A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 141 Tahun 2009, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5603); bahwa salah satu upaya
peningkatan mutu gizi melalui penguatan sistem kewaspadaan pangan
dan gizi
1
b. Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK)
c. Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3)
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 28 tentang
bahwa surveilans gizi merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap masalah gizi dan indikator pembinaan gizi
masyarakat agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien serta tindak lanjut sebagai respon terhadap
perkembangan informasi.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2015 – 2019
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
g. Rencana Aksi Nasional Penanganan Stunting pada bulan Agustus 2017,
yang menekankan pada kegiatan konvergensi di tingkat Nasional, Daerah
dan Desa untuk memprioritaskan kegiatan intervensi Gizi Spesifik Gizi
Sensitif pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan hingga sampai usia 6 tahun
2. Gambaran Umum
Surveilans gizi berguna untuk mendapatkan informasi keadaan gizi
masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan yang dapat
digunakan untuk menetapkan kebijakan gizi maupun tindakan segera yang
tepat. Informasi yang digunakan mencakup indikator pencapaian gizi
masyarakat serta informasi lain yang belum tersedia dari laporan rutin.
Adanya surveilans gizi akan dapat meningkatkan efektifitas kegiatan
pembinaan gizi dan perbaikan masalah gizi masyarakat secara tepat waktu,
tepat sasaran dan tepat jenis tindakannya.
Untuk meningkatkan cakupan program yang berdampak pada
penurunan masalah gizi, diperlukan perencanaan yang evidence base
berdasarkan surveilans. Namun demikian surveilans gizi belum berjalan
optimal sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya
untuk meningkatkan surveilans gizi, salah satunya adalah dengan
mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi
masyarakat.
2
Pemutakhiran data surveilans gizi ditujukan untuk mengkaji berbagai
faktor yang mungkin menjadi penyebab atau terkait dengan keadaan gizi
masyarakat. Tujuan analisis situasi gizi adalah untuk menyediakan
informasi bagi pemangku kepentingan untuk evaluasi program yang
berjalan pada periode sebelumnya dan untuk melakukan modifikasi
kebijakan atau perencanaan program.
Oleh karena itu sangat diperlukan penguatan surveilans gizi untuk
mencegah dan menanggulangi masalah gizi termasuk stunting, bersama
dengan lintas program dan sektor terkait, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Tersedianya informasi surveilans gizi dan indikator kinerja gizi
b. Tujuan Khusus
3
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Metode dilaksanakan dalam bentuk pertemuan.
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan:
a. Tahapan
1) Persiapan
a) Menentukan sasaran/ peserta yang akan diundang.
b) Persiapan surat menyurat untuk kelengkapan administrasi.
c) Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk
menyiapkan peserta pertemuan sesuai dengan kriteria.
2) Pelaksanaan meliputi :
a) Paparan
b) Diskusi
c) Praktek
b. Peserta
N Surveilans Petugas Gizi
Kabupaten Jumlah
o Gizi Kab Puskesmas
1. Bengkulu Utara 1 22 23
2. Rejang Lebong 1 21 22
3. Kepahiang 1 14 15
4. Provinsi - - 2
3 57 62
Persyaratan Peserta
1) Peserta dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tidak sedang
hamil.
2) Peserta membawa laptop dan Data F1 Gizi Januari, Februari, Maret
dan Data hasil pengukuran dan penimbangan balita dan ibu hamil
bulan Februari 2019
3) Peserta membawa Surat Perintah Tugas dan SPD yang
ditandatangani oleh atasan langsung rangkap 2 (yang
menandatangani Surat Perintah Tugas sama dengan yang
menandatangani SPD). Contoh SPT dan SPD terlampir.
4) Peserta membawa botol minum sendiri (panitia hanya
9menyiapkan air galon).
5) Menjadi peserta aktif pada acara tersebut dari pembukaan s/d selesai
pertemuan (sesuai jadwal terlampir).
4
6) Bersedia menerapkan hasil dari kegiatan di wilayah kerja masing-
masing.
7) Peserta yang membawa keluarga, diluar tanggung jawab panitia.
8) Peserta yang tidak sesuai dengan persyaratan akan dikembalikan
tanpa penggantian dana apapun.
9) Peserta sudah hadir untuk registrasi pada tanggal 30 April 2019
pukul 12.00 wib.
10) Konfirmasi peserta (Nama, NIP, Pangkat/ Golongan, Jabatan,
Instansi) dapat disampaikan melalui email: kiadinkesbkl@gmail.com
atau sms ke Hp Nurhayati, SKM.,MM (0852 6929 5341), paling
lambat tanggal 29 April 2019.
c. Narasumber
Narasumber pada pertemuan ini berasal dari Kementerian Kesehatan RI
Jakarta, Pengambil Kebijakan dan Pengelola Program Gizi Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu.
Maret April
M M M M M M M M
NO KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4
5
f. Biaya Yang Diperlukan
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan tersebut dibebankan kepada DIPA
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi
Bengkulu Satker 03-DKTahun Anggaran 2019.