Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. PNS merupakan unsur utama sumber daya
manusia aparatur negara yang mempunyai peranan dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS diwujudkan dengan sikap dan
perilaku yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik,
profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi
perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk membentuk sosok PNS seperti tersebut diatas,
sebelum ditetapkan statusnya menjadi PNS maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dalam bentuk Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(Latsar CPNS).
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan
terintegrasi bagi CPNS selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi
ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian Undang-Undang ASN
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) menerjemahkan amanat Undang-Undang tersebut dalam
bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara RI No.10 Tahun 2021, tentang Perubahan Atas Peraturan Lembaga
Administrasi Negara No.1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS.
Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan
serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan,
dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.
Untuk dapat mewujudkan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang memegang nilai-nilai
dasar BERAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
dan Kolaboratif). Nilai-nilai tersebut setelah dipelajari dalam Pelatihan Dasar (LATSAR), maka
peserta Latsar dituntut untuk dapat menerapkan nilai-nilai tersebut sebagai prinsip yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Agar aktualisasi dapat dilaksanakan dengan
baik, maka perlu adanya suatu perencanaan atau rancangan demi tercapainya tujuan aktualisasi
dan habituasi yang diaplikasikan dalam suatu rancangan aktualisasi yang selanjutnya akan
dilaksanakan di tempat habituasi.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy merupakan rumah sakit rujukan Provinsi
Maluku yang menjalankan pelayanan kesehatan bagi masayrakat Maluku sejak tahun 1946.
Perkembangan dunia kesehatan menuntut RSUD dr. M. Haulussy terus berkembang dari tahun
ke tahun. Hingga saat ini RSUD telah menjalankan Pelayanan medik antara lain pelayanan IGD
24 jam, pelayanan medik dasar spesialis (Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah dan Obsgyn),
pelayanan medik spesialis penunjang (Anestesi, Radiologi, Patologi dan Rehabilitasi medik),
pelayanan medik penujang lainya (Paru, THT, Mata, Syaraf, Jantung, Bedah Tulang dan
Kedokteran Forensik). Selain pelayanan medik adapun pelayanan kefarmasian, pelayanan
keperawatan dan kebidanan, perawatan penunjang klinik dan non klinik serta pelayanan rawat
inap.
Berdasarkan pengamatan selama bekerja kurang lebih 2 bulan dan diskusi dengan rekan
kerja lainnya didapatkan beberapa masalah yang butuh pemecahan. Masalah-masalah tersebut
berkaitan dalam pelayanan pasien baik di Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun di Instalasi
Rawat Inap. Serah terima pasien atau dikenal sebagai handover merupakan salah satu bagian
dari proses pelayanan di rumah sakit. handover adalah proses pengalihan wewenang dan
tanggung jawab utama untuk memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke
pengasuh yang lain, termasuk dokter jaga IGD, dokter ruangan, asisten dokter ataupun perawat.
Serah terima pasien yang efektif mendukung informasi penting dalam kontinuitas perawatan dan
pengobatan. Namun, serah terima pasien yang tidak efektif dan buruk dapat berkontribusi
terhadap kesalahan dan pelanggaran dalam keselamatan perawatan pasien termasuk kesalahan
pengobatan sampai kematian pasien, maka dari itu dibutuhkan keterampilan dalam melakukan
handover sehingga didapatkan hasil yang optimal dalam perawatan.
Di RSUD dr. M. Haulussy, pelaksanaan serah terima pasien antar dokter belum dilakukan
secara optimal. Beban kerja dokter, khususnya dokter jaga IGD yang cukup tinggi dinilai
berkontribusi, karena selain bertugas menangani kasus kegawatdaruratan di IGD, dokter jaga
juga melaksanakan visite pasien di ruangan intensif dan ruangan rawat inap yang dilaporkan oleh
perawat di luar jam kerja. Belum adanya kejelasan prosedur berupa standar prosedur operasional
(SPO) dalam pelaksanaan serah terima pasien antar dokter menjadi salah satu penyebab
masalah/isu tersebut. Dokter juga belum konsisten melakukan handover di samping tempat tidur
pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien (metode bedside handover), dimana
beberapa dokter masih melakukan metode tradisional atau melakukan serah terima pasien hanya
di meja dokter. Selain itu, pola komunikasi efektif (komunikasi SBAR) sebagai parameter mutu
pelayanan dalam menyampaikan kondisi perkembangan pasien saat handover juga belum
diterapkan dengan baik oleh dokter.
Masih ada dokter yang tidak disiplin waktu (datang terlambat) sehingga waktu handover
terbatas dan dilaksanakan secara terburu-buru. Beberapa dokter masih kurang teliti dalam
pengisian catatan perkembangan pasien terintegrasi pada rekam medis, dan juga belum ada suatu
pencatatan terpadu atau sebuah inovasi yang dapat memudahkan dokter dalam melaksanakan
handover sehingga menyebabkan beberapa informasi penting yang seharusnya disampaikan
terkait dengan kondisi perkembangan pasien menjadi terlewatkan. Kurangnya pengawasan
pelaksanaan handover antar dokter dan belum adanya pendokumentasian sebagai transparansi
dalam evaluasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, dengan rancangan
kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membantu mengatasi isu tersebut dan menghadirkan
inovasi yang dapat menjadi sebuah solusi, sehingga pelaksanaan serah terima pasien (handover)
antar dokter dalam melakukan tugas jaga di RSUD dr. M. Haulussy menjadi optimal.

1.2. Tujuan Aktualisasi


Tujuan dari rancangan aktualisasi ini adalah terlaksananya nilai- nilai dasar ASN
BerAKHLAK serta manajemen ASN dan Smart ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis
sebagai Dokter Umum di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dr. M. Haulussy serta terwujudnya
optimalisasi pelayanan medik oleh tenaga Kesehatan di IGD RSUD dr. M. Haulussy dan
terwujudnya penerapan serah terima (handover) pasien melalui komunikasi efektif antar dokter
jaga di IGD RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.
1.3. Ruang Lingkup
1) Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Aktualisasi ini dilaksanakan di unit kerja tempat penulis bertugas yaitu di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy
2) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan aktualisasi dilaksanakan selama satu bulan yaitu dimulai dari 16
November 2022 sampai dengan 19 Desember 2022.
3) Kegiatan
Terdapat beberapa rancangan kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan
aktualisasi. Rancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Menyusun standar operasional prosedur (SOP) serah terima (handover) pasien
antar dokter jaga.
b) Membuat buku operan jaga dokter.
c) Sosialisasi SOP dan buku operan jaga dokter kepada dokter jaga di di IGD
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.
d) Pelaksanaan serah terima pasien sesuai SOP dengan metode bedside handover
dan komunikasi SBAR.
e) Pelaksanaan serah terima pasien antar dokter dengan menggunakan buku operan
jaga.
f) Pengawasan dan evaluasi serah terima pasien antar dokter.
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

RSUD Dr.M.Haulussy sebagai rumah sakit kelas B non pendidikan merupakan rumah
sakit rujukan Provinsi Maluku yang merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632 pulau
besar dan kecil. Luas daratan Provinsi Maluku yang hanya 7,6% dari luas wilayah 712.479,69
km2 dihuni oleh 1.200.000 jiwa.

2.1. Deskripsi Singkat Unit Kerja RSUD dr. M. Haulussy


Rencana pembangunan Rumah Sakit diprakarsai oleh 3 (tiga) orang dokter, masing-
masing Dr. D. P. Tahitu, Dr. K. A. Staa dan Dr. L. Huliselan pada tahun 1946. Pada tahun 1947
dimulailah penggusuran tanah, sedangkan pembangunan baru dimulai tahun 1948. Pada tahun
1950 sudah dibangun ruangan lelaki, ruangan wanita dan ruangan menular, masing-masing
391,56 m2. Belum sempat rumah sakit difungsikan terjadi pendaratan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) di Ambon, sehingga xdxrakyat di daerah Kuda Mati, Benteng dan sekitarnya mengungsi
dan tinggal di rumah sakit. Setelah keadaan pulih kembali, rakyat yang mengungsi kembali ke
rumah mereka. Bangunan rumah sakit ini dimanfaatkan lagi oleh TNI dan keluarganya sebagai
asrama. Tahun 1951 bangunan rumah sakit dikosongkan namun dalam keadaan rusak berat
sehinga perlu diperbaiki lagi.
Disamping perbaikan dibangun pula asrama bagi siswa juru rawat lelaki dan kantor tata
usaha sementara seluas 391,56 m2, asrama siswa juru rawat wanita, laboratorium, klinik OK,
ruang interne sementara seluas 391,56 m2,dapur, gudang, tempat cuci, ruangan rontgen, kamar
operasi sementara seluas 627,40 m2, kamar mayat seluas 78 m2, garasi seluas 72 m2 dan kamar
mesin listrik seluas 35 m2. Rumah sakit baru diresmikan pada tanggal 3 Maret 1954 dengan
nama Rumah Sakit Umum Ambon dan dipimpin oleh Dr.L. Huliselan sebagai Kepala Rumah
Sakit Umum Ambon yang pertama. Kapasitas Rumah Sakit Umum Ambon pada saat peresmian
adalah 90 tempat tidur yang terdiri dari :
1. Ruang Lelaki
a. Chirurgie lelaki : 20 tempat tidur
b. Interne lelaki : 20 tempat tidur
2. Ruang Wanita
a. Chirurgie wanita : 10 tempat tidur
b. Interne wanita : 10 tempat tidur
c. Kebidanan : 5 tempat tidur
d. Anak : 5 tempat tidur
3. Ruang Menular
Paru – paru : 20 tempat tidur
Pada saat peresmian telah terisi 48 tempat tidur, yaitu penderita yang dipindahkan dari
rumah sakit tentara. Jumlah tenaga paramedis yang ada pada waktu itu sebanyak 51 orang.
Mereka adalah pegawai DKR (Djawatan Kesehatan Rakyat) yang bekerja di Rumah Sakit
Tentara dan dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Ambon. Dengan keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 51/Men.Kes/SK/II/79, tanggal 22 Februari 1979 Rumah Sakit Umum
Ambon ditetapkan menjadi rumah sakit kelas C.

2.2. Perkembangan RSUD dr. M. Haulussy


Dalam perkembangannya, pada tanggal 14 Desember 1994 Rumah Sakit Umum Ambon
diubah namanya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy berdasarkan keputusan
DPRD Tingkat 1 Maluku tanggal 14 Desember 1994.
Setelah dilengkapi dengan berbagai fasilitas baik peralatan maupun tenaga spesialis,
maka terhitung mulai tanggal 22 Desember 1994, kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi kelas B
Non Pendidikan sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor 1069/Menkes/SK/1992 dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Provinsi Dati I Maluku (PERDA) Nomor 06 Tahun 1994 tanggal 22
Desember 1994. Sejak diresmikan pada tahun 1994 sampai dengan tahun 2017, Direktur RSUD
dr. M. Haulussy secara berturut-turut sebagai berikut:
1. dr. L. Huliselan : Tahun 1954 – 1959
2. dr. Nn. Tamaela : Tahun 1959 – 1963
3. dr. M. Mustafa : Tahun 1963 – 1968
4. dr. R. Soebekti : Tahun 1968 – 1970
5. dr. M. Pahama : Tahun 1970 – 1972
6. dr. M. D. Kharie : Tahun 1972 – 1975
7. dr. D. Palekahelu : Tahun 1975 – 1976
8. dr. J. Nahumury, Sp.B : Tahun 1976 – 1983
9. dr. A. F. Lokollo, MPH : Tahun 1983 – 1990
10. dr. A. Afifudin, Sp. M : Tahun 1990 – 2001
11. dr. Ny. H. Tanamal, Sp. KK : Tahun 2001 (PLT)
12. dr. J. Manuputty, MPH : Tahun 2001 – 2008
13. dr. Ny. H. Tanamal, Sp. KK : Tahun 2008 (PLT)
14. dr. F. Koedoeboen, M. Kes : Tahun 2008 – 2012
15. dr. Sri Ananta Widhya, M. Kes : Tahun 2012 – 2014
16. dr. Justini Pawa, M. Kes : Tahun 2014 – 2019
17. dr. Ritha Tahitu, M.Kes : Tahun 2019 – 2021 (PLT)
18. dr. Rodrigo Limmon, Sp. THT-KL : Tahun 2021 (PLT)
19. dr. Justini Pawa, M. Kes : Tahun 2021 (PLT)
20. dr. Zulkarnaini, Sp.JP (K) : Tahun 2022 (PLT)
21. dr. Nazzarudin, M.Sc. : Tahun 2022

2.3. Visi, Misi, Nilai-Nilai Luhur/ Organisasi RSUD dr. M. Haulussy


Visi : Maluku yang terkelola secara jujur, bersih dan melayani, terjamin dalam
kesejahteraan dan berdaulat atas gugus kepulauan
Misi :
1. Mewujudkan birokrasi yang dinamis, jujur, bersih dan melayani
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, murah dan terjangkau
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan
4. Peningkatan infrastruktur dan konektivitas gugus pulau
5. Meningkatkan suasana kondusif untuk investasi, budaya dan pariwisata
6. Mewujudkan sumber daya manusia yang professional, kreatif, mandiri dan
berprestasi
Nilai-Nilai Luhur / Organisasi
Tabel 1. Nilai-nilai luhur organisasi
P Profesional Didasari pada sikap dan perilaku kerja yang
menjunjung tinggi, etika dan standar profesi
E Efisien Biaya minimal dengan hasil yang optimal
L Lancar Pelayanan yang berkesinambungan
A Aman Memberikan rasa aman bio-psiko, sosio-
spiritual

G Giat Sikap dan perilaku kerja yang kreatif


A Akurat Kecermatan dan kecepatan dalam pelayanan
N Nyaman Lingkungan bersih, indah, asri dan suasana
tertib
D Disiplin Etos kerja yang tinggi
O Optimis Penerapan standar untuk pencapaian optimal
N Nurani Ketulusan dalam melayani
G Gairah Kerja Bersemangat dalam bekerja

2.4. Tugas Pokok, Fungsi, Tujuan dan Sasaran RSUD dr. M. Haulussy
a. Tugas Pokok
Rumah Sakit Umum Daerah bertugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan.
b. Fungsi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program pelayanan sesuai Rencana Strategis/RPJMD;
b. Pelayanan medis;
c. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
d. Pelayanan asuhan keperawatan;
e. Pelayanan rujukan;
f. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
g. Pelaksanaan penelitian dan penegembangan; dan
h. Pengelolaan administrasi dan keuangan.
c. Tujuan
a. Mempercepat penyembuhan, mengurangi kecacatan dan menurunkan angka
kematian.
b. Meningkatkan kemampuan sumber daya rumah sakit
c. Menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional
d. Sasaran
1. Tersedianya sumber daya yang memadai dan professional
2. Tersedianya sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
3. Terselenggaranya sistem informasi Rumah Sakit
4. Meningkatnya kebersihan lingkungan Rumah Sakit
5. Terciptanya keamanan dan ketertiban Rumah Sakit
6. Tersedianya master plan Rumah Sakit untuk pengembangan pembangunan
7. Tersedianya pemilikan tanah Rumah Sakit
8. Terlaksananya pengembangan dan penelitian untuk peningkatan mutu pelayanan
9. Terakreditasi rumah sakit paripurna versi 2012
10. Berfungsinya komite profesi di rumah sakit
11. Tertatanya sistim penerimaan dan pemulangan pasien pada unit rawat jalan &
rawat inap
12. Tertibnya administrasi bagi peserta kartu sehat dan ASKES
13. Terciptanya kerja sama lintas sektor dan lintas program
14. Tertatanya administrasi dan managemen rumah sakit
15. Tersedianya sarana penunjang diagnostic
2.5. Logo dan Motto RSUD dr. M. Haulussy
Logo RSUD dr. M. Haulussy mengikuti logo Pemerintah Provinsi Maluku

Motto RSUD dr. M. Haulussy adalah “Kami Ada Untuk Melayani”

2.6. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum di RSUD dr. M. Haulussy
Sebagai dokter umum yang melaksanakan aktualisasi di RSUD dr. M. Haulussy Ambon
tidak lepas dari tugas pokok dan uraian tugas yang harus diembankan selama melaksanakan
aktualisasi.
1. Tugas Pokok
a. Melaksanakan pelayanan medik di IGD selama 24 jam secara bergiliran
b. Berperan serta dalam proses akreditasi rumah sakit.
2. Uraian Tugas :
a. Dokter IGD
 Good attitude (tidak hanya sikap yang baik, tetapi sifat yang baik dan pikiran
yang positif).
 Product knowledge (mengerti tentang obat – obatan yang tersedia di rumah sakit
dan ketentuan/program – program rumah sakit).
 Datang tepat waktu sesuai shift jaga.
 Memeriksa pasien IGD.
 Mengkonsultasikan pasien yang akan dirawatinapkan kepada DPJP sebelum
masuk ke ruangan
 Membantu memberikan pertolongan bagi pasien rawat inap yang membutuhkan
pertolongan gawat darurat dalam kondisi dokter ruangan tersebut
berhalangan/menangani pasien emergensi yang lain.
 Membuat keterangan medik dan laporan untuk pasien, pasien dengan
kecelakaan/asuransi.
 Merujuk pasien yang tidak dapat ditangani ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
yang diperlukan.
 Mengisi form pasien gawat darurat (asesmen gawat darurat)
 Melakukan serah terima tugas jaga dengan dokter shift berikutya.
 Berperan aktif dalam pennggulangan bencana sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.

2.7 Struktur Organisasi


Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy terdiri dari :
a. Direktur;
b. Wakil Direktur, terdiri dari :
1. Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan
2. Wakil Direktur Penunjang Medis; dan
3. Wakil Direktur Program dan Keuangan.
c. Sekretaris, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Humas; dan
2. Sub Bagian Kepegawaian.
d. Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Medis; dan
2. Seksi Pengendalian Mutu Pelayanan.
e. Bidang Keperawatan, terdiri dari :
1. Seksi Bimbingan Asuhan dan Pelayanan Keperawatan; dan
2. Seksi Bimbingan Mutu dan Etika Keperawatan.
f. Bidang Pendidikan , Penelitian dan Akreditasi, terdiri dari :
1. Seksi Pendidikan dan Penelitian; dan
2. Seksi Pengembangan dan Akreditasi
g. Bidang Penunjang Diagnostik dan Logistik, terdiri dari :
1. Seksi Penunjang Diagnostik; dan
2. Seksi penunjang Logistik
h. Bidang Program, terdiri dari :
1. Seksi Penyusunan Program; dan
2. Seksi Monitoring Evaluasi Program dan Promosi.
i. Bidang Keuangan, terdiri dari :
1. Seksi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana; dan
2. Seksi Verifikasi dan Akuntansi.
j. Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUD dr. M. Haulussy


BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi Isu


Dalam melaksanakan tugas sebagai Dokter Umum pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
M. Haulussy Ambon, serta berdasarkan hasil koordinasi dan konsultasi, berhasil dikumpulkan
beberapa isu yang dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pelayanan kesehatan rumah
sakit, antara lain:

3.1.1. Belum diterapkannya sistem registrasi online untuk pasien di instalasi rawat
jalan
Pertambahan penduduk yang semakin padat terutama di Indonesia sekarang ini
mengharuskan kita semua untuk membudayakan budaya antri dimanapun kita berada
terutama tempat-tempat berkumpulnya aktivitas masyarakat yang padat. Fenomena ini
biasa terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia
untuk penyelenggaraan pelayanan. Sehubungan dengan berlakunya kebiasaan baru atau
New Normal pencegahan covid-19 dari pemerintah, diharapkan adanya penerapan adaptasi
kebiasaan baru khususnya pada pelayanan poliklinik rawat jalan. Hal ini dirasa perlu agar
pasien tidak perlu mengantri terlalu lama, berdesak-desakan dan menghindari kerumunan.
Di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, sistem registrasi pasien bersifat konvensional dan
pencatatan dilakukan secara manual karena tidak tersedia sistem registrasi online. Pasien
mendaftar secara manual, membuat antrian yang panjang dan berkerumun, petugas
pendaftaran menjadi kewalahan.

3.1.2. Belum diterapkannya pencatatan rekam medis secara online


Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sstem
informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses
manajemenrumah sakit mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, rekam
medis, apotek, gudang farmasi, SIMRS juga menangani sistem komputerisasi baik
hardware maupun software rumah sakit, melalui sistem jaringan komputer/internet rumah
sakit, website, billing system untuk pelayanan pasien. spek penting dalam rekam medis
adalah privasi dan autentifikasi. Karena itulah, dalam rekam medis elektronik, privasi dan
autentifikasi pun tidak lupa harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena dampak atas tidak
tersedianya kedua hal ini dapat sangatlah besar baik dalam bidang medis maupun sosial
bagi pihak pasien dan rumah sakit. Bila dalam rekam medis konvensional, kedua hal ini
dijaga dengan cara disimpan dalam ruangan arsip yang hanya boleh dimasuki pihak rumah
sakit berwenang.
Pencatatan rekam medis di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dilakukan secara
konvensional karena belum ada penerapan SIMRS, padahal hal ini sudah banyak dilakukan
pada beberapa rumah sakit lain di Kota Ambon. Dampaknya status rekam medis pasien
menjadi tercecer, membutuhkan banyak ruang untuk penyimpanan arsip, dapat mencemari
lingkungan karena tidak menerapkan prinsip paperless, kebocoran data klinis pasien dan
penyelewengan, RS menjadi tertinggal, kinerja tidak optimal.

3.1.3. Kurangnya komunikasi efektif dan belum optimalnya serah terima ( handover)
pasien antar dokter jaga IGD
Komunikasi yang efektif menggabungkan antara keterampilan termasuk
komunikasi nonverbal dan keterampilan mendengarkan. Ketika profesional kesehatan tidak
berkomunikasi secara efektif maka yang menjadi risiko adalah keselamatan pasien.
Pelaksanaan serah terima pasien diperlukan komunikasi yang efektif sebagaimana pada
Permenkes RI No. 1691/MENKES PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit dikatakan bahwa sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal- hal sebagai
berikut: ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan resiko
jatuh. Kesenjangan yang terjadi pada saat serah terima pasien di akibatkan karena
komunikasi yang tidak lengkap sehingga dapat menyebabkan gangguan dalam pelayanan
yang berpotensi membahayakan pasien.
Di RSUD dr. M. Haulussy, pelaksanaan serah terima pasien antar dokter belum
dilakukan secara optimal. Beban kerja dokter, khususnya dokter jaga IGD yang cukup tinggi
dinilai berkontribusi, karena selain bertugas menangani kasus kegawatdaruratan di IGD,
dokter jaga juga melaksanakan visite pasien di ruangan intensif dan ruangan rawat inap yang
dilaporkan oleh perawat di luar jam kerja. Belum adanya kejelasan prosedur berupa standar
prosedur operasional (SOP) dalam pelaksanaan serah terima pasien antar dokter menjadi
salah satu penyebab masalah/isu tersebut. Dokter juga belum konsisten melakukan handover
di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien (metode
bedside handover), dimana beberapa dokter masih melakukan metode tradisional atau
melakukan serah terima pasien hanya di meja dokter. Selain itu, pola komunikasi efektif
(komunikasi SBAR) sebagai parameter mutu pelayanan dalam menyampaikan kondisi
perkembangan pasien saat handover juga belum diterapkan dengan baik oleh dokter.

3.2. Isu Prioritas


Berdasarkan proses identifikasi isu yang telah ada, maka untuk mendapatkan satu isu
prioritas sebagai isu yang akan diangkat pada saat aktualisasi, maka saya menggunakan suatu
metode analisis penentuan isu yaitu metode analsisis USG (Urgency, Seriousness dan Growth).
Metode analisis matriks USG merupakan salah satu metode analisis kualitatif yang dapat
digunakan untuk mengukur apakah RSUD Cendrawasih memiliki kemendesakkan isu,
kegawatan isu dan berkembangnya isu. Analisis tersebut dirincikan sebagai berikut:
a. Urgency (kemendesakan isu): masalah harus segera dipecahkan berkaitan dengan
ketersediaan waktu.
b. Seriousness (kegawatan isu): seberapa serius suatu masalah dapat menimbulkan masalah lain
yang lebih serius.
c. Growth (berkembangnya isu): kemungkinan masalah tersebut berkembangan semakin
memburuk jika tidak ditanggulangi.
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan skor berdasarkan skala likert dari nilai 1
(satu) sampai dengan 5 (lima) pada setiap masalah yang telah teridentifikasi, dimana nilai 1
(satu) untuk isu dengan tingkat USG yang paling rendah dan nilai 5 (lima) untuk masalah dengan
tingkat USG yang paling tinggi. Kemudian masalah utama yang dijadikan isu prioritas
ditentukan berdasarkan nilai skor total yang paling besar (Budi dkk, 2021) 5. Adapun penilaian
dan penentuannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Matriks Analisis USG
Seriousnes
N Priorita
Urgency s Growth
o Isu Total s
(U) (S) (G)
Belum diterapkannya
1 sistem registrasi online 4 4 4 12 III
pasien di instalasi
rawat jalan
Belum diterapkannya
2 4 4 5 13 II
pencatatan rekam
medis secara online
Kurangnya
komunikasi
3 5 5 5 15 I
efektif dan belum
optimalnya serah
terima pasien antar
dokter jaga IGD
Ket: Skala Likert 1 – 5 : Sangat Rendah (1), Rendah (2), Cukup (3), Tinggi (4), Sangat Tinggi
(5)

Berdasarkan hasil Analisa USG, maka dipilih isu Ketiga yaitu “Kurangnya komunikasi
efektif dan belum optimalnya serah terima (handover) pasien antar dokter jaga IGD” yang
akan dihabituasikan selama aktualisasi pada unit kerja di Puskesmas Taniwel. Keputusan ini
diambil berdasarkan perhitungan nilai Urgency, Seriousness, dan Growth dari isu tersebut
memiliki jumlah nilai total tertinggi.

3.3. Gagasan Pemecahan Isu


Dalam rangka mengurangi insiden kejadian yang tidak diharapkan khususnya di instalasi
gawat darurat akibat kurangnya komunikasi efektif dan belum optimalnya serah terima pasien,
maka akan memberikan dampak kepada pasien maupun rumah sakit seagai wadah pelayanan.
Sehingga, untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pasien juga untuk meningkatkan
kualitas pelayanan rumah sakit, maka gagasan pemecahan isu yang diangkat sebagai isu prioritas
dan sudah dilakukan analisis menggunakan matriks USG, yaitu: “Penerapan standar serah
terima (handover) pasien antar dokter jaga melalui komunikasi efektif di IGD RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon”.
3.4. Kegiatan-kegiatan Inisiatif / Kreatifitas
Dalam rangka mewujudkan gagasan pemecahan isu dapat berjalan dengan baik, maka
saya melakukan beberapa kegiatan, yaitu:
1) Menyusun standar operasional prosedur (SOP) serah terima (handover) pasien antar dokter
jaga.
2) Membuat buku operan jaga dokter.
3) Sosialisasi SOP dan buku operan jaga dokter kepada dokter jaga di di IGD RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon.
4) Pelaksanaan serah terima pasien sesuai SOP dengan metode bedside handover dan
komunikasi SBAR.
5) Pelaksanaan serah terima pasien antar dokter dengan menggunakan buku operan jaga.
6) Pengawasan dan evaluasi serah terima pasien antar dokter.
Sedangkan untuk tahapan kegiatan, output, keterkaitan substansi mata pelatihan, kontribusi
terhadap visi misi, dan penguatan nilai organisasi dapat dilihat pada Tabel 3. Tahapan kegiatan
berisi langkah-langkah yang dilakukan selama proses aktualisasi. Output adalah luaran yang
dihasilkan pada akhir kegiatan, bisa dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Keterkaitan
substansi mata pelatihan merupakan bentuk implementasi kegiatan yang dihubungkan dengan
Core Value ASN yaitu BerAKHLAK. Kontribusi terhadap visi misi adalah manfaat yang dapat
diambil dari kegiatan aktualisasi terhadap visi dan misi Pemerintah Provinsi Maluku.
Dalam melaksanakan aktualisasi diwajibkan menerapkan perilaku yang mencerminkan Core
Values ASN BerAKHLAK yaitu:
1. Berorientasi Pelayanan
Ciri Core Values ASN berorientasi pelayanan yaitu memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan. Serta melakukan
perbaikan tiada henti (Mirdin, 2021).
2. Akuntabel
Akuntabel berarti melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta
disiplin dan berintegritas tinggi. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien, dan tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
(Handoko, 2021).
3. Kompeten
Kompeten dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah. Membantu orang lain belajar. Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
4. Harmonis
Harmonis merupakan bentuk menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Suka
menolong orang lain. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Nilai Loyal antara lain memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia
jabatan dan negara.
6. Adaptif
Adaptif adalah cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas, serta mampu bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Core Values ASN yang terakhir ini memiliki arti dapat memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (Sejati,
2021).
Tabel 2.
Keterkaitan kegiatan dengan mata substansi pelatihan
N Kontribusi terhadap
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan
o visi-misi organisasi
1 2 3 4 5 6
1. Menyusun SOP 1. Berkonsultasi dengan Terwrujudnya a. Berorientasi Pelayanan : melakukan Kegitan ini berkontribusi
serah terima atasan terkait dengan standar pelayanan konsultasi dengan cekatan, mampu pada :
(handover) handover antar dokter kepada pasien di menjelaskan maksud dan tujuan rancangan Visi :
pasien antar yang belum optimal IGD seuai SOP aktualisasi, dan bersedia menerima masukan Maluku yang terkelola
dokter jaga 2. Mengusulkan pembuatan atau saran dari mentor dan kepala ruangan secara jujur, bersih dan
SOP handover antar tentang pembuatan SOP, melayani, terjamin
dokter jaga b. Akuntabilitas : menyelesaikan pembuatan dalam kesejahteraan dan
3. Membuat rancangan SOP sesuai dengan target waktu yang telah berdaulat atas gagasan
SOP handover antar ditentukan kepulauan.
dokter jaga dengan c. Kompeten : meminta saran dari mentor dan Misi :
referensi SOP yang ada kepala ruangan sebagai upaya melakukan Meningkatkan kualitas
4. Mereview SOP handover perbaikan, mempelajari referensi dari berbagai Pendidikan dan
dokter jaga sumber yang jelas penetapan standar Kesehatan murah dan
operasional prosedur (SOP) terjangkau
5. Menerapkan SOP
d. Harmonis : menghargai masukan yang
handover dokter jaga
diberikan oleh mentor dan kepala ruangan,
6. Pengesahan SOP
melakukan konsultasi dengan sopan dan
handover dokter jaga
ramah, meciptakan suasana harmonis antar
perawat IGD saat sosialisasi SOP
e. Loyal : berkonsultasi dengan mentor dan
kepala ruangan dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
f. Adaptif : bergerak aktif dalam upaya
melakukan perbaikan rancangan aktualisasi
sesuai dengan saran dari mentor dan kepala
ruangan, SOP yang dibuat disesuaikan dengan
kondisi dan fasilitas ruangan
g. Kolaboratif : melakukan kolaborasi dengan
kepala ruangan dan perawat IGD terkait
dengan pembuatan SOP dan pelaksanaan triase
2 Membuat buku 1. Pengusulan pembuatan Tersedianya buku a. Berorientasi Pelayanan : cekatan dan solutif Kegitan ini berkontribusi
operan jaga buku operan jaga dokter operan jaga dalam pembuatan buku operan jaga pada :
dokter dengan berkonsultasi b. Akuntabilitas : menyelesaikan proses Visi :
dengan atasan pembuatan buku operan jaga dengan tepat Maluku yang terkelola
2. Mendesain buku operan waktu secara jujur, bersih dan
jaga dokter dengan c. Kompeten : mencari referensi-referensi yang melayani, terjamin
referensi-referansi yang terbaru sesuai perkembangan ilmu untuk dalam kesejahteraan dan
ada membuat buku operan jaga berdaulat atas gagasan
3. Revisi format buku d. Harmonis : mendengarkan,menghargai dan kepulauan.
operan jaga dokter sesuai menerima pendapat mentor tentang format Misi :
masukan dan arahan buku operan jaga Meningkatkan kualitas
atasan e. Loyal : menggunakan Bahasa Indonesia yang Pendidikan dan
4. Mempersiapkan alat dan baik dan benar dalam pembuatan buku operan Kesehatan murah dan
bahan buku operan jaga jaga terjangkau
5. Membuat buku operan f. Adaptif : mengadakan perubahan jika ada
jaga perbaikan dari atasan terkait pembuatan buku
operan jaga
g. Kolaboratif : memberikan kesempatan
kepada dokter jaga IGD untuk memberi
masukan tentang pembuatan buku operan jaga.
3 Sosialisasi SOP 1. Membuat undangan Setelah dilakukan a. Berorientasi Pelayanan : melakukan Kegitan ini berkontribusi
dan buku operan sosialisasi yang ditujukan sosialisasi sosialisasi yang berorientasi pada sesame pada :
jaga kepada kepada dokter umum diharapkan para dokter jaga, sosialisasi dilakukan dengan Visi :
dokter jaga IGD melalui zoom meeting dokter IGD daoat ramah, cekatan , dan solutif sehingga para Maluku yang terkelola
RSUD Dr. M. 2. Mengundang dokter memahami alur sejawat dapat memahami dengan baik apa secara jujur, bersih dan
Haulussy Ambon umum untuk menghadiri serah terima yang disampaikan melayani, terjamin
sosialisasi dalam zoom pasien sesuai b. Akuntabilitas : melakukan sosialisasi dengan dalam kesejahteraan dan
meeting SOP penuh rasa tanggung jawab, dan menggunakan berdaulat atas gagasan
3. Mempersiapkan sarana waktu sosialisasi secara efektif dan efisien kepulauan.
dan prasarana sosialisasi c. Kompeten : mempelajari referensi dari Misi :
4. Menjelaskan maksud dan berbagai sumber sebagai bahan untuk Meningkatkan kualitas
tujuan dari sosialisasi melaksanakan sosialisasi Pendidikan dan
5. Melakukan sosialisasi d. Harmonis : menciptakan suasana harmonis Kesehatan murah dan
pada seluruh dokter yang antara sesame dokter jaga terjangkau
hadir dalam zoom meeting e. Loyal : melaksanakan sosialisasi dengan
6. Melakukan diskusi dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
tanya jawab terkait materi dan benar, serta mudah dimengerti
sosialisasi f. Adaptif : melakukan sosialisasi dengan
menggunakan media zoom meeting dan teknik
kreatif sehingga mudah mengerti
g. Kolaboratif : melakukan kolaborasi dengan
sesama rekan kerja dalam pelaksanaan
sosialisasi
4 Pelaksanaan 1. Meminta ijin kepada Terlaksananya a. Berorientasi Pelayanan : melakukan serah Kegitan ini berkontribusi
serah terima pasien untuk mengambil serah terima terima pasien dengan ramah, cekatan, dan pada :
pasien sesuai foto selama proses serah pasien sesuai bersedia melakukan perbaikan Visi :
SOP dengan terima. SOP dengan b. Akuntabilitas : bertanggung jawab penuh Maluku yang terkelola
metode bedside 2. Melakukan handover metode bedside terhadap pelaksanaan serah terima pasien secara jujur, bersih dan
handover dan sesuai SOP handover melalui c. Kompeten : melakukan serah terima pasien melayani, terjamin
komunikasi 3. Menerapkan metode komunikasi berdasarkan SOP yang berlaku dalam kesejahteraan dan
SBAR bedside handover efektif dengan d. Harmonis : menciptakan suasana harmonis berdaulat atas gagasan
4. Melakukan handover SBAR antar dokter jaga IGD saat melaksanakan kepulauan.
dengan komunikasi serah terima pasien Misi :
SBAR e. Loyal : menjaga nama baik sejawat dokter Meningkatkan kualitas
jaga, merahasiakan kondisi medis pasien Pendidikan dan
f. Adaptif : proaktif melaksanakan serah terima Kesehatan murah dan
dengan baik dan benar sesuai SOP demi terjangkau
meningkatkan standar keselamatan pasien
g. Kolaboratif : melakukan kolaborasi dengan
semua tenaga medis dalam menyelesaikan
tugas jaga
5 Pelaksanaan 1. Mempersiapkan buku Terlaksananya a. Berorientasi Pelayanan : melakukan serah Kegitan ini berkontribusi
serah terima operan Jaga serah terima terima pasien dengan ramah, cekatan, dan pada :
pasien antar 2. Melakukan pencatatan pasien sesuai bersedia melakukan perbaikan Visi :
dokter dengan perkembangan pasien di SOP dengan b. Akuntabilitas : bertanggung jawab penuh Maluku yang terkelola
menggunakan IGD dengan kondisi menggunakan terhadap pelaksanaan serah terima pasien secara jujur, bersih dan
buku operan jaga tertentu yang memerlukan buku operan jaga c. Kompeten : melakukan serah terima pasien melayani, terjamin
follow up pada buku dokter berdasarkan SOP yang berlaku dalam kesejahteraan dan
operan jaga dokter d. Harmonis : menciptakan suasana harmonis berdaulat atas gagasan
3. Melakukan handover antar dokter jaga IGD saat melaksanakan kepulauan.
sesuai SOP dengan serah terima pasien Misi :
menggunakan buku e. Loyal : menjaga nama baik sejawat dokter Meningkatkan kualitas
operan jaga dokter jaga, merahasiakan kondisi medis pasien Pendidikan dan
f. Adaptif : proaktif melaksanakan serah terima Kesehatan murah dan
dengan baik dan benar sesuai SOP demi terjangkau
meningkatkan standar keselamatan pasien
g. Kolaboratif : melakukan kolaborasi dengan
semua tenaga medis dalam menyelesaikan
tugas jaga
6 Pengawasan dan 1. Membuat lembar Tersedianya a. Berorientasi Pelayanan : melakukan tugas Kegitan ini berkontribusi
evaluasi serah checklist untuk lembar check list dengan ramah, cekatan, dan bersedia pada :
terima pasien pelaksanaan SOP pelaksanaan SOP melakukan perbaikan Visi :
antar dokter handover handover dan b. Akuntabilitas : bertanggung jawab penuh Maluku yang terkelola
2. Koordinasi dengan pencatatan buku terhadap kualitas pelayanan yang dilakukan secara jujur, bersih dan
Kepala IGD untuk operan berdasarkan SOP serah terima pasien melayani, terjamin
melakukan pengawasan c. Kompeten : memberikan pelayanan dalam kesejahteraan dan
pelaksanaan handover berkualitas demi mencapai kepuasan berdaulat atas gagasan
antar dokter pelayanan kepulauan.
3. Membuat lembar check d. Harmonis : menciptakan suasana harmonis Misi :
list evaluasi pencatatan antar kepala ruangan dan dokter jaga IGD Meningkatkan kualitas
buku overan jaga selama dilakukan proses pengawasan dan Pendidikan dan
4. Koordinasi dengan evaluasi Kesehatan murah dan
Kepala IGD untuk e. Loyal : menjaga nama baik sejawat, terjangkau
melakukan evaluasi memberikan pelayanan terbaik sebagai bentuk
terhadap pencatatan loyal kepada isntansi
buku operan jaga dokter f. Adaptif : membiasakan diri melakukan serah
terima pasien sesuai SOP yang berlaku
g. Kolaboratif : melakukan kolaborasi dengan
kepala IGD dalam melakukan pengawasan
dan evaluasi serah terima pasien antar dokter
jaga

Anda mungkin juga menyukai