Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KEGIATAN

EDUKASI DAN SOSIALISASI PENERAPAN PHBS


DI SDN 113. PANA KEC. ALLA KAB. ENREKANG

Disusun Oleh :
Kelompok 1

● JAYANTI (003910182022)

● MUH. AMJAD (004010182022)

● AYU ANDARESTA ANSAR (004510182022)

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, tauhid,
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan
“Edukasi dan Sosialisasi Penerapan PHBS di SDN 113 Pana Kec.Alla
Kab. Enrekang”. Laporan ini disusun sebagai hasil pelaksanaan Praktek
Lapangan mata kuliah Konsep dan Aplikasi Promkes. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Saw. Yang telah
mencurahkan ilmunya kepada kita semua sehingga bisa mengetahui banyak
ilmu diantaranya adalah promosi kesehatan di tatanan sekolah.

Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan


berterimakasih banyak kepada dosen pengampu Dr Andi Asrina,
SKM.,M.Kes dan Dr. Yusriani, SKM., M.Kes yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengajar serta memberikan arahan dan nasehat
yang sangat berharga dalam proses pembelajaran ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kelemahan dan


kekurangan yang terdapat dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak diharapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata, semoga isi makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca secara umum
dan secara khusus bermanfaat bagi penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 04 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………. 2
Ringkasan ………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………… 4
B. Analisis SWOT …………………………………………………………………. 8
C. Analisis Masalah ……………………………………………………………….. 9
D. Analisis Khalayak Kegiatan KIE ……………………………………………… 9
E. Tujuan ……………………………………………………………………. 10
F. Sasaran …………………………………………………..…………………….. 10
G. Isi Pesan ………………………………………………………………………… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian PHBS ……………………………………………………………….. 12
B. Manfaat PHBS ………………………………………………………………….. 12
C. PHBS di Tatanan Sekolah ……………………………………………………… 13
D. Anak Usia sekolah ……………………………………………………………… 14
E. Media pembelajaran PHBS untuk anak sekolah ……………………………. 15
BAB III METODE
A. Metode …………………………………………………………………………. 17
B. Media …………………………………………………………………………... 17
C. Tempat Pelaksanaan …………………………………………………………. 18
D. Jadwal Kegiatan ………………………………………………………………. 18
E. Rencana Anggaran …………………………………………………………... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
B. Pembahasan
BAB V EVALUASI
A. Input ……………………………………………………………………………. 19
B. Proses …………………………………………………………………..……... 19
C. Output…………………………………………………………………………… 20

3
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan…………………………….. 20
BAB VI Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran
• Lembar evaluasi (pre post test)
• Foto Masalah Di Lokasi
• Foto Pelaksanaan Kegiatan
• Foto Desain Kegiatan/Alur Kegiatan
• Daftar Hadir Kegiatan
• Foto Spanduk Kegiatan
• Foto Poster/Leaflet/Flyer dll
• Foto Output Kegiatan
• Surat Izin Kegiatan
• Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan

4
Ringkasan

Edukasi dan Sosialisasi Penerapan PHBS di Sekolah

Anak usia Sekolah Dasar (SD) merupakan masa keemasan untuk


menanamkan perilaku seperti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga
kedepannya akan membentuk perilaku mereka untuk memiliki kemampuan dan
kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta dapat
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat baik di sekolah, di
keluarga maupun di masyarakat.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan
tentang PHBS bagi setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah,
meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah dan memandirikan setiap peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS.
Agar metode penyuluhan PHBS di sekolah menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan, maka dalam sesi edukasi ini, akan menggunakan metode
permainan ular tangga yang point-pointnya fokus pada indikator PHBS pada anak
sekolah di sekolah.
Hasil kegiatan, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap
pengetahuan siswa tentang PHBS sebelum dan sesudah edukasi dengan media
permainan ular tangga dilakukan. Sebelum edukasi, 64,7% siswa dengan kategori
pengetahuan baik, 23,5% cukup dan 11,8% kurang. Setelah edukasi, 94,5%
pengetahuan siswa baik, 0% Cukup dan 5,9% masih kurang.

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Perilaku hidup yang bersih dan sehat merupakan faktor kedua


terbesar setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,
kelompok, atau masyarakat. Perilaku ini menyangkut pengetahuan akan
pentingnya hygiene perorangan, sikap dalam menanggapi penyakit serta
tindakan yang dilakukan dalam menghadapi suatu penyakit atau
permasalahan kesehatan lainnya (Notoatmodjo S, 2010).

Sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan


dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku
kesehatan. Sementara itu populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas
cukup besar, antara 20% - 30%. Oleh sebab itu, promosi atau pendidikan
kesehatan di sekolah sangat penting. Salah satu bentuk promosi kesehatan di
sekolah yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan sekaligus UKS
merupakan upaya kesehatan masyarakat di sekolah dimana program
pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku
kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan. Sekolah yang berwawasan
kesehatan, dimana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar,
tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat
(Notoatmodjo S, 2010).

Anak usia Sekolah Dasar (SD) merupakan masa keemasan untuk


menanamkan perilaku seperti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sehingga kedepannya akan membentuk perilaku mereka untuk memiliki
kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya serta dapat berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang
sehat baik di sekolah, di keluarga maupun di masyarakat.

Berdasarkan data kesehatan dunia atau world health organization


(WHO) setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare,
sementara data departemen kesehatan tahun 2011 menunjukkan diantara

6
1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang
tahun. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia
sekolah (usia 6-10 tahun) diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.

Salah satu cara mengantisipasi atau menghindari masalah kesehatan


pada anak sekolah yaitu dengan PHBS yang baik dan juga gencarnya
promosi Kesehatan kepada masyarakat. KEMENKES RI merumuskan
“Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2269/MENKES/PER/XI/2011 Pengelolaan PHBS. (Sriasih M, 2020). Menurut
data RISKESDAS (2013) Praktik kebersihan anak-anak di Indonesia juga
masih buruk, yaitu hanya 13% anak-anak antara lima dan empat belas tahun
mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, 14% mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan dan 35 % cuci tangan pakai sabun setelah
makan.

Diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di


dunia, terhitung 5 – 10 juta kematian / tahun. Sampai saat ini kasus diare di
Indonesia masih cukup tinggi dan menimbulkan banyak kematian terutama
pada bayi dan balita. Berdasarkan hasil riset kesehatan 2008 diare
merupakan penyebab utama kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita
(25,2%). Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare setiap tahun atau
sekitar 460 balita perhari. Sedangkan dari hasil survei kesehatan rumah
tangga (SKRT) di Indonesia dalam Depkes RI diare merupakan penyebab
kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima bagi
semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak
1,6-2 kali per tahun.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (kemenkes) RI tahun 2014


persentase PHBS di provinsi Sulawesi utara 76,6 %, Kalimantan timur 75,3
%, Bali 74,2 %, Jambi 72,4 %, jawa tengah 71,1 %, Sedangkan persentase
PHBS di Sulawesi Selatan 53,4 % capaian tersebut belum memenuhi target
PHBS Renstra 2013 sebesar 65 %. 27. Cakupan rumah tangga berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di Sulawesi selatan berdasarkan data yang

7
diperoleh dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang dikeluarkan
oleh kementrian kesehatan sebesar 46 % dari 932.133 jumlah rumah tangga.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan provinsi Sulawesi
selatan tahun 2009 jumlah rumah tangga yang berperilaku sebesar 75 % dari
27.643 rumah tangga.

Penduduk Kabupaten Enrekang berdasarkan proyeksi penduduk tahun


2019 sebanyak 206.387 jiwa yang terdiri atas 103.627 jiwa penduduk laki-laki
dan 102.760 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi
jumlah penduduk tahun 2018, penduduk kabupaten Enrekang mengalami
pertumbuhan sebesar 0,76 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis
kelamin tahun 2019 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan
sebesar 100,84 Kepadatan penduduk di Kabupaten Enrekang tahun 2019
mencapai 115,6 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah
tangga 4,6 orang. Kepadatan Penduduk di 12 kecamatan cukup beragam
dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Alla dengan
kepadatan sebesar 659,8 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Bungin
sebesar 18,9 jiwa/Km2.

Kabupaten Enrekang merupakan daerah yang secara umum keadaan


topografi wilayahnya didominasi oleh perbukitan/pegunungan yaitu sekitar
84,96% dari luas wilayah kabupaten Enrekang sedangkan daerah yang datar
hanya 15,04%, menjadikan kabupaten Enrekang identik dengan daerah
pegunungan. Kabupaten Enrekang memiliki 14 puskesmas dan terbagi
menjadi kategori puskesmas perkotaan, puskesmas pedesaan dan
puskesmas terpencil dan sangat terpencil. Umumnya model layanan promosi
kesehatan yang ditetapkan di setiap puskesmas terdiri layanan di dalam
gedung yang terdiri dari pemasangan spanduk/poster di setiap ruangan
puskesmas dan disediakannya ruangan konseling untuk dilakukan
penyuluhan individu kepada pasien yang membutuhkan informasi dan
edukasi lebih lanjut mengenai kesehatan, selain itu terdapat pula pelayanan
diluar gedung puskesmas yang terdiri dari kegiatan penyuluhan dengan atau
tanpa media seperti brosur/presentasi powerpoint/alat peraga/flipcart,
pengembangan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan
pemanfaatan program desa siaga yang merupakan bentuk advokasi antara

8
petugas program promosi kesehatan dan perangkat desa yang bertujuan
untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Berdasarkan rekapitulasi program perilaku hidup bersih dan sehat


(PHBS) tatanan rumah tangga keenam Puskesmas diatas pada tahun 2022, 5
dari 6 puskesmas menunjukkan rendahnya pemanfaatan pelayanan program
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada indikator tidak merokok dalam
rumah menjadikan presentasi pencapaian keberhasilan program perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di Enrekang tidak mencapai 100%.

Desa Pana adalah sebuah desa sebelah utara kabupaten Enrekang,


jarak dari ibukota kabupaten sekitar 24 kilometer. salah satu sekolah dasar
yang ada di Desa Pana adalah SDN 311 Pana. Berdasarkan hasil observasi
awal, sebagai bentuk dukungan terhadap PHBS siswa, sekolah menyediakan
tempat cuci tangan di setiap kelas. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
adalah upaya-upaya dalam menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam sikap dan perilaku agar dapat
menerapkan hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan derajat Kesehatan. Pada konteks ini juga Mahmudah (2018)
menegaskan bahwa Penerapan PHBS di masyarakat merupakan tanggung
jawab setiap orang, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kota
beserta jajaran sector terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di
masyarakat agar dapat dijalankan secara efektif.

Pembelajaran PHBS di sekolah dapat berupa aktivitas sehat seperti


mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur,
menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan
membuang sampah pada tempatnya. Kebiasaan hidup bersih dan sehat
merupakan masalah penting dan menjadi fokus dalam pencegahan timbulnya
berbagai masalah Kesehatan pada anak. Permasalahan Kesehatan pada
anak usia sekolah dasar masih banyak ditemukan, karena rentannya anak
terhadap berbagai penyakit, terutama yang berhubungan dengan pencernaan
anak seperti diare, kecacingan dan gangguan pencernaan lainnya
Permasalahan ini muncul kebanyakan disebabkan karena kurangnya

9
informasi dan pengetahuan mengenai PHBS pada anak. Anak usia sekolah
dasar dan anak juga masih mengabaikan masalah Kesehatan yang sering
mereka alami, sehingga dibutuhkan upaya preventif dan promotive agar anak
sekolah memiliki pengetahuan, sikap dan Tindakan PHBS yang baik agar
mencegah terjadinya beberapa masalah Kesehatan.

Pendidikan Kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan


hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap Kesehatan diri sendiri
dan lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha-usaha Kesehatan. Tujuan
Pendidikan Kesehatan adalah memberikan pengetahuan tentang prinsip
dasar hidup sehat , menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat dan
membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, 2011). Beberapa indikator PHBS
yang sebaiknya dapat dilakukan disekolah maupun dirumah yaitu cuci tangan
dengan air bersih dan sabun, sebaiknya jajan di kantin sekolah atau ditempat
yang sudah terjamin hygiene dan pengolahannya tepat, BAB dan BAK di
jamban/ toilet, buang sampah ditempatnya, berolahraga, mengukur tinggi
badan dan berat badan, memeriksa jentik nyamuk dan tidak merokok.
(Notoatmojo, 2012)

B. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi terkait
kondisi yang ada dan pilihan media. Analisis internal meliputi penilaian
terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara,
analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan
(Threaths)
1. Strength (Kekuatan)
SD No. 113 Pana adalah sekolah dengan luas tanah 331,200 M²
sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan kegiatan promosi
kesehatan. SD Negeri 113 Pana memiliki 12 buah ruang kelas, 1
perpustakaan, 0 laboratorium IPA, 0 laboratorium bahasa, 0 laboratorium
komputer dan 0 laboratorium IPS. Saat ini SD Negeri 113 Pana yang
memiliki akreditasi A menggunakan Telkomsel Flash untuk sambungan
konektivitas internet, menggunakan daya listrik 900 watt dari dari PLN.

10
2. Weakness (Kelemahan).
Berdasarkan penelitian dari Kurnia Alex (2023) pihak guru yang hanya
mengajar dengan menggunakan metode konvensional dalam bentuk
ceramah saja, kurang kreatif dalam mengolah media pembelajaran, dan
kurang memahami tentang bagaimana penggunaan media audio visual
dalam proses belajar mengajar.
Belum adanya media promosi untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang pentingnya PHBS sekolah.
3. Opportunity (Peluang)
Kepala Sekolah SDN 113 Pana Pakis memberikan ijin untuk
melakukan sosialisasi dan edukasi terkait PHBS di sekolah.
4. Threats (Hambatan)
Pelaksanaan kegiatan menggunakan waktu yang cukup singkat,
sehingga penyampaian pesan-pesan kunci tentang PHBS di Sekolah
harus disampaikan dengan metode yang singkat.

C. Analisis Masalah
Dari hasil analisis dengan menggunakan Analisa SWOT didapatkan
beberapa program penanganan akan masalah yang dihadapi yaitu:
1. Bekerjasama dengan guru-guru di SDN 113 Pana untuk penyuluhan
terkait PHBS di sekolah
2. Melakukan pemberdayaan guru terkait edukasi PHBS di Sekolah agar
dapat menyediakan sarana sosialisasi dan pemberian fasilitas untuk
menunjang PHBS di sekolah.
3. Menyarankan ke guru-guru untuk menyelipkan materi penyuluhan PHBS
di setiap kegiatan yang dilakukan di daerah sekitar sekolah.

D. Analisis Khalayak Kegiatan KIE

Secara demografis SDN 113 Pana berada di lokasi yang mudah


dijangkau. Guru-guru, siswa siswi dan masyarakat sekitar sekolah cukup
memperhatikan kebersihan lingkungan. Sarana dan prasarana di Sekolah
cukup memadai, setiap kelas difasilitasi dengan LCD yang memudahkan
penyampaian edukasi bagi siswa siswi.

11
E. Tujuan

a. Tujuan Umum

Memperdayakan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat


lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat.

b. Tujuan Khusus :

1) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap peserta didik,


guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.

2) Meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan


masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.

3) Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan


sekolah ber PHBS.

F. Sasaran (primer/sekunder/tersier)

Pembinaan PHBS di sekolah dapat diberikan pada tiga kelompok


sasaran PHBS, sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier.

1. Sasaran primer pada pembinaan PHBS di sekolah adalah siswa, dimana


mereka diharapkan dapat untuk mengetahui dan melaksanakan PHBS.

2. Sasaran sekunder adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh pada


sasaran primer dalam mengambil keputusan melaksanakan PHBS. Pada
PHBS di sekolah yang menjadi sasaran sekunder adalah guru, dimana
seorang guru adalah panutan dari pada siswa.

3. Sasaran tersier adalah orang yang berfungsi untuk mengambil keputusan


formal, seperti komite sekolah, kepala desa, lurah, camat, dinas
pendidikan, puskesmas dan sebagainya. Mereka dapat memberikan
dukungan dalam menentukan kebijakan, pendanaan dalam proses
pembinaan PHBS yang akan diberikan kepada siswa sekolah.

12
G. Isi/Pesan

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai


PHBS di sekolah dan menjadi isi pesan dalam kegiatan sosialisasi dan
edukasi yang diberikan yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun


2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan tinggi badan peserta didik setiap 6 bulan
untuk memantau pertumbuhan peserta didik.
8. Membuang sampah pada tempatnya

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PHBS

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku


kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan
seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya


untuk menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu,
kelompok maupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai
media berbagi informasi.

B. Manfaat PHBS

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan


sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar
mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup
bersih dan sehat. Dilakukan melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat
dengan tujuan masyarakat mampu mengenal dan tahu masalah kesehatan
yang ada di sekitarnya, terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal
untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat. Manfaat PHBS
yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan
memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup
yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.

Manfaat pembinaan PHBS di sekolah yaitu :

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan
dan ancaman penyakit.

14
2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar siswa.
3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua.
4. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.
5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

C. PHBS di Tatanan Sekolah

Salah satu tatanan PHBS dari 5 tatanan PHBS adalah PHBS di


Sekolah. PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar
mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat. Contoh pelaksanaan PHBS di sekolah antara lain :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

Air yang tidak bersih .banyak mengandung kuman dan bakteri


penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada
saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan
membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tinggal
di tangan. Waktu kita sebaiknya mencuci tangan yaitu : Setiap kali tangan
kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll).
Manfaat cuci tangan yaitu : membunuh kuman penyakit yang ada di
tangan, mencegah penularan penyakit seperti : diare, kolera, disentri,
typus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
flu burung atau severe acute respiratory syndrome (SARS), tangan
menjadi bersih dan bebas dari kuman.

