BERBASIS PANGAN LOKAL BAGI IBU HAMIL KEK DAN BALITA GIZI KURANG
I. PENDAHULUAN
Pencegahan terjadinya masalah gizi ibu hamil dan anak, merupakan hal penting
dilaksanakan mulai dari menjaga kesehatan dan status gizi saat sebelum dan selama
kehamilan, dilanjutkan pada pada masa menyusui , semua bayi mendapatkan ASI eksklusif,
semua baduta mendapat Makanan Pendamping ASI tinggi protein hewani serta memastikan
setiap anak balita mengkonsumsi makanan keluarga dengan nilai gizi yang sesuai
kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada periode balita terutama 1000 Hari Pertama
Kehidupan sangat pesat demikian pula perkembangan kognitifnya. Ibu hamil dan balita
merupakan kelompok rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian khusus dikarenakan
dampak jangka panjang yang ditimbulkan apabila mereka menderita kekurangan gizi. Ibu
hamilyang mengalami kekurangan gzi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin,
berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi berat lahir rendah
bilamana tidak mendaptkan penanganan yang sesuai standart seperti halnya balita dengan
kekurangan gizi akan berisiko stunting.
Pelatihan penyiapan PMT berbasis pangan lokal adalah pelatihan kader sebagai Tim
pelaksana penyediaan PMT balita / ibu hamil. Kader merupakan ujung tombak pelaksana
program kesehatan di masyarakat, sehingga perlu dilakukan pemberdayaan kader dalam
pembuatan PMT. Gizi kurang dan gizi buruk yang terus terjadi dapat menjadi factor
penghambat dalam pembangunan nasional.Potensi tanaman dan ikan lokalyang bernilai gizi
dapat dimanfaatkan dan dibiasakan kepada ibu untuk membuat makanan yang bergiziuntuk
balitanya. Sehingga dapat memenuhikebutuhan zat gizimakro maupun mikro dari balita
II. LATAR BELAKANG
Masalah gizi ada beberapa macam seperti gizi kurang, gizi lebih, gizi buruk dan
stunting . Masalah gizi ini disebabkan oleh faktor langsung dan faktor tidak langsung.
Faktor langsung seperti asupan anak dan kejadian infeksi, sedangkan faktor tidak langsung
bisa dari keadaan sosial masyarakat dan pendidikan ibu.
Prinsip utama pemberian makanan tambahan, berupa makanan siap santap atau
kudapan . Diutamakan sumber protein hewani dengan memperhatikan gizi seimbang;lauk
hewani diharapkan dapat bersumber dari 2 macam sumber protein yang berbeda. Misalnya
telur dan ikan, telur dan ayam, telur dan daging. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
kandungan protein yang tinggi dan asam amino esensial yang lengkap. PMT hanya berupa
tambahan dan bukan pengganti makanan utama.
III. TUJUAN UMUM
Meningkatkan pengetahuan status gizi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang melalui
pemberian makanan tambahan berbasis pangan local sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Snack 23 org x @. Rp
12.500,-
= Rp 287.500,-
= Rp 690.000,-
Rp 1.127.500.-
Pelaksanaan Kegiatan
3. Susunan acara
Dalam pelaksanaan kegiatan ini memerlukan peran lintas program yang lain yaitu :
VII. SASARAN
Peserta Pelatihan pembuatan PMT pangan lokal berjumlah 20 Kader dan petugas
puskesmas 3 orang.
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan pelatihan selesai.
a. Judul Kegiatan
b. Pendahuluan
c. Latar Belakang
d. Tujuan
e. Pelaksanaan Kegiatan
f. Kesepakatan dan Rencana Tindak Ljut
g. Penutup
Pelaporan dilaksanakan pada bulan berjalan, diserahkan kepada pemegang program,
ketua tim POKJA UKM, bendahara BOK Puskesmas Sambirejo, kepala Puskesmas
Sambirejo.
3. Evaluasi dilaksanakan oleh pemegang program dan ketua tim POKJA UKM .
XI. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Pelatihan Pembuatan PMT pangan lokal desa
Sambirejo bulan Maret 2023, selanjutnya untuk dapat direalisasikan.
