Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PENGATURAN

PENYIMPANAN SEDIAAN
FARMASI, ALAT KESEHATAN
DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI

31
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul Panduan ............................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Keputusan Direktur RSUD Kota Kendari .................................................... iii
Lampiran Keputusan Direktur RSUD Kota Kendari ................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………… 1
B. Pengertian ……………………………………… 2
BAB II RUANG LINGKUP ………………………..………... 4
BAB III KEBIJAKAN ……….................................................. 5
BAB IV TATA LAKSANA ……………………………………. 6
BAB V DOKUMENTASI …………………..……………...… 10

32
PEMERINTAH KOTA KENDARI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
JL. Brigjen Z.A Sugianto No 39 Kendari, Sulawesi Tenggara
Email : rsudkotakendari@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KOTA KENDARI
NOMOR : 443 / 832 TAHUN 2020

TENTANG

KEBIJAKAN PENGATURAN PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI,


ALAT KESEHATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)

DIREKTUR RSUD KOTA KENDARI

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu


pelayanandan menjamin kualitas obat, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai (BMHP), maka Rumah
Sakit Kota Kendari memandang perlu adanya
Pedoman penyimpanan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai (BMHP).
b. Bahwa sehubungan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Kota Kendari
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Keputusan Direktur Rumah Sakit Kota Kendari Tentang


Pedoman Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
Dan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit Umum Kota
Kendari
2. Memberlakukan Pedoman Penyimpanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan Dan Bahan Medis Habis Pakai
sebagai Paduan dalam menjalankan pelayanan farmasi di
Rumah Sakit Kota Kendari
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kendari
Pada tanggal : 20 Januari 2020

Direktur,

dr. H.Sukirman, M.Kes.,MARS.,Sp.PA


NIP. 19700706 200012 1 009

-1-
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Panduan Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP
(Bahan Medis Habis Pakai) Rumah Sakit Kota Kendari ini dibuat berdasarkan
Peraturan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat Rumah Sakit Kota
Kendari Nomor 442/827 tahun 2020. Oleh karena itu Rumah Sakit Kota
Kendari mendukung peningkatan kualitas mutu pelayanan keselamatan pasien
yang berorietasi kepada Patient Center Care (PCC) demi terwujudnya standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit dan mencapai Rumah Sakit sebagai Rumah
Sakit Prima Bagi Masyarakat.
Pengelolaan obat di rumah sakit sangat penting karena
ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit, baik
secara medis maupun ekonomis (Anonim, 1994). Pengelolaan obat tidak
hanya mencakup aspek logistik saja, tetapi juga mencakup aspek informasi
obat, supervisi dan pengendalian menuju penggunaan obat yang rasional.
Dalam pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit tahapan yang
penting adalah proses penyimpanan. Penyimpanan merupakan kegiatan
pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang telah ditetapkan
disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Tujuan dari manajemen penyimpanan
obat adalah untuk melindungi obat-obat yang disimpan dari kehilangan,
kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia, dan untuk mengatur aliran barang dari
tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang terjangkau.
Definisi Penyimpanan perbekalan farmasi secara umum adalah suatu
kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan
farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Penyimpanan perbekalan
farmasi dimaksudkan juga untuk pengaturan tempat penyimpanan perbekalan
farmasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memudahkan dalam
pengontrolan ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
Dalam upaya terciptanya sistem penyimpanan perbekalan farmasi
yang baik, BLUD Rumah Sakit Kota Kendari secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk mengatur tempat
penyimpanan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilannya,

-2-
sifat bahan (b3, mudah tidaknya meledak atau terbakar), tahan tidaknya
terhadap cahaya, tingkat kewaspadaan (obat-obat kewaspadaan tinggi ).

B. Pengertian
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk
obat tradisional.
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta
pemulihan kesehatan, pada manusia dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
Bahan medis habis pakai/BMHP adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
High-Alert Medication atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah
obat-obat yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila
digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
LASA atau merupakan kepanjangan dari Look Alike Sound
Alike atau (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM) adalah obat yang
memiliki kemasan yang terlihat mirip atau obat yang memiliki nama yang
terdengar mirip. Obat yang terindikasi merupakan LASA harus menjadi
perhatian khusus terutama pada saat dispensing obat karena bisa saja terjadi
kesalahan dalam pengambilan obat yang dapat berakibat fatal bagi pasien.
Elektrolit konsentrat adalah cairan yang ion-ionnya dapat
menghantarkan listrik.
Bahan Berbahaya dan Beracun atau kerap disingkat B3 adalah zat atau
bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan
hidup manusia, makhluk lain, dan atau lingkungan hidup pada umumnya.
Karena sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya
memerlukan penanganan yang khusus.
Gas Medis Rumah Sakit Adalah Unsur Jenis Gas Dengan Spesifikasi
Khusus Yang Di Pergunakan Untuk Pelayanan Sarana Kesehatan/ Medis.

-3-
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Penyimpanan perbekalan farmasi secara umum adalah suatu kegiatan
menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi
yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan
fisik yang dapat merusak mutu obat. Penyimpanan perbekalan farmasi
dimaksudkan juga untuk pengaturan tempat penyimpanan perbekalan farmasi
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memudahkan dalam pengontrolan
ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.

-4-
BAB II
RUANG LINGKUP

Cara penyimpanan yang tepat bagi sediaan farmasi yang meliputi logistik
perbekalan farmasi.
1) Instalasi farmasi.
2) Gudang farmasi.
3) Unit keperawatan.
4) UGD
5) Unit laboratorium
6) IBS

-5-
BAB III
KEBIJAKAN

1. Penyimpanan obat dan perbekalan farmasi khusus (obat yang dibawa oleh
pasien, obat emergency, obat program kesehatan) dilaksanakan berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
2. Rumah sakit menetapkan proses dan peralatan untuk pengamanan obat dan
perbekalan farmasi lainnya.
3. Perbekalan farmasi khusus meliputi obat-obat narkotik dan psikotropik, obat-
obat High Alert, elektrolit pekat, obat-obat emergency, dikelola dengan
prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
4. Sistem penarikan obat telah diatur sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan rumah sakit.
5. Obat-obat yang kadaluarsa, disimpan dan dimusnahkan sesuai dengan
prosedur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.

-6-
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Penyimpanan Perbekalan Farmasi Umum


1. Perbekalan farmasi di gudang dan instalasi farmasi dipisahkan berdasarkan
bentuk sediaannya (tablet, sirup, injeksi, infus, atau alat kesehatan)
2. Tiap kelompok perbekalan farmasi disusun dalam lemari, rak-rak atau pallet
secara alfabetis. Daftar nama-nama perbekalan farmasi dicantumkan dalam
setiap rak untuk memudahkan pencarian.
3. Penyimapanan perbekalan farmasi menerapkan system FIFO (First In First
Out) dan FEFO (First Expired First Out).
4. Perbekalan farmasi disimpan pada suhu sesuai ketentuan yang tercantum
dalam petunjuk dari produsen, sebagai berikut:
a. Suhu kamar (<250C), seperti sediaan padat atau oral dan alkes.
b. Suhu sejuk (150C-250C), pada ruangan AC seperti beberapa sediaan
injeksi, tetes mata, tetes telinga, salep mata.
c. Suhu dingin (20C-80C), pada lemari pendingin seperti obat sitotoksik,
sediaan suppositoria, insulin dan lain-lain.
d. Suhu cool box (8-150C), pada obat-obat tertentu seperti propiretik suppo.
Pemantauan suhu ruangan dan suhu lemari pendingin dilakukan secara
rutin dan dicatat dalam lembar monitoring.
5. Obat-obat yang LASA tidak disimpan berdekatan untuk meminimalkan
terjadinya kesalahan.
6. Obat dengan pemantauan khusus (kategori high alert) disimpan pada tempat
terpisah dan ditandai stiker High Alert berwarna merah.
7. Penyimpanan sediaan narkotika psikotropika dalam lemari khusus yang
terkunci sesuai prosedur yang berlaku.
8. Penyimpanan obat di ruangan perawatan, obat-obatan yang akan diberikan
kepada pasien disimpan pada loker obat masing-masing pasien yang
diberikan identitas berupa nama pasien dan nomor rekam medis.
9. Simpan bahan beracun berbahaya pada lemari khusus B3 sesuai dengan SOP
penyimpanan B3.
10. Perbekalan farmasi yang disimpan memiliki label nama sediaan,
konsentrasi/dosis, waktu kadaluarsa dan peringatan.
11. Dilakukan inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan dengan benar.
12. Pemantauan suhu ruangan dan suhu lemari es dilakukan:
-7-
a. 2 kali ( saat masuk dan pulang kerja) di instalasi farmasi.
b. 3 kali ( tiap shift jaga) di unit pelayanan dan depo obat dengan jam kerja 3
shift.
13. Kelembaban ruangan penyimpanan didokumentasikan:
a. 2 kali (saat masuk dan pulang kerja) di unit instalasi farmasi.
b. 3 kali (tiap shift jaga) di unit pelayanan dan depo obat dengan jam kerja
tiga shift.
14. Ruangan dan ventilasi diinspeksi secara berkala.

B. Penyimpanan Perbekalan Farmasi Khusus


1. Penyimpanan termolabil pada suhu dingin (20-80C)
Penyimpanan obat termolabil pada suhu dingin ditempatkan pada lemari
pendingin yang sudah dikalibrasi dan memiliki pengatur suhu.
Prosedur penyimpanan obat dalam lemari pendingin:
a. Siapkan lemari pendingin khusus obat yang di dalamnya dilengkapi
dengan alat pengukur suhu, suhu diatur 20-80C
b. Buka lemari pendingin
c. Simpan obat pada tempat yang telah disediakan di dalam lemari pendingin
d. Susun mengikuti prinsip FIFO dan FEFO
e. Tutup pintu lemari pendingin dengan rapat.
f. Isi kartu stok.
g. Suhu pada lemari pendingin dipantau dan dicatat pada form pemantauan
suhu setiap pergantian shift jaga
h. Laporkan jika suhu lemari pendingin diatas 80C

2. Penyimpanan sediaan narkotik dan psikotropik


Narkotik dan psikotropik yang berada dalam penguasaan rumah sakit wajib
disimpan secara khusus dengan ketentuan sebagai berikut (Permenkes No 28
Tahun 1978):
a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
b. Harus mempunyai kunci ganda yang berlainan.
c. Dibagi 2 masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian 1 digunakan
untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan
narkotika. Bagian 2 digunakan untuk menyimpan narkotika yang
digunakan sehari-hari.
d. Lemari khusus tersebut berupa lemari dengan ukuran lebih kurang
40x80x100 cm3, lemari tersebut harus dibuat pada pada tembok atau lantai.
-8-
e. Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh Menkes.
f. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi kuasa.
g. Lemari khusus harus diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak
diketahui oleh umum.

Prosedur penyimpanan obat sediaan narkotika dan psikotropika.

a. Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat narkotik
dan psikotropik.
b. Ijin pada petugas yang diberi tanggung jawab pemegang kunci lemari
narkotik dan psikotropik.
c. Buka pintu lemari
d. Simpan obat pad arak yang sudah disediakan.
e. Susun obat mengikuti prinsip FIFO dan FEFO
f. Catat jumlah, no batch dan tanggal ED obat pada kartu stok.
g. Jumlahkan setiap penerimaan obat pada kartu stok.
h. Catat namam pasien, tanggal dikeluarkannya obat, jumlah yang
dikeluarkan, dan sisa obat pada kartu stok.

3. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya (B3)


Bahan berbahaya (B3) yang bersifat mudah menyala atau terbakar, eksplosif,
radioaktif, racun, korosif, karsinogenik, teratogenik, mutagenic, iritasi dan
berbahaya lainnya disimpan di tempat terpisah atau dalam lemari terpisah.
Semua bahan diberi label yang menyebutkan isi, tanggal kadaluarsa dan label
tanda bahan berbahaya peringatan disesuaikan dengan klasisifikasi B3,
penyimpanan B3 harus disertai dengan Material Safety Sheet atau lembar
data pengaman yang memuat identitas bahan, bahaya yang ditimbulkan, cara
penanggulangan bila terjadi tumpahan/kebocoran serta cara penanggulangan
kedaruratan.
Prosedur penyimpanan B3:
a. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia
dan kembalikan bahan kimia ketempat semula setelah digunakan.
b. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan B3.
c. Pastikan rak memiliki pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh.
d. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang
sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas
lemari.
-9-
e. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama.

4. Penyimpanan obat high alert


Obat high alert disimpan terpisah dari obat-obat yang lain sesuai dengan
daftar obat high alert yang dikeluarkan instalasi farmasi. Pada setiap obat
high alert yang akan dipergunakan untuk kebutuhan klinis harus diberi stiker
berwarna merah yang bertuliskan High Alert. Tempat penyimpanan obat high
alert harus di tempat khusus yang bertanda selotip merah di sekeliling tempat
penyimpanan dan terpisah dari obat-obat yang lain.
Prosedur penyimpanan obat high alert:
a. Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat high alert
b. Beri label pada masing-masing obat
c. Siapkan tempat khusus penyimpanan obat high alert terpisah dari
penyimpanan sediaan farmasi lainnya.
d. Beri tanda selotip merah di sekeliling tempat penyimpanan.
e. Susun keranjang secara alfabetis.
f. Masukkan sediaan farmasi dalam keranjang obatnya masing-masing.
g. Susun sediaan farmasi mengikuti prinsip FIFO dan FEFO.

5. Penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike)


Obat LASA adalah obat-obat yang mempunyai tampilan kemasan yang mirip
baik dari segi bentuk,warna, konsentrasi obat yang berbeda dan obat yang
kedengaran di telinga berbunyi mirip. Penyimpanan obat LASA tidak
ditempatkan berdekatan dipisahkan oleh satu boks obat sebelumnya yang
tidak LASA dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengambilan obat.
Prosedur penyimpanan obat LASA:
a. Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat LASA.
b. Siapkan kotak tempat penyimpanan obat dan beri stiker LASA berwarna
kuning.
c. Tulis nama obat menggunakan huruf capital dengan warna dan ukuran
yang cukup sehingga terbaca jelas.
d. Susun kotak LASA secara tidak berdekatan, dipisahkan oleh 1 boks obat
sebelumnya yang bukan LASA.

6. Penyimpanan obat pada kotak emergensi

- 10 -
Obat emergensi selain pada instalasi juga tersedia pada IGD, ICU, ICCU, IBS
dan kamar bersalin. Instalasi farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan,
menyimpan dan melindungi obat emergensi dari kehilangan atau pencurian.
Obat-obatan emergensi disimpan dalam troli emergensi dengan akses terdekat
dan selalu siap pakai. Troli emergensi dikunci dan disegel kunci disposable
dengan nomor seri. Troli emergensi dicek setiap 1 bulan sekali terkait jumlah
perbekalan, waktu kadaluarsa, serta penggantian perbekalan yang mendekati
waktu kadaluarsa.
a. Siapkan obat yang akan disimpan dalam kotak emergensi, sesuai dengan
daftar obat emergensi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
b. Susun obat emergensi dalam kotak emergensi.
c. Kunci kotak emergensi menggunakan kunci plastic dengan nomor register.
d. Distribusikan kotak emergensi pada unit pelayanan yang membutuhkan
obat emergensi.
e. Kotak emergensi disimpan di tempat yang tersendiri, mudah dilihat,
terdekat dan siap dipakai.
f. Penyimpanan kotak disertai dengan daftar nama obat, jumlah, tanggal
kadaluarsa, dan kartu stok.
g. Inspeksi dilakukan setiap 1 bulan.

- 11 -
BAB V
DOKUMENTASI

1. Monitoring suhu ruangan


2. Monitoring suhu lemari pendingin
3. Stiker/label ”High Alert”
4. Stiker/label ”LASA”

Direktur,

dr. H.Sukirman, M.Kes.,MARS.,Sp.PA


NIP. 19700706 200012 1 009

- 12 -
KARTU GRAFIK SUHU LEMARI ES

RUMAH SAKIT KOTA KENDARI MEREK LEMARI ES :


KAB/KOTA : KENDARI Bulan Tahun 2018 TYPE LEMARI ES :

SUHU TA NGGA L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
ºC
P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S
+19
+18
+17
+16
+15
+14
+13
+12
+11
+10
+9
+8
+7
+6 DAERAH SUHU
+5 YANG PALING
TEPAT
+4
+3
+2
+1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10

Keterangan
1 P = Pagi Keadaan Lemari Nama Penanggung

2 S = Siang ES Bulan Lalu Paraf

Kendari,
Mengetahui Kepala Instalasi Farmasi
Kepala Seksi Penunjang Pelayanan Medik RSUD Kota Kendari

Jefrianto, SKM Rahmadhani Buchari,S.Farm.,Apt


Nip. 19860108 200604 1 002 Nip. 19830708 201101 2 011

Direktur RSUD Kota Kendari

dr. H.Amran Rahman Bakri


NIP. 19620612 200012 1 004
PEMERINTAH KOTA KENDARI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
JL. Brigjen Z.A Sugianto No 39 Kendari, Sulawesi T enggara
Email : rsudkotakendari@gmail.com

MONITORING SUHU RUANGAN PENYIMPANAN OBAT INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


KOTA KENDARI

Bulan : April 2019


S UHU TERUKUR
NO HARI/TANGGAL NAMA PETUGAS PARAF
PAGI S ORE

1 1-Apr-19
2 2-Apr-19
3 3-Apr-19
4 4-Apr-19
5 5-Apr-19
6 6-Apr-19
7 7-Apr-19
8 8-Apr-19
9 9-Apr-19
10 10-Apr-19
11 11-Apr-19
12 12-Apr-19
13 13-Apr-19
14 14-Apr-19
15 15-Apr-19
16 16-Apr-19
17 17-Apr-19
18 18-Apr-19
19 19-Apr-19
19 19-Apr-19
21 21-Apr-19
22 22-Apr-19
23 23-Apr-19
24 24-Apr-19
25 25-Apr-19
26 26-Apr-19
27 27-Apr-19
28 28-Apr-19
29 29-Apr-19
30 30-Apr-19

Kendari,
Mengetahui Kepala Instalasi Farmasi
Kepala Seksi Penunjang Pelayanan Medik RSUD Kota Kendari

Jefrianto, SKM Rahmadhani Buchari, S.Farm.,Apt


Nip. 19860108 200604 1 Nip. 19830708 201101 2 011

Direktur RSUD Kota Kendari

dr. H.Amran Rahman Bakri


NIP. 19620612 200012 1 004
STIKER OBAT HIGH ALERT
-1-
STIKER LASA

Anda mungkin juga menyukai