Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

KESELAMATAN KERJA LANJUT

Pemanasan Global Dan Penyakit Emergence Air

Dosen
Prof. dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc.,Ph.D.

DISUSUN OLEH:

Kelompok III

HARDIN WALLY (K012211040)


ARMAYANTI (K012211042)
VERTIANA LISA PARUBAK (K012211051)
IRMALASARI MUSTAFA (K012211054)
SRI INRIANI (K012211061)
YONA PATANDUK (K012211062)

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah kami yang berjudul "Pemanasan Global dan Penyakit
Emerging” untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan Kesehatan
Kerja Lanjut.
Kami berharap makalah ini dapat membantu para pembaca ataupun para
mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkhususnya tentang
Pemanasan Global dan Penyakit Emerging yang kami sajikan dari berbagai
referensi dan sumber.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman
sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Makassar, 04 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 FAKTA MASALAH ................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2
1.3 TUJUAN................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 TABEL REKAPITULASI HASIL PENELITIAN JURNAL .................. 3
2.2 FAKTOR PENYEBAB DAN ASPEK KESEHATAN............................ 6
2.2.1 Faktor Penyebab ................................................................................ 6
2.2.2 Solusi ................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9
3.2 Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
1 BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 FAKTA MASALAH
Pemanasan global dan perubahan iklim adalah hal yang dapat di prediksi.
Terjadinya hal tersebut merupakan efek dari meningkatnya pembakaran
bahan bakar fosil dan emisi gas CO2 dalam jumlah besar yang
mengakibatkan efek rumah kaca. Diperkirakan bahwa suhu global rata-rata
akan meningkat dengan 2–5 °C dalam beberapa dekade mendatang (Ishak,
2019).
Globalisasi yang terjadi dewasa ini, memungkinkan terjadinya perjalanan
dan perdagangan yang luas ke seluruh penjuru dunia. Urbanisasi yang tidak
terencana dan tantangan lingkungan seperti perubahan iklim memiliki
dampak yang signifikan terhadap penularan penyakit. Disamping itu
perubahan dalam praktek pertanian karena variasi suhu dan curah hujan dapat
mempengaruhi penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor. Beberapa
penyakit yang penyebarannya luas antara lain malaria, demam berdarah,
chikungunya dan virus West Nile (Adriyani & Sujoso, 2021)
Akibatnya, Perubahan iklim mengancam kemajuan yang dicapai dalam
pengurangan penyakit menular secara global (Levy et al., 2019). Bumi akan
menunjukkan perubahan iklim yang ditandai dengan peristiwa cuaca ekstrem
dalam beberapa dekade mendatang, seperti peningkatan suhu, curah hujan,
musim panas, kekeringan, tornado dan angin topan yang lebih sering dan
lebih kuat. Siklus penyakit epidemiologis meliputi inang, patogen dan dalam
kasus tertentu hospes/vektor perantara. Campuran kompleks dari berbagai
kondisi lingkungan (misalnya suhu dan kelembaban) menentukan
habitat/relung ekologi yang sesuai untuk setiap inang vektor.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), “perubahan iklim dan
pemanasan global” mengancam semua aspek kehidupan kita . Perubahan
epidemiologi penyakit terkait pemanasan global berkaitan dengan perubahan
ekosistem, kerentanan populasi, dan peningkatan paparan agen penyebab.
Tingkat pencemaran global mempengaruhi perubahan iklim yang besar dan

