Mengetahui,
Kepala sekolah SMK Bina Husada Mandiri
Dwi Susanti.SST.,M.Kes
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktik 2
1.3 Manfaat Praktik 3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan (PKL) 3
BAB II TINJAUAN UMUM 4
2.1 Definisi Rumah Sakit 4
2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit 5
2.3 Klasifikasi Rumah Sakit 5
2.3.1 Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Kemilikan 5
2.3.2 Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Pelayanan 6
2.3.3 Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Lama Tinggal 6
2.3.4 Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur 7
2.3.5 Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Afiliasi Pendidikan 7
2.3.6 Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Status Akreditasi 7
2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit 9
2.4.1 Pemilihan 9
2.4.2 Perencanaan Kebutuhan 10
2.4.3 Pengadaan 10
2.4.4 Perencanaan Kebutuhan 12
2.4.5 Penyimpanan 13
2.4.6 Pendistribusian 14
2.4.7 Pemusnahan dan Penarikan 16
2.4.8 Administrasi 17
2.5 Penggolongan Obat 18
2.5.1 Obat Bebas 18
2.5.2 Obat Bebas Terbatas 19
ii
2.5.3 Obat Keras 19
2.5.4 Narkotika 19
2.5.5 Psikotropika 21
2.5.6 Obat Jamu 22
2.5.7 Obat Herbal Terstandar 22
2.5.8 Obat Fitofarmaka 23
BAB III TINJAUAN KHUSUS 24
3.1 Profile RS Daan Mogot Tangerang 24
3.1.1 Sejarah Rumah Sakit Daan Mogot Tangerang 24
3.2 Visi Misi dan Moto RS. Daan Mogot Tangerang 25
3.2.1 Visi RS. Daan Mogot Tangerang 25
3.2.2 Misi RS. Daan Mogot Tangerang 25
3.2.3 Motto RS. Daan Mogot Tangerang 26
3.3 Jenis-jenis Pelayanan di RS. Daan Mogot Tangerang 26
3.4 Fasilitas Bangunan di RS. Daan Mogot Tangerang 26
3.5 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) 27
3.6 Gudang Farmasi 27
3.7 Distribusi Obat 30
3.8 Sistem Distribusi Obat 30
BAB IV PEMBAHASAN 24
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL 35
4.2 Pembahasan 35
4.3 Kegiatan Yang Dilakukan di RS Daan Mogot Tangerang 36
4.3.1 Pelayanan Resep Rawat Jalan 36
4.3.2 Pelayanan Resep Rawat Inap 36
4.3.3 Gudang Farmasi 37
BAB V PENUTUP 38
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
farmasi, pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan serta
pelayanan farmasi klinik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit yang dimaksud
dengan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan yang paripuma adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu
Departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang
Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri
pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan, produksi,
penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi. dispensing obat berdasarkan
resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan: pengendalian mutu dan
pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah
sakit.
Sebagai anak PKL yang nantinya akan mengabdikan diri kepada
masyarakat, maka sudah seharusnya mahasiswa/mahasiswi Farmasi menerapkan
serta mempraktekkan ilmu yang diperolehnya dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL),
dimana, selain menerapkan ilmu dalam dunia kerja, diharapkan
mahasiswa/mahasiswi juga memperoleh ilmu tambahan serta gambaran mengenai
wujud nyata pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Oleh sebab itu,
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit DAAN MOGOT bagi
mahasiswa sangat perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk
berperan langsung dalam berbagai kegiatan terpadu yang ada di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit sesuai fungsi dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
1.2 Tujuan
1.Mengenal instalasi Farmasi Rumah Sakit yang sebenarnya sehingga dapat
memberikan gambaran kepada siswa tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
asisten apoteker di Rumah Sakit khususnya di Instalasi Farmasi dan Apotek Rumah
Sakit.
2.Mengetahui jenis-jenis pelayanan yang diberikan, terutama di Instalasi farmasi
Rumah Sakit.
3.Mengetahui sirkulasi obat-obatan yang terdapat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
baik rawat inap maupun rawat jalan.
4.Mengetahui fungsi depo-depo farmasi yang ada di Rumah Sakit.
5.Mengetahui cara penyaluran barang dari gudang ke depo-depo farmasi yang ada
di Rumah Sakit.
2
6. Mempelajari cara pengadaan obat untuk persediaan yang kemudian
didistribusikan ke masing-masing depo.
7.Mengenal lebih banyak obat-obatan yang sering digunakan oleh pasien.
8. Mengerti cara pembuatan atau peracikan obat di Instalasi Farmasi Rumah
1.3 Manfaat
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kemandirian profesi dalam
pelayanan kesehatan sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh.
b. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan calon TTK.
c. Menambah ilmu pengetahuan dalam hal melayani resep, peracikan obat,dan
perbekalan farmasi.
d. Dapat mengetahui cara palayanan resep obat dan administratif yang benar sesuai
dengan prosedurya.
e. Dapat mengetahui tata cara alur administratif dari mulai penerimaan resep hingga
penyerahan obat yang disertai dengan pemberian Komunikasi. Informasi dan
Edukasi (KIE) kepada pasien.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di salah satu rumah sakit di
Tanggerang tepatnya di Instalasi Farmasi Rumah Sakit DAAN MOGOT Kabupaten
Kota Tangerang. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung
selama 1 bulan terhitung dari tanggal 21 Agustus-29 September 2023. Praktek Kerja
Lapangan (PKL) memiliki jadwal yang berbeda-beda sesuai dengan sif terdapat 2 sif
yaitu sif pagi dari jam 06.00-13.00 wib dan sif siang 13.00-19.00.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya
penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan
persyaratan kesehatan.
5
Pada pasal 20 dan pasal 21 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit berdasarkan kepemilikannya (ownership) maka
rumah sakit digolongkan menjadi 2,yaitu:
Rumah sakit dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
berbentuk perseorangan terbatas atau persero.
6
1) Rumah Sakit Perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang
merawat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari.
2) Rumah Sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang
merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.
Rumah Sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis yaitu:
7
badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit
telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.
8
medik sub- spesialis, pelayananbidan dan keperawatan, pelayanan
penunjang non klinik. Untuk bisa diklasifikasikan sebagai Rumah sakit
kelas A harus memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 medik spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medik, 12
medik spesialis lain, dan 13 medik sub-spesialis.
2.4.1 Pemilihan
9
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai ini berdasarkan:
10
e) waktu tunggu pemesanan dan
f) rencana pengembangan.
2.4.3 Pengadaan
11
Untuk Rumah Sakit pemerintah pembeliaan Sediiaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Media Habis Pakai harus sesuai dengan
ketentuan pengadaan barang dan jasa yang berlaku.
3. Sumbangan/Dropping/Hibah
2.4.4 Penerimaan
12
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
2.4.5 Penyimpanan
13
e) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk Penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan Kontaminasi.
a) Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan Api dan
diberi tanda khusus bahan berbahaya.
b) Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan Diberi
penandaaan untuk menghindari kesalahan Pengambilan jenis gas
medis. Penyimpanan tabung gas Medis kosong terpisah dari
tabung gas medis yang ada Isinya. Penyimpanan tabung gas medis
di ruangan harus Menggunakan tutup demi keselamatan.Metode
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas Terapi, bentuk
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dan disusun secara Alfabetis dengan
menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First
Out (FIFO) disertai sistem informasi Manajemen. Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,Dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaan Yang mirip (LASA, Look Alike
Sound Alike) tidak ditempatkan Berdekatan dan harus diberi
penandaan khusus untuk Mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.Rumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi
penyimpanan Obat emergensi untuk kondisi gawat daruratan.
tempat Penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari
Penyalahgunaan dan pencurian.
14
b) Tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk
Kebutuhan lain.
c) Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti.
d) Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa. dan
e) Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
2.4.6 Pendistribusian
15
5) Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan
Kemungkinan interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang
Disediakan di floor stock.
16
dan kehilangan serta pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
2.4.8 Administrasi
17
3) Dasar audit Rumah Sakit; dan dokumentasi farmasi.
3) Laporan tahunan.
B. Administrasi Keuangan
C. Administrasi Penghapusan
18
terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
Berikut Penggolongan Obat:
logo lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam, Obat
Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tempat penjualan di apotek dan toko obat berizin.
Contoh: Paracetamol,Antasida,Vitamin.
Logo lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam, Obat
bebas terbatas adalah obat yang dibeli secara bebas tanpa
menggunakan resep dokter,namun mempunyai peringatan khusus
saat menggunakannya. Tempat penjualan di apotek dan toko obat
berizin. Contoh: CTM (Chlorphenamine Maleate)
19
Logo lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dan
huruf K ditengah menyentuh garis tepi, Obat keras adalah obat yang
hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter tempat penjualan di
apotek. Contoh: Amoksisilin (Antibiotik)
2.5.4 Narkotika
Narkotika , sesuai Undang-Undang No. 35 tahun 2009 Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan,yang dibedakan kedalam golongan-golongan yang
diatur dalam perundangan terbagi atas.
Narkotika
Golongan Berikut:
A. Narkotika Golongan I
B. Narkotika Golongan II
20
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan Pihak yang menyerahkan dan pengguna
harus memiliki bukti yang sah dari kepemilikan dan pemberian narkotika
tersebut. Contoh Narkotika golongan II: Fentanil, Hidrokodon, Morfin,
Metadon.
Sama seperti halnya golongan II, golongan III juga dapat digunakan dalam
pengobatan dengan syarat-syarat yang sama. Golongan ini memiliki
resiko ketergantungan lebih kecil daripada golongan diatasnya. Contoh:
Kodein, Buprenorfin.
2.5.5 Psikotropika
A. Psikotropika Golongan I
21
Contoh: Deskloroketamin, Flualprazolam
B. Psikotropika Golongan II
D. Psikotropika Golongan IV
Contohnya:Ambeven
22
2.5.7 Obat Herbal Terstandar
Contohnya: Diapet
23
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
24
nomor 660/KEP.264-KONSERVASI tanggal 29 November
2016.
3) Izin pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
untuk kegiatan sementara limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3), keputusan dikeluarkan oleh Walikota Tangerang
Nomor 660.3/KEP.163-TATALINGKUNGAN/2017 tanggal 03
juli 2017.
4) Izin Listrik, genset dan petir bekerjasama dengan PT.
Medatama.
5) Izin pembuangan limbah cair dikeluarkan oleh dinas
lingkungan hidup Kota Tangerang dengan nomor 660.098-Tata
Lingkungan 31 oktober 2017.
6) Rumah Sakit Daan Mogot sudah melaksanakan survey
akreditasi pada tanggal 10 – 12 mei 2017 dan lulus tingkat
Paripurna dengan nomor Sertifikat KARS/SERT/724/V2017
tanggal 26 Mei 2017
25
4. Meningkatkan sumber daya manusia agar memiliki kemampuan yang
profesional,guna meningkatkan mutu Rumah Sakit agar mampu
bersaing dengan Rumah Sakit disekitarnya
5. Meningkatkan jumlah sarana / prasarana medis / penunjang medis /
bangunan dan sarana umum lainnya sehingga dapat menunjang
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
3.2.3 Motto RS. Daan Mogot Tangerang
Good quality, smart, do the best (tingkatkan mutu pelayanan dan
berbuat yang terbaik)
S : salam, senyum Sopan
M : Mutu
A : Aman
R : Rapi
T : Tertib
3.3 Jenis-Jenis Pelayanan di RS. Daan Mogot Tangerang
Rumah Sakit Umum Daerah ini merupakan Rumah Sakit Daan Mogot
Daerah kelas D dan terakreditas yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis. RS DAAN MOGOT ini memiliki 5
spesialis diantaranya:
a) Spesialis Dalam
b) Spesialis Anak
c) Spesialis Bedah
d) Spesialis Orthopedi
e) Spesialis Kandungan
3.4 Fasilitas Bangunan di RS. Daan Mogot Tangerang
Adapun Fasilitas tersedia di RS DAAN MOGOT, yaitu
a) VIP (1 tempat tidur lengkap)
b) VIP (2 tempat tidur lengkap)
c) Kelas 1 (1 tempat tidur)
d) Kelas 2 (2 tempat tidur)
e) Kelas 3 (3 tempat tidur)
26
f) Ruang Operasi
g) Radiologi
h) Laboratorium
i) Apotik 24 jam
3.5 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
merupakan suatu departemen atau unit atau bagian disuatu rumah
sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa
orang apoteker yang bertanggung jawab atas seluruh pelayanan
kefarmasian yang terdiri atas pelayanan paripurna mencakup
perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan
kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi
penderita rawat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu dan
pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan
kesehatan di rumah sakit serta pelayanan farmasi klinik umum dan
27
alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang diterima dari
Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang akan disalurkan ke Instalasi
Farmasi.
a). Perencanaan
b). Pengadaan
c). Penerimaan
d). Penyimpanan
28
Barang yang sudah diperiksa dan diterima dimasukkan ke gudang
obat dan disimpan sesuai jenis barang. Kartu stok barang yang
sudah di update dikembalikan ke masing-masing tempat barang. Dan
penyimpanan obat dalam apotik itu di simpan dalam lemari dan
ditulis dalam kartu stok.
e). Pendistribusian
f). Pembayaran
29
membayar utangnya, maka outlet tersebut tidak dapat memesan
barang karena sistem di PBF akan otomatis menolak pemesanan
outlet tersebut.
30
2. Sistem resep individual (Pesanan obat secara individual) Sistem ini
memberikan pelayanan kepada pasien secara individual dancara ini
memudahkan penarikan pembayaran atas obat yang diberikan kepada
pasien.
4. Sistem dosis unit Pada sistem dosis unit, permintaan obat pada
31
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun pasien rawat
jalan. Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan, serta tinggi badan pasien
c. Stabilitas
Pelayanan Resep di Rumah Sakit dapat dilihat pada bagian bawah ini;
32
B) Alur Pelayanan Obat di Depo Farmasi Askes Rumah Sakit
C) Alur dan Tata Laksana Pelayanan Obat Untuk Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit
Keterangan:
33
3.1.9 PELAYANAN RESEP DI RS DAAN MOGOT
d. Jika ada obat yang habis atau tidak ada stok obat diapotek akan
diberikan copy resep untuk pembelian ai apotek luar atau apotek yang
ditujukan.
e. Bagi pasien dinas yang mendapatkan resep obat umum baik untuk
rawat jalan maupun rawat inap akan didukung secara selektif
berdasarkan ijin dan petuntuk dari karumkit.
f. Bagi anggota Rumah Sakit Daan Mogot yang akan membeli obat umum
dan diberikan keringanan discount 10% dari harga jual apotek.
34
BAB IV
PEMBAHASAAN
4.2 Pembahasan
35
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan pembekalan farmasi di
rumah sakit. untuk pelayanan individu dalam proses tetapi bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan serta untuk pelayanan medis. Tujuan
pendistribusian adalah tersedianya pembekalan farmasi di unit pelayanan
secara tepat waktu, jenis dan jumlah.
36
untuk satu hari pemakaian. Kemudian obat tersebut diberikan kepada
perawat yang menjaga pasien untuk diserahkan langsung kepada pasien.
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
38
5.2 Saran
3. PKL dilaksanakaan dalam waktu yang khusus kalau bisa tidak pada
saat jam sekolah.
4. Jadwal PKL tentang apa saja yang harus kami dapatkan pada saat pkl
diberitahukan kepada kami tidak hanya kepada pihak rumah sakit.
6. Saran kami untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daan Mogot yaitu
untuk mengoptimalkan penyimpanan obat-obatan narkotik dan psikotropik,
sebaiknya obat narkotik dan psikotropik dipisahkan di lemari yang
berbeda. Penyusunan alat kesehatan di DEPO IGD sebaiknya disusun
secara alfabetis agar lebih mudah ditemukan
39