PENDAHULUAN
Kesehatan adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Setiap manusia berusaha menjaga agar hidupnya tetap sehat.Upaya
peningkatan kualitas dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan agar
tercapainya peningkatan pembangunan nasional khususnya dibidang
kesehatan, serta meningkatkan mutu sumber daya manusia yang dapat
melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tercapai masyarakat yang sehat
pula.
Dalam upaya peningkatan kualitas tenaga teknis kefarmasian yang siap pakai,
maka diperlukan penunjang kegiatan belajar mengajar di luar sekolah. Salah
satunya seperti Praktek Kerja Lapangan. Yang mana saat praktek kerja
lapangan merupakan wadah bagi siswa-siswi untuk menimba ilmu dan
sebagai pengalaman.
Salah satunya Apotek Kimia Farma 202 Kejayaan Depok yang berlokasi di Jl.
Kejayaan Raya Blok IX NO. 2, Depok II Timur. Definisi dari Apotek itu
sendiri menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI (Kepmenkes RI) No.
1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan atas peraturan Menkes RI
Nomor 922/Menkes/Per/X/1993, yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu
tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
perbekalan farmasi kepada masyarakat.
1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
Manfaat yang didapat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai
berikut :
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
h. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.
Suatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek
(SIA). Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerja
sama dengan pemilik sarana apotek untuk menyelenggarakan pelayanan
apotek di suatu tempat tertentu.
4
4. Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian sebuah
apotek adalah :
A. Tempat/Lokasi
Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan
komoditi lainnya di luar sediaan farmasi. Persyaratan jarak minimum antar
apotek tidak dipermasalahkan lagi, dengan mempertimbangkan segi
pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah praktek
dokter, sarana dan pelayanan kesehatan lain, sanitasi dan faktor lainnya.
B. Bangunan
C. Perlengkapan Apotek
5
D. Tenaga Kerja/Personalia Apotek
6
pendidikan serta memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi apoteker pengelola apotek
berdasarkan PerMenkes RI No.184/Menkes/Per/II/1995 adalah :
a. Ijazah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dari Menteri Kesehatan.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai Apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di
apotek lain
Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh
Apoteker Pengelola Apotek dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi
pelayanan apotek.Secara garis besar pengelolaan apotek dibagi menjadi 2,
yaitu pengelolaan teknis kefarmasian dan pengelolaan non teknis
kefarmasian.
7
1. Pengelolaan teknis kefarmasian meliputi:
a. Pembuatan pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan,sediaan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, perbakalan farmasi
c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi:
Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi lainya yang
diberikan baik kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya, maupun
kepada masyarakat.
Pengamatan dan pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya
dan atau mutu obat serta perbekalan farmasi lainnya.
2. Pengelolaan non teknis kefarmasian, meliputi seluruh kegiatan
administrasi, keuangan, personalia, pelayanan komoditi selain
perbekalan farmasi dan bidang lainnya yang berhubungan dengan fungsi
apotek.
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung jawab apoteker
pengelola apotek, sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi
pada kepentingan masyarakat.
2. Apotek wajib menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan
yang bermutu baik dan absah.
3. Apotek tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis
dalam resep dengan obat bermerk dagang. Namun resep dengan obat
bermerk dagang atau obat patent boleh diganti dengan obat generik.
4. Apotek wajib memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan membuat berita
acara. Pemusnahan ini dilakukan dengan cara dibakar atau dengan
ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Badan POM.
5. Jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep,
Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang
lebih tepat.
6. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan
penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan
masyarakat.
7. Apabila Apoteker menganggap bahwa didalam resep terdapat
kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, maka Apoteker harus
8
memberitahukannya kepada dokter penulis resep. Apabila atas
pertimbangan tertentu dokter penulis resep tetap pada pendiriannya,
dokter wajib melaksanakan secara tertulis atau membubuhkan tanda
tangan yang lazim diatas resep.
8. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.
9. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun.
10. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter
penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang
bersangkutan, petugas kesehatan, atau petugas lain yang berwenang
menurut perundang-undangan yang berlaku.
11. APA, Apoteker pendamping atau Apoteker pengganti diizinkan
menjualobat keras tanpa resep yang dinyatakan sebagai Daftar
Obat Wajib Apotek, yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada
kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan
berwarna hijau. Dalam kemasan obat juga disertakan brosur yang
berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan
pakai, efek samping ,nomor batch, nomor registrasi, nama dan
alamat pabrik, serta cara penyimpanannya. Penandaan akan
berubah pada produk obat bebas terbatas.
9
, Mycrolax (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut dalam
kombinasi).
10
Contoh obat bebas terbatas yaitu adalah Theophiline,
Pseudoefedrin HCL, Bodrex extra, ephedrin HCL,
Dextromethorphan , Panadol , Procold , Fludane , Antimo ,
Paramex , Bisolvon , Wood’s , Vicks , Siladex , Mixagrip
(penyebutan merk karena obat kombinasi)
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep
dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan
lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat
huruf “K” yang menyentuh garis tepi. Obat yang masuk ke dalam
golongan obat keras ini adalah obat yang dibungkus sedemikian
rupa yang digunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan
maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek
jaringan, obat baru yang belum tercantum dalam
kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia serta
obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan
Menteri kesehatan Republik Indonesia. diperlukan informasi
lengkap terkait penggunaan obat ini karena jika tidak digunakan
secara tepat dapat menimbulkan efek samping yang tidak baik bagi
tubuh sebaiknya konsultasikan kepada Apoteker jika anda
mendapatkan obat-obat berlabel obat keras dari resep dokter,
11
penggunaan obat yang terpat akan meningkatkan efektivitas obat
terhadap penyakit dan meminimalkan efek sampingnya.
Contoh obat keras adalah Loratadine, Pseudoefedrin, Bromhexin
HCL, Alprazolam, Clobazam, Amitriptyline, Lorazepam,
Nitrazepam, Midazolam, Estrazolam, Sertraline HCL,
Carbamazepin, Haloperidol, phenytoin, Levodopa, Benzeraside,
Ibuprofen, Ketoprofen dan lain-lain
12
2.8.5 Obat Narkotika
13
1. Golongan I, hanya dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan tidak untuk terapi. Berpotensi Sangat Tinggi.
Contohnya yaitu opium mentah, tanaman koka, ganja.
2. Golongan II, dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Berpotensi Tinggi.
Contohnya yaitu morfina, petidin, tebakon, fentanil, opium,
tebaina, dll.
3. Golongan III, narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan. Berpotensi Ringan. Contohnya yaitu
kodeina, propiram, etilmorfina, dll.
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia dan Internasional Non Proprietary Name
(INN)WHO untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.Selain itu obat
generik dapat juga merupakan obat yang telah habis masa patennya,
sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu
membayar royalti.
Ada dua jenis obat generik yaitu obat generik bermerek dagang dan obat
generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan zat
aktifnya.Kewajiban menuliskan resep dan atau menggunakan obat generik
pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah berdasarkan Peraturan
MenteriKesehatan No.085/Menkes/Per/I/1989 pasal 7 ayat (1) dan (3).
3.Contoh Obat Generik yaitu Amlodipin, Paracetamol, Ambroxol,
Cefixime dll
14
Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam :
Jenis OWA
15
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
16
2.9 Pelanggaran Apotek dan Sanksinya
17
Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku dapat
dikenakan sanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi pidana.
Sanksi administratif yang diberikan menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 dan Permenkes
No.922/MENKES/PER/X/1993 adalah :
1. Peringatan secara tertulis kepada APA secara 3 kali berturut-
turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan.
2. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya
6 bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan izin
apotek. Keputusan pencabutan SIA disampaikan langsung
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Menteri Kesehatan dan Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi setempat. Pembekuan izin apotek tersebut
dapat dicairkan kembali apabila apotek tersebut dapat
membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan
dalam keputusan Menteri Kesehatan RI dan Permenkes
tersebut telah dipenuhi.
Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman penjara diberikan
bila terdapatpelanggaran terhadap :
a. Undang-Undang Obat Keras (St.1937 No.541).
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
d. Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
BAB III
18
TINJAUAN UMUM
Sejarah Kimia Farma (KF) dimulai sekitar tahun 1957, pada saat
pengambilan alihan perusahaan milik Belanda yng bergerak dibidang
farmasi oleh pemerintah Republik Indonesia. P;erusahaan-
perusahaan yang mengalami nasionalisasi antara lain
N.V.Pharmaceutisce Hendel Svereniging J. Van Gorkom (Jakarta) ,
N.V. Bandoengshe Kinine Fabriek (Bandung) , N.V. Jodium
Onderneming Watoedakon (Mojokerto) dan N.V. Verband Stoffe
Fabriek (Surakarta).
19
dokter, optik, dan pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan
informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker
yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat
dengan baik.Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari
strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas,
dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan
diuntungkan.
a. Visi
b. Misi
20
1. Memberikan jasa layanan prima atas ritel farmasi dan jasa
terkait serta memberikan jasa layanan kefarmasian bagi
pelanggan.
2. Meningkatkan nilai perusahaan untuk pemegang saham dan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan berdasarkan
prinsip GCG (Good Corporate Governance) yaitu prinsip
tata kelola usaha yang baik.
3. Mengembangkan kompetensi dan komitmen SDM yang
lebih professional untuk meningkatkan nilai perusahaan dan
kesejahteraan SDM.
c. Motto
21
Bisnis Manager mengelola beberapa Apotek Pelayanan yang berada
dalam suatu wilayah. Bisnis Manager bertugas menangani pembelian,
penyimpanan barang dan administrasi apotek pelayanan yang berada
di bawahnya.Dengan adanya konsep BM diharapkan pengelolaan aset
dan keuangan dari apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan
efisien, demikian juga kemudahan dalam pengambilan keputusan-
keputusan yang menyangkut antisipasi dan penyelesaian masalah.
Saat ini terdapat 50 Bisnis Unit di seluruh Indonesia, dibagi dalam tiga
strata berdasarkan besar kecilnya omzet, yaitu:
Untuk unit bisnis DKI Jakarta terdapat tujuh bisnis manajer yaitu :
22
f. BM Tangerang membawahi wilayah Provinsi Banten dengan BM
di Apotek Kimia Farma No. 78, Tangerang.
g. BM Rumah Sakit di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
a. Simbol Matahari
1) Paradigma baru
Matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru kehidupan yang
lebih baik.
2) Optimis
Matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi, cahaya tersebut
adalah penggambaran optimisme Kimia Farma dalam menjalankan
bisnisnya.
3) Komitmen
Matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam dari arah barat secara
teratur dan terus menerus memiliki makna adanya komitmen dan
konsistensi dalam manjalankan segala tugas yang diemban oleh Kimia
Farma dalam bidang farmasi dan kesehatan.
4) Sumber energi
Matahari sumber energi bagi kehidupan dan Kimia Farma baru
memposisikan dirinya sebagai sumber energi bagi kesehatan
masyarakat.
5) Semangat yang abadi
Warna orange berarti semangat, warna biru berarti keabadian.
23
Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi satu makna yaitu
semangat yang abadi.
b. Jenis huruf
c. Sifat huruf
1) Kokoh
Memperlihatkan Kimia Farma sebagai perusahaan terbesar dalam
bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan merupakan
perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia.
2) Dinamis
Dengan jenis huruf italic, memperlihatkan kedinamisan dan optimisme
3) Bersahabat
Dengan jenis huruf kecil dan lengkung, memperlihatkan keramahan
Kimia Farma dalam apotek jaringan sendiri telah dicanangkan pada
tahun 1998 yang artinya sudah kurang lebih 7 tahun kebijakan itu
diberlakukan untuk menjadikan beberapa Apotek bergabung ke dalam
grup yang pada akhirnya diharapkan menjadi suatu jaringan apotek
yang kuat.
Apotek Kimia Farma No. 202 merupakan salah satu unit usaha dari
PT. Kimia Farma Apotek yang khusus bersifat pelayanan kepada
masyarakat dimana kegiatan administrasi dilakukan oleh Bisnis
Manager Depok
A. Lokasi
Apotek Kimia Farma No. 202 terletak di Jl. Kejayaan Raya Blok
IXNo. 2, Depok II Timur. Apotek berada di tepi jalan dua arah
yang cukup ramai dan terletak dalam lingkungan pertokoan serta
permukiman penduduk. Lokasi yang strategis menjadikannya
mudah dijangkau oleh masyarakat yang menggunakan kendaraan
umum maupun kendaraan pribadi. Terdapat juga beberapa sarana
24
penunjang di sekitar apotek yaitu puskesmas, balai kesehatan
masyarakat, klinik, praktek dokter dan praktek bidan.
B. Tata Ruang
Apotek Kimia Farma No. 202 berdiri di atas lahan seluas ± 200
m2
dengan luas bangunan ± 150 m2. Adapun pembagian ruang atau
tempatyang terdapat di dalam apotek antara lain :
1) Ruang Tunggu
Ruang ini dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga
dapatmemberikan kenyamanan bagi pasien yang menunggu.
Selain itu juga terdapat koran dan majalah yang dapat dibaca di
tempatselama pasien menunggu.
2) Tempat penyerahan resep dan pengambilan obat.
Tempat ini berupa counter yang membatasi ruang dalam
apotek dengan pasien atau pelanggan
3) Swalayan farmasi
Penjualan obat bebas menggunakan konsep swalayan dimanabarang-
barang yang dijual di swalayan farmasi antara lain obat-obat
bebas, produk-produk susu, minyak angin, bedak tabur, danlain-
lain : obat bebas, produk-produk susu, minyak angin, bedak tabur,
dan lain-lain.
