Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM

BALITA GARIS MERAH (BGM)

SRI UTAMI

(151133004)
3.2. BALITA BGM

3.2.1 Pengertian BGM

Masa balita adalah masa lima tahun pertama dalam setiap

kehidupan anak manusia. Suatu masa golden age yang sangat penting,

terutama untuk pertumbuhan fisik (Ahira, 2010). Balita adalah masa yang

disebut masa golden age atau masa keemasan anak. Pada masa ini, 90

persen sel-sel otak individu tumbuh dan berkembang. Bila pada masa

golden age anak-anak terabaikan, maka akan menjadi permasalahan bagi

balita tersebut (Budirahardjo, 2011).

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan integelensia berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya, perkembangan

moral, serta dasar dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan

apakah tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah

tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak. Baik dilihat

dari segi medis maupun segi statistik. Anak yang sehat akan meunjukkan

tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisika –

psikososial yang adekuat

Berat badan yang berada pada pita warna hijau selalu saja

dipresepsikan dengan gizi baik, sementara berat badan yang berada pada

pita warna kuning merupakan warning (peringatan) kepada ibunya agar

lebih berhati-hati jangan sampai masuk pada berat badan dibawah garis
merah atau biasa disebut dengan BGM, karena apabila anak telah berada

di bawah garis merah pada Kartu Menujuh Sehat (KMS) merupakan

pantauan atau monitoring indikator status gizi BB/U untuk menentukan

status gizi buruk di ukur berdasarkan indikator BB/TB atau BB/PB WHO

Zscore

Untuk mengetahui pertumbuhan anak, secara praktis dilakukan

pengukuran tinggi badan dan berat badan secara teratur. Ada beberapa

cara menilai status gizi yaitu dengan pengukuran antropometri, klinis,

biokimia dan biofisik yang disebut dengan penilaian status gizi secara

langsung. Namun jenis pengukuran yang paling sering dilakukan

adalah antropometri. Karena mudah, prosedurnya sederhana dan dapat

dilakukan berulang serta cukup peka untuk mengetahui adanya

perubahan pertumbuhan tertentu pada anak.

Pengukuran status gizi anak berdasarkan antropometri adalah jenis

pengukuran yang paling sederhana dan praktis karena mudah dilakukan

dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Secara umum

antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri merupakan

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi yang dapat dilakukan terhadap Berat Badan (BB),

Tinggi Badan (TB) dan lingkaran bagian-bagian tubuh serta tebal lemak

dibawah kulit.

Cara pengukuran dengan antopometri dilakukan dengan mengukur

beberapa parameter antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak

di bawah kulit. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks

antropometri. Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai

status gizi adalah Berat Badan menurut umur (BB/U), Tinggi Badan

menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).

Adapun pemilihan indeks antropometri yang akan digunakan

tergantung pada tujuan penilaian status gizi. Indeks BB/U menunjukkan

secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah berubah

namun tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur

juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Status gizi dengan indikator BB/U

dapat dikategorikan sebagai berat badan sangat kurang, kurang, normal

dan berat badan lebih.

Indeks TB/U menggambarkan status gizi masa lalu karena dalam

keadaan normal tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya

umur. Pertambahan tinggi badan atau panjang badan relatif kurang sensitif

terhadap kurang gizi dalam waktu yang singkat. Pengaruh kurang gizi

terhadap perrtumbuhan tinggi badan baru terlihat dalam waktu yang cukup

lama. Status gizi dengan indikator TB/U dapat dikategorikan sebagai

sangat pendek, pendek dan normal.

Sedangkan indeks BB/TB menggambarkan secara sensitif dan

spesifik status gizi saat ini. Status gizi dengan indikator BB/U dapat

dikategorikan sebagai sangat kurus, kurus, normal dan gemuk


3.2.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Konsumsi Status Gizi Penyakit Infeksi

Ketersediaan
Pola Asuh dan Perilaku Lingkungan Kotor
Pangan

Pendidikan & Akses Kesehatan


Pendapatan
Pengetahuan

Ekonomi

3.2.3 Gejala Klinis Balita Bawah Garis Merah (BGM)

Gejala klinis pada balita yang mengalami BGM berbeda-beda

tergantung derajat lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita,

modifikasi disebabkan oleh adanya kekurangan vitamin dan mineral yang

menyertainya. Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari:

a) Pertumbuhan linier mengurang atau terhenti.

b) Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, dan ada kalanya

beratnya bahkan menurun.

c) Ukuran lingkaran lengan atas menurun,

d) Maturasi tulang terlambat.


e) Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun.

f) Tebal lipat kulit normal atau mengurang.

g) Aktivitas dan perhatian mereka berkurang jika dibandingkan

dengan anak sehat (Pudjiadi, 2005: 107-109).

4) Pencegahan Terjadinya BGM

a) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur

6 bulan.

b) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang, antara

kandungan protein, lemak, vitamin, dan mineralnya.

c) Rajin menimbang dan mngukur tinggi anak dengan mengikuti

program posyandu.

d) Jika anak dirawat dirumah sakit karena gizinya buruk, bisa

ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus

diberikan setelah pulang dari rumah sakit.

e) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera

berikan kalori yang tinggi, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan

gula.

5) Penatalaksanaan Balita BGM

a) Penatalaksanaan tingkat rumah tangga

(1) Ibu membawa anak untuk ditimbang di Posyandu secara

teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat

badannya.
(2) Ibu hanya memberikan ASI saja tampa memberikan

makanan tambahan kepada bayi 0-6 bulan.

(3) Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 tahun.

(4) Ibu memberikan MP ASI (Makanan Pendamping ASI) sesuai

usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran petugas kesehatan.

(5) Ibu memberikan makanan beraneka ragam bagi anggota

keluarga lainnya.

(6) Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader

bila balita mengalami sakit atau gangguan pertumbuhan.

(7) Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugas kesehatan.

b) Penatalaksanaan tingkat posyandu

(1) Penanganan ditingkat posyandu kader melakukan

penimbangan balita rutin setiap bulan serta mencatat hasil

penimbangan di KMS.

(2) Kader memberikan nasehat pada orang tua balita untuk

memberikan ASI esklusif selama 6 bulan dan tetap memberikan

ASI sampai usia 2 tahun

(3) Kader memberikan penyuluhan pemberian MP-ASI (Makanan

Pendamping ASI) sesuai usia anak dan kondisi anak sesuai kartu

nasehat Ibu.

(4) Kader menganjurkan keanekaragaman makanan dengan bahan

lokal.
(5) Bayi /Balita timbangan BB tidak naik dicari permasalahan dan

diberikan penyuluhan tentang Gizi dan PMT.

(6) Kader memberikan PMT Pemulihan.

(7) Kader merujuk balita ke Puskesmas bila ditemukan Gizi

Buruk dan penyakit penyerta ( ISPA batuk pilek dengan sesak,

diare, kecacingan).

(8) Kader melakukan kunjungan rumah untuk memantau

perkembangan kesehatan balita (PNPM, 2010).

3.2.4.1 Data BGM tahun 2016 di Puskesmas Kalirungkut

Berikut adalah data balita BGM dari bulan Januari – Desember di Puskesmas

Kalirungkut pada tahun 2016

Data BGM 2016


45
40 40

35
30
27 26
25 24
23
20 21 21 21
18 18
15 16

10 10

5
0
Agust Septe Oktob Nove Dese
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli
us mber er mber mber
Jumlah BGM 10 16 23 27 40 26 24 21 21 18 21 18
Rata Rata 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
Gambar 3.7 Jumlah BGM selama tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas

Kalirungkut Surabaya.

Dari bulan Januari – Desember jumlah balita BGM yang paling

tinggi adalah pada bulan Mei yaitu sebanyak 40 balita karena pada bulan

Mei diwajibkan semua balita untuk ditimbang sehingga balita BGM

tinggi di bulan Mei dan jumlah BGM paling rendah adalah pada bulan

januari yang berjumlah 10 balita, dan yang dibawah rata rata adalah bulan

Februari berjumlah 16 balita, Agustus 21 balita, September 21 balita,

Oktober 18 balita, November 21 balita dan Desember 18 balita

3.2.4.2 Problem Tree

BGM
SG BB/U

Pemberian PMT Penanganan Penyakit


Pengetahuan ORTU
Infeksi

Peranan Lin Prog dan


Peranan Gizi Edukasi
Petugas

Lintas Sektor

Gambar 3.8 Problem Tree Balita BGM


3.2.4.3 Diagnosa Gizi

N Problem Etiologi Sign & Symtom

Balita
1 BGM Pola makan Masih ada balita
yang salah, yang BGM dari
1
pola asuh yang bulan Januari –
salah Desember yang
berjumlah 22
balita,
2
Balita BGM Pemberian Balita yang BGM
PMT diberikan PMT
2
pemulihan pemulihan selama
90 hari
3
Pengetahuan Memeberikan edukasi  Penyuluhan
orang tua tentang gizi
3
seimbang
 Cara membaca
status gizi balita
melalui KMS

3.2.4.4 Implementasi dan Monitoring Evaluasi

Program gizi yang telah dilaksanakan Puskesmas Kalirungkut

adalah memberikan konseling edukasi kepada orang tua tentang BGM,

Selain itu, ada pemberian PMT pemulihan jika ada balita BGM yang

buruk. Prioritas utamanya adalah balita BGM buruk. BGM yang BB/TB

normal bukan prioritas utama.

Bisa alokasinya kurang dari Dinas Kesehatan lebih

memprioritaskan yang gizi buruk. , pemberian PMT diberikan kepada


sasaran selama 90 hari dalam bentuk makanan cair atau susu. Dari hasil

penanganan balita BGM yang ditangani 70 % ada peningkatan berat

badan.

3.2.4.5 Kesesuaian Antara Etiologic

Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya BGM itu adalah

tingkat ekonomi keluarga, tingkat pengetahuan ibu, pola asuh yang salah

dan pola makan yang salah, tenaga kesehatan di Puskesmas Kalirungkut,

terus melakukan PMT pemulihan jika ada BGM yang buruk prioritas

utamanya adalah balita BGM buruk. BGM yang BB/TB normal bukan

prioritas utama. Kalau alokasi banyak dari Puskesmas memberikan PMT

tapi kalau alokasinya kurang dari Puskesmas lebih memprioritaskan yang

gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai