterlibatan dalam rangka peningkatan


pelayanan prima, meliputi: penyusunan kebijakan, penyusunan
standar pelayanan dan maklumat pelayanan, serta penyampaian dan
pengelolaan pengaduan pelayanan publik. Pelayanan public yang

15
dbiberikan harus berinovasi yang bertujuan memberikan pelayanan
yang bermutu sehingga custumer merasa senang.

b. Akuntabel
Dalam banyak ha, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajibab
untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada public (Matsiliza dan zonke, 2017). Nilai-nilai publik tersebut
antara lain adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi


konflik
b. Kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi;
c. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
d. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraanpemerintahan dan pelayanan publik;
e. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Aspek - Aspek Akuntabilitas terdiri atas:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
Pemberi kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results

16
oriented)
Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/ institusi dituntut
untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requires reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan
tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.

e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves


performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki
kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive
accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan
dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan
evaluasi kinerja.
Adapun pedoman prilaku akuntabilitas, yaitu:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin, dan berintegritas tinggi;
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
17
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Adapun cara menciptakan
lingkungan akuntabel, yaitu:

a. Kepemimpinan : Adanya komitmen yang tinggi falam melakukan


pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk
berkomitmen;
b. Transparansi : mendorong komunikasi, memberikan perlindungan,
dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan.
c. Integritas: suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hukum yan berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan,
dan peraturan yang berlaku.
d. Tanggung jawab (responsibility): Kewajiban bagi setiap individu dan
lembag bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap Tindakan yang
telah dilakukan;
e. Keadilan: Landasan utama dari akuntabilitas. keadilan harus
dipelihara Dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya.
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahirdari hal-hal
yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas
dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan: Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas.
i. Konsistensi: Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.
18
c. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek penetahyan,
keterampilan, dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan
prilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Adapun prinsip
pengembangan kompetensi ASN, yaitu:
a. Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun
individu melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pegawai.
b. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi.
c. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan
jabatan.
d. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.
Menurut PP no 11 tahun 2017 pengembangan kompetensi dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pada
proses pendidikan dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar
yang bertujuan memenuhi standar kompetensi jabatan dan
pengembangan karir. Sedangkan pelatihan dilakukan dengan dua
metode, yaitu klasikal berupa pembelajaran tatap muka di dalam kelas
seperti pelatihan, seminar, kursus dan penataran. Metode kedua yaitu
dengan non klasikal melalui e-learning bimbingan di tempat kerja,
pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS sengan
pegawai swasta paling lama 1 tahun dengan koordinasi LAN dan BKN.
Kompeten memiliki tiga aspek penting, yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri: Merubah mindset, menembangkan
mandiri secara heutagogik atau "net-centric", memanfaatkan
sumber keahlian pakar/konsultan, dan melakukan jejaring
formal/informal.
b. Membantu orang lain belajar: Aktif dalam pasar pengetahuan,
memanfaatkan dokumen kerja, aktif mengakses dan mentransfer
pengetahuan, dan sosialisasi informal.
c. Melaksanakan tugas terbaik: pengetahuan menjadi karya, makna

19
hidup dan bekerja baik, serta tipikal individu semangat berkarya.

d. Harmonis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia harmonis bersangkut paut
dengan harmoni; seia sekata. Harmoni adalah kerjasama antara
berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga factor-faktor tersebut
dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerjasama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Penegakkan etika
ASN terjabarkan dalam undang-undang non 5 tahun 2014. Upaya
mewujudkan keharmonisan dapat dilakukan dengan memahami tugas
seorang ASN, yatu melaksanakan kebijakan public, memeberikan
pelayanan publik yang berkualitas dan professional, dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia. Adapun
pedoman prilaku harmonis, yaitu:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka menolong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

e. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
"Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti
setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan,
tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.Loyal adalah
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
Adapun panduan prilaku dari loyal, yaitu:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI
serta pemerintahan yang sah.

20
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara.
c. Menjaga rahasia jabatan da Negara.

f. Adaptif
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang
berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi
lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan
(Robbins, 2003). Adaptif merupakan proses mengatasi halangan-
halangan dari lingkungan, penyesuaian terhadap norma-norma untuk
menyalurkan, serta proses perubahan untuk menyesuaikan dengan
situasi yang berubah. Adaptif sebagai nilai ASN dan budaya ASN, terdiri
atas:
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke
tingkat mahir (personal mastery);
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi
yang sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau
cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas
yang organisasi ingin wujudkan (mental model);
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning);
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda,
atau bermental silo (systems thinking).
Penerapan budaya adaptif harus meampu mengantisipasi dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, mendorong jiwa
kewirausahaan, memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah,
terkait dengan kinerja instansi, serta memperlihatkan kepentingan-
kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat, dan
sebagainya. Adapun ciri-ciri individu adaptif, diantaranya: eksperimen
orang yang beradaptasi, melihat peluang di mana orang lain melihat
kegagalan, memiliki sumberdaya, selau berpikir ke depan, tidak mudah
mengeluh, tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki rasa

21
ingin tahu, memperhatikan sistem, membuka pikiran,dan memahami
apa yang sedang diperjuangkan.

Terdapat 3 komponen dalam pengembangan kapasitas pemerintah


adaptif, yaitu pengembangan SDM adaptif, penguatan organisasi
adaptif, dan pembaharuan institusional adaptif. Adapun pedoman
prilaku, yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;
c. Bertindak proaktif.

g. Kolaboratif
Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang
saling berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai
tujuan, berbagi informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan bersama untuk
menyelesaikan berbagai masalah. Emily R. Lai menjelaskan,
“Collaboration is the mutual engagement of participants in a coordinated
effort to solve a problem together. Collaborative interactions are
characterized by shared goals, symmetry of structure, and a high degree
of negotiation, interactivy, and interdependence.”. Definisi tersebut
menjelaskan bahwa kolaborasi adalah keterlibatan bersama dalam
upaya terkoordinasi untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
Interaksi kolaboratif ditandai dengan tujuan bersama, struktur yang
simeteris dengan negosiasi tingkat tinggi melalui intertivitas dan adanya
saling ketergantungan. Irawan (2017) mengungkapkan bahwa
collaborative governance sebagai sebuah proses yang melibatkan norma
bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance.
Hal ini mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting
untuk kolaborasi, yaitu, forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau
lembaga, peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat
langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi public, forum secara resmi diatur dan
22
bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk membuat keputusan
dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik),
dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen. Ada 3
tahapan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi,
yaitu:
a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012),
Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang
terjadi, dimana proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan,
face to face dialogue, commitment to process, pemahaman bersama,
serta pengambangan outcome antara. Desain kelembagaan yang salah
satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan juga
mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan
outcome yang diharapkan. Panduan perilaku kolaboratif organisasi yang
memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami
dan perlu terjadi;
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka;
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau
mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan
tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari
konflik;
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap
kualitas layanan yang diberikan.

23
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), aktivitas
kolaborasi antar organisasi, yaitu:
a. Kerjasama Informal;
b. Perjanjian Bantuan Bersama;
c. Memberikan Pelatihan;
d. Menerima Pelatihan;
e. Perencanaan Bersama;
f. Menyediakan Peralatan;
g. Menerima Peralatan;
h. Memberikan Bantuan Teknis;
i. Menerima Bantuan Teknis;
j. Memberikan Pengelolaan Hibah;
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar
lembaga pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public.Sedangkan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
menurut Custumato (2021), yaitu ketidakjelasan batasan masalah karena
perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi, dasar hukum
kolaborasi juga tidak jelas. Adapun panduan prilakunya, yaitu:
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.

2.3.2 Kedudukan dan Peran ASN


Peran dan kedudukan ASN dapat dilihat dari kemampuan
memahami manajemen ASN, Whole Of Government (WOG), serta
Pelayanan Publik.
a. Manajemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek
dalam mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik

24
untuk PNS maupun PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang
ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode
etik ASN (Lembaga Administrasi Negara, 2017).
1. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a). Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik.
b). Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c). Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, seseorang dan golongan.
3. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan

25
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.Agar
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK
yang diatur di Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang ASN
sebagai berikut. Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak
sebagai berikut:
1. Gaji, tunjangan dan fasilitas
2. Cuti
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4. Perlindungan
5. Pengembangan kompetensi Selain hak sebagaimana disebutkan
di atas, berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21
kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya.
Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau
tanggunan yang bersifat kontraktual.
Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya
diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang
ASN wajib:
1) Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 195, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah
yang berwewenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan penuh tanggung jawab

26
6) Menunjukan Integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun
didalam kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undang dan
bersedia ditempatkan diseluruh Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU no.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN
sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar pegawai ASN:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundangundangan dan etika
pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;

27
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN;
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenaidisiplin pegawai ASN.
b. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar
pada perspekti fliterasi digital smart ASN. Literasi digital adalah
lingkungan yang kaya akan informasi. Transformasi digital disektor
pendidikan Indonesia muncul berbagai perbincangan, regulasi
pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi digital
dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia.
Terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak yang
sangat luar biasa dalam aspek ini .
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi
oleh internet. Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam
masyarakat Indonesia tidak terlepas dengan perubahan tekhnologi
komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek (GagapTeknologi) dan
informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-
aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan
internet yang digunakan dalam nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi
untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas
tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat.
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
a. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi
Pegawai ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma
dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan
atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku

28
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika
tinggi dan bertanggung jawab

b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam
menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan
nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap
penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Seorang
PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional.
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS
sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan
tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan
kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan
yang lebih besar,yaitu kepentingan bangsa dan Negara di atas
segalanya.
c. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan
kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai
oleh sebuah organisasi.
d. Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual
dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat
kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar
bangsa yang sangat tinggi

29
e. Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi
yakni dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi
produk IT (informasi Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak
memanfaatkan internet yang digunakan dalam meningkatkan
kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian
kepada masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan
menguasai bahasa Asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan
lain sebagainya.
f. Berjiwa hospitality ( Keramahan )
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan
menarik budi bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam
setiap menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan
khususnya dalam menampilkan pelayanan prima kepada
masyarakat
g. ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada
kesuksesan professional maupun personal.
h. ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya
keberanian, kreativitas, inovatif, pantang menyerah, dan cerdas
dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung
jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa
depan orang banyak. Kehidupan orang banyak ,kesejahteraan
masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan
Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

30
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu


3.1.1 Identifikasi Isu
Dari hasil pegamatan penulis selama bekerja di Ruang Lambu
Barakati Anak Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara kurang lebih 1 tahun, terdapat beberapa isu yang menjadi
permasalahan, yaitu :
1. Belum optimalnya edukasi tentang mobilisasi pasca operasi karena
minimnya media edukasi.
 Kondisi saat ini di Ruang Lambu barakati Anak, pemberian edukasi
tentang mobilisasi kepada pasien pasca operasi belum optimal
dilaksanakan karena minimnya media edukasi, tidak lengkapnya
informasi/edukasi yang diberikan menyebabkan pasien merasa
takut melakukan pergerakan Sehingga asuhan keperawatan yang
diberikan tidak maksimal.
 Dampak jika masalah tidak terselesaikan adalah proses
penyembuhan penyakit menjadi lebih lama dan beresiko terjadinya
komplikasi yang dapat memperburuk kondisi pasien.
2. Belum optimalnya penggunaan handsanitizer terhadap pemahaman
pasien dan keluarga pasien dari bahaya infeksi nosokomial
 Kondisi saat ini diRuang Lambu Barakati Anak, setiap ruang
perawatan ditempati oleh 2-3 pasien. Handsanitizer yang tersedia
diruangan tidak dimanfaatkan dengan baik terutama oleh keluarga
pasien yang datang berkunjung ke ruangan pasien. Sosialisasi
penggunaan handsanitizer telah dilakukan, faktanya keluarga
pasien masih bersikap acuh tak acuh.
 Dampak jika masalah tidak terselesaikan adalah pasien terkena
infeksi nosokomial dan memperpanjang masa perawatan di Rumah
Sakit.
3. Belum optimalnya penerapan jam kunjung pasien.
 Kondisi saat ini di Ruang Lambu Barakati Anak, pembatasan jam

31
kunjung pasien belum optimal dilakukan sehingga keluarga pasien
datang berkunjung di waktu-waktu yang seharusnya digunakan
pasien untuk beristirahat.
 Dampak jika masalah tidak terselesaikan adalah kebutuhan istrahat
dan tidur pasien tidak terpenuhi yang akan mempengaruhi kondisi
kesehatan pasien

Tabel 3.1 Identifikasi Isu


No Identifikasi Kondisi Kondisi yang Kaitan dengan
Isu Sekarang Diharapkan Agenda III
1 Belum Sebagian Pasien dan keluarga Manajemen ASN :
optimalnya besar pasien memahami tentang Dalam melaksanakan
edukasi masih tahapan mobilisasi edukasi penulis
tentang pasca operasi
merasa takut bersikap hormat,
mobilisasi sehingga mengurangi
pasca untuk rasa takut untuk sopan dan tanpa
operasi melakukan melakukan gerakan tekanan.
gerakan setelah operasi
setelah Smart ASN :
tindakan Dalam memberikan
operasi pendidikan kesehatan
memanfaatkan
teknologi untuk
meningkatkan
efektifitas dan efisiensi
kerja.
2 Belum Handsanitizer Optimalnya Manajemen ASN :
optimalnya yang penggunaan Dalam memberikan
penggunaan disediakan handsanitizer oleh sosialisasi tentang
handsanitizer belum pasien dan keluarga penggunaan
terhadap digunakan pasien
handsanitizer dengan
pemahaman secara
pasien dan optimal oleh penuh tanggung
keluarga pasien dan jawab.
pasien dari keluarga
bahaya pasien Smart ASN :
infeksi Dalam melakukan
nosokomial upaya promotif
memiliki sifat dan sikap
profesionalisme,
hospitality/keramahan,
dalam menampilkan
pelayanan prima
kepada masyarakat.
32
3 Belum Jam Keluarga datang Manajemen ASN :
optimalnya kunjungan membesuk Melaksanakan tugas
penerapan pasien belum /berkunjung sesuai dengan cermat dan
jam kunjung diterapkan dengan jam kunjung disiplin serta
pasien sehingga pasien. bertanggung jawab
banyak dalam memfasilitasi
keluarga lingkungan yang
datang tenang dan aman.
berkunjung
dijam-jam Smart ASN :
istrahat Dalam melaksanakan
pasien tugas menertibkan
jumlah pembesuk ASN
wajib mengutamakan
prinsip keramahan dan
itegritas.

3.1.2 Penetapan Isu Prioritas


Penyusunan perioritas isu dilakukan dengan cara pemberian nilai
dengan skala 1-5. Isu dengan total nilai tertinggi merupakan isu prioritas
dengan metode APKL.
 Aktual (A) : Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan
sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
 Problematik (P) : Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya secara komprehensif.
 Kekhalayakan(K) : Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak.
 Kelayakan (L) : Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal,
realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah.
Berikut merupakan hasil penilaian isu dengan menggunakan metode
APKL :

33
Tabel 3.2 Penetapan Isu Dengan APKL

Kriteria Jumlah
No Issue Skor Rangking
A P K L
1 Belum optimalnya edukasi
tentang mobilisasi pasca
operasi karena minimnya
media edukasi. 5 4 5 4 18 I
1
.
2 Belum optimalnya
penggunaan handsanitizer
terhadap pemahaman 4 4 4 4 16 II
pasien dan keluarga pasien
dari bahaya infeksi
nosokomial

3 Belum optimalnya
penerapan jam kunjung
pasien 3 5 3 4 15 III

Keterangan skor 1-5 :


5 : sangat besar
4 : Besar
3 : Sedang
2 : Kecil
1 : Sangat Kecil

Berdasarkan isu yang di uji dengan menggunakan metode APKL,


maka dapat diperoleh isu prioritas yang harus ditangani terlebih dahulu,
yaitu belum optimalnya edukasi tentang mobilisasi pasca operasi.
Sehingga perlu dilakukan optimalisasi pendidikan kesehatan dalam
pemberian asuhan keperawatan menggunakan media edukasi sehingga
pemahaman pasien dan keluarga pasien meningkat. Oleh karena itu
penulis melakukan laporan kegiatan aktualisasi dengan judul : “Edukasi
Mobilisasi Pasca Operasi di Ruang Lambu Barakati Anak Rumah
Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.

34
3.1.3 Analisis Isu

- Penyembuhan pasien Belum Optimalnya edukasi


menjadi lebih lama
tentang mobilisasi pasca operasi
- Dapat memperburuk
kondisi penyakit
pasien

Edukasi dilakukan Belum melakukan Pasien takut


tanpa media pendidikan kesehatan melakukan
dengan lengkap pergerakan pasca
kepada pasien operasi

Minimnya media Kurang Kesadaran Kurang Pengetahun


edukasi perawat

Pendidikan Kesehatan dengan


Media Leaflet

Gambar 2.1 Mind Mapping Faktor penyebab Masalah

Keterangan :

: Dampak

: Masalah

: Akar Masalah

: Solusi Kreatif

35
Berdasarkan analisis isu menggunakan Mind Mapping, faktor yang
menyebabkan sehingga terjadinya isu yaitu minimnya media edukasi yang
digunakan, kurangnya kesadaran perawat dalam memberikan edukasi yang
lengkap kepada pasien dan kurangnya pengetahun yang menyebabkan
pasien merasa takut untuk melakukan pergerakan pasca operasi.

3.2 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu

Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut diatas, dengan merujuk


pada penyebabnya adalah kurangnya media edukasi yang digunakan, belum
lengkapnya edukasi tentang tahapan mobilisasi yang diberikan serta kurangnya
pengetahun yang menyebabkan pasien merasa takut untuk melakukan
pergerakan pasca operasi adalah melakukan Sosialisasi kepada pasien dan
keluarga tentang tahapan mobilisasi pasca operasi melalui media edukasi
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien maupun
keluarga pasien.

3.3 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan

A. Nama : Hapsa Putrianty, Amd. Kep


B. Jabatan : PerawatTerampil
C. Unit Kerja : RSU Bahteramas
D. Identifikasi Isu : Belum optimalnya edukasi tentang
mobilisasi pasca operasi
E. Isu yang diangkat : Belum optimalnya edukasi tentang
mobilisasi pasca operasi
F. Gagasan pemecahan isu : Edukasi tentang
mobilisasi pasca operasi
Langkah-langkah kegiatan kreatif dalam penyelesaian isu :
1. Mengkonsultasikan dengan mentor dan meminta dukungan terkait kegiatan
aktualisasi
a. Menyiapkan bahan untuk konsultasi ;
b. Menghubungi mentor dan membuat janji untuk melakukan konsultasi
c. Melakukan konsultasi
d. Mencatat hasil konsultasi

36
2. Membuat leaflet
a. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat leaflet;
b. Membuat design leaflet;
c. Mencetak leaflet;
3. Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga menggunakan media leaflet
a. Melakukan kontrak waktu;
b. Menyiapkan bahan pre test dan post test;
c. Melakukan pre test
d. Melakukan edukasi.
e. Melakukan post test
f. Menyampaikan informasi mobilisasi melalui media elektronik
4. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan
a. Merecap nilai pre test dan post test
b. Membuat laporan hasil kegiatan
c. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada atasan

37
Tabel 3.3 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN SUBSTANSI MATA TERHADAP NILAI
PELATIHAN VISI, MISI DAN ORGANISASI
TUSI
ORGANISASI
1. Mengkonsultasikan 1. Menyiapkan  Tersedianya Akuntabel : Dalam Memberikan Akuntabilitas,
dengan mentor dan bahan bahan menyiapkan bahan kontribusi sesuai Bermental
meminta dukungan konsultasi konsultasi konsultasi penulis misi Rumah pemenang,
terkait kegiatan  dokumentasi mengangkat data yang Sakit nomor 1 Komitmen,
aktualisasi. sebenarnya dan dapat yaitu Disiplin dan
dipertanggungjawabka Menyelenggarak Kerjasama
n. an pelayanan
Kompeten : Penulis kesehatan
melaksanakan tugas paripurna dan
dengan kualitas bermutu yang
terbaik sehingga mengutamakan
dihasilkan data/bahan keselamatanpasi
konsultasi yang akurat. en.

2. Menghubungi  Tersedianya Harmonis :


mentor dan jadwal Menyesuaikan jadwal
membuat janji konsultasi konsultasi dengan
untuk  Dokumentasi waktu luang yang
melakukan dimiliki mentor adalah
konsultasi cara menghargai
orang lain dan
membangun
lingkungan kerja yang
kondusif.

38
Adaptif : Jadwal
konsultasi bersifat
fleksibel disesuaikan
dengan waktu mentor.

3. Melakukan  Didapatkan Berorientasi


konsultasi hasil konsultasi pelayanan : Penulis
dengan berupa bersikap ramah, sopan
mentor/pimpina persetujuan dan berpakaian rapih.
n mengenai isu Kolaboratif: Penulis
dan gagasan terbuka dalam
kreatif bekerjasama .
 Lembar Adaptif : Penulis tidak
persetujuan kaku dalam menerima
aktualisasi masukan berupa kritik
 Dokumentasi dan saran dari
mentor/atasan.
Loyal : Penulis
menyampaikan
pendapat dengan
sikap hormat kepada
atasan/mentor.

