PENDAHULUAN
RSUD Dr.M.Haulussy sebagai rumah sakit kelas B non pendidikan merupakan rumah
sakit rujukan Provinsi Maluku yang merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632 pulau
besar dan kecil. Luas daratan Provinsi Maluku yang hanya 7,6% dari luas wilayah 712.479,69
km2 dihuni oleh 1.200.000 jiwa.
2.4. Tugas Pokok, Fungsi, Tujuan dan Sasaran RSUD dr. M. Haulussy
a. Tugas Pokok
Rumah Sakit Umum Daerah bertugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan.
b. Fungsi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program pelayanan sesuai Rencana Strategis/RPJMD;
b. Pelayanan medis;
c. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
d. Pelayanan asuhan keperawatan;
e. Pelayanan rujukan;
f. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
g. Pelaksanaan penelitian dan penegembangan; dan
h. Pengelolaan administrasi dan keuangan.
c. Tujuan
a. Mempercepat penyembuhan, mengurangi kecacatan dan menurunkan angka
kematian.
b. Meningkatkan kemampuan sumber daya rumah sakit
c. Menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional
d. Sasaran
1. Tersedianya sumber daya yang memadai dan professional
2. Tersedianya sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
3. Terselenggaranya sistem informasi Rumah Sakit
4. Meningkatnya kebersihan lingkungan Rumah Sakit
5. Terciptanya keamanan dan ketertiban Rumah Sakit
6. Tersedianya master plan Rumah Sakit untuk pengembangan pembangunan
7. Tersedianya pemilikan tanah Rumah Sakit
8. Terlaksananya pengembangan dan penelitian untuk peningkatan mutu pelayanan
9. Terakreditasi rumah sakit paripurna versi 2012
10. Berfungsinya komite profesi di rumah sakit
11. Tertatanya sistim penerimaan dan pemulangan pasien pada unit rawat jalan &
rawat inap
12. Tertibnya administrasi bagi peserta kartu sehat dan ASKES
13. Terciptanya kerja sama lintas sektor dan lintas program
14. Tertatanya administrasi dan managemen rumah sakit
15. Tersedianya sarana penunjang diagnostic
2.5. Logo dan Motto RSUD dr. M. Haulussy
Logo RSUD dr. M. Haulussy mengikuti logo Pemerintah Provinsi Maluku
2.6. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum di RSUD dr. M. Haulussy
Sebagai dokter umum yang melaksanakan aktualisasi di RSUD dr. M. Haulussy Ambon
tidak lepas dari tugas pokok dan uraian tugas yang harus diembankan selama melaksanakan
aktualisasi.
1. Tugas Pokok
a. Melaksanakan pelayanan medik di IGD selama 24 jam secara bergiliran
b. Berperan serta dalam proses akreditasi rumah sakit.
2. Uraian Tugas :
a. Dokter IGD
Good attitude (tidak hanya sikap yang baik, tetapi sifat yang baik dan pikiran
yang positif).
Product knowledge (mengerti tentang obat – obatan yang tersedia di rumah sakit
dan ketentuan/program – program rumah sakit).
Datang tepat waktu sesuai shift jaga.
Memeriksa pasien IGD.
Mengkonsultasikan pasien yang akan dirawatinapkan kepada DPJP sebelum
masuk ke ruangan
Membantu memberikan pertolongan bagi pasien rawat inap yang membutuhkan
pertolongan gawat darurat dalam kondisi dokter ruangan tersebut
berhalangan/menangani pasien emergensi yang lain.
Membuat keterangan medik dan laporan untuk pasien, pasien dengan
kecelakaan/asuransi.
Merujuk pasien yang tidak dapat ditangani ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
yang diperlukan.
Mengisi form pasien gawat darurat (asesmen gawat darurat)
Melakukan serah terima tugas jaga dengan dokter shift berikutya.
Berperan aktif dalam pennggulangan bencana sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.1.1. Belum diterapkannya sistem registrasi online untuk pasien di instalasi rawat
jalan
Pertambahan penduduk yang semakin padat terutama di Indonesia sekarang ini
mengharuskan kita semua untuk membudayakan budaya antri dimanapun kita berada
terutama tempat-tempat berkumpulnya aktivitas masyarakat yang padat. Fenomena ini
biasa terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia
untuk penyelenggaraan pelayanan. Sehubungan dengan berlakunya kebiasaan baru atau
New Normal pencegahan covid-19 dari pemerintah, diharapkan adanya penerapan adaptasi
kebiasaan baru khususnya pada pelayanan poliklinik rawat jalan. Hal ini dirasa perlu agar
pasien tidak perlu mengantri terlalu lama, berdesak-desakan dan menghindari kerumunan.
Di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, sistem registrasi pasien bersifat konvensional dan
pencatatan dilakukan secara manual karena tidak tersedia sistem registrasi online. Pasien
mendaftar secara manual, membuat antrian yang panjang dan berkerumun, petugas
pendaftaran menjadi kewalahan.
3.1.3. Kurangnya komunikasi efektif dan belum optimalnya serah terima ( handover)
pasien antar dokter jaga IGD
Komunikasi yang efektif menggabungkan antara keterampilan termasuk
komunikasi nonverbal dan keterampilan mendengarkan. Ketika profesional kesehatan tidak
berkomunikasi secara efektif maka yang menjadi risiko adalah keselamatan pasien.
Pelaksanaan serah terima pasien diperlukan komunikasi yang efektif sebagaimana pada
Permenkes RI No. 1691/MENKES PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit dikatakan bahwa sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal- hal sebagai
berikut: ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan resiko
jatuh. Kesenjangan yang terjadi pada saat serah terima pasien di akibatkan karena
komunikasi yang tidak lengkap sehingga dapat menyebabkan gangguan dalam pelayanan
yang berpotensi membahayakan pasien.
Di RSUD dr. M. Haulussy, pelaksanaan serah terima pasien antar dokter belum
dilakukan secara optimal. Beban kerja dokter, khususnya dokter jaga IGD yang cukup tinggi
dinilai berkontribusi, karena selain bertugas menangani kasus kegawatdaruratan di IGD,
dokter jaga juga melaksanakan visite pasien di ruangan intensif dan ruangan rawat inap yang
dilaporkan oleh perawat di luar jam kerja. Belum adanya kejelasan prosedur berupa standar
prosedur operasional (SOP) dalam pelaksanaan serah terima pasien antar dokter menjadi
salah satu penyebab masalah/isu tersebut. Dokter juga belum konsisten melakukan handover
di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien (metode
bedside handover), dimana beberapa dokter masih melakukan metode tradisional atau
melakukan serah terima pasien hanya di meja dokter. Selain itu, pola komunikasi efektif
(komunikasi SBAR) sebagai parameter mutu pelayanan dalam menyampaikan kondisi
perkembangan pasien saat handover juga belum diterapkan dengan baik oleh dokter.
Berdasarkan hasil Analisa USG, maka dipilih isu Ketiga yaitu “Kurangnya komunikasi
efektif dan belum optimalnya serah terima (handover) pasien antar dokter jaga IGD” yang
akan dihabituasikan selama aktualisasi pada unit kerja di Puskesmas Taniwel. Keputusan ini
diambil berdasarkan perhitungan nilai Urgency, Seriousness, dan Growth dari isu tersebut
memiliki jumlah nilai total tertinggi.