Dibuat Oleh :
Pembimbing :
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai penyedia layanan kesehatan, RS mendapatkan informasi terbaru tentang
manajemen CSSD dalam hal karakteristik pimpinan RS, kepegawaian, dan status
mental pegawai di unit CSSD terlebih saat ini sedang menagalai epidemi Covid-19.
Disamping itu, RS dapat menggunakan studi telaah jurnal ini sebagai bagan
pertimbangan dan pengambilan keputusan, termasuk juga pengubahan standar
prosedur operasional (SPO) yang bermanfaat untuk unit CSSD di RS masing-masing.
2.1 Telaah Jurnal terkiat Manajemen Pelayanan Unit CSSD di Rumah Sakit
Berikut ini akan dibahas terkait telaah jurnal yang terpilih yang terdiri dari dua jurnal
berskala nasional dan satu jurnal berskala internasional. Jurnal pertama dengan judul
analisis karakteristik pimpinan dan rumah sakit dalam praktik sterilisasi yang baik,
dimana jurnal ini disusun oleh Achmad Kadri Ansyori, Satibi, dan Rosita Mulyaningsih
dan dipublikasikan pada Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Universitas Gajah
Mada pada 2015 lalu. Jurnal kedua dengan judul analisis hubungan beban kerja dengan
stres kerja di ruang CSSD, dimana jurnal ini disusun oleh Dikky Fahamsyah dan
dipublikasikan pada The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health pada
2017 lalu. Jurnal ketiga adalah jurnal internasional yang berjudul mental state of central
sterile supply department pegawai during COVID-19 epidemic and CART analysis dan
dipublikasikan pada BMC Health Services Research. Ketiga jurnal ini akan ditelaah
dengan memerhatikan kebutuhan manajemen pelayanan di unit CSSD di RS.
Secara garis besar, telaah jurnal ini dapat mengetahui profil penelitian yang mencakup
judul penelitian, nama peneliti, tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan
data, analisis data, hasil penelitian, kekuatan, kelemahan, dan kesimpulan. Disamping
itu, dapat mengetahuiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di unit CSSD dan
mengetahui strategi pemecahan masalah yang terjadi yang berkaitan dengan manajemen
pelayanan di unit CSSD di Rumah Sakit.
2.2 Rangkuman Telaah Jurnal
Berikut ini adalah tabel yang memuat telaah jurnal terkait CSSD di Rumah Sakit.
Tabel 1
Rangkuman Telaah Jurnal terkait Manajemen Pelayanan Unit CSSD di Rumah Sakit
No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3
1. Judul Penelitian Analisis karakteristik pimpinan Analisis hubungan beban kerja Mental state of central sterile
dan rumah sakit dalam praktek mental dengan stress kerja supply department pegawai
sterilisasi yang baik during covid 19 epidemic and
cart analysis
2. Nama Peneliti Achmad Kadri Ansyori, Satibi, Dikky Fahamsyah Wei Pan, Juan Hu, dan Liangyi
Rosita Mulyaningsih Li
3. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi hubungan dan Mempelajari gambaran beban kerja Mempelajari keadaan status
perbedaan karakteristik mental SDM di CSSD selama
pimpinan dan karakteristik pandemi Covid 19 dan hal-hal
rumah sakit terhadap praktek yang mempengaruhinya.
sterilisasi yang baik di unit
CSSD RS
4. Tempat dan Waktu Dilakukan di 23 Rumah Saskit Instalasi CSSD RSU Haji Surabaya RS Sekunder A atau yang lebih
Penelitian tipe A dan B di Yogyakarta pada November sampai Desember tinggi di Provinsi Sichuan,
Jawa Tengah tahun 2015 2016 Tiongkok pada Februari 2020
5. Subjek Penelitian Pegawai CSSD dan Rumah Pegawai CSSD Pegawai CSSD dan perawat
Sakit klinis CSSD
6. Desain penelitian Penelitian Kuantitatif Penelitian Kuantitatif Penelitian kualitatif
7. Jenis Penelitian Penelitan deskriptif analitik Penelitian deskriptif analitik Penelitian deskriptif analitik
8. Populasi dan 38 responden yang terdiri dari Populasi : 12 pegawai CSSD, 423 pegawai CSSD
Sampel 23 orang sebagai kepala instansi Sampel : 11 pegawai CSSD
CSSD dan 15 orang yang
bekerja di sub divisi CSSD
No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3
9. Teknik Instrumen yang digunakan Pengukuran beban kerja dengan Menggunakan kuesioner online
Pengumpulan Data adalah kuesioner dengan menggunakan kuisioner National dilakukan secara sukarela oleh
menggunakan 4 poin skala Aeronautics & Space responden. Kuisioner teresbut
dengan menggunakan Guideline Administration Task Load Index berisikan informasi umum
Sterile Processing in atau NASA TLX. Sedangkan tentang posisi kerja, jenis
Healthcare Facilities : pengukuran stres kerja dengan kelamin, usia, latar belakang
Preparing for Accreditation menggunakan kuisioner Self Report pendidikan, tingkat RS dan
Surveys, Best Practice for Measure. status politik responden. Pada
Cleansing, Desinfection and pengukuran status mental
Sterilitation of Medical menggunakan Chinese
Equipment / Devices dan Perceived Stress Scale atau
Comprehensive Guide to Steam CPSS, Stress Anxiety Scale atau
Sterilization and Sterilitu SAS, dan Connor-Davidson
Assurance in Health Care Reslience Scale (CSSD).