4. Mencatat hasil  Didapatkannya Akuntabilitas :


konsultasi dan notulensi hasil Penulis akan memiliki
meminta konsultasi kejelasan target
dukungan  Surat mengenai arahan dari
terkait kegiatan Pernyataan mentor.
aktualisasi Dukungan
 Dokumentasi

39
2. Membuat Leaflet 1. Meyiapkan alat  Tersedianya Berorientasi Memberikan Bermental
dan bahan alat dan bahan pelayanan : Penulis kontribusi sesuai pemenang dan
untuk membuat untuk cekatan menyiapkan misi Rumah berjiwa
leaflet membuat alat dan bahan. Sakit nomor 1 enrepeneur
leaflet Akuntabilitas : yaitu
 Dokumentasi Penulis menyiapkan Menyelenggarak
alat dan bahan an pelayanan
sebagai bentuk kesehatan
tanggung jawab. paripurna dan
2. Membuat  Tersedianya Adaptif : Penulis terus bermutu yang
design leaflet design leaflet berinovasi dan mengutamakan
 Dokumentasi mengembangkan keselamatanpasi
kreativias untuk en.
menghasilkan design
yang menarik.
Kompeten: Penulis
meningkatkan
kompetensi dalam
menggunakan
teknologi untuk
membuat design
leaflet.
Kolaboratif : Penulis
terbuka membangun
kerja sama dengan
yang ahli dibidangnya
untuk menghasilkan
design leaflet yang
baik dan menarik.
Berorientasi
pelayanan:
Penulis melakukan
40
perbaikan tiada henti
guna menghasilkan
konten leaflet yang
sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat.

3. Mencetak  Tersedianya Akuntabel : Penulis


leaflet leaflet mencetak leaflet
 Dokumentasi dengan menggunakan
barang milik negara
secara bertanggung
jawab, efektif dan
efisien.
Kolaboratif:
Penulis terbuka
membangun kerja
sama dengan yang
ahli dibidangnya.

3. Memberikan 1. Membuat  Adanya Harmonis: Ketika Menyelenggarak Empati


edukasi pada kontrak waktu kesepakatan menetapkan waktu an pendidikan, terhadap
pasien dan keluarga dengan waktu edukasi penulis pelatiahan dan pasien,
menggunakan keluarga pasien pelaksanaan menghargai penelitian yang keterbukaan
media leaflet kegiatan kesempatan keluarga berkualiatas dan dan
edukasi pasien. berdaya saing. transparansi
 Dokumentasi Berorientasi terhadap
Pelayanan : Ketika pemberian
menetapkan waktu informasi.
penulis menggunkan
bahasa yang ramah
dan menyesuaikan
41
dengan kebutuhan
pasien dan keluarga
2. Menyiapkan  Tersedianya Kompeten : Penulis
bahan pretest bahan pretest menyiapkan bahan
dan post test dan post test pretest dan post test
 Kuisioner dengan kualitas
pretest dan terbaik.
post test Kolaboratif: Penulis
terbuka dalam
bekerjasama dengan
teman sejawat dan
mentor/atasan dalam
menyusun bahan pre
testdan post test.
Loyal : Penulis
menyampaikan
pendapat dengan
sikap hormat kepada
atasan/mentor.

3. Memberikan  Keluarga Akuntabel: Penulis


pre-test Pasien mengisi datang sesuai waktu
pretest yang telah disetujui
 dokumentasi bersama.
Beorientasi
pelayanan: Ketika
berkomunikasi dengan
keluarga pasien
penulis bersikap
ramah, menggunakan
bahasa yang sopan
dan mengerti akan
42
kebutuhan privasi
pasien dan keluarga.
Loyal : Pada saat
melakukan
dokumentasi
pelaksanaan pre test
penulis tidak
menampilkan gambar
wajah pasien maupun
keluarga tanpa izin.
Harmonis: Ketika
memberikan pre test
penulis selalu
menghargai pendapat
keluarga pasien.

4. Memberikan  Terlaksananya Akuntabel: Penulis


edukasi kegiatan dapat
edukasi mempertanggung
 Dokumentasi jawabkan edukasi
yang diberikan kepada
keluarga pasien.
Beorientasi
pelayanan: Ketika
berkomunikasi dengan
keluarga pasien
penulis bersikap
ramah, menggunakan
bahasa yang sopan
dan mengerti akan
kebutuhan privasi
pasien dan keluarga.
43
Loyal : Pada saat
melakukan
dokumentasi
pelaksanaan edukasi
penulis tidak
menampilkan gambar
wajah pasien maupun
keluarga tanpa izin.
Kompeten : Dalam
memberikan edukasi
penulis membantu
pasien dan keluarga
untuk terus belajar.
Harmonis: Ketika
memberikan edukasi
penulis selalu
menghargai pendapat
keluarga pasien.
Adaptif :Dalam
memberikan edukasi
penulis menggunakan
media leaflet.

5. Melakukan Post  Terlaksananya Beorientasi


Test post test pelayanan: Ketika
 Dokumentasi berkomunikasi dengan
keluarga pasien
penulis bersikap
ramah, menggunakan
bahasa yang sopan
dan mengerti akan
kebutuhan privasi
44
pasien dan keluarga.
Loyal : Pada saat
melakukan
dokumentasi
pelaksanaan post test
penulis tidak
menampilkan gambar
wajah pasien maupun
keluarga tanpa izin
Harmonis: Ketika
memberikan post test
penulis selalu
menghargai pendapat
keluarga pasien.

6. Menyampaikan  Tersampaikann Berorientasi


Informasi ya informasi Pelayanan : informasi
melalui media  Dokumentasi yang diberikan
Elektronik menggunakan bahasa
yang sopan, ramah
dan mudah dimengerti
oleh keluarga pasien.
Akuntabel : penulis
dapat
mempertanggungjawa
bkan informasi yang
diberikan kepada
keluarga pasien
Harmonis : saat
menyampaikan
informasi melalui
45
media elektronik
penulis menghargai
perbedaan keyakinan
dengan keluarga
pasien.
Adaptif : penulis
menggunakan media
elektronik untuk
membantu efektifitas
edukasi yang diberikan
kepada keluarga
pasien.
4. Melakukan 1. Merekap nilai  Tersedianya Kompeten: Dalam Menyelenggarak
pelaporan pretest dan rekapan nilai merekap nilai test an pendidikan,
pelaksanaan post test pretest dan penulis melaksanakan pelatihan
kegiatan post test dengan kualitas
 Dokumentasi terbaik.
Akuntabel : Dalam
merekap nilai penulis
bersikap jujurdan
berintegritas tinggi.

2. Membuat  Tersedianya Kompeten: Dalam


laporan hasil laporan hasil membuat laporan
kegiatan kegiatan penulis melaksanakan
 Dokumentasi dengan kualitas
terbaik.
Akuntabel : Dalam
membuat laporan
penulis bersikap
jujurdan berintegritas
tinggi.
46
Adaptif: Dalam
membuat laporan hasil
kegiatan penulis terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas.

3. Melaporkan  Terjadinya Harmonis: Dalam


hasil pelaporan hasil melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan kegiatan kepada
kegiatan  Dokumentasi atasan penulis
bersikap hormat.
Berorientasi
pelayanan: Pada saat
menyampaikan
laporan penulis
berpenampilan rapih,
ramah dan sopan.

Kendari, 14 Mei 2022

Menyetujui,

COACH, Peserta,

MUH. ILHAM , SE., MM HAPSA PUTRIANTY, A.Md.Kep


NIP.19800618 201001 1 003 NIP.19941001 202012 2 006
19
47
48
3.6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi


MEI
No Kegiaa JUNI
. n 16 17 18 19 20 21 22 23 24 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 16 17 18
5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5
1 Mengkonsultasikan dengan
mentor dan meminta
dukungan terkait kegiatan
aktualisasi.

Membuat leaflet
2

Memberi edukasi kepada


pasien dan keluarga
3 mengenai mobilisasi pasca
operasi dengan media
leaflet

4 Melakukan evaluasi

Ket :
= Hari Libur
= Libur Hari Raya Waisak, Kenaikan Isa Almasih, harilahirpancasila
= Pelaksanaan Kegiatan/Tahapan Kegiatan

49
50
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1 Realisasi Kegiatan


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Realisasi Keterangan
1 Mengkonsultasikan 1. Menyiapkan bahan Tidak ada Kegiatan
dengan mentor konsultasi kendala dalam terlaksana
dan meminta 2. Menghubungi pelaksanaan sesuai dengan
dukungan terkait mentor dan kegiatan ini, waktu yang
kegiatan membuat janji kegiatan ditentukan.
aktualisasi. untuk melakukan dilaksanakan
konsultasi pada tanggal
3. Melakukan 17-18 Mei 2022
konsultasi dengan
mentor/pimpinan
4. Mencatat hasil
konsultasi dan
meminta dukungan
terkait kegiatan
aktualisasi
2 Membuat Leaflet 1. Menyiapkan alat Tidak ada  Menyiapkan
dan bahan untuk kendala dalam bahan / materi
membuat leaflet pelaksanaan membutuhkan
2. Membuat design kegiatan ini, waktu lebih
leaflet kegiatan lama karena
3. Mencetak leaflet dilaksanakan peserta harus
pada tanggal memastikan
19-26 Mei 2022 materi edukasi
yang diberikan
dapat
dipertanggung
jawabkan.

3 Memberikan 1. Membuat kontrak  Terjadi  Menyiapkan


edukasi pada waktu dengan perubahan bahan pre test
keluarga pasien pasien dan dalam tahapan dan post test
menggunakan keluarga kegiatan. membutuhkan
media leaflet 2. Menyiapkan bahan Menyiapkan waktu lebih
pretest dan post bahan pre test lama karena
test dan post test pernyataan-
3. Memberikan pre- menjadi pernyataan
test tahapan yang
4. Memberikan kegiatan satu dicantumkan
edukasi dan Kontrak dapat
5. Melakukan post waktu dengan mencerminkan
test keluarga tingkat
6. Menyampaikan pasien pengetahuan
informasi melalui menjadi keluarga
media elektronik tahapan pasien tentang
kegiatan dua. mobilisasi.
 Kontrak waktu  Beberapa
pemberian pasien
edukasi menjalani
dilaksanakan perawatan
setelah pasien intensif
kembali (pindah ICU)
keruangan pasca
Lambu menjalani
Barakati Anak operasi.
pasca
menjalani
operasi.
4 Melakukan 1. Merekap nilai Tidak ada Kegiatan
pelaporan pretest dan post kendala dalam terlaksana
pelaksanaan test pelaksanaan sesuai dengan
kegiatan 2. Membuat laporan kegiatan ini, waktu yang
hasil kegiatan kegiatan ditentukan.
3. Melaporkan hasil dilaksanakan
pelaksanaan pada tanggal
kegiatan 13-18 Juni 2022

4.2 Capaian Aktualisasi


4.2.1 Kegiatan 1 : Mengkonsultasikan dengan mentor dan meminta dukungan
terkait kegiatan aktualisasi.
Tahap Kegiatan : Menyiapkan bahan konsultasi
Tanggal Pelaksanaan : 17 Mei 2022
Output : Tersedianya bahan konsultasi
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Akuntabel : Dalam menyiapkan bahan


Nilai-nilai Dasar konsultasi peserta mengangkat data yang
sebenarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kompeten : Peserta melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik sehingga dihasilkan
data/bahan konsultasi yang akurat.
Tahap Kegiatan : Menghubungi mentor dan membuat janji untuk
melakukan konsultasi
Tanggal Pelaksanaan : 17 Mei 2022
Output : Tersedianya jadwal konsultasi
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Harmonis : Menyesuaikan jadwal konsultasi


Nilai-nilai Dasar dengan waktu luang yang dimiliki mentor
adalah cara menghargai orang lain dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Adaptif : Jadwal konsultasi bersifat fleksibel
disesuaikan dengan waktu mentor.

Tahap Kegiatan : Melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan


Tanggal Pelaksanaan : 18 Mei 2022
Output :  Didapatkan hasil konsultasi berupa
persetujuan mengenai isu dan gagasan
kreatif
 Lembar persetujuan aktualisasi
Dokumentasi
Keterkaitan Dengan : Berorientasi pelayanan : Peserta bersikap
Nilai-nilai Dasar ramah, sopan dan berpakaian rapih.
Kolaboratif: Peserta terbuka dalam
bekerjasama .
Adaptif : Peserta tidak kaku dalam
menerima masukan berupa kritik dan saran
dari mentor/atasan.
Loyal : Peserta menyampaikan pendapat
dengan sikap hormat kepada atasan/mentor.

Tahap Kegiatan : Mencatat hasil konsultasi dan meminta dukungan


terkait kegiatan aktualisasi
Tanggal Pelaksanaan : 18 Mei 2022
Output :  Didapatkannya notulensi hasil konsultasi
 Surat Pernyataan Dukungan
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Akuntabilitas : Peserta akan memiliki


Nilai-nilai Dasar kejelasan target mengenai arahan dari
mentor.

4.2.2 Kegiatan 2 : Membuat Leaflet


Tahap Kegiatan : Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat leaflet
Tanggal Pelaksanaan : 19 Mei 2022
Output :  Tersedianya alat dan bahan untuk
membuat leaflet
Dokumentasi
Keterkaitan Dengan : Berorientasi pelayanan : Peserta cekatan
Nilai-nilai Dasar menyiapkan alat dan bahan.
Akuntabilitas : Peserta menggunakan
barang milik Negara dengan penuh tanggung
jawab, efektif dan efisien serta
mengumpulkan materi edukasi dengan
penuh tanggung jawab.
Harmonis: Ketika mengumpulkan
bahan/materi edukasi peserta selalu
menghargai pendapat teman sejawat.
Loyal : Peserta menyediakan informasi yang
dibutuhkan pasien dan keluarga.
Kolaboratif : Peserta terbuka dalam
bekerjasama dengan teman sejawat,
mentor/atasan dalam menyusun
bahan/materi edukasi.

Tahap Kegiatan : Membuat design leaflet


Tanggal Pelaksanaan : 19-25 Mei 2022
Output :  Tersedianya design leaflet
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Berorientasi pelayanan:


Nilai-nilai Dasar Peserta melakukan perbaikan tiada henti
guna menghasilkan konten leaflet yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kompeten: Peserta meningkatkan
kompetensi dalam menggunakan teknologi
untuk membuat design leaflet.
Adaptif : Peserta terus berinovasi dan
mengembangkan kreativias untuk
menghasilkan design yang menarik.

Tahap Kegiatan : Mencetak leaflet


Tanggal Pelaksanaan : 25 Mei 2022
Output :  Tersedianya leaflet
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Akuntabel : Peserta mencetak leaflet


Nilai-nilai Dasar dengan menggunakan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien.

4.2.3 Kegiatan 3 : Memberikan edukasi pada keluarga pasien menggunakan


media leaflet

Tahap Kegiatan : Menyiapkan bahan pretest dan post test


Tanggal Pelaksanaan : 27-28 Mei 2022
Output :  Tersedianya bahan pretest dan post test
 Kuisioner pretest dan post test
Dokumentasi
Keterkaitan Dengan : Kompeten : Peserta menyiapkan bahan
Nilai-nilai Dasar pretest dan post test dengan kualitas terbaik.
Loyal : Peserta menyampaikan pendapat
dengan sikap hormat kepada atasan/mentor.
Kolaboratif: Peserta terbuka dalam
bekerjasama dengan teman sejawat,
mentor/atasan dalam menyusun bahan
pretest dan post test.

Tahap Kegiatan : Membuat kontrak waktu dengan keluarga pasien


Tanggal Pelaksanaan : 30 Mei-11Juni 2022
Output :  Adanya kesepakatan waktu pelaksanaan
kegiatan edukasi
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Harmonis: Ketika menetapkan waktu


Nilai-nilai Dasar edukasi peserta menghargai kesempatan
keluarga pasien.
Berorientasi Pelayanan : Ketika
menetapkan waktu peserta menggunkan
bahasa yang ramah dan menyesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan keluarga

Tahap Kegiatan : Memberikan pre-test


Tanggal Pelaksanaan : 30 Mei-11 Juni 2022
Output :  Keluarga Pasien mengisi pretest
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Akuntabel: Peserta datang sesuai waktu


Nilai-nilai Dasar yang telah disetujui bersama.
Beorientasi pelayanan: Ketika
berkomunikasi dengan keluarga pasien
peserta bersikap ramah, menggunakan
bahasa yang sopan dan mengerti akan
kebutuhan privasi pasien dan keluarga.
Loyal : Pada saat melakukan dokumentasi
pelaksanaan pre test peserta tidak
menampilkan gambar wajah pasien maupun
keluarga tanpa izin.
Harmonis: Ketika memberikan pre test
peserta selalu menghargai pendapat
keluarga pasien.
Tahap Kegiatan : Memberikan edukasi
Tanggal Pelaksanaan : 30 Mei-11Juni 2022
Output :  Terlaksananya kegiatan edukasi
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Akuntabel: edukasi yang diberikan kepada


Nilai-nilai Dasar keluarga pasien dapat
dipertanggungjawabkan oleh peserta.
Beorientasi pelayanan: Ketika memberikan
edukasi kepada keluarga pasien bersikap
ramah, menggunakan bahasa yang sopan
dan mengerti akan kebutuhan privasi pasien
dan keluarga.
Loyal : Pada saat melakukan dokumentasi
pelaksanaan edukasi peserta tidak
menampilkan gambar wajah pasien maupun
keluarga tanpa izin.
Kompeten : Dalam memberikan edukasi
peserta membantu pasien dan keluarga
untuk terus belajar.
Harmonis: Ketika memberikan edukasi
peserta selalu menghargai pendapat
keluarga pasien.
Adaptif :Dalam memberikan edukasi peserta
menggunakan media leaflet.
Kolaboratif : peserta bekerja sama dengan
keluarga pasien dalam realisasi mobilisasi
pasien.

Tahap Kegiatan : Melakukan Post Test


Tanggal Pelaksanaan : 30 Mei-11 Juni 2022
Output :  Terlaksananya post test
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Beorientasi pelayanan: Ketika


Nilai-nilai Dasar berkomunikasi dengan keluarga pasien
peserta bersikap ramah, menggunakan
bahasa yang sopan dan mengerti akan
kebutuhan privasi pasien dan keluarga.
Loyal : Pada saat melakukan dokumentasi
pelaksanaan post test peserta tidak
menampilkan gambar wajah pasien maupun
keluarga tanpa izin
Harmonis: Ketika memberikan post test
peserta selalu menghargai pendapat
keluarga pasien.

Tahap Kegiatan : Menyampaikan Informasi melalui media Elektronik


Tanggal Pelaksanaan : 30 Mei-11Juni 2022
Output :  Tersampaikannya informasi
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Berorientasi Pelayanan : informasi yang


Nilai-nilai Dasar diberikan menggunakan bahasa yang sopan,
ramah dan mudah dimengerti oleh keluarga
pasien.
Akuntabel : peserta dapat
mempertanggungjawabkan informasi yang
diberikan kepada keluarga pasien
Harmonis : saat menyampaikan informasi
melalui media elektronik peserta menghargai
perbedaan keyakinan dengan keluarga
pasien.
Adaptif : peserta menggunakan media
elektronik untuk membantu efektifitas
edukasi yang diberikan kepada keluarga
pasien.
4.2.4 Kegiatan 4 : Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Tahap Kegiatan : Merekap nilai pretest dan post test


Tanggal Pelaksanaan : 13 Juni 2022
Output :  Tersedianya rekapan nilai pretest dan
post test
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Kompeten: Dalam merekap nilai test peserta


Nilai-nilai Dasar melaksanakan dengan kualitas terbaik.
Akuntabel : Dalam merekap nilai peserta
bersikap jujur dan berintegritas tinggi.

Tahap Kegiatan : Membuat laporan hasil kegiatan


Tanggal Pelaksanaan : 13-17Juni 2022
Output :  Tersedianya laporan hasil kegiatan
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Kompeten: Dalam membuat laporan peserta


Nilai-nilai Dasar melaksanakan dengan kualitas terbaik.
Akuntabel : Dalam membuat laporan
peserta bersikap jujur dan berintegritas
tinggi.
Adaptif: Dalam membuat laporan hasil
kegiatan peserta terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas.
Tahap Kegiatan : Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
Tanggal Pelaksanaan : 17-18Juni 2022
Output :  Terjadinya pelaporan hasil kegiatan
Dokumentasi

Keterkaitan Dengan : Harmonis: Dalam melaporkan hasil kegiatan


Nilai-nilai Dasar kepada atasan peserta bersikap hormat.
Berorientasi pelayanan: Pada saat
menyampaikan laporan peserta
berpenampilan rapih, ramah dan sopan
Loyal : Peserta menyampaikan pendapat
dengan sikap hormat kepada atasan/mentor.
Kolaboratif : peserta terbuka untuk bekerja
sama.
4.3 Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK)

Kegiatan Jumlah Aktualisasi


No Mata
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 perMP
Pelatihan
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 Berorientasi 1 1 2 2 5 5 1 1 9 9
Pelayanan

