Anda di halaman 1dari 19

TELAAH JURNAL HOSPITALITY RUMAH SAKIT

TERKAIT CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTMENT ATAU CSSD

Disusun dalam rangka menyelesaikan Ujian Akhir Semester Mata Ajar


Manajemen Hospitality Rumah Sakit

Dibuat Oleh :

Rohmawati NPM 206080018


Tetty Switha NPM 206080067
Tommy Juliandi NPM 206080044

Pembimbing :

Dr. dr. Grace Sabrina Rumengan, MARS

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai unit layanan kesehatan di Rumah Sakit, Central Sterile Supply Department atau
CSSD memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan pencegahan infeksi dan
menjaga keselamatan pasien selama menjalani perawatan dengan alat-alat instrumen
tertentu. CSSD memerlukan pembaharuan informasi terkait perawatan dan pembersihan
alat instrumen yang digunakan oleh tenaga kesehatan di RS (Sarah, 2018). Informasi
tersebut dapat berupa textbook atau artikel jurnal bertaraf nasional dan internasional.
Adapun manfaat yang didapatkan antara lain meningatkan pengetahuan pegawai,
meningkatkan keterampilannya, dan mendukung sikap yang baik untuk mengelola alat
instrumen dengan lebih baik lagi.

Manajemen pengelolaan alat di CSSD menjadi perhatian penting RS untuk dapat


memaksimalkan pelayanannya. Pada man, RS mengupayakan pegawai yang cakap akan
hal terbaru dan mampu berinovasi dan beradaptasi terhadap perubahan. Pada money, RS
mengoptimalkan pengeluaran tetapi tetap mengupayakan hasil yang maksimal. Dengan
cara ini RS memerlukan pengawasan yang ketat terhadap pengeluaran dan pemasukan
keuangan untuk operasional CSSD. Pada material, alat yang digunakan harus memenuhi
standar internasional kebersihan dan sterilisasi alat instrumen untuk memastikan bahwa
alat yang dibersihkan sudah bersih dan steril. Pada method, RS harus memastikan alur
pelayanan, standar prosedur operasional pelaksanaan, pengaturan tenaga, pengaturan alat
dan lainnya untuk menjaga agar operasional di CSSD berjalan dengan maksimal. Pada
mechine, RS harus memastikan bahwa mesin yang digunakan memerhatikan keselamatan
pegawai dan memerlukan sebuah perawatan yang dilakukan secara berkala (Robert, Yoh,
Anne, 2017). Pengaturan tersebut menjadi sebuah arahan bagi RS untuk dapat
mendorong pelayanan di CSSD menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Dalam upaya memaksimalkan peran tersebut, diperlukan sebuah pemahaman dan


pembahasan mendalam dari literatur ilmiah yang berkaitan dengan manajemen di CSSD.
Berikut ini akan dibahas dalam sebuah telaah jurnal yang berkaitan dengan CSSD di RS
dari dua jurnal kesehatan nasional dan satu jurnal kesehatan internasional.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi literatur ilmiah yang bermanfaat untuk memaksimalkan manajemen
di CSSD Rumah Sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran analisis karakteristik pimpinan dan rumah sakit dalam
praktik sterilisasi yang baik.
b. Mengetahui gambaran analisis beban kerja dan stres kerja di ruang CSSD.
c. Mengetahui status mental pegawai di ruang CSSD selama epidemi Covid-19 dan
analisis CART.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai penyedia layanan kesehatan, RS mendapatkan informasi terbaru tentang
manajemen CSSD dalam hal karakteristik pimpinan RS, kepegawaian, dan status
mental pegawai di unit CSSD terlebih saat ini sedang menagalai epidemi Covid-19.
Disamping itu, RS dapat menggunakan studi telaah jurnal ini sebagai bagan
pertimbangan dan pengambilan keputusan, termasuk juga pengubahan standar
prosedur operasional (SPO) yang bermanfaat untuk unit CSSD di RS masing-masing.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan


Institusi pendidikan dapat menjadikan pemebelajaran ini menjadi sebuah studi dalam
bentuk kelompok sehingga dapat membuka diskusi ilmiah kepada mahasiswa.
Disamping itu, institusi pendidikan juga dapat mempelajari beragam metode ilmiah
dan permasalahan di lapangan khususnya di unit CSSD RS sehingga dapat
berkontribusi dalam memecahkan masalah di kemudian hari.

1.3.3 Bagi Mahasiswa


Mahasiswa mendapatkan sebuah pembelajaran penting dalam hal telaah jurnal untuk
menajamkan kemampuan analisis literatur ilmiah. Disamping itu, mahasiswa juga
dapat berinovasi terhadap perubahan yang terjadi dan berpotensi untuk memecahkan
masalah manajemen yang dialami di unit CSSD RS. Sebagai seorang calon manajer,
mahasiswa juga dapat mempelajari cara untuk melakukan telaah jurnal sebagai
pembelajaran metode ilmiah untuk diseminasi pada penelitian yang lain.
BAB II
TELAAH JURNAL TERKAIT
MANAJEMEN PELAYANAN DI UNIT
CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTMENT (CSSD) RUMAH SAKIT

2.1 Telaah Jurnal terkiat Manajemen Pelayanan Unit CSSD di Rumah Sakit
Berikut ini akan dibahas terkait telaah jurnal yang terpilih yang terdiri dari dua jurnal
berskala nasional dan satu jurnal berskala internasional. Jurnal pertama dengan judul
analisis karakteristik pimpinan dan rumah sakit dalam praktik sterilisasi yang baik,
dimana jurnal ini disusun oleh Achmad Kadri Ansyori, Satibi, dan Rosita Mulyaningsih
dan dipublikasikan pada Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Universitas Gajah
Mada pada 2015 lalu. Jurnal kedua dengan judul analisis hubungan beban kerja dengan
stres kerja di ruang CSSD, dimana jurnal ini disusun oleh Dikky Fahamsyah dan
dipublikasikan pada The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health pada
2017 lalu. Jurnal ketiga adalah jurnal internasional yang berjudul mental state of central
sterile supply department pegawai during COVID-19 epidemic and CART analysis dan
dipublikasikan pada BMC Health Services Research. Ketiga jurnal ini akan ditelaah
dengan memerhatikan kebutuhan manajemen pelayanan di unit CSSD di RS.

Secara garis besar, telaah jurnal ini dapat mengetahui profil penelitian yang mencakup
judul penelitian, nama peneliti, tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan
data, analisis data, hasil penelitian, kekuatan, kelemahan, dan kesimpulan. Disamping
itu, dapat mengetahuiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di unit CSSD dan
mengetahui strategi pemecahan masalah yang terjadi yang berkaitan dengan manajemen
pelayanan di unit CSSD di Rumah Sakit.
2.2 Rangkuman Telaah Jurnal
Berikut ini adalah tabel yang memuat telaah jurnal terkait CSSD di Rumah Sakit.
Tabel 1
Rangkuman Telaah Jurnal terkait Manajemen Pelayanan Unit CSSD di Rumah Sakit
No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3
1. Judul Penelitian Analisis karakteristik pimpinan Analisis hubungan beban kerja Mental state of central sterile
dan rumah sakit dalam praktek mental dengan stress kerja supply department pegawai
sterilisasi yang baik during covid 19 epidemic and
cart analysis
2. Nama Peneliti Achmad Kadri Ansyori, Satibi, Dikky Fahamsyah Wei Pan, Juan Hu, dan Liangyi
Rosita Mulyaningsih Li
3. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi hubungan dan Mempelajari gambaran beban kerja Mempelajari keadaan status
perbedaan karakteristik mental SDM di CSSD selama
pimpinan dan karakteristik pandemi Covid 19 dan hal-hal
rumah sakit terhadap praktek yang mempengaruhinya.
sterilisasi yang baik di unit
CSSD RS
4. Tempat dan Waktu Dilakukan di 23 Rumah Saskit Instalasi CSSD RSU Haji Surabaya RS Sekunder A atau yang lebih
Penelitian tipe A dan B di Yogyakarta pada November sampai Desember tinggi di Provinsi Sichuan,
Jawa Tengah tahun 2015 2016 Tiongkok pada Februari 2020
5. Subjek Penelitian Pegawai CSSD dan Rumah Pegawai CSSD Pegawai CSSD dan perawat
Sakit klinis CSSD
6. Desain penelitian Penelitian Kuantitatif Penelitian Kuantitatif Penelitian kualitatif
7. Jenis Penelitian Penelitan deskriptif analitik Penelitian deskriptif analitik Penelitian deskriptif analitik
8. Populasi dan 38 responden yang terdiri dari Populasi : 12 pegawai CSSD, 423 pegawai CSSD
Sampel 23 orang sebagai kepala instansi Sampel : 11 pegawai CSSD
CSSD dan 15 orang yang
bekerja di sub divisi CSSD
No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3
9. Teknik Instrumen yang digunakan Pengukuran beban kerja dengan Menggunakan kuesioner online
Pengumpulan Data adalah kuesioner dengan menggunakan kuisioner National dilakukan secara sukarela oleh
menggunakan 4 poin skala Aeronautics & Space responden. Kuisioner teresbut
dengan menggunakan Guideline Administration Task Load Index berisikan informasi umum
Sterile Processing in atau NASA TLX. Sedangkan tentang posisi kerja, jenis
Healthcare Facilities : pengukuran stres kerja dengan kelamin, usia, latar belakang
Preparing for Accreditation menggunakan kuisioner Self Report pendidikan, tingkat RS dan
Surveys, Best Practice for Measure. status politik responden. Pada
Cleansing, Desinfection and pengukuran status mental
Sterilitation of Medical menggunakan Chinese
Equipment / Devices dan Perceived Stress Scale atau
Comprehensive Guide to Steam CPSS, Stress Anxiety Scale atau
Sterilization and Sterilitu SAS, dan Connor-Davidson
Assurance in Health Care Reslience Scale (CSSD).
Facilities
10. Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan Menggunakan analisis univariat dan Menggunakan analisis univariat
uji validitas dan reliabilitas analisis bivariat. Pada analisis dan dilanjutkan dengan analisis
terlebih dahulu. KUji validitas univariat menggunakan uji distribusi varian atau ANOVA yang
dilakukan dengan menemudian frekuensi yang mengamati bertujuan untuk mengetahui
dilanjutkan dengan analisis gambaran distribusi kelompok perbedaan status mental antara
deskriptif dan analisis bivariat umur, tingkat pendidikan, masa perawat CSSD dan pegawai
meggunakan korelasi pearson kerja, beban kerja, dan stres kerja. logistik CSSD. Serta analisis
product moment. Sedangkan Sedangkan analisis bivariat CART untuk mengetahui
pada uji beda dua rerata menggunakan uji cross sectional variasi antar kelompok dengan
menggunakan uji T dan Anova. dimana mengamati hubungan antara chi square.
beban kerja dan stres kerja.
No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3
11. Hasil Penelitian Hasil analisis deskriptif Gambaran subjek penelitian atau Gambaran umum pegawai
menunjukan bahwa karakteristik responden yaitu mayoritas berusia CSSD, mayoritas responden
responden sebagian besar telah 40-44 tahun sebanyak 4 orang bejenis kelamin perempuan 378
bekerja di CSSD selama 1-5 (36,36%), memiliki tingkatorang (89,37%), sebagai
tahun sebesar 63%, memiliki pendidikan SMA/SMK sebanyak 6 perawat 335 (79,2%), berumur
tingkat pendidikan dominan orang (54,56%), memiliki masa 40-50 tahun (35,7%), memiliki
sarjana sebesar 39%, berjenis kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 9 tingkat pendidikan diploma
kelamin perempuan sebesar orang (81,82%), memiliki beban keperawatan sebanyak 162
39%, berusia 40-50 tahun kerja sedang sebanyak 7 orang orang (38,3%), berasal dari RS
sebanyak 39%, profesi tenaga (63,64%), dan memiliki stress kerja tersier A sebanyak 216 orang
perawat 39%, apoteker 18%, sedang sebanyak 6 orang (54,55%). ( 51,05%) dari tidak memiliki
kesehatan masyarakat 16%, dan afiliasi politik sebesar 299
lain-lain 10%, Sebagian besar Pada analisis bivariat ditemukan orang (70,69%).
responden telah mengikuti bahwa sebanyak 4 orang (36,36%)
pelatihan CSSD sebanyak 1-3 diantaranya memiliki beban kerja Hasil skor CD-RISC, CPSS,
kali 71%. Sebagian besar rendah dan juga stres kerja rendah dan SAS, serta hubungannya
pimpinan tidak mengetahui dengan p value = 0,002 (p value < adalah sebagai berikut. Skor
CSSD sebelum bekerja di CSSD 0,05) menunjukkan bahwa ada CD-RISC adalah 64,26 ±
61%. Sebagian besar pimpinan hubungan antara beban kerja dan 15,129 (Skor faktor keuletan:
tidak memahami proses stres kerja. Hasil analisis lanjutan 31,70 ± 8,066, Skor faktor
sterilisasi yang benar sebelum ditemukan koefisien korelasi kekuatan: 21,60 ± 5,066, Skor
bekerja di CSSD 53% sebesar +0,828 yang menunjukkan faktor Optimisme: 10,96 ±
bahwa kekuatan antara kedua 3,189), skor SAS adalah 37,39
Hasil analisis pada RS variabel mempunyai hubungan yang ± 8,458, dan skor CPSS adalah
menunjukan bahwa sebagian kuat dan searah. 19,21 ± 7.265. Seperti yang
besar RS Swasta 44%, RS Tipe terungkap dalam koefisien
B 74%. Pada analisis tempat korelasi pearson, variabel dan
tidur, TT > 400-600 buah 70% hasil uji-t yang sesuai, skor
dan SDM yang dimiliki CSSD CPSS pegawai CSSD
sebanyak 1-10 orang 78%. berkorelasi positif dengan skor
SAS mereka (r = 0,66, p <0,01),
skor CPSS mereka berkorelasi
negatif dengan skor CD-RISC
mereka (r = 0,617, p < 0,01);
skor SAS mereka adalah
korelasi negatif dengan skor
CD -RISC (r = 0,477, p < 0,01).
Mempengaruhi faktor untuk
ketahanan, stres yang dirasakan,
dan kecemasan

Analisis CART menunjukkan


bahwa posisi pekerjaan dan usia
pegawai CSSD adalah dua
faktor yang paling berpengaruh
terhadap stres yang dirasakan.
Skor CPSS (21,039 ± 7,079)
perawat CSSD pada kelompok
usia yang lebih muda (18-25,
26-30 dan 31-40) lebih tinggi
daripada skor CPSS (18,009 ±
6,684) perawat CSSD pada
kelompok usia yang lebih tua.
(41–50 dan lebih dari 60); skor
CPSS (15,898 ± 7,009) pegawai
logistik CSSD lebih rendah
dibandingkan dengan perawat
CSSD. Posisi kerja juga
merupakan faktor utama yang
mempengaruhi kecemasan.
Skor SAS (38,332 ± 8,652)
perawat CSSD lebih tinggi dari
skor SAS (35,469 ± 7,307)
pegawai logistik CSSD. Status
politik menjadi faktor utama
yang mempengaruhi ketahanan.
Nilai CD-RISC anggota Partai
Komunis Tiongkok dan partai
lain adalah 69,726 ± 12,071,
nilai CD-RISC orang yang
tidak berafiliasi dengan partai
adalah 63,816 ± 15,664, dan
nilai CD-RISC anggota Liga
Pemuda Komunis Tiongkok
dan anggota percobaan Partai
Komunis Tiongkok adalah
59.039 ± 13.676. Skor CD-
RISC anggota Partai Komunis
Tiongkok dan partai lain lebih
tinggi daripada dua kelompok
lainnya, dan skor rata-rata
untuk skor CD-RISC dari
ketiga kelompok ini berbeda
secara signifikan.
12.
Pembahasan
Dari hasil penelitian, 38 responden termasuk dalam kategori sangat baik dan baik pada pertanyaan mengenai pemahaman desain fasilitas CSSD,
personel, pengemasan, penyimpanan barang steril, dan Quality Control (QC). Sebagian dari 38 responden masih terdapat kurang baik dan sangat
kurang dalam pertanyaan mengenai pemahaman proses dekontaminasi, proses sterilisasi, pemeliharan dan Quality Assurance (QA), serta latar
belakang keilmuan, khususnya pertanyaan seputar latar belakang keilmuan sterilisasi, dengan menanyakan kepada responden apakah pernah
melakukan proses sterilisasi ataupun penjaminan mutu sterilisasi selama pendidikan di perguruan tinggi. Sebanyak 63% responden
Karakteristik pimpinan dalam hal lama kerja, usia, dan frekuensi pelatihan, tidak memiliki hubungan dan perbedaan yang signifikan dengan
praktek sterilisasi yang baik di CSSD. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pimpinan CSSD yang sudah menempuh S2 paling baik
dalam menjalankan praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seorang kepala
(pimpinan), maka sangat dapat mempengaruhi kesadaran diri untuk dapat bekerja dengan baik dan benar,

Bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara apoteker, perawat, sarjana Kesehatan masyarakat dan tenaga Kesehatan lainnya terhadap
pemahaman praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki dalam praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit.
Hasil penelitian mengenai hubungan karakteristik rumah sakit terhadap praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit.
Hubungan karakteristik rumah sakit berdasarkan jumlah tempat tidur yang dimiliki rumah sakit menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
terhadap kinerja praktek sterilisasi yang baik di CSSD
Pada pembahasan antara hubungan Adanya korelasi positif antara CPSS yaitu stress dengan SAS
beban kerja dan sterss kerja menunjukkan stress yang dialami pegawai CSSD selama masa
menunjukkan bahwa beban kerja pandemi mempengaruhi tingkat kecemasan yang dirasakan
yang berat yang dialami dalam oleh petugas CSSD sedangkan CPSS pegawai CSSD
jangka panjang akan memengaruhi berkorelasi negatif dengan CD-RISC pegawai CSSD artinya
kesehatan tenaga kerja baik fisik tingkat stress pegawai CSSD akan mempengaruhi penurunan
dan mental, sehingga adanya respon optimesme, keuletan dan optimisme pegawai CSSD selama
dari situasi di sekitar tempat kerja masa pandemi Covid 19. Skor SAS berkorelasi negatif dengan
menjadi bahaya atau ancaman CD-RISC artinya tingkat kecemasan yang tinggi akan
seperti perasaan takut, cemas, mempengaruhi penurunan keuletan, ketahanan, dan optimisme
bersalah, marah dan lain sebagainya. pegawai CSSD, CART kelompok usia yang lebih muda (18-25
dan 26-30) akan mempengaruhi tingkat stress yang lebih tinggi,
Adanya hubungan antara beban dan sebaliknya pegawai yang lebih tua dan lama kerja akan
kerja dengan stres kerja yang mengurangi tingkat stress. Status politik mempengaruhi
dialami oleh tenaga kerja di Unit ketahanan CD-RISC lebih tinggi pada partai komunis
CSSD RS Haji karena tenaga kerja Tiongkok. Kecemasan perawat CSSD lebih tinggi dari pada
telah ditargetkan dalam kecemasan pegawai logistic CSSD.
menyelesaikan pekerjaan sesuai
waktu yang ditentukan. Selain itu
pekerjaan dari tenaga kerja juga
melakukan pekerjaan yang berulang
setiap harinya. Selain itu terjadi
peningkatan pasien yang datang
serta penggunaan alat steril untuk
melaksanakan operasi tentunya
membutuhkan alat steril yang cepat
dipersiapkan.

Pembahasan lainnya dampak buruk


yang disebabkan oleh beban kerja
yaitu stres kerja. Hal ini dapat
diantisipasi dengan melakukan olah
raga ringan atau peregangan
sebelum melakukan pekerjaan atau
disela-sela pekerjaan seperti
menggerakkan tangan dan kaki saat
duduk. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah di dalam
tubuh menjadi lebih lancar sehingga
pikiran menjadi lebih segar dan
dapat merelaksasi otot sehingga
lebih rileks dan mengurangi stres
akibat pekerjaan. Pegawai juga
diharapkan dapat memanfaatkan
waktu istirahat dengan baik untuk
beristirahat sehingga dapat
melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3
13. Kekuatan Penelitian ini dapat melihat Penelitian ini mampu menggali Penelitian ini dapat memberi
kemampuan petugas CSSD informasi secara superfisial terkait informasi tingkat stress,
terbaik dalam praktek beban kerja dan stres kerja pada ketahanan dan kecemasan
sterilisasi yang baik di rumah pegawai di unit CSSD. Hal ini dapat pegawai CSSD di masa
sakit menjadi pertimbangan penting bagi pandemi covid 19 sehingga hal
pimpinan unit dan RS untuk ini memberi informasi bagi
mengelola beban kerja dan stres manajer RS untuk
kerja bagi pegawai dengan lebih mengantisipasi dan mengelola
baik lagi. tingkat stres dan kecemasan
serta optimisme pegawai CSSD
agar dapat bekerja lebih baik
lagi.
14. Kelemahan Untuk meneliti lebih lanjut Penelitian ini belum menjelaskan Penelitian ini tidak menjelaskan
hubungan tenaga kerja secara spesifik jenis beban kerja dan lebih spesifik stress yang terjadi
Kesehatan yang sesuai terhadap stres kerja apa yang terjadi di unit dan kecemasan dan akibat yang
praktek sterilisasi yang baik di CSSD. Disamping itu, penelitian ini terjadi dari kondis tersebut dan
CSSD dibutuhkan sampel juga belum membahas mengenai berdampak pada pegawai
pembanding yang lebih variatif dampak yang terjadi di unit CSSD CSSD, sehingga justifikasi
dan besar agar dapat melihat akibat beban kerja dan stres kerja penelitian masih belum
secara baik perbedaan dan tidak dikelola dengan baik, sehingga lengkap.
hubungan yang ada. justifikasi penelitian masih belum
spesifik.

No. Keterangan Jurnal ke-1 Jurnal ke-2 Jurnal ke-3


15. Kesimpulan Terdapat hubungan yang Mayoritas pegawai unit CSSD RSU Mayoritas pegawai CSSD
signifikan antara karakteristik Haji Surabaya berusia 40-44 tahun, adalah perempuan dan berumur
pimpinan CSSD (tingkat memiliki tingkat pendidikan 40-50 tahun serta berasal dari
pendidikan, jenis kelamin, SMA/SMK, masa kerja lebih dari 10 RS tersier A dan berpendidikan
pimpinan yang mengetahui dan tahun, memiliki beban kerja sedang, diploma III perawat klinis yang
tidak mengetahui CSSD dan memiliki stres kerja sedang. berasal dari non afiliasi politik.
sebelum bekerja di CSSD Ada hubungan antar stress dan
rumah sakit, dan pimpinan yang Ada hubungan antara beban kerja kecemasan pada pegawai CSSD
memahami proses sterilisasi dan stres kerja pegawai di unit yaitu makin tinggi stress
sebelum bekerja di CSSD CSSD RSU Haji Surabaya dengan pegawai CSSD makin tinggi
rumah sakit). Tidak ada hubungan kuat dan searah yang kecemasan yang dirasakan
hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi pegawai CSSD serta menurun
antara pimpinan (lama kerja, beban kerja maka akan semakin optimism dan ketahanan serta
usia, dan frekuensi pelatiahan) tinggi stres kerjanya. keuletan pegawai CSSD.
terhadap praktek sterilisasi yang
baik di rumah sakit. Ada
hubungan antara karakterisatik
rumah sakit dengan tempat tidur
yang dimiliki. Tidak ada
hubungan karakteristik rumah
sakit terhadap praktek sterilisasi
yang baik di CSSD. Tidak ada
perbedaan antara profesi tenaga
Kesehatan CSSD terhadap
praktek sterilisasi yang baik di
rumah sakit
BAB III
PEMBAHASAN

Ketiga penelitian ini merupakan membahas terkait dengan pimpinan dan rumah sakit dalam
praktik sterilisasi yang baik dan dua lainnya mendalami terkait beban kerja dan stres kerja di
ruang CSSD. Dua penelitian merupakan penelitian berskala nasional yang dilakukan di
Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta satu penelitian berskala internasional yang
dilakukan di Tiongkok.

Pada dua penelitian nasional dipublikasi sebelum pandemi Covid-19 yaitu pada tahun 2015
dan 2016. Sedangkan penelitian internasional dipublikasi pada saat pandemi Covid-19 yaitu
pada tahun 2020. Ketida penelitian ini dilakukan dengan desain kuantitatif dengan jenis
peneitian analisis deskriptif analitis. Populasi dan sampel penelitiannya terdiri dari pegawai
CSSD yang terdiri dari perawat, pegawai logistik, pelaksana, asisten, dan kepala ruang
CSSD. Pada teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisiner dan selanjutnya nanti
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji analisis deskriptif dan analisis bivariat
dengan menggunakan uji chi square, uji T, dan uji ANOVA.

Hasil penelitian pertama menunjukkan adanya informasi terkait hubungan antara variabel
dependen dan independen. Pada penelitian pertama yang membahas terntan analisis pimpinan
dan RS terhadap pelaksanaan sterilisasi yang baik ditemukan adanya hubungan yang
signifikan antara karakteristik pimpinan CSSD (tingkat pendidikan, jenis kelamin, pimpinan
yang mengetahui dan tidak mengetahui CSSD sebelum bekerja di CSSD rumah sakit, dan
pimpinan yang memahami proses sterilisasi sebelum bekerja di CSSD rumah sakit). Ada
hubungan antara karakterisatik rumah sakit dengan tempat tidur yang dimiliki dan tidak ada
perbedaan antara profesi tenaga kesehatan CSSD terhadap praktek sterilisasi yang baik di
rumah sakit. Pada penelitian kedua ditemukan bahwa mayoritas pegawai unit CSSD memiliki
beban kerja sedang, dan memiliki stres kerja sedang. Ada hubungan antara beban kerja dan
stres kerja pegawai di unit CSSD RSU Haji Surabaya dengan hubungan kuat dan searah yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi beban kerja maka akan semakin tinggi stres kerjanya.
Sedangkan pada penelitian internasional ditemukan bahwa Ada hubungan antar stress dan
kecemasan pada pegawai CSSD yaitu makin tinggi stress pegawai CSSD makin tinggi
kecemasan yang dirasakan pegawai CSSD serta menurun optimism dan ketahanan serta
keuletan pegawai CSSD.
Pada penelitian pertama karakteristik pimpinan dalam hal lama kerja, usia, dan frekuensi

pelatihan, tidak memiliki hubungan dan perbedaan yang signifikan dengan praktek sterilisasi
yang baik di CSSD. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pimpinan CSSD yang
sudah menempuh S2 paling baik dalam menjalankan praktek sterilisasi yang baik di CSSD
rumah sakit. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seorang kepala (pimpinan),
maka sangat dapat mempengaruhi kesadaran diri untuk dapat bekerja dengan baik dan
benar,
Bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara apoteker, perawat, sarjana Kesehatan
masyarakat dan tenaga Kesehatan lainnya terhadap pemahaman praktek sterilisasi yang baik
di CSSD rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih baik
dibandingkan laki-laki dalam praktek sterilisasi yang baik di CSSD rumah sakit. Hasil
penelitian mengenai hubungan karakteristik rumah sakit terhadap praktek sterilisasi yang baik
di CSSD rumah sakit.

Pada penelitian kedua, hubungan beban kerja dan sterss kerja menunjukkan bahwa beban
kerja yang berat yang dialami dalam jangka panjang akan memengaruhi kesehatan tenaga
kerja baik fisik dan mental, sehingga adanya respon dari situasi di sekitar tempat kerja
menjadi bahaya atau ancaman seperti perasaan takut, cemas, bersalah, marah dan lain
sebagainya. Adanya hubungan antara beban kerja dengan stres kerja yang dialami oleh tenaga
kerja di Unit CSSD RS Haji karena tenaga kerja telah ditargetkan dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan. Selain itu pekerjaan dari tenaga kerja juga
melakukan pekerjaan yang berulang setiap harinya. Selain itu terjadi peningkatan pasien yang
datang serta penggunaan alat steril untuk melaksanakan operasi tentunya membutuhkan alat
steril yang cepat dipersiapkan. Pembahasan lainnya dampak buruk yang disebabkan oleh
beban kerja yaitu stres kerja. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan olah raga ringan
atau peregangan sebelum melakukan pekerjaan atau disela-sela pekerjaan seperti
menggerakkan tangan dan kaki saat duduk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah di dalam tubuh menjadi lebih lancar sehingga pikiran menjadi lebih segar dan dapat
merelaksasi otot sehingga lebih rileks dan mengurangi stres akibat pekerjaan. Pegawai juga
diharapkan dapat memanfaatkan waktu istirahat dengan baik untuk beristirahat sehingga
dapat melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
Pada penelitian ketiga adanya korelasi positif antara CPSS yaitu stress dengan SAS
menunjukkan stress yang dialami pegawai CSSD selama masa pandemi mempengaruhi
tingkat kecemasan yang dirasakan oleh petugas CSSD sedangkan CPSS pegawai CSSD
berkorelasi negatif dengan CD-RISC pegawai CSSD artinya tingkat stress pegawai CSSD
akan mempengaruhi penurunan optimesme, keuletan dan optimisme pegawai CSSD selama
masa pandemi Covid 19. Skor SAS berkorelasi negatif dengan CD-RISC artinya tingkat
kecemasan yang tinggi akan mempengaruhi penurunan keuletan, ketahanan, dan optimisme
pegawai CSSD, CART kelompok usia yang lebih muda (18-25 dan 26-30) akan
mempengaruhi tingkat stress yang lebih tinggi, dan sebaliknya pegawai yang lebih tua dan
lama kerja akan mengurangi tingkat stress. Status politik mempengaruhi ketahanan CD-RISC
lebih tinggi pada partai komunis Tiongkok. Kecemasan perawat CSSD lebih tinggi dari pada
kecemasan pegawai logistic CSSD.

Penelitian pertama, kedua, dan ketiga memiliki beberapa kekuatan yaitu kemampuan untuk
mengidentifikasi terkait metode dan SDM di ruang CSSD. Namun penelitian ini juga
memiliki beberapa kekurangan, yang utama yaitu belum menunjukkan adanya justifikasi
penelitian pada penelitian kedua dan ketiga dalam hal mengidentifikasi stres kerja pada
pegawai CSSD.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Ketiga penelitian ini membahas terkait dengan manajemen metode pelaksanaan dan
sumber daya manusia dengan melibatkan subjek penelitian berupa perawat, tenaga
kesehatan, karyawan, dan asisten di unit CSSD Rumah Sakit. Sedangkan waktu dan
tempat penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu di 2015, 2016, dan 2020 yang
dilakukan di Indonesia dan Tiongkok.
4.1.2 Ketia penelitian ini memiliki desain penelitian yang serupa yaitu penelitian kuantitatif,
jenis penelitian deskriptif analitik, menggunakan kuisioner dalam pengambilan
datanya, dan menggunakan analisis deskriptif dan bivariat.
4.1.3 Pada hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara karakteristik
pimpinan CSSD dan RS dengan pelaksnaan sterilisasi yang baik. Ada hubungan yang
signifikan antara beban kerja dan stres kerja pegawai di unit CSSD. Ada hubungan
antara stres dan kecemasan pada pegawai CSSD selama pandemi Covid-19.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pimpinan RS sebagai pengambil keputusan harus memerhatikan pelaksanan
sterilisasi yang baik dan benar, sehingga dapat menjamin mutu pelayanan CSSD
untuk keselematan pasien di RS.
4.2.2 Dalam pengelolaan beban dan stres kerja baik sebelum dan selama pandemi Covid-19
memerlukan pengelolaan khusus, sehingga dapat meningkatkan performa kerja bagi
pegawai di unit CSSD.
4.2.3 Dalam telaah jurnal dikemudian hari diperlukan identifikasi yang lebih mendalam
terkait karakteristik pimpinan serta beban dan stres kerja sehingga dapat menjabarkan
informasi dengan lebih spesifik.
Daftar Pustaka

Ansyori AK, Satibi, & Mulyaningsih, R. Analisis karakteristik pimpinan dan rumah sakit
dalam praktik sterilisasi yang baik. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Vol.
5 No 3 Sept 2015 (p) 185-193.
Fahamsyah D. Analisis hubungan beban kerja mental dan stress kerja di CSSD. The
Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol 6, No. 1. Jan-April 2017:
107-115.
Robert, N, Yoh PL, & Anne, H. (2017). Sterile service in hospital: a stadard service to patient
safety. Nurs Int Journal http://doi.org/09/6512/d235-63-44-1.67899-1.
Pan W, Hu J, Liangying Yi. Mental state of central sterile supply department pegawai during
COVID-19 epidemic and CART analysis. BMC Health Services Research (2020)
20:1006. http://doi.org/10/1186/s12913-020-05864-5.
Sarah, BB. (2018). Management in Central Sterile Supply Department of International
Hospital. Philadelpia: El Savier.

Anda mungkin juga menyukai