3. Meningkatkan kesembuhan pasien (patient’s outocome) serta meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien (patient’s safety)
Kebijakan
Semua kegiatan keffarmasian di instalasi farmasi rs airlangga ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit
Airlangga Jombang No. 010/PER/DIR/RSA/III/2022 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi.
Prosedur
A. Tahap Persiapan
1. Melakukan rekaptulasi pasien yang memperoleh terapi antimikroba empiris dengan kriteria tertentu yang akan
ditetapkan tim PGA sehari sebelum ronde KPPRA pada pasien rawat inap. Rekapitulasi antimikroba dibuat pada
lembar yang memuat data pasien, diagnosis, hasil pemeriksaan penunjang (markerinfeksi,mikrobiologi danradiologi).
Kriteria kasus ronde :
Kasus sulit
Kasus multiple diagnosis infeksi
Kasus dengan antimikroba ganda
Kasus dengan hasil mikrobiologi yang MDRO
Kasus yang diajukan DPJP untuk di bahas oleh tim PGA
2. Seleksi pasien: pelayanan pasien visite dalam kegiatan ronde KPPRA diprioritaskan untuk pasien yang menerima
terapi antimikroba empiris memanjang (extended empiris/ EE) serta penggunaan antimikroba empiris yang tidak
sesuai PPAB
3. Pengkajian maslah terkait antimikroba : efektivitas terapi, durasi dan efeks amping obat
4. Faisilitas ronde KPPRA : stempel ronde KPPRA ASO (automatic stop order), rekam medik pasien catattan pemberian
antimikroba (CPA), rekam pemberian CPPT (catatan perkembangan pasien terinterasi)
B. Tahap Pelaksanaan
1. Tim KPPRA masuk ke link round virtual maupun offline yang telah disiapkan
2. Farmasi klinis mengidentifikasi pasien yang akan dilakukan evaluasi terhadap pemberian antimikroba dengan
membuat rekam medis
3. Ketua KPPRA wakil ketua KPPRA/dokter spesialis mikrobiologi klinik/ dokter spesialis terkait infeksi lainnya
menuliskan hasil ronde KPPRA (antimicrobial stewardship round) di CPPT dengan membubuhkan stempel yang
memuat point berikut:
Diagnosis
081/SPO/FRM/RSA/III/2022 1
Terapi antimikroba saat ini
Hasil lab. Mikrobiologi
C. Tahap evaluasi
1. Setelah dilakukan rekomendasi tim farmasi klinis, maka dilakukan memantau pemberian antimikroba yang
diberikanoleh DPJP terutama uuntuk rekomendasi menghentikan, konversi i.v ke p.o
2. Jika setelah diberikan rekomendasi DPJP tetap memberikan antimikroba tidak bijak, maka tim KPPRA dapat
merekomendasikan pasien tersebut menjadi kajian kasus infeksi terintegrasi
Unit Terkait
1. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Laboratorium
6. Intensive Care Unit
7. DPJP
8. Komite Farmasi Terapi
9. Komite PPI
081/SPO/FRM/RSA/III/2022 2