PENDAHULUAN
Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) adalah
menurunkan angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian balita sebesar dua
pertiga antara tahun 1990 hingga tahun 2015. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka pemerintah melakukan strategi dan usaha, salah
satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif (Bappenas,
2005). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggerakkan seluruh
masyarakat dalam upaya memberikan ASI Eksklusif pada bayi selama 6 (enam) bulan
diharapkan dapat tercapai maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
Inisiasi menyusu dini adalah proses alami untuk menyusu, yaitu dengan
memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri, dalam satu
jam pertama pada awal kehidupannya bayi. Inisiasi menyusu dini atau IMD
merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah Indonesia. WHO dan
nyawa bayi sebelum usia 28 hari. Untuk itu diharapkan semua tenaga kesehatan di
bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama
kelahiran, yang kemudian dilanjutkan ASI Eksklusif sampai dengan enam bulan
(Hernawati,2008).
pertama setelah kelahiran dan 8 % ibu memberi ASI Eksklusif terhadap bayinya
sampai 6 bulan. Padahal diperkirakan sekitar 30.000 kematian bayi baru lahir
(usia 28 hari) dapat dicegah melalui inisiasi menyusu dini (Amori, 2007).
dalam menyusu selanjutnya ASI Eksklusif pada bayi yang diberikan kesempatan
menyusu dini dalam satu jam pertama setelah dilahirkan lebih besar delapan kali
dibandingkan bayi yang tidak diberikan kesempatan menyusu dini. Pemberian ASI
Eksklusif pada bayi di Indonesia menurun dari 42,4 % pada tahun 1997 menjadi
39,5% pada tahun 2002-2003 (SDKI, 2007). Sedangkan cakupan ASI Eksklusif yang
Nasional Program Peningkatan Cakupan Air Susu Ibu (PP-ASI) adalah 80%. Hal ini
menunjukkan keadaan yang cukup memprihatinkan, sehingga perlu upaya serius dan
bersifat segera ke arah yang dapat meningkatkan keberhasilan program ASI Eksklusif
(Depkes RI,2005). Berdasarkan studi kualitatif Fikawati dan Safiq melaporkan bahwa
salah satunya terjadinya kegagalan melakukan IMD. Bayi yang lahir normal dan
diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan kulit ibu melekat pada kulit bayi
selama setidaknya 1 jam dalam 50 menit akan berhasil menyusu, sedangkan bayi lahir
normal yang dipisahkan dari ibunya 50% tidak bisa menyusu sendiri. Berbagai studi
juga telah melaporkan bahwa IMD terbukti meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif
(Fikawati, 2009).
Inisiasi menyusu dini dengan jelas telah tercantum dalam Buku Acuan
Asuhan Persalinan Normal (APN) dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
APN adalah standar asuhan persalinan normal yang bersih dan aman dari setiap
tahapan persalinan bagi semua ibu bersalin yang harus diterapkan oleh penolong
persalinan dimanapun, hal tersebut telah menetapkan 58 langkah yang mana inisiasi
menyusu dini masuk dalam urutan prosedur tetap seorang bidan dalam melakukan
pertolongan persalinan. Tujuan APN adalah untuk menjaga kelangsungan hidup dan
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi yang dilahirkannya (Depkes,2008).
Penolong persalinan disini mungkin saja seorang bidan, perawat, dokter umum atau
spesialis obstetri. Karena bidan secara umum merupakan penolong persalinan yang
paling banyak membantu persalinan ibu di Indonesia maka dalam studi ini penolong
persalinan disebut sebagai bidan (BPS, 2007) serta sesuai dengan peraturan
dalam menolong persalinan pada bab 3 pasal 2 bagian g yang menyatakan bahwa
seorang bidan harus melaksanakan IMD dan promosi air susu ibu secara Eksklusif.