4) Tempat peracikan
Ruangan ini merupakan tempat dilakukannya peracikan obat-
obatyang berdasarkan resep dokter. Ruangan ini dilengkapi
fasilitasuntuk peracikan seperti timbangan,Tablette Crusher ,
lumpang,bahan baku, dan alat-alat untuk meracik lainnya.
5)Ruang bagian administrasi
Ruangan ini dilengkapi dengan komputer yang digunakan
untuk membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) serta
menginput barang-barang yang dikirim oleh distributor.
6) Ruang praktek dokter
Selain ruangan-ruangan tersebut, Apotek Kimia Farma No.
202 juga dilengkapi oleh fasilitas umum seperti kamar mandi,
musholadan lapangan parkir.
25
dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang
sekaligus merangkap sebagai Manager Apotek Pelayanan (MAP)
yang bertanggung jawab langsung kepada Bisnis Manager yang
terletak di Depok. Tenaga kerja di Apotek Kimia FarmaNo.202
berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 orang APA,
9 orang asisten apoteker yang merangkap sebagai kasir. Dalam
melaksanakan pelayanan apotek, jam kerja apotek dibagi 3
shift yaitu : shift A ( Pukul 07.00-14.30 WIB ),shift B ( Pukul
14.00-21.30 WIB ),shift C ( Pukul 16.00-00.00 WIB ) .
26
3. Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi
lainnyaberdasarkan resep yang diterima.
4. Memberikan harga pada setiap resep dokter yang masuk.
5. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter
antara lainmenghitung dosis obat untuk racikan, menimbang
bahan, meracik,mengemas obat dan memberikan etiket.
6. Membuat kuitansi atau salinan resep untuk obat yang
hanyadiambil sebagian atau bila diperlukan oleh pasien.
7. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada
pasienmeliputi bentuk sediaan, jumlah obat, nama, nomor
resep dan carapemakaian
8. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil penyiapan
obat.
9. Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada
pasiendan memberikan penjelasan tentang penggunaan obat
atauinformasi lain yang dibutuhkan.
10.Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang.
11.Melakukan pelayanan informasi mengenai cara pemakaian
obatmelalui penyerahan obat dari asisten apoteker kepada
pelanggan.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma No. 202
meliputi kegiatan teknis kefarmasian maupun kegiatan non teknis
kefarmasian.
27
1) Pengadaan barang
Pengadaan barang baik berupa obat dan perbekalan farmasidilakukan
oleh seorang asisten apoteker yang bertanggung jawabkepada Apoteker
Pengelola Apotek (APA).Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma
No. 202 dilakukan melalui Bisnis Manajer. Permintaan barang
dilakukandari masing-masing apotek di bawah Bisnis Manajer dengan
caramengisi lembar Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA)
kemudiandikirim secara online dan akan terbaca secara otomatis di
komputerBisnis Manajer. Kemudian bagian pembelian melakukan
pemesanan kepada PBF. Barang yang dipesan oleh apotek akan diantar langsung
oleh PBF yang bersangkutan ke apotek pemesan.Apotek pelayanan dapat
melakukan pembelian mendesak jika obat atau perbekalan farmasi lainnya
dibutuhkan segera tetapitidak ada persediaan. Akan tetapi hal ini tetap
harus dikomunikasikan dengan bagian pembelian di BM. Khusus
untuk pengadaan narkotika, pengadaan dilakukan oleh masing-masing
apotek pelayanan melalui surat pesanan. Pembelian obat dan perbekalan
farmasi lainnya tidak saja berasal dari PBF Kimia Farma tetapi juga
dari PBF atau distributor resmi/berizin lainnya.
28
dengan surat pesanan yang meliputi nama, kemasan, jumlah, harga
barangserta nama distributor. Kemudian faktur ditandatangani dan
diberi stempel apotek. Faktur asli diserahkan kembali kepada
petugas pengantar barang atau distributor untuk kemudian dijadikan
bukti pada waktu pembayaran. Salinan faktur umumnya berjumlah 3
lembar, 1 lembar disimpan oleh apotek sebagai arsip, sedangkan 2
lembar disimpan untuk kepentingan administrasi dan pembayaran
hutang dagang.
2) Penyimpanan barang
Apotek Kimia Farma No. 202 melakukan penyimpanan barang diruang
peracikan dan di tempat penjualan bebas. Untuk obat-obatyang dapat
dibeli bebas diletakkan di swalayan farmasi ataupundibelakang kasir.
29
sediaan serta kegunaannya agar memudahkan petugas dalam
mengambil obat/barang yang diinginkan oleh pembeli.
3)Penjualan
Penjualan yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma No. 202 meliputi :
a)Penjualan obat tunai dengan resep dokter
Penjualan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap pelanggan yang
langsung
datang ke apotek untuk menebus obat yang dibutuhkan dan dibayar
secara tunai. Prosedur pelayanan resep tunai adalah sebagai berikut:
(1)Asisten apoteker pada bagian penerimaan resep menerima
resep dari pasien, lalu memeriksa kelengkapan dan keabsahan
resep tersebut.
(2)Asisten apoteker akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam
persediaan. Bila obat yang dibutuhkan tersedia,selanjutnya
dilakukan pemberian harga dan diberitahukan kepada pasien.
Setelah pasien setuju segera dilakukan pembayaran atas obat
pada bagian counter yang di jaga oleh asisten apoteker. Bila obat
hanya diambil sebagian maka petugas membuat salinan resep
untuk pengambilan sisanya. Bagi pasien yang memerlukan
kuitansi dapat puladibuatkan kuitansi dan salinan resep di
belakang kuitansi tersebut.
(3)Resep diberi nomor urut resep. Selanjutnya nomor resep
tersebut diserahkan kepada pasien untuk mengambil obat pada
bagian penyerahan obat.
(4) Kasir mencatat jumlah obat dalam resep dan harganya pada lembar
laporan penjualan harian, kemudian resep asli diserahkan ke
bagian peracikan atau penyiapan obat.Asisten apoteker pada
bagian peracikan atau penyiapan obat akan meracik atau
menyiapkan obat sesuai dengan resep dibantu oleh juru resep.
(5)Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan
dikemas.
(6)Sebelum obat diberikan, dilakukan pemeriksaan kembali
meliputi nomor resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah
dan etiketnya serta dilakukan pemeriksaan salinan resep sesuai
resep aslinya dan kebenaran kwitansi.
(7)Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep.
Alamat dan nomor telepon pasien dicatat, lalu pasien diberikan
informasi tentang cara pemakaian obat dan informasi lain yang
diperlukan pasien.
(8)Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan
tanggal resep dan disimpan sekurang-kurangnya tigatahun.
30
b)Penjualan obat dengan resep kredit
Penjualan obat dengan resep kredit berdasarkan perjanjian
kerjasama yang telah disepakati oleh suatu perusahaan/instansi
dengan apotek yang pembayarannya dilakukan secara kredit
melalui penagihan kepada perusahaan secara berkala. Prosedu
rpelayanan resep kredit pada dasarnya sama dengan pelayanan
resep tunai, hanya saja pada pelayanan resep kredit terdapat
beberapa perbedaan seperti :
(1)Setelah resep kredit diterima dan diperiksa kelengkapannya
maka tidak dilakukan penetapan harga dan pembayaran oleh
pasien tetapi langsung dikerjakan oleh petugas apotek.
(2)Penomoran resep kredit dibedakan dengan resep tunai.
(3)Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep tunai
kemudian dikumpulkan dan dijumlahkan nilai rupiahnya
berdasarkan masing-masing instansi atau perusahaan
(4)untuk dilakukan penagihan pada saat jatuh tempo
pembayaran yang telah disepakati bersama.
c)Penjualan bebas
Penjualan bebas yang dimaksud adalah penjualan obat danperbekalan
farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti
obat OTC ( over the counter ) baik obat bebas maupun bebas
terbatas. Penjualan ini dikenal sebagai pelayanan HV ( Hand
Verkoop ). Prosedur penjualan bebasyang dilakukan adalah sebagi
berikut :
(1)Petugas HV menerima permintaan barang dari pasien dan
langsung menginformasikan harga.
(2)Setelah disetujui oleh pembeli, pembeli langsung membayar ke
kasir
(3)Bagian kasir menerima uang pembayaran dan membuat bukti
penyerahan nota penjualan bebas.
(4)Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas diserahkan
kepada pasien (setiap pengambilan obat jadiuntuk pelayanan
HV maka jumlah obat yang tertera pada kartu stok harus
dipotong).
31
kredit. Kegiatan non teknis kefarmasian dimulai dari kegiatan
pencatatan.Kegiatan pencatatan dilakukan oleh bagian administrasi dan
keuangan di Bussiness Manager (BM). Kegiatan pencatatan
yangdilakukan meliputi kegiatan administrasi dan keuangan. Kegiatan
administrasi ditangani oleh beberapa staf administrasi dan
keuanganyang bertanggung jawab kepada supervisor administrasi dan
keuangan,sedangkan kegiatan keuangan ditangani oleh kasir besar.
Supervisor administrasi dan keuangan, serta kasir besar bertanggung
jawab langsung kepada BM.
1)Kegiatan administrasi
Pembelian dilakukan oleh BM sehingga dokumen dari
bagianpembelian akan dibukukan oleh tata usaha di kartu utang
sebagaiutang apotek.Untuk penjualan tunai maupun kredit, hasil
penjualan tunai darikasir kecil masing-masing apotek pelayanan
diserahkan ke kasir besar di BM untuk dibukukan pada buku kas.
Sedangkan untuk penjualan kredit, dari masing-masing apotek
pelayanan hanyamenyerahkan copy kwitansi kepada bagian
administrasi dandibukukan di kartu piutang. Dalam melaksanakan
tugasnya,supervisor administrasi dan keuangan dibantu oleh
beberapa staf bagian :
a)Administrasi Pembelian
Setiap transaksi pembelian tunai maupun kredit akan dicatatoleh
bagian administrasi pembelian ke dalam buku pembelianapotek
setiap hari, yang kemudian di-entry datanya kekomputer. Dalam
pencatatan dicantumkan nama distributor,nama faktur, nama dan
jumlah barang, harga barang, tanggal pembelian dan besarnya
potongan harga.
b)Administrasi Penjualan
Setiap penjualan tunai maupun kredit dicatat oleh
bagianadministrasi penjualan setiap hari berdasarkan Laporan
IkhtisarPenjualan Harian (LIPH). Penjualan tunai dicatat ke
dalambuku kas (jurnal umum), sedangkan penjualan kredit dicatat
kedalam laporan piutang dagang.
32
2)Kegiatan keuangan
Kegiatan keuangan ditangani oleh seorang kasir besar
yangbetanggungjawab langsung setiap hari, termasuk
penerimaan danpengeluaran uang. Kasir besar bekerjasama
dengan bagian Tata Usahadalam hal administrasi, pembukuan
dan laporan.
a.Pemesanan narkotika
Pemesanan sediaan narkotika dilakukan secara tertulis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Kemudian surat pesanan narkotika yang sudah
ditandatangani oleh APA dikirim ke BM. Pemesanan dilakukan ke
PBF Kimia Farma selaku distributor tunggal dengan membuat surat
pesanan khusus narkotika yang dibuat rangkap empat, yang masing-
masing diserahkan ke PBF yang bersangkutan (SP asli dan 2 lembar
copy SP),dan satu lembar sebagai arsip apotek.
b.Penerimaan narkotika
Penerimaan narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau
dilakukan dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur
tersebut setelah dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada
saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah
narkotika yang dipesan.
c.Penyimpanan narkotika
Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek Kimia
FarmaNo. 202 disimpan dalam lemari khusus yang terkunci.
d.Pelayanan narkotika
Apotek Kimia Farma No. 202 hanya melayani resep narkotika dari
resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma
No.202 sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil
sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
33
e.Pelaporan narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika di Apotek Kimia Farma No. 202
dibuat setiap bulan yang meliputi laporan penggunaan sediaan jadi
narkotika dan laporan penggunaan bahan baku narkotika. Laporan
dibuat rangkap lima dan ditandatangani oleh APA dengan
mencantumkan nama jelas, alamat apotek, dan stempel apotek yang
kemudian dikirimkan kepada Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Kota
Bogor, dengan tembusan kepada :
1. Kepala Balai Besar POM Propinsi Jawab Barat.
2. Penanggung Jawab Obat Narkotika PT. Kimia Farma Tbk.
3. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
4. Arsip apotek.
f.Pemusnahan narkotika
Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:
1. Apoteker pengelola apotek membuat dan mendatangani
surat permohonan untuk pemusnahan narkotika yang berisi
antara lain jenis dan jumlah narkotika yang rusak dan atau
tidak memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA
dikirimkanke Balai POM Jawa Barat. Balai POM akan
menetapkan waktu dantempat pemusnahan.
3. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari
ApotekerPengelola Apotek, Asisten Apoteker, Petugas
Balai POM danKepala Kantor Dinkes Kota Bogor.
4. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, maka dibuat
BeritaAcara Pemusnahan yang berisi :
a. Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya
pemusnahan.
b. Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
c. Cara pemusnahan.
d. Petugas yang melakukan pemusnahan.
e. Nama dan tanda tangan Apoteker pengelola Apotek Berita
acara tersebut dikirimkan kepada:
f. Kepala Balai Besar POM Propinsi Jawab Barat.
g. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
h. Arsip apotek.
34
3.2.6 Pengelolaan Psikotropika
Pengelolaan psikotropika di Apotek Kimia Farma No. 202
meliputi:
a.Pemesanan psikotropika
Pemesanan psikotropika di apotek Kimia Farma No. 202
dilakukan dengan pemesanan secara langsung ke PBF. Kemudian surat
pesananpsikotropika di tanda tangani oleh APA setelah itu di kirim
ke BM.Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan
Surat PesananPsikotropika yang boleh berisi lebih dari satu jenis
psikotropika. Sura tpemesanan dibuat rangkap 2, yang masing-
masing diserahkan ke PBFyang bersangkutan dan sebagai arsip di
apotek.
b.Penyimpanan psikotropika
Pemyimpanan psikotropika dilakukan dilemari khusus yang
terpisahdari sediaan yang lain.
c.Pelayanan psikotropika
Apotek Kimia Farma No. 202 melayani resep psikotropika dari
resepasli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma
No. 202sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil
sebagian.Apotek tidak melayani pembelian psikotropika tanpa
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
d.Pelaporan psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika dikirimkan kepada Kepala
DinasKesehatan setiap bulan. Laporan psikotropika memuat nama
apotek,nama obat, nama distributor, jumlah penerimaan, jumlah
pengeluaran,tujuan pemakaian dan stok akhir. Laporan
ditandatangani dilengkapi dengan nama APA dan nomor SIK,
serta stempel apotek dengan tembusan kepada :
1. Kepala Balai Besar POM Propinsi Jawa Barat.
2. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
3. Arsip Apotek.
e.Pemusnahan psikotropika
Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara
pemusnahan narkotika. Dalam pelaksanaannya pemusnahan
psikotropika dapatdilakukan bersamaan dengan pemusnahan
narkotika.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Kimia Farma 202 selama
satu bulan diawali dengan breaffing bersama Bapak Gunawan Rachmat
Buana, S.Si,Apt selaku APA di Apotek Kimia Farma 202. Perkenalan oleh
Asisten Apoteker dan Supervisor yang bekerja di Apotek Kimia Farma 202.
Ditempat Praktek Kerja Lapangan kami juga ada mahasiswa yang sedang
melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dari Universitas
Indonesia. Kemudian pengenalan tata letak obat yang sudah tersusun
berdasarkan ISO. Dibagian depan terdapat swalayan farmasi tempat
penyimpanan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Dan dibagian dekat kasir
tempat penyimpanan Obat Generik, Suplemen Makanan dan dibelakang
tempat penyimpanan Obat Anti Histamin, Cardiovacular, Analgetik,
Antibiotik, Ginjal, Pencernaan, Diabetes & Kolesterol, Hormon, Salep, Eye
& Ear Drop, Syrup, Injeksi, dan Obat khusus Pasien Askes atau BPJS dan
kulkas untuk menyimpan sediaan Obat yang membutuhkan suhu rendah.
Pertemuan selanjutnya kami mengerjakan soal yang diberikan oleh Tenaga
Tehnik Kefarmasian tentang perhitungan sediaan Puyer dan Syrup juga
tentang copy resep.
Banyak ilmu yang kami dapat selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
ternyata teori yang kita dapat selama pembelajaran di sekolah ada banyak hal
yang berbeda ketika kita praktekkan di dunia kerja langsung. Namun kita
harus tetap mempelajari semuanya dari dasar di sekolah agar kita mampu
menguasai dunia kerja dengan baik.
Alur pemesanan barang di Apotek Kimia Farma No. 202 terbagi menjadi 2
macam, yaitu Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan Distribusi Center
(DC).
36
Sedangkan pemesanan dengan DC lebih terpusat pengadaannya karena
barang tersebut dikumpulkan disuatu tempat agar mendapatkan discount serta
meringankan beban kerja di Apotek. Sistem DC ini secara otomatis akan
membaca history penjualan selama satu bulan, sehingga pemesanan barang
lebih efisien dan barang yang akan dikirim sesuai dengan data penjualan
selama satu bulan sebelumnya.
Ketika barang sudah sampai di Apotek, barang akan dicek sesuai yang
diminta pada lembar droppingan. Lalu lembar droppingan barang akan
ditandatangani oleh Apoteker atau Asisten Apoteker. Setelah dicek barang
tersebut disimpan sesuai tempatnya masing-masing. Kemudian tulis di kartu
stok jumlah barang yang datang.
1. Peneriman Resep
a. Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep :
Nama, Alamat, Nomor SIP dan Tanda Tangan/Paraf Dokter
Nama Pasien ,Umur, Alamat dan Nomor Telepon
b. Pemberian Nomor Resep
c. Penetapan Harga
d. Pemeriksaan Ketersediaan Obat
2. Perjanjian dan Pembayaran
a. Pengambilan obat semua atau sebagian
b. Ada/tidak penggantian obat atas persetujuan dokter/pasien
c. Pembayaran tunai/kredit
d. Validasi kuitansi dan salinan resep
3. Peracikan
a. Penyiapan etiket/penanandaan obat dan kemasan
b. Peracikan obat (hitung dosis-timbang-campur-kemas)
c. Penyajian hasil akhir pasien
4. Pemeriksaan Akhir
a. Kesesuaian hasil peracikan dengan resep
Nomor resep
Nama Obat, Bentuk dan Jenis Sediaaan, Jumlah dan Aturan
Pakai
b. Kesesuaian salinan resep dengan resep asli
c. Kebenaran kuitansi
5. Penyerahan Obat dan Pemberian/Informasi
a. Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi
tentang :
37
Nama obat, Bentuk dan Jenis Obat, Dosis, Jumlah dan
Aturan pakai
Cara penyimpanan
Efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya
b. Tanda Terima pasien/penerimaan obat
6. Layanan Purna Jual
38
BAB V
5.1. Kesimpulan
Selama (PKL) yang kami laksanakan di Apotek Kimia Farma
selama kurang lebih satu bulan mulai dari tanggal 19 Januari 2015
sampai dengan 13 Februari 2015, selama kami menjalakan (PKL)
tentunya banyak sekali pengalaman yang kami dapatkan dan kami
mengetahui bahwa tugas Asisten Apoteker tidak hanya meracik
obat tetapi memberikan pelayanan yang baik kepada pasien serta
memberikan informasi obat dengan jelas mengenai jenis obat,
indikasi, efek samping, kandungan obat dan cara pemakaian obat
yang akan diberikan kepada pasien. Kegiatan yang kami lakukan
adalah menulis etiket, menulis copy resep, menulis bon
pengambilan obat, menulis kuitansi, mengambil obat, mengecek
droppingan yang datang, meracik obat, menyetok obat swalayan
farmasi dan obat-obat generik, vitamin, ginjal, cardiovascular, anti
histamin, pencernaan, antibiotik, analgetik, hormon dan lain-lain.
5.2. Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
7. https://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/18/profil-lengkap-apotek-
kimia-farma-persero/
8. http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2014/03/jenis-pelanggaran-apotek-
dan-sanksinya.html
40
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Struktur Organisasi
41
Manager Apotek Layanan
Gunawan Rachmat Buana,
S.Si,Apt
Supervisor
Lampiran 2.
BM Depok
42
Kasir Besar
eApotek KF No.143
eStaff Pengadaan
Jl.Margonda Raya No.154 A
1. Pet.Adm.Pembelian eApotek KF No.202
2. Pet.Adm.Hutang Dagang Jl.Kejayaan Raya Blok IX No.2
3. Pet.Adm.Penjualan
4. Pet.Adm.Piutang Dagang eApotek KF No.352
5. Pet.Adm.Kas/Bank Jl.Margonda Raya No.326
6. Pet.Adm.Inkasso
7. Pet.Adm.Pajak eApotek KF No.366
8. Pet.Adm.Umum dan SDM Jl.Raya Sawangan Pancoran Mas
9. Pet.Penagihan Rekening Ruko Depok Maharaja Blok AI/03
eApotek KF No.375
Jl.Raya Citayam Ruko Kartini 12 A
eApotek KF No.389
Jl.Nusantara Raya No.33
Pancoran Mas
eApotek KF No.391
Jl.Kemakmuran Raya No.8
Depok II
eApotek KF No.394
Jl.Siliwangi No.35 Pancoran Mas
eApotek KF Cinere
Jl.Cinere Raya
No.17 Blok 16
eApotek KF Beji
Jl.Nusantara Raya No. 208 Beji
Lampiran 3.
43
sManaging Director PT. KFA
ssComprate
Communication
Direksi
eeController
and ddBusiness
Compliance Developme
nt
eeAccounting
eePrincipal and
and Finance
Merchandise
ddHRD
Manager and
GA
ddKF Diagnostik
ddKF Klinik
ffBisnis Manager
ddKF Optik
Lampiran 4.
44
Lampiran 5.
Swalayan Farmasi
45
Lampiran 6.
46
Lampiran 7.
47
Lampiran 8.
48
Lampiran 9.
49
Lampiran 10.
50
Lampiran 11.
Timbangan
51
Lampiran 12.
52
Lampiran 13.
Blender Obat
53
Lampiran 14.
Pembungkus Puyer
54
Lampiran 15.
Wadah Puyer
55
Lampiran 16.
56
Lampiran 17.
Plastik Klip
57
Lampiran 18.
Copy Resep
58
Lampiran 19.
Kuitansi
59
Lampiran 20.
Etiket
60
Lampiran 21.
61
Lampiran 22.
62
Lampiran 23.
63
Lampiran 24.
64
Lampiran 25.
Buku Droppingan
65
66