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Sekolah sebaiknya menyediakan warung sekolah sehat dengan


makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi sehingga

15
membuat tubuh siswa yang mengkonsumsi makan / jajanan tersebut
menjadi sehat dan kuat sehingga angka ketidakhadiran siswa menjadi
menurun dan proses belajar berjalan dengan baik.

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru sekolah adalah


jamban yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septic
tank, cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat
adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran,
tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan. Penggunaan jamban yang bersih dan
sehat dapat juga mencegah terjadinya pencemaran air yang ada
dilingkungan sekolah serta juga dapat menghindari adanya lalat dan
serangga yang dapat menimbulkan berbagai penyakit diare, demam tifoid,
serta kecacingan

4. Olahraga yang teratur dan terukur

Olahraga yang teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan


mental pada diri siswa dapat meningkatkan kebugaran tubuh siswa
sehingga tidak mudah jatuh sakit.Olahraga yang teratur dan terukur dapat
dilakukan di lingkungan sekolah seperti karyawan sekolah, komite,
penjaga kantin, serta satpam

5. Memberantas jentik nyamuk

Memberantas jentik nyamuk kegiatan ini dilakukan untuk


memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti
demam berdarah, memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah
dilakukan dengan gerakan 3 M (meguras, menutup, mengubur) tempat-
tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas,
tempat air minum) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari
pemberantasan jentik jentik nyamuk ini kemudian disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah

16
6. Tidak merokok di sekolah

Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang


sekitarnya merokok. Di Sekolah murid dapat merokok karena mencontoh
dari teman, guru, maupun masyarakat disekitar sekolah. Banyak anak-
anak menganggap bahwa enggan merokok akan menjadi lebih dewasa.
Merokok dilingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok
mengandung zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan murid
sekolah
7. Menimbang berat badan dan tinggi badan peserta didik setiap 6 bulan
untuk memantau pertumbuhan peserta didik.
Kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
pada siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengamati tingkat
pertumbuhan pada siswa. Hasil pengukuran dan penimbangan berat
badan pada siswa tersebut dibandingkan dengan standar berat badan
dan tinggi badan yang telah ditetapkan sehingga guru mengetahui
pertumbuhan siswanya normal atau tidak normal
8. Membuang sampah pada tempatnya
Sekolah wajib membuang sampah pada tempat sampah yang telah
disediakan. Siswa di harapkan tahu dalam memilih jenis sampah seperti
organic maupun sampah nonorganic. Sampah yang berserakan di
lingkungan sekolah dapat menimbulkan penyakit dan tidak indah
dipandang mata.

D. Anak Usia sekolah : Usia rawan penyakit dan sebagai change agent
PHBS

Terdapat dua hal berkaitan dengan anak usia sekolah, yakni :


1. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat
menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan
terserang berbagai penyakit
2. Akan tetapi, jumlah anak di Indonesia, rata-rata 30 % dari total penduduk
Indonesia dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk
menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga

17
berpotensi sebagai “change agent atau agen perubahan untuk
mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Peserta didik atau murid / siswa pada hakekatnya
merupakan kelompok paling mudah dan cepat untuk menerima
perubahan. Diharapkan dengan kelompok sasaran anak sekolah ini maka
apabila sejak kecil terbiasa, budaya hidup bersih dan sehat akan terbawa
sampai besar dan pada saat dewasa budaya tersebut tidak akan berubah
lagi.
Alasan pentingnya PHBS untuk anak usia sekolah antara lain :
1. Anak usia sekolah termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai
resiko tinggi.
2. Anak usia sekolah adalah waktu yang paling tepat untuk menanamkan
pengertian dan kebiasan hidup sehat.
3. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari golongan anak anak,
terutama di negara yang mengenal wajib belajar
4. Sekolah adalah salah satu institusi masyarakat yang telah terorganisir
secara baik.
5. Kesehatan anak usia sekolah akan menentukan kesehatan masyarakat