Facilities
10. Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan Menggunakan analisis univariat dan Menggunakan analisis univariat
uji validitas dan reliabilitas analisis bivariat. Pada analisis dan dilanjutkan dengan analisis
terlebih dahulu. KUji validitas univariat menggunakan uji distribusi varian atau ANOVA yang
dilakukan dengan menemudian frekuensi yang mengamati bertujuan untuk mengetahui
dilanjutkan dengan analisis gambaran distribusi kelompok perbedaan status mental antara
deskriptif dan analisis bivariat umur, tingkat pendidikan, masa perawat CSSD dan pegawai
meggunakan korelasi pearson kerja, beban kerja, dan stres kerja. logistik CSSD. Serta analisis
product moment. Sedangkan Sedangkan analisis bivariat CART untuk mengetahui
pada uji beda dua rerata menggunakan uji cross sectional variasi antar kelompok dengan
menggunakan uji T dan Anova. dimana mengamati hubungan antara chi square.
beban kerja dan stres kerja.
No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3
11. Hasil Penelitian Hasil analisis deskriptif Gambaran subjek penelitian atau Gambaran umum pegawai
menunjukan bahwa karakteristik responden yaitu mayoritas berusia CSSD, mayoritas responden
responden sebagian besar telah 40-44 tahun sebanyak 4 orang bejenis kelamin perempuan 378
bekerja di CSSD selama 1-5 (36,36%), memiliki tingkatorang (89,37%), sebagai
tahun sebesar 63%, memiliki pendidikan SMA/SMK sebanyak 6 perawat 335 (79,2%), berumur
tingkat pendidikan dominan orang (54,56%), memiliki masa 40-50 tahun (35,7%), memiliki
sarjana sebesar 39%, berjenis kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 9 tingkat pendidikan diploma
kelamin perempuan sebesar orang (81,82%), memiliki beban keperawatan sebanyak 162
39%, berusia 40-50 tahun kerja sedang sebanyak 7 orang orang (38,3%), berasal dari RS
sebanyak 39%, profesi tenaga (63,64%), dan memiliki stress kerja tersier A sebanyak 216 orang
perawat 39%, apoteker 18%, sedang sebanyak 6 orang (54,55%). ( 51,05%) dari tidak memiliki
kesehatan masyarakat 16%, dan afiliasi politik sebesar 299
lain-lain 10%, Sebagian besar Pada analisis bivariat ditemukan orang (70,69%).
responden telah mengikuti bahwa sebanyak 4 orang (36,36%)
pelatihan CSSD sebanyak 1-3 diantaranya memiliki beban kerja Hasil skor CD-RISC, CPSS,
kali 71%. Sebagian besar rendah dan juga stres kerja rendah dan SAS, serta hubungannya
pimpinan tidak mengetahui dengan p value = 0,002 (p value < adalah sebagai berikut. Skor
CSSD sebelum bekerja di CSSD 0,05) menunjukkan bahwa ada CD-RISC adalah 64,26 ±
61%. Sebagian besar pimpinan hubungan antara beban kerja dan 15,129 (Skor faktor keuletan:
tidak memahami proses stres kerja. Hasil analisis lanjutan 31,70 ± 8,066, Skor faktor
sterilisasi yang benar sebelum ditemukan koefisien korelasi kekuatan: 21,60 ± 5,066, Skor
bekerja di CSSD 53% sebesar +0,828 yang menunjukkan faktor Optimisme: 10,96 ±
bahwa kekuatan antara kedua 3,189), skor SAS adalah 37,39
Hasil analisis pada RS variabel mempunyai hubungan yang ± 8,458, dan skor CPSS adalah
menunjukan bahwa sebagian kuat dan searah. 19,21 ± 7.265. Seperti yang
besar RS Swasta 44%, RS Tipe terungkap dalam koefisien
B 74%. Pada analisis tempat korelasi pearson, variabel dan
tidur, TT > 400-600 buah 70% hasil uji-t yang sesuai, skor
dan SDM yang dimiliki CSSD CPSS pegawai CSSD
sebanyak 1-10 orang 78%. berkorelasi positif dengan skor
SAS mereka (r = 0,66, p <0,01),
skor CPSS mereka berkorelasi
negatif dengan skor CD-RISC
mereka (r = 0,617, p < 0,01);
skor SAS mereka adalah
korelasi negatif dengan skor
CD -RISC (r = 0,477, p < 0,01).
Mempengaruhi faktor untuk
ketahanan, stres yang dirasakan,
dan kecemasan
Bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara apoteker, perawat, sarjana Kesehatan masyarakat dan tenaga Kesehatan lainnya terhadap
pemahaman praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki dalam praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit.
Hasil penelitian mengenai hubungan karakteristik rumah sakit terhadap praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit.
Hubungan karakteristik rumah sakit berdasarkan jumlah tempat tidur yang dimiliki rumah sakit menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
terhadap kinerja praktek sterilisasi yang baik di CSSD
Pada pembahasan antara hubungan Adanya korelasi positif antara CPSS yaitu stress dengan SAS
beban kerja dan sterss kerja menunjukkan stress yang dialami pegawai CSSD selama masa
menunjukkan bahwa beban kerja pandemi mempengaruhi tingkat kecemasan yang dirasakan
yang berat yang dialami dalam oleh petugas CSSD sedangkan CPSS pegawai CSSD
jangka panjang akan memengaruhi berkorelasi negatif dengan CD-RISC pegawai CSSD artinya
kesehatan tenaga kerja baik fisik tingkat stress pegawai CSSD akan mempengaruhi penurunan
dan mental, sehingga adanya respon optimesme, keuletan dan optimisme pegawai CSSD selama
dari situasi di sekitar tempat kerja masa pandemi Covid 19. Skor SAS berkorelasi negatif dengan
menjadi bahaya atau ancaman CD-RISC artinya tingkat kecemasan yang tinggi akan
seperti perasaan takut, cemas, mempengaruhi penurunan keuletan, ketahanan, dan optimisme
bersalah, marah dan lain sebagainya. pegawai CSSD, CART kelompok usia yang lebih muda (18-25
dan 26-30) akan mempengaruhi tingkat stress yang lebih tinggi,
Adanya hubungan antara beban dan sebaliknya pegawai yang lebih tua dan lama kerja akan
kerja dengan stres kerja yang mengurangi tingkat stress. Status politik mempengaruhi
dialami oleh tenaga kerja di Unit ketahanan CD-RISC lebih tinggi pada partai komunis
CSSD RS Haji karena tenaga kerja Tiongkok. Kecemasan perawat CSSD lebih tinggi dari pada
telah ditargetkan dalam kecemasan pegawai logistic CSSD.
menyelesaikan pekerjaan sesuai
waktu yang ditentukan. Selain itu
pekerjaan dari tenaga kerja juga
melakukan pekerjaan yang berulang
setiap harinya. Selain itu terjadi
peningkatan pasien yang datang
serta penggunaan alat steril untuk
melaksanakan operasi tentunya
membutuhkan alat steril yang cepat
dipersiapkan.
Ketiga penelitian ini merupakan membahas terkait dengan pimpinan dan rumah sakit dalam
praktik sterilisasi yang baik dan dua lainnya mendalami terkait beban kerja dan stres kerja di
ruang CSSD. Dua penelitian merupakan penelitian berskala nasional yang dilakukan di
Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta satu penelitian berskala internasional yang
dilakukan di Tiongkok.