1
2

berdampak pada kesehatan manusia meliputi munculnya emerging disease


seperti munculnya penyakit species baru, wabah kolera, diare, peningkatan
kasus menular vektor nyamuk seperti malaria, demam berdarah dengue dan
lain sebagainya. Perubahan iklim juga dapat mengakibatkan perubahan sosial
demografi manusia dan migrasi besar-besaran manusia dari daerah kering
panas ke wilayah geografis baru di mana keadaan kehidupan lebih baik. Hal
ini disertai dengan perubahan dalam distribusi geografis klasik hewan liar,
serangga, hewan pengerat, dan populasinya di seluruh dunia . Dengan
demikian penularan penyakit tertentu semakin meningkat menyebar ke daerah
geografis baru yang sebelumnya belum pernah terjadi menjadi endemis.
Saat ini, negara berkembang yang miskin adalah negara yang paling
rentan mengalami dampak dari pemanasan global meskipun mereka bukan
yang paling bertanggung jawab atas emisi CO2 dan efek rumah kaca.
Mengkhawatirkan mengetahui bahwa lebih dari 60% penyakit menular
manusia yang muncul antara tahun 1940 dan 2004 adalah penyakit zoonosis
yang berasal dari hewan. Dari jumlah tersebut, 22,8% adalah penyakit yang
ditularkan melalui artropoda, dan 71,8% berasal dari satwa liar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh kenaikan suhu global dan penyakit emergency
baru/ species terhadap Kesehatan manusia?
2. Bagaimana Pemanasan global berdampak pada ekosistem/geografi?
3. Bagaimana pengaruh pemanasan global terhadap penyakit yang
ditularkan melalui air yang mengalami resisten/genetic?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh kenaikan suhu global terhadap Kesehatan manusia.
2. Mengetahui dampak pemanasan global terhadap ekosistem/ geografi
3. Mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap penyakit yang
ditularkan melalui air yang mengalami resisten/ genetik
2 BAB II

PEMBAHASAN
2.1 TABEL REKAPITULASI HASIL PENELITIAN JURNAL
Dampak
N
Nama/Nim Pemanasan Global Kesehatan/Penyakit
o
Emerging
1 Hardin Waly Topik 1: Penyakit Emergence Patogen di berbagai taksa
K012211040 baru/Species (virus, bakteri, protozoa,
Perubahan iklim antropogenik dan cacing). Patogen ini
telah menyebabkan peningkatan dapat menyebabkan
jumlah siang dan malam yang berbagai gejala, termasuk
hangat, serta frekuensi dan diare, demam, dan gejala
intensitas kejadian kekeringan dan mirip flu lainnya,
hujan lebat. Ini mempunyai gangguan saraf, kerusakan
implikasi untuk penyakit yang hati, dan lain-lain. Di sini
ditularkan melalui air, karena Peneliti berfokus pada
suhu tinggi dapat mengubah penyakit diare, yang
kelangsungan hidup ekosistem, umumnya ditularkan
replikasi dan virulensi, peristiwa melalui air dan disebabkan
hujan deras dapat memobilisasi oleh pemansan global.
dan kompromi infrastruktur air
dan sanitasi, dan kekeringan dapat
mengkonsentrasikan ekosistem
dalam air.
2 Armayanti Topik 1: Penyakit Emergence Pemanasan global
K012211042 baru/Species meningkatkan risiko badai
suhu rata-rata naik 0,5-1 ◦C, dan besar. Meskipun beberapa
curah hujan pluvial mungkin naik kemajuan dalam
6-10% untuk 90% Negara Bagian mengembangkan
Nuevo Leon dalam 10 tahun ke penanggulangan
depan kontinjensi di Monterrey,
Meksiko, Badai Alex
menyebabkan peningkatan
kejadian gejala penyakit
menular, terutama gejala
gastrointestinal yang
terkait dengan kontaminasi
air minum seperti air keran
atau air dari tangki air
komunal bergerak.
Gangguan sanitasi air dan
ketidakmampuan untuk
menjaga praktik
kebersihan di rumah

3
4

mungkin menjelaskan efek


utamanya. Ada kebutuhan
mendesak untuk perbaikan
dan rehabilitasi bantaran
sungai di MMA dan sistem
drainase perkotaan.
(Santos-Guzman Jesus ,
dkk, 2021)
3 Vertiana Lisa Topik 2 : Studi ini menunjukkan
Parubak Ekosistem/Geografi Baru bahwa peningkatan resiko
K012211051 Telah terjadi perubahan kenaikan penularan Malaria akibat
suhu dalam beberapa dekade kenaikan suhu global di
terakhir (∼0,5 °C dari tahun 1960 dataran tinggi Eithopia
hingga 2000), proyeksi kenaikan akan semakin tinggi.
suhu di masa depan (setinggi 4 °C Dimana sebagian besar
pada tahun 2100) memunculkan (sekitar 33%) dari populasi
potensi dampak pemanasan global Etiopia saat ini sekitar 27
terhadap penularan malaria di juta orang dan 33 juta pada
daerah dataran tinggi khususnya 2010 akan hidup dengan
di dataran tinggi Eithopia. risiko tinggi penyakit
Malaria di bawah skenario
dasar tanpa mitigasi emisi
tinggi dari perubahan
iklim di masa depan.
(Noriko Endo dan Elfatih
AB Eltahir,2020)
4 Irmalasari Topik 2 :
Mustafa Ekosistem/Geografi Baru Malaria
K012211054 Rata-rata kecepatan angin
selama tahun 2005-2015 sebesar
17.66 Km/Hari. Nilai minimum
kecepatan angin sebesar 3.4
Km/Hari terjadi pada bulan
Februari, sedangkan nilai
maksimum kecepatan angin
sebesar 47.01 Km/Hari yang
terjadi pada bulan Oktober.
5 Sri Inriani TOPIK 3 : Penyakit Emerging:
K012211061 RESISTEN/GENETIK Kolera
Studi ini mengungkapkan daerah-
daerah yang mengalami Kenaikan suhu
peningkatan suhu atau daerah menyebabkan atmosfer
yang lebih hangat dengan curah lebih hangat, dan
hujan yang sedikit mempengaruhi meningkatkan kandungan
perlekatan Vibrio cholerae ke uap air di atmosfer,
copepoda sehingga meningkatkan peristiwa presipitasi
5

populasinya. Penelitian ini menjadi lebih intens.


menggunakan data bulanan kasus Peningkatan curah hujan
dan data meteorologi bulanan di akan memperkuat
Malaysia. Jumlah kasus pun konsentrasi patogen yang
meningkat pada waktu tertentu terbawa air ke dalam
seiring dengan perubahan iklim. lautan melalui saluran
Selain copepoda, banyak pembuangan limbah. Hal
penelitian telah membuktikan ini menjelaskan mengapa
bahwa suhu yang lebih hangat di Malaysia, sebagian
terutama selama bulan-bulan besar kasus kolera terjadi
musim panas, akan berkembang di daerah pesisir. Mereka
biak banyak spesies planktonik lebih banyak
lainnya seperti Cyanobacteria mengonsumsi makanan
(Ganggang Biru – hijau), diatom, laut seperti remis, tiram,
dan Pfiesteriapiscicida. Alga akan kerang, rambat lumpur dan
dikonsumsi oleh ikan, moluska spesies lain yang mungkin
dan krustasea, dan intrusi besar terkontaminasi Vibrio
pembawa yang terinfeksi Vibrio cholerae. Dan kasus
cholerae dihasilkan dan meningkat ini meningkat
didistribusikan ke beberapa pada wilayah yang lebih
komunitas pesisir. hangat.

6 Yona Patanduk TOPIK 3 : Peningkatan Suhu yang


K012211062 RESISTEN/GENETIK terjadi diwilayah
Peningkatan Suhu mempengaruhi penelitian menyebabkan
perkembangan dan kepadatan suhu lingkungan menjadi
vektor. Replikasi virus dan lebih hangat dan
periode dewasa pada berubahnya jumlah hari
serangga/vektor menjadi lebih musim hujan dan hari
singkat dengan naiknya suhu kemarau kondisi tersebut
lingkungan. Pengumpulan data memperjelas faktor yang
penenitian dengan menganalisis memperngaruhi
perubahan suhu tahun 2008-2018. meningkatnya kasus
demam berdarah

KESIMPULAN :
Dari tabel rekapitulasi hasil penelitian jurnal di atas, kita bisa menyimpulkan
bahwa Pemanasan global berdampak negatif pada kesehatan. Dampak yang di
timbulkan antara lain, Perkembangan Patogen (virus, bakteri, protozoa, dan
cacing) lebih cepat sehingga meningkatkan jumlah kasus seperti DBD, malaria,
diare dan penyakit lainnya yang erat kaitannya dengan perubahan iklim. Replikasi
virus dan periode dewasa pada serangga/vektor menjadi lebih singkat dengan
6

naiknya suhu lingkungan. Hal ini juga berdampak pada meluasnya penyebaran
kasus ke beberapa daerah yang sebelumnya belum pernah terjadi seperti dataran
tinggi dan pesisir pantai

2.2 FAKTOR PENYEBAB DAN ASPEK KESEHATAN

2.2.1 Faktor Penyebab


Pemanasan global menjadi penyebab ketidakseimbangan dan perubahan
ekosistem yang kemudian menimbulkan berbagai jenis penyakit emerging,
di mana hal tersebut di pengaruhi oleh kondisi berikut ini:

1. Perubahan iklim
Emisi gas rumah kaca telah menyebabkan suhu global rata-rata
meningkat 1 °C di atas tingkat masa pra-industri. Dampak dari kenaikan 1
°C telah sangat besar, termasuk penurunan jumlah siang dan malam yang
dingin, peningkatan jumlah siang dan malam yang hangat, peningkatan
peristiwa panas ekstrem, penurunan tutupan salju, dan percepatan
kenaikan permukaan laut. Pemanasan global telah menunjukkan
heterogenitas yang cukup besar, dengan pemanasan yang lebih besar di
daratan daripada di lautan, pemanasan terbesar terjadi di Kutub Utara.
Peningkatan penguapan dari pemanasan telah menghasilkan perubahan
yang kompleks dan spesifik wilayah dalam siklus hidrologi; terjadi
peningkatan curah hujan global secara keseluruhan, beberapa daerah
menjadi lebih basah dan yang lainnya menjadi lebih kering. Jika trend
emisi gas rumah kaca saat ini terus berlanjut maka , suhu global rata-rata
dapat meningkat 4 hingga 5 °C pada akhir abad ini. Emisi gas rumah kaca
yang berkelanjutan akan menyebabkan pemanasan lebih lanjut dan
perubahan jangka panjang di semua komponen sistem iklim,
meningkatkan kemungkinan dampak yang parah, meluas, dan tidak dapat
diubah lagi bagi manusia dan ekosistem. Perubahan iklim dapat
mempengaruhi perkembangan kehidupan pathogen penyebab penyakit,
meningkatkan jumlah populasi sehingga kasus dapat meningkat.
7

2. Penyakit Tular Vektor


Vektor adalah organisme (paling sering artropoda) yang menularkan
patogen infeksius dari inang manusia atau hewan yang terinfeksi ke
manusia yang tidak terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia
mengidentifikasi penyakit tular vektor global utama seperti malaria,
demam berdarah, chikungunya, demam kuning, penyakit virus Zika,
filariasis limfatik, schistosomiasis, onchocerciasis, penyakit Chagas,
leishmaniasis dan Japanese ensefalitis. Penyakit tular vektor lainnya yang
menyebar secara regional termasuk trypanosomiasis Afrika, penyakit
Lyme, ensefalitis tick-borne dan demam West Nile. Negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah tropis dan subtropis menanggung
beban tertinggi penyakit yang ditularkan melalui vektor. Delapan penyakit
tular vektor dianggap sebagai penyakit tropis terabaikan. Manusia
berperan sebagai inang utama bagi beberapa penyakit tular vektor,
termasuk malaria, demam berdarah, chikungunya dan penyakit virus Zika,
sedangkan penyakit tular vektor lainnya memiliki dinamika penularan
yang lebih kompleks, inang non-manusia misalnya, untuk penyakit Lyme,
mamalia kecil dan burung berfungsi sebagai inang (reservoir) yang
kompeten (mereka terinfeksi oleh vektor kutu dan mereka dapat
menginfeksi kutu); rusa dan mamalia berukuran besar dan sedang lainnya
berfungsi sebagai inang yang tidak kompeten (mereka memberi kutu
dewasa dengan makanan darah tetapi tidak terinfeksi); dan manusia
berfungsi sebagai inang buntu (mereka terinfeksi oleh kutu tetapi tidak
menginfeksi kutu).
3. Suhu dan kelembaban
Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan
produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi untuk
menemukan habitat baru yang sesuai. Berubahnya habitat memungkinkan
terjadinya perubahan terhadap resistensi kehidupan larva dan masa
pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan
8

adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit tropis.


Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan musim dapat
meningkatkan penyebaran organisme ini lebih luas. Ini menimbulkan wabah
penyakit yang dianggap baru. Perubahan ekosistem pada jenis penyakit
tertentu

2.2.2 Solusi
1. Melakukan riset Riset strategis bisa membantu mengidentifikasi area
yang paling rentan terhadap peningkatan risiko penyakit dan intervensi
kemungkinan besar untuk mengurangi kerentanan, sehingga
memungkinkan untuk memprioritaskan intervensi yang efektif dalam
masyarakat berisiko tinggi, untuk membangun ketahanan terhadap
perubahan iklim. Sebaliknya, program kesehatan masyarakat yang
berfokus pada penanganan kondisi sosial juga harus pertimbangkan
bagaimana variabel meteorologi dapat mempengaruhi keberhasilan
program ini.
2. Terkait dengan peningkatan suhu global maka berdasrkan faktor
penyebab maka solusi yang perlu di lakukan yaitu mengupayakan
pengurangan emisi/ residu/ limbah hasil aktifitas manusia yang
berdampak pada peningkatan gas-gas rumah kaca. Melakukan
penghematan dan pemanfaatan energi dengan bijak khususnya untuk
energi yang berasal dari bahan bakar fosil.
3 BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Pemanasan global berpengaruh terhadap kesehatan manusia , perubahan


ekosistem dan dapat meingkatkan kasus penyakit tertentu seperti DBD,
Malaria, Kolera, Diare, serta penyakit lainnya yang erat dengan
perubahan suhu dan kelembaban
2. Pemanasan Global meningkatkan tingkat penyebaran kasus bahkan
dapat menyebar ke daerah yang belum pernah terjadi kasus menjadi
endemis
3. Pemanasan global berpengaruh terhadap siklus kehidupan pathogen dan
perubahan habitat sehingga dapat mempengaruhi resistensi kehidupan
larva sehingga kasus semakin meningkat

3.2 Saran
1. Meminimalkan dampak pemanasan global, dengan cara pemeliharaan
lingkungan secara terintegrasi, perubahan pola piker dan Tindakan
dalam mengurangi emisi/ residu/ limbah hasil aktifitas manusia yang
berdampak pada peningkatan gas-gas rumah kaca
2. Daur Ulang dan efisiensi energis serta pelestarian lingkungan
3. Melaksanakan kegiatan pencegahan meningkatnya kasus berupa
Komunikasi, Informasi, Edukasi serta publikasi jenis penyakit emerging
dan cara pencegahan dan penanganannya. PHBS dan PSN sebagai salah
satu contoh penerapan yang harus ditingkatkan

9
4 DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Individu:

Hardin Waly : Levy, K., Smith, S. M., & Carlton, E. J., 2019. Climate Change
Impacts on Waterborne Diseases: Moving Toward Designing
Interventions Karen. Curr Environ Health Rep, 5(2), 272–282.
https://doi.org/10.1007/s40572-018-0199-7.Climate

Armayanti :Santos-Guzman, Jesus, Gonzalez-Salazar Francisco,


MartSayanez-Ozuna Gregori, dkk, 2021. Epidemiologic Impacts
in Acute Infectious Disease Associated with Catastrophic
Climate Events Related to Global Warming in the Northeast of
Mexico

Irmalasari Mustafa : Nilasari, N. & Lazuardi, Lutfan., 2017. Sebaran spasial-


temporal kasus malaria berdasarkan kecepatan angin dan
kelembapan di Kabupaten Kulon Progo DIY, Sumber Jurnal :
BKM Journal of Community Medicine and Public Health, hal.
581-586.

Vertiana Lisa Parubak : Noriko Endo and Elfatih A B Eltahir.,2020. Increased


Risk of Malaria Transmission with Warming Temperature in
the Ethiopian Highlands”.
Sri Inriani : Hassan NA, Hashim JA, Wan Puteh., 2020.The Impacts of Climate
Variability on Cholera Cases in Malaysia. Medical Journal Malaysia
Yona Patanduk : Souza A De., 2021. Impact of Climate Change on Human
Infectious Diseases : Dengue. 2021;64:1–14.

Tambahan Buku & Jurnal :

Adriyani, R., & Sujoso, A. D. P. (2021). Ekologi , Pemanasan Global dan


Kesehatan. Aseni.
El-sayed, A., & Kamel, M. (2020). Climatic changes and their role in emergence
and re-emergence of diseases. Geisler 2012.

10
11

Ishak, H. (2019). Kesehatan Ekosistem (A. Gp (ed.); Cetakan I). Gosyen


Publishing.
Rocque RJ, Beaudoin C, Ndjaboue R, Cameron L, Bergeron LP-, Rheault R-AP-,
et al. Health effects of climate change : an overview of systematic reviews.
2021;
Dubrow R. vector-borne disease prevention and control. 2020;21(May):479–83.

Anda mungkin juga menyukai