kesehatan
adalah
setiap
kegiatan
untuk
memelihara
dan
Keputusan
Menteri
983/MenKes/SK/XI/1992,
Kesehatan
rumah
sakit
Republik
merupakan
Indonesia
suatu
unit
Nomor
yang
tenaga
kedokteran
yang
medis
profesional
menyelenggarakan
yang
terorganisir
pelayanan
serta
kedokteran,
sarana
asuhan
masyarakat,
pendidikan
dan
penelitian
kedokteran
diselenggarakan.
Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010
tentang Perijinan Rumah Sakit adalah :
1. Rumah
Sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau
kekhususan lainnya.
4. Rumah Sakit Publik
adalah
Rumah
Sakit
yang
dikelola
oleh
kesehatan
yang
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
kesehatan
secara
berdaya
guna
dan
berhasil
guna
dengan
pelayanan
dan
asuhan
keperawatan,
pelayanan
rujukan,
klinik,
pengembangan
dan
menyempurnakan
prosedur
melalui
pelayanan
rawat
inap
dengan
fasilitas
diagnostik
dan
terapeutiknya.
Memiliki pelayanan rawat jalan.
Melakukan pendidikan dan pelatihan.
Melakukan penelitian dan dibidang kedokteran dan kesehatan.
Melaksanakan program pencegahan penyakit dan penyuluhan
kesehatan bagi populasi disekitarnya.
Fungsi
rumah
sakit
berdasarkan
sistem
kesehatan
nasional
dalam
Rumah
Sakit
Djojodibroto
(1997)
menyatakan
bahwa
perwujudan
pemenuhan
hak
kesehatan,
pemerintah
wajib
respons
penyelenggaran
mekanisme
asuransi
di
dalam
2.
berada
pada
posisi
yang
lebih
lemah
sedangkan
Rumah
Sakit
3.
www.josephsoninstitute.org
menjelaskan
bahwa
komponen
Trustworthiness (kepercayaan)
Respect (hormat)
Responsibility (bertanggung jawab)
Fairness (berkeadilan)
Caring (peduli)
Citizenship (kewarganegaraan)
Rumah sakit mempunyai karakter yang baik apabila mempunyai ciri ciri
seperti di atas dalam pelayanannya. Jujur dalam memberi pelayanan, tidak
memanfaatkan ketidaktahuan pasien untuk keuntungan rumah sakit, seperti
memerintahkan opname padahal masih bisa di rawat jalan. Hormat
terhadap hak hak pasien. Bertanggung jawab terhadap kesehatan pasien,
7
dengan
memberikan
kesusahan
bantuan
dan
yang
diderita
pasien
solusi
terbaik
meski
dengan
tidak
berusaha
memberikan
keuntungan sesaat bagi rumah sakit. Berusaha menjadi warga negara yang
baik
dengan
mematuhi
segala
peraturan
tentang
rumah
sakit
dan
tidak
pelayanan
ini
disimpan.
Ketidakmampuan
untuk
menyimpan
menghalangi
penggunaan
strategi
manufaktur
Untuk
yang
mempertahankan
baru,
perusahaan
keuntungan
harus
dari
dari
konsep
melakukan
perluasan
sifat
berwujud
tidak
pelayanan
menghasilkan
pelayanan
yang
beragam
dari
produk
pelayanan
tidak
dapat
disimpan,
sehingga
dan
mungkin
tidak
dapat
melihat
atau
(2003)
mengungkapkan
bahwa
suatu
organisasi
harus
tidak
dapat
dipisahkan
(service
inseparability),
(3)
variabilitas
jasa
tersebut
sehingga
pada
akhirnya
muncul
minat
untuk
11
pelanggan/pasien
sangat
menentukan
apakah
seorang
Untuk
mempertahankan
loyalitas
pelanggan,
perlu
dilakukan
14
sakit
pendidikan
yang
tidak
termasuk
kelas
juga
ibukota
kabupaten
(regency
hospital)
yang
menampung
mengutamakan
mencari
keuntungan
dan
dalam
melakukan
17
spesialis,
pelayanan
keperawatan
dan
kebidanan,
pelayanan
lain
sekurang-kurangnya
terdiri
dari
pengelolaan
limbah,
gudang,
ambulance,
komunikasi,
19
harus ada 18
(delapan belas) orang dokter umum dan 4 (empat) orang dokter gigi
sebagai tenaga tetap. Pada pelayanan medik spesialis dasar harus ada
masing-masing 6 (enam) dokter spesialis dengan masing-masing 2 (dua)
orang spesialis sebagai tenaga tetap. Pada pelayanan spesialis penunjang
medik harus ada masing-masing 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan
masing-masing-masing 1 (satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga
tetap. Pada pelayanan medik spesialis lain harus ada minimal 3(tiga)
orang dokter spesialis dengan masing-masing 1(satu) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap.
Untuk pelayanan medik spesialis gigi mulut harus ada masing-masing
minimal
2(dua)
orang
dokter
subspesialis
sebagai
tenaga
tetap.
yang
ditetapkan
oleh
menteri.
Peralatan
radiologi
dan
non
klinik
terdiri
dari
pelayanan
loundri/linen,
jasa
ambulance,
komunikasi,
pemulasaran
jenazah,
pemadam
yang
ditetapkan
oleh
menteri.
Peralatan
radiologi
dan
sakit,
unsur
pelayanan
medis,
unsur
keperawatan,
unsur
medik
terdiri
dari
pelayanan
asuhan
kebidanan.
