Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan

kualitas sumber daya manusia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera maka kualitas sumber daya manusianya perlu ditingkatkan secara

terus menerus termasuk derajat kesehatannya.

Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang diperlukan dalam

menunjang upaya pelayanan kesehatan. Apotek adalah suatu tempat tertentu

tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyalur sediaan farmasi.

Perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pratek Kerja Lapangan

merupakan suatu proses pembelajaran pada unit kerja secara nyata, sehinggan

peserta didik mendapat gambaran dan pengalaman kerja secara langsung dan

menyeluruh. Sebagai calon tenaga farmasi diharapkan mengetahui berbagai

kegiatan terpadu meliputi bidan produksi, distribusi, pelayanan, dan

pengawasan sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya termasuk

penatalaksanaan administrasinya.

paya peningkatan kualitas dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan

agar tercapainya peningkatan pembangunan nasional khususnya dibidang

kesehatan, serta meningkatkan mutu sumber daya manusia yang dapat

melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tercapai masyarakat yang sehat


pula. Banyak instansi dan yayasan yang menyediaka\\n tenaga kesehatan

dalam berbagi bidang. Salah satunya UNIVERSITAS MEGAREZKY yang

menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi.

Dalam upaya peningkatan kualitas tenaga kesehatan di bidang farmasi

yang siap pakai, maka diperlukan penunjang kegiatan belajar mengajar di luar

kampus. Salah saatunya seperti Praktik Kerja Lapangan (PKL). Yang mana

saat PKL merupakan wadah bagi mahasiswa-mahasiswi untuk menimba ilmu

dan sebagai pengalaman. Dengan adanya PKL mahasiswa-mahasiswi mampu

berkomunikasi di dunia pekerjaannya sehingga mengetahui permasalahan di

lapangan dan cara mengatasinya. Di samping itu, PKL merupakan sarana

informasi pendidikan kesehatan bagi mahasiswa-mahasiswi, sehingga

mahasiswa-mahasiswi dapat menyumbangkan keterampilan di bidang farmasi

dan mampu bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.

I.2 Tujuan PKL Apotek

1. Untuk memperkenalkan mahasisa pada dunia usaha

2. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional yang diperlukan

mahasisa untuk memasuki dunia usaha

3. Meningkatkan daya kreasi dan produktivitas terhadap mahasisa sebagai

persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang

sesungguhnya

4. M eluaskan aasan dan pandangan mahasisa terhadap jenis-jenis pekerjaan

pada tempat dimana mahasisa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) Apotek
I.3 Manfaat PKL Apotek

1. Dapat meningkatkan aasan keilmuan mahasisa tentang situasi dalam dunia

kerja

2. Dapat menjadi tolak ukur pencapaian kinerja program studi khususnya

untuk mengevaluasi hasil pembelajaran untuk instansi tempat PKL

3. Dapat menjalin kerjasama dengan instansi tempat PKL

4. Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk menentukan kebijakan

perusahaan dimasa yang akan datang berdasarkan hasil pengkajian dan

analisis yang dilakukan mahasisa selama PKL

I.4 Waktu dan tempat PKL Apotek

1. Waktu : tgl 29 Juli – 29 Agustus 2019

2. Tempat : Klinik dan Apotek Al-Hikam (BTP) Makassar


BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1 Pengertian apotek
Menurut permenkes RI No. 73 tahun 2016 Apotek adalah sarana

pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker.

Menurut Permenkes RI NO 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/per/X/1993 tentang

ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotek, memberikan batasan tentang

apotek yaitu suatu tempat dilakukan pekerjaan farmasi kepada masyarakat.

Apotek pada umumnya memiliki fungsi sebagai tempat pengabdian

profesi seorang Apoteker maupun Asisten Apoteker, pelayanan resep dan

sebagai sarana farmasi yang melakukan peracikan obat. Apotek juga

menyediakan penyaluran berupa perbekalan farmasi misalnya : Obat, obat

asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetika dan lan-lain. Apotek juga

melakukan suatu pengelolaan yang meliputi :

1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan

farmasi lainnya.

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

II.2 Tugas dan fungsi apotek


Menurut Peraturan Pemerintan No. 51 Tahun 2009 Secara umum

sebuah Apotek memiliki tugas dan fungsi tertentu yaitu :


a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah

mengucapkan sumpah jabatan Apoteker

b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian

c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan

farmasi antara lain obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika

d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,

pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau

penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayann obat atau resep dokter,

pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan

obat tradisional.

II.3 Tujuan apotek


Tujuan apotek antara lain ;

1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran.

3. Penyerahan obat dan bahan obat.

4. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

5. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaaan obat secara

rasional.

6. Dalam praktek pengobatan sendiri (samedikasi).


II.4 Persyaratan apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2017

disebutkan bahwa persyaratan-persyaratan Apotek adalah :

a. Lokasi

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran

Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam

mendapatkan pelayanan kefarmasian.

b. Bangunan

1) Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan,

dan kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk

penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.

2) Bangunan Apotek harus bersifat permanen.

3) Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan,

apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan

yang sejenis.

c. Sarana, prasarana, dan peralatan

Bangunan Apotek memiliki sarana ruang yang berfungsi:

a) penerimaan Resep;

b) pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas);

c) penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

d) konseling;
e) penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;dan

f) arsip.

Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas:

a) instalasi air bersih;

b) instalasi listrik;

c) sistem tata udara;dan

d) sistem proteksi kebakaran.

Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pelayanan kefarmasian antara lain meliputi rak obat, alat

peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi,

komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan

pasien dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan. Formulir catatan

pengobatan pasien merupakan catatan mengenai riwayat penggunaan

Sediaan Farmasi dan/atau Alat Kesehatan atas permintaan tenaga medis

dan catatan pelayanan apoteker yang diberikan kepada pasien. Sarana,

prasarana, dan peralatan harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi

dengan baik.

d. Ketenagaan

a) Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat

dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau

tenaga administrasi.

b) Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin

praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 tahun 2016

disebutkan bahwa registrasi izin kerja tenaga kefarmasian adalah:

a. Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian

wajib memiliki surat tanda registrasi (STRA bagi Apoteker; dan

STRTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang dikeluarkan oleh

menteri).

b. STRA dan STRTTK berlaku selama 5 tahun dan dapat diregistrasi

ulang selama memenuhi persyaratan.

c. Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki ijazah Apoteker;

b. memiliki sertifikat kompetensi profesi;

c. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji

Apoteker;

d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang

memiliki surat izin praktik; dan

e. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan

etika profesi.

d. Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus

memenuhi persyaratan:

a. memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya;

b. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang

memiliki surat izin praktik;


c. memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang

telah memiliki STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan,

atau organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian;

dan

d. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan

etika kefarmasian.

II.5 Pengelolaan apotek


Pengelolaan apotek adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh

seorang Apoteker Pengelola Apotek dalam rangka tugas dan fungsi apotek yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian.

Seusai PERMENKES RI No. 26/Per. Menkes/Per/I/1981 pengelolaan apotek,


meliputi:

1. Bidang pelayanann kefarmasian.

2. Bidang material.

3. Bidang administrasi dan keuangan.

4. Bidang ketenagaan.

5. Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek.

Pengolaan apotek di bidang pelayanan kefarmasian meliputi :

1. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampurn,

penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan

kesahatan di bidang farmasi lainnya.

3. Informasi mengenai perbekalan kesehatan di bidang farmasi meliputi:


1. Pengelolaan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya

yang diberikan baik kepada dokter dan kepada tenaga kesehatan

lainnya maupun kepada masyarakat.

2. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan,

bahaya, dan/atau mutu obat dan perbekalan farmasi lainnya.

Pengolaan apotek di bidang material meliputi :

1. Peyediaan, penyimpanan, penyerahan dan perbekalan farmasi yang

bermutu baik, dan keabsahannya terjamin.

2. Penyediaan, peyimpanan, pemakaian barang non-perbekalan farmasi,

misalnya rak obat, lemari, meja kursi pengunjung apotek, mesin reigister

obat, lemari, meja kursi pengunjung apotek, mesin register, dan

sebagainya.

Pengelolaan apotek di bidang administrasi dan keuangan, meliputi

pengelolaan, pencatatan uang, barang secara tertib, teratur, dan berorientasi bisnis.

Tertib dalam arti disiplin, mentaati peraturan pemerintah termasuk undang-

undang farmasi. Teratur dalam arti arus masuk dan keluarnya uang maupun

barang dicatat  dalam pembukuan sesuai manajemen akuntansi maupun

manajemen keuangan. Berorientasi bisnis artinya tidk lepas dari usaha dagang

yang mau tak mau kita harus mendapatkan untung dalam batas-batas aturan yang

berlaku dan ingin supaya apotek bisa berkembang.

Pengelolaan apotek dibidang ketenagaan meliputi pembinaan,

pengawasan, pemberian insentif maupun pemberian sanksi terhadap karyawan

apotek agar timbul kegairahan, ketenangan kerja dan kepastian masa depannya.
Pengelolaan apotek di bidang lainnya berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek
meliputi pengelolaan dan penataan bangunan ruang tunggu, ruang peracikan,
ruang penyimpanan, ruang penyerahan obat, rung administrasi dan ruang kerja
apoteker, tempat pencucian alat, toilet, dan sebagainya.

Perbekalan farmasi yang disalurkan oleh apotek meliputi obat, bahan obat,
obat asli Indonesia, bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetika dan
sebagainya.

II.6 Pelayanan apotek


1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis

a. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola

penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.

b. Pengadaan

Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka

pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai

ketentuamnperaturan perundang-undangan.

d. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian

jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang

tertera dalam surat pesanan dengan kondisifisik yang diterima.

e. Penyimpanan

a) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.


b) Obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga

terjamin keamanan dan stabilitasnya

c) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan

barang lainny yang menyebabkan kontaminasi.

d) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk

sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis

e) Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out)

dan FIFO (First In First Out)

d. Pemusnahan dan Penarikan

a) Obat kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan

jenis dan bentuk sediaan.

b) Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat

dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker

disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek

dengan cara di bakar atau cara pemusanahan lain.

c) Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai yang tidak dapat digunakan harus dilakasankan dnegan cara

yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

d) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi

standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh

pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM.

e) Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan

terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh menteri


e. Pengendalian

Pengendalian dilakuakan untuk mempertahankan jenis dan

jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan

sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal

ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,

kekosongan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan serta pengembalian

pesanan.

f. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi

pengadaan (surat pesanan dan faktur), penyimpanan (kartu stok),

penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya

disesuaikan dengan kebutuhan.

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.

Pelaporan internla merupakan pelaporan yang digunkan untuk

kebutuhan manajemen apotek meliputi keuangan, barang dan laporan

lainnya. Sedangkan pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang

dibuat untuk memenuhi kewajiban meliputi pelaporan narkotika,

psikotropika dan pelaporan lainnya.

1. Pelayanan Resep

a. Skrining Resep

Terhadap resep yang diterima harus dilakukan skirining

terlebih dahulu oleh apoteker sebelum dilayani. Skrining resep


meliputi dahulu persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik dan

pertimbangan klinis. Persyaratan administrasi meliputi : nama, SIP

dan alamat dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan/paraf dokter

penulisan resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan

pasien, nama obat, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian yang

jelas, dan informasi lainnya. Kesesuaian farmasetik meliputi : bentuk

sediaan dosis, stabilitas, inkompatibilitasi, cara dan lama pemberian.

Pertimbangan klinis meliputi : adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian ( dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain ).

Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya

dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan

pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu penggunaan

persetujuan setelah pemberitahuan.

b. Penyiapan Obat ( peracikan )

Peracikan merupakan kegiatan, menimbang, mencampur,

mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam

melaksanakan obat harus dibuat suatu prosedur etiket yang benar.

Etiket obat harus jelas dan dapat dibaca. Obat hendaknya dikemas

dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehinggan terjaga

kualitasnya.

c. Penyerahan Obat

Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan

pemeriksaan akhir antara obat dengan resep. Penyerahan obat


dilakukan oleh apoteker disertai dengan pemberian informasi obat

dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.

d. Pemberian Informasi Obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas

dan mudah dimengerti, akurat tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.

Informasi obat pada pasien sekurang – kurangnya meliputi : cara

pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,

aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama

terapi.

e. Konseling

Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan

farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga

dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan

terhindar dari penyalah gunaan atau penggunaan salah sediaan

farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita

tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asthma, dan

penderitan penyakit kronis lainnya. Pemberian obat dengan indeks

terapi sempit (contoh : digoksin), hamil/ibu menyusui. Apoteker

harus memberikan konseling secara berkelanjutan.

f. Monitoring Penggunaan Obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus

melaksanakan pemantauan penggunaan obat terutama untuk


pasien tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asthma dan

penderitan penyakit kronis lainnya.

II.7 Pengertian Resep dan Obat

1. Pengertian Resep

Resep adalah adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter

gigi, dokter hewan yang diberikan ijin berdasarkan peraturan

perundang–undangan yang berlaku kepada apoteker untuk menyediakan

dan menyerahkan obat – obatan dari formula officinalis ( yaitu resep

yang tercantum dalan buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan

standar ) dan formula magistralis ( yaitu resep yang ditulis oleh dokter ).

Suatu resep yang lengkap harus memuat :

a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter hewan dan

dokter gigi

b. Tanggal penulisan resep ( inscription )

c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep ( invocation )

d. Nama setiap obat dan komposisinya ( preascriptio/ordonation )

e. Aturan pemakaian obat yang tertulis ( signature )

f. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan

peraturan perundang – undangan yang berlaku ( subscription )

g. Jenis hewah dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep hewan.

Menurut undang – undang, yang dimaksud dengan obat

adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

melakukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,


menyembuhkan penyakit atau hewan, termaksuk memperelok tubuh

atau bagian tubuh manusia.

2. Pengertian Obat

a. Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam

bentuk serbuk, tablet, kapsul, suppositoria, cairan, salep, atau

bentuk sediaan lainnya yang mempunyai teknis sesuai dengan

farmakofe indonesai atau buku resmi yang ditetapkan pemerintah

b. Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar

atas nama si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam

bungkusan asli dari pabrik yang memproduksinnya

c. Obat baru adalah obat yang terdiri atas atau atau berisi zat yang

berkhasiat maupun tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi,

pelarut, pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal

sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya

d. Obat asli adalah obat yang didapat sederhana atas dasar

pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional

e. Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alami

(mineral, tumbuhan dan hewan). Terolah secara sederhana atas

dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan trasional

f. Obat esensial adalah obat yang paling dibutuhkan pelayanan

kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantum dalam daftar obat

esensial ditetapkan oleh Mentri Kesehatan RI


g. Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan

dalam Farmakopen Indonesia untuk zat yang berkhasiat

II.8 Penggolongan Obat

a. Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan

a) Bentuk padat. contoh serbuk, tablet, pil dan kapsul

b) Bentuk setengah padat. Contoh salep (unguentum), krim, pasta,

cerata, gel

c) Bentuk cair/larutan. Contoh potio, sirup, elixir, obat tetes,

gargarisma

d) Bentuk gas. Contoh inhalasi, spray, aerosol.

b. Penggolongan obat berdasarkan cara penggunaan

a) Oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalm saluran cerna.

Contoh : tablet, kapsul,serbuk dan lain-lain

b) Rektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada

pasien yang tidak bisa menelan ataupun pingsan

c) Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah,

masuk kepembuluh darah, efeknya lebih cepat. Contoh : obat

hipertensi, tablet hisap.

d) Parenteral :obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah.

e) Langsung ke organ contoh intrakardial

f) Melalui selaput perut, contoh intraperitonial.

c. Penggolongan obat berdasarkan penandaan


Menteri Kesehatan RI No.2380/4/SK/VI/83, obat digolongkan

dalam beberapa golongan, yaitu :

1. Obat Bebas (OTC)

Obat yang diserahkan secara bebas tanpa resep dari dokter

tidak membahayakan bagi sipemakai diberi tanda lingkaran hijau

dengan garis tepi berwawarna hitam. Pengelolaan obat bebas

penyimpanannya dibagian etalase pada ruang pelayanan obat bebas

dan disusun menurut abjad atau penyimpanannya dalam lemari yang

tidak terkena cahaya matahari langsung, bersih dan tidak lembab.

Contoh : Multi Vitamin

Gambar Logo Obat Bebas

2. Obat bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat-obat dengan daftar W

“Waarschuwing” artinya peringatan. Obat bebas terbatas adalah obat

yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau

dibeli bebas tanpa resep dokter. Contoh : Antimo


Gambar Logo Obat terbatas

Penandaan peringatan golongan obat bebas terbatas :

P. No. 1 P. No. 2
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya Hanya untuk kumur, jangan ditelan

P. No. 3 P. No. 4
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar badan Hanya untuk dibakar

P. No. 5 P. No. 6
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan

3. Obat Keras

Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa Belanda

dengan singkatan “Gevaarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat

dalam golongan ini berbahaya ketika pemakaiannya tidak

berdasarkan resep dokter. Menurut Kepmenkes RI yang menetapkan

bahwa obat-obat yang termasuk dalam golongan obat keras adalah

sebagai berikut yaitu :

a. semua obat yang ada pada bungkus luarnya telah disebutkan

bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter

b. Mempunyai takaran maksimum yang tercantum dalam obat keras


c. Diberi tanda khusus lingkaran, bulat berwarna merah dengan

garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis

tepi

d. Obat baru kecuali dinyatakan lain Departeman Kesehatan tidak

membahayakan

e. Semua sediaan parenteral

f. Semua obat keras yang tercantum dalam daftar obat keras.

Berdasarkan Keputusan Menkes RI No.


02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus obat keras.

Gambar Logo obat keras

Adapun golongan obat Keras tertentu adalah :

a. Obat Narkotika
Pengertian Narkotika menurut Permenkes RI No. 3 tahun

2015 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan yang dapat dibedakan kedalam

golongan-golongan sebagai terlampir. Menurut Permenkes RI No.

7 tahun 2018 narkotika dibagai 3 golongan yakni :

1. Narkotika golongan 1
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi serta mempunyai potensi yang sangat tinggi

menimbulkan ketergantungan. Narkotika golongan 1 terdiri

dari tanaman papaver somniferum L, daun koka, kokain

mentah, tanaman ganja, heroina, tiofentanil, katinona,

amfetamina.

2. Narkotika golongan II

Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan

digunakan dalam pilihan terakhir dan akan digunakan dalam

terapi atau buat pengembangan ilmu pengetahuan serta

memiliki potensi tinggi menimbulkan ketergantungan. Contoh

: alfametadol, alfentanil, betametadol, diampromida,

difenoksin, fentanyl, morfina, petidina.

3. Narkotika golongan III


Narkotika yang digunakan dalam terapi/ pengobatan

dan untuk pengembangan pengetahuan serta menimbulkan

potensi ringan serta mengakibatkan ketergantungan. Contoh :

kodeina, nikokodina, propiram, polkodina, etilmorfina

Gambar Logo Obat Narkotika


b. Obat Psikotropika

Pengertian psikotropika menurut Permenkes RI No. 3 tahun

2015 tentang psiktropika adalah zat atau bahan baik alamiah

maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif

melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Untuk obat psikotropika penyimpanannya dalam lemari

penyimpanan yang disusun abjad. Menurut UU RI No. 5 Tahun

1997, psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

1. Golongan I

Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Lisergida,

Psilosibina, MDMA

2. Golongan II

Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat

pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi atau ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contoh : Amfetamina, Metakualon

3. Golongan III
Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :

Amobarbital, Phenobarbital

4. Golongan IV

Golongan IV adalah psikotropika berkhasiat

pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :Diazepam,

Klordiazepoksida

c. Obat Prekursor

Menurut Permenkes RI No. 3 tahun 2015 prekursor

farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang

dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan

proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk

ruahan, dan produk jadi yang mengandung ephedrine,

pseudoephedrine, ergotamine, ergometrin, atau potassium

permanganate.

Contoh Obat Prekusor : Metilat, Cafergot, Pk Kristal, Metil

Erigotritomesin, Efedrin

d. Obat-obat Tertentu
Obat-obat tertentu adalah obat-obat yang bekerja di sistem

susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada

penggunaan diatas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan

dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh :

Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin dan

Haloperidol.

2. Obat Wajib Apotek (OWA)

Adalah obat keras yang dapat di serahkan oleh apoteker di Apotek

tanpa resep dari dokter. Penyerahan Obat Wajib Apotek (OWA) oleh

apoteker terdapat kewajiban – kewajiban sebagai berikut:

1. Memenuhi batas dan ketentuan setiap jenis obat perpasien yang

disebutkan dalam Obat Wajib Apotek yang bersangkutan

2. Memuat catatan pasien serta obat yang diserahkan

3. Memberikan informasi tentang obat

Menurut PerMenKes No. 913/MENKES/PER/X/1993 kriteria obat

yang dapat diserahkan adalah :

1. Tidak dikontraindikasikan untuk pengguna pada wanita hamil, anak

di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko

pada kelanjutan penyakit

3. Penggunaan tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan


4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang pravalensinya

tinggi di Indonesia

5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiatkeamanan yang dapat di

pertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri

3. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)

Jamu adalah sediaan bahan alam yang khasiatnya belum dibuktikan

secara ilmiah, dalam kata lain, belum mengalami uji klinik maupun uji

praklinik, namun khasiat tersebut dipercaya oleh orang berdasarkan

pengalaman empiric. contoh : curmaxan, Diacinn, tolak angin.

Gambar Logo Jamu

4. OHT (Obat Herbal Terstandar)

OHT merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya secara ilmia dengan uji praklinik dan bahan

bakunya telah distandarisasi. Contoh : diapet, kiranti, psidii.

Gambar Logo OHT

5. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Contoh :

Stimuno, Nodiar, Tensigard.

Gambar Logo Fitofarmaka

II.7 Peraturan dan perundang-undangan apotek


Adapun aturan yang mengatur tentang apotek di Indonesia adalah:

a. UU RI No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika

b. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang narkotika

c. PP RI No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian

d. Permenkes RI No. 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan

kefarmasian di Apotek

e. UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan

f. Permenkes RI No. 9 tahun 2017 tentang Apotek

g. Permenkes RI No. 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan

kefarmasian di Apotek

h. Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/2002

tentang perubahan atas peraturan Menkes RI No.

992/MENKES/PER/1993 tentang ketentuan dan tata cara

pemberian izin Apotek


i. Permenkes RI No. 3 tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan,

pemusnahan dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor

farmasi

j. Permenkes RI No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentang registrasi,

izin praktek, dan izin kerja tenaga kefarmasian

k. PP RI No. 40 tahun 2013 tentang pelaksanaan UU No. 35 tahun

2009 tentang narkotika

l. Permenkes RI No. 53 tahun 2016 tentang pencabutan peraturan

menteri kesehatan No. 284/MENKES/PER/III/2007 tentang

Apotek rakyat
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

III.1 Sejarah apotek


Keberadaan apotek di Kota Makassar sangatlah berarti karena sarana

pelayanan kefarmasian ini memudahkan Rumah Sakit atau instalasi kesehatan

lainnya untuk membeli obat yang tidak ada atau tidak disediakan di Rumah Sakit

tersebut untuk pelayanan kesehatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit di

wilayah masing-masing. Apotek Al-Hikam ini berada di wilayah Makassar

tepatnya di jl. Tamalanrea Raya Blok AE No. 947 Kelurahan Paccerakkang Keca

matan Biringkanaya . Nama Alhikam ini diambil dari nama anak dan cucu dari

pendiri apotek ini yaitu Al (cucu) dan Hikam (anak). Apotek al-hikam ini aalnya

dibangun hanya apotek saja yaitu pada tanggal 23 januari 2014 yang selanjutnya

dibangun klinik dan diresmikan pada 7 maret 2015 oleh ali kota makassar yaitu Ir.

H. Moch Ramadhan Pomanto. Klinik dan apotek alhikam melayani pasien umum

dan juga pasien BPJS sehingga lebih muda bagi pasien untuk mendapatkan

pelayanan yang intensif, melayani semua pasien yang ingin membeli obat

berdasarkan penyakit yang dialami dan pegawai yang ada di Apotek juga siap

melayani setiap pembeli selama obat yang dibutuhkan masih ada atau tersedia.

III.2 Tata ruang


Tata ruang di Apotek Al-Hikam meliputi:

1. Ruang tunggu pasien

2. Meja administrasi

3. IGD (Instalasi Gaat Darurat)


4. Ruang dokter umum, dokter gigi, dan dokter OBGYN (Obstetrik dan

Ginekologi)

5. Astavel disetiap ruangan

6. Etalase obat yang tersusun rapi

7. Meja kasir

8. Lemari obat generik dan paten yang tersusun rapi dan berdasarkan

khasiatnya

9. Lemari sediaan obat salep, sediaan cream, gel, injeksi dan tetes mata

10. Meja untuk meracik obat sediaan puyer maupun salep

11. Lemari pendingin untuk menyimpan obat seperti suppositoria, vaksin dll.

III.3 Struktur organisasi

III.4 Kegiatan apotek


a. Perencanaan, perencanaan perbekalan farmasi dilakukan dengan baik

dan sistematis karena dilakukan oleh petugas di Klinik dan apotek


alhikam dengan menggunakan data dari pola penyakit, pola konsumsi

serta data dari hasil penjualan (Pareto)

b. Pengadaan, pengadaan obat di Klinik dan apotek alhikam dilakukan

dengan cara pemesanan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF)

melalui telepon atau sales yang datang, barang yang datang kemudian

dibuatkan surat pesanan 2 rangkap (satu rangkap untuk PBF dan satu

rangkap untuk Klinik dan apotek Al-hikam). Pemesanannya harus

memberikan surat pesanan kepada sales atau kurir terlebih dahulu.

Adapun kriteria penyalur ke Apotek adalah :

a) Penyalur memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk

mengadakan produk dan penjualan

b) Telah diakreditasi sesuai persyaratan CPOB dan ISO 9001

c) dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan Apotek

d) memiliki kebijakan retur jika barang rusak

e) ketepatan jumlah obat, waktu pengiriman, jenis obat, dan satuan

obat yang dipesan

f) jenis dan jumlah obat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan

Apotek.

Selain pemesanan dilakukan di PBF di Klinik dan apotek Al-Hikam

dengan sistem droping yaitu pemesanan barang melalui pencatatan

barang yang kosong dan penolakan barang pada buku order dan akan

diseleksi oleh Apoteker Penanggung jaab untuk barang yang akan

dipesan .
c. Penerimaan, setelah pengadaan barang yang sudah dipesan akan

diantarkan oleh PBF kemudian diterima oleh petugas Klinik dan

Apotek Al-Hikam dengan memeriksa faktur barang yang diterima.

Pada saat menerima faktur hal yang perlu diperhatikan adalah nama

apotek yang menerima, nama obat yang dipesan, bentuk sediaan dan

jumlahnya, no. batch expired date (ED) serta harga yang telah

disepakati dan program diskon.

d. Penyimpanan, barang yang telah diterima kemudian disimpan

ketempat penyimpanannya seperti lemari/rak masing-masing,

berdasarkan Khasiat, jenis sediaannya dan suhu stabil sediaanya.

Khusus untuk sediaan seperti serum, insulin dan suppositoria disimpan

didalam lemari es.

e. Pemusnahan, obat kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai

dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluarsa atau

rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakuakan oleh

apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, warga

setempat dan asisten apoteker.

Pemusnahan obat selaican narkotika dan psikotropika dilakukan oleh

apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki

surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan

berita acara pemusnahan menggunakan formulir satu sebagaimana

terlampir.

f. Pencatatan, pembukuan dan pelaporan.


1. Pelaporan

a. Pelaporan Internal

1) Laporan siklus keluar masuk barang

2) Laporan pareto

3) Laporan barang ED (Expired Date)

4) Laporan selisih SO (Stok Opname)

5) Laporan Asset

b. Laporan eksternal

1) Laporan SIPNAP (narkotika dan psikotropika)

2) Laporan pajak

2. Pembukuan

a. Buku resep

b. Buku defecta

c. Buku droping-terima droping

3. Pencatatan, dilakuakan dengan kartu stok narkotik, psikotropika

dan prekursor.

III.5 Pengelolaan
Apotek Al-Hikam dikelola oleh pasangan suami istri yaitu bapak

Bachtiar (selaku apoteker penanggung jaab) dan Rena bachtiar (selaku

apoteker), apotek ini dibangun ditanah milik keluarga bapak bahtiar dengan

bangunan belantai 3. Apotek ini buka pada pukul 09.00-22.00. Penjualan

dalam apotek ini dilakukan setiap hari dengan berb agai macam obat yang

laku dalam setiap harinya. Karena apotek ini berdampingan dengan klinik
sehingga melayani pasien umum dan BPJS, melayani pemeriksaan

kolesterol, tekanan darah, asam urat, dan golongan darah. Apotek ini juga

melayani pembeli umum juga dengan resep dari klinik Al-Hikam maupun

resep dari luar.

Apotek Al-Hikam ini tidak melayani resep obat narkotik dan

psikotropik dikarenakan tidak adanya lemari khusus untuk obat narkotik dan

psikotropik.

Penyimpanan obat pada apotek Al-Hikam ditata berdasarkan

khasiatnya, jenis sediaannya, serta bentuk sediaannya. Tata letak

penyimpanannya untuk obat bebas disimpan dietalase paling depan

sedangkn untuk obat keras diletakkan dibelakang dekat dengan meja

meracik obat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Apotek Al-Hikam ini dilaksanakan dari

tanggal 29 juli 2019 sampai 29 Agustus 2019. PKL ini bertujuan agar mahasiswa

dapat menerapkan teori yang telah didapatkan dan memahami tentang pelayanan,

pengelolaan farmasi, dan manajemen apotek serta menambah pengalaman dalam

pelayanan kefarmasian di Apotek.

AGENDA HARIAN PESERTA PRAKTEK KERJA LAPANGAN

APOTEK AL-HIKAM

Uraian singkat mengenai kegiatan yang dilakukan mulai dari tanggal 29 juli 2019

sampai 29 Agustus 2019.

Nama : Nurul ikhsan

Minggu : Pertama

NO. HARI TANGGAL PUKUL DESKRIPSI KEGIATAN

1. Senin 09.00-16.05 1. Penerimaan mahasisa PKL oleh


29 Juli 2019 PSA Apotek Al-hikam
2. Pengenalan Apotek Al-hikam
3. Membersihkan ruang Apotek,
etalase dan rak-rak obat
4. Mengecek stok obat

2. Selasa 30 juli 2019 08.20-16.16 1. Membersihkan ruang Apotek,


etalase dan rak-rak obat
2. Mengecek stok obat
3. Melayani pasien

3. rabu 31 juli 2019 08.34-16.15 1. Membersihkan ruang Apotek,


etalase dan rak-rak obat
2. Mengecek stok obat dan daluarsa
3. Melayani pasien

4. Meracik obat puyer

5. Mengerjakan resep obat jadi

4. Kamis 1 Agustus 15.23-22.15 1. Mengecek stok obat dan daluarsa


2. Melayani pasien
2019
3. Mengerjakan resep obat jadi

4. Meracik obat (puyer)

5. Jumat 2 Agustus 15.20-22.00 1. Mengecek stok obat dan daluarsa


2. Melayani pasien
2019
3. Mengerjakan resep obat jadi
4. Meracik obat (puyer)

6. Sabtu 3 Agustus 15.43-22.05 1. Mengecek daluarsa obat


2. Melayani pasien
2019
3. Mengerjakan resep obat jadi
4. Meracik obat (puyer)

Minggu : Kedua
NO. HARI TANGGAL PUKUL DESKRIPSI KEGIATAN

1. Senin 07.00-22.30 1. Membersihkan ruang Apotek,


5 Agustus 2019 etalase dan rak-rak obat
2. Melayani pasien
3. Mengerjakan resep obat jadi
4. Meracik obat (puyer)

2. Selasa 6 Agustus 08.43-16.45 1. Membersihkan ruang Apotek,


etalase dan rak-rak obat
2019
2. Melayani pasien
3. Mengerjakan resep obat jadi

3. rabu 7 Agustus 15.00-22.07 1. Melayani pasien

2019 2. Meracik obat puyer

3. Mengerjakan resep obat jadi

4. Kamis 8 Agustus 15.14-22.35 1. Melayani pasien

2019 2. Mengerjakan resep obat jadi

3. Meracik obat (puyer)

4. Menyerahkan kartu kontrol

pasien ke dokter

5. Membantu dokter dalam

penanganan pasien kecelakaan

5. Jumat 9 Agustus 08.50-16.45 1. Membersihkan ruang apotek,


etalase, dan rak-rak obat
2019
2. Melayani pasien
3. Mengerjakan resep obat jadi

6. Sabtu 10 Agustus 16.00-22.05 1. Melayani pasien


2019
2. Mengerjakan resep obat jadi
3. Meracik obat (puyer)

Minggu : ketiga

NO. HARI TANGGAL PUKUL DESKRIPSI KEGIATAN

1. Selasa 08.32-16.05 1. Membersihkan ruang Apotek,


13 Agustus 2019 etalase dan rak-rak obat
2. Melayani pasien
3. Mengerjakan resep obat jadi

2. Rabu 14 Agustus 08.30-16.10 1. Membersihkan ruang Apotek,


etalase dan rak-rak obat
2019
2. Melayani pasien
3. Mengerjakan resep obat jadi

3. Kamis 15 Agustus 16.00-22.04 1. Melayani pasien

2019 2. Meracik obat puyer

3. Mengerjakan resep obat jadi

4. Belajar menggunakan alat 3 in 1

(cek kolesterol, asam urat, dan

golongan darah)

4. Jumat 16 Agustus 15.49-22.00 1. Melayani pasien

2019 2. Mengerjakan resep obat jadi

3. Meracik obat (puyer)

5. Sabtu 17 Agustus 15.35-22.00 1. Melayani pasien


2019
2. Mengerjakan resep obat jadi
3. Menyusun obat yang masuk
4. Membantu apoteker memberi
lebel harga
5. Diskusi dengan apoteker

6. Minggu 18 Agustus 07.15-14.09 1. Menjadi panitia dalam acara


tahunan apotek alhikam,
2019
memperingati HUT RI

Minggu : keempat

NO. HARI TANGGAL PUKUL DESKRIPSI KEGIATAN

1. Senin 16.00-22.00 1. Melayani pasien


19 Agustus 2019
2. Mengerjakan resep obat jadi

3. Meracik obat (puyer)

4. Menyiapkan stok etiket

2. Selasa 20 Agustus 16.10-22.01 1. Melayani pasien

2019 2. Mengerjakan resep obat jadi

3. Meracik obat puyer

4. Menyerahkan kartu kontrol pasien

ke dokter

3. rabu 21 Agustus 15.00-22.07 1. Melayani pasien

2019
2. Meracik obat puyer
3. Mengerjakan resep obat jadi

4. Kamis 22 Agustus 15.14-22.35 1. Melayani pasien

2019
2. Mengerjakan resep obat jadi

3. Meracik obat (puyer)

4. Menyerahkan kartu kontrol pasien

ke dokter

5. Jumat 23 Agustus 08.50-16.45 1. Membersihkan ruang apotek,

2019 etalase, dan rak-rak obat

2. Melayani pasien

3. Mengerjakan resep obat jadi

6. Sabtu 24 Agustus 16.00-22.05 1. Melayani pasien

2019 2. Mengerjakan resep obat jadi

3. Meracik obat (puyer)

Minggu : kelima

No. HARI TANGGAL PUKUL DESKRIPSI KEGIATAN

1. Senin 26 Agustus 08.32-16.12 1. Membersihkan ruang Apotek,


etalase dan rak-rak obat
2019
2. Melayani pasien
3. Mengerjakan resep obat jadi

2. Selasa 27 Agustus 08.23-16.00 1. membersihkan ruang apotek,


2019 etalase, dan rak-rak obat
2. Melayani pasien

3. Mengerjakan resep obat jadi

3. Rabu 28 Agustus 13.42-22.12 1. Melakukan kunjungan di apotek

2019 kimia farma urip


2. Melayani pasien
3. Mengerjakan resep obat jadi
4. Membantu dokter dalam
pemasangan keteter pada pasien
4. Kamis 29 Agustus 15.00-22.13 1. Acara penarikan mahasisa PKL

2019 2. Diskusi terakhir dengan apoteker

Nama : Reza saputra

Minggu : Pertama

NO. HARI/TANGGAL PUKUL DESKRIPSI KEGIATAN

1. Senin 15.30-22.00 1. Pengenalan apoteker apotek al-


hikam
29 juli 2019

2. Selasa 15.45-22.00 1. Menghitung stok obat

30 juli 2019

3 Rabu 15.45-22.00 1. Menyusun susunan obat


2. Menghitung stok obat
31 juli 2019

4 Kamis 08.50-16.00 1. Membersihkan area apotek


2. Memeriksa obat-obat yang ED
01 agustus 2019

5 Jumat 08.55-16.40 1. Membersihkan area apotek


2. Pelayanan resep
02 agustus 2019
3. Penulisan etiket
6 Sabtu 08.55-16.45 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan resep
03 agustus 2019
3. Penulisan etiket

Minggu : Kedua
1 Senin 17.00-22.30  Membersihkan area apotek

05 agustus 2019  Pelayanan resep


 Meracik
 Penulisan etiket
 Stok obat
2 Selasa 15.45-22.30 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan resep
06 agustus 2019
3. Meracik
4. Penulisan etiket
5. Stok obat
3 Rabu 08.50-17.00 1. Menyusun susunan obat
2. Memberi label harga obat
07 agustus 2019

4 Kamis 09.00-16.20 1. Membersihkan area apotek


2. Menyusun susunan obat
08 agustus 2019
3. Pelayanan obat
4. Griting
5 Jumat 15.50-22.05 1. Pelayanan resep
2. Penulisan etiket
09 agustus 2019
3. Stok obat
4. Griting
12 Sabtu 15.50-22.20 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan obat
10 agustus 2019
3. Stok obat
4. Griting

Minggu : Ketiga
1 Senin 08.50-16.10 1. Diskusi dengan apoteker
2. Pelayanan resep
12 agustus 2019
3. Penulisan etiket
4. Stok obat
5. Griting
2 Selasa 15.45-22.15 1. Pelayanan resep
2. Meracik
13 agustus 2019
3. Penulisan etiket
4. Stok obat
5. Griting
3 Rabu 08.40-16.30 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan obat
14 agustus 2019
3. Stok obat
4. Griting
4 Kamis 08.45-16.20 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan resep
15 agustus 2019
3. Penulisan etiket
4. Pemberian informasi obat
5. Griting
5 Jumat 08.55-16.30 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan obat
16 agustus 2019
3. Mengecek harga obat
4. Pemberian informasi obat
5. Stok obat
6. Griting
6 Sabtu 08.45-16.20 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan obat
17 agustus 2019
3. Pemberian informasi obat
4. Stok obat
5. Griting

Minggu : Keempat
1 Senin 08.55-16.30 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan obat
19 agustus 2019
3. Stok obat
4. Melayani pasien BPJS
5. Mencatat pengeluran obat
6. Griting
2 Selasa 08.40-16.20 1. Membersihkan area apotek
2. Pelayanan obat
20 agustus 2019
3. Stok obat
4. Griting
3 Rabu 09.00-16.30 1. Pelayanan resep
2. Penulisan etiket
21 agustus 2019
3. Stok obat
4 Kamis 16.05-22.10 1. Pelayanan resep
2. Meracik
22 agustus 2019
3. Penulisan etiket
4. Stok obat
5. Griting
5 Jumat 16.30-22.10 1. Pelayanan resep
2. Meracik
23 agustus 2019
3. Penulisan etiket
4. Stok obat
5. Griting
6 Sabtu 15.50-22.10 1. Pelayanan resep
2. Meracik
24 agustus 2019
3. Penulisan etiket
4. Stok obat
7 Minggu 09.00-17.40 1. Renovasi apotek
2. Menyusun susunan obat
25 agustus 2019
3. Menyusun lemari etalase

Minggu : Kelima
1 Senin 15.45-22.10 1. Pelayanan resep
2. Meracik
26 agustus 2019
3. Stok obat
4. Griting
2 Selasa 15.45-22.10 1. Pelayanan resep
2. Meracik
27 agustus 2019
3. Penulisan etiket
4. Pemberian informasi obat
5. Griting
3 Rabu 09.00-16.30 1. Kunjungan ke apotek kimia
farma,
28 agustus 2019
2. Melihat lemari narkotika dan
psikotropika
3. Pelayanan obat
4 Kamis 13.00-22.00 1. Penarikan

29 agustus 2019
Nama : Munirah

Minggu : Pertama

NO. HARI/TANGGAL PUKUL DESKRIPSI KEGIATAN

1. Senin 15.30-22.00 1. Penerimaa mahasiswa PKL oleh


PSA Klinik dan Apotek Al-Hikam
29 juli 2019
2. Pengenalan klinik dan apotek Al-
Hikam.
3. Membersihkan ruang apotek dan
etalase dan rak-rak obat
4. Mencatat stok obat.
2. Selasa 15.45-22.00 1. Membersihkan etalase obat
2. Mencatat dan mengecek stok obat
30 juli 2019
3. Melayani pasien
4. Membersihkan alat dokter gigi
3 Rabu 15.45-22.00 1. Membersihkan etalase dan rak obat
2. Mengecek stok obat dan mencatat
31 juli 2019
obat kadaluarsa
3. Melayani pasien
4. Meracik obat
5. Mengerjakan resep obat dari
dokter
4 Kamis 08.50-16.00 1. Membersihkan ruangan apotek dan
etalase
01 agustus 2019
2. Mengecek stok obat
3. Melayani pasien
4. Mengerjakan resep obat jadi
5 Jumat 08.55-16.40 1. Membersihkan ruangan apotek dan
etalase
02 agustus 2019
2. Mengecek kadaluarsa obst
3. Melayani pasien
4. Meracik obat
6 Sabtu 08.55-16.45 1. Membersihkan ruangan apotek dan
etalase obat
03 agustus 2019
2. Melayani pasien, pembelian obat
3. Mengerjakan resep
4. Membantu memvawa kartu control
pasien keruangan dokter

Minggu : Kedua
1 Senin 17.00-22.30 1. Mengecek kadaluarsa obat
2. Melayani pasien
05 agustus 2019
3. Mengerjakan resep
2 Selasa 15.45-22.30 1. Membersihkan ruangan apotek
2. Menyusun sediaan obat dan
06 agustus 2019
memberi label harga obat
3. Melayani pasien
3 Rabu 08.50-17.00 1. Membersihkan etalase obat
2. Memeriksa obat-obat ED
07 agustus 2019
3. Menyusun dan menghitung stok
obat
4. Melayani pasien
4 Kamis 09.00-16.20 1. Melayani pasien
2. Membawa kartu/Buku pasien
08 agustus 2019
3. Mengerjakan resep
5 Jumat 15.50-22.05 1. Membersihkan ruangan apotek dan
etalase
09 agustus 2019
2. Melayani pasien
3. Menghitung stok obat
7 Sabtu 15.50-22.20 1. Membersihkan ruangan apotek dan
10 agustus 2019 etalase obat
2. Menghitung stok obat
3. Melayani pasien

Minggu : Ketiga
1 Senin 08.50-16.10 1. Membersihkan ruangan apotek dan
etalase obat
12 agustus 2019
2. Menghitung stok obat
3. Melayani pasien
2 Selasa 15.45-22.15 1. Melayani pasien
2. Membawa kartu control pada
13 agustus 2019
ruangan dokter
3. Diskusi dengan apoteker,
penggunaan obat, menulis etiket
dan stok obat
3 Rabu 08.40-16.30 1. Melayani pasien
2. Membawa kartu/buku pasien
14 agustus 2019
keruangan dokter
3. Mengerjakan resep obat jadi
4. Mencari daftar nama pasien
4 Kamis 08.45-16.20 1. Membersihkan ruangan apotek
2. Membersihkan etalase obat
15 agustus 2019
3. Melayani pasien membeli obat
4. Membantu dokter
5 Jumat 08.55-16.30 1. Membersihkan lemari obat
2. Melayani pembeli obat
16 agustus 2019
3. Mengerjakan resep
6 Sabtu 08.45-16.20 1. Membersihkan ruangan apotek
2. Membantu membersihkan rak-rak
17 agustus 2019
alat-alat kesehatan
3. Melayani pasien membeli obat

Minggu : Keempat
1 Senin 08.55-16.30 1. Membersihkan ruangan apotek
2. Menyusun obat-obatan yang
19 agustus 2019
masuk
3. Menulis saldo obat yang masuk
4. Melayani pasien
2 Selasa 08.40-16.20 1. Merapikan obat-obatan
2. Melayani pembeli obat
20 agustus 2019

3 Rabu 09.00-16.30 1. Membersihkan rruangan apotek


2. Merapikan rak-rak buku
21 agustus 2019
3. Melayani pasien
4 Kamis 16.05-22.10 1. Melayani pasien
2. Mengerjakan resep
22 agustus 2019
3. Meracik obat
5 Jumat 16.30-22.10 1. Melayani pasien
2. Membawa kartu pasien keruangan
23 agustus 2019
dokter
3. Membantu dokter memasang infus
kepada pasien
6 Sabtu 15.50-22.10 1. Melayani pasien
2. Meracik obat
24 agustus 2019
3. Membawa kartu control pasien
7 Minggu 09.00-17.40 1. Membersihkan apotek
2. Mengatur lemari-lemari obat
25 agustus 2019
3. Mencat dinding apotek al-hikam
4. Menyusun obat-obatan
Minggu : Kelima
1 Senin 15.45-22.10 1. Melayani pasien
2. Mengerjakan resep jadi
26 agustus 2019
3. Meracik obat
2 Selasa 15.45-22.10 1. Melayani pasien
2. Membawa kartu control pasien
27 agustus 2019

3 Rabu 09.00-16.30 1. Kunjungan ke apotek kimia farma,


2. Melihat lemari narkotika dan
28 agustus 2019
psikotropika
3. Pelayanan obat
4 Kamis 13.00-22.00 1. Penarikan

29 agustus 2019

BAB V

PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja Praktek Kerja Lapangan di Apotek Al-hikam

maka dapat di simpulkan bahwa :

1. Sistem administrasi dan manajemen Apotek Al-hikam telah berjalan

dengan baik dan teratur

2. Pelayanan kepada pasien optimal


3. Sistem pengadaan barang yang efesien telah memenuhi kebutuhan

konsumen telah berjalan dengan baik

4. Sistem penyimpanan obat di Apotek Al-hikam telah di atur sedemikian

rupa untuk memudahkan penyimpanan dan pelayanan kepada pasien /

masyarakat

5. Penyusunan obat – obat yang ada di apotik di lakukan berdasarkan

bentuk sediaannya dan di kelompokkan yang termaksud obat Ethical,

obat Generik, serta obat –obat bebas,. Dari masing – masing kategori

tersebut di buat susunan obat secara kegunaannya untuk memudahkan

dalam hal pencarian obat

6. Swalayan farmasi yang ada di apotek di susun berdasarkan jenis dan

bentuk obatnya.

IV.2 Saran

1. Saran Untuk Apotek

a. Meningkatkan pemberian pembekalan untuk pembuatan laporan

khususnya yang mengenai tinjauan khusus apotek

b. Meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi


DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Obat-Obat Tertentu Yang Disalah Gunakan.
BPOM RI. 2018. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan
Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.

Ditjen POM. 1999. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Bidang Obat.


Depkes RI : Jakarta.

Hardjono, S. 2001. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Apotik. Fakultas


Farmasi UGM : Yogyakarta

Hartono. 1998. Manajemen Apotek. Depot Informasi Obat : Jakarta Barat.

Kusuma, Andi. 2010. Pengertian dan Tanggung Jawab Apoteker.

Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35


Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73


Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 2017 tentang Apotek.

Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian.

Anda mungkin juga menyukai