2 Akuntabel 2 2 2 2 2 3 2 2 8 9

3 Kompeten 1 1 1 1 2 2 2 2 6 6

4 Harmonis 1 1 1 1 4 5 1 1 7 8

5 Loyal 1 1 1 1 4 4 1 1 7 7

6 Adaptif 2 2 1 1 2 2 1 1 6 6

7 Kolaboratif 1 1 2 1 1 2 1 1 5 5

Jumlah Aktualisasi 9 9 10 9 20 23 9 9
per Kegiatan

63
4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu

No Aspek Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Keterangan


1 Belum Optimalnya Sebelumnya edukasi tentang Setelah pemberian edukasi Optimalnya
edukasi Tentang mobilisasi pasca operasi menggunakan media leaflet ada edukasi
Mobilisasi Pasca menggunakan media belum pernah peningkatan pengetahuan dari tentang
Operasi dilaksanakan. Berdasarkan hasil keluarga pasien tentang tujuan, mobilisasi
observasi selama peserta bekerja di kerugian dan tahapan dari pasca operasi.
Ruangan Lambu Barakati Anak dan mobilisasi pasca operasi. Di
didukung oleh hasil pre test dukung oleh data hasil post test
diperoleh data bahwa sebagian dan observasi setelah pemberian
besar keluarga pasien menganggap edukasi keluarga pasien sudah
bahwa mobilisasi/latihan pergerakan bisa memberikan pemahaman
pasca operasi dapat menyebabkan kepada pasien untuk latihan
efek samping seperti menimbulkan mobilisasi. Keluarga adalah orang
infeksi pada luka jahitan sehingga terdekat pasien sehingga penting
pasien dibiarkan tiduran saja. Selain untuk memberikan pemahaman
itu terdapat pemahaman yang salah yang benar tentang mobilisasi
dari keluarga pasien tentang pasca operasi untuk mendukung
mobilisasi pasca operasi yang dapat proses penyembuhan pasien.
mempercepat proses kesembuhan
sehingga keluarga pasien mengikuti
keinginan pasien untuk BAB/BAK ke
kamar mandi sebelum waktu yang
dianjurkan.

64
4.5 Manfaat Terselesaikannya Core Isu
1) Individu Peserta
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, peserta dapat menerapkan nilai-
nilai dasar sebagai ASN di lingkungan kerja dalam menjalankan fungsinya
sebagai pelayan public, dan dapat memfokuskan asuhan sesuai kebutuhan
kesehatan pasien.
2) Instansi
Pemberian edukasi mengenai mobilisasi pasca operasi dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien sesuai
dengan visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
3) Stakeholders
Peningkatan pemahaman keluarga pasien mengenai mobilisasi pasca
operasi dapat menurunkan resiko perburukan kondisi penyakit pasien.

4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi

No Kegiatan Output Durasi Para Pihak Sumber Keterangan


Dan Terlibat Biaya
Waktu
1 Memberikan Tersedianya Durasi ± Staf Lambu Rp. 0,- Vidio direkam
Edukasi pada vidio 5 menit Barakati menggunakan
pasien dan edukasi Anak handphone
keluarga dan di edit
menggunakan menggunakan
media fasilitas yang
edukasi vidio ada di
Ruangan
Lambu
Barakati Anak
(computer
dan wifi)

65
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktualisasi ini telah dilakukan di ruangan Lambu Barakati Anak Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas. Isu yang dipilih belum optimalnya pendidikan
kesehatan tentang mobilisasi pasca operasi.
Sebelum dilakukannya edukasi menggunakan media leaflet, sebagian besar
keluarga pasien menganggap bahwa mobilisasi/latihan pergerakan pasca operasi
dapat menyebabkan efek samping seperti menimbulkan infeksi pada luka jahitan
sehingga pasien dibiarkan tiduran saja.
Setelah dilakukannya edukasi menggunakan media leaflet ada peningkatan
pengetahuan dari keluarga pasien tentang tujuan, kerugian dan tahapan dari
mobilisasi pasca operasi. Di dukung oleh data hasil post test dan observasi setelah
pemberian edukasi keluarga pasien sudah bisa memberikan pemahaman kepada
pasien untuk latihan mobilisasi.

B. Saran
1. Untuk Penyelenggara Pelatihan
Diharapkan sebagai penyelenggara pelatihan dasar calon PNS dilingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk terus memberikan pembinaan
melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menambah wawasan dan kreativitas
peserta pelatihan sehingga menghasilkan ASN yang BerAKHLAK setelah
kembali ke instansi tempat bekerja.
2. Untuk Instansi RSUD Bahteramas
Diharapkan kegiatan ini dapat terus berkelanjutan dengan memanfaatkan
teknologi sebagai media edukasi sehingga informasi tentang mobilisasi pasca
operasi akan lebih mudah untuk diakses sebagai bentuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan paripurna sesuai visi dan misi Rumah sakit.

66
LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT
AKTUALISASI DAN HABITUASI

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : HAPSA PUTRIANTY, A.MD.KEP
NIP : 19941001 202012 2 006
Jabatan : Perawat Terampil
Instansi : RSUD Bahteramas
Adalah peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan 2C Angkatan XXIX tahun 2022
berkomitmen untuk menindaklanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar
Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BerAKHLAK) sesuai kedudukan dan peran sebagai PNS dalam NKRI.

Tabel Rencana Aksi Edukasi tentang Mobilisasi Pasca Operasi di Ruangan Lambu
Barakati Anak RSUD Bahteramas.
No Rencana Aksi/Kegiatan Keterkaitan Dengan Nilai Rencana Waktu
yang Akan Dilanjutkan Dasar BerAKHLAK Dan Mata Pelaksanaan
Pelatihan Agenda III
1 Memberikan Edukasi Berorientasi pelayanan : Mulai Juli 2022
pada pasien dan melakukan perbaikan tiada
keluarga menggunakan henti sesuai kebutuhan
media edukasi vidio masyarakat.
Akuntabel : vidio yang
ditampilkan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kompeten : melakukan tugas
dengan kualitas terbaik.
Harmonis : dalam membuat
vidio peserta menghargai
pendapat mentor/pimpinan dan
teman sejawat.
Loyal : Mengungkapkan
pendapat dengan sikap hormat
kepada mentor/pimpinan.
Adaptif : terus berinovasi dan
67
mengembangkan kreatifitas
untuk menghasilkan video
edukasi yang menarik.
Kolaboratif : terbuka dalam
bekerjasama dengan yang ahli
dibidangnya.

Manajemen ASN :
Pendidikan kesehatan
diberikan sebagai upaya
mendukung pelayanan
keperawatan yang berkualitas.
Smart ASN :
Dalam memberikan pendidikan
kesehatan memanfaatkan
teknologi untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja
sehingga pelayanan public
menjadi lebih optimal.
Demikian untuk menjadi periksa.

