Anda di halaman 1dari 8

Literatur Review : Pemanfaatan Makanan Fungsional Berbasis Pangan Lokal

Terhadap Upaya Pencegahan Stunting

Oleh : Inne Yulita Rahmawati

NIM :22233091022

Pendahuluan pemberian ASI (fase menyusui), infeksi,


ekonomi politik, kesehatan dan pelayanan
Stunting merupakan salah satu kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya,
permasalahan gizi yang saat ini sedang system pertanian dan pangan, air, sanitasi
dunia hadapi khususnya bagi negara- dan lingkungan.
negara berkembang termasuk Indonesia.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh Makanan fungsional dapat dianggap
pada anak balita akibat kekurangan gizi sebagai pencegahan primer untuk
kronis terutama dalam 1000 hari pertama malnutrisi pada semua umur. Makanan
kahidupan. Anak stunting cenderung lebih fungsional adalah bahan yang
pendek dibanding anak seusianya menawarkan manfaat kesehatan yang
(Kemenkes RI, 2018). Sedangkan melampaui nilai gizi mereka. Definisi
menurut Word Health Organization (WHO) pangan fungsional adalah “Makanan
stunting adalah gangguan perkembangan alami, modifikasi, atau olahan” yang
pada anak yang disebabkan oleh gizi mengandung senyawa aktif biologis yang
buruk, infeksi yang berulang dan simulasi mengklaim dapat meningkatkan
psikososial yang tidak memadai. Data kesehatan dan kesejahteraan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (D.Martirosyan, E.Miller, Bioactive
menunjukan prevalensi balita stunting di Compounds,2018)
tahun 2018 mencapai 30,8 % yang artinya Pemberian makanan tambahan berbahan
satu dari tiga balita mengalami stunting. pangan lokal merupakan salah satu upaya
Sedangkan data dari hasil Studi Status intervensi pencegahan stunting.
Gizi Indonesia (SSGI) Kementrian Penggunaan bahan pangan lokal
Kesehatan tahun 2021 prevalensi balita diharapkan dapat mempermudah sasaran
yang mengalami stunting di Indonesia dalam memberikan asupan gizi yang baik
sebanyak 24,4 % hal ini masih sangat di masyarakat sebagai upaya pencegahan
tinggi dari target penurunan prevalensi stunting.
sunting menjadi 14 % di tahun 2024
mendatang. Metode

Salah satu penyebab tidak langsung Metode yang digunakan dalam penulisan
terjadinya masalah gizi yaitu artikel ini adalah literature review.
ketersediaannya pangan di tingkat Literature review merupakan sebuah
keluarga. Stunting disebabkan oleh faktor bahan penelitian yang terdiri dari temuan
multidimensi dan tidak hanya disebabkan teori dan hasil penelitian yang digunakan
oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu sebagai bahan atau landasan untuk
hamil dan balita. Melainkan ada beberapa kegiatan penelitian. Database yang
faktor yang mempengaruhi kejadian digunakan dalam pencarian artikel yaitu
stunting antara lain faktor maternal, faktor google scholar. Pada google scholar
lingkungan rumah, kualitas makanan yang menggunakan kata kunci “makanan
rendah, pemberian makan yang kurang, fungsional, stunting”. Pada google scholar
keamanan makanan dan minuman, ditemukan 12 artikel. Artikel tersebut
diperoleh dengan melalui 3 tahapan
screening. Screening 1 berdasarkan jurnal diberikan bubuk
berbayar dan tidak berbayar, screening 2 kaldu tempe
berdasarkan judul dan abstrak, screening produk rumahan
3 membaca semua isi jurnal mulai dari dengan tinggi
badan setelah
latar belakang, metode serta hasil temuan.
diberikan bubuk
kaldu tempe
Hasil dan Pembahasan
produk rumahan
Tabel 1. Hasil Temuan Jurnal Makanan selama 3 bulan
3 Nenu, Hasil penelitian
fungsional dengan Stunting
Palmania et menunjukkan
al., (2022) bahwa upaya
No Penulis, Kesimpulan
pencegahan
Tahun
stunting melalui
1 Flora,Rostika terjadi
pemanfaatan
et al., (2021) peningkatan
pangan lokal
pengetahuan ibu
berbahan dasar
dalam
umbi-umbian
memanfaatkan
untuk
bahan lokal yaitu
meningkatkan
daun kelor
asupan gizi ibu
sebagai pangan
hamil di
fungsional untuk
Kabupaten
mencegah
Ngada
stunting pada
Kecamatan
anak.
Golewa Desa
2 Yarmaliza & Pemberian Malanuza dapat
Syahputri, bubuk kaldu dilakukan
Veni Nella., tempe dapat dengan
(2020) meningkatkan pengolahan
secara signifikan bahan pangan
rerata tinggi ubi yakni nugget
badan balita ubi jalar, mie ubi
sehingga dapat ungu dan cake
mencegah singkong.
stunting pada Dengan
balita dengan demikian dapat
rerata disimpulkan
peningkatan bahwa
tinggi badan pemanfaatan
sebesar 0,5 ± 1 pangan lokal
cm, 1 ± 1.5 cm, berbahan dasar
1,6 ± 2 cm, dan umbi-umbian
diperoleh nilai uji dapat
statistik p- meningkatkan
value=0.000, gizi ibu hamil.
menunjukkan
4 Afidah,Nur & nagasari
bahwa ada
Mardiana formulasi 2 (F2)
perbedaan yang
(2021) dengan
signifikan tinggi
konsentrasi 15%
badan pada
tepung jagung
pengukuran I
7,5% tepung
atau
kacang hijau
pengukuran
disukai secara
sebelum
keseluruhan.
Sedangkan limbah biji
kandungan nangka
energi semua dengan
nagasari dalam fortifikasi Fe
penelitian masih sesuai
perlu dengan SNI
ditingkatkan 2973 : 2011
supaya 3. Jumlah kadar
memenuhi karbohidrat
syarat PMT-P. (% bb) adalah
Diperlukan 73, 9139 %
penelitian lebih dan jumlah
lanjut dengan kadar
penambahan karbohidrat
protein hewani (% bk) 75,
dalam formulasi 8999 % bk.
produk. 7 Mohamad, Biskuit “TYam”
5 Kurniawati, Terdapat 2 Fihrina et al., dapat dijadikan
Fitria & perlakuan dalam (2022) sebagai produk
Komalyna, I pembuatan pangan
Nengah Tanu pastel tutup P1 fungsional
(2021) (90% daging sebagai
ayam dan 5% alternatif dalam
daun kelor) dan mencegah
P2 (85% daging stunting pada
ayam dan 15% bali
daun kelor). 8 Sumarto., Kandungan
Perlakuan (2022) nutrisi biskuit
terbaik (P1) ikan biang
yang disukai memiliki kadar