Hal ini sebelumnya telah adanya rekomendasi dari WHO dan UNICEF (2002) dalam
Aprillia (2010) yang dibuat untuk peningkatan cakupan ASI Eksklusif salah satunya,
yaitu (1) inisiasi menyusu dini pada satu jam setelah kelahiran, (2) memberikan
lainnya sebelum pemberian ASI dan makanan lain pada masa awal kehidupan bayi
GNPP-ASI (Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu) pada tahun
tertulis mengenai pemberian ASI yang secara berkala dikomunikasikan kepada semua
manfaat ASI dan menyusui kepada semua ibu hamil, membantu ibu menyusui sedini
mungkin dalam waktu setelah lahir sampai satu jam (Roesli, 2005).
oleh pengetahuan, sikap dalam bidan penolong persalinan itu sendiri, hal ini
didukung pula oleh pernyataan Siregar A (2004), bahwa keberhasilan menyusu dini
banyak dipengaruhi oleh perilaku petugas kesehatan yang pertama kali membantu
ibu selama proses persalinan. Selain itu keberhasilan ibu menyusui juga harus
didukung oleh suami, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat. Oleh karena itu
sikap dan perilaku petugas kesehatan khususnya bidan yang didasari pengetahuan
Kota Dumai merupakan bagian dari Propinsi Riau, dimana kota Dumai suatu
daerah yang telah menerapkan suatu program pemerintah yaitu berupa Desa Siaga.
Desa siaga adalah suatu gambaran masyarakat yang sehat, sadar, mau, dan mampu
anak yang dilaksanakan di pos kesehatan desa (POSKESDES). Kata desa siaga dapat
diartikan dengan kelurahan siaga sesuai dengan wilayah yang berwewenang untuk
ini tentang kegiatan inisiasi menyusu dini (IMD) yang merupakan salah satu
Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Dumai cakupan ASI Eksklusif
masih rendah serta terjadi penurunan pada tahun 2008 adalah 47,6% dan tahun 2009
adalah 43,2% dimana target untuk kota Dumai 72,5%, demikian juga untuk angka
kematian bayi pada tahun 2008 tercatat jumlah kematian bayi sebanyak 44 bayi
dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 6.106, sehingga angka kematian bayi di kota
Dumai adalah sebesar 7 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2009 tercatat jumlah
kematian bayi sebanyak 58 bayi dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 6.727,
sehingga angka kematian bayi di kota Dumai adalah sebesar 8 per 1000 kelahiran
hidup. Angka ini menunjukan telah terjadi peningkatan angka kematian bayi di kota
Dumai pada tahun 2009. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai
tahun 2009 yakni 40 per 1000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian bayi
8 orang bidan kelurahan siaga dikota Dumai, 7 orang (88%) mengatakan mengetahui
orang(63%) bidan tersebut mengatakan pernah melakukan IMD tetapi jarang sekali
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD), sebab dari orang tuanya sendiri tidak ingin
melaksanakan karena merasa khawatir dan kasihan melihat bayinya, dan 2 orang
(25%) bidan kelurahan siaga yang belum mengikuti pelatihan inisiasi menyusu dini
(IMD). Kebijakan untuk penerapan IMD sudah mulai dianjurkan oleh dinas kesehatan
pada tahun 2008 dengan melakukan pelatihan kepada bidan kelurahan siaga secara
bertahap, kebijakan IMD di kota Dumai hanya berbentuk himbauan tidak berbentuk
praktisi kesehatan. Bidan kelurahan siaga sebagai salah satu profesi yang juga
mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan ibu dan anak, harus dapat
Dini (IMD) dan menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan benar
pada hal diatas maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian tentang
pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan kelurahan siaga dalam kegiatan inisiasi
pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan kelurahan siaga kota Dumai dalam kegiatan
dalam kegiatan inisiasi menyusu dini (IMD) di kota Dumai tahun 2011.
2. Untuk dapat mengambarkan sikap bidan kelurahan siaga terhadap kegiatan inisisi
menyusu dini di kota Dumai .
kota Dumai khususnya terhadap bidan kelurahan siaga kota Dumai dalam upaya
TINJAUAN PUSTAKA
dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin
contact) antara kulit ibu dengan kulit bayinya (Nurtjahjo dan Paramitia, 2008 dalam
Sunansari, 2008).
tahun 2007. Pada kesempatan tersebut ibu Presiden Republik Indonesia menghimbau
agar para ibu memberi kesempatan pada bayinya untuk menyusu dalam satu jam
pertama setelah melahirkan. Oleh karena itu, Ibu Negara juga menghimbau semua
petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk para dokter dan bidan
untuk dilakukan karena sejak tahun 2008 dalam Asuhan Persalinan Normal (APN),
IMD tersebut merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan oleh petugas
Dikutip dari Roesli (2008), tahapan yang biasanya dilakukan bayi pada saat IMD
adalah :
lingkungannya.
Menurut Roesli (2008) ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan
IMD adalah :
Ketika berada di dada ibunya bayi merasa dilindungi dan kuat secara psikis
sehingga akan lebih tenang dan mengurangi stres sehingga pernafasan dan
IMD memungkinkan bayi akan kontak lebih dahulu dengan bakteri ibu yang
tidak berbahaya atau ada antinya di ASI ibu, sehingga bakteri tersebut
membuat koloni di usus dan kulit bayi yang akan dapat menyaingi bakteri
paling tinggi.
karena kaya akan antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan usus dan
hidupnya .
Sentuhan, kuluman dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang
tenang, rileks dan mencintai bayinya serta merangsang pengaliran ASI dari
payudara.
h). Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya pertama kali di
dada ibunya .
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit
1. Bayi kedinginan
Berdasarkan Penelitian dr Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu
yng melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak
melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu
akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk
menghangatkan bayi.
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini
Saat usia bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat menjalankan tugas. Bayi
dapat menemukan sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau keluarganya terdekat unuk
Dengan bayi diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorhea)
Pada 1 -2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi
tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu,
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan
dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar diperoleh melalui mata dan
pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari dengan
dirinya.
penggunaan ASI Eksklusif dan pentingnya melakukan inisiasi menyusu secara dini,
penolong persalinan, merupakan salah satu peran yang berarti terhadap praktek
inisiasi menyusu dini. Informasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dominan didapatkan
dari bidan yang menangani pemeriksaan kehamilan dan persalinan, yang menjadi
masalah karena informasi tersebut tidak selamanya disampaikan bidan jauh sebelum
praktek IMD dilakukan, bahkan terkadang diberi tahu sesaat setelah melahirkan.
Namun yang paling dominan, adalah yang mendapatkan informasi saat pemeriksaan
kehamilan. Dengan pengetahuan seorang bidan terhadap IMD maka dapat
ASI Eksklusif maupun IMD, meskipun terkadang informasi itu diberikan pada umur
menyebabkan masih adanya ibu yang ragu mengambil keputusan untuk IMD.
Menurut Notoadmojo (2007), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
penghayatan terhadap objek. Sikap juga diartikan sebagai penggambaran setuju atau
tidak setuju seseorang terhadap objek, yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau
orang lain dan membuat seseorang mendekati atau menjauhi objek lain.
Dikutip dari Aprilia (2010) salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif adalah faktor sikap, petugas
kesehatan khususnya bidan dalam hal motivasi, ibu dalam pelaksanaan IMD.
percaya diri ibu untuk membuat keputusan menyusui bayinya. Informasi tentang
Sikap bidan dalam praktek inisiasi menyusu dini juga diungkapkan oleh
Februhartanty, dalam penelitiannya bahwa sekitar 80% bayi baru lahir ini menerima
bidan.
tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu sarana dan
prasarana.
kualitasnya, yaitu:
c. Adopsi (Adoption)
Adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang, artinya apa yang
menyusu dini yang kurang tepat tetapi masih dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1) Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering tali pusat lalu dipotong dan
diikat.
3) Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
4) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu (tidak terjadi kontak
kulit).
5) Setelah bayi dibedong kemudian diangkat dan disusukan pada ibu dengan
jongkok.
5) Menengkurapkan bayi di dada atau di atas perut ibu, dan biarkan bayi
melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit dipertahankan
minimal satu jam setelah menyusu awal selesai dan keduanya diselimuti.
6) Membiarkan bayi sendiri mencari puting susu ibu, ibu dapat saja
ke puting susu.
9) Memisahkan bayi dari ibu untuk ditimbang ,diukur, dan dicap setelah satu
Bayi diam tidak bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.
ketuban yang ada ditangannya. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi
Komposisi ASI tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu (Suraatmaja,
1997 dalam Refina 2009). Komposisi ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh stadium
laktasi, ras, keadaan nutrisi dan diet ibu. Secara umum, komposisi ASI adalah sebagai
berikut :
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang keluar pada hari pertama sampai hari
ketiga setelah melahirkan yang berwarna kuning atau jernih. Volume kolostrum
sekitar 150-300 ml/24 jam. Komposisi kolostrum berubah setiap hari. Kandungan
protein kolostrum lebih banyak daripada ASI matang, namun kandungan karbohidrat
dan total energinya lebih rendah daripada ASI matang. Kolostrum mengandung zat
anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan dengan ASI matang. Selain itu
kolostrum merupakan cairan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak
dibutuhkan dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran cerna bayi
Air susu peralihan merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum hingga
sebelum menjadi ASI matang , disekresikan pada hari keempat hingga hari kesepuluh
sesudah bayi dilahirkan. Kandungan protein air susu peralihan lebih rendah dibanding
Air susu matang (mature) merupakan cairan yang berwarna putih kekuningkuningan
karena garam Ca-caseinat, riboflavin dan karoten yang terdapat di dalam
air susu matang tersebut . ASI matang disekresikan pada hari kesepuluh dan
Menurut Depkes (2002), ada beberapa manfaat yang bisa didapat bila ibu
memberikan ASI pada bayinya. Kandungan ASI sesuai dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, sehingga ASI adalah makanan yang
kecerdasan, dan zat kekebalan yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Pemberian ASI
bukan hanya bermanfaat bagi bayi, tapi juga bagi ibu. Ibu yang memberikan ASI
pada bayinya akan lebih cepat pulih kesehatannya setelah melahirkan, perdarahan
mengurangi resiko kanker payudara. Manfaat yang juga sangat penting jika ibu
menyusui bayinya adalah terjalin ikatan batin yang sangat kuat antara ibu dan bayi.
bagi ibu dan bayinya. Lebih jauh lagi, pemberian ASI memberikan dampak positif
dalam perekonomian. Ibu yang memberikan ASI kepada bayinya tidak perlu membeli
Secara tidak langsung, manfaat tersebut juga memberikan dampak positif bagi
negara. Dapat menghemat penggunaan devisa negara dan menghemat subsidi biaya
kesehatan maupun dan pendidikan anak maka tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas dapat lebih terjamin dan dapat mengurangi hilangnya hari kerja karena
sakit. Hal ini tentu saja akan mengurangi beban negara. Selain itu pencemaran
lingkungan akan terhindari karena rumah tangga yang tidak menggunakan peralatan
susu formula misalnya botol dan dot yang terbuat dari plastik yang tidak dapat didaur
ulang.
2.5.3.Mekanisme Menyusu
Menurut Kari (1997) dalam Refina (2009), ada tiga refleks yang berhubungan
Bayi yang pipi atau daerah sekeliling mulutnya menempel pada payudara ibu
Bila langit-langit mulut bayi mulai tersentuh, maka refleks menghisap akan
terjadi.
Air susu yang keluar dari puting susu akan dihisap dengan gerakan menghisap
yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan
ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi tanpa
memberikan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan
makanan tambahan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan
nasi tim (Roesli, 2000) kecuali obat dan vitamin (WHO, 1991). Sesuai dengan
pedoman internasional, ASI Eksklusif diberikan hingga bayi berusai 6 (enam) bulan
karena secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi
dan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi dapat tercukupi hanya dengan
pemberian ASI Ekslusif hingga usia bayi 6 (enam) bulan. Pemberian ASI Eksklusif
dapat mengurangi angka kematian bayi karena berbagai penyakit yang sering diderita
anak-anak misalnya diare dan radang paru. ASI Eksklusif juga dapat mempercepat
seringkali bayi diberikan cairan lain selain ASI misalnya teh, air manis, jus, dan madu
kepada bayi pada usia yang masih sangat muda, biasanya dimulai saat bayi berusia
sebulan. Suatu penelitian yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan
bahwa 83% bayi mendapat air putih dan teh dalam bulan pertama kehidupannya.
menunjukkan hasil bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan atau
teh. Berbagai alasan yang diajukan dalam pemberian cairan tersebut misalnya cairan
tersebut dibutuhkan oleh bayi untuk hidup, menghilangkan rasa haus, menghilangkan
rasa sakit (sakit perut atau sakit telinga), mencegah dan mengobati pilek dan sembelit
semua petugas.
penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang
dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi caesar, bayi disusui
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru
lahir.
sehari.
8. Membantu ibu menyusui semau bayi, tanpa pembatasan terhadap lama dan
frekuensi menyusui.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya kelompok ASI dan rujuk ibu kepada kelompok
Pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan
memunyai tugas penting dalam bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil,
persalinan nifas, dan menolong persalinan serta mempunyai tugas penting dalam
pendidikan dan konsling, tidak hanya untuk klien, tetapi juga untuk keluarga dan
d. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal
Salah satu wewenangnya adalah pelayanan kesehatan kepada anak yang meliputi:
a. Pelayani neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar rumah sakit:
5. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain melalui perawatan tali pusar
b. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi 0 – 28 hari.
c. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI Eksklusif untuk bayi di bawah 6
bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan.
kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita.
e. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter.
Berikut ini didalam buku JNPK-KR (2007) mengatakan bahwa seorang bidan
Eksklusif
awal selesai.
e. Membantu ayah menunjukkan perilaku bayi yang positif saat bayi mencari
payudara.
Desa yang dimaksud disini dapat diarti kelurahan atau nagari atau istilahistilah
lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang
berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena kota Dumai
tidak ada desa hanya kelurahan maka kata desa siaga menjadi kelurahan siaga.
Kriteria desa siaga adalah apabila desa tersebut telah memiliki sekurangkurangnya
kader.
Salah satu peran bidan dalam pengembangan desa siaga adalah Pembimbing dan
pelayanan yang meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif (DepKes RI, 2008).
kegiatan inisiasi menyusu dini adalah teori Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007)
yang membagi perilaku dalam 3 kawasan yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap)
dan psikomotor (tingkah laku). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
Dari konsep di atas dapat kita lihat bahwa terbentuknya suatu perilaku baru dimulai
dari domain kognitif, subjek tahu terlebih dahulu tentang stimulus/objek tertentu,
batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan
disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respons yang lebih jauh lagi yaitu
tindakan terhadap orang, objek ataupun situasi tertentu. Suatu sikap belum
merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Demikian juga bidan kelurahan siaga pengetahuan mereka tentang inisiasi
menyusu dini, kemudian akan mempengaruhi tindakan bidan dalam kegiatan inisiasi
menyusu dini.
dua pakar Obstetri dan Ginekologi untuk selanjutnya dinilai tiap item
jumlah pakar
0 sehingga jumlah skor berkisar antara 0-30. Semakin tinggi skor semakin
36
4) Lembar wawancara (terlampir)