Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
maksudnya tingkat kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata
dari setiap orang atau masyarakat dan harus selalu diusahakan
peningkatannya secara terus menerus. Berbagai upaya perlu
dilakukan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, diantaranya dengan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat secara luas
dan terdistribusi merata. Kesehatan adalah kondisi sehat dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Setiap manusia berusaha menjaga agar
hidupnya tetap sehat.

1.2 Tujuan Peraktek Kerja Lapangan (PKL)

Penyelenggaraan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional.


2. Memperkokoh antara sekolah dengan instansi dan dunia kerja.
3. Meningkatkan system proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas dan profesional.
4. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
5. Memberikan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab
seorang asisten apotek.

1
1.3 Manfaat Peraktek Kerja Lapangan (PKL)

1. Menghasilkan farmasis yang profesional.


2. Meningkatkan citra dan kemandirian profesi Asisten Apoteker.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama 1 bulan,


yaitu mulai dari tanggal 22 desember 2014 sampai tanggal 16
januari 2015 yang bertempat di Rumah Sakit Umum yang
beralamat di Jl. Raden Saleh No.42 Studio Alam TVRI,
Sukmajaya Depok. Kegiatan PKL dijadwalkan dari hari senin
sampai jum’at ,dimana hanya ada 1 shift yaitu mulai dari jam
08.00-16.00 WIB.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri kesehatan RI


No.539/MENKES/SK/VI/1994 tentang susunan organisasi dan
Tenaga Kerja Rumah Sakit Umum. Rumah Sakit adalah unit
organisasi di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada
dibawah dan tanggung jawab kepada Direktur Jendral Pelayanan
Medis, yang dipimpin oleh seorang kepala Rumah Sakit dan
mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan.

Menurut World Health Organization (WHO), Rumah Sakit


merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial kesehatan
yang berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap
dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit, pelayanan rawat
jalan dan inap, serta sebagai pusat pelayanan biomedis.

2.2 Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit

Jenis Rumah sakit berdasarkan jenis pelayanannya dapat dibagi


menjadi dua, yaitu:

1. Rumah Sakit Umum yaitu rumah sakit yang memberikan


pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
2. Rumah Sakit Khusus yaitu rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
penyakit, atau kekhususan lainnya.

3
Rumah sakit berdasarkan pengelolaannya, rumah sakit dapat dibagi
menjadi :

1. Rumah sakit publik yaitu rumah sakit yang dikelola oleh


Pemerintah,Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat
nirlaba.
2. Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau
Persero.

Klasifikasi

Klasifikasi rumah sakit umum berdasarkan fasilitas dan kemampuan

pelayanannya adalah:

1. Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua
belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis.

2. Rumah Sakit Umum Kelas B

Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8
(delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar.

3. Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

4
4. Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 2 (dua) spesialis dasar.

2.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri kesehatan RI


No.164/B/Menkes/PER/II/1998, Fungsi Rumah Sakit adalah :

Fungsi Profesional

Fungsi profesional Rumah Sakit baik milik pemerintah atau swasta


terdiri dari :

1. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, serta


rehabilitasi medik.
2. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
3. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan tenaga
kesehatan dan paramedik.

Fungsi Sosial

Rumah Sakit pemerintah dan swasta harus memberikan fasilitas


perawatan kepada penderita yang kurang mampu. Rumah Sakit
Umum pemerintah harus menyediakan 75 % tempat tidur bagi
penderita kurang mampu.

Sedangkan Rumah Sakit swasta harus menyediakan 25 % tempat


tidur yang disediakan bagi :

1. Orang-orang yang tidak mampu atau kurang mampu.


2. Orang-orang lain yang ditetapkan Menkes.
3. Golongan pegawai negeri.

5
2.4 Persyaratan Mendiirikan Rumah Sakit

Berdasarkan pada ketentuan yang berlaku sampai tulisan ini dibuat,


pihak swasta yang akan mendirikan rumah sakit harus memperoleh izin
pendirian dan izin penyelenggaraan. Izin penyelenggaraan dapat dibagi
kedalam dua jenis yaitu, izin operasional dan izin tetap. Penjelasan
selengkapnya, sebagai berikut:

1. Izin Prinsip / Izin Pendirian / Pembangunan Rumah Sakit

Izin ini diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Masa berlaku


izin ini selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun
kedepan.