panelis warna air 3,91%,
kuning pudar, protein 17,31%,
rasa gurih, lemak 19,54%,
aroma kurang abu 2,43%,
sedap dan karbohidrat
langu, tekstur 56,81%,
agak lembut dan kandungan
empuk, mutu kalsium 183,6
cerna 92,9%, mg/kg, phosfor
NPU 56,38%, 52 mg/kg,
PST 80,31%, iodium 127
PER 132,13%, mg/kg, dan zat
rata-rata daya besi 6,3 mg/kg.
terima PMT 65% Biskuit
dikarenakan berpotensi
rasa dan tekstur dijadikan
yang kurang sebagai produk
disukai oleh pangan untuk
balita. penanganan
6 Hidayat, Asta 1. Output stunting bagi
(2021) produk tenaga
adalah biskuit kesehatan di
2. Hasil kadar Kabupaten
air dalam Kepulauan
produk biscuit Meranti.
9 Domili cookies dengan Pendidikan ibu
Sy,Rahyuni & formulasi 100 g dan pekerjaan
Pertiwi, tepung ampas ibu dapat
Saptya Fajar kelapa : 140 g meningkatkan
(2021) tepung tulang tinggi badan
ikan mempunyai balita sebesar
kandungan gizi 0,594 cm
lebih tinggi dengan prediksi
(kadar air, kadar 27,9 %;
abu, protein, Pendidikan ibu,
lemak, besi dan pekerjaan ibu
kalsium berturut- dan jumlah
turut sebesar anggota
3,60%, 1,84%, keluarga dapat
9,65%, 5,72%, meningkatkan
0,193%, dan tinggi badan
35,85%). balita sebesar
Formulasi 0,528 cm
cookies yang dengan prediksi
diperoleh sesuai 19,6 %;
SNI standar pendidikan ibu,
mutu cookies. pekerjaan ibu,
Cookies dengan jumlah anggota
formula 100 g keluarga dan
tepung ampas asupan protein
kelapa : 140 g dapat
tepung tulang meningkatkan
ikan memiliki tinggi badan
kandungan balita sebesar
protein dan 0,528 cm
kalsium yang dengan prediksi
tinggi sehingga 12,6 %.
berpotensi 11 Sofiana, Pemahaman
sebagai Mega Sari para peserta
pencegah Juane et al., terkait materi
stunting pada (2021) Pemanfaatan
ibu hamil. Pangan Hasil
10 Muliawati, Hasil penelitian Laut dan
Dyah & menunjukkan Diversifikasi
Sulistyawati, bahwa ekstrak Olahannya
Nining (2019) Moringa oleifera sebagai Usaha
dapat Menanggulangi
meningkatkan Stunting pada
tinggi badan Anak Balita di
sebesar 0,342 Kalimantan
cm dengan Barat dengan
prediksi 16,2 %; indikator hasil
Pendidikan ibu kuisioner pre-
dapat test dan post-
meningkatkan test meningkat
tinggi badan dari 40-60%
balita sebesar menjadi 90-
0,476 cm 100%
dengan prediksi 12 Muliawati, ada
34,1 %; Dyah et al., perbedaan
2019 rerata kenaikan ekstrak moringa oleifera sebagai data post
tinggi test. Dari hasil penelitian tersebut adanya
badan dengan rerata perbedaan kenaikan tinggi badan
pemberian pada kelompok perlakuan dan kontrol
ekstrak
yaitu 1,849 cm. Dapat disimpulkan bahwa
moringa oleifera
pada balita. ada perbedaan rerata kenaikan tinggi
badan dengan pemberian ekstrak moringa
oleifera pada balita. Selain itu ada
Berdasarkan tabel 1 terdapat jurnal penelitian lain yang dilakukan oleh Dyah &
penelitian dengan perlakuan intervensi, Nining., (2019) mengenai pemberian
eksperimen, dan edukasi mengenai ekstrak Moringa Oliefera sebagai upaya
makanan fungsional sebagai upaya pencegahan stunting pada balita
pencegahan stunting. menunjukan hasil Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak Moringa
Dari hasil penelitian Yarmaliza &
oleifera dapat meningkatkan tinggi badan
Veni., (2020) dengan metode penelitian
sebesar 0,342 cm dengan prediksi 16,2
eksperimental design untuk melihat
%; Pendidikan ibu dapat meningkatkan
efektifitas produk rumahan kaldu tempe
tinggi badan balita sebesar 0,476 cm
dengan peningkatan tinggi badan balita
dengan prediksi 34,1 %; Pendidikan ibu
melalui perlakuan atau intervensi. Hasil
dan pekerjaan ibu dapat meningkatkan
penelitian pada 75 balita yang diberikan tinggi badan balita sebesar 0,594 cm
intervensi kaldu bubuk tempe dengan dengan prediksi 27,9 %; Pendidikan ibu,
penambahan 5 gr kaldu bubuk tempe pekerjaan ibu dan jumlah anggota
pada piring nasi balita setiap waktu makan keluarga dapat meningkatkan tinggi badan
(setara dengan 1 sendok makan nasi) balita sebesar 0,528 cm dengan prediksi
yang dikonsumsi 3 kali sehari saat makan 19,6 %; pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
selama 3 bulan dengan pengukuran tinggi jumlah anggota keluarga dan asupan
badan satu bulan sekali, diperoleh pada protein dapat meningkatkan tinggi badan
pengukuran I, II, III, berturut-turut 0,5 ± 1 balita sebesar 0,528 cm dengan prediksi
cm, 1 ± 1.5 cm, 1,6 ± 2 cm. Rerata tinggi 12,6 %, metode yang dipakai yaitu kuasi
badan balita yang diberikan tempe yang eksperimental dengan pendekatan pre
telah diolah menjadi kaldu bubuk secara dan post only test design, untuk
signifikan dapat meningkatkan tinggi mengetahui manfaat pemberian ekstrak
badan pada balita. Sedangkan pada moringa oleifera dalam penurunan
penelitian Dyah et al., (2019) dalam judul kejadian stunting pada balita.
manfaat ekstrak Moringa Oleifera
terhadap peningkatan tinggi badan balita Selain pemberian intervensi dengan
peneliti menggunakan metode kuasi memberikan makanan fungsional dalam
eksperimental dengan pendekatan pre upaya pencegahan stunting, adapun
dan post only test design, untuk produk-produk olahan makanan
mengetahui manfaat ekstrak moringa fungsional yang di berikan pada sasaran
oleifera (daun kelor) terhadap peningkatan intervensi pencegahan stunting. Seperti
tinggi badan balita. Pengumpulan data pada penelitian Nur afidah & Mardiana.,
dilakukan dengan pengukuran panjang (2021) dalam penelitian potensi nagasari
badan / tinggi badan balita. Melakukan formulasi tepung jagung dan tepung
pre-test dengan mengukur tinggi badan kacang hijau sebagai kudapan PMT-P
balita, dan mengukur kembali tinggi badan balita stunting dengan hasil penelitian
balita setelah satu bulan pemberian nagasari formulasi tepung jagung dan
tepung kacang hijau yang paling disukai kurang disukai oleh balita. Begitupun
secara keseluruhan adalah formulasi 2 dalam penelitian lain yang sejenis yaitu
(F2) dengan konsentrasi 15% tepung pada penelitian Hidayat Asta., (2021)
jagung dan 7,5% tepung kacang hijau Output produk adalah biskuit. Hasil
sedangkan nagasari kontrol memiliki nilai kadar air dalam produk biscuit limbah
paling tinggi dalam kesukaan warna dan biji nangka dengan fortifikasi Fe sesuai
aroma. Sehingga formulasi terbaik yang dengan SNI 2973 : 2011 Jumlah kadar
dapat digunakan sebagai PMT Pemulihan karbohidrat (% bb) adalah 73, 9139 %
yaitu formulasi 2 (F2). Nagasari formulasi dan jumlah kadar karbohidrat (% bk)
2 dengan konsentrasi 15% tepung jagung 75, 8999 % bk. Pada penelititian
dan 7,5% tepung kacang hijau memiliki Sumarto., (2022) Kandungan nutrisi
nilai energi sebesar 131,67 kkal dan kadar biskuit ikan biang memiliki kadar air
protein sebesar 1,893%. Sehingga 3,91%, protein 17,31%, lemak 19,54%,
nagasari formulasi 2 dalam 1 porsi (100 abu 2,43%, karbohidrat 56,81%,
gram) belum memenuhi syarat komposisi kandungan kalsium 183,6 mg/kg,
gizi PMT-P. Akan tetapi kecukupan energi phosfor 52 mg/kg, iodium 127 mg/kg,
yang dibutuhkan bisa dipenuhi dengan dan zat besi 6,3 mg/kg. Biskuit
mengonsumsi nagasari lebih dari 1 porsi. berpotensi dijadikan sebagai produk
Sedangkan kebutuhan protein masih pangan untuk penanganan stunting
belum terpenuhi sehingga perlunya bagi tenaga kesehatan di Kabupaten
penambahan protein hewani dalam bahan Kepulauan Meranti. Adapun cookies
makanan PMT-P untuk meningkatkan dengan formulasi 100 g tepung ampas
kadar protein suatu makanan. kelapa : 140 g tepung tulang ikan
mempunyai kandungan gizi lebih tinggi
4. Berbanding lurus dengan penelitian (kadar air, kadar abu, protein, lemak,
Nur afidah & Mardiana., (2021) daya besi dan kalsium berturut-turut sebesar
terima produk makanan fungsional 3,60%, 1,84%, 9,65%, 5,72%, 0,193%,
sebagai upaya pencegahan stunting dan 35,85%). Formulasi cookies yang
diterima pula pada penelitan Fitria diperoleh sesuai SNI standar mutu
Kurniawati & I Nengah Tanu cookies. Cookies dengan formula 100
Komalyna., (2021) pada judul Pastel g tepung ampas kelapa : 140 g tepung
Tutup Daging Ayam dan Daun Kelor tulang ikan memiliki kandungan protein
sebagai Pemberian Makanan dan kalsium yang tinggi sehingga
Tambahan Balita Stunting di berpotensi sebagai pencegah stunting
Puskesmas Dinoyo Kota Malang: pada ibu hamil. Rahyuni & Septya.,
Kajian Nilai Gizi, Mutu Protein dan (2021) . Dapat dilihat bahwa daya
Daya Terima dengan hasil Terdapat 2 terima dan kandungan gizi makanan
perlakuan dalam pembuatan pastel fungsional dapat di terima dengan baik.
tutup P1 (90% daging ayam dan 5% Selain eksperimen suatu produk
daun kelor) dan P2 (85% daging ayam makanan fungsional, intervensi melalui
dan 15% daun kelor). Perlakuan edukasi pun sangat penting seperti
terbaik (P1) yang disukai panelis warna dalam penelitian Rostika Flora et al.,
kuning pudar, rasa gurih, aroma kurang (2021) bahwa terjadi peningkatan
sedap dan langu, tekstur agak lembut pengetahuan ibu dalam memanfaatkan
dan empuk, mutu cerna 92,9%, NPU bahan lokal yaitu daun kelor sebagai
56,38%, PST 80,31%, PER 132,13%, pangan fungsional untuk mencegah
rata-rata daya terima PMT 65% stunting pada anak. Adapun Hasil
dikarenakan rasa dan tekstur yang penelitian menunjukkan bahwa upaya
pencegahan stunting melalui Riau. Volume 4, Issue 1 Oktober
pemanfaatan pangan lokal berbahan 2022
dasar umbi-umbian untuk
meningkatkan asupan gizi ibu hamil di Muliawati, Dyah & Sulistyawati, Nining.
Kabupaten Ngada Kecamatan Golewa (2019). Pemberian Ekstrak Moringa
Desa Malanuza dapat dilakukan Oleifera Sebagai Upaya Preventif
dengan pengolahan bahan pangan ubi Kejadian Stunting pada Balita.
yakni nugget ubi jalar, mie ubi ungu Jurnal Kesehatan Madani Medika,
dan cake singkong. Dengan demikian Vol 10, No 2, Desember 2019
dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan (hal:123 -131 )
pangan lokal berbahan dasar umbi- Hidayat, Asta. (2021). Kadar Karbohidrat :
umbian dapat meningkatkan gizi ibu Fortifikasi Fe Pada Biskuit Limbah
hamil. Palmania et al., (2022). Biji Nangka Sebagai Cemilan
Sedangkan menurut Mega sari et al., Fungsional Bagi Penderita Stunting.
(2021) Pemahaman para peserta Jurnal Pertanian dan Pangan. Vol. 3
terkait materi Pemanfaatan Pangan No. 2, September 2021
Hasil Laut dan Diversifikasi Olahannya
sebagai Usaha Menanggulangi Yarmaliza & Syahputri, Veni Nella.(2020).
Stunting pada Anak Balita di Kaldu Tempe Sebagai Intervensi
Kalimantan Barat dengan indikator Spesifik Dalam Pencegahan
hasil kuisioner pre-test dan post-test Stunting. Jurnal Kesehatan –
meningkat dari 40-60% menjadi 90- Volume 11 Nomor 01 (2020) 001 –
100% 007

