PENDAHULUAN
3.2 Visi, Misi, Tujuan dan Motto Rumah Sakit Islam Karawang
3.2.1 Visi Rumah Sakit Islam Karawang
Menjadikan Rumah Sakit yang favorit, handal, terpercaya dan islami.
3.2.2 Misi Rumah Sakit Islam Karawang
1. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan ibadah amal saleh,
ikhlas lillahita’ala melalui penyelenggaraan, kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya.
2. Mewujudkan pelayanan yang bermutu dan profesional.
3. Memelihara dengan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat
dan lingkungan, upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3.2.3 Tujuan Rumah Sakit Islam Karawang
Tercapainya pelayanan, perawatan prima, islami, efektif, efisien, aman dan
nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat standar Pelayanan Rumah Sakit.
3.2.4 Motto Rumah Sakit Islam Karawang
CERDAS (Cetakan, Efektif, Ramah, Disiplin, Amanah, Santun).
Tingkat
No. Nama Pengalaman Jabatan
Pendidikan
Hj.Agustine Kepala Instalasi
1. Apoteker 17 Tahun
Ersti,H.S.Si.,Apt Farmasi
Adinda Virginia Dwi Apoteker
2. Apoteker 5 Tahun
Setyo,S.Farm.,Apt Pendamping
Mami
3. Sarjana Farmasi 17 Tahun Kepala Gudang
Nurhayati,S.Farm
LPS
4. Dae Kusriana 13 Tahun Juru Racik
Asasi(Sekretaris)
D1 Manajemen Pelaksana
5. Rini Yunita Sari 3 Tahun
Farmasi Gudang
6. Intan Haryati SMK Farmasi 5 Tahun TTK
7. Dian Irnawati SMK Farmasi 6 Tahun TTK
8. Rani Rohyani SMK Farmasi 8 Tahun TTK
9. Siti Maesaroh SMK Farmasi 1 Tahun TTK
10. Nurzaman SLTA 9 Tahun Juru Racik
Asisten Pelaksana
11. Rahmat SLTP 4 Tahun
Gudang
3.5 Sumber Daya Lain yang menunjang di Istalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
3.5.1 Fasilitas Kerja
1. Lingkungan Kerja
A. Ruang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam terdiri dari Ruangan
Kepala Instalasi Farmasi, Ruang Administrasi, Apotek (Outlet
penjualan obat), gudang cairan infus dan gudang perbekalan farmasi.
B. Rumah Sakit Islam Karawang memiliki Pelayanan Rawat Jalan mulai
dari :
1) Klinik Umum :
– Dr. Agus M Sukandar, MM.Kes
– Dr. Aviando Aditya Putra, MM.Kes
– Dr. Evi R
– Dr. Santo Ismanto
– Dr. Imas Rahmi Wisdiani
– Dr. Endang
2) Klinik Kesehatan Jiwa :
– Dr. Diding Sawaludin, Sp.KJ,M,Kes
3) Klinik Anak :
– Dr. Didi Sulaeman, Sp.A
4) Klinik Penyakit Dalam :
– Dr. Purnomo Isnaeni Nasution, Sp.PD
– Dr. Ismail Yusuf, Sp.PD
5) Klinik Kandungan :
– Dr. Mochammad Saleh, Sp.OG
6) Klinik Paru :
– Dr. Johnni Sinaga, Sp.P
7) Klinik THT :
– Dr. Mochammad Ivan Djajalaga, Sp.THT–KL
8) Klinik Urologi :
– Dr. Radjasa Herwandar Sastrapusena, Sp.U
9) Klinik Gigi dan Mulut :
– Drg. Anggun Retnoning Tyas
10) Klinik Syaraf :
– Dr. Yudith Elonia Esten, Sp.S
11) Klinik Bedah Umum :
– Dr. Wurry Iswarsigit, Sp.B
– Dr. Junus, Sp.B
C. Rumah Sakit Islam juga memiliki Ruang Perawatan (Rawat Inap),
antara lain :
1) Ruang Marwah
2) Ruang Annisa
3) Ruang Jabal Nur
4) Ruang Assyfa
5) Ruang Sahfa
6) Ruang Singa Perbangsa
7) Ruang Jabal Rahmah
8) Ruang Perina
9) Ruang VIP :
a. Ruang VIP Hadi Mualim
b. Ruang VIP Singaperbangsa
D. Alat alat yang digunakan pada saat bekerja :
a) Mortir
b) Stemper
c) Alat tulis
d) Sudip
e) Kalkulator
3.5.2 Fasilitas Lain
1) Fasilitas Sosial : masjid, toilet.
2) Fasilitas Ekonomi : kopersi, kantin, parkir.
3.5.3 Jenis Jenis Obat Yang Tersedia
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Karawang memiliki
berbagai jenis obat yang tersedia, yaitu :
1. Obat Bebas
Dalam beberapa Peraturan Undang – Undang yang dikeluarkan oleh
Depkes pengertian obat bebas jarang didefinisikan, namun pernah ada salah
satu Peraturan Daerah Tingkat II Tangerang yakni Perda Nomor 12 Tahun
1994 tentang izin Pedagang Eceran Obat memuat pengertian obat bebas
adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dari dokter,
tidak termasuk dari daftar narkotika, psikotropika, obat keras dan obat
bebas terbatas dan sudah terdaftar Depkes R.I.
Penandaan Obat Bebas diatur berdasarkan S.K Menkes RI Nomor
2830/A/SK/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas
terbatas. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu, lingkaran bulat berwarna
hijau dengan garis tepi berwarna hitam, seperti yang terlihat pada gambar
berikut.
Contoh : Skopolamid
Contoh : Bronhcitin
3. Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa Belanda “G” singkatan
dari “Geevarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat dari golongan ini
berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan atau
memasukan obat – obatan ke dalam daftar obat keras, memberikan
pengertian obat keras adalah obat – obat yang d tetapkan sebagai berikut :
1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan
bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.
2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata – nyata untuk
dipergunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan maupaun
dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari
jaringan.
3. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah
dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan
kesehatan manusia.
4. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras, obat itu sendiri
dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu,
terkecuali apabila dibelakang nama obat disebutkan ketentuan lain atau
ada pengecualian daftar obat bebas terbatas.
Berasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
02396/SK/A/VII/1986 tentang tanda khusus untuk obat keras berupa
lingkaran berwarna merah dengan garis tepi warna hitam dan huruf K
yang menyentuh garis tepi, seperti terlihat pada gambar berikut :
6. Obat Psikotropik
Menurut Undang – Undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik yang
dapat berpengaruh pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan
aktivitas mental dan perilaku.
Ruang lingkup pengaturan psikotropika dalam Undang – Undang ini
adalah psikotropika yang mempunyai potensi sindrom ketergantungan,
yang menurut Undang – Undang tersebut dibagi kedalam empat golongan,
antara lain :
– Golongan I :
Psikotropika hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak dapat digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi
ketergantungan yang sangat tinggi.
Contoh : LSD (Lisergid), MDMA (Metilen Dioksi Metamfetamin)
– Golongan II :
Psikotropik berkhasiat dan dapat digunakan dalam terapi dan atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ketergantungan yang sedang.
Contoh : Sekobarbital, metamfetamin
– Golongan III :
Psikotropik berkhaisat dan banyak digunakan dalam terapi dan atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ketergantungan yang sedang.
Contoh : Pentobarbital, katina
– Golongan IV :
Psikotropika berkhasiat dan sangat luas digunakan dalam terapi dan
atau digunakan untuk ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ketergantungan yang ringan.
Contoh : Diazepam, fenobarbital
Tujuan pengaturan dibidang psikotropika menurut UU No.5 Tahun
1997 tentang psikotropika pasal 3 adalah :
1. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan
kesehatan dan ilmu pengetahuan.
2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.
3. Memberantas peredaran gelap psikotropika.
Tanda khusus untukobat psikotropika berupa lingkaran bulat berwarna
merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K yang menyentuh
garis tepi, seperti terlihat pada gambar berikut :
7. Obat Tradisional
Menurut Permenkes RI No.246/Menkes/Per/V/1990 obat tradisional
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan miberal, sediaan galenik, atau campuran bahan–bahan
tersebut, yang secara turun – menurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Obat tradisional dibagi menjadi :
a. Jamu
Jamu adalah obat bahan alam yang sediaannya masih berupa
simplisia sederhana. Jamu harus mencantumkan logo dan tulisan
“JAMU” yang ditempatkan dibagian atas sebelah kiri dari wadah
pembungkusan. Logo berupa ranting daun terletak dalam lingkaran.
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan kahasiatnya secara ilmiah dengan uji klinik, bahan baku
dan produk jadinya telah distandarisasi. Fitofarmaka harus
mencantumkan logodan tulisan “Fitofarmaka” yang ditetapkan dibagian
atas sebelah kiri dari wadah pembungkusan. Logo berupa jari – jari daun
yang kemudiam membentuk bintang terletak dalam lingkaran.