Mengetahui,
BERBASIS PANGAN LOKAL BAGI IBU HAMIL KEK DAN BALITA GIZI KURANG
I. PENDAHULUAN
Pencegahan terjadinya masalah gizi ibu hamil dan anak, merupakan hal penting
dilaksanakan mulai dari menjaga kesehatan dan status gizi saat sebelum dan selama
kehamilan, dilanjutkan pada pada masa menyusui , semua bayi mendapatkan ASI eksklusif,
semua baduta mendapat Makanan Pendamping ASI tinggi protein hewani serta memastikan
setiap anak balita mengkonsumsi makanan keluarga dengan nilai gizi yang sesuai
kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada periode balita terutama 1000 Hari Pertama
Kehidupan sangat pesat demikian pula perkembangan kognitifnya. Ibu hamil dan balita
merupakan kelompok rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian khusus dikarenakan
dampak jangka panjang yang ditimbulkan apabila mereka menderita kekurangan gizi. Ibu
hamilyang mengalami kekurangan gzi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin,
berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi berat lahir rendah
bilamana tidak mendaptkan penanganan yang sesuai standart seperti halnya balita dengan
kekurangan gizi akan berisiko stunting.
Pelatihan penyiapan PMT berbasis pangan lokal adalah pelatihan kader sebagai Tim
pelaksana penyediaan PMT balita / ibu hamil. Kader merupakan ujung tombak pelaksana
program kesehatan di masyarakat, sehingga perlu dilakukan pemberdayaan kader dalam
pembuatan PMT. Gizi kurang dan gizi buruk yang terus terjadi dapat menjadi factor
penghambat dalam pembangunan nasional.Potensi tanaman dan ikan lokalyang bernilai gizi
dapat dimanfaatkan dan dibiasakan kepada ibu untuk membuat makanan yang bergiziuntuk
balitanya. Sehingga dapat memenuhikebutuhan zat gizimakro maupun mikro dari balita
Masalah gizi ada beberapa macam seperti gizi kurang, gizi lebih, gizi buruk dan
stunting . Masalah gizi ini disebabkan oleh faktor langsung dan faktor tidak langsung.
Faktor langsung seperti asupan anak dan kejadian infeksi, sedangkan faktor tidak langsung
bisa dari keadaan sosial masyarakat dan pendidikan ibu.
Prinsip utama pemberian makanan tambahan, berupa makanan siap santap atau
kudapan . Diutamakan sumber protein hewani dengan memperhatikan gizi seimbang;lauk
hewani diharapkan dapat bersumber dari 2 macam sumber protein yang berbeda. Misalnya
telur dan ikan, telur dan ayam, telur dan daging. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
kandungan protein yang tinggi dan asam amino esensial yang lengkap. PMT hanya berupa
tambahan dan bukan pengganti makanan utama.
III. TUJUAN UMUM
Meningkatkan pengetahuan status gizi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang melalui
pemberian makanan tambahan berbasis pangan local sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
VI. HASIL
Makanan Tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan utama
bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi.
Pemberian Makanan Tambahan ( PMT) merupakan kegiatan pemberian makanan
kepada balita dalam bentuk yang aman, bermutu dan memenuhi nilai gizi tertentu.
Usaha Perbaikan gizi keluarga dan program yang dirancang pemerintah.
Tujuan PMT
1. Mencapai status gizi anak serta mencukupi kebutuhan gizi anak agar tercapai status
gizi yang optimal sesuai dengan kondisi dan umur anak.
2. Mencapai pertumbuhan yang optimal.
Syarat PMT
1. Makanan tambhan diutamakan berbasis bahan pangan lokal/ makanan lokal dan
diperkaya protein hewani.
2. Memenuhi kebutuhan gizi
3. Berupa makanan selingan atau makanan lengkap ( porsi ) kecil disesuaikan dengan
usia anak
4. Menggunakan resep daerah atau modifikasi.
Manfaat bahan pangan Lokal
Masyarakat lebih memahami dan lebih terampil dalam pembuatan PMT yang
berbahan pangan lokal karena mudah didapat, tidak memerlukan biaya tinggi dan
kaya akan kandungan gizi.
1. Ibu kader sepakat untuk mempraktekkan pembutan PMT menggunakan bahan pangan
lokal karna mudah didapat.
2. PMT tidak diberikan terus dalam bentuk pabrikan
XI. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Pelatihan Pembuatan PMT bahan pangan Lokal desa
Sambirejo bulan Maret 2023, selanjutnya untuk dapat direalisasikan.
Mengetahui,