2. Izin Operasional / Izin Penyelenggaraan Sementara Rumah Sakit

Izin ini diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi. Izin ini berlaku selama
2 (dua) tahun yang diberikan secara pertahun.

3. Izin Tetap / Izin Penyelenggaraan Tetap Rumah Sakit

Izin ini diperoleh dari Menteri Kesehatan (teknisnya dilakukan oleh


Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik). Masa berlaku izin ini selama 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang.

2.5 Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat


menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan

6
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (Siregar dan Amalia, 2004).

Rumah sakit mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia rumah sakit merupakan
rujukan pelayanan kesehatan untuk puskesmas terutama upaya
penyembuhan dan pemulihan. Mutu pelayanan di rumah sakit sangat
dipengaruhui oleh kualitas dan jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki
rumah sakit tersebut.

Di Kabupaten pemekaran didirikan rumah sakit untuk memudahkan


masyarakat memperoleh kesehatan yang baik, dan terjangkau.
Puskesmas induk maupun pembantu tumbuh kembang di setiap
kecamatan, demikian juga dengan pemerataan bidan di setiap desa.
Namun sayang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal
melalui rumah sakit belum diberdayakan peran intalasi farmasi.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk


mendorong standar pelayanan farmasi sebagaimana amanat keputusan
menteri kesehatan masih belum maksimal atau belum dilakukan.
Pelayanan farmasi masih berjalan sebagaimana pelayanan farmasi
konvensional yakni bersifat drug oriented. Pelayanan farmasi klinik
masih jauh dari harapan bahkan tidak ada satu rumah sakitpun di
daerah kita yang menerapkan pelayanan farmasi klinik.

Peran manajerial apoteker meliputi perencanaan, pengadaan,


penyimpanan, distribusi, dan produksi. Sedangkan peran fungsional
apoteker meliputi pelayanan informasi obat, konseling, edukasi, dan
pharmaceutical care termasuk di dalamnya farmasi klinik. Pelayanan
kefarmasian akan berjalan baik bila didukung SDM yang berkualitas
dan potensial.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1197/Menkes/SK/XI2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
menyatakan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang

7
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.

Farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang


diperlukan di suatu rumah sakit. Jadi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS) adalah suatu bagian/unit I divisi atau fasilitas di rumah sakit,
tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.Seperti diketahui,
pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan
distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan
obat tradisional (Siregar dan Amalia, 2004).

2.6 Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau


unit di suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang
apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
kompeten secara professional dan berkompeten dalam hal:

1. Menyediakan obat-obatan untuk unit perawatan dan bidang-


bidang lain.
2. Mengarsipan resep-resep bauk untuk pasien rawat jalan maupun
rawat inap dan pasien luar.
3. Membuat obat-obatan.
4. Menyalurkan, membagikan obat-obatan narkotika dan obat yang
diresepkan.
5. Menyimpan dan membagikan preparat parental.

8
6. Menyediakan serta membagikan keperluan tersebut secara
professional.

IFRS juga merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang


bertanggung jawab atas seluruh seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup
perencanaan, pengadaan,produksi, penyimpanan perbekalan
kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi
penderita rawat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu,
pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan
kesehatan di rumah sakit, serta pelayanan farmasi klinik yang
mencakup layanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik
yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.

2.7 Tugas dan Tanggung Jawab Intalasi Farmasi Rumah Sakit

Tugas utama IFRS adalah sebagai pengelola kegiatan, mulai dari


perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan,
pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian
semua perbekalan kesehatan/sediaan farmasi yang beredar yang
digunakan dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat tinggal,
rawat jalan maupun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah
sakit. Berkaitan dengan tugas pengelolaan tersebut, IFRS harus
harus mempersiapkan terapi obat yang optimal bagi semua penderita
serta menjamin pelayanan bermutu tinggi dan yang paling
bermanfaat dengan biaya minimal.

IFRS juga bertanggung jawab untuk mengembangkan pelayanan


farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat, untuk
memenuhi kebutuhan berbagai bagian/unit diagnosis dan terapi, unit
pelayanan keperawatan, staf medik, dan rumah sakit keseluruhan
untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik.

9
2.8 Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit

1. Memberikan keuntungan-keuntungan dari farmasi rumah sakit


yang berkualitas kepada pasien dan institusi kesehatan serta
terdapat profesi kesehatan dan profesi kefarmasian.
2. Bertanggung jawab dalam penyediaan perbekalan farmasi.
3. Meningkatkan penelitian dinkegiatan farmasi rumah sakit dan
dalam ilmu farmasetik secara umum.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan profesi yang tinggi terhadap
penetapan standar dari etika profesi, pendidikan dan usaha
peningkatan kesehatan ekonomi.
5. Mengembangkan pengetahuan dengan saling memberikan
informasi antara farmasis rumah sakit dan dengan sesama profesi
kesehatan.

2.9 Penggolongan Obat

Menurut Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib


Daftar Obat Jadi bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah
penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari
obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras,
psikotropika dan narkotika.

10
2.9.1 Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi
bulatan berwarna hijau.

Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat,


nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek
samping ,nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat
pabrik, serta cara penyimpanannya. Penandaan akan berubah
pada produk obat bebas terbatas.

2.9.2 Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk


mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita
sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada
setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan
ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna
biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, disertai
tanda peringatan P. No.1 sampai P. No. 6 dan harus ditandai
dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang
bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang
digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi,

11
nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi,
cara pemakaian,peringatan serta kontra indikasi.

Khusus untuk obat bebas terbatas, selain terdapat tanda khusus


lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai
obat, karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat
ini aman digunakan untuk pengobatan sendiri.

Tanda peringatan tersebut berupa empat persegi panjang


dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam
yaitu P No. 1, P No. 2, P No. 3, P No. 4, P No. 5, dan P No. 6
sebagai berikut :

2.9.3 Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan


resep dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan
dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya
terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi.

12
Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras ini adalah obat
yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara
parenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan cara
pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang
belum tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang
berlaku di Indonesia serta obat-obat yang ditetapkan sebagai
obat keras melalui keputusan Menteri kesehatan Republik
Indonesia. diperlukan informasi lengkap terkait penggunaan
obat ini karena jika tidak digunakan secara tepat dapat
menimbulkan efek samping yang tidak baik bagi tubuh
sebaiknya konsultasikan kepada Apoteker jika anda
mendapatkan obat-obat berlabel obat keras dari resep dokter,
penggunaan obat yang terpat akan meningkatkan efektivitas
obat terhadap penyakit dan meminimalkan efek sampingnya.

2.9.4 Obat Wajib Apotek

Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi


keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat,
pemerintah mengeluarkan kebijakan Obat Wajib Apoteker
(OWA). OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Disini
terdapat daftar obat wajib apotek yang dikeluarkan berdasarkan
keputusan Menteri Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3
daftar obat yang diperbolehkan diserahkan tanpa resep dokter.
Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum
dalam :

1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor


347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek,
berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1
2. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
924/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 2

13
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor
1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 3

Dalam peraturan ini disebutkan bahwa untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna
mengatasi masalah kesehatan, dirasa perlu ditunjang dengan
sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara
tepat, aman dan rasional. Peningkatan pengobatan sendiri
secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan disertai dengan
informasi yang tepat sehingga menjamin penggunaan yang
tepat dari obat tersebut.

2.9.5 Obat Psikotropika

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang


Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syarafpusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

2.9.6 Obat Narkotika

Pengertian narkotika menurut Undang Undang Nomor 22 tahun


1997 tentang Narkotika Pasal 1, yaitu zat atau obat yang
berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang

14
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan yang
dimaksud ketergantungan narkotika menurut UU tersebut
adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika secara
terus menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila
penggunaan dihentikan.

Narkotik berarti segala bahan kecuali makanan, air dan


oksigen, yang jika masuk ke dalam tubuh akan mengubah
fungsinya secara fisik atau psikologis. Istilah narkotik
mencakup berbagai jenis bahan sebagai berikut:

1. obat terlarang, seperti kafeina, tembakau dan alkohol


2. obat yang dapat dibeli di apotek atau pasar swalayan,
seperti analgesik,
misal aspirin, kodin dan parasetamol serta obat anti-radang
non-steroid
3. obat resep seperti obat penenang, missal Valium,
Rohypnol dan Serepax
4. obat terlarang, seperti ganja, heroin, halusinogen dan
amfetamina
5. bahan lain yang disalahgunakan, seperti pelarut dan
bensin.

Istilah narkotik dalam pengobatan merujuk kepada bahan candu


dan turunannya atau bahan sintetik yang bertindak seperti
candu. Berdasarkan definisi tersebut maka bahan narkotik
hanya boleh digunakan dalam bidang pengobatan, yaitu sebagai
sejenis obat penahan sakit.

15
2.10 Peranan Apoteker dan Asisten Apoteker

Apoteker dan Asisten apoteker juga harus memberikan informasi


yang berkaitan dengan penggunaan/ pemakaian obat yang akan
diserahkan pada pasien dan juga memberikan informasi mengenai
penggunaan obat secara tepat, benar dan rasional serta mudah
dimengerti pasien/ masyarakat. Selain melakukan kegiatan
pelayanan apoteker dan asisten apoteker juga melakukan kegiatan
pengelolaan apotek, meliputi manajemen pengelolaan barang/
obat, penyimpanan dan pencatatan distribusi mulai dari
penerimaan barang sampai dengan penyerahan kepada pasien.

2.11 Surat Izin Asisten Apoteker

Surat Izin Asisten Apoteker (SIAA) adalah bukti tertulis atas


kewenangan yang diberikan kepada pemegang ijazah sekolah
Asisten Apoteker atau sekolah menengah farmasi, akademi
farmasi, jurusan farmasi politeknik kesehatan, akademi analisis
kesehatan dan makanan jurusan analisis farmasi dan makanan
politeknik kesehatan untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian
sebagai Asisten Apoteker.

2.12 Surat Izin Kerja Asisten Apoteker

Surat Izin Kerja Asisten Apoteker, dalam pasal 1 KEPMENKES ini


diberikan pengetian sebagai "bukti tertulis yang diberikan kepada
Pemegang Surat Izin Asisten Apoteker (SIAA) untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian disarana kefarmasian". Dengan begitu, jelas
bahwa hanya Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin
Asisten Apoteker sajalah yang dapat mengajukan permohonan
perolehan Surat Izin Kerja Asisten Apoteker.

16
Dan juga, hanya Asisten Apoteker yang memiliki Surat Izin
Kerja Asisten Apoteker sajalah yang dapat melakukan
pekerjaan kefarmasian seperi pengadaan, penyimpanan dan
distribusi obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

17
BAB III
TINJAUAN MENGENAI
RS. HASANAH GRAHA AFIAH

3.1 Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah biasa kami sebut RS HGA


adalah sebuah rumah sakit swasta yang dikelola oleh PT Hasanah
Graha Afiah yang didirikan pada tanggal 26 Juni 2002
berdasarkan akte notaris Ny. Ismiati Dwi Rahayu SH Nomor 16
yang disetujui oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat
Keputusan No. C26251 HT.01.01 TH 2003, tertanggal 6
November 2002 yang terletak di jalan Raden Saleh No.42
Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok atau
tepatnya kurang lebih 300 Meter dari Studio Alam TVRI.

Rumah Sakit kami berawal dari sebuah Rumah Bersalin dan Balai
Pengobatan Umum ( RBBPU ) dengan pelayanan dokter umum 24
jam, klinik kebidanan dan klinik anak. Namun pada
perkembangannya, pada tahun 2006, atas dasar respon yang baik
dari masyarakat sekitar dan warga Depok pada umumnya tentang
keberadaan Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Umum
mendorong PT. Hasanah Graha Afiah untuk meningkatkan
pelayanan yang disediakan dengan menawarkan pelayanan Rawat
Inap maka status operasionalnya menjadi Rumah Sakit Ibu dan
Anak. Kemudian pada bulan Agustus 2008, PT. Hasanah Graha
Afiah meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan
menjadikan RSIA Hasanah Graha Afiah yang hanya menyediakan
pelayanan Rawat Inap khusus Ibu dan Anak, dengan pelayanan
kesehatan secara umum sehingga kami pun berubah status
menjadi RS Hasanah Graha Afiah dengan pelayanan kepada
masyarakat umum dan mendapat izin dari Dinas Kesehatan Kota

18
Depok dan Dinas Kesehatan Jawa Barat menjadi Rumah Sakit
Umum, serta penetapan kelas rumah sakit dari Kementrian
Kesehatan dengan tipe kelas C.

RS HGA dibangun di atas tanah seluas 3198m2 dengan luas


bangunan 6136 m2 yang terdiri dari 3 lantai gedung lama dan 5
lantai gedung baru . Pada awal operasionalnya, RS HGA baru bisa
membuka 70% dari total 32 tempat tidur yang tersedia. Pada awal
kwartal ketiga tahun 2006, semua kamar sudah dapat difungsikan
secara maksimal. Disamping itu pada periode yang sama RS HGA
sudah mulai membangun lantai 3 yang diperuntukkan khusus
untuk perkantoran dan ruang tindakan yang terintegrasi (Kamar
Bersalin, Kamar Operasi, Perinatologi, dan ICU).

Saat ini Kamar Bersalin, Kamar Operasi, Perinatologi, dan ICU


sudah dapat digunakan. Semua fasilitas ini dikembangkan untuk
menjawab keinginan dari pasien – pasien yang semakin meningkat
dan mengarah ke pelayanan yang lebih luas, tidak terbatas dengan
pelayanan Ibu dan Anak, sebelumnya sekitar 30% s/d 35% dari
pasien Unit Gawat Darurat dan klinik Umum terpaksa dirujuk
karena keterbatasan pelayanan.

3.2 Lokasi Rumah Sakit

Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah terletak di jalan Raden Saleh


No.42 Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok
atau tepatnya kurang lebih 300 Meter dari Studio Alam TVRI.

19
3.3 Perlengkapan Instalasi Farmasi

Perlengkapan yang biasanya di gunakan di RS. Hasanah Graha


Afiah sebagai berikut :

1. Alat pembuat, pengolahan dan peracikan obat seperti mortir,


stemper,kertas perkamen,timbangan,blender sci untuk
membuat puyer ,pres sci ,takaran puyer dan kertas sci untuk
meletakan puyer
2. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi seperti : botol ,pot
salep,pot bedak, lemari es dan rak penyimpanan obat.
3. Wadah pengemasan atau pembungkus antara lain : etiket,
wadah pengemas dan pembungkus.
4. Alat pendukung : komputer untuk membuat etiket obat
dalam ,tempat khusus meracik obat, dan print untuk mencetak
etiket.

3.4 Visi,Misi dan Moto RSU. Hasanah Graha Afiah

Visi

Visi RSU. Hasanah Graha Afiah adalah menjadi rumah sakit

andalan dengan pelayanan terbaik dan terjangkau.

Misi

Dalam mewujudkan visi di atas, RSU. Hasanah Graha Afiah


memiliki beberapa upaya yang tertuang dalam misi RSU.
Hasanah Graha Afiah, yaitu:

a. Memberikan pelayanan yang mengutamakan mutu dan


kepuasan pelanggan.
b. Mengembangkan sumber daya manusia secara
berkesinambungan.
c. Mengembangkan sistem kerja yang efektif dan efisien dalam
memberikan pelayanan.

20
Motto

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, RSU. Hasanah


Graha Afiah memiliki motto yang bertujuan untuk menjiwai
semangat kerja karyawan agar selalu berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik. Motto dari RSU. Hasanah Graha Afiah
adalah pelayanan memuaskan, bermutu, ramah dan manusiawi.

3.5 Fasilitas RSU. Hasanah Graha Afiah

Pelayanan Rawat Jalan

Jenis pelayanan rawat jalan yang ada di RSU. Hasanah Graha


Afiah, antara lain :

1. Klinik Umum
2. Klinik Kebidanan dan Kandungan
3. Klinik Anak
4. Klinik Penyakit Dalam
5. Klinik Bedah
6. Klinik Mata
7. Klinik Syaraf
8. Klinik Kulit dan Kelamin
9. Klinik Rehabilitasi Medik
10. Klinik Jantung
11. Klinik THT
12. Klinik Paru dan Saluran Pernapasan
13. Klinik Gigi dan Mulut
14. Klinik Laktasi
15. Klinik Tumbuh Kembang
16. UGD

21
Fasilitas Pendukung :

1. Kamar Persalinan dan Kamar Bayi


2. UGD
3. Kamar Operasi
4. Ambulans

Pelayanan Rawat Inap

Jenis pe layanan rawat inap yang ada di RSU. Hasanag Graha


Afiah, antara lain:

1. Perawatan Anak
2. Perawatan Ibu
3. Ruang Bayi Sehat
4. Perawatan Umum
5. Perinatologi
6. ICU (Intensive Ccare Unit)
7. NICU (Neonatal Intesive Care Unit)
8. VK
9. OK

Penunjang Diagnostik

1. Radiologi
2. Laboratorium
3. Farmasi
4. Fisioterapi

Fasilitas Penunjang Lainnya

1. Sistem Informasi Rumah Sakit


2. Ruang Tunggu Pasien Poli Klinik Umum
3. Ruang Menyusui
4. Ruang Bermain Anak
5. Kantin

22
6. Mushola
7. ATM
8. Parkir
9. Senam Hamil

23
BAB IV
PROGRAM KEGIATAN PKL
DI RS. HASANAH GRAHA AFIAH

Ulfa Raflis (INSTALASI FARMASI)

MINGG KEGIATAN TUGAS


UI PEMBIMBING

Hari 1 1. Melakukan pretest selama 45 1. Memeriksa


menit hasil pretest
2. Memberi
pengerahan
kerja

Hari 2 1. Perkenalan 1. Memberikan


2. Melihat obat ,dan mendengarkan pengarahan
penjelasan pembimbing 2. Menjelaskan
3. Mencatat obat dengan( nama jenis-jenis
obat,komposisi,sediaan/dosis,da obat dan
n indikasi) menjelaskan
4. Membantu memasukan tata letak obat
Pembungkus puyer ke takaran 3. Memberi
puyer penilain hasil
5. Meletakkan obat ke dalam rak pretest
6. test

Hari 3 1. Mencatat Obat dengan ( nama 1. Memberi


obat,komposisi,sediaan/dosis,indikas penilain hasil
i) pretest
2. memperhatikan cara menghitung
seidiaan dosis obat racikan
3. Memasukkan obat ke dalam
plastik klip
4. Mengambil obat untuk resep
5. Menulis etiket dan menempelkan
etiket
6. test

Hari 4 LIBUR NATAL

24
Hari 5 1. Mencatat obat dengan ( nama 1. Memberi
obat,komposisimsediaan/dosis,i penilain pretest
ndikasi)
2. Belajar membaca resep dokter
dan mengambil obat untuk resep
3. Memperhatikan cara
menghitung dan pembuatan obat
racikan
4. Memperhatikan cara melarutkan
dry sirup
5. Membantu AA mengerjakan
resep
6. test

MINGG KEGIATAN TUGAS


U II PEMBIMBING

Hari 1 1. Mencatat obat dengan (nama


obat,komposisi,sediaan/dosis,ind
ikasi )
2. Merapikan dan memasukan obat
racikan ke dalam tempat yang
telah di sediakan
3. Memasukkan obat ke dalam
plastik klip
4. Memperhatikan alur resep rawat
jalan
5. Membersihkan meja rajikan
6. test

Hari 2 1. Mencatat Obat dengan ( nama


obat
,komposisi,sediaan/dosis,indikas
i)
2. Meletakkan obat ke dalam rak
yang baru datang dari gudang
3. Memasukan obat ke dalam
plastik klip
4. Mengoper resep yang telah di
kerjakan ke bagian depan
5. Memperhatikan alur rawap jalan
6. pretest

Hari 3 1. Mencatat obat dengan ( nama


obat
,komposisi,sediaan/dosis,indikas

25
i)
2. Mengambil obat untuk resep

3. Memasukkan obat
4. Membuka cangkang kapsul dan
membersihkan cangkang kapsul

Hari 4 LIBUR TAHUN BARU

Hari 5 1. Mencatat obat dengan ( nama


obat,komposisi,sediaan/dosis,ind
ikasi )
2. Merapikan dan memasukan obat
racikan ke dalam tempat yang
telah tersedia
3. Membaca resep dokter dan
memgambil obat untuk resep
4. Measukkan obat kedalam plastik
klip
5. Menempelkan etiket
6. Menyusun obat di rak yang baru
datang dari gudang

Fatechatul Ulfi (LOGISTIK/GUDANG FARMASI)

MINGGU KEGIATAN TUGAS


I PEMBIMBING

Hari 1 1. Melakukan PRETEST

Hari 2 1. Melihat obat-obatan


2. Mencatat obat dengan (nama
obat,komposisi,sediaan/dosis
,dan indikasi)
3. Merapihkan obat di
logistik/gudang farmasi
4. Menyetok obat dan mengisi
kartu stok
5. Membantu mengambilkan
6. obat dan alkes untuk
diberikan ke instalasi