Pada dua penelitian nasional dipublikasi sebelum pandemi Covid-19 yaitu pada tahun 2015
dan 2016. Sedangkan penelitian internasional dipublikasi pada saat pandemi Covid-19 yaitu
pada tahun 2020. Ketida penelitian ini dilakukan dengan desain kuantitatif dengan jenis
peneitian analisis deskriptif analitis. Populasi dan sampel penelitiannya terdiri dari pegawai
CSSD yang terdiri dari perawat, pegawai logistik, pelaksana, asisten, dan kepala ruang
CSSD. Pada teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisiner dan selanjutnya nanti
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji analisis deskriptif dan analisis bivariat
dengan menggunakan uji chi square, uji T, dan uji ANOVA.
Hasil penelitian pertama menunjukkan adanya informasi terkait hubungan antara variabel
dependen dan independen. Pada penelitian pertama yang membahas terntan analisis pimpinan
dan RS terhadap pelaksanaan sterilisasi yang baik ditemukan adanya hubungan yang
signifikan antara karakteristik pimpinan CSSD (tingkat pendidikan, jenis kelamin, pimpinan
yang mengetahui dan tidak mengetahui CSSD sebelum bekerja di CSSD rumah sakit, dan
pimpinan yang memahami proses sterilisasi sebelum bekerja di CSSD rumah sakit). Ada
hubungan antara karakterisatik rumah sakit dengan tempat tidur yang dimiliki dan tidak ada
perbedaan antara profesi tenaga kesehatan CSSD terhadap praktek sterilisasi yang baik di
rumah sakit. Pada penelitian kedua ditemukan bahwa mayoritas pegawai unit CSSD memiliki
beban kerja sedang, dan memiliki stres kerja sedang. Ada hubungan antara beban kerja dan
stres kerja pegawai di unit CSSD RSU Haji Surabaya dengan hubungan kuat dan searah yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi beban kerja maka akan semakin tinggi stres kerjanya.
Sedangkan pada penelitian internasional ditemukan bahwa Ada hubungan antar stress dan
kecemasan pada pegawai CSSD yaitu makin tinggi stress pegawai CSSD makin tinggi
kecemasan yang dirasakan pegawai CSSD serta menurun optimism dan ketahanan serta
keuletan pegawai CSSD.
Pada penelitian pertama karakteristik pimpinan dalam hal lama kerja, usia, dan frekuensi
pelatihan, tidak memiliki hubungan dan perbedaan yang signifikan dengan praktek sterilisasi
yang baik di CSSD. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pimpinan CSSD yang
sudah menempuh S2 paling baik dalam menjalankan praktek sterilisasi yang baik di CSSD
rumah sakit. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seorang kepala (pimpinan),
maka sangat dapat mempengaruhi kesadaran diri untuk dapat bekerja dengan baik dan
benar,
Bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara apoteker, perawat, sarjana Kesehatan
masyarakat dan tenaga Kesehatan lainnya terhadap pemahaman praktek sterilisasi yang baik
di CSSD rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih baik
dibandingkan laki-laki dalam praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit. Hasil
penelitian mengenai hubungan karakteristik rumah sakit terhadap praktek sterilisasi yang baik
di CSSD rumah sakit.
Pada penelitian kedua, hubungan beban kerja dan sterss kerja menunjukkan bahwa beban
kerja yang berat yang dialami dalam jangka panjang akan memengaruhi kesehatan tenaga
kerja baik fisik dan mental, sehingga adanya respon dari situasi di sekitar tempat kerja
menjadi bahaya atau ancaman seperti perasaan takut, cemas, bersalah, marah dan lain
sebagainya. Adanya hubungan antara beban kerja dengan stres kerja yang dialami oleh tenaga
kerja di Unit CSSD RS Haji karena tenaga kerja telah ditargetkan dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan. Selain itu pekerjaan dari tenaga kerja juga
melakukan pekerjaan yang berulang setiap harinya. Selain itu terjadi peningkatan pasien yang
datang serta penggunaan alat steril untuk melaksanakan operasi tentunya membutuhkan alat
steril yang cepat dipersiapkan. Pembahasan lainnya dampak buruk yang disebabkan oleh
beban kerja yaitu stres kerja. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan olah raga ringan
atau peregangan sebelum melakukan pekerjaan atau disela-sela pekerjaan seperti
menggerakkan tangan dan kaki saat duduk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah di dalam tubuh menjadi lebih lancar sehingga pikiran menjadi lebih segar dan dapat
merelaksasi otot sehingga lebih rileks dan mengurangi stres akibat pekerjaan. Pegawai juga
diharapkan dapat memanfaatkan waktu istirahat dengan baik untuk beristirahat sehingga
dapat melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
Pada penelitian ketiga adanya korelasi positif antara CPSS yaitu stress dengan SAS
menunjukkan stress yang dialami pegawai CSSD selama masa pandemi mempengaruhi
tingkat kecemasan yang dirasakan oleh petugas CSSD sedangkan CPSS pegawai CSSD
berkorelasi negatif dengan CD-RISC pegawai CSSD artinya tingkat stress pegawai CSSD
akan mempengaruhi penurunan optimesme, keuletan dan optimisme pegawai CSSD selama
masa pandemi Covid 19. Skor SAS berkorelasi negatif dengan CD-RISC artinya tingkat
kecemasan yang tinggi akan mempengaruhi penurunan keuletan, ketahanan, dan optimisme
pegawai CSSD, CART kelompok usia yang lebih muda (18-25 dan 26-30) akan
mempengaruhi tingkat stress yang lebih tinggi, dan sebaliknya pegawai yang lebih tua dan
lama kerja akan mengurangi tingkat stress. Status politik mempengaruhi ketahanan CD-RISC
lebih tinggi pada partai komunis Tiongkok. Kecemasan perawat CSSD lebih tinggi dari pada
kecemasan pegawai logistic CSSD.
Penelitian pertama, kedua, dan ketiga memiliki beberapa kekuatan yaitu kemampuan untuk
mengidentifikasi terkait metode dan SDM di ruang CSSD. Namun penelitian ini juga
memiliki beberapa kekurangan, yang utama yaitu belum menunjukkan adanya justifikasi
penelitian pada penelitian kedua dan ketiga dalam hal mengidentifikasi stres kerja pada
pegawai CSSD.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Ketiga penelitian ini membahas terkait dengan manajemen metode pelaksanaan dan
sumber daya manusia dengan melibatkan subjek penelitian berupa perawat, tenaga
kesehatan, karyawan, dan asisten di unit CSSD Rumah Sakit. Sedangkan waktu dan
tempat penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu di 2015, 2016, dan 2020 yang
dilakukan di Indonesia dan Tiongkok.
4.1.2 Ketia penelitian ini memiliki desain penelitian yang serupa yaitu penelitian kuantitatif,
jenis penelitian deskriptif analitik, menggunakan kuisioner dalam pengambilan
datanya, dan menggunakan analisis deskriptif dan bivariat.
4.1.3 Pada hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara karakteristik
pimpinan CSSD dan RS dengan pelaksnaan sterilisasi yang baik. Ada hubungan yang
signifikan antara beban kerja dan stres kerja pegawai di unit CSSD. Ada hubungan
antara stres dan kecemasan pada pegawai CSSD selama pandemi Covid-19.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pimpinan RS sebagai pengambil keputusan harus memerhatikan pelaksanan
sterilisasi yang baik dan benar, sehingga dapat menjamin mutu pelayanan CSSD
untuk keselematan pasien di RS.
4.2.2 Dalam pengelolaan beban dan stres kerja baik sebelum dan selama pandemi Covid-19
memerlukan pengelolaan khusus, sehingga dapat meningkatkan performa kerja bagi
pegawai di unit CSSD.
4.2.3 Dalam telaah jurnal dikemudian hari diperlukan identifikasi yang lebih mendalam
terkait karakteristik pimpinan serta beban dan stres kerja sehingga dapat menjabarkan
informasi dengan lebih spesifik.
Daftar Pustaka
Ansyori AK, Satibi, & Mulyaningsih, R. Analisis karakteristik pimpinan dan rumah sakit
dalam praktik sterilisasi yang baik. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Vol.
5 No 3 Sept 2015 (p) 185-193.
Fahamsyah D. Analisis hubungan beban kerja mental dan stress kerja di CSSD. The
Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol 6, No. 1. Jan-April 2017:
107-115.
Robert, N, Yoh PL, & Anne, H. (2017). Sterile service in hospital: a stadard service to patient
safety. Nurs Int Journal http://doi.org/09/6512/d235-63-44-1.67899-1.
Pan W, Hu J, Liangying Yi. Mental state of central sterile supply department pegawai during
COVID-19 epidemic and CART analysis. BMC Health Services Research (2020)
20:1006. http://doi.org/10/1186/s12913-020-05864-5.
Sarah, BB. (2018). Management in Central Sterile Supply Department of International
Hospital. Philadelpia: El Savier.