Kesimpulan Flora,Rostika dkk. (2021). Upaya


Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Makanan fungsional berpengaruh
Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai
dengan intervensi pencegahan stunting.
Minuman Siap Saji Untuk
Bahkan pada eksperimen penelitian
Pencegahan Stunting di Kecamatan
adanya peningkatan tinggi badan pada
Tuah Negeri. Prosiding Seminar
anak stunting dengan pemberian
Nasional UNIMUS. Volume 4,2021
makanan fungsional, dengan bahan
pangan lokal yang ada di sekitar kita. Nenu, Palmania.dkk. (2022). Upaya
Pencegahan Stunting melalui
Daftar Pustaka
Pemanfaatan Pangan Lokal Ubi
Muliawati, Dyah dkk(2019).Manfaat untuk Meningkatkan Asupan Gizi Ibu
Ekstrak Moringa Oleifera Terhadap Hamil. Indonesian Journal of Early
Peningkatan Tinggi Badan Balita. Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dini. Volume 4 Nomor 1 Januari
Madani Yogyakarta & Universitas 2022. e-ISSN:
Airlangga.PSNKH/2686-5521/2019. 2655-6561.http://jurnal.unw.ac.id:12
54/index.php/IJEC
Sumarto,(2022). Penerapan Inovasi
Tepung Ikan Biang (Ilisha Elongata) Domili Sy,Rahyuni & Pertiwi, Saptya Fajar.
pada pengolahan biskuit fungsional (2021). Pemanfaatan tepung ampas
sebaga produk pangan untuk kelapa dan tulang ikan sebagai
penanganan stunting. Universitas bahan baku pembuataan cookies
untuk pencegahan stunting pada ibu
hamil. Jurnal Ilmu Kelautan https://doi.org/10.30994/jceh.v4i1.121
Kepulauan, 4 (2) ; 416-424,
Desember , 2021. ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.ph (online) Vol.4 No.1. Mar 2021. Page.103-
p/kelautan 112

Mohamad, Fihrina.dkk.(2022). Potensi


Biskuit “Tyam”(Biskuit Dengan
Substitusi Tepung Tempe Dan
Serbuk Bayam) Sebagai Alternatif
Pencegahan Stunting Pada Balita.
Journal Health and Science ; Vol. 6,
No. 1 (2022) : April

Kurniawati, Fitria & Komalyna, I Nengah


Tanu. (2021). Pastel Tutup Daging
Ayam dan Daun Kelor sebagai
Pemberian Makanan Tambahan
Balita Stunting di Puskesmas
Dinoyo Kota Malang: Kajian Nilai
Gizi, Mutu Protein dan Daya Terima.
AgriHealth: Journal of Agri-food,
Nutrition and Public Health. 2(1), 8-
16, 2021. URL:
https://jurnal.uns.ac.id/agrihealth/arti
cle/view/47071. DOI:
http://dx.doi.org/10.20961/agrihealth.
v2i1.47071

Afidah,Nur & Mardiana. (2021). Potensi


Nagasari Formulasi Tepung Jagung
Dan Tepung Kacang Hijau Sebagai
Kudapan Pmt-P Balita Stunting.
Sport and Nutrition Journal Vol 3 No
2 - Agustus 2021 (39-50)
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.
php/spnj/

Sofiana, Mega Sari Juane.dkk.(2021).


Sosialisasi Pemanfaatan Pangan
Hasil Laut dan Diversifikasi
Olahannya Sebagai Usaha
Menanggulangi Stunting Pada Anak
Balita di Kalimantan Barat. Journal
of Community Engagement in
Health

http://jceh.org

Anda mungkin juga menyukai