E. Media pembelajaran PHBS untuk anak sekolah


Salah satu upaya yang dilakukan untuk menyampaikan materi PHBS
pada siswa dengan cara menarik minat, yaitu dengan media pembelajaran
ular tangga yang dimodifikasi sehingga terdapat informasi yang berhubungan
dengan PHBS. Permainan ular tangga yang sederhana dan mengasyikan
untuk dimainkan oleh siswa, sehingga dapat digunakan menjadi media
pembelajaran yang efektif (Imawati et al. 2019).
Permainan ular tangga merupakan salah satu metode pembelajaran
untuk anak sekolah dasar yang efektif karena pada anak sekolah dasar
sedang berada pada tahap rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal di
lingkungannya.Kelebihan media permainan yaitu: menyenangkan, adanya
partisipasi untuk belajar, anak dapat belajar memecahkan masalah,
mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak.

18
BAB III
METODE

A. Metode

Agar metode penyuluhan PHBS di sekolah menjadi lebih menarik dan


tidak membosankan, maka dalam sesi edukasi ini, akan menggunakan
metode permainan ular tangga yang point-pointnya fokus pada indikator
PHBS pada anak sekolah di sekolah.

B. Media

Media yang digunakan adalah permainan ular tangga PHBS dengan


komponen :

1. Papan Ular Tangga

Ular tangga PHBS di sekolah terdiri dari 20 kotak yang berisi


delapan indikator perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Ada dua
kotak dengan gambar tangga dan dua kotak yang terdapat ular.
Pernyataan pada setiap kotak menggunakan kalimat yang singkat, padat
dan jelas. Papan ular tangga dicetak baliho dengan ukuran 200 x 200 cm.
2. Dadu
Dadu memiliki ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Dadu adalah
boneka dari kain flanel agar tidak membahayakan siswa

3. Bidak

Bidak yang digunakan dalam media permainan adalah siswa SDN


113 Pana. Siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung dalam
bermain ular tangga PHBS sekolah sehingga siswa mudah dalam
memahami informasi kesehatan.

C. Tempat

Kegiatan ini akan dilaksanakan di SDN. 113 Pana Kab. Enrekang

19
D. Jadwal Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

No Nama Kegiatan November 2023 Desember

1 5 7 8 11 12 13 1 4 5 6

A Tahap Persiapan
1. Koordinasi dengan pihak terkait (Via
WA/Telfon)
2. Pembekalan dari dosen pengampu
3. Persiapan bahan baku, peralatan,
fasilitator
(konsumsi peserta, plakat, door prize,
cendramata, spanduk)
4. Pengurusan administrasi perizinan
5. Penyusunan proposal dan instrumen pre-
posttest
6. Pembuatan media penyuluhan (ular
tangga) PHBS
B Tahap Pelaksanaan
C Tahap Evaluasi
D Penyusunan Laporan Hasil Kegiatan

E. Rencana Anggaran

Harga Satuan Jumlah Harga


No Kebutuhan Volume
(Rp) (Rp)
1 Snack 35 kotak 5000 175000
2 Plakat 1 buah 75000 75000
3 Spanduk 1 buah 60000 60000
4 cenderamata untuk siswa 18 paket 10000 180000
5 Kertas HVS 1 rim 60000 60000
6 Ular Tangga PHBS 3 lembar 15000 45000
7 ATK 18 orang 5000 90000
Transportasi dan
8 penginapan 3 orang 1000000 3000000
Total Biaya Rp3.685.000

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan


SD Negeri 113 Pana beralamat di Desa Pana, Kec. Alla, Kab. Enrekang,
Sulawesi Selatan. Peserta yang terlibat adalah siswa siswi kelas VI yang
berjumlah 17 orang, 12 laki - laki dan 5 perempuan. Pada dasarnya anak-anak
sudah terpapar dengan materi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) karena guru-guru kelas sudah menyelipkan materi PHBS di antara
pelajaran sekolah. Terlebih pada masa pandemi Covid-19, para guru gencar
mengkampanyekan kebiasaan baru, yang didalamnya termasuk pentingnya
mencuci tangan. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa sarana cuci tangan
yang masih terpasang di depan ruang kelas.

Hasil dari pre dan post test yang diberikan, menunjukkan rata-rata nilai
yang cukup pada siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabulasi Pengetahuan Siswa


Sebelum dan Sesudah Edukasi PHBS
Melalui Media Permainan Ular Tangga

Permainan Ular Pengetahuan


No
Tangga Baik % Cukup % kurang %
1 Sebelum 11 64,7 4 23,5 2 11,8
2 Sesudah 16 94,1 0 0,0 1 5,9

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 187) untuk mengetahui gambaran


tingkat pengetahuan siswa terhadap PHBS dikategorikan sebagai berikut: a.
Baik : apabila persentase jawaban benar 76%-100% b. Cukup : apabila
persentase jawaban benar 56%-75% c. Kurang : apabila persentase jawaban
benar kurang dari 56%.