Kendari, Juni 2022


Mengetahui Pembuat Komitmen
Mentor Peserta

(Hasratin, S.Kep.,Ns.) (Hapsa Putrianty, A.Md.Kep)


Nip. 19810528 200902 2 006 Nip. 19941001 202012 2 006

68
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bukti Pengendalian Pembelajaran oleh Mentor

Nama Peserta : Hapsa putrianty, A.Md.Kep


Nip : 19941001 202012 2 006
Unit Kerja : RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Jabatan : Perawat Terampil
Rumusan Isu : Belum Optimalnya Pendidikan Kesehatan Tentang
Mobilisasi Pasca Operasi

1) Kegiatan 1 : Mengkonsultasikan dengan mentor dan meminta dukungan terkait


kegiatan aktualisasi.

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.

Output/Hasil Semua output kegiatan sudah


tercapai.

Keterkaitan Substansi Mata Kegiatan yang dilaksanakan memiliki


Pelatihan keterkaitan dengan mata pelatihan.

Kontribusi Terhadap Kegiatan yang dilakukan dapat


Visi,Misi Dan Tusi berkontribusi terhadap visi, misi dan
Organisasi tusi organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.

2) Kegiatan 2 : Membuat Leaflet

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.
Output/Hasil Semua output kegiatan sudah
tercapai.
Keterkaitan Substansi Mata Kegiatan yang dilaksanakan memiliki
Pelatihan keterkaitan dengan mata pelatihan.
Kontribusi Terhadap Kegiatan yang dilakukan dapat
Visi,Misi Dan Tusi berkontribusi terhadap visi, misi dan
Organisasi tusi organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.

3) Kegiatan 3 : Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga menggunakan media


leaflet

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.
Output/Hasil Semua output kegiatan sudah
tercapai.
Keterkaitan Substansi Mata Kegiatan yang dilaksanakan memiliki
Pelatihan keterkaitan dengan mata pelatihan.
Kontribusi Terhadap Kegiatan yang dilakukan dapat
Visi,Misi Dan Tusi berkontribusi terhadap visi, misi dan
Organisasi tusi organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.

4) Kegiatan 4 : Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf


Mentor
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.

Output/Hasil Semua output kegiatan sudah


tercapai.

Keterkaitan Substansi Mata Kegiatan yang dilaksanakan memiliki


Pelatihan keterkaitan dengan mata pelatihan.

Kontribusi Terhadap Kegiatan yang dilakukan dapat


Visi,Misi Dan Tusi berkontribusi terhadap visi, misi dan
Organisasi tusi organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.
Lampiran 2. Bukti Pengendalian Pembelajaran oleh Coach

Nama Peserta : Hapsa putrianty, A.Md.Kep


Nip : 19941001 202012 2 006
Unit Kerja : RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Jabatan : Perawat Terampil
Rumusan Isu : Belum Optimalnya Pendidikan Kesehatan Tentang
Mobilisasi Pasca Operasi

1) Kegiatan 1 : Mengkonsultasikan dengan mentor dan meminta dukungan terkait


kegiatan aktualisasi.

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan


Media
Coaching
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.
Output Kegiatan Semua output kegiatan sudah
Terhadap tercapai.
Pemecahan Isu
Keterkaitan Substansi Kegiatan yang dilaksanakan memiliki
Mata keterkaitan dengan mata pelatihan.
Pelatihan
Kontribusi Terhadap Kegiatan yang dilakukan dapat
Tusi berkontribusi terhadap tusi
Organisasi organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.

2) Kegiatan 2 : Membuat Leaflet

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan


Media
Coaching
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.
Output Kegiatan Semua output kegiatan sudah
Terhadap tercapai.
Pemecahan Isu
Keterkaitan Substansi Mata Kegiatan yang dilaksanakan memiliki
Pelatihan keterkaitan dengan mata pelatihan.
Kontribusi Terhadap Kegiatan yang dilakukan dapat
Tusi berkontribusi terhadap tusi
Organisasi organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.
3) Kegiatan 3 : Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga
menggunakan medialeaflet

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan


Media
Coaching
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.
Output Kegiatan Terhadap Semua output kegiatan sudah
Pemecahan Isu tercapai.
Keterkaitan Substansi Mata Kegiatan yang dilaksanakan memiliki
Pelatihan keterkaitan dengan mata pelatihan.

Kontribusi Terhadap Tusi Kegiatan yang dilakukan dapat


Organisasi berkontribusi terhadap tusi
organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.

4) Kegiatan 4 : Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan


Media
Coaching
Tahapan Kegiatan Semua tahapan kegiatan sudah
terlaksana dengan baik.
Output Kegiatan Terhadap Semua output kegiatan sudah
Pemecahan Isu tercapai.
Keterkaitan Substansi Mata Kegiatan yang dilaksanakan memiliki
Pelatihan keterkaitan dengan mata pelatihan.
Kontribusi Terhadap Tusi Kegiatan yang dilakukan dapat
Organisasi berkontribusi terhadap tusi
organisasi.
Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan yang dilakukan memiliki
penguatan nilai organisasi.

Coach,

Muh. Ilham, SE.,MM


NIP. 19800618 201001 1 003
Lampiran 3. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan

1) Kegiatan 1 : Mengkonsultasikan dengan mentor dan meminta dukungan terkait


kegiatan aktualisasi.

Tahap Kegiatan 1 : Menyiapkan bahan konsultasi


Tahap Kegiatan 2 : Menghubungi mentor dan membuat janji untuk melakukan
konsultasi

Tahap Kegiatan 3 : Melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan


Tahap Kegiatan 4 : Mencatat hasil konsultasi dan meminta dukungan terkait
kegiatan aktualisasi
2) Kegiatan 2 : Membuat Leaflet

Tahapan Kegiatan 1 : Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat leaflet


Tahapan Kegiatan 2 : Membuat design leaflet
Tahapan Kegiatan 3 : Mencetak leaflet
3) Kegiatan 3 : Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga menggunakan
Media leaflet

Tahapan Kegiatan 1 : Menyiapkan bahan pretest dan post test

Tahapan Kegiatan 2 : Membuat kontrak waktu dengan pasien dan keluarga


KONTRAK WAKTU PELAKSANAAN EDUKASI MOBILISASI PASCA OPERASI DI RUANGAN
LAMBU BARAKATI ANAK RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

No Tanggal Nama Orangtua/Wali Kontrak Waktu Edukasi Paraf


Pasien

1 02-06-2022 Abdul latif 19.30-selesai

2 03-06-2022 Idaroyani 16.00-selesai

3 03-06-2022 Ridayanti 17.00-selesai

4 04-06-2022 Kadek agus dwi nukarna 16.30-selesai

5 05-06-2022 Sennaria 17.00-selesai

6 06-06-2022 Herman 17.30-selesai

7 07-06-2022 Nur hidayatul hawa 16.00-selesai

8 08-06-2022 Mildawati 17.00-selesai

9 08-06-2022 Santi indrayani 16.00-selesai

10 11-06-2022 Windi ikraini 17.30-selesai


Tahapan Kegiatan 3 : Memberikan pre-test
Tahapan Kegiatan 4 : Memberikan edukasi
Tahapan Kegiatan 5 : Melakukan post test
Tahapan Kegiatan 6 : Menyampaikan informasi melalui media elektronik
Kegiatan 4 : Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan
Tahapan kegiatan 1 : Merekap nilai pretest dan post test
Tahapan Kegiatan 2 : Membuat laporan hasil kegiatan

Tahapan Kegiatan 3 : Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai