Anda di halaman 1dari 19

RENCANA STRATEGIS

PEMASARAN
RS ABC
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit ABC (RSABC) merupakan salah satu Rumah Sakit termuda di
Wilayah Kota Depok yang berdiri pada tahun 2005 dengan surat ijin pendirian No.
445/31/KPTS/Yankes/2005 tanggal 17 Oktober 2005 dan Ijin Sementara
Penyelenggaraan No. 503/SK.20135a-Yankesru/2006 tanggal 17 November 2005.
Saat ini sudah mendapatkan Rekomendasi Ijin Tetap Penyelenggaraan RSABC dari
Dinas Kesehatan Kota Depok No. 445/4209-Yankes tanggal 10 Desember 2007 serta
Ijin Tetap melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
HK.07.06/III/1932/08 Tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan kepada PT. PHS
untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Khusus dengan Nama Rumah Sakit Ibu dan
Anak ABC. Pada tanggal 21 Februari 2011, sudah dikeluarkan Keputusan Kepala
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Depok No.445.8/34-03/M.RS/II/2011
tentang Pemberian Izin Mendirikan Rumah Sakit kepada PT PHS untuk mendirikan
Rumah Sakit Umum ABC.
Pendirian RSABC dimulai dari pendirian Poliklinik dan Rumah Bersalin pada
tahun 2001 yang kemudian berkembang pesat sehingga oleh PT. PHS kemudian
diubah fungsinya menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak. Saat ini RSABC sudah
mendapatkan izin pendirian untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum. Selama
lima tahun pertama beroperasinya Rumah Sakit ini, menunjukkan kecenderungan
peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan serta penjualan produk rumah sakit.
Disamping itu, Rumah Sakit ini juga sedang memulai proses pengembangan dan
penambahan sarana dan prasarana guna melayani permintaan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif. Adanya pengelolaan keuangan
Rumah Sakit yang mandiri disertai bantuan modal dari pihak ketiga memberikan
tantangan bagi manajemen untuk melakukan inovasi, memperluas pangsa pasar dan
image rumah sakit, tidak hanya melayani golongan menengah ke bawah, tetapi juga
mulai merambah ke golongan menengah ke atas.
Hal tersebut harus diterjemahkan dengan kebijakan dari manajemen untuk
pembuatan rencana bisnis dan anggaran yang lebih fokus terhadap inovasi
peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
Sejak didirikan pada tahun 2005 RSABC menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan
yang sangat baik, dengan terlihatnya kenaikan jumlah kunjungan sampai akhir tahun
2009 dan peningkatan tingkat hunian ruang rawat. Meningkatnya jumlah kunjungan

1
dan tingkat hunian ini harus dapat diimbangi dengan meningkatnya pelayanan kepada
pelanggan. Pelanggan tidak cukup terpuaskan hanya dengan pelayanan yang telah
ada oleh karena itu RSABC bertekad meningkatkan terus menerus kualitas pelayanan
dan menambah fasilitas yang telah dimiliki demi tercapainya mutu pelayanan yang
diinginkan.
Tetapi mulai tahun 2010, RSABC mulai merasakan feedback negatif.
Walaupun tidak ada penurunan pada kunjungan rawat jalan, namun sangat jelas
terlihat adanya penurunan tingkat hunian rawat inap. Penurunan itu masih dirasakan
sampai awal bulan April 2011. Ketidakstabilan kunjungan pasien dan tingkat hunian
ruang rawat haruslah segera dievaluasi terlebih lagi menghadapi pembukaan gedung
baru dimana terdapat penambahan jumlah tempat tidur dan fasilitas lainnya.
Kunci untuk mencapai kualitas mutu yang diharapkan bagi semua konsumen,
stakeholder dan shareholder, maka perencanaan, pengorganisasian dan
penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan :
 Perikemanusiaan.
 Kesehatan sebagai hak asasi.
 Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat.
 Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif.
 Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan.
 Dukungan sumber daya kesehatan.

Program kerja marketing yang efisien dan efektif dapat terlaksana dengan baik
melalui perencanaan yang matang dan layak untuk dilaksanakan. Untuk itu perlu
adanya evaluasi, kontrol dan perbaikan terus menerus serta mengikuti perkembangan
kemajuan dunia kedokteran melalui ketajaman Visi organisasi untuk mencapai
tujuannya. Visi yang jernih dan mudah dimengerti oleh seluruh jajaran staf rumah sakit
akan sangat membantu dalam upaya pencapaiannya.
Melalui serangkaian strategi marketing terpilih, Visi akan dapat terwujud dengan baik.
Apalagi dalam era globalisasi yang segera tiba, RSABC dituntut untuk mampu
bersaing dalam kancah persaingan yang kompetitif, ketat, dan syarat akan kemajuan
teknologi dimana keseluruhannya menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap rumah sakit.
Terlebih lagi mutu dan kualitas pelayanan kesehatan harus terus ditingkatkan baik
aspek QC (Quality Control), QA (Quality Assurance) maupun QI (Quality
Improvement).
Untuk melaksanaan kegiatan sebuah organisasi, strategi yang tepat akan
mampu membawa organisasi dalam suatu keadaan yang terus tumbuh berkembang.
Strategi yang keliru akan menyebabkan kesulitan dikemudian hari. Lalu

2
bagaimana memahami strategi ? Banyak para tokoh perencana strategi melontarkan
konsep dan teorinya yang bisa dijadikan panutan dalam penyusunan sebuah rencana
strategi. Namun teori yang berkaitan dengan jasa pelayanan kesehatanlah yang paling
tepat.
Penyusunan rencana strategi tidak akan menghasilkan strategi yang tepat
apabila penyusun strategi tidak memahami masalah dan situasi yang berkembang di
organisasi. Oleh karena itu tim penyusun sebaiknya berasal dari berbagai bagian yang
berkaitan dan merupakan personil yang mempunyai ketajaman visi demi memajukan
organisasi.

3
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Kebijakan Pemerintah
Adanya Peraturan Pemerintah tentang Otonomi Daerah membuat pemerintah
daerah dalam hal ini Pemerintah Kota mempunyai kewenangan untuk
mengatur daerahnya masing-masing. Hal ini bisa merupakan peluang untuk
pengembangan daerah tersebut yang nantinya dapat berpengaruh pada
pengaturan-pengaturan instansi di wilayah kerjanya tetapi bisa merupakan
ancaman bagi rumah sakit apabila kebijakan tersebut kurang menguntungkan
Rumah Sakit terutama Rumah Sakit swasta.

2. Geografi
Lokasinya RSABC terdapat di lintas batas Kota Depok dengan Jakarta
Selatan. Hal ini merupakan peluang untuk menarik pasar dari dua wilayah
yang berbeda. Lokasinya di Kecamatan yang paling padat penduduknya
dengan kemudahan akses untuk mencapai RSABC. Lokasinya juga
berdekatan dengan banyak sekali perumahan penduduk. Hal ini merupakan
peluang utama untuk menarik pelanggan karena berada di wilayah pemukiman
padat penduduk.
Rumah Sakit Graha Permata Ibu berada di Kecamatan Beji Depok yang
terletak ditengah kota Depok berbatasan langsung sebelah Barat dengan Jl.
KHM Usman Kukusan dan Utara dengan rencana jalan kolektor primer yang
menghubungkan Depok dengan Cinere dan Jakarta Selatan.
RSABC terletak pada wilayah pengembangan kota Depok bagian tengah,
termasuk dalam rencana pengembangan wilayah pusat kota dengan rencana
pelayanan kegiatan yang diunggulkan diantaranya pusat perdagangan dan
komersial jasa.
Wilayah ini memiliki potensi kemudahan pengembangan lahan yang baik
karena didukung dengan luas lahan tersedia, akses yang melaluinya dan
kontur tanah yang relatif datar.

3. Demografi
Penduduk kota Depok cukup padat dengan peningkatan kepadatan penduduk Kota
Depok yang cukup tinggi setiap tahunnya. Berdasarkan hasil pendataan penduduk

4
tahun 2009 jumlah penduduk di kota Depok adalah 1.420.480 jiwa terdiri dari
penduduk laki-laki 719.969 jiwa dan perempuan 700.511 jiwa, atau sebanyak
143.592 orang tinggal di Kecamatan Beji yang luas wilayahnya 14.30 km2 atau
7.1 % dari luas keseluruhan wilayah Depok dengan kepadatan penduduk rata-
rata 10.041,40 jiwa/km2 . 1

4. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah RSABC sudah cukup baik dengan
jumlah sarana pendidikan cukup banyak dari playgroup sampai perguruan
tinggi.
Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan penduduk di wilayah RSABC
maka diharapkan kesadaran akan pentingnya kesehatan individu maupun
masyarakat cukup tinggi, sehingga masyarakat lebih mempercayakan
pemenuhan kebutuhan kesehatannya kepada Rumah Sakit dibandingkan ke
sarana pelayanan kesehatan lainnya.

5. Pekerjaan
Angkatan kerja penduduk di wilayah RSABC cukup baik karena banyak usia
produktif. Di samping itu banyak pula perusahaan-perusahaan di Kota Depok
yang dapat bekerja sama dengan Rumah Sakit dalam hal penyediaan
pelayanan kesehatan terhadap karyawan-karyawannya.

6. Ekonomi
Ketidakstabilan pemerintah dan banyaknya kasus yang menurunkan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah secara tidak langsung
menyebabkan daya beli masyarakat sangat rendah. Hal ini berpengaruh pada
penerimaan RSABC secara keseluruhan.
Walaupun situasi ekonomi saat ini tidak mendukung tetapi dari data yang
diperoleh dari profil Kota Depok, tingkat penghasilan penduduk Kota Depok
sudah cukup baik.

7. Kompetitor
Seiring dengan adanya otonomi daerah memberikan kesempatan kepada
Pemerintah Daerah mengizinkan berdirinya Rumah Sakit baru. Sudah ada 17

1
Sumber : Data Kependudukan Kota Depok tahun 2006.

5
Rumah sakit Swasta yang berada di Kota Depok dan banyak Rumah sakit
khusus sejenis dengan RSABC yang menjadi kompetitor dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada penduduk Kota Depok.

8. Pemasok
Untuk memasok keperluan Rumah Sakit dalam menunjang kegiatan
pelayanan kesehatan, telah banyak distributor obat/alkes di Kota Depok yang
sudah bekerja sama dengan RS ABC. Sebagai tempat rujukan juga diharapkan
RS ABC dapat menerima rujukan dari banyak Balai Pengobatan Swasta,
Praktek Dokter Pribadi dan Klinik Bersalin yang tumbuh bak jamur di Kota
Depok.

9. Pelanggan
Berdasarkan hasil survey dari tim RS ABC cukup banyak penduduk
perempuan yang juga pasangan usia subur (PUS) Kota Depok yang
membutuhkan pelayanan. Hal ini otomatis menambah kemungkinan jumlah
penduduk yang membutuhkan pelayanan kesehatan menjadi meningkat dan
merupakan potensi untuk pengembangan RS ABC.

B. LINGKUNGAN INTERNAL

1. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit


Sesuai dengan perkembangan jaman, khususnya tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi, kebijakan pemerintah kepada pasien dalam segmen tertentu,
serta peluang yang belum dioptimalkan, maka Rumah Sakit harus memiliki visi
dan misi. Visi RSABC adalah Menjadi Rumah Sakit terbaik, modern dan
mampu bersaing dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di
kota Depok dan sekitarnya. Misi Rumah Sakit adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima;
2. Meningkatkan profesionalisme SDM;
3. Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap;
4. Mengembangkan kebijakan berwawasan lingkungan;
5. Senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK terbaru yang berkaitan
dengan rumah sakit.
Di RSABC masih seringkali adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata
Kerja. Tetapi tentunya bertujuan untuk mengefisiensikan organisasi. Di

6
samping itu ada beberapa standar operasional prosedur dalam pelaksanaan
tugas yang masih belum lengkap.

2. Pemasaran
Kegiatan pemasaran RSABC masih belum optimal. Banyak sekali peluang
yang belum digarap dengan baik. Begitupun dengan marketing internal masih
belum menjadi perhatian.

3. Sumber Daya Manusia


Pemetaan sumber daya manusia kiranya sangat diperlukan, mengingat
diperlukan efisiensi dan efektivitas tenaga. Perlu dicari solusi agar pemetaan
yang dapat memilah tenaga yang produktif dapat dimanfaatkan untuk efisiensi
dan efektivitas tenaga. Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia di unit-
unit kerja pelayanan medis dilakukan dengan melakukan evaluasi kecukupan
dan kompetensi, disamping pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan.
Jenis dan jumlah tenaga sudah cukup . Tetapi motivasi kerja dari pelaksana
dirasakan masih kurang.
4. Keuangan
Saat ini laporan belum keuangan belum memenuhi kaidah-kaidah akuntansi
yang ditentukan disebabkan oleh beberapa hal termasuk adanya Sistem
Informasi Rumah Sakit yang belum terintegrasi sepenuhnya. Tetapi nilai
lebihnya perencanaan Anggaran RSABC cukup jelas.

5. Pelayanan
Untuk mencapai visi dan misi sebagaimana dimaksud, RSABC
menyelenggarakan fungsi :
1) Pelayanan medik
2) Pelayanan penunjang medik
3) Pelayanan dan asuhan keperawatan
4) Pengelolaan sumber daya manusia
5) Pelayanan rujukan
6) Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan
RSABC sesuai dengan tuntutan masyarakat selalu meningkatkan pelayanan
kepada pelanggan dari semua strata ekonomi.
Pelayanan Kesehatan Anak serta Kebidanan dan Kandungan sebagai salah
satu tempat rujukan dan unggulan saat ini diupayakan lebih maksimal lagi

7
terutama faktor-faktor hambatan di dalam ditangani lebih prioritas dan fokus
sesuai dengan kemampuan SDM, serta sarana dan prasarana yang tersedia.

6. Pasien
Jumlah pasien yang berkunjung ke RSABC cukup baik dan hampir sesuai
dengan target yang ditentukan. Tetapi ada dilema karena di sisi lain walaupun
tingkat penghasilan sudah cukup baik, masih ada golongan dengan
kemampuan untuk membayar jasa pelayanan yang masih kurang. Di samping
itu walaupun secara keseluruhan ada kenaikan jumlah pasien tahunan , tapi
jumlah pasien dari bulan ke bulan masih fluktuatif.

7. Mutu Pelayanan
Sesuai dengan angket kepuasan pasien, mutu pelayanan sudah cukup baik.
Banyaknya penduduk yang beragama Islam dan menginginkan mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan nuansa Islam mengharuskan seluruh staf
bekerja secara bersih, Islami, professional dan memantapkan hati dan jiwa
untuk bekerja secara optimal, bersih dan ikhlas .
Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi maka rumah sakit mempunyai
motto : “Kami Melayani Dengan Sepenuh Hati” .
Dengan motto tersebut diharapkan manajemen dan karyawan dapat
memberikan pelayanan tidak hanya secara fisik tetapi juga dengan hati,
sehingga timbul motivasi kerja yang optimal, yang pada akhirnya dapat
memberikan kesejahteraan bagi seluruh karyawan.

8. Harga
Harga obat yang ditetapkan sesuai HET sedangkan tarif belum ditentukan
berdasarkan biaya satuan layanan. Tetapi apabila dibandingkan dengan
kompetitor maka tarif RSABC berada dii tengah-tengah.

8
BAB III
ANALISIS SWOT

Berdasarkan gambaran yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal dan


internal, maka dapat disusun suatu analisis SWOT sebagai berikut :

1. Opportunities (Peluang)

a. Citra Rumah Sakit Islam yang sudah terbentuk dengan sendirinya di


masyarakat.
b. Lokasi berdekatan dengan perumahan penduduk.
c. Besarnya jumlah Pasangan Usia Subur produktif .
d. Tingkat pendidikan penduduk sudah cukup baik.
e. Cukup banyak perusahaan di Kota Depok.
f. Tingkat penghasilan penduduk cukup baik.
g. Cukup banyak distributor obat/alkes di Kota Depok .

2. Threats (Ancaman)

 Cukup banyak Rumah Sakit Khusus yang sejenis di Kota Depok dengan
tingkat profesionalisme yang tinggi
 Sulit mendapatkan SDM yang memiliki kualitas yang baik
 Masyarakat semakin kritis atas pelayanan kesehatan
 Persaingan tarif tidak sehat
 Daya beli masyarakat semakin menurun
 Turn Over Karyawan masih tinggi
 Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung
 Banyaknya Klinik bersalin dan Bidan Praktek swasta di sekitar RSABC

3. Strengths (Kekuatan)

 Adanya Visi dan Misi RSABC.


 Sumber daya muda dengan kompetensi yang baik.
 Sarana dan Prasarana cukup lengkap .
 Adanya otonomi keuangan.
 Mutu pelayanan sudah cukup baik.

9
 Jumlah pasien cukup tinggi.
 Lokasi rumah sakit yang strategis.
 Rumah sakit dengan modal pribumi.

4. Weaknesses (Kelemahan)

1. Motivasi tenaga masih kurang.


2. Sistem Informasi belum optimal.
3. Kedisiplinan tenaga medis dan non medis masih kurang
4. SOP dan uraian tugas belum lengkap.
5. Kegiatan pemasaran belum optimal.
6. Tarif belum dihitung berdasarkan biaya satuan layanan.

Berdasarkan daftar SWOT yang tersusun dapat dilihat kondisi RSABC


mempunyai kekuatan dan kelemahan yang berimbang. Sebagai rumah sakit yang
baru berusia relatif muda RSABC terus melakukan perbaikan demi perbaikan serta
penyempurnaan diseluruh sistem administrasi dan pelayanan.
Kekuatan yang dimiliki RSABC dapat menjadi daya ungkit/daya dongkrak
untuk memacu tingkat kinerja dan prestasi manajemen rumah sakit. Kekuatan yang
dimiliki diharapkan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kelemahan yang dimiliki RSABC menjadi tolok ukur dari keberhasilan yang
telah dicapai. Secara umum keseluruhan point kelemahan memiliki peluang untuk
diperbaiki dan disempurnakan. Tugas berat yang harus mampu diatasi adalah terletak
pada mendisiplinkan seluruh jajaran staf khususnya staf medis dalam hal ini dokter
spesialis. Diperlukan sebuah strategi tersendiri agar persoalan kedisiplinan tidak
menghambat.
RSABC mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang, hal ini dapat
dilihat pada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh rumah sakit, diantaranya adalah
posisi yang strategis dan terletak ditengah-tengah kota Depok serta berada dekat
dengan perbatasan antara Depok dengan Jakarta Selatan. Peluang ini semakin
lengkap dengan terbentuknya citra rumah sakit dikalangan masyarakat yang
menggambarkan RSABC sebagai rumah sakit muslim. Perlu diketahui jumlah
penduduk beragam Islam dikota Depok menempati 1.000.157 orang. Sehingga
peluang RSABC untuk meningkatkan jumlah kunjungannya menjadi sangat besar.

10
Kesempatan besar yang dimiliki oleh RSABC tidak lepas dari besarnya pula
ancaman yang ada disekitarnya. Ancaman terbesar terletak pada banyaknya rumah
sakit baru dengan tingkat professional tinggi. Ancaman ini menyentuh aspek bukan
hanya pelanggan eksternal tetapi juga pelanggan internal. Keadaan ini dapat
menyebablan turn over karyawan yang tinggi pula. Sehingga tantangan terbesar dari
manajemen RSABC adalah merubah ancaman tersebut menjadi peluang.

MATRIX SWOT
KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTHS-S) (WEAKNESSES-W)
1. Adanya Visi dan Misi 1. Motivasi tenaga
RSABC.
masih kurang.
2. Sumber daya muda
2. Sistem Informasi
dengan kompetensi yang
belum optimal.
baik.
3. Kedisiplinan tenaga
3. Sarana dan Prasarana
cukup lengkap . medis dan non
4. Adanya otonomi medis masih kurang
keuangan. 4. SOP dan uraian
5. Mutu pelayanan sudah tugas belum
cukup baik. lengkap.
6. Jumlah pasien cukup 5. Kegiatan
tinggi.
pemasaran belum
7. Lokasi rumah sakit yang
optimal.
strategis.
6. Tarif belum dihitung
8. Rumah sakit dengan
berdasarkan biaya
modal pribumi.
satuan layanan.
PELUANG Strategi SO Strategi WO
(OPPORTUNITIES –O)  Meningkatkan Kemitraan  Meningkatkan
1. Citra Rumah Sakit Islam dengan berbagai elemen Kegiatan
yang sudah terbentuk masyarakat (S1, S4, S6,
Pemasaran (W5,
dengan sendirinya di S7, S8, O1, O2, O7)
O1, O2, O4, O5, O6,
masyarakat.  Buat Program Unggulan
O7)
2. Lokasi berdekatan dengan khususnya Ibu dan Anak
perumahan penduduk.  Meningkatkan
(S2, S3, S5, O3)
3. Besarnya jumlah  Buat Program Edukasi Motivasi pelaksana
Pasangan Usia Subur masyarakat (S2, S3, O4) dengan acara-acara
produktif . yang membangun

11
4. Tingkat pendidikan  Buat Program khusus team work dan
penduduk sudah cukup Wanita. (S2, S3, S5, O3) meningkatkan
baik.  Program promosi ke motivasi kerja (W1,
5. Cukup banyak perusahaan perusahaan.(S3, S4, S5, W3, O1, O7)
di Kota Depok. S6, S7, O5)
 Pelajari tarif
6. Tingkat penghasilan  Membuat Klub Kesehatan
pesaing dan
penduduk cukup baik. (S3, S7, O4, O6, O7)
membentuk
7. Cukup banyak distributor  Melaunching Produk
obat/alkes di Kota Depok . marketing intelejen
Home Care dan Home
Visit (S3, S5, S6, S7, O2, (W6, O6)
O3, O4, O6, O7)  Menciptakan
 Kerjasama penggunaan Sistem Informasi
alkes dengan beberapa yang mudah
pemasok (S6, S8, O7) diakses masyarakat
(W2, O4)

ANCAMAN Strategi ST Strategi WT


(THREATS-T)  Meningkatkan kerjasama  Meningkatkan
1. Cukup banyak Rumah dengan RB dan BPS (S2, infra struktur yang
Sakit Khusus yang sejenis S3, S5, S7, T8)
baik (W2, W4, W5,
di Kota Depok dengan  Melengkapi sarana
T1, T7)
tingkat profesionalisme penunjang (S3, S6, S8,
 Total Quality
yang tinggi T1, )
Management (W1,
2. Sulit mendapatkan SDM  Menyusun Tarif Kompetitif
yang memiliki kualitas yang (S3, S4, S5, T3, T4, T5, W3, T1, T2, T3)
baik T7)  Membuat master
3. Masyarakat semakin kritis  Menerapkan sistem data marketing
atas pelayanan kesehatan reward dan punishment (W2, W5, T1, T4,
4. Persaingan tarif tidak sehat (S1, S2, S5, T2, T6) T7, T8)
5. Daya beli masyarakat  Meningkatkan cara  Mengikuti
semakin menurun berkomunikasi pemberi
akreditasi (W4, W6,
6. Turn Over Karyawan masih pelayanan kesehatan (S1,
T1, T2, T3, T4)
tinggi S2, S6, T1, T3)
7. Kebijakan pemerintah yang
tidak mendukung
8. Banyaknya Klinik bersalin
dan Bidan Praktek swasta
di sekitar RSABC

12
Berdasarkan gambaran posisi RSABC menurut Matriks SWOT dapat dilihat
bahwa jumlah kekuatan lebih besar dari jumlah kelemahan, sedangkan jumlah
ancaman masih lebih besar dari jumlah peluang.
Dapat disimpulkan bahwa strategi marketing yang dapat dilakukan oleh RSABC dalam
hal ini adalah dapat menggunakan beberapa strategi yang diseuaikan dengan kondisi
RSABC saat ini. Penyesuaian pengambilan strategi ini tidak lepas dari skala prioritas,
strategi mana yang paling efektif dan efisien, analisis sumber daya yang ada,
kemampuan RSABC melakukan strategi tersebut.

13
BAB IV
ANALISIS BOSTON CONSULTING GROUP

Dalam menentukan strategi marketing dapat pula digunakan Matriks dari


Kelompok konsultasi Boston/Boston Consulting Group Matrix (BCG Matriks).
Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan
alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar. Matriks BCG merupakan empat
kelompok bisnis, yaitu :

 Bintang (Star)
Posisi dimana market share sudah dominan, tapi growth masih
banyak, advertising bisa seperlunya saja,.
 Tanda tanya (Question Mark)
Pada quardrant ini produk yang ditawarkan walau masih mempunyai market
share rendah, tapi demannya sudah kelihatan banyak. sehingga market
growthnya tinggi.
 Sapi perah (Cash Cow)
Pada posisi ini perusahaan sudah mempunyai market share yang tinggi dan
growth yang cukup baik, untuk mempertahankan produk perusahaan dapat
menjaga satabilitas dari tingkat pemasaran produk dan harga.

14
 Anjing (Dog)
Pada posisi ini tingkat pertumbuhan suatu produk masih sangat rendah dan
market sharenya juga masih rendah. Pada posisi ini harus segera mengambil
tindakan, kalau tidak secepatnya mengambil tindakan maka suatu Rumah
Sakit akan mengalami kebangkrutan.

Sesuai diagram BCG Matrix, maka RSABC berada dalam posisi Bintang
(Star) karena mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan
profitabilitas Rumah Sakit. Posisi ini menunjukkan market share sudah dominan, tapi
market growth masih tinggi. Dengan demikian, advertising bisa seperlunya saja.

Pada posisi ini, RSABC seharusnya menerima investasi yang besar untuk
mempertahankan posisi dominan dari Rumah Sakit. Integrasi ke depan, belakang,
dan horizontal; penetrasi pasar, pengembangan pasar; pengembangan produk; dan
joint venture merupakan strategi yang sesuai untuk RSABC saat ini. Secara garis
besar, maka strategi yang digunakan adalah :

a. Strategi Integrasi Vertikal

1. Integrasi Maju
Menambah anggota baru di saluran distribusi untuk produk dan layanan saat
ini, atau mengontrol arus pasien dari satu institusi ke institusi lain.

2. Integrasi Mundur
Menambah anggota baru di saluran distribusi untuk produk dan layanan saat
ini, atau mengontrol arus distribusi supplier/pemasok/customer internal dari
satu instansi ke instansi lain.
 Mengembangkan sistem dan prosedur pengadaan barang.
 Meningkatkan kerjasama dengan pemasok.

3. Integrasi Horizontal
Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing.

b. Strategi Intensif

15
1. Pengembangan Pasar
Memperkenalkan produk atau jasa yang ada saat ini ke pasar daerah geografis
baru atau ke segmen baru di dalam pasar daerah geografis yang telah ada saat
ini.

2. Pengembangan Produk
Meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk/jasa atau mengembangkan
kehadiran produk atau jasa itu dan meningkatkan lini produk saat ini.
 Merubah status rumah sakit menjadi rumah sakit umum.
 Menambah ruang poli.
 Menambah produk layanan sampingan di ruang rawat.
 Menambah ruang rawat, khususnya kelas III, II dan I.
 Menyusun tarif kompetitif.
 Membuat merchandise rumah sakit.
 Membuat klub diabetik/klub stroke/klub autis.

3. Penetrasi pasar
Meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada saat ini di pasar
yang telah ada saat ini melalui usaha pemasaran (promosi, distribusi, harga).
 Membina kerjasama dengan dinas pariwisata dan biro perjalanan.
 Program kunjungan rumah pasien.
 Survey kepuasan pelanggan.
 Mengisi kelompok pengajian.
 Membuat Klinik Satelit.
 Program penyuluhan.
 Talk show (TV, Radio dll)

c. Strategi Bertahan dengan cara Joint Venture


Gabungan sumber daya dari dua atau lebih organisasi untuk menyelesaikan
suatu rancangan pekerjaan.

16
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis SWOT dan BCG yang sudah disampaikan di atas, maka
pemilihan strategi pemasaran untuk RSABC Depok adalah sebagai berikut:
1. Dalam Matriks SWOT, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan.
Strategi tersebut berupa penggunaan kekuatan internal untuk meraih
peluang yang ada (Strategi SO); memperkecil kelemahan dengan
memanfaatkan peluang (Strategi WO); menghindari ancaman eksternal (
Strategi ST) dan mengurangi kelemahan serta menghindari ancaman
Strategi WT).
Pengambilan strategi utama ini tidak lepas dari skala prioritas, strategi
mana yang paling efektif dan efisien, analisis sumber daya yang ada,
kemampuan RSABC melakukan strategi tersebut.
2. Dalam BCG Matriks dengan posisi pada STAR yaitu mempunyai pilihan
strategi integrasi vertical berupa integrasi maju, mundur dan horizontal;
strategi Intensif berupa penerobosan pasar, Pengembangan pasar, dan
Pengembangan Produk; serta strategi bertahan berupa joint venture.

BAB VI
PENUTUP

Demikianlah rencana strategis marketing RSABC ini dibuat dengan mengikuti


kebutuhan dan sumber daya yang telah dimiliki. Dengan adanya Rencana Strategis ini,
diharapkan dapat menjadi pedoman pelaksaan kegiatan marketing di RSABC.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Fred R. David, strategic management. Edisi 10. Pearson Prentice Hall.2006. P.


284-300
2. Ayuningtyas, Dumilah, dra,MARS, Modul Manajemen Strategis Rumah Sakit,
Program Pascasarjana Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit,
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, 2005 – 2006, P. 32-34.
3. Sjaaf Amal, Hospital Performance Framework in quality Measurement,
disampaikan dalam Hospital Manajemen Program 3, Medan, Juli 2008.
4. ____________ Data Dinas Kesehatan Kota Depok, Tahun 2008
5. ____________ Data Dinas Kependudukan Kota Depok Tahun 2008 Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil.
6. _____________ Diakses dari: http://www.economy.okzone.com
7. _____________ Laporan hasil observasi tim marketing RSABC, 2009
8. _____________ Master Data Pelayanan Medik RSABC, tahun 2007 – 2010
9. Manajemen Rumah Sakit, Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng – DIY tahun
2004.
10. Methode of Controll for hospital quality assurance systems, dari
www.pubmedcenrall.nih.gop
11. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok 2000 – 2010, Pemerintah Kota Depok,
Tahun 2000.

18

Anda mungkin juga menyukai