KOMUNIKASI EFEKTIF
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Terapeutik
Dosen Pengampu: Suryani, S.Kp., MHSc., PhD
Disusun oleh:
Andria Pragholapati
Tantan Hadiansyah
Suci Ratna Estria
A.Nur Anna. AS
Laeli Farkhah
220120140023
220120140022
220120140001
220120140034
220120140037
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi efektif akhir-akhir ini mulai dikembangkan secara meluas,
dibuktikan dengan perubahan kurikulum dimana adanya materi baru terkait
dengan komunikasi (Cohn, 2007). Komunikasi efektif merupakan keahlian
yang harus dimiliki oleh setiap individu karena digunakan setiap hari antar
individu dalam menyampaikan informasi, bertukar pikiran, dan pesan.
Komunikasi ini dilakukan sesuai kebutuhan atau kepentingan di berbagai
ranah kehidupan yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung baik
secara verbal, non-verbal dan berbagai prosedur lainnya. Komunikasi yang
dilakukan biasanya akan menentukan efektif atau tidaknya komunikasi yang
tercipta (Cohn, 2007).
Komunikasi yang baik akan menimbulkan dampak yang baik pula,
karena penerima pesan dapat menerima pesan dan merespon sesuai dengan
yang
kita
harapkan.
Sebaliknya,
ketika
komunikasi
tidak
efektif
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan oleh Harp (2011) adalah untuk mengukur
komunikasi perubahan yang efektif di tempat kerja. Penelitian ini dilakukan
kepada lebih dari 1.000 karyawan di Perusahaan besar jasa kesehatan. Hasil dari
penelitian ini menghasilkan kerangka untuk mengevaluasi komunikasi perubahan
yang efektif pada individu (yaitu perilaku, sifat, dan pengetahuan) dan tingkat
organisasi (yaitu akurasi, kejelasan, dan ketersediaan).
A. Definisi
Komunikasi adalah perekat yang menyatukan masyarakat bersamasama. Kemampuan untuk berkomunikasi memungkinkan orang untuk
membentuk dan mempertahankan hubungan pribadi. Dan kualitas hubungan
tersebut tergantung pada kaliber komunikasi antara para pihak (Brennan,
1974).
Komunikasi adalah proses berbagi ide, informasi, dan pesan dengan
orang lain dalam waktu dan tempat tertentu. Komunikasi meliputi menulis
dan berbicara, seperti serta komunikasi nonverbal (seperti ekspresi wajah,
bahasa tubuh, atau gerakan), komunikasi visual (penggunaan gambar atau
gambar, seperti lukisan,
belakang yang berbeda. Hal tersebut di atas sangat menentukan media dan
konteks pembicaraan yang tepat dalam berkomunikasi.
Tahap awal untuk komunikasi yang efektif yaitu mendengar
aktif.
Interupsi
Izinkan gangguan
Menghakimi
Mengkritik
Berdebat
Menggunakan kalimat "Saya tahu persis bagaimana Anda merasa, "" Ini
tidak terlalu buruk, " atau " Anda akan merasa esok yang lebih baik "
7. Dapatkan ditarik ke merespons secara emosional
8. Ubah subjek atau bergerak ke arah baru
9. Berlatih di kepala Anda apa yang Anda rencanakan untuk katakan
selanjutnya
10. Berikan saran (Cohn, 2007)
B. Metode
Metodologi penelitian kuantitatif digunakan untuk penelitian untuk
menentukan apakah ada kesenjangan komunikasi dalam organisasi. Sebuah
pilihan ganda tunggal Survei menjawab dibagikan kepada perwakilan layanan
pelanggan.
Survei dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan komunikasi
antara berbeda bagian dari sebuah organisasi. Survei sangat berguna untuk
membangun ke atas link komunikasi dari karyawan tingkat rendah ke
manajemen (Edwards, Thomas, Rosenfeld, Booth-Kewley, 1997, dalam
Mallet-Hammer, 2005).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki komunikasi
perubahan yang efektif dalam tempat kerja. Pengumpulan data melibatkan
dua tahap: wawancara dan kuesioner survei. ini Pengumpulan studi dan data
adalah bagian dari penelitian yang lebih besar yang terlihat pada komunikasi
yang efektif dalam tempat kerja. Pembahasan metodologi studi diorganisir
sekitar ulasan penelitian peserta, review dari wawancara peserta awal, kajian
survei kuesioner, kajian prosedur untuk pengumpulan data, dan kajian analisis
data.
C. Analisis
Dalam penelitian yang dilakukan oleh mallet digunakan penelitian
kuantitatif untuk menemukan apakah ada kesenjangan komunikasi di tempat
kerja, dengan menggunakan observasi/survei pilihan ganda sebagai alat
ukurnya. Didukung teori yang dikemukakan oleh Edwar, dkk (1997) dalam
Mallet-Hammer (2005) bahwa survei dapat menjadi alat yang tepat untuk
meningkatkan/membangun komunikasi ke atasan, yaitu komunikasi dari
karyawan tingkat rendah ke manajemen.
Sedangkan penelitian yang lilakukan oleh Harp (2011) menyelidiki
komunikasi perubahan yang efektif di tempat kerja. Pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara dan kuesioner survei, hal ini menunjukan
bagian penelitian yang lebih besar yang terlihat pada komunikasi yang efektif
di tempat kerja. Pembahasannya mengenai kajian peserta penelitian, kajian
dari wawancara peserta awal, kajian survei kuesioner,
kajian prosedur
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari jurnal yang kami pilih adalah
sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Cohn, K.H. (2007). Developing Effective Communication Skills. Journal of
oncology practice, Vol. 3, Issue 6. DOI: 10.1200/JOP.0766501. Retrieved
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2793758/pdf/jop314.pdf