Tabel di atas menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap


pengetahuan siswa tentang PHBS sebelum dan sesudah edukasi dengan
media permainan ular tangga dilakukan. Sebelum edukasi, 64,7% siswa

21
dengan kategori pengetahuan baik, 23,5% cukup dan 11,8% kurang. Setelah
edukasi, 94,5% pengetahuan siswa baik, 0% Cukup dan 5,9% masih kurang.

B. Pembahasan
Berdasarkan nilai dari pre dan post test, diketahui siswa siswi kelas IV
di SDN 113 Pana, sudah mengetahui tentang PHBS. Walaupun demikian,
beberapa pertanyaan tertentu terkait PHBS belum sepenuhnya diketahui,
misalnya tentang enam (6) langkah cuci tangan yang baik dan benar,
mengapa harus menggunakan jamban, mengapa anak harus menggunakan
alas kaki, dan lain-lain.

Penjelasan tentang penerapan PHBS ini, dilakukan dengan mengajak


beberapa siswa bermain ular tangga raksasa, yang mana bidaknya adalah
siswa itu sendiri. Berdasarkan beberapa penelitian, diketahui bahwa salah
satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang PHBS pada anak
sekolah dasar adalah dengan menggunakan media alternatif permainan ular
tangga. Sejalan dengan kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Dhita Kris
Prasetyanti (2019), bahwa media alternatif permainan ular tangga
merupakan salah satu stimulus untuk meningkatkan kesadaran dan
kemauan siswa dalam menerapkan PHBS. Dengan menggunakan
strategi media permainan ular tangga membuat suasana menjadi lebih
menyenangkan, responden menjadi lebih santai yang pada akhirnya
memberikan dampak positif dengan peningkatan kesadaran untuk
menerapkan PHBS.

Siswa - siswi kelas IV SDN 113 Pana memainkan permainan ular


tangga yang diberikan dengan ceria, sembari diberikan penjelasan terkait
delapan (8) indikator PHBS di sekolah. Untuk menguatkan komitmen, para
siswa diajak untuk mengucapkan bersama setiap perilaku bersih dan sehat
yang disampaikan.

22
BAB V
EVALUASI

A. Input
Input meliputi sesi edukasi yang diberikan melalui media permainan
ular tangga PHBS di SDN No 113 Pana. Bahan baku yang digunakan dalam
kegiatan, yaitu:

1. Anggaran

Sumber dana dalam kegiatan promosi kesehatan ini didapatkan


dari dana pribadi mahasiswa.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 17 orang


siswa-siswi kelas 6. Serta pelaksana kegiatan terdiri 3 orang
mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana
didampingi oleh 2 dosen pengampu.

3. Referensi/Literature

Sumber materi penyuluhan yang diberikan berasal dari jurnal


yang diperoleh dari Google scholar terkait dengan topik promosi
kesehatan di Sekolah. Adapun permainan ular tangga, dibuat sendiri
oleh mahasiswa.

B. Proses
Poses merupakan aktivitas yang didapat dari memproses input untuk
mendapatkan hasil. Kegiatan ini dimulai dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan sampai pada tahap evaluasi kegiatan.

1. Tahap Persiapan

Persiapan kegiatan ini dilakukan mulai dari survey lokasi via


telepon, pembekalan oleh dosen pengampu, mempersiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan selama kegiatan, pengurusan surat izin

23
kegiatan, penyusunan proposal dan penyusunan materi serta media
permainan ular tangga yang akan digunakan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan dimulai dengan acara pembukaan atau


penerimaan pelaksana kepada kepala Sekolah, dilanjutkan dengan
kegiatan pengisian kuesioner pre test oleh siswa-siswi SDN No 113
Pana.

Adapun tahapan kegiatan edukasi dengan media permainan


ular tangga adalah sebagai berikut :

1. Perkenalan antara siswa-siswi peserta kegiatan dengan


mahasiswa pelaksana kegiatan.
2. Sebanyak empat (4) orang siswa diajak untuk bermain ular
tangga di atas ular tangga raksasa dengan bidak adalah siswa
sendiri.
3. Masing-masing diberikan kesempatan melakukan lemparan
dadu dan berjalan sesuai dengan angka dadu.
4. Untuk perilaku sehat maka akan naik tangga ke kotak akibat
perilaku sehat. Akan tetapi perilaku tidak sehat maka akan kena
ekor ular dan langsung turun ke kotak bagian bawah akibat
perilaku tidak sehat.
5. Setiap perilaku dijelaskan oleh mahasiswa dengan terlebih
dahulu mengajukan pertanyaan. Semua siswa- siswi juga diajak
untuk mengucapkan bersama-sama setiap perilaku baik yang
disampaikan. Hal ini bertujuan untuk membangun komitmen
agar bukan hanya sekedar tahu tapi mau untuk menerapkan
perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
6. Yang pertama sampai ke kotak finish dia adalah pemenangnya.
7. Setelah permainan selesai, diukur kembali pengetahuan siswa
tentang PHBS di sekolah.
8. Rangkaian kegiatan edukasi tentang PHBS melalui media
permainan ular tangga berlangsung sekitar 45 menit, kemudian
ditutup dengan pemberian cenderamata untuk siswa- siswi.

24
C. Output
Output dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan
kesadaran siswa-siswi kelas IV SDN 113 Pana dalam menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehati. Hal ini ditandai dengan hasil post test dan adanya
komitmen anak-anak untuk terus menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-
hari.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan

Kegiatan ini terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan dari


Kepala Sekolah dan segenap guru-guru pengajar di SDN 113 Pana, sarana
yang memadai di ruang kelas, dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah beberapa anak masih
malu-malu untuk berinteraksi dan menjawab pertanyaan. Namun demikian,
ada pula beberapa anak yang cukup aktif dan antusias untuk mengikuti
permainan, sehingga hambatan tersebut tidak menjadi hal yang berarti dalam
pelaksanaan kegiatan ini.

Media permainan ular tangga yang digunakan, hanya 20 kotak dan


belum cukup memuat semua informasi terkait PHBS. Oleh karenanya, masih
membutuhkan koreksi dan perbaikan untuk membuat media permainan
tersebut lebih lengkap.

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan


masyarakat lingkungan sekolah agar tahu dan mau serta mampu
mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

Mengingat jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk


Indonesia dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan
nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi
sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat.

Media alternatif permainan ular tangga merupakan salah satu


stimulus untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan siswa dalam
menerapkan PHBS. Dengan menggunakan strategi media permainan
ular tangga membuat suasana menjadi lebih menyenangkan, siswa
menjadi lebih santai yang pada akhirnya memberikan dampak positif
dengan peningkatan kesadaran untuk menerapkan PHBS.

B. Saran

Bagi guru diharapkan dapat menjalin komunikasi dengan orang


tua siswa untuk bersama membimbing siswa dalam menerapkan PHBS,
selain itu guru juga dapat menjadikan media permainan ular tangga ini
sebagai salah satu alternatif siswa dalam menerapkan PHBS.

Semakin dini siswa dikenalkan dengan PHBS dibawah bimbingan


para guru di sekolah, maka semakin melekat PHBS tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari di masa mendatang.

26
Lampiran
1. Lembar evaluasi (pre post test)

27
2. Foto Lokasi

28
3. Foto Pelaksanaan Kegiatan

29
30
31
4. Desain Alur Kegiatan

5. Foto Spanduk Kegiatan

32
6. Daftar Hadir Kegiatan

33
7. Foto Ular tangga dan Poster

34
8. Surat Izin Kegiatan

35
9. Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan

36
Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


2269/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat

Putri Isriyatil Jannah1*, R. Sitti Nur Djannah2. Pengembangan Permainan Ular


Tangga Sebagai Media Promosi Kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (Development of Snakes and Ladders Game as a Media for Health
Promotion on Clean and Healthy Behavior). Medika Respati : Jurnal Ilmiah
Kesehatan Vol. 15 No. 4 November 2020 : 245-252 ISSN : 1907-3887 (Print),
ISSN : 2685-1156 (Online).

Kabupaten Enrekang dalam Angka. 2020. Badan Pusat Statistik Kabupaten


Enrekang.

Dhita Kris Prasetyanti. 2019. Pengaruh Permainan Ular Tangga terhadap


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Keperawatan hal. 47 - 52.

Dwi Amrina Syarifuffin. 2017. Effect Of Knowledge dan Attitude on Clean and
Healthy Behavior at Inpres Tamalanrea 1 Primary School.

37

Anda mungkin juga menyukai