Anda di halaman 1dari 10

REVIEW LITERATURE

KOMUNIKASI EFEKTIF

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Terapeutik
Dosen Pengampu: Suryani, S.Kp., MHSc., PhD

Disusun oleh:
Andria Pragholapati
Tantan Hadiansyah
Suci Ratna Estria
A.Nur Anna. AS
Laeli Farkhah

220120140023
220120140022
220120140001
220120140034
220120140037

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi efektif akhir-akhir ini mulai dikembangkan secara meluas,
dibuktikan dengan perubahan kurikulum dimana adanya materi baru terkait
dengan komunikasi (Cohn, 2007). Komunikasi efektif merupakan keahlian
yang harus dimiliki oleh setiap individu karena digunakan setiap hari antar
individu dalam menyampaikan informasi, bertukar pikiran, dan pesan.
Komunikasi ini dilakukan sesuai kebutuhan atau kepentingan di berbagai
ranah kehidupan yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung baik
secara verbal, non-verbal dan berbagai prosedur lainnya. Komunikasi yang
dilakukan biasanya akan menentukan efektif atau tidaknya komunikasi yang
tercipta (Cohn, 2007).
Komunikasi yang baik akan menimbulkan dampak yang baik pula,
karena penerima pesan dapat menerima pesan dan merespon sesuai dengan
yang

kita

harapkan.

Sebaliknya,

ketika

komunikasi

tidak

efektif

menimbulkan kesalahpahaman atau situasi negatif. Oleh karena itu,


diharapkan dengan komunikasi efektif dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dalam berbagai hal, membantu menghindari konflik dan
meminimalkan konsekuensi yang merugikan ketika proses komunikasi
terjadi. (Cohn, 2007).

B. Perkembangan ketrampilan komunikasi efektif


Komunikasi yang umum berkembang saat ini menggunakan surat,
handpone, telefon, facsimile, pesan e-mail, pertemuan, dan memberikan
perintah secara lisan dan tertulis, apakah komunikasi tersebut sudah bisa
dikatakan ketrampilan komunikasi yang efektif ?

Tahap awal komunikasi yang efektif yaitu mendengar aktif. Mendengar


aktif adalah mendengarkan dengan penuh perhatian. Misalnya berbicara
dengan posisi mata sejajar, tidak ada forum dalam forum, posisi tubuh
condong kedepan, hindari menyilangkan lengan, jaga sikap yang mungkin
mengesankan arogansi, tidak suka, atau perselisihan. Etika dalam mendengar
secara aktif, baik melalui kata-kata dan nonverbal misalnya saya memahami
masalah anda, saya tahu bagaimana perasaan anda tentang hal itu, saya
tertarik pada apa yang anda katakan, saya tidak menghakimi anda (MalletHammer, 2005).
Komunikasi yang efektif merupakan sebuah proses, bukan hanya isi
pesan yang diperhatikan tetapi dengan menyadari bagaimana bersikap, emosi,
pengetahuan, dan kredibilitas dengan penerima akan menghambat atau
mengubah apakah dan bagaimana pesan dapat diterima. Tantangan lain yang
berpengaruh yaitu usia, jenis kelamin, dan etnis atau ras dengan latar
belakang yang berbeda, hal tersebut di atas sangat menentukan media dan
konteks pembicaraan yang tepat dalam berkomunikasi. Komunikasi yang
efektif hendaknya mempertimbangkan hambatan potensial di beberapa tahap
yang dapat dipahami oleh penerima pesan (Cohn, 2007).
Menyadari bagaimana bersikap, emosi, pengetahuan, dan kredibilitas
dengan penerima mungkin menghambat atau pesan tidak diterima.
Pertimbangkan sikap dan pengetahuan audiens, keanekaragaman usia, jenis
kelamin, dan etnis atau ras menambah tantangan komunikasi, seperti halnya
latar belakang pelatihan yang berbeda. Individu dari budaya yang berbeda
dapat menimbulkan perbedaan arti ekspresi wajah, penggunaan ruang, dan
gerakan, misalnya di beberapa budaya Asia perempuan belajar bahwa tidak
sopan untuk menatap mata seseorang secara langsung sehingga mereka
cenderung menundukkan mata selama percakapan. Namun di negara lain,
bahasa tubuh dengan menundukkan mata ini bisa disalahartikan sebagai
kurangnya minat atau kurangnya perhatian (Harp, 2011).

BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan oleh Harp (2011) adalah untuk mengukur
komunikasi perubahan yang efektif di tempat kerja. Penelitian ini dilakukan
kepada lebih dari 1.000 karyawan di Perusahaan besar jasa kesehatan. Hasil dari
penelitian ini menghasilkan kerangka untuk mengevaluasi komunikasi perubahan
yang efektif pada individu (yaitu perilaku, sifat, dan pengetahuan) dan tingkat
organisasi (yaitu akurasi, kejelasan, dan ketersediaan).
A. Definisi
Komunikasi adalah perekat yang menyatukan masyarakat bersamasama. Kemampuan untuk berkomunikasi memungkinkan orang untuk
membentuk dan mempertahankan hubungan pribadi. Dan kualitas hubungan
tersebut tergantung pada kaliber komunikasi antara para pihak (Brennan,
1974).
Komunikasi adalah proses berbagi ide, informasi, dan pesan dengan
orang lain dalam waktu dan tempat tertentu. Komunikasi meliputi menulis
dan berbicara, seperti serta komunikasi nonverbal (seperti ekspresi wajah,
bahasa tubuh, atau gerakan), komunikasi visual (penggunaan gambar atau
gambar, seperti lukisan,

fotografi, video atau film) dan komunikasi

elektronik (telepon, elektronik mail, televisi kabel, atau siaran satelit).


Komunikasi adalah bagian penting dari pribadi orang hidup dan juga penting
dalam bisnis, pendidikan, dan setiap situasi lain di mana bertemu satu sama
lain (Encarta, 1998 dalam Mallet-Hammer, 2005).
Komunikasi yang efektif memperhatikan suatu seluruh proses, bukan
hanya isi pesan yaitu dengan menyadari bagaimana anda sendiri sikap, emosi,
pengetahuan, dan kredibilitas dengan penerima mungkin menghambat atau
mengubah apakah dan bagaimana pesan anda diterima. Tantangan lain yang
berpengaruh yaitu usia, jenis kelamin, dan etnis atau ras dengan latar

belakang yang berbeda. Hal tersebut di atas sangat menentukan media dan
konteks pembicaraan yang tepat dalam berkomunikasi.
Tahap awal untuk komunikasi yang efektif yaitu mendengar

aktif.

Mendengar aktif adalah mendengarkan dengan penuh perhatian. Misalnya


berbicara dengan posisi mata sejajar, tidak ada forum dalam forum, posisi
tubuh condong ke depan, hindari menyilangkan lengan, jaga sikap yang
mungkin mengesankan arogansi, tidak suka, atau perselisihan.
Apa yang tidak harus dilakukan ketika mendengar aktif:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Interupsi
Izinkan gangguan
Menghakimi
Mengkritik
Berdebat
Menggunakan kalimat "Saya tahu persis bagaimana Anda merasa, "" Ini

tidak terlalu buruk, " atau " Anda akan merasa esok yang lebih baik "
7. Dapatkan ditarik ke merespons secara emosional
8. Ubah subjek atau bergerak ke arah baru
9. Berlatih di kepala Anda apa yang Anda rencanakan untuk katakan
selanjutnya
10. Berikan saran (Cohn, 2007)

B. Metode
Metodologi penelitian kuantitatif digunakan untuk penelitian untuk
menentukan apakah ada kesenjangan komunikasi dalam organisasi. Sebuah
pilihan ganda tunggal Survei menjawab dibagikan kepada perwakilan layanan
pelanggan.
Survei dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan komunikasi
antara berbeda bagian dari sebuah organisasi. Survei sangat berguna untuk
membangun ke atas link komunikasi dari karyawan tingkat rendah ke
manajemen (Edwards, Thomas, Rosenfeld, Booth-Kewley, 1997, dalam
Mallet-Hammer, 2005).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki komunikasi
perubahan yang efektif dalam tempat kerja. Pengumpulan data melibatkan

dua tahap: wawancara dan kuesioner survei. ini Pengumpulan studi dan data
adalah bagian dari penelitian yang lebih besar yang terlihat pada komunikasi
yang efektif dalam tempat kerja. Pembahasan metodologi studi diorganisir
sekitar ulasan penelitian peserta, review dari wawancara peserta awal, kajian
survei kuesioner, kajian prosedur untuk pengumpulan data, dan kajian analisis
data.
C. Analisis
Dalam penelitian yang dilakukan oleh mallet digunakan penelitian
kuantitatif untuk menemukan apakah ada kesenjangan komunikasi di tempat
kerja, dengan menggunakan observasi/survei pilihan ganda sebagai alat
ukurnya. Didukung teori yang dikemukakan oleh Edwar, dkk (1997) dalam
Mallet-Hammer (2005) bahwa survei dapat menjadi alat yang tepat untuk
meningkatkan/membangun komunikasi ke atasan, yaitu komunikasi dari
karyawan tingkat rendah ke manajemen.
Sedangkan penelitian yang lilakukan oleh Harp (2011) menyelidiki
komunikasi perubahan yang efektif di tempat kerja. Pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara dan kuesioner survei, hal ini menunjukan
bagian penelitian yang lebih besar yang terlihat pada komunikasi yang efektif
di tempat kerja. Pembahasannya mengenai kajian peserta penelitian, kajian
dari wawancara peserta awal, kajian survei kuesioner,

kajian prosedur

pengumpulan data dan kajian analisis data.

D. Populasi dan Sample


Populasi dan sample dari jurnal yang penulis identifikasi adalah sebagai
berikut
1. Populasi

Survei ini diberikan kepada perwakilan layanan pelanggan yang


terikat atau pimpinan unit yang berada dalam gedung B. para peserta yang
telibat adalah pria dan wanita mempunyai dengan 6 minggu sampai 16
tahun pengalaman dalam departemen. Sebanyak 111 survei diberikan
kepada CSR dan TI. Sebanyak 97 survei telah diselesaikan. Para peserta
diberitahukan instruksi melalui survei dan melalui percakapan langsung
bahwa partisipasi mereka adalah sukarela dan jawaban mereka tetap
dirahasiakan, kecuali hasil akhir.
2. Sampel
Penelitian ini dilakukan dalam organisasi XYZ yang terletak di
madison, WI. Perusahaan ini diperkirakan 400 perwakilan layanan
pelanggan, 30 pimpinan unit dan 37 pengawas yang terletak di tiga
bangunan terpisah (gedung A, B, dan C). penelitian ini akan diselesaikan
di gedung B. dalam gedung B terdapat 10 unit departemen layanan
pelanggan. Setiap unit memiliki satu pengawas dan satu pimpinan unit.
Jumlah total pelanggan perwakilan layanan disetiap rentang satuan 13 17
karyawan. Departemen layanan pelanggan berada dalam lingkungan
layanan telpon. Pengawas melapor ke manager. Para perwakilan layanan
pelanggan adalah pelanggan yang terikat.
3. Partisipan
Para peserta penelitian ini adalah karyawan. Tidak untuk keuntungan
perusahaan jasa kesehatan yang besar dengan sekitar 4.000 karyawan yang
layanan dari 2 juta nasabah. Organisasi ini menyediakan layanan Negara
luas. Dan memelihara unit kantor pusat dan kantor cabang di seluruh
Negara bagian. Organisasi ini menghadapi perubahan internal (yaitu PHK,
pindaj ke fasilitas baru) dan perubahan eksternal (yaitu intervensi
pemerintah). Anggota organisasi bervariasi dalam beberapa hal demografi
termasuk usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan masa kerja
perusahaan.

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari jurnal yang kami pilih adalah
sebagai berikut :

A. Amy Lynn Harp (2011)


Sejauh mana perubahan komunikasi yang efektif dilaksanakan di suatu
lingkungan kerja, bagaimana dampaknya, dan prosedur/teknik yang tepat
dalam berkomunikasi dengan setiap individu.
B. Beverly Mallett-Hamer (2005)
Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi jam terbang/lama bekerja
seseorang akan memiliki keahlian berkomunikasi secara efektif dengan
keragaman prosedur komunikasi. Selain itu salah satu faktor yang
berpengaruh pada komunikasi seseorang yaitu dari paparan informasi yang
didapatkan. Semakin banyak informasi terkait dengan informasi efektif yang
dimiliki seseorang semakin kreatif menentukan teknik komunikasi atau
sebaliknya.
Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa kedua penelitian
yang dilakukan oleh mallet dan amylin sangat sejalan. Hal ini terlihat dari
paparan hasil penelitian yang saling berkelanjutan.
Komunikasi efektif merupakan suatu keahlian yang harus dimiliki
sebagai makhluk sosial dengan tujuan human relationship semakin baik.
Komunikasi sangat penting dalam setiap aspek kehidupan kita. Agar
setiap hubungan untuk bekerja dengan baik kita harus belajar untuk
berkomunikasi secara efektif satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
Cohn, K.H. (2007). Developing Effective Communication Skills. Journal of
oncology practice, Vol. 3, Issue 6. DOI: 10.1200/JOP.0766501. Retrieved
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2793758/pdf/jop314.pdf

Harp, A.L. (2011). Effective change communication in the workplace. Master


thesis,
University
of
Tennessee.
Retrieved
from
http://trace.tennessee.edu/utk_gradthes/975
Mallet-Hamer, B. (2005). Communication within the workplace. Research paper.
University
of
Wisconsin-Stout.
Retrieved
from
http://www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/2005/2005mallett-hamerb.pdf

Anda mungkin juga menyukai