Anda di halaman 1dari 3

Publikasi Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting

Puskesmas Umbulsari

2. Perkembangan Sebaran Prevalensi Stunting Puskesmas Umbulsari


Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari meliputi 6 Desa, yaitu Desa Umbulsari, Desa
Tanjungsari, Desa Gunungsari, Desa Gadingrejo, Desa Sukoreno dan Desa Mundurejo.
Prevalensi Stunting di Puskesmas Umbulsari menggunakan data hasil Bulan Timbang,
yaitu Bulan Februari dan Agustus yang divalidasi oleh Petugas Gizi Puskesmas, dibantu
oleh Bidan Wilayah dan Kader Posyandu. Berikut ini grafik hasil prevalensi stunting di
Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari selama dua tahun terakhir:

PERKEMBENGAN PREVALENSI
STUNTING PUSKESMAS UMBULSARI

28.27 27.65
24.69
18.31 18.77
14.5 13.89 15.13
13.23
7.8 6.9 7.5

ri i i
ar ar j o no j o
l sa s gs re re re
bu ng un i ng ko du
ju n ad Su n
Um Ta
n
Gu G s a M
u
sa a s a s a
De s a
De De
s
De De De

2020 2021
Sumber: Hasil Bulan Timbang Stunting Tahun 2020-2021

Gambaran Kondisi Stunting Puskesmas Umbulsari


A. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian
Berdasarkan Grafik Perkembangan Prevalensi Stunting per Desa Puskesmas
Umbulsari menunjukan bahwa pada pengukuran terakhir yaitu Agustus 2021, terdapat
Desa dengan prevalensi stunting tertinggi yaitu 18.77 % yaitu Desa Mundurejo. Faktor
Determinan yang masih menjad kendala dalam perbaikan status gizi baduta diantaranya
adalah ketersediaan air bersih, kecacingan, jamban sehat, imunisasi, ada tidaknya anggota
keluarga merokok.
Penanggulangan yang telah dilakukan untuk mengatasi kejadian Ibu Hamil
KEK dan Ibu Hamil Risiko Tinggi yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Kelas
Ibu Hamil rutin, Pelayanan Ibu Hamil, serta Kegiatan Pendampingan Ibu Hamil KEK dan
Ibu Hamil Risiko Tinggi oleh Kader selama 6 bulan. Makanan Tambahan yang diberikan
berupa Biskuit Ibu Hamil KEK, Susu Ibu Hamil dari Kecamatan, PMT bahan makanan
paket lengkap Dana Dau, dan PMT dari RDS.
Penanggulangan sasaran balita yang telah dilakukan yaitu Pemberian Makanan
Tambahan dari beberapa sumber dana yang telah dianggarkan untuk kegiatan
Pendampingan Balita Stunting oleh Kader, Pendampingan Baduta oleh Institusi
Pendidikan, pemantauan pertumbuhan secara rutin di posyandu, pemberian Vitamin A
setiap Februari dan Agustus, serta imunisasi dasar lengkap.
Penanggulangan sasaran remaja putri yang telah dilakukan yaitu Pemberian Tablet
Tambah Darah Remaja Putri (TTD Rematri) yang dilakukan oleh PJ UKS dan PJ Gizi
Puskesmas ke sasaran remaja putri Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari. Indikator prevalensi
stunting dipengaruhi oleh indikator lainnya. Hasil capaian Pemantauan Pertumbuhan di
Puskesmas Umbulsari Tahun 2020-2021 ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tahun 2020 Tahun 2021
No Uraian
Sasaran Capaian % Sasaran Capaian %
1 Sasaran 2.987 2.979
2 Jumlah Timbang 2.987 2378 79.61 2.979 2.658 89.22
3 Jumlah Gizi Buruk 2.987 112 3.74 2.979 117 3.92
4 Jumlah Stunting 2.987 492 16.47 2.979 431 14.46
Sumber: Hasil Bulan Timbang Stunting Tahun 2020-2021
Kasus Balita Gizi Buruk (Indikator Status Gizi Berat Badan menurut Tinggi
Badan, BB/TB) di Puskesmas Umbulsari mengalami kenaikan pada tahun 2021 yaitu
0.52% dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 3.74
Kasus Stunting (Indikator Status Gizi Tinggi Badan menurut Umur, TB/U)
Puskesmas Umbulsari mengalami penurunan 2.01% dibandingkan tahun 2020. Jumlah
kasus stunting usia 0-59 bulan pada tahun 2020 sebanyak 492 (16.47%), sedangkan tahun
2021 turun menjadi 431 (14.46%). Penurunan ini disebabkan karena adanya kegiatan
untuk menurunkan prevalensi angka stunting dengan pendampingan balita stunting dan
ibu hamil berisiko (Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik dan Ibu Hamil Risiko Tinggi)
selama 6 bulan, serta Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan DAU.
Pemberian vitamin A pada Bulan Februari dan Agustus dengan dosis untuk bayi
(6-12 bulan) 100.000 IU (vitamin A warna biru) dan untuk balita 12-59 bulan dosis
200.000 IU (vitamin A warna merah) dengan capaian sebagai berikut:

Februari 2020 Agustus 2021


No Uraian Capaia
Sasaran % Sasaran Capaian %
n
1 Vitamin A Biru 599 299 49.91 226 235 100
2 Vitamin A Merah 2214 2147 96.97 2313 1964 84.91
Berdasarkan tabel di atas cakupan vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita di
Puskesmas Umbulsari mengalami peningkatan dan memenuhi target. Tetapi pada Vitamin
A Biru tahun 2020 tidak memenuhi target.
Faktor determinan lain yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi
balita yaitu, akses air bersih, kecacingan, jamban sehat, imunisasi, adanya anggota
keluarga merokok, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan penggunaan garam beryodium.

B. Perilaku Kunci RT 1000 HPK yang Masih Bermasalah


Prevalensi stunting di Puskesmas Umbulsari telah mengalami penurunan
berdasarkan hasil pencatatan pelaporan E-PPGBM pada tahun 2020 sebesar 16.47% turun
menjadi 14.46% pada tahun 2021 dengan jumlah 431 balita stunting dari 2.979 sasaran
yang ditimbang. Pelaksanaan kegiatan pendampingan yang dilakukan di Puskesmas
Umbulsari dibagi menjadi 2 sumber dana yaitu menggunakan dana DAU dan BOK.
Pelaksanaan kegiatan pendampingan ini dilakukan kepada sasaran berisiko yaitu Ibu
Hamil Risiko Tinggi, Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik, dan Balita Stunting.
Pendampingan oleh kader posyandu ini dilakukan sampai ibu hamil melahirkan ke
pelayanan kesehatan dan mendeteksi bayi yang di lahirkan BBLR dan PBLR.

C. Kelompok Sasaran Berisiko


Kelompok sasaran berisiko dalam upaya pencegahan atau penanggulangan
prevalensi stunting di Puskesmas Umbulsari, yaitu:
1. Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK)
2. Ibu Hamil Anemia
3. Ibu Hamil Resiko Tinggi
4. Ibu Menyusui / Bayi umur 0-6 Bulan
5. Baduta umur < 2 Tahun
6. Balita umur 24-59 Bulan
7. Ibu Hamil dan Balita bermasalah gizi dari keluarga kurang mampu
Kelompok sasaran berisiko tersebut yang sangat mempengaruhi prevalensi stunting
di Puskesmas Umbulsari. Sasaran tersebut sebagai poin utama untuk diintervensi terlebih
dahulu. Pencegahan dan penurunan stunting harus melibatkan berbagai pihak, tidak hanya
Petugas Gizi Puskesmas, Bidan Wilayah dan Kader Posyandu saja, tetapi dari lintas
sektor, TNI POLRI, pihak kecamatan, pihak desa khususnya PKK dan RDS juga harus
memberikan dukungan dan bekerja sama dalam mengatasi permasalahan stunting di
wilayahnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai