Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

BMHP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SUNGAI RUMBAI tahun 2022

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SUNGAI RUMBAI TAHUN
2022
JL. Lintas sumatera km.42 42 Sungai Rumbai Provinsi Sumatera Barat (27684)
Telp. 0754-2371985, Fax 0754-2371985
email : rsudsungairumbai@gmail.com
website:www.rsud-sungairumbai.dharmasrayakab.go.id
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................ ...................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG............................................................................ 1
B. TUJUAN............................................................................................ 1
C. MAKSUD........................................................................................... 1
D. SASARAN.......................................................................................... 1
E. PENGERTIAN.................................................................................... 2

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................... 4

BAB III KEBIJAKAN................................................................................... 5

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN........................................................ 6

A. PEMILIHAN..................................................................................... 6
B. PERENCANAAN............................................................................... 6
C. PENGADAAN................................................................................... 7
D. PERMINTAAN.................................................................................. 7
E. PENERIMAAN.................................................................................. 7
F. PENYIMPANAN................................................................................ 8
G. PENDISTRIBUSIAN.......................................................................... 8
H. PERMUSNAHAN DAN PENARIKAN .................................................. 9
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN...................................................... 9
J. PEMANTAUAN DAN EVALUASI........................................................ 9

BAB VI PENUTUP.................................................................. ................... 10

BAB V DOKUMENTASI............................................................................. 11

2
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya sehingga Pedoman Tentang Bahan Medis Habis Pakai Rumah
Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai Tahun 2022 dapat diselesaikan.

Pedoman Tentang Pedoman Tentang Bahan Medis Habis Pakai Rumah


Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai ini disusun atas kerja sama
semua pihak di RSUD Sungai Rumbai meliputi Direktur, Kasubag
Tata Usaha, Kasie Pelayanan Medik, Kasie Penunjang Medik, Kepala
Instalasi, Kepala Unit, Komite/Tim di Lingkungan RSUD Sungai
Rumbai kesehatan. Besar harapan kami bahwa Pedoman Tentang
Surveilans Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai
digunakan sebagai acuan dalam setiap acuan petugas BMHP dalam
melaksanakan tugas lingkungan RSUD Sungai Rumbai.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


telah membantu menyusun Pedoman Tentang Pedoman Tentang Bahan
Medis Habis Pakai Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai Tahun
2022. Semoga penyelenggaraan dokumen di RSUD Sungai Rumbai
semakin baik guna mengungkit mutu pelayanan RSUD Sungai
Rumbai.

Sungai Rumbai, 01 Juli 2022

TimPenyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi peralatan
kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu
adanya pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu.
Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada
pasien, diagnosis, terapi serta tindakan pembedahan. Peralatan medis di rumah
sakit merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat vital. Peralatan
medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai (single-use). Terkait
single-use peralatan habis pakai ada risiko meningkatnya infeksi dan ada risiko
bahwa kekuatan peralatan habis pakai tersebut mungkin tidak adekuat atau tidak
memuaskan setelah diproses kembali. Rumah sakit harus membuat kebijakan yang
menjadi panduan untuk pengelolan bahan medis habis pakai (single-use).
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan
menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan
kendali biaya. Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat
Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit
harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Alat Kesehatan
yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa alat medis habis
pakai/peralatan non elektromedik, antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat
pacu jantung, implan, dan stent.

Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi


sebagai satu-satunya penyelenggara Pelayanan Kefarmasian, sehingga
Rumah Sakit akan mendapatkan manfaat dalam hal pelaksanaan pengawasan
dan pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai, standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai, penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan MedisHabis Pakai, pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai pemantauan terapi Obat, penurunan risiko
kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai (keselamatan pasien), kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat

1
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang akurat, peningkatan mutu
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai dan peningkatan
pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan kesejahteraan pegawai.
Agar bahan medis habis pakai kesehatan dapat dikelola dengan baik,
Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai yang antara lain mempunyai tugas
penyusunan standar teknis, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
peralatan kesehatan yang menyusun ‘’Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis
Pakai Di Rumah Sakit Bhayngkara’’.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam pengelolaan
Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan
secara efektif dan efisien yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan
kepada masyarakat serta memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman
peralatan kesehatan yang baik dan benar.

B. TUJUAN
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah:
1) Meningkatkan pemahaman tentang proses pengelolaan bahan medis habis
pakai
2) Manajemen dan penanggung jawab/pengelola unit farmasi di rumah sakit
mampu melakukan pengelolaan bahan medis habis pakai kesehatan dengan
baik dan sesuai
3) Memastikan tersedianya peralatan kesehatan yang aman, bermutu dan layak
pakai serta efisien di rumah sakit sehingga meminimalkan risiko yang terkait
dengan pengunaan peralatan kesehatan tersebut
4) Menjamin ketersediaan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan

C. MAKSUD
Maksud penyusunan “Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai’’ ini
adalah memberi acuan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam pengelolaan
pengadaan peralatan kesehatan.

D. SASARAN
1. Perencana peralatan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Pihak manajemen/pengelola farmasi rumah sakit, melakukan pengelolaan
bahan medis habis pakai.

2
3. Produsen dan penyalur peralatan kesehatan yang diharapkan memahami alur
pengelolaan peralatan kesehatan, sehingga dapat menyediakan peralatan
kesehatan yang bermutu, aman dan layak pakai.

E. PENGERTIAN
Pengelolaan pengadaan alat kesehatan adalah panduan yang berisi tentang
perencanaan pengelolaan pengadaan alat kesehatan yang merupakan salah satu
faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sehingga dapat
melaksanakan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien yang sesuai dengan
kebutuhan layanan kesehatan kepada masyarakat serta memenuhi kaidah dan
standar sebagai pedoman peralatan kesehatan yang baik dan benar. Peralatan
medis adalah peralatan yang digunakan untk keperluan terapi, rehabilitasi dan
pelatihan medik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Sasaran yang telibat dalam Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit Daerah
Sungai Rumbai adalah
1. Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai
2. Manajemen penanggung jawab dan pengelola farmasi di Rumah Sakit Umum
Daerah Sungai Rumbai
3. Staf medis, perawat, dan bidan
4. Semua peralatan kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan khususnya peralatan
medis habis pakai di Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Rumbai

4
BAB III
KEBIJAKAN

1. Undang-Undang Nonor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang Nonor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Penyalur Alat Kesehatan.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina
Obat Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan Medis Habis Pakai,
2005
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sedian
Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Permenkes RI No 58 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan Dan Bahan Medis Habis

5
BAB IV
TATA LAKSANA

Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi
(selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi dan penyimpanan,
(distributio) dan (storage), serta penggunaan (use) yang meliputi monitoring dan evaluasi
(monitoring) dan (evaluation) yang memerlukan dukungan dari organisasi (organization),
pendanaan (financing), pengelolaan informasi (information management) dan
pengembangan sumber daya manusia (human resources) (Quick dkk., 1997).

Menurut Permenkes Republik Indonesia Nonor 58 tahun 2014, pengelolaan


sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai merupakan proses yang
berkesinambungan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian
dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian. Kegiatan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

A. Pemilihan
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 Pemilihan
adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan sediaan bahan
medis habis pakai ini berdasarkan:
1. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
2. Standar sediaan farmasi bahan medis habis pakai yang telah ditetapkan
3. Pola penyakit
4. Efektifitas dan keamanan
5. Pengobatan berbasis bukti
6. Mutu
7. Harga
8. Ketersediaan di pasaran

B. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi bahan medis habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan efisien (Permenkes, 2014).
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. perkiraan jenis dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan

6
2. meningkatkan penggunaan Bahan Medis Habis Pakai secara rasional
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan kebutuhan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit setiap
periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Rumah Sakit. Proses seleksi Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola
pemakaian periode sebelumnya, data mutasi Bahan Medis Habis Pakai, dan
rencana pengembangan.
Proses seleksi Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar
Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus
melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit seperti dokter, dokter gigi,
bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
C. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan
kebutuhan dan harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat
dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu (Permenkes, 2014).
D. Permintaan
Tujuan permintaan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan
Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit, sesuai dengan perencanaan kebutuhan
yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan pemerintah daerah setempat.
E. Penerimaan
Penerimaan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota sesuai
dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Bahan Medis Habis yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Rumah Sakit. Semua
petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas
ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Bahan
Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Bahan Medis
Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah
Bahan Medis Habis Pakai, bentuk Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan isi
dokumen, ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala
Rumah Sakit. Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima dapat
mengajukan keberatan.
Masa kedaluwarsa minimal dari Bahan Medis Habis Pakai yang diterima
disesuaikan dengan periode pengelolaan di Rumah Sakit ditambah satu bulan.

7
F. Penyimpanan
Penyimpanan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap Bahan Medis Habis Pakai yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin,
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu bahan medis habis pakai yang tersedia,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan
serta memudahkan pencarian dan pengawasan di rumah sakit agar dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Menurut peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 58 tahun 2014 tentang
Standar pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bahwa untuk menjamin kualitas
dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus
sesuai dengan persyaratan kefarmasian yang meliputi persyaratan stabilitas dan
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban dan ventilasi. Sistem penyimpanan
sediaan farmasi bahan medis habis pakai yang harus disimpan terpisah yaitu:
1. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
khusus bahan berbahaya. Syarat penyimpanan bahan yang mudah terbakar:
a) Ruang dingin dan berventilasi
b) Jauh dari sumber panas atau api
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
2. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan barang:
a) Desain gudang
b) Prosedur penyimpanan
c) Lokasi gudang
d) Pemakaian alat bantu
e) Jenis barang
Selain ditentukan oleh besarnya ruangan gudang, kapasitas gudang juga
ditentukan oleh tata letak (layout) ruangan. Gudang dengan desain layout yang
tidak teratur dan tidak rapi menunjukkan ketidakefisienan pengaturan.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pengaturan barang yang didesain sesuai
dengan arus masuk barang barang yakni slow moving (barang yang perputaran nya
lambat) atau fast moving (barang yang perputarannya cepat).
G. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan dalam rangka menyalurkan atau
menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dari
tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah sakit harus
8
menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya pengawasan
dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
unit pelayanan (Permenkes, 2014).
H. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi bahan medis habis pakai yang
tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku (Permenkes, 2014).
I. Pengendalian
Pengendalian Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan di unit pelayanan rumah sakit.
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan
penggunaan sediaan farmasi bahan medis habis pakai dan dapat dilakukan oleh
Instalasi Farmasi bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di rumah sakit
(Permenkes, 2014).
Pengendalian Bahan Medis Habis Pakai:
1. Pengendalian persediaan
2. Pengendalian penggunaan
3. Penanganan Bahan Medis Habis Pakai hilang, rusak, dan kadaluwarsa
J. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penatalaksanaan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Bahan
Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Rumah Sakit.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:
1. Bukti bahwa pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
K. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
secara periodik dengan tujuan untuk:
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan
2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai
3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

9
BAB VI
PENUTUP

Penanganan sterilisasi singel use merupakan hal penting agar melindungi


petugas rumah sakit ,pengunjung dan masyarakat dari perlukaan,
meminimalkan kecelakaaan kerja dan tertular agen infeksius, dan menjaga
lingkungan kerja dari pencemaran bahan infksius. Oleh karena itu
Penanganan benda tajam harus diterapkan dengan benar agar terhindar dari
resiko infeksi akibat pekerjaan.
Demikian panduan Penanganan benda tajam di RSUD Sungai Rumbai
yang merupakan keharusan untuk dilaksanakan ,dimana dengan adanya
panduan dan pelaksanaan program Penanganan Serilisasi singel use dapat
meningkatkan mutu pelayanan dan mampu mengendalikan dan mencegah
kejadian HAIs di RSUD Sungai Rumbai .
Semoga Allah senatiasa memberikan kita semua limpahan taufik dan
hidayah-Nya kepada hamba hamba yang selalu berlomba dalam kebaikan dan
berusaha terus menerus memperbaiki amaliahnya, amiin.

Ditetapkan di : Sungai Rumbai

pada tanggal : 01 Juli 2022

10
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Spo tentang pengelolaan pengadaan alat kesehatan

11

Anda mungkin juga menyukai