DI SUSUN
OLEH :
ANDINA JAYANTI
EVAN KRISTIAN
MARINE IMELDA
MUKHTAR HABIBI
OKTARIANSYAH
SYARWAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009 merupakan
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat (UUDRI 2009). Rumah Sakit diharapkan mampu
memberikan pelayanan kesehatan secara kuratif maupun preventif serta
menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap, dimana harapan
masyarakat sangat besar terhadap rumah sakit untuk perawatan kesehatannya
dan kualitas pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi persepsi (UUDRI
2009). Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 19 menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh
pelayanan dan pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk
upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Berdasarkan data presentase menurut (Depkes RI) pada tahun 2011 bahwa
masih ditemukan adanya keluhan tentang ketidakpuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan. Rata-rata yang didapat dari beberapa rumah sakit di
Indonesia 67% pasien yang mengeluh adanya ketidakpuasan dalam
penerimaan pelayanan keperawatan. Didukung oleh (Widiasari, 2019)
Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan saat ini masih menjadi
masalah dengan data kepuasan pasien di salah satu Rumah Sakit Umum
Daerah di Indonesia terdapat 70% pasien kurang puas terhadap pelayanan
keperawatan. Sedangkan di rumah sakit salah satu negara ASEAN pada tahun
2016 didapatkan bahwa kepuasan pasien 79%, sedangkan standar yang
ditetapkan kepuasan pasien >80% dengan angka komplain 4–5 kasus/bulan
(Widiasari, 2019).
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih merupakan suatu unit usaha dari PT.
Pertamina Bina Medika (PERTAMEDIKA) dengan akreditasi Tingkat
Paripurna yang bergerak pada jasa layanan kesehatan kepada stakeholder
(Pertamina, Mitra kerja, dan masyarakat umum). Rumah Sakit Pertamina
Prabumulih merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di kota
Prabumulih dengan Fasilitas Rawat Inap 108 tempat tidur yang dirancang
khusus untuk memberikan keamanan, kenyamanan serta keselamatan bagi
pasien secara fisik maupun psikologis, mencegah resiko jatuh pada pasien dan
dapat memberikan support system serta primary health care akan tetapi belum
diketahui seberapa besar presentase mutu dan tingkat kepuasan pelayanan
dirumah sakit ini.
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam organisasi
pelayanan. Adanya kepuasan pasien terhadap rumah sakit menentukan
keberadaan rumah sakit dalam jangka panjang. Kepercayaan pelanggan
terhadap rumah sakit dapat tercipta dengan terpenuhinya kebutuhan dan
kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit. Pasien yang puas
merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas, maka akan
terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa
tidak puas, maka akan membentuk persepsi yang kurang baik kepada orang
lain tentang pengalaman buruknya (Hayasa, 2013).
Pasien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai konsumen
sekaligus sasaran produk rumah sakit. didalam suatu proses keputusan,
konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. di dalam suatu proses
keputusan, konsumen yaitu pasien tidak akan berhenti hanya sampai proses
penerimaan pelayanan, pasien akan mengevaluasi pelayanan yang
diterimannya tersebut. Hasil dari proses evaluasi ini akan menghasilkan
perasaan puas atau tidak puas (Nursalam, 2011). Kepuasan pasien adalah
suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa yang
diharapkan Pohan (2007).
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan dari pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia baik di rumah sakit,
Puskesmas dengan wajar, dilakukan secara efisien dan efektif serta diberikan
secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosial
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah
beserta masyarakat konsumen (Ismair, 2013). Mutu pelayanan kesehatan
dinilai dari lima dimensi yaitu reliability (kehandalan), responsiveness
(ketanggapan dalam memberikan layanan), assurance (kemampuan memberi
jaminan layanan), emphaty (kemampuan memahami keinginan pelanggan),
dantangibles (tampilan fisik layanan).
Kelima dimensi mutu pelayanan tersebut merupakan konsep dari Service
Quality yang adalah alat ukur dari mutu pelayanan kesehatan (Muninjaya,
2011). Parasuraman dkk (1988) dalam Bustami (2011), mereka
menggabungkan dimensi-dimensi menjadi satu, yaitu kompetensi, keamanan,
kesopanan, dan kredibilitas yang disatukan menjadi jaminan (assurance).
Dimensi akses komunikasi, dan kemampuan memahami pelanggan
digolongkan sebagai empati (empaty). Akhirnya jadilah lima dimensi utama,
yaitu bukti fisik atau bukti langsung, reliabilitas, daya tanggap, jaminan,
empati.
Kepuasan merupakan bentuk perasaan seseorang yang didapatkan dari
produk atau pelayanan yang mereka terima. Pelanggan adalah evaluator kunci
yang berperan peran penting dalam mengukur kualitas pelayanan atau produk.
Dalam bidangh kesehatan sektor pelanggan adalah pasien, dan prsepsi mereka
dianggap indikator utama saat menilai kualitas layanan (Irfan, S.M. dkk,
2012). Kepuasan pasien dalam menilai mutu atau pelayanan yang baik
merupakan pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan.
Kepuasan pasien dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen yakni
beberapa derajat kesukaan atau ketidak sukaanya terhadap pelayanan yang
pernah dirasakan oleh karena itu perilaku konsumen dapat juga dirtikan
sbeagai model perilaku pembeli (Efendi dkk, 2013).
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit
adalah pelayanan pada pasien rawat inap. Pasien rawat inap merupakan pasien
yang kontak secara langsung dan sering mendapatkan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. bukan hanya dalam perawatan saja yang diterima, tetapi
memerlukan tindakan cepat, tepat dan terampil dalam memberian pelayanan
kepada pasien. Mutu pelayanan pasien diruang rawat inap merupakan suatu
nilai tersendiri yang berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan pasien
terhadap pelayanan sehingga masyarakat sering menilai baik buruknya
pelayanan tergantung bagaimana kinerja dari perawat, pelayanan rawat inap
merupakan pusat kegiatan yang paling banyak terjadi interaksi perawat dan
pasien karena unit ini paling banyak memberikan pelayanan dibandingkan
dengan yang lainnya (Jalal, A. 2007).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak rumah sakit
didapatkan bahwa penelitian tentang hubungan mutu pelayanan dengan
tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
belum pernah dilakukan, sehingga sampai saat ini belum bisa menggambarkan
mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien yang diberikan oleh pihak
Rumah Sakit. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien rawat inap
pagardewa kelas 1,2,3 di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih dengan tujuan
untuk menjelaskan hubungan antara mutu pelayanan pasien rawat inap dengan
kepuasan pasien Rumah Sakit Pertamina Prabumulih tahun 2022.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah terdapat Hubungan
Antara Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien
Diruang Rawat Inap Pagar Dewa Kelas I, II, dan III Di Rumah Sakit
Pertamina Prabumulih “?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui apakah terdapat hubungan antara mutu pelayanan
keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien diruang rawat inap Pagar Dewa
kelas I, II, dan III di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih tahun 2022 “?
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pekerjaan) di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih.
b. Mengidentifikasi mutu pelayanan rawat inap PagarDewa kelas I, II, dan III di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih tahun 2022.
c. Mengidentifikasi kepuasan pasien rawat inap rawat inap Pagar Dewa kelas I,
II, dan III di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih tahun 2022.
d. Menganalisis hubungan antara mutu pelayanan keperawatan dengan tingkat
kepuasan pasien diruang rawat inap agar Dewa kelas kelas I, II, dan III di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih tahun 2022.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi pelayanan keperawatan
Bagi pelayanan keperawatan terutama di rumah sakit diharapkan penelitian ini
dapat memberikan masukan bagi manajemen rumah sakit guna meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap dan mengetahui kinerja
keperawatan di ruang rawat inap pagardewa kelas I,II, dan III di Rumah Sakit
Pertamina Prabumulih dan mutu pelayanan keperawatan untuk menentukan
strategi yang tepat sehingga diperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan
datang
2. Bagi pengembangan ilmu keperawatan
Bagi pengembangan ilmu keperawatan diharapkan hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan pembelajaran dan pengaplikasian ilmu pengetahuan dibidang
manajemen khsusunya dalam bidang manajemen mutu pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
berikut :
Adalah rumah sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang
macam yaitu:
karna tenaga yang bekerja di rumah sakit terdiri dari berbagi jenis
2012:114).
Governance”.
dengan kalasnya.
kesalahan pelayanan.
(IPC).
NICU/PICU).
manusia.
(Herlambang, 2012).
sakit.
b. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi,
perundang-undangan.
mengembangkan pelayanan.
perundang - undangan.
kesehatan.
h. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit
2009).
1. Pelayanan jasa yaitu : rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat
oleh pasien, dimana unit rawat inap merupakan salah satu ravenew
fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien
pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan rumah bersalin yang oleh
rumah sakit.
pasien pulang.
Dari ketiga aspek ini dapat diartikan sebagai berikut :
rumah sakit.
rumah sakit.
Mutu atau kualitas menurut Goetsh dan Davis (1994) dalam Irine Diana
Sari (2010: 53) adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.
proses. Pelanggan meliputi pasien, keluarga dan lainnya yang datang untuk
sakit atau puskesmas secara wajar, effisien dan efektif serta diberikan secara
aman dan memuaskan secara normal, etika, hukum dan sosial budaya dengan
1. Nyaman dipergunakan.
2. Memuaskan pelanggan.
5. Murah .
Mengacu pada tingkatan baik tidaknya atau berharga tidaknya sesuatu.
Oleh karna itu, kata mutu pelayanan juga mengacu pada tingkatan baik
mudah untuk disepakati, karna setiap jenis pelayanan memiliki ciri khas
sebagai berikut:
memadai
1. Reliabilitas (reliability)
pelanggan.
3. Jaminan (assurance)
dapat di percaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan
keragu-raguan.
4. Empati (empathy)
kesehatan.
kesehatan.
masyarakat.
2. Pelayanan kedokteran
2009:140).
yang baik.
kesehatan yang mahal dan karena itu hanya mungkin dinikmati oleh
baik.
lain.
2. Nilai masyarakat
pelayanan kesehatan.
5. Politik
manusia (tenaga pelaksana), sarana dan alat yang tersedia, serta dana
keluaran yang ada, sehingga perlu ada indikator (tolak ukur) tentang
(Mubarak,2009: 134).
1. Input
mengatakan bahwa jika struktur input tertata dengan baik, akan lebih
pelaksanaan.
2. Proses
Dalam hal ini juga dianut asumsi bahwa semakin patuh tenaga
proses pelayanan di rumah sakit dapat diukur dari tiga aspek, yaitu:
a. Sesuai tidaknya proses itu bagi pasien.
b. Efektivitas prosesnya.
3. Outcome
3) Kematian pascabedah.
sakit, meliputi:
4) BOR.
3) Surat kaleng.
a) Contact rate.
b) Hospitalization rate.
pasien, adalah:
mutu rumah sakit. Dalam hal ini, gugus kendali mutu dapat ditugaskan
kepada komite medik rumah sakit karena mereka adalah staf fungsional
yang dimiliki, serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran
Azwar, 1995).
dimaksudkan adalah:
pelayanan kesehatan.
gugatan hukum.
jasa (Irawan,2003).
pendaat mereka.
kesehatan lain agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya
wawancara langsung.
RI Tahunn 2005:31).
4. Janji promosi dari rumah sakit, Nilai atau norma industri kesehatan
5. Cost terlalu tinggi, karan jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang
perusahaan.
5. Pelanggan makin kritis dalam memilih produk.
(2009), adalah orang yang tidak tergantung kita tetapi kita yang
sakit lain.
persepsi pelanggan.
Faktor yang menentukan bentuk dan jenis pelayanan kesehatan:
1. Pengorganisasian pelayanan
suatu organisasi.
2. Harga
3. Emosional
4. Kinerja
5. Estetika
6. Karakteristik produk
keperawatan.
8. Lokasi
pasien.
9. Fasilitas
tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat
keluhan pasien.
11.Suasana
hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain
12.Desain visual
desain jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi ikut
2. Service Quality
Skala 1adalah tidak puas dan skala 5 adalah puas. Nilai rerata skala
3. Emotional factor
pesaingnya.
4. Price
Harga dari produk, jasa yang di ukur dari value (nilai) manfaat
good or service).
5. Cost of aquaring
(Nursalam, 2016).
pelayanan.
atau 10. Analisis hasil dengan skala dapat ditentukan atas nilai rereta
skala positif, bila skala negatif diambil lebih dari nilai reratanya).
melalui langkah awal pertama, yaitu tentukan skala standar. Skala ini
3. Metode berpasangan
pilihan antara kedua objek pada satu waktu yang bersamaan. Misalnya:
(Nursalam, 2016).
BAB III
Rancangan penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian yang
berperan sebagai panduan yang akan menuntun peneliti dalam seluruh proses
penelitian. Rancangan penelitian merupakan penelitian yang disusun sesuai dengan
penelitian yang dilaksanakan sehingga peneliti dapat menemukan jawaban atas
pertanyaan peneliti (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
Kerangka konsep merupakan hubungan konsep-konsep yang diamati atau diukur
melalui penelitian yang disusun berdasarkan tinjauan teori. Kerangka ini memberikan
gambaran hubungan antara variabel yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmodjo,
2010)
Variabel merupakan karakteristik yang berubah dari satu subyek ke subyek yang
lainnya (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
Variabel Bebas adalah variabel yang menjadi masalah timbulnya atau berubahnya
variabel terikat (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah mutu pelayanan kesehatan
Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kepuasan pasien.
Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel
dependen yang tertulis sebagai berikut :
Keterangan:
:diteliti
: tidak diteliti
pasien merasakan hasil dari kualitas pelayanan yang diterima sesuai dengan
Definisi operasional adalah definisi yang jelas dari konsep dan variabel yang
digunakan yang mengacu pada pustaka yang ada sehingga memungkinkan untuk terjadi
keracunan dalam pengukuran variabel, analisa data, serta simpulan dapat dihindarkan.
Definisi opersaional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Sangat Baik
=4
• Baik = 3
• Kurang Baik
=2
• Sangat
Kurang Baik
=1
• Sangat Puas
=4
• Puas = 3
• Tidak Puas =
2
• Sangat Tidak
Puas = 1
3.3 Hipotesis Penelitian
adalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi dari sebuah
H1: Ada hubungan antara mutu pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat
inap ruang Pagar Dewa kelas I,II dan III di Rumah Sakit Pertamina
Prabumulih.
BAB 4
METODE PENELITIAN
dimana fenomena yang diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data
(Polit and Beck, 2003). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah mutu
4.2.1 Populasi
rawat inap kelas I II III dalam penelitian 146 pasien pada triwulan 4
jumlah sampel.
4.2.2 Sampel
and Scott, 2005). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
pasien yang sedang menjalani rawat inap di ruang rawat inap Pagar
𝑁
n=
keterangan:
N = besar populasi
n = besar sempel
Sujarweni, 2014).
49
𝑛 =
1 + 49 (0,05)2
49
=
1.1225
= 44
(Sujarweni, 2014).
sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : inklusi dan eksklusi
(Nursalam, 2008).
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria ekslusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karna berbagai sebab, antara lain.
Populasi
Semua pasien rawat inap kelas I II III di Ruang pagar dewa
Rumah Sakit pertamina prabumulih berjumlah 49 orang.
Sampel
Pasien di instalasi rawat inap kelas I II III berjumlah 44
orang
Teknik Sampling
Purposive sampling
Desain Penelitian
Cross Sectional
Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry data, Cleaning, Tabulating dan
analisis statistik
Analisa Data
Uji Chi Square
Pelaporan
4.6 Instrumen Penelitian
melalui formulir yang berisi pertanyaan atau kuesioner dan diajukan secara
pertanyaan yang ada dijawab dan diisi langsung oleh responden (Bustami, 2011).
Angket terturup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya sengan cara memberikan tanda silang (x) acat tanda
checklist (√). Variabel bebas (X) penelitian ini adalah mutu pelayanan sedangkan
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelomok tentang kejadian
b. Tidak baik =2
c. Kurang baik =3
d. Baik =4
e. Sangat baik =5
2. Untuk kuesioner kepuasan pasien
b. Tidak puas =2
c. Kurang puas =3
d. Puas =4
e. Sangat puas =5
Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh.
Sumber data adalah dari mana data berasal. Sumber data dapat terdiri dari
Data primer adalah data yang didapat langsung dari pihak pertama
(Bustami, 2011). Data primer adalah data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, kelompok fokus dan panel atau juga data hasil
primer ini harus diolah lagi. Sumber data yang langsung menberikan data
(Bustami, 2011). Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan,
Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data (V. Wiratna
Sujarweni, 2014).
yaitu kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka
computer.
dapat disajikan dan dianalisis dengan baik. Semua data yang akan diproses
5. Tabulating
6. Analisis statistik
skala data nominal. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini di analisis
sebagai berikut :
kuesioner yang telah diisi oleh responden harus dilakukan uji validitas
dipertanggung jawabkan.
4.10.1.1Validitas
valid jika rhitung> rtabel. Dapat dilihat dari Corrected Item Total
rtabel= 0,312.
rtabel = 0,312.
4.10.2 Reliabilitas
dilihat pada nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai Cronbach’s Alpa >
adalah reliable.
terhadap kepuasan pasien rawat inap ruang pagar dewa kelas I II III Rs
dari nilai signifikan dan seberapa besar hubungannya dapat dilihat dari
nilai r (Sujarweni,2015:134).
72
a. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, tidak ada hubungan mutu
b. Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak, ada hubungan mutu pelayanan
Korelasi Keeratan
0,00 – 0,20 Sangat lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41 – 0,70 Kuat
0,71 - 0,90 Sangat kuat
0,91 – 0,99 Kuat sekali
1 Sempurna
teguh pada etika penelitian. Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah
penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang (Milton, 1999 dalam Bondan
Palestin), yakni:
kapan saja.
and confidentiality)
untuk tidak memberikan apa yang diketahui kepada orang lain. Oleh sebab
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress
2012).
Daftar Pustaka
Bustami. (2011). Penjaaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Irfan SM., Aamir I, Farooq MM. (2012). “Patient Satisfaction and Service Quality
of Public Hospital in Pakistan : An Empirical Assessment”. MiddleEast
Journal of Scientific Research 12 (6) : 870-877. Diakses 08 Juli 2019
https://www.idosi.org/mejsr/mej sr12(6)12/17.pdf