Disusun oleh:
Kelas 34D
PROGRAM PASCASARJANA
PENDAHULUAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi menjadi perhatian khusus di dalam rumah sakit.
Menurut WHO (2010), setiap 100 pasien yang dirawat pada saat yang bersamaan, 7 pasien di
negara maju mengalami infeksi nosokomial. Sedangkan di negara berkembang, termasuk
Indonesia, setidaknya 10 pasien yang dirawat mengalami infeksi nosokomial. Menurut
Kementerian Kesehatan RI (2012), penyakit pasien yang datang ke rumah sakit sebagian
besar disebabkan oleh mikro-organisme sehingga risiko perpindahan mikro-organisme
tersebut mudah terjadi melalui petugas, peralatan dan bahan lain yang digunakan untuk
perawatan pasien.
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan
dengan proses kimia atau fisika.
Pusat sterilisasi merupakan salahsatu mata rantai yang penting untuk pengendalian
infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan
fungsi sterilisasi, Pusat Sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur
pelayanan medik,unsur penunjang medik maupun instalasiantara lain perlengkapan , rumah
tangga , pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain lain. Apabila terjadi hambatan
pada salah satu subunit diatas maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil
sterilisasi.
Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9%
(variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil
survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di OKI Jakarta yang dilakukan oleh Perdalin
Jaya dan Rumah Sakit Penyakit lnfeksi Prof. Dr.Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003
didapatkan angka infeksi nosokomial untuk ILO (lnfeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (lnfeksi
Saluran Kemih) 15,1%, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan
lnfeksi Saluran Napas lain 15,1%, serta lnfeksi lain32,1%. Untuk meminimalkan risiko
terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan ,
pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.
lstilah untuk Pusat Sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply Department
(CSSQ) Central Service (CS), Central Supply (CS}, Central Processing Department (CPD)
dan lain-lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan
alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci
fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima , memproses , memproduksi , mensterilkan ,
menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk
kepentingan perawatan pasien. (Depkes,2009)
Tujuan Pusat Sterilisasi :
1. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk
mencegah terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi
infeksinosokomial.
3. Efisiensi tenaga medis I paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada
pelayanan terhadap pasien.
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.
Tugas lnstalasi Pusat Sterilisasi
Tanggung jawab Pusat Sterilisasi bervariasi tergantung dari besar kecilnya rumah
sakit, struktur organisasi dan proses sterilisasi. Tugas utama Pusat Sterilisasi adalah :
1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan.
3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan,kamar operasi
maupun ruangan lainnya.
4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta
bermutu.
5. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan perawatan
pasien. 6. Mempertahankan standar yangtelahditetapkan.
7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi
sebagai bagian dari program upaya pengendalianmutu.
8. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan
pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial.
9. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi.
BAB II
ANALISIS JURNAL
Resume
No. Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Jurnal
1. Judul Rencana Pengembangan CSSD (Central Evaluasi Manajemen Central Sterile Supply Estimation of Sterilization Capacity in
Penelitian Sterile and Supplies Department) Departement (Cssd) Di Rumah Sakit Superspecialty Tertiary Care Hospital in
Berdasarkan Kebutuhan di RS Meilia South East Asia Region
Tahun 2015
2. Detail Jurnal Jurnal ARSI/Oktober 2016 volume 3 nomor Jurnal Medika Indonesia Volume 1 Nomor 2 Ind Medica, Vol. 17, No. 2 (2005-01 -
1 Tahun 2020 2005-12)
3. Nama Lintang Kusuma Delia Irma Febri Mustika P.C. Chaubey & Rampal
Peneliti
4. Nama Muhammad Hasanain, Muhammad Yahya Muhammad Hasanain, Muhammad Yahya Muhammad Hasanain, Muhammad Yahya
Reviewer Shobirin, Moammar Andar Siregar Shobirin, Moammar Andar Siregar Shobirin, Moammar Andar Siregar
5. Tempat dan RS Meilia TAHUN 2015 RS Awal Bros Batam Superspecialty Tertiary Care Hospital in
Penelitian
6. Tujuan Untuk memenuhi persyaratan Peraturan Untuk mengevaluasi manajemen CSSD RS Untuk memahami spesifik standar
Penelitian Menteri Kesehatan RI No.56 Tahun 2014 Awal Bros Batam. formulasi kapasitas CSSD dengan ukuran
dan menghadapi era JKN di tahun 2015 per m2 tiap bed pasien agamemaksimalkan
efisiensi kebutuhan CSSD
7. Metode Analitik dengan pendekatan kualitatif yang Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Studi Deskriptif
Penelitian terfokus pada suatu unit tertentu, yaitu unit deskriptif analitik, dengan metode purposive
OK-CSSD sampling yaitu pengambilan sampel dengan
tujuan tertentu
8. Populasi dan Aspek internal adalah faktor-faktor yang Penelitian ini berfokus pada pelayanan Kapasitas CSSD, jam pergantian kerja
Sampel berpengaruh langsung terhadap CSSD, instalasi pusat sterilisasi RS Awal Bros SDM CSSD, jumlah ketersediaan alat dan
terdiri atas: rencana induk RS Meilia, sarana Batam meliputi aspek sumber daya manusia, SDM, kapasitas mesin dan siklus waktu
CSSD, SDM, teknologi, organisasi, kinerja, proses pelayanan, dan proses manajemen per tiap sterilisasi alat, dan durasi
jumlah alat/bahan steril di RS Meilia, CSSD. fungsional dari CSSD.
geografi serta SPO dan kebijakan CSSD di
RS Meilia. Aspek eksternal adalah faktor- Informan pada penelitian ini berjumlah 4
faktor yang berpengaruh tidak langsung orang terdiri dari Koordinator CSSD, 1
terhadap CSSD, terdiri atas: demografi, Penanggung Jawab, 2 Pelaksana.
morbiditas dan intensitas operasi.
9. Teknik input-process-output dimana input adalah Alat yang digunakan adalah kuesioner. Teknik wawancara dari departemen terkait
Pengumpulan semua faktor yang berpengaruh terhadap mengenai kualitas dan kuantitas supply
CSSD sterile dari CSSD dan kepada departemen
Data
bedah terkait dengan kualitas dan
pelayanan dari tim CSSD rumah sakit
tersebut
10. Analisis Data Deskriptif menggunakan analisis narasi dan penelitian Kualitatif dengan Rancangan Studi Analisa data dengan Teknik Analisa
triangulasi data kasus. Inti dari penelitian kualitatif adalah deskriptif, tidak menyebutkan program
untuk mengidentifikasi karakteristik dan statistic yang digunakan
struktur fenomena serta peristiwa dalam
konteks alaminya, selanjutnya karakteristik
ini dibawa secara bersama-sama untuk
membentuk sebuah teori mini atau model
konseptual (Jonker, Dkk., 2011).
11. Hasil Aspek Internal Perencanaan CSSD RS Awal Bros Batam Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
Penelitian sudah terencana dengan baik, tidak terdapat complain ataupun
Di dalam rencana induk, RS Meilia akan Pengorganisasian CSSD belum tersusun pembatalan dari rencana pembedahan
memberlakukan program JKN pada tahun ini secara maksimal, pelaksanaan terdiri dari yang sudah tersusun sesuai jadwal akibat
(Informan 2/4, 2015). Lokasi strategis serta penerimaan alat, pengemasan, pelabelan, ketidaktersediaan alat steril dari bagian
kelas RS Meilia yang lebih unggul dari pensterilan, pendistribusian dan penyimpan. CSSD yang ada. Tidak ditemukan adanya
rumah sakit sekitar menjadikan rumah sakit complain mengenai sterilisasi alat yang
sekitar tidak hanya sebagai kompetitor tetapi kurang baik dan sample indikator biologis
juga menjadi peluang bisnis, khususnya yang dikirim ke bagian mikrobiologi juga
untuk pelayanan CSSD. Pada masterplan, tidak menemukan adanya bakteri ataupun
RS Meilia memiliki dua bangunan, yaitu pathogen lainnya selama di ruang operasi,
bangunan utama dan bangunan penunjang. menandakan bahwa tim CSSD pada
CSSD sudah dipersiapkan menjadi unit rumah sakit tersebut melaksanakan
tersendiri dengan menyediakan sarana dan tugasnya dengan baik sesuai dengan
prasarana khusus untuk unit CSSD di lantai procedural yang ada.
2 bangunan penunjang (As Built Drawing
Architecture RS Meilia, 2006). Ruang-ruang
CSSD yang sudah ada, terdiri atas: area
washer, area bersih, area mesin sterilisasi,
area steril, area distribusi, ruang istirahat
karyawan dan kantor administrasi (As Built
Drawing Architecture RS Meilia denah
lantai 2 bangunan penunjang, 2006). Utilitas
yang berkaitan dengan sarana CSSD pun
sudah siap untuk diaktifkan (As Built
Drawing Electronic & Mechanical RS
Meilia, 2006).
12. Kesimpulan RS Meilia sudah merencanakan untuk Fasilitas yang dimiliki oleh instalasi pusat Efektivitas dan efisiensi pelayanan CSSD
menjadikan CSSD sebagai unit tersendiri dan sterilisasi saat masih belum sesuai dengan dapat menggunakan indikator jumlah bed
akan dilakukan di tahun depan karena pedoman instalasi pusat sterilisasi dan yang tersedia di rumah sakit dengan
peningkatan pelayanan diperkirakan akan pedoman RS type B. Hal ini dikarenakan RS memperhitungkan jumlah bed per m2
meningkat 2 sampai 3 kali lipat akibat Awal Bros Batam dalam proses dengan kebutuhan alat dan supply alat
pemberlakuan program JKN pada akhir pengembangan, instalasi pusat sterilisasi steril di rumah sakit tersebut.
tahun ini. Permasalahan paling krusial adalah telah disiapkan di bangunan baru dengan
alur distribusi barang kotor dan barang steril kapasitas yang cukup besar dengan ruang
masih bercampur dan perlu segera yang memadai. Pihak manajemen RS Awal
diselesaikan. Bros Batam telah mempersiapkan bangunan
dengan ruang administrasi, dekontaminasi,
Namun dalam perencanaan jangka pendek, setting, sterilisasi, penyimpanan, dan
CSSD masih dapat dikelola bersama dengan penyerahan yang terpisah.
unit OK dengan beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu tidak adanya penanggung
jawab CSSD menjadikan kinerja CSSD
kurang diperhatikan; pengetahuan dan
kemampuan petugas CSSD yang masih
kurang mengenai informasi terbaru tentang
sterilisasi; SPO yang belum diperbaharui dan
belum disosialisasikan kepada unit lain;
mesin sterilisasi yang sudah 3 kali
mengalami kerusakan hingga perlu
memanggil vendor; label yang masih ditulis
manual dan tidak menunjukkan kualitas
alat/bahan steril berdasarkan indikator.
Sedangkan perencanaan jangka panjang
minimal dilaksanakan pada tahun depan
karena berkaitan dengan peningkatan
pelayanan pasien di RS Meilia akibat
program JKN.
13. Daftar - Chaubey, P.C., Rampal. (2005). Estimation of Sterilization Capacity in - Bhaskaran, V.P., - Laforce F M. Control of
Pustaka Superspecialty Tertiary Care Hospital in South East Asia Region. Journal Satyashankar, P. and infections in the Hospitals:
of the Academy of Hospital Administration-Ind Medica 2005 January – Desmond, D.S.S., 1750- 1950. In. Wenzel R P.
December: 17 (2): p. 2 - 5. Sitasi dari 2002. Use of hospital Editor; Prevention and Control
http://www.indmedica.com/journals.php?journalid=6&issueid= 72&a.. —Accounting based On Nosocomial Infections;3rd
- Depkes RI. (2009). Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD/Central cost studies to aid in edition; Williams & Wilkins
Sterile Supply Department) di Rumah Sakit. Jakarta. better management of USA, 1997: 3-19
- Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Teknis di Bidang Sarana resources of CSSD in - Ducel G, Fabry J, Nicolle
dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B. Jakarta. a large tertiary care. L.Editors In. Prevention of
- Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Teknis Bangunan Rumah Teaching Hospital. Hospital-Acquired infections;
Sakit Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD). Jakarta. Journal of Academy 2nd edition WHO, AITBS
- Richards Medical. (2012). CSSD Products. Issue 3.0. Australia: Richards of Hospital Publishers Delhi, 2004
Medical, Pty. LTD. http://www.richardsmedical.com.au/assets/ cat/e- Administration, 14, - Joslyn L. Sterilization by Heat.
booklet_CATCSSD_V3.0_RM.pdf pp.15-18. In. Block S S.
- RS Meilia. (2014). Laporan Tahunan Bagian Medik & Keperawatan - Bhaskaran, V.P., Editor ;Disinfection,
Rumah Sakit Meilia. Depok. Satyashankar, P. and Sterilization & Preservation; 3rd
- RS Meilia. (2006). As Built Drawing Architecture RS Meilia Desmond, D.S.S., edition; Lea & Febiger, 1983: 1-
- RS Meilia. (2006). As Built Drawing Electronic & Mechanical RS 2002. Use of hospital 46
Meilia —Accounting based - Kunders G D Editor In.
- RS Meilia. (2013). Business Plan RSM 2013-2017 cost studies to aid in Hospitals:Facility Planning and
- Sutoto,Dr.dr. M.Kes. (2014). Rumah Sakit Nilai Kinerja BPJS Kesehatan better management of Management, Tata McGraw Hill
Makin Positif. Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7. Halaman 5. Sitasi resources of CSSD in New Delhi, 2004: Chapter 9,
diakses atau diambildari http://www.slideshare.net/bpjs a large tertiary care. Planning and Designing Support
- Unit OK-CSSD RS Meilia. (2015). Target ADQ dan Pendapatan dari Bu Journal of Academy
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
Resume
No. Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Jurnal
1. Judul dan Rencana Pengembangan CSSD (Central Evaluasi Manajemen Central Sterile Supply Estimasi kapasitas sterilisasi pada
Tujuan Sterile and Supplies Department) Departement (Cssd) Di Rumah Sakit rumah sakit superspecialist
Penelitian Berdasarkan Kebutuhan di RS Meilia tertiary care di Asia Tenggara
Tahun 2015 Untuk mengevaluasi manajemen CSSD RS
Awal Bros Batam. Untuk memahami spesifik standar
Untuk memenuhi persyaratan peraturan formulasi kapasitas CSSD dengan
Menteri Kesehatan RI No.56 Tahun 2014 ukuran per m2 tiap bed pasien
dan menghadapi era JKN di tahun 2015 agamemaksimalkan efisiensi
kebutuhan CSSD
2. Jenis dan Analitik dengan pendekatan kualitatif yang Desain penelitian kualitatif dengan Penelitian ini merupakan
Desain terfokus pada suatu unit tertentu pendekatan studi kasus digunakan untuk penelitian deskriptif, data yang
Penelitian menggali informasi di instlasi pusat digunakan merupakan data
sterilisasi. kuantitatif dan kualitatif.
3. Populasi dan Aspek internal adalah faktor-faktor yang Penelitian ini berfokus pada pelayanan Kapasitas CSSD, jam pergantian
Sampel berpengaruh langsung terhadap CSSD, instalasi pusat sterilisasi RS Awal Bros kerja SDM CSSD, jumlah
terdiri atas: rencana induk RS Meilia, sarana Batam meliputi aspek sumber daya manusia, ketersediaan alat dan SDM,
CSSD, SDM, teknologi, organisasi, kinerja, proses pelayanan, dan proses manajemen kapasitas mesin dan siklus waktu
jumlah alat/bahan steril di RS Meilia, CSSD. per tiap sterilisasi alat, dan durasi
geografi serta SPO dan kebijakan CSSD di Objek pada penelitian ini adalah pelayanan fungsional dari CSSD.
RS Meilia. Aspek eksternal adalah faktor- instalasi pusat sterilisasi RS Awal Bros
faktor yang berpengaruh tidak langsung Batam. Informan pada penelitian ini
terhadap CSSD, terdiri atas: demografi, berjumlah 4 orang terdiri dari Koordinator
morbiditas dan intensitas operasi. CSSD, 1 Penanggung Jawab, 2 Pelaksana.
4. Teknik input-process-output dimana input adalah Teknik wawancara dan observasi Teknik wawancara dari
Data dikonfirmasi dengan adanya data dari RS dari sumber primer yaitu melalui wawancara bersumber dari sumber primer
tersebut. dengan responden yaitu melalui wawancara dengan
responden terkait dengan
penelitian, yaitu tim CSSD dan
tim bedah di rumah sakit tersebut
7. Kekuatan - Pembahasannya sangat detail dan Menggunakan teknik wawancara dan Menggunakan Teknik wawancara
Jurnal terperinci observasi terhadap responden yaitu dalam pengumpulan sample dan
- Disusun dengan menggunakan prosedur Koordinator CSSD, 1 Penanggung Jawab, data sehingga data yang
atau tahapan tertentu 2 Pelaksana. Sehingga dapat titik didapatkan valid berasal dari
- Menggunakan bahasa yang lugas permasalahan yang ada di RS Awal Bros sumber primer responden,
mengenai CSSD. sehingga data dan proses
pelaksanaan sangatlah factual
berdasarkan kegiatan sehari – hari
yang dilaksanakan di bagian
CSSD rumah sakit tersebut.
8. Kelemahan Tujuan penelitian tidak begitu jelas Mungkin diperlukannya kajian yang lebih Analisa statistik yang digunakan
Jurnal sehingga membingungkan pembaca lanjut tidak hanya teknik wawancara atau hanya terbatas pada deskriptif
tentang apa yang ingin dicapai dalam observasi saja. analitik dan tidak menyebutkan
penelitian ini dan juga hasil penelitian ang program apa yang digunakan
kurang singkron dengan metode penilitian. dalam melakukan Analisa
tersebut. Tidak adanya Analisa
korelasi antar variable data yang
dikumpulkan sehingga tidak
dapat disimpulkan secara statistik
signifikan atau tidak
9. Opini Jurnal ini memiliki karakteristik yang sangat - Perencanaan CSSD RS Awal Bros Secara keseluruhan penelitian
Kelompok baik Batam sudah terencana dengan baik, deskriptif yang dilakukan sudah
Pengorganisasian CSSD belum sangat baik dan data yang
tersusun secara maksimal, dikumpulkan dapat dikatakan
pelaksanaan terdiri dari penerimaan valid karena berasal dari sumber
alat, pengemasan, pelabelan, primer yaitu dengan Teknik
pensterilan, pendistribusian dan wawancara kepada tim CSSD
penyimpan. Pengelolaan staf dan dan tim bedah rumah sakit yang
sarana fisik, sudah sesuai dengan bersangkutan. Namun dalam
pedoman dalam pengelolaan CSSD. pelaksanaan Analisa data
Hambatan utama adalah dukungan sebaiknya menggunakan Analisa
dari manajemen yang masih kurang, yang lebih mendalam agar
kebutuhan jumlah SDM, dan fasilitas mendapatkan hasil serta
yang belum memenuhi. kesimpulan data yang lebih baik.
10. Abstrak Untuk memenuhi persyaratan Peraturan Latar Belakang : Rumah sakit sebagai Abad ke-21 melihat peningkatan
Menteri Kesehatan RI No.56 Tahun 2014 institusi penyedia pelayanan kesehatan yang peran organisasi perawatan
dan menghadapi era JKN di tahun 2015, RS mengutamakan keselamatan pasien dan tersier dalam sistem pemberian
Meilia merencanakan pengembangan CSSD petugas selalu berupaya untuk mencegah perawatan kesehatan spesialis
yang mengacu pada literatur, peraturan, terjadinya resiko infeksi rumah sakit. Untuk (super). Di era globalisasi dan
pedoman dan standar dari Kemenkes RI saja mencapai keberhasilan tersebut maka perlu penyebaran informasi yang
serta mengacu pada analisis faktor internal dilakukan pengendalian infeksi di Rumah efektif, tingkat kesadaran telah
dan eksternal di CSSD RS Meilia untuk Sakit dengan cara melakukan sterilisasi pada meningkat. Konotasi moral dan
mencapai CSSD yang ideal. Hasil analisis alat atau bahan tertentu yang bertujuan untuk hukum dari pemberian perawatan
yang didapatkan adalah RS Meilia sudah menghancurkan semua bentuk kehidupan kesehatan telah membuat dampak
mempersiapkan unit CSSD tersendiri sejak mikroba termasuk endospora dan dapat yang luar biasa pada bagaimana
dibangunnya rumah sakit. Selain itu, dilakukan dengan proses kimia atau fisika di layanan rumah sakit
terdapat masalah alur distribusi barang kotor Central Sterile Supply Departement (CSSD). direncanakan. Mengikuti konsep
dan barang steril yang masih bercampur. Central Steril Supply Departement (CSSD) "Do No Further Harm", rumah
Rencana pengembangan CSSD terbagi atas merupakan salah satu unit pengelola alat sakit terikat secara etis untuk
tiga tahap. Tahap pertama harus segera kesehatan dan linen steril pada fase akhir di mengendalikan infeksi
dilakukan karena berkaitan dengan rumah sakit, sehingga CSSD merupakan Nosokomial. Hal ini membuat
akreditasi rumah sakit, yaitu pemisahan alur ujung tombak terjaminnya sterilitas alat layanan sterilisasi terencana
distribusi barang steril dengan barang kotor. kesehatan. Tujuan : Untuk mengevaluasi dengan baik menjadi keharusan.
Tahap kedua adalah langkah-langkah manajemen CSSD RS Awal Bros Batam. Dalam perencanaan departemen
pengembangan CSSD dengan kondisi CSSD Metode : Desain penelitian kualitatif dengan suplai Steril, poin-poin penting
masih berada tetap dibawah unit OK, yaitu pendekatan studi kasus digunakan untuk yang harus diingat termasuk
berkaitan dengan pengembangan SDM, menggali informasi di instlasi pusat kebijakan sterilisasi rumah sakit
pembaruan dan sosialisasi SPO, sterilisasi. Informan pada penelitian ini mengenai sentralisasi /
peningkatan pemeliharaan mesin dan sebanyak 4 orang. Pengumpulan data dengan desentralisasi, jumlah departemen
penerapan standar label alat.bahan steril. wawancara mendalam, daftar tilik, konsumen, jumlah total jam yang
Sedangkan tahap ketiganya adalah observasi, serta telusur dokumen. Hasil Dan berfungsi dalam 24 jam, tingkat
langkahlangkah yang harus dilakukan Pembahasan : Perencanaan CSSD RS Awal perputaran dan jumlah barang-
apabila pengembangan CSSD menjadi unit Bros Batam sudah terencana dengan baik, barang yang memerlukan
sendiri, yaitu renovasi ruang OK dan CSSD Pengorganisasian CSSD belum tersusun sterilisasi. Berdasarkan faktor-
untuk pemisahan distribusi barang steril dan secara maksimal, pelaksanaan terdiri dari faktor di atas perkiraan volume
barang kotor, perekrutan SDM, dan penerimaan alat, pengemasan, pelabelan, ruang sterilisasi yang diperlukan
menambah perlengkapan CSSD lainnya. pensterilan, pendistribusian dan penyimpan. untuk satu bedengan dapat
Pengelolaan staf dan sarana fisik, sudah diturunkan. Ini akan membantu
sesuai dengan pedoman dalam pengelolaan dalam pengadaan jumlah autoklaf
CSSD. Hambatan utama adalah dukungan yang optimal dengan kapasitas
dari manajemen yang masih kurang, yang tepat. Disimpulkan dari
kebutuhan jumlah SDM, dan fasilitas yang penelitian tersebut bahwa rumah
belum memenuhi. Saran : Penambahan sakit superspesialisasi
Jumlah SDM dan melengkapi fasilitas yang menggunakan ruang sterilisasi
ada di CSSD RS Awal Bro 0,665 kaki kubik per tempat tidur
dalam 24 jam. Menjaga
penyangga untuk waktu henti
pemeliharaan, 'Kapasitas
Sterilisasi Total' yang optimal
adalah 0,730 cu ft per Ranjang
selama 24 Jam.
11. Kata Kunci
KESIMPULAN
1. Rumah sakit sudah merencanakan untuk menjadikan CSSD sebagai unit tersendiri
karena peningkatan pelayanan diperkirakan akan meningkat 2 sampai 3 kali lipat
akibat pemberlakuan program JKN pada akhir tahun ini. Permasalahan paling
krusial adalah alur distribusi barang kotor dan barang steril masih bercampur dan
perlu segera diselesaikan.
2. Central Steril Supply Department (CSSD) merupakan salah satu unit pengelola alat
kesehatan dan linen steril pada fase akhir di rumah sakit, sehingga CSSD
merupakan ujung tombak terjaminnya sterilitas alat kesehatan.
3. Manajemen merupakan sebuah proses yang mengarahkan dan membimbing
kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan, karena tanpa manajemen, semua
usaha akan sia-sia. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi agar
mencapai tujuan. Manajemen CSSD sangat dibutuhkan oleh suatu rumah sakit
karena tanpa manajemen pencapaian tujuannya akan lebih sulit (Herlambang,
2012).
SARAN
Mengingat peran rumah sakit dan jenis kegiatan serta volume pekerjaan pada instalasi
pusat sterilisasi demikian besar, maka hendaknya rumah sak it mempunyai pusat sterilisasi
yang tersendiri, dengan pertimbangan sebagai berikut :