Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

DI RUMAH SAKIT WATES HUSADA

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Rahmat dan Hidayah-
Nya setelah mengalami proses penyempurnaan akhirnya Panduan Pengelolaan Bahan Medis Habis
Pakai dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Suatu langkah maju telah dicapai dalam proses
pelayanan di Rumah Sakit Wates Husada Balongpanggang Gresik.
Sangat disadari bahwa Panduan Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit
Wates Husada Balongpanggang Gresik ini masih jauh dari kesempurnaan meskipun demikian
dengan sangat keterbatasan pedoman ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada semua
staf yang terlihat dalam pelaksanaan pedoman ini.
Saran dan kritik dari berbagai pihak sebagai bahan penyempurnaan Panduan Pengelolaan
Bahan Medis Habis Pakai ini sangat diharapkan.
Pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan membangun
pemikiran semua staf rumah sakit yang terlihat dalam pembuatan Panduan Pengelolaan Bahan
Medis Habis Pakai ini dan semoga dapat bermanfaat.

Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 12 Januari 2022
RUMAH SAKIT WATES HUSADA

TIM PPI RSWH

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN……....................................................................................................... 1
1. Latar Belakang...................................................................................................................... 1
2. Pengertian …………………………….…………………………………...…………........ 2
3. Tujuan ...................................................................................................................................2
4. Maksud .................................................................................................................................3
5. Sasaran ..................................................................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP……................................................................................................... 4
BAB III KEBIJAKAN.......…………………................................................................................. 5
BAB IV TATA LAKSANA............................................................................................................6
1. Pemilihan.............................................................................................................................. 6
2. Perencanaan ......................................................................................................................... 6
3. Pengadaan ..……………………………………………...................................................... 7
4. Permintaan ............................................................................................................................7
5. Penerimaan ...........................................................................................................................7
6. Penyimpanan ........................................................................................................................8
7. Pendistribusian .....................................................................................................................9
8. Pemusnahan dan penarikan....................................................................................................9
9. Pengendalian .........................................................................................................................9
10. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan.................................................................................9
11. Pemantauan dan evaluasi.....................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi peralatan
kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu adanya
pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu.
Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada pasien,
diagnosis, terapi serta tindakan pembedahan. Peralatan medis di rumah sakit
merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat vital. Peralatan medis
dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai (single-use). Terkait single-use
peralatan habis pakai ada risiko meningkatnya infeksi dan ada risiko bahwa kekuatan
peralatan habis pakai tersebut mungkin tidak adekuat atau tidak memuaskan setelah
diproses kembali. Rumah sakit harus membuat kebijakan yang menjadi panduan untuk
pengelolan bahan medis habis pakai (single-use).
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan
proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Dalam
ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan
Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi
Farmasi sistem satu pintu. Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi
sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non elektromedik,
antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent.
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi
sebagai satu-satunya penyelenggara Pelayanan Kefarmasian, sehingga Rumah
Sakit akan mendapatkan manfaat dalam hal pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai, standarisasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai, penjaminan mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan MedisHabis
Pakai, pengendalian harga Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai pemantauan terapi Obat, penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan
1
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (keselamatan
pasien), kemudahan akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang akurat, peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah
Sakit dapeningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan kesejahteraan
pegawai.
Agar bahan medis habis pakai kesehatan dapat dikelola dengan baik, Rumah
Sakit Bhayagkara yang antara lain mempunyai tugas penyusunan standar teknis,
norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang peralatan kesehatan yang menyusun
‘’Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai Di Rumah Sakit Wates Husada’’.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam pengelolaan Bahan
Medis Habis Pakai sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan secara efektif
dan efisien yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan kepada masyarakat serta
memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman peralatan kesehatan yang baik dan
benar.

B. Pengertian
Pengelolaan pengadaan alat kesehatan adalah panduan yang berisi tentang
perencanaan pengelolaan pengadaan alat kesehatan yang merupakan salah satu faktor
penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sehingga dapat melaksanakan
pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien yang sesuai dengan kebutuhan layanan
kesehatan kepada masyarakat serta memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman
peralatan kesehatan yang baik dan benar. Peralatan medis adalah peralatan yang
digunakan untk keperluan terapi, rehabilitasi dan pelatihan medik, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi.

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah:
1) Meningkatkan pemahaman tentang proses pengelolaan bahan medis habis pakai

2
2) Manajemen dan penanggung jawab/pengelola unit farmasi di rumah sakit mampu
melakukan pengelolaan bahan medis habis pakai kesehatan dengan baik dan sesuai
3) Memastikan tersedianya peralatan kesehatan yang aman, bermutu dan layak pakai
serta efisien di rumah sakit sehingga meminimalkan risiko yang terkait dengan
pengunaan peralatan kesehatan tersebut
4) Menjamin ketersediaan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan
D. Maksud
Maksud penyusunan “Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai’’ ini
adalah memberi acuan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam pengelolaan
pengadaan peralatan kesehatan.
E. Sasaran
1. Perencana peralatan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
2. Pihak manajemen/pengelola farmasi rumah sakit, melakukan pengelolaan bahan
medis habis pakai.
3. Produsen dan penyalur peralatan kesehatan yang diharapkan memahami alur
pengelolaan peralatan kesehatan, sehingga dapat menyediakan peralatan kesehatan
yang bermutu, aman dan layak pakai.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Sasaran yang telibat dalam Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit Wates
Husada adalah
1. Kepala Rumah Sakit Wates Husada
2. Manajemen penanggung jawab dan pengelola farmasi di Rumah Sakit Wates Husada
3. Staf medis, perawat, dan bidan
4. Semua peralatan kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan khususnya peralatan medis
habis pakai di Rumah Sakit Wates Husada

4
BAB III
KEBIJAKAN

1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Penyalur
Alat Kesehatan.
4. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan Medis Habis Pakai, 2005
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sedian Farmasi dan
Alat Kesehatan
6. Permenkes RI No 58 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan Dan Bahan Medis Habis

5
BAB IV
TATA LAKSANA

Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi
(selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi dan penyimpanan,
(distributio) dan (storage), serta penggunaan (use) yang meliputi monitoring dan evaluasi
(monitoring) dan (evaluation) yang memerlukan dukungan dari organisasi (organization),
pendanaan (financing), pengelolaan informasi (information management) dan pengembangan
sumber daya manusia (human resources) (Quick dkk., 1997).

Menurut Permenkes RI No 58 tahun 2014, pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan


dan bahan medis habis pakai merupakan proses yang berkesinambungan yang dimulai dari
pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan kefarmasian. Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

A. Pemilihan
Menurut Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 Pemilihan adalah kegiatan untuk
menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan. Pemilihan sediaan bahan medis habis pakai ini berdasarkan:
1. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
2. Standar sediaan farmasi bahan medis habis pakai yang telah ditetapkan
3. Pola penyakit
4. Efektifitas dan keamanan
5. Pengobatan berbasis bukti
6. Mutu
7. Harga
8. Ketersediaan di pasaran
B. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi bahan medis habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu
dan efisien (Permenkes, 2014).
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:

6
1. perkiraan jenis dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan
2. meningkatkan penggunaan Bahan Medis Habis Pakai secara rasional
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan kebutuhan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit setiap
periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Rumah Sakit. Proses seleksi Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola pemakaian
periode sebelumnya, data mutasi Bahan Medis Habis Pakai, dan rencana
pengembangan.
Proses seleksi Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus
melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit seperti dokter, dokter gigi, bidan,
dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
C. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan
dan harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu (Permenkes, 2014).
D. Permintaan
Tujuan permintaan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan
Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang
telah dibuat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.
E. Penerimaan
Penerimaan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam menerima
Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota sesuai dengan
permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Bahan Medis Habis yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Rumah Sakit. Semua petugas
yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas ketertiban
penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Bahan Medis Habis Pakai
berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Bahan Medis Habis
Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Bahan Medis
Habis Pakai, bentuk Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan isi dokumen,

7
ditandatangani oleh petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala Rumah Sakit. Bila
tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima dapat mengajukan keberatan.
Masa kedaluwarsa minimal dari Bahan Medis Habis Pakai yang diterima
disesuaikan dengan periode pengelolaan di Rumah Sakit ditambah satu bulan.
F. Penyimpanan
Penyimpanan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan
terhadap Bahan Medis Habis Pakai yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar
dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu bahan medis habis pakai yang tersedia,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan serta
memudahkan pencarian dan pengawasan di rumah sakit agar dapat dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
Menurut peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar
pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bahwa untuk menjamin kualitas dan keamanan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus sesuai dengan
persyaratan kefarmasian yang meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi,
cahaya, kelembaban dan ventilasi. Sistem penyimpanan sediaan farmasi bahan medis
habis pakai yang harus disimpan terpisah yaitu:
1. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
khusus bahan berbahaya. Syarat penyimpanan bahan yang mudah terbakar:
a) Ruang dingin dan berventilasi
b) Jauh dari sumber panas atau api
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
2. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan barang:
a) Desain gudang
b) Prosedur penyimpanan
c) Lokasi gudang
d) Pemakaian alat bantu
e) Jenis barang
Selain ditentukan oleh besarnya ruangan gudang, kapasitas gudang juga
ditentukan oleh tata letak (layout) ruangan. Gudang dengan desain layout yang tidak
teratur dan tidak rapi menunjukkan ketidakefisienan pengaturan. Berdasarkan hal

8
tersebut, diperlukan pengaturan barang yang didesain sesuai dengan arus masuk barang
barang yakni slow moving (barang yang perputaran nya lambat) atau fast moving
(barang yang perputarannya cepat).
G. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan dalam rangka menyalurkan atau menyerahkan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dari tempat penyimpanan
sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis,
jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah sakit harus menentukan sistem distribusi yang
dapat menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai di unit pelayanan (Permenkes, 2014).
H. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi bahan medis habis pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan yang berlaku (Permenkes, 2014).
I. Pengendalian
Pengendalian Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan di
unit pelayanan rumah sakit.
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan
sediaan farmasi bahan medis habis pakai dan dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi
bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di rumah sakit (Permenkes, 2014).
Pengendalian Bahan Medis Habis Pakai:
1. Pengendalian persediaan
2. Pengendalian penggunaan
3. Penanganan Bahan Medis Habis Pakai hilang, rusak, dan kadaluwarsa
J. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam
rangka penatalaksanaan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Bahan Medis
Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Rumah Sakit.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:
1. Bukti bahwa pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian

9
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
K. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
secara periodik dengan tujuan untuk:
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan Bahan
Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan
2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai
3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

Bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan penggunaan kembali


(reuse) peralatan medis dan/atau BMHP meliputi:
1. Alat dan material yang dapat dipakai kembali;
Adapun alat dan material di RS.wates husada untuk saat ini belum ada yang di reuse
2. Jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
3. Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak
dapat dipakai;
4. Proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan
mengikuti protokol yang jelas;
5. Pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis;
6. Pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis; dan
7. Evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse.

10

Anda mungkin juga menyukai