Pelayanan
penunjang
klinik
terdiri
dari
jasa
boga/dapur,
teknik
dan
pemeliharaan
fasilitas,
harus ada 9
(sembilan) orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai
tenaga tetap. Pada pelayanan medik spesialis dasar harus ada masingmasing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada
pelayanan yang berbeda. Pada setiap pelayanan spesialis penunjang
medik masing-masing lain harus ada minimal 1(satu) orang dokter
spesialis setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter spesialis sebagai
tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan
kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di rumah sakit.
Tenaga
penunjang
berdasarkan
kebutuhan
rumah
sakit.
Sarana
sakit,
unsur
pelayanan
medis,
unsur
keperawatan,
unsur
pengelolaan
limbah,
gudang,
ambulance,
komunikasi,
penunjang
berdasarkan
kebutuhan
rumah
sakit.
Sarana
sakit,
unsur
pelayanan
medis,
unsur
keperawatan,
unsur
jantung,
Kanker,
Orthopedi,
Paru,
Jiwa,
Kusta,
Mata,
dasar
sesuai
dengan
kekhususan,
pelayanan
spesialis
sesuai
kekhususannya,
pelayanan
medik
sub
spesialis,
26
direktur
rumah
sakit,
unsur
pelayanan
medis,
unsur
itu
penamaan
rumah
sakit
khusus
harus
mencantumkan
kekhususannya.
Akreditasi Rumah Sakit
Sebuah
tempat
pelayanan
kesehatan
termasuk
Rumah
Sakit
dalam
oleh
lembaga
independen
penyelenggara
Akreditasi
yang
27
akreditasi
berubah
menjadi
berfokus
kepada
pasien,
yang
(JCI)
ditambah
Development
Goals
(MDGs).
dengan
sasaran
Penambahan
program
Sasaran
Millenium
Program
MDGs
meningkatkan
mutu
pelayanan,
melalui
implementasi
standar
28
yang
mengacu
kepada
akreditasi
JCI
atau
Joint
Commission
29
peningkatan
tuntutan
masyarakat
terhadap
pelayanan
yang
biaya
bagi
pasien
dan
ketidakpastian
membebani
masyarakat,
terutama
masyarakat
miskin
dan
152
juta
orang
setahun
yang
bangkrut
dan
ekonomi
(pendapatan)
dari
kerja
utama
(40
jam/minggu)
tidak
mencukupi untuk hidup layak. Kondisi ini menyebabkan dokter harus kerja
rangkap di luar jam kerja utama (kerja utama + kerja tambahan). Penelitian
Ikatan
Dokter
Indonesia
(IDI)
menunjukkan
kompensasi
dari
kerja
suatu
komoditi, yaitu
barang atau jasa. Dalam suatu mekanisme pasar yang murni, tinggi
rendahnya tarif biasanya ditentukan oleh interaksi antara supply dan
demand.
Dalam mekanisme pasar, ada kecenderungan supply dan demand mencari
keseimbangan, yaitu jika terjadi dalam keadaan-keadaan tertentu.
Adapun tujuan penerapan tarif sebagai berikut:
1. Penerapaan tarif untuk pemulihan biaya.
Dibeberapa
rumah
sakit
pemerintah,
tarif
ditetapkan
untuk
(pemulihan
biaya).
Penetapan
tarif
ini
tentunya
tidak
ada
kebijakan
agar
rumah sakit
daya
yang
digunakan
dan
berisikan
pasien-pasien
dengan
karakteristik klinik yang sejenis. (George Palmer, Beth Reid). CBGs (Case
Base Groups), yaitu cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan
diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. rumah sakit akan
mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan
oleh untuk suatu kelompok diagnosis.
34
yang
diberikan,
melainkan
hanya
dengan
menyampaikan
diagnosis keluar pasien dan kode DRG (Disease Related Group). Besarnya
penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama
antara provider/asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya.
Perkiraan waktu length of stay (lama perawatan) yang akan dijalani oleh
pasien juga sudah diperkirakan sebelumnya disesuaikan dengan jenis
diagnosis maupun kasus penyakitnya.
Sistem pembayaran pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan mutu,
pemerataan dan jangkauan dalam pelayanan kesehatan yang menjadi salah
satu unsur pembiayaan pasien berbasis kasus campuran, merupakan suatu
cara meningkatkan standar pelayanan kesehatan rumah sakit. Rumah sakit
akan
mendapatkan
pembayaran
berdasarkan
rata-rata
biaya
yang
pada
length
of
stay
pasien
37
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
983/MENKES/SK/XI/1992
2. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
to
Z.
Jakarta:Erlangga.
38
Kotler,
Philip
dan
Kevin
Lane
Keller.
2008.
Manajemen
Kebijakan
Publik
Formulasi,
SARJANA
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Hasanuddin Makassar.
27.
Adadiyah, Min. 2013. Mekanisme Pengedalian oleh Manajemen
dan Peran Komite Medis Dalam Penerapan INA-CBGs pada Pasien
Jamkesmas di RS PKU Muhammadiyah Temanggung (RS Type C)
Studi Kasus Sectio Caesaria. Tesis Program PASCA SARJANA Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
39
Operasi
Caesarea
Kelas
II
di
Rumah
Sakit
PKU
31. Maidin,
kesehatan.
Laboratorium
Komputer
AKK.
Fakultas
Kesehatan
40