Anda di halaman 1dari 13

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl :

PEDOMAN
KONSELOR SEBAYA
UPT PUSKESMAS MRANTI

Disahkan oleh
Kepala UPT Puskesmas Mranti

Fahrudin, SKM, M.Kes


NIP. 19640727196403017

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MRANTI
Jl. Mr. Wilopo No. 203A Purworejo Kode Pos 54112
Telp. (0275) 324157, email : puskesmasmranti203@gmail.c

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Program Penanggulangan
Penyakit UPT Puskesmas Mranti Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya
untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan program
Penanggulangan Penyakit oleh koordinator maupun pelaksana program UPT
Puskesmas Mranti

Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan


terima kasih dan apresiasi kepada semua karyawan yang telah terlibat dalam
proses penyusunan Pedoman program penanggulangan penyakit di UPT
Puskesmas Mranti

Semoga dengan adanya pedoman ini dapat mempermudah karyawan


dalam menyiapkan dan melaksanakan kegiatan penanggulangan penyakit UPT
Puskesmas Mranti

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. 1

Daftar Isi ........................................................................................................... 2

BAB I. Pendahuluan .............................................................................................. 3

A. Latar Belakang ................................................................................................. 3


B. Tujuan Pedoman ........ ...................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup Pelayanan ........................................................................... 5
D. Batasan Operasional ........................................................................................ 5
E. Landasan Hukum ............................................................................................ 6

BAB II. Standar Ketenagaan ................................................................................... 7

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................................... 7


B. Distribusi Ketenagaan .................................................................................. 7
C. Jadwal Kegiatan............................................................................................ 7

BAB III. Standar Fasilitas......................................................................................... 8


A. Standar Fasilitas........................................................................................... 8

BAB IV. Tata Laksana Pelayanan ........................................................................... 9


A. Lingkup Kegiatan Program Pemberantasan Penyakit ................................ 9
B. Metode Program Pemberantasan Penyakit ................................................ 9
C. Langkah Kegiatan ....................................................................................... 10

BAB V. Logistik ..................................................................................................... 11


BAB VI. Keselamatan Pasien ................................................................................ 12
BAB VII. Keselamatan Kerja ................................................................................... 13
BAB VIII. Pengendalian Mutu ................................................................................ 14
BAB IX. Penutup .................................................................................................... 15

BAB I
A. PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
menimbulkan kesakitan, kecacatan dan kematian yang tinggi, serta menimbulkan
beban pembiayaan kesehatan sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan
penanggulangan melalui pencegahan, pengendalian dan penanganan yang
komprehensif, efisien, efektif dan berkelanjutan

3
B. Latar Belakang
Di berbagai negara masalah penyakit dan kualitas lingkungan yang
berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh
pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan
Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi
risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit, baik karena kualitas
lingkungan. Sehingga insiden dan prevalensi penyakit yang berbasis
lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting
dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat bereran penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut
ditetapkanlah Visi Indonesia Sehat 2015 yang merupakan cerminan
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya
yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan perilaku yang sehat
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Negara kesatuan Republik
Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut diselenggarakan upaya
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, baik oleh pemerintah
pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota maupun oleh
masyarakat termasuk swasta.
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap orang dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Pancasila dan Undang-
undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka tuntutan untuk
mendapatkan pelayanan yang bermutu dan optimal menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan
lebih diprioritaskan pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa
meninggalkan kegiatan kuratif dan rehabilitatif, telah mendorong upaya dari
dinas kesehatan umumnya dan dalam bidang penyehatan lingkungan
permukiman serta tempat-tempat umum dan industri pada khususnya untuk
lebih menggali kemampuan dan kemauan masyarakat untuk dapat
meningkatkan dan memecahkan permasalahan kesehatannya sendiri.
Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status
kesehatan masyarakat berubah seperti: Mobilitas dan Peningkatan jumlah
penduduk, penyediaan air bersih, pemanfaatan jamban, pengelolaan sampah,

4
pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah
pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersedian obat, polusi udara, air dan
tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan (Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan
pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan
kesehatan (Depkes Ri, 2004).

C. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pengendalian dan
pemberantasan penyakit serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Tujuan Khusus :
Tujuan Khusus Menurunkan angka kesakitan,kematian,dan kecacatan akibat penyakit menular.
Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Demam berdarah dengue, diare,
polio, filarial, kusta, tuberkolosis paru, HIV/AIDS, pneumoni, dan penyakitpenyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
D. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari pedoman penanggulangan penyakit adalah
terlaksananya program penanggulangan penyakit yang sudah ditetapkan
sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan serta tercapainya
efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan kegiatan.

E. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan peran pemangku
kepentingan terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan di Desa Caturtunggal.

F. Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam penanggulangan penyakit, maka puskesmas
bertugas mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan
dan kerjasama dengan semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen
progam penanggulangan penyakit meliputi :perencanaan, pelaksanaan,

5
monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga,
sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan
menyesuaikan tugas pokok dan fungsi uraian kegiatan progam P2, maka
strategi operasional yang dilakukan dalam penanggulangan pemberantasan
penyakit diantaranya melalui :
1. Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta.
2. Penggalanagn kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral,
institusi pendidikan, dan lain-lain.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya
untuk mengatasi masalah TBC.

Kegiatan yang dilakukan progam P2 di Puskesmas adalah :


1. Meningkatkan upaya penemuan penderita di Puskesmas.
2. Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui Posyandu, Rakordasi.
3. Meningkatkan penemuan penderita di tempat kerja melalui Posbindu.
4. Meningkatkan petugas PTO dan pengelola Program TBC

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

6
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam program
pemberantasan penyakit masyarakat mulai dari Kepala Puskesmas,
Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab P2 dan
seluruh karyawan.
Dalam upaya progam pemberantasan penyakit perlu melibatkan sektor
terkait yaitu: Camat, Lurah, Dukuh, Kader dan sektor terkait lainnya dengan
kesepakatan peran masing-masing dalam program pemberantasan penyakit di
bidang kesehatan.

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab P2 di puskesmas dikoordinir
oleh Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai
anggaran BOK disepakati dan disusun bersama.

BAB III
STANDAR FASILITAS

7
A. Standar Fasilitas
1. Panduan bagi setiap pemegang program: 1 buah
2. Kit Penyelidikan Epidemiologi (PE) :
a. Surat Tugas
b. Buku
c. Pulpen
d. Refleks Hummer
e. Form PE
f. Pot tempat specimen : 2 buah
g. Label
h. Kantong plastik
i. Spesimen carrier dengan ice pack
j. Senter
3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4. Kit audiovisual, yang terdiri dari:
a. Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
b. Microphone: 2 buah
c. Speaker: 2 buah
d. Laptop
e. LCD projektor

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Program Pemberantasan Penyakit


Berikut uraian rincian kegiatan program P2 seksi pencegahan dan
pemberantasan penyakit :
1. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data program salah satu jenis
penyakit dari puskesmas.
2. Menghimpun, mengolah dan menganalisa serta merencanakan kebutuhan
obat-obatan, membuat perencanaan kegiatan program tahunan.
3. Menyiapkan bahan rencana renstra program P2.
4. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor yang
terkait dengan program P2.
5. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor
untuk mendukung program P2.
6. Melaksanakan fasilitas teknis program P2 di puskesmas.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P2 .
8. Menyelenggarakan pertemuan monev .
9. Monev hasil pertemuan dengan lintas sektor dan lintas program.
10. Melaksanakan kajian pencapaian program P2.
11. Membuat laporan kegiatan program P2.

8
B. Metode Program Pemberantasan Penyakit
Metode dalam program pemberantasan penyakit melalui beberapa kegiatan
yaitu :
1. Pengumpulan data kesakitan
2. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup
lain dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung
penyebab penyakit.

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Diseminasi informasi program pemberantasan penyakit tingkat
Kecamatan dan pihak lain yang terkait.

b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan pemberdayaan


masyarakat bidang kesehatan tingkat Kecamatan

2. Perencanaan

a. Merencanakan teknis kegiatan program pemberantasan penyakit


dengan lintas sektor terkait

b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program pemberantasan


penyakit yang bersumber dari dana BOK dan BLUD.

3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading
sektor dari Puskesmas (penanggung jawab program pemberantasan
penyakit)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan
kegiatan program pemberantasan penyakit di tingkat Kecamatan.
4. Melaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai dengan
jadual yang telah disusun.
5. Monitoring evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masayarakat.

9
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program pemberantasan


penyakit direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan
tahapan kegiatan program pemberantasan penyakit yang akan dilaksanakan.

10
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
.
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program pemberantasan
penyakit perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program pemberantasan


penyakitperlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor
terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program pemberantasan penyakit dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan

12
4. Tercapainya indikator
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tribulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan program
pemberantasan penyakit tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak
terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.

13

Anda mungkin juga menyukai