26
Hari 3 1. Menyetok obat dan mengisi
kartu stok
2. Merapihkan obat di
logistik/gudang farmasi
3. Mencatat obat dengan (nama
obat,komposisi,sediaan/dosis
,dan indikasi)
4. PRETEST

5. Mengantarkan obat ke
instalasi
6. Membantu mencarikan obat
yang ada di kertas mutasi
7. Melihat penerimaan barang
dari PBF

Hari 4 LIBUR NATAL

Hari 5 1. membantu mengambil obat


untuk permintaan barang di
instalasi farmasi
2. menulis kartu stok
3. merapikan obat di rak
4. mengantarkan obat ke
instalasi
5. .memperhatikan alur
permintaan barang dari
instalasi
6. farmasi ke gudang

MINGGU KEGIATAN TUGAS


II PEMBIMBING

Hari 1 1. Mencatat obat


(komposisi,sediaan/dosis dan
indikasi)
2. Membereskan obat
3. Menyetok obat dan
memasukannya ke rak
4. Menyiapkan obat untuk
diberikan ke instalasi

5. Mengantarkan obat ke
instalasi

27
6. TEST

Hari 2 1. Membereskan obat


2. Memasukan obat ke rrak
3. Menyetok obat
4. Mengantarkan obat ke
instalasi
5. Menyetok obat dan
merapihkan ke rak
6. TEST

Hari 3 1. Mencatat obat


(komposisi,sediaan/dosis dan
indikasi)
2. Menyiapkan barang
permintaan instalasi
3. Menyetok obat
4. Membereskan obat
5. Mengantarkan obat ke
instalasi

Hari 4 LIBUR TAHUN BARU

Hari 5 IZIN SAKIT

Ulfa Raflis (LOGISTIK/GUDANG FARMASI)

MINGGU KEGIATAN TUGAS


III PEMBIMBING

Hari 1 1. Mencatat obat dengan ( nama


obat
,komposisi,sediaan/dosis,indi
kasi )
2. Menyusun Obat di rak
3. Pretest

Hari 2 1. menyetok obat


2. membantu mencari obat di
gudang farmasi untuk di
berikan ke instalasi farmasi
3. menyusun obatdi rak

28
1. 4.meletakkan suppos di
kulkas
4. mengantarkan surat mutasi
barang ke laboratorium
5. Test

Hari 3 1. merapikan obat


2. mengambil obat untuk
instalasi farmasi dan menulis
kartu stok

3. meletakkan suppos ke dalam


kulkas
4. membantu memeriksa barang
yang baru datang dari PBF
5. mengantarkan obat ke
instalasi farmasi
6. pretest

1. membantu mengambil obat


Hari 4 untuk permintaan barang di
instalasi farmasi
2. menulis kartu stok
3. merapikan obat di rak
4. mengantarkan obat ke
instalasi
5. mengantarkan sarung tangan
ke laboratorium
6. memperhatikan alur
permintaan barang dari
instalasi farmasi ke gudang

Hari 5 1. Membantu memisahkan


faktur ,PO dan permintaan
barang
2. Melihat cara mengorder

MINGGU KEGIATAN TUGAS


IV PEMBIMBING

Hari 1 1. Merapikan obat


2. Menulis kartu stok dan
meletakkan obat ke dalam
rak
3. Mengambil obat yang telah
dimutasi

29
4. Mengantarkan obat ke
instalasi farmasi
5. TEST

Hari 2 1. Menulis kartu stok


2. Mengantarkan surat
permintan barang

3. Menyusun obat
4. Mengambil obat untuk
mutasi

Hari 3 1. Menulis kartu stok


2. Meletakan obat dalam rak
3. Merapihkan obat
4. Mengambil barang untuk
farmasi

Hari 4 1. Menulis kartu stok


2. Meletakan obat di dalam rak
3. Mengambil obat yang telah
dimutasi untuk farmasi
4. Mengantarkan permintaan
barang untuk dimutasi ke
ruang pembelian
5. Memisahkan faktur antar
distribusi

Hari 5 1. Menulis kartu stok


2. Mengambil obat yang telah
dimutasi

3. Mengantarkan obat ke
instalasi
4. Mengantarkan hand gloves
ke lab
5. Mengambil mutasi barang di
ruang pembelian
6. POST TEST

