Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KOTA KENDARI

RSUD KOTA KENDARI

PEDOMAN
TENTANG KESERAGAMAN
PEDOMANSISTEM PENYIAPAN
DANSTAF
PEYERAHAN OBAT
KLINIS YANG DI RUMAHDAN
KOMPETEN SAKIT
BERWENANG UNTUK MEMBERIKAN OBAT

JL. Z.A SUGIANTO NO. 39


KOTA KENDARI
Telp. 0401 - 3005466
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul ……………………………..………………………. i
Daftar isi …………………………………………………………… ii
Kata Pengantar ………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………… 1
B. Pengertian ……………………………………… 2
BAB II RUANG LINGKUP ………………………..………... 4
BAB III KEBIJAKAN ……….................................................. 5
BAB IV TATA LAKSANA ……………………………………. 6
BAB V DOKUMENTASI …………………..……………...… 10

-1-
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan karena atas berkat dan rahmat-Nya pada kesempatan ini penulis dapat
menyelesaikan Panduan Pembentukan Komite Farmasi Dan Terapi Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari.
Adapun tujuan dari penyusunan panduan ini adalah sebagai acuan yang
dipergunakan sebagai upaya dalam melakukan kegiatan pelayanan medis rumah
sakit. Dalam penyusunan panduan ini banyak pihak-pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan sumbangsih baik berupa tenaga,
pikiran, dorongan moril maupun bantuan lain. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan panduan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan panduan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai
pihak demi sempurnaan penyusunan selanjutnya.
Semoga panduan ini dapat diterima sebagai acuan bagi rumah sakit
dalam membuat panduan pelayanan medis.

Tim Penyusun

-2-
PEMERINTAH KOTA KENDARI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
Jl. Z.A Sugianto No. 39 Kendari, Sulawesi Tenggara
Email : rsudabunawaskdi@yahoo.co.id

PEDOMAN TENTANG KESERAGAMAN SISTEM


PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA KENDARI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Panduan Tentang Keseragaman Sistem Penyiapan dan Penyerahan
Obat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari ini dibuat berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tentang
Keseragaman Sistem Penyiapan Dan Penyerahan Obat nomor 442/847
tanggal 20 Februari 2020. Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari mendukung peningkatan kualitas mutu pelayanan keselamatan
pasien yang berorietasi kepada Patient Center Care (PCC) demi terwujudnya
standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit dan mencapai Rumah Sakit sebagai
Rumah Sakit Prima Bagi Masyarakat.
Dengan munculnya berbagai obat jadi dari industri farmasi,
perluasan peran asisten apoteker, dan konsep asuhan kefarmasian
(pharmaceutical care), sisi teknis farmasi dari peran apoteker komunitas
telah berkurang, dan aspek yang lebih sosial yang menjadi semakin
penting. Meskipun apoteker selama ini sudah berusaha mengenali
pelanggannya, dan sejak dulu, masyarakat telah melihat apoteker sebagai
sumber informasi kesehatan, penekanan yang semakin besar saat ini
diberikan pada interaksi antara apoteker dan pasien.

-3-
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Depkes RI
(2003) memberikan ruang lingkup pengelolaan obat sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang mencakup perencanaan, permintaan obat, penerimaan obat,
penyimpanan, distribusi, pengendalian, pelayanan obat serta pencatatan dan
pelaporan. Fungsi-fungsi pada pengelolaan obat membentuk suatu siklus
dimana setiap fungsi sangat berperan dalam menunjang fungsi lainnya.
Persiapan dan penyaluran obat dan produk steril adalah merupakan
kegiatan mendistribusikan/penyerahan obat baik steril maupun non steril
sejak setelah sediaan disiapkan oleh instalasi farmasi kemudian dihantarkan
kepada perawat, dokter atau professional pelayanan kesehatan lain untuk
diberikan pada penderita dan difungsikan untuk proses terapi bagi pasien
rawat inap atau rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
Penyiapan dan penyaluran obat dan produk steril harus dilakukan di dalam
lingkungan yang aman dan bersih, ini dimaksudkan agar petugas maupun
obat serta lingkungan yang bersangkutan terhindar dari efek toksik dan
kontaminasi yang berbahaya, untuk itu perlu adanya dibuat panduan
penyiapan dan penyerahan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

B. PENGERTIAN
Penyiapan obat merupakan kegiatan pokok dalam pemberian obat
kepada pasien. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah resep diteliti dan
perhitungan obat (jumlah, dan lain-lain) dilakukan.Penulisan etiket dan label
sebaiknya dikerjakan pada saat ini, hal ini sekaligus untuk melakukan cek
ulang dari penyiapan resep.
Penyerahan obat adalah Tata cara dalam menyerahkan obat kepada
pasien petugas adalah apoteker atau asisten apoteker (bagian farmasi),
perawat atau bidan (di ruang perawatan).Pencampuran sediaan steril
merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dan kondisi semula menjadi

-4-
produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain yang
dilakukan secara aseptis oleh apoteker di sarana pelayanan kesehatan.
Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis didefinisikan
sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan
dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Kontaminan
kemungkinan terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan
obat, atau petugas jadi penting untuk mengontrol faktor-faktor ini selama
proses pengerjaan produk aseptis. Pencampuran sediaan steril harus
memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme.
Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu dilakukan secara
disiplin dan hati-hati untuk mencegah resiko yang tidak diinginkan, karena
sebagian besar sediaan sitostatika berifat:
- Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan kanker.
- Mutagenic yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik.
- Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin.
Kemungkinan pemaparan yang berulang terhadap sejumlah kecil obat-
obat kanker akan mempunyai efek karsinogenik, mutagenic dan teratogenik
yang tertunda lama terhadap petugas yang menyiapkan dan memberikan
obat-obat ini. Adapun mekanisme terpaparnya obat kanker ke dalam tubuh
adalah:
- Inhalasi yakni terhirup pada saat rekonstitusi
- Absorpsi yakni masuk ke dalam kulit jika tertumpah
- Ingesti yakni kemungkinan masuk jika tertelan
Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam transportasi,
penyimpanan, pendistribusian, rekonstitusi dan pemberian sediaan sitostatika.

-5-
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Melakukan pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien yang menjamin


kompatibilitas dan stabilitas obat maupun wadah sesuai dengan dosis yang
ditetapkan
2. Melakukan penyiapan dan penyaluran obat dan produk steril sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
3. Pedoman penyiapan dan penyaluran obat dan sediaan steril ini diterapkan
kepada:
- Instalasi farmasi
- Seluruh nurse station OK dan IGD
4. Pelaksana pedoman ini adalah apoteker atau perawat yang didelegasikan
untuk penyiapan produk steril.

-6-
BAB III
KEBIJAKAN

1. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari menetapkan regulasi penyiapan


dan penyerahan obat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
praktik profesi.
2. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari menugaskan staf untuk
menyiapkan produk steril dilatih, memahami, serta mempraktikkan prinsip
penyiapan obat dan teknik aseptik.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari melaksanakan pencampuran obat
kemoterapi dilakukan sesuai dengan praktik profesi.
4. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari melaksanakan pencampuran obat
intravena, epidural dan nutrisi parenteral serta pengemasan kembali obat
suntik dilakukan dengan praktik profesi.

-7-
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area yang bersih dan aman
dengan perakatan dan supplai yang memadai.
2. Untuk mencegah kontaminasi sediaan steril, stabilitas sediaan dan
untuk menghindari kesalahan pemberian obat, pengendalian dan
keamanan penanganan obat sitostatika, perlu dibuat suatu prosedur
baku pencampuranobat steril dan penanganan obat sitostatika di rumah sakit.
3. Untuk mencegah kontaminasi sediaan steril, pengendalian dan
keamanan penanganan obat sitostatika, petugas yang menangani agar
dibekali dengan pelatihan prinsip-prinsip teknik aseptik dan penanganan obat
sitostatika.
4. Untuk mencegah kontaminasi sediaan steril, pengendalian dan
keamanan penanganan obat sitostatika, petugas harus terlindungi dari
paparan dan dilengkapi dengan alat pelindung diri sesuai dengan
standar yang telahditetapkan mulai dari proses pencampuran, distribusi,
pemberian kepada pasienserta pembuangan limbah sitostatika, serta dilakukan
dalam ruang khusus yang dilengkapi dengan lemari pencampuran (BSC atau
Biological Safety Cabinet).
5. Penanganan sediaan steril dan sitostatika dilakukan secara aseptis
dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien.
6. Setiap obat yang dikeluarkan dari kemasan asli, kemudian disiapkan
untuk disalurkan dalam wadah yang berbeda dan tidak segera
diberikan, maka obatyang disiapkan harus diberi label dengan
mencantumkan:

-8-
- Nama pasien
- Nomor rekam medis
- Ruang perawatan
- Komposisi obat
- Rute pemberian
- Tanggal dan waktu penyiapan
- Tanggal dan waktu kadaluarsa
- Suhu penyimpanan
A. Persyaratan sumber daya manusia
- Apoteker
Setiap apoteker yang melakukan persiapan/peracikan sediaan steril
harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
 Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penyiapan dan
pengelolaankomponen sediaan steril termasuk prinsip teknik aseptis.
 Memiliki kemampuan membuat prosedur tetap setiap tahapan
pencampuransediaan steril.
 Apoteker yang melakukan pencampuran sediaan steril
sebaiknyaselalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
- Tenaga kefarmasian (Asisten apoteker, D3 Farmasi)
Tenaga Kefarmasian membantu Apoteker dalam melakukan
pencampuran sediaan steril. Petugas yang melakukan pencampuran
sediaan steril harus sehatdan khusus untuk penanganan sediaan
sitostatika petugas tidak sedangmerencanakan kehamilan, tidak hamil
maupun menyusui.
- Perawat
Perawat yang diberi delegasi oleh apoteker.
B. Ruang dan peralatan

-9-
Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan
terkontrol. Ruangan ini terdiri dari :
- Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat
kesehatan danbahan obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan
volume cairan).
- Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan,ganti
pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri (APD).
- Ruang antara (Ante room)
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara.
- Ruang steril (Clean room)
Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel
2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara
3) Suhu 18 – 22°C
4) Kelembaban 35 – 50%
5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter
6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada
tekanan udara di luar ruangan.
7) Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan
dan bahan obat sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran.
Pass box ini terletak di antararuang persiapan dan ruang steril.
Persyaratan peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran
sediaan steril meliputi:
- Alat pelindung diri (APD)
Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran sediaan
steril meliputi :

- 10 -
a. Baju Pelindung
Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang
impermeable (tidak tembuscairan), tidak melepaskan serat
kain, dengan lengan panjang, bermanset dantertutup di bagian
depan.
b. Sarung tangan
Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas
yang minimal sehingga dapat memaksimalkan perlindungan bagi
petugas dan cukup panjang untuk menutup pergelangan tangan.
Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak (powder free).
Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika harus menggunakan
dua lapis.
c. Kacamata pelindung
Hanya digunakan pada saat penanganan sediaan sitostatika
d. Masker disposable
Laminar Air Flow (LAF) mempunyai system penyaringan ganda yang
memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai:
a. Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara.
b. Menjaga aliran udara yang konstan di luar lingkungan
c. mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.
Terdapat 2 tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :
1. Aliran udara horizontal ( Horizontal Air Flow
Aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga petugas tidak
terlindungi dari partikel ataupun uap yang berasal dari ampul atau
vial. Alat ini digunakan untuk pencampuran obat steril non
sitostatika.
2. Aliran udara vertical (Vertical Air Flow)

- 11 -
Aliran udara langsung mengalir ke bawah dan jauh dari petugas
sehingga memberikan lingkungan kerja yang lebih aman. Untuk
penanganan sediaan sitostatika menggunakan LAF vertical
Biological Safety Cabinet (BSC) kelas II dengan syarat tekanan
udara di dalam BSC harus lebih negative dari pada tekanan udara di
ruangan.
C. Teknik aseptis
Langkah-langkah pencampuran sediaan steril secara aseptis adalah:
1. Petugas harus mencuci tangan
2. Petugas harus menggunakan APD
3. Masukkan semua bahan melalui pass box
4. Proses pencampuran dilakukan di dalam LAF-BSC
5. Petugas melepas APD setelah selesai kegiatan.
D. Kondisi khusus
Jika tidak ada fasilitas LAF-BSC untuk pencampuran sediaan steril maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Ruangan
- Pilih ruang yang paling bersih, khusus untuk pengerjaan sediaan steril
saja.
- Seluruh pintu dan jendela selalu harus ditutup.
- Tidak ada bak cuci.
- Tidak ada arak atau papan tulis yang permanen.
- Lantai didesinfeksi setiap hari dengan menggunakan hypoclorite 100
ppm.
- Dinding mudah dibersihkan.
- Meja kerja harus jauh dari pintu.
2. Cara kerja
- Pakai alat pelindung diri (APD)

- 12 -
- Bersihkan meja kerja dengan benar (dengan aquadest kemudian alkohol
70%)
- Tutup permukaan meja kerja dengan alas kemoterapi, siapkan seluruh
peralatan.
- Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sebelum digunakan dengan
alkohol 70%
- Lakukan pencampuran secara aseptis.
- Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sesudah digunakan dengan
alkohol 70%
- Buang seluruh bahan yang terkontaminasi ke dalam kantong tertutup.
- Bersihkan area kerja dengan mencuci dengan detergen dan bilas dengan
aquadest, ulangi 3x, terakhir bilas dengan alkohol 70%
- Buang seluruh kassa ke dalam kantong tertutup tempatkan pada
kangtong buangan
- Tanggalkan pakaian pelindung.
E. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan steril non statika setelah dilakukan pencampuran
tergantung pada stabilitas masing-masing obat. Kondisi khusus penyimpanan:
- Terlindung dari cahaya langsung, dengan menggunakan kertas
karbon/kantongplastik warna hitam atau aluminium foil.
- Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di dalam lemari pendingin (bukan
freezer).
F. Distribusi
Proses distribusi dilakukan sesuai SOP Pengiriman sedíaan steril yang telah
dilakukan pencampuran harus terjamin sterilitas dan stabilitasnya
denganpersyaratan:

- 13 -
- Wadah, tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Untuk obat yang harus
dipertahankan stabilitasnya pada suhu tertentu, ditempatkan dalam wadah
yang mampu menjaga konsistensi suhunya.
- Waktu pengiriman, prioritas pengiriman untuk obat-obat yang waktu
stabilitasnya pendek.
- Rute pengiriman, pengiriman sediaan sitostatika sebaiknya tidak melalui
jalur umum/ramai untuk menghindari terjadinya tumpahan obat yang akan
membahayakan petugas dan lingkungannya.

- 14 -
BAB V
DOKUMENTASI
1. Foto Pengkajian Resep
2. Foto Pelabelan Obat
3. Foto Verifikasi Obat
4. Foto Peyerahan Obat unit dose dispensing (UDD)
5. Pengukuran Mutu Waktu Tunggu

Ditetapkan di : Kendari
Pada tanggal : 20 Februari 2020

Direktur,

dr. H. Sukirman, M.Kes., MARS., Sp.PA.


NIP. 19700706 200012 1 009

- 15 -
SQ

16

Anda mungkin juga menyukai