Fatechatul Ulfi (INSTALASI FARMASI)

30
MINGG KETERANGAN TUGAS
U III PEMBIMBING

Hari 1 1. Mencatat obat dengan


( nama
obat,komposisi,sediaan/dosi
s,dan indikasi)
2. Membereskan obat –obat
3. Mengeluarkan obat racik
dari bungkusnya kedalam
pot obat
4. TEST
5. Melihat alur pelayanan di
instalasi
6. Mengambil resep
7. Belajar cara membaca resep

Hari 2 1. Mencatat alkes


2. Melihat alur pelayanan di
ranap
3. Mengeluarkan obat racikan
dari box
4. Membereskan obat
5. Menempelkan etiket
6. Memasukan obat ke dalam
plastik klip
7. Mencari obat yang di
resepkan
8. Mengoper obat
9. TEST
10. Membantu membuat cream

1. Mengambil resep
Hari 3 2. Membaca resep
3. Melihat cara menghitung
dosis
4. Mengambil obat yang
diresepkan
5. Melihat cara pembuatan
puyer
6. Melihat cara melarutkan
sirup kering
7. Melihat cara membuat sirup
8. Mengelap meja racik
9. Membersihkan wadah
pembungkus puyer

31
10. Memasukan perkamen ke
wadah pembungkus puyer
11. TEST
12. Mengoper obat

Hari 4 1. Mencatat obat dengan


( nama
obat,komposisi,sediaan/dosi
s,dan indikasi)
2. Mengambil resep
3. Melihat cara menghitung
dosis
4. Mengambil obat
5. Belajar membuat etiket
yang di print
6. Menempel etiket
7. Membantu membereskan
obat yang datang dari
logistik/gudang farmasi
8. Mengelap meja racik
9. Memasukan perkamen ke
wadah perkamen
10. Membuka cangkang kapsul

Hari 5 1. Membereskan obat


2. Mengambil resep
3. Membaca resep
4. Mengambil obat
5. Menempelkan etiket

6. Memasukannye ke plastik
klip
7. TEST
8. Mengoper obat
MINGG KETERANGAN TUGAS
U IV PEMBIMBING

Hari 1 1. Membereskan obat


2. Mengeluarkan obat dari
bungkus ke pot untuk obat
racikan
3. Membantu mencarikan obat
yang ada di resep
4. Mengambil resep
5. Membaca resep
6. Menempelkan etiket

32
Hari 2 1. Memperhatikan alur
permintaan barang ke
distributor
2. Melihat-lihat faktur
3. Mengantarkan faktur ke
gudang farmasi
4. Menghecter faktur untuk
disimpan sebagai dokumen

Hari 3 1. Membantu membereskan


alat kesehatan dan obat
yang diretur ke ranap
2. Mencatat obat
(komposisi,sediaan/dosis,da
n indikasi)
3. Membersihkan meja racikan
4. Memasukan perkamen ke
wadahnya
5. Mencatat alat kesehatan
6. Mencatat sediaan infus di
gudang infus

Hari 4 1. Mengambil resep


2. Membersihkan meja racik
3. Menempel etiket

4. Memasukan obat ke plastik


klip
5. Mengambil obat
6. Mengoper obat

Hari 5 1. Membereskan obat racikan


2. Mengambil resep
3. Membersihkan meja racik
4. Mengambil obat
5. Menulis etiket
6. Membuat salep
7. Menempel etiket
8. Memasukan obat ke etiket
9. POST TEST

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

34
Fungsi Instalasi Rumah Sakit adalah menyediakan obat-obatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Tugas dan fungsi instalasi farmasi :
a) Tempat pengabdian tenaga farmasi
b) Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat.
c) Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
SARAN
Diharapkan kegiatan PKL ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat
memberikan bekal tambahan bagi siswa-siswi SMK Farmasi Annisa agar
mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu menghasilkan siswa-siswi
yang profesional di bidang kefarmasian sehingga membawa nama baik
sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.rs-hga.co.id/index.php?mode=history

http://doktersehat.com/rs-hasanah-graha-afiah/

35
http://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/24/tugas-dan-fungsi-
instalasi-farmasirumahsakit/

http://tyacintia.blogspot.com/2012_02_01_archive.html

36
LAMPIRAN

37

Anda